BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Pengelolaan Pembelajaran Pokok Bahasan Gaya dengan Menggunakan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan interactive conceptual instruction pada kelas sampel. Peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai
langkah-langkah pendekatan interactive
conceptual instruction. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 10 hari, yaitu tanggal 8 April 2013 hingga 17 April 2013. Pembelajaran dilakukan sebanyak 3 pertemuan, yaitu setiap hari Senin dan Rabu. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 April 2013 dengan subpokok bahasan Gaya dan percepatan, pertemuan II pada hari Rabu tanggal 10 April 2013 dengan subpokok bahasan Gaya gesekan, massa dan berat, dan pertemuan III pada hari Senin tanggal 15 April 2013 dengan subpokok bahasan Hukum Newton. Pembelajaran dilaksanakan di ruang laboratorium fisika MTsN-2 Palangka Raya. Siswa dibagi menjadi 6 (enam) kelompok, tiap kelompok melaksanakan kegiatan percobaan dengan menggunakan alat yang telah disediakan peneliti yaitu satu set alat percobaan mengukur besar gaya, gaya gesek, massa dan berat dan juga Hukum Newton dengan panduan lembar kerja peserta didik (LKPD) dan bimbingan guru.
49
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan interactive conceptual instruction pada pokok bahasan Gaya diperoleh dari lembar pengamatan yang dinilai oleh dua orang pengamat yaitu Dosen STAIN Palangka Raya dan Guru fisika di MTsN 2 Palangka Raya untuk setiap pertemuan (RPP). Pengamat memberikan tanda cek list (√) pada kolom skor penilaian yang telah disiapkan bisa dilihat dilampiran. Tabel. 4.1 Persentase Pengelolaan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction RPP I 100
RPP II 100
RPP III 100
Rerata
2. Membuka Pelajaran dengan mengucap “Basmallah” 3. Guru memberikan Memotivasi
87,5
100
100
95,83
87,5
75
87,5
83,3
4. Meminta siswa membuat atribut positif dan negatif dari suatu konsep 5. Meminta siswa membuat definisi dari konsep berdasarkan atribut 6. Mengarahkan siswa kemateri yang akan dipelajari 7. Menyampaikan TPK
75
87,5
100
87,5
87,5
75
87,5
83,3
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
8. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok 9. Membagikan LKPD
87,5
87,5
100
91,7
75
75
87,5
79,2
10. Membimbing siswa dalam melakukan percobaan 11. Mengawasi siswa dalam melakukan percobaan
87,5
87,5
87,5
87,5
75
87,5
87,5
83,3
Aspek yang diamati 1. Mengucapkan salam pembuka
100
50
12. Meminta salah satu kelompok mempersentasikan hasil percobaan 13. Memeriksa pemahaman siswa
87,5
100
87,5
91,7
87,5
87,5
87,5
87,5
14. Membimbing siswa kesimpulan 15. Memberikan evaluasi
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
87,5
100
100
100
100
100
100
100
100
16. Memberikan selamat kelompok terbaik 17. Menutup pelajaran 18. Mengucap salam penutup
membuat
kepada
Pada tabel 4.1 menunjukkan rata-rata persentase pengelolaan guru dalam menyampaikan salam dan membuka palajaran sebesar 100%, pengelolaan guru dalam memberi motivasi pada siswa sebesar 83,5%, pengelolaan guru dalam meminta siswa membuat atribut positif dan negatif dari suatu konsep sebesar 87,5 %, pengelolaan guru dalam meminta siswa membuat definisi dari konsep berdasarkan atribut sebesar 83,3%, pengelolaan guru dalam mengarahkan siswa kemateri yang akan dipelajari sebesar 87,5%, pengelolaan dalam menyampaikan TPK sebesar 87,5%, pengelolaan guru dalam mengorganisasikan siswa kedalam kelompok sebesar 91,7%, pengelolaan guru dalam membagikan LKPD sebesar 79,2%, pengelolaan guru dalam membimbing siswa dalam melakukan percobaan sebesar 87,5%, pengelolaan guru pada saat mengawasi siswa dalam melakukan percobaan sebesar 83,3%, pengelolaan guru dalam meminta salah satu kelompok mempersentasikan hasil percobaan sebesar 91,7%, pengelolaan memeriksa
51
pemahaman siswa sebesar 87,5%, pengelolaan guru membimbing siswa membuat kesimpulan sebesar 87,5%, pengelolaan guru dalam memberikan evaluasi sebesar 87,5%, pengelolaan guru pada saat memberikan selamat kepada kelompok terbaik sebesar 87,5%, pengelolaan guru pada saat menutup pembelajaran sebesar 100%, pengelolaan guru pada saat mengucap salam penutup sebesar 100%. Skor rata-rata pengelolaan pembelajaran untuk setiap kegiatan pada setiap RPP dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel. 4.2 Skor Pengelolaan Pembelajaran Tiap RPP No
Skor Pengelolaan Pembelajaran
1 RPP 1 2 RPP 2 3 RPP 3 Skor Rata-rata Kategori
Aspek yang diobservasi Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
3,43 3,50 3,57 3,48 Baik
3,25 3,37 3,5 3,37 Baik
3,64 3,71 3,64 3,66 Baik
Skor Ratarata 3,44 3,53 3,57 3,51 -
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengelolaan pembelajaran menggunakan pendekatan Interactive Conceptual Instruction untuk kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup termasuk dalam kategori baik. 2. Aktivitas Siswa saat Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gaya dengan menggunakan pendekatan Interactive Conceptual Instruction Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung diamati oleh tiga orang pengamat yaitu mahasiswa dari STAIN Palangka Raya. Ketiga
52
pengamat ini telah mengamati aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan Intaractive Conceptual Instruction untuk tiga kali pertemuan. Ketiga pengamat memberikan tanda cek list (√) pada lembar pengamatan sesuai dengan kriteria penilaian yang ditetapkan. Kriteria penilaian dengan skala 1- 4 dengan skor 1 menyatakan aktifitas siswa kurang baik, skor 2 menyatakan aktivitas siswa cukup baik, skor 3 menyatakan akktifitas siswa baik dan skor 4 menyatakan aktivitas siswa sangat baik. Hasil aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Intaractive Conceptual Instruction dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction Skor Tiap Aspek RPP II ∑ %
Aspek yang Diamati
∑
1
144
4
100
144
4
100
144
4
100
2
139
3,9
96,53
140
3,9
97,22
141
3,9
97,92
3
124
3,4
86,11
126
3,5
87,50
130
3,6
90,28
4
127
3,5
88,19
127
3,5
88,19
129
3,6
89,58
5
126
3,5
87,50
127
3,5
88,19
130
3,6
90,28
6
128
3,6
88,89
130
3,6
90,28
130
3,6
90,28
7
125
3,5
86,81
126
3,5
87,50
128
3,6
88,89
8
125
3,5
86,81
127
3,5
88,19
127
3,5
88,19
9
133
3,7
92,36
134
3,7
93,06
134
3,7
93,06
RPP I %
RPP III %
∑
53
10
126
3,5
87,50
127
3,5
88,19
127
3,5
88,19
11
130
3,6
90,28
130
3,6
90,28
132
3,7
91,67
12
131
3,6
90,97
133
3,7
92,36
133
3,7
92,36
13
122
3,4
84,72
124
3,4
86,11
124
3,4
14
130
3,6
90,28
131
3,6
90,97
131
15
127
3,5
88,19
128
3,6
88,89
128
3,6 3,6
86,11 90,97
1901 Sumber: Hasil penelitian, 2013.
1922
Jumlah
88,89
1941
Keterangan Aspek yang Diamati : 1.
Siswa menjawab salam pembuka
2.
Siswa mengawali pembelajaran dengan mengucap “Basmallah”.
3.
Siswa termotivasi dengan semangat mengikuti pelajaran
4.
Siswa menyebutkan atribut positif dan negarif dari konsep gaya
5.
Siswa membuat definisi konsep gaya dari atribut yang ditemukan
6.
Siswa terorganisasi dalam kelompok
7.
Siswa menerima LKPD
8.
Siswa dibimbing oleh guru dalam melakukan percobaan
9.
Siswa berdiskusi kelompok
10. Siswa mempersentasikan hasil percobaan 11. Siswa membuat kesimpulan 12. Siswa mengerjakan evaluasi 13. Siswa mendapat selamat dan penghargaan atas kelompok yang baik 14. Siswa menutup pelajaran dengan mengucap “hamdallah”
54
15. Siswa menjawab salam penutup Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah skor seluruh aspek aktivitas siswa pada RPP I sebesar 1.901, RPP II sebesar 1.922, dan RPP III sebesar 1.941. Nilai persentase aktivitas siswa saat menjawab salam pembuka dari guru pada RPP I sebesar 100%, RPP II sebesar 100%, dan RPP III sebesar 100%. Nilai persentase aktivitas siswa saat membuka pelajaran pada RPP I sebesar 96,53 %, RPP II sebesar 97,22%, dan RPP III sebesar 97,92%. Nilai persentase aktivitas siswa saat menanggapi motivasi yang disampaikan guru pada RPP I sebesar 86,11%, RPP II sebesar 87,50%, dan RPP III sebesar 90,28%. Nilai persentase aktivitas siswa saat menyebutkan atribut positif dan negative pada RPP I sebesar 88,19%, RPP II sebesar 88,19%, dan RPP III sebesar 89,58%. Nilai persentase aktivitas siswa saat membuat definisi konsep pada RPP I sebesar 87,50%, RPP II sebesar 88,19%, dan RPP III sebesar 90,28%. Nilai persentase aktivitas siswa saat mengikuti instruksi guru dalam membentuk kelompok pada RPP I sebesar 88,89%, RPP II sebesar 90,28%, dan RPP III sebesar 90,28%. Nilai persentase aktivitas siswa saat menerima LKPD pada RPP I sebesar 86,81%, RPP II sebesar 87,50%, dan RPP III sebesar 88,89%. Nilai persentase aktivitas siswa saat melakukan percobaan pada RPP I sebesar 86,81%, RPP II sebesar 88,19%, dan RPP III sebesar 88,19%. Nilai persentase aktivitas siswa saat melakukan diskusi kelompok pada RPP I sebesar 92,36%, RPP II sebesar 93,06%, dan RPP III sebesar 93,06%. Nilai persentase aktivitas siswa saat mempersentasi data hasil percobaan di depan kelas dan menjawab 55
tanggapan dari kelompok lain pada RPP I sebesar 87,50%, RPP II sebesar 88,19%, dan RPP III sebesar 88,19%. Nilai persentase aktivitas siswa saat membuat kesimpulan hasil penemuan pada RPP I sebesar 90,28%, RPP II sebesar 90,28%, dan RPP III sebesar 91,67%. Nilai persentase aktivitas siswa saat mengerjakan soal evaluasi pada RPP I sebesar 90,97%, RPP II sebesar 92,36%, dan RPP III sebesar 92,36%. Nilai persentase aktivitas siswa saat mendapat selamat dan penghargaan atas kelompok yang baik pada RPP I sebesar84,72%, RPP II sebesar 86,11%, dan RPP III sebesar 86,11%. Nilai persentase aktivitas siswa saat menutup pelajaran pada RPP I sebesar 90,28%, RPP II sebesar 90,97% dan RPP III sebesar 90,97%. Nilai persentase aktivitas siswa saat menjawab salam penutup pada RPP I sebesar 88,19%, RPP II sebesar 88,89%, dan RPP III sebesar 88,89%. 3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Gaya setelah diterapkan Pendekatan Interactive Conceptual Instuction Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh ketuntasan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif setelah diterapkan pendekatan Interactive Conceptual Instuction pada pokok bahasan Gaya. Tes Hasil Belajar dianalisis menggunakan ketuntasan individu dan ketuntasan TPK terhadap indikator yang ingin dicapai. Pedoman penentuan tingkat ketuntasan individu mengacu pada standar ketuntasan dari MTsN 2 Palangka Raya yang
56
menggunakan standar ketuntasan sebesar ≥ 65%.70 Batas ketuntasan TPK yang sudah ditetapkan oleh sekolah di MTsN 2 Palangka Raya sebesar 65%. a. Ketuntasan Individu Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 28 soal yang sudah diuji keabsahannya. Hasil analisis data tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 70
Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar Individu Siswa Persentase Skor C1 C2 C3 Keterangan (%) 22 78,6 8 7 7 Tuntas Tuntas 19 67,9 7 4 8 21 75,0 8 6 7 Tuntas Tuntas 24 85,7 8 8 8 20 71,4 7 7 6 Tuntas Tidak Tuntas 16 57,1 4 3 9 Tuntas 22 78,6 9 5 8 20 71,4 9 4 7 Tuntas Tuntas 20 71,4 7 4 9 24 85,7 8 7 9 Tuntas Tuntas 22 78,6 10 5 7 Tidak Tuntas 17 60,7 6 6 5 22 78,6 10 4 8 Tuntas Tidak Tuntas 16 57,1 5 3 8 21 75,0 8 6 7 Tuntas Tuntas 20 71,4 9 4 7 16 57,1 5 5 6 Tidak Tuntas Tuntas 23 82,1 8 7 8 Tuntas 19 67,9 6 7 6 16 57,1 5 4 7 Tidak Tuntas Tuntas 24 85,7 10 5 9 20 71,4 7 5 8 Tuntas Tuntas 20 71,4 8 4 8 15 53,6 5 3 7 Tidak Tuntas
Guru mata pelajaran fisika MTsN 2 Palangkaraya.
57
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
21 13 21 20 22 22 18 19 24 21 20 21
75,0 46,4 75,0 71,4 78,6 78,6 64,3 67,9 85,7 75,0 71,4 75,0
9 4 9 6 7 8 6 8 9 7 8 7
5 2 5 5 6 7 4 4 6 5 5 7
7 7 7 9 9 7 8 7 9 9 7 7
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 28 orang siswa memenuhi kriteria ketuntasan belajar setelah mengikuti tes hasil belajar, dan terdapat 8 orang siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan belajar. Siswa yang belum tuntas yaitu siswa bernomor 6 dengan nilai 57,1, 12 dengan nilai 60,7 dan siswa bernomor 14 dengan nilai 57,1, 17 dengan nilai 57,1, 20 dengan nilai 57,1, 24 dengan nilai 53,6, 26 dengan nilai 46,4 dan siswa bernomor 31 dengan nilai 64,3. b. Ketuntasan TPK Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) dikatakan tuntas bila siswa yang mencapai TPK tersebut ≥ 65%. Apabila dalam 1 TPK terdapat soal lebih dari 1 soal maka nilai tersebut harus dicari nilai rata-rata terlebih dahulu baru dipersentasekan. Hasil analisis data ketuntasan TPK dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
58
Tabel 4.5 Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) TPK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16
17 18 19
20
Menyebutkan pengertian gaya Menyebutkan pengaruh gaya pada benda Menyebutkan satuan gaya Menyebutkan alat ukur gaya Menghitung besar gaya suatu benda Menggambar/ melukiskan dua gaya atau lebih Menghitung resultan gaya Menyebutkan pengertian keseimbangan gaya Menjelaskan resultan gaya pada satu titik yang bergaris Menggunakan persamaan penjumlahan gaya untuk menyelesaikan soal-soal Menyebutkan definisi dari gaya gesek Membedakan gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis Menjelaskan pengaruh gaya gesek pada benda Menyebutkan keuntungan dari gaya gesek Menyebutkan kerugian dari gaya gesek Menjelaskan bagaimana mengatasi gaya gesekan yang merugikan Menghitung besar berat suatu benda Menghitung besar massa suatu benda Menggunakan hukum I newton dalam pemecahan masalah sehari-hari Menyebutkan pengertian hukum II
No Soal
Aspek
1
C1 C1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jumlah skor per soal 25
Ketercapaian TPK (%)
Kategori
69,4
T
25
69,4
T
C1 C1 C3 C3 C2
32 36 23 25
88,9 100
T T
66,6
T
16
44,4
TT
C3 C1
25
69,4
22
61,1
T TT
19
52,8
T
29
80,5
T
28
77,8
T
21
58,3
TT
66,7
T
51,4
TT
30
83,3
T
35
97,2
T
20
55,5
TT
24
66,7
T
C2 C3 C3 C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2
23 25 19 18
C2 20 21
C3
22 23
C3 C3
28 23
70,8
T
24
C3
36
100
T
24
66,7
25
C1
T
59
21
22 23
Newton Menggunakan hukum II newton dalam pemecahan masalah sehari-hari Menyebutkan pengertian hukum III newton Menggunakan hukum III newton dalam pemecahan masalah sehari-hari
26 27 28
C3
C1 C2
31
86,1
T
32
88,9
T
27
75
T
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 23 TPK yang dirumuskan terdapat 18 TPK yang tuntas dan 5 TPK yang tidak tuntas. TPK yang tuntas terdiri dari 7 TPK aspek pengetahuan (C1), 4 TPK aspek pemahaman (C2), dan 7 TPK aspek penerapan (C3). TPK yang tidak tuntas terdiri dari 2 TPK aspek pengetahuan (C1) dan 3 TPK aspek penerapan (C2). B. Pembahasan 1. Pengelolaan Pembelajaran Pokok Bahasan Gaya dengan Menggunakan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction Berdasarkan tabel 4.1, persentase pengelolaan pembelajaran tiap RPP kategori 1-7 pada kegiatan awal dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:
60
(%) 100 100 90 80 70
87.5 87.5 87.5 75 87.5 87.5
100 100 87.5 87.5 75 75 87.5
100 100 100 87.5 87.5 87.5 87.5
100 95.83 87.5 83.383.3 87.5 87.5
60 50 40 30 20 10 RPP
0 RPP 1
RPP 2
RPP 3
Rata-rata
Kategori yang diamati Guru menyampaikan salam pembuka Guru membuka pelajaran Guru memotivasi Guru meminta siswa membuat atribut positif dan negatif dari contoh konsep Guru meminta siswa membuat definisi konsep Guru mengarahkan siswa kemateri yang akan dipelajari
Gambar 4.1 Diagram Pengelolaan Pembelajaran pada Kegiatan Awal Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kegiatan awal yang meliputi guru mengucapkan salam pembuka dan membuka memperoleh nilai sama yaitu sebesar 100% dengan skor rata-rata 4 yang diberikan oleh 2 pengamat pada RPP 1, RPP 2 dan RPP 3. Hal ini terjadi karena salam pembuka sudah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk mengawali pembelajaran. Guru memotivasi siswa pada pertemuan pertama memperoleh nilai 87,5%. Hal ini disebabkan pada saat memotivasi siswa, guru tidak melibatkan semua siswa sehingga hanya sebagian siswa yang terarah ke materi dan
61
semangat untuk belajar. Pada pertemuan kedua menurun menjadi 75% karena pada saat pertemuan kedua siswa sudah mulai aktif sehingga guru tidak terlalu banyak terlibat ketika memberikan motivasi. Pada pertemuan ketiga meningkat menjadi 87,5% sebab materi yang dipelajari lebih sulit sehingga siswa kesulitan dalam memahami motivasi yang diberikan guru sehingga guru lebih banyak terlibat pada saat memberikan motivasi kepada siswa. Guru meminta siswa menyebutkan atribut positif dan negatif dari konsep yang diberikan pada pertemuan pertama memperoleh nilai 75% Hal ini disebabkan karena pada pertemuan pertama materi yang dipelajari tentang gaya selain materi gaya termasuk materi yang mudah juga banyak ditemukan contohnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak terlalu kesulitan pada saat menyebutkan atribut positif dan negatif dalam konsep gaya sehingga guru tidak terlibat banyak pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua meningkat menjadi 87,5% hal ini disebabkan pada pertemuan kedua materi yang dipelajari tentang gaya gesek selain materinya agak sulit siswa juga kesulitan dalam membuat atribut positif dan negatif dari konsep gaya gesekan sehingga guru harus terlibat banyak pada pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga menjadi 100% Hal ini disebabkan materi hukum newton menurut siswa lebih sulit dari materi gaya sehingga guru harus mendemonstrasikan suatu kegiatan dulu kemudian menjelaskan bagaimana mendapatkan atribut positif dan negatif dari suatu konsep sehingga guru lebih banyak terlibat .
62
Guru meminta siswa membuat definisi konsep dari atribut yang ada pada pertemuan pertama memperoleh nilai 87,5%. Hal ini disebabkan karena sebelumnya siswa tidak pernah membuat definisi sendiri sehingga guru harus menjelaskan kembali bagaimana membuat definisi konsep berdasarkan atribut. Pada pertemuan kedua menurun menjadi 75% hal ini disebabkan karena siswa pada pertemuan pertama sudah diajarkan bagaimana membuat definisi konsep berdasarkan atribut sehingga guru tidak terlalu kesulitan menjelaskan kepada siswa dalam membuat definisi konsep dan juga pada pertemuan kedua konsep yang dipelajari merupakan konsep lanjutan dari pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga meningkat lagi menjadi 87,5% hal ini disebabkan karena siswa menganggap materi hukum newton itu sulit dan juga banyak konsepkonsep baru yang harus disampaikan sehingga siswa kesulitan dalam membuat definisi konsep karena sebelumnya siswa juga kesulitan dalam menyebutkan atribut positif dan negatif dari hukum newton dan juga siswa tidak pernah diajarkan dengan menggunakan pendekatan seperti yang peneliti gunakan guru hanya mengajar menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak begitu aktif pada saat PBM. Guru mengarahkan siswa kemateri yang akan dipelajari pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga memperoleh nilai sama yaitu 87,5% dengan Hal ini disebabkan kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dikerjakan oleh guru.
63
Guru menyampaikan TPK memperoleh nilai yang sama pada 3 pertemuan yaitu sebesar 87,5% yang diberikan pengamat. Hal ini disebabkan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran tidak secara runtut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Berdasarkan tabel 4.1, persentase pengelolaan pembelajaran tiap RPP kategori 8-12 pada kegiatan inti dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:
(%)
10087.5
100 80 60
75
75 87.5 87.5
87.5 75
87.5 87.5
87.5
87.5
83.3 79.2 91.7 87.5
40 20 RPP
0 RPP 1
RPP 2 RPP 3 Kategori yang diamati
Rata-rata
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok Membagikan LKPD Membimbing siswa dalam melakukan percobaan Mengawasi siswa dalam melakukan percobaan
Gambar 4.2 Diagram Pengelolaan Pembelajaran pada Kegiatan Inti Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok pada pertemuan pertama dan kedua diperoleh nilai yang sama besar yaitu 87,5% Hal ini disebabkan pada pertemuan pertama ada 3 siswa yang tidak hadir sehingga guru harus merubah jumlah anggota kelompok kemudian pada pertemuan kedua 64
siswa yang tidak hadir kesulitan menemukan kelompoknya sehingga guru harus mengembalikan anggota kelompok seperti semula. Pada pertemuan ketiga meningkat menjadi 100% hal ini disebabkan kebanyakan siswa asyik dengan pekerjaan sendiri sehingga ketika guru mengorganisasikan kedalam kelompok ada sebagian besar siswa yang tetap diam dan tidak berkumpul dengan kelompoknya dan juga ada sebagian siswa yang belum masuk kelas dan juga sebagian siswa lupa nama-nama anggota kelompok sehingga mereka harus bertanya lagi kepada guru. Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok pada pertemuan pertama dan kedua memperoleh nilai 75% Hal ini disebabkan pada pertemuan pertama dan kedua ketika guru membagikan LKPD siswa terlihat aktif sehingga LKPD bisa dibagikan dengan cepat. Pada pertemuan ketiga meningkat menjadi 87,5% hal ini disebabkan pada pertemuan ketiga siswa banyak yang tidak memperhatikan perintah guru dan sebagian besar siswa asyik dengan tugas yang lain sehingga guru harus membagikan LKPD seperangkat alat percobaan kemasing-masing kelompok sehingga cukup memakan waktu. Guru membimbing siswa melakukan percobaan pada pertemuan pertama sebesar 87,5% hal ini disebabkan karena sebelumnya siswa tidak pernah melakukan percobaan sehingga guru harus membimbing siswa bagaimana menggunakan neraca pegas dan juga cara membacanya. Pada pertemuan kedua dan ketiga siswa sudah mulai aktif dan juga sudah bisa menggunakan neraca pegas tetapi yang jadi kendala adalah materi yang mereka 65
anggap susah sehingga guru harus memberi bimbingan kepada setiap kelompok dalam mengerjakan LKPD dan menyesuaikan dengan materi yang dipelajari. Guru mengawasi siswa saat melakukan percobaan pada pertemuan pertama memperoleh nilai75% Hal ini disebabkan letak meja kelompok yang tidak teratur membuat guru agak kesulitan dalam mengawasi kegiatan siswa. Pada pertemuan kedua dan ketiga meningkat menjadi 87,5% hal ini disebabkan meja kelompok sudah diatur sedemikian rupa sehingga guru bisa mengawas siswa melakukan percobaan dengan baik. Aktivitas guru selama pembelajaran telah memenuhi peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan informator. Aktivitas guru yang paling dominan adalah membimbing siswa dalam melakukan eksperimen, hal ini dilakukan guru untuk mendukung keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan eksperimen. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan eksperimen guna memperoleh data yang valid. Peran guru tersebut sesuai dengan salah satu syarat mengajar secara efektif yang diungkapkan Suryo Subroto, yaitu memberikan kebebasan kepada siswa untuk dapat menyelidiki, mengamati sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri.71 Guru mengawasi pekerjaan siswa, bila perlu memberikan saran yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. 72
71 72
Suryo Subroto, PBM di Sekolah, h.15 Roestiyah, SBM, h.82
66
Aktivias guru yang dominan berikutnya adalah membimbing siswa dalam mengolah data dan mempresentasekan hasil eksperimen. Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengolah data agar hasilnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Peran tersebut sesuai dengan prosedur pelaksanaan kegiatan eksperimen yang diungkapkan oleh Roestiyah bahwa guru mengumpulkan hasil penelitian siswa dan mendiskusikannya.73 Waktu untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan informasi/menjelaskan materi lebih sedikit, hal ini dilakukan guru agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan tabel 4.1, persentase pengelolaan pembelajaran tiap RPP kategori 13-17 pada kegiatan penutup dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:
73
Ibid.
67
(%)
100
100
100
100
100 98
100 100
100
100
100
96 94 91.7
92 90 88 86 84
87.5 87.5
87.5 87.5 87.5
82
87.5 87.5 87.5
87.5 87.5 87.5 87.5 87.5
87.5 87.5 87.5 87.5
87.5 RPP
80 RPP 1
RPP 2
RPP 3
Rata-rata
Kategori yang diamati meminta siswa mempersentasikan hasil percobaan Memeriksa pemahaman siswa Membimbing siswa membuat kesimpulan Memberikan evaluasi2 Memberikan selamat kepada kelompok terbaik Menutup pelajaran Mengucap salam penutup
Gambar 4.3 Diagram Pengelolaan Pembelajaran pada Kegiatan Penutup Guru meminta siswa mempersentasikan hasil percobaan pada pertemuan pertama memperoleh nilai 87,5% hal ini disebabkan percobaan pada pertemuan pertama tidak terlalu banyak sehingga guru tidak banyak membimbing siswa ketika mempersentasikan hasil percobaan. Pada percobaan kedua meningkat menjadi 100% hal ini disebabkan materi pada pertemuan kedua lebih rumit sehingga guru lebih banyak memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka mengerti dengan konsep yang mereka temukan. Pada pertemuan ketiga menurun menjadi 87,5% dengan skor rata-rata 3,5 hal ini disebabkan waktu 68
yang
sedikit
sehingga
peneliti
mempersingkat
waktu
untuk
siswa
mempersentasikan hasil percobaan. Guru memeriksa pemahaman siswa pada pertemuan pertama sampai ketiga memperoleh nilai yang sama besar yaitu 87,5% hal ini disebabkan pada saat guru memberikan umpan balik kepada siswa sebagian besar siswa belum siap dan tidak mengetahui jawaban yang tepat selain itu materi pada pertemuan pertama lebih mudah tetapi siswanya belum aktif untuk pertemuan kedua dan ketiga siswa sudah mulai aktif tetapi materi untuk pertemuan kedua dan ketiga lebih rumit dari pertemuan pertama. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pada pertemuan pertama sampai terakhir memperoleh nilai yang sama besar yaitu sebesar 87,5% hal ini disebabkan pada pertemuan pertama dan kedua materi yang disampaikan sedikit tetpi siswa masih belum aktif dan pada pertemuan ketiga siswa sudah aktif tetapi materi yang dipelajari lebih banyak dari pertemuan pertama dan kedua sehingga pada saat membuat kesimpulan lebih banyak guru yang membuat kesimpulan dari pada siswa Guru memberikan soal evaluasi pada pertemuan pertama sampai ketiga memperoleh nilai yang sama besar yaitu 87,5% hal ini disebabkan pada saat pembelajaran berlangsung guru tidak memberikan contoh penerapan rumus dalam soal sehingga siswa kesulitan dalam mengerjakan soal evaluasi dan kebanyakan siswa belum bisa membolak balikan rumus sehingga harus bertanya kepada guru. 69
Pada kategori guru memberikan selamat pada kelompok terbaik dari pertemuan pertama sampai ketiga memperoleh nilai yang sama besar yaitu 87,5% hal ini disebabkan pada kategori ini seharusnya guru menunjuk kelompok terbaik tetapi selama tiga pertemuan guru hanya memberikan pujian untuk seluruh siswa tidak untuk satu kelompok. Kategori menutup pelajaran dan mengucap salam penutup pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga memperoleh nilai 100% dengan skor rata-rata 4 hal ini disebabkan kegiatan ini rutin dilakukan oleh guru ketika akan menutup pelajaran. Berdasarkan tabel 4.4 skor rata-rata keterlaksanaan pengelolaan
Skor Keterlaksanaan RPP
pembelajaran pada tiap RPP disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:
3.58
3.6 3.55 3.55 3.5 3.5 3.45 RPP 1
RPP 2
RPP 3
Gambar 4.4 Keterlaksanaan RPP 1, RPP 2, dan RPP 3 dalam Pembelajaran Berdasarkan gambar 4.4 pada pertemuan pertama mendapat skor terendah 3,5 dan pertemuan kedua mendapat skor 3,55. Hal ini disebabkan siswa masih beradaptasi terhadap pendekatan yang baru mereka temui,
70
sehingga perlu waktu lebih untuk membuat mereka mengerti dan aktif dalam pembelajaran
yang
menggunakan
pendekatan
Interactive
Conceptual
Instruction. Peneliti juga menyadari pada pertemuan pertama ini memang masih gugup dan belum maksimal dalam mengajar serta kurang mengetahui situasi dan kondisi kelas sehingga kurang mampu melaksanakan pembelajaran baik pendahuluan, kegiatan inti dan penutup serta dalam mengelola waktu pembelajaran berlangsung. Peneliti berpendapat untuk membuat siswa itu lebih aktif dalam belajar memang tidak mudah karena harus perlahan-lahan membimbing mereka hingga mencapai sesuai yang diinginkan serta harus membuat sesuatu yang baru dan menarik sehingga dapat menambah minat mereka dalam belajar khususnya pelajaran fisika. Pada pertemuan ketiga skor yang diperoleh meningkat menjadi 3,58 karena guru sudah belajar dari pengalaman sebelumnya sehingga sudah mengerti situasi dan kondisi kelas sehingga dapat melaksanakan KBM lebih baik dari pertemuan sebelumnya serta dalam mengelola waktu di kelas sudah cukup baik. Siswa juga sudah mulai tahu dan mengerti metode pembelajaran yang diajarkan guru sehingga siswa sudah cukup aktif dalam diskusi kelompok, bertanya pada teman maupun guru, membuat pertanyaan, serta berusaha untuk menjawab, walaupun ada beberapa siswa yang hanya diam. Setelah didekati dan diberi pertanyaan baru dia mulai mencari dan menjawab apa yang dipertanyaan. Pada pertemuan ketiga guru sudah bisa mengelola pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Guru juga lebih 71
mengerti situasi dan kondisi kelas serta sudah memahami siswa, sehingga dapat melaksanakan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan baik serta dapat mengelola waktu lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa sudah lebih aktif dalam, mengungkapkan pendapatnya tentang persoalan-persoalan yang diberikan oleh guru, siswa juga tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru apabila kurang mengerti, seehingga membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Pengelolaan pembelajaran yang dinilai oleh dua orang pengamat pada pembelajaran menggunakan pendekatan Interactive Conceptual Instruction secara keseluruhan terlaksana dengan baik. Terdapat peningkatan nilai dari pertemuan pertama (RPP I), kedua (RPP II), dan ketiga (RPP III). Terlihat pada pertemuan pertama jumlah skor nilai adalah 63 dengan kategori sangat baik, pada pertemuan kedua meningkat jumlah skor nilai menjadi 64 dalam kategori sangat baik, dan pada pertemuan ketiga jumlah skor nilai naik menjadi 64,5 dengan kategori sangat baik. 2. Aktivitas Siswa Pada Saat Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada tiap kali pertemuan dinilai oleh 3 orang pengamat berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa yang ditabulasi pada tabel 4.3. Persentase aktivitas siswa pada kegiatan awal pembelajaran tiap pertemuan dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini:
72
Aktivitas Siswa dalam kegiatan Awal(%)
100 100
96.53 97.22
95 90
86.11 87.5
85
89.58 88.1990.28 88.19 87.5 88.19
RPP 1 RPP 2 RPP 3
80 75 1
2
3
4
5
Kategori Aktivitas Siswa yang diamati
Gambar 4.5 Persentase aktivitas siswa pada kegiatan awal dalam RPP 1, RPP 2, dan RPP 3 dalam Pembelajaran menggunakan pendekatan Interactive Conceptual Instruction Keterangan Kategori aktivitas siswa yang diamati: 1. Siswa menjawab salam pembuka 2. Siswa mengawali pelajaran dengan mengucap “Basmallah” 3. Siswa termotivasi oleh motivasi yang diberikan guru 4. Siswa menyebutkan atribut positif dan negatif dari konsep 5. Siswa membuat definisi konsep dari atribut yang ditemukan Kategori 1 menunjukkan persentase aktivitas siswa dalam menjawab salam pembuka yang disampaikan guru saat membuka pelajaran pada RPP 1 sebesar 100%, RPP 2 100%, dan RPP 3 100%. Siswa dengan seksama menjawab salam pembuka yang dilakukan guru. Kategori 1 memperoleh nilai
73
yang sama karena salam pembuka merupakan kegiatan rutin yang dilakukan guru dan siswa untuk memulai pembelajaran. Kategori 2 menunjukkan persentase aktivitas siswa dalam membuka pelajaran dengan mengucap Basmallah yang
dibimbing guru pada RPP 1
sebesar 96,53%, RPP 2 97,22%, dan RPP 3 97,92%. Persentasi aktivitas siswa pada kategori 2 hampir sama besar karena mengucap Basmallah merupakan kegiatan yang rutin dilakukan guru dan siswa dalam memulai kegiatan pembelajaran. Kategori 3 menunjukkan persentase aktivitas siswa dalam menanggapi motivasi yang diberikan oleh guru dengan skor pada RPP 1 sebesar 86,11%, RPP 2 87,50% dan RPP 3 90,28%. Pada RPP 1dan 2 materi yang diajarkan mudah sehingga tanggapan siswa mengenai motivasi yang diberikan guru juga rendah. Kemudian pada RPP 3 persentasenya meningkat karena materi yang diajarkan cukup rumit sehingga guru lebih banyak menyampaikan informasi materi terkait motivasi yang diberikan. Kategori
4
menunjukkan
persentase
aktivitas
siswa
dalam
menyebutkan contoh atribut positif dan negatif dari suatu konsep dengan skor pada RPP 1 sebesar 88,19%, RPP 2 88,19% pada pertemuan pertama dan kedua persentase yang diperoleh dari aktivitas siswa sama besar karena materi yang diajarkan mudah sehingga siswa dengan mudah menemukan contoh atribut positif dan negatif dari konsep . RPP 89,58 % karena pada pertemuan ketiga siswa sudah mulai aktif tetapi materi yang disampaikan cukup rumit sehingga 74
guru lebih banyak menyampaikan informasi materi terkait atribut positif dan negatif dari konsep. Kategori 5 menunjukkan persentase aktivitas siswa dalam membuat definisi dari suatu konsep dengan skor pada RPP 1 sebesar 87,50%, RPP 2 sebesar 88,19% dan RPP 3 sebesar 90,28%. Pada pertemuan pertama dan kedua persentase yang diperoleh masih rendah karena materi yang disampaikan sedikit dan juga mudah dipahami siswa sehingga guru tidak banyak memberikan informasi terkait definisi konsep pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga persentase yang diperoleh siswa meningkat karena siswa sudah mulai aktif tetapi materi yang disampaikan cukup rumit sehingga siswa kesulitan dalam membuat definisi konsep berdasarkan atribut positif dan negatif. Persentase aktivitas siswa pada kategori 6-9 dalam tiap pertemuan
Aktivitas Siswa dalam kegiatan inti (%)
dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini: 93.06 93.06 92.36
94 92 90
88.89 87.5 86.81
88
88.19 86.81
RPP 1 RPP 2
86
RPP 3
84 82 6
7 8 9 Kategori Aktivitas Siswa yang diamati
75
Gambar 4.6 Persentase aktivitas siswa pada kegiatan Inti dalam RPP 1, RPP 2, dan RPP 3 dalam Pembelajaran menggunakan pendekatan Interactive Conceptual Instruction Keterangan Kategori aktivitas siswa yang diamati: 6. Siswa terorganisasi dalam kelompok 7. Siswa menerima LKPD 8. Siswa dibimbing oleh guru dalam melakukan percobaan 9. Siswa berdiskusi kelompok Kategori 6 menunjukkan aktivitas siswa dalam membentuk kelompok menjadi 6 kelompok belajar yang terdiri dari 6 orang siswa tiap kelompok dengan skor pada RPP 1 sebesar 88,89% karena pada saat pembentukan kelompok siswa sudah berada didalam kelas meskipun ada 2 siswa yang tidak hadir. RPP 2 90,28%, dan RPP 3 90,28% memiliki perolehan nilai yang sama karena pada pertemuan kedua dan ketiga pada saat pembentukan kelompok sebagian siswa masih berada diluar kelas bahkan ada beberapa siswa yang protes terhadap teman sekelompoknya. Kategori 7 menunjukan aktivitas siswa dalam menerima LKPD dengan skor pada RPP 1 sebesar 86,81%, RPP 2 sebesar 87,50%, dan RPP 3 sebesar 88,89% dapat dilihat pada tiap pertemuan persentase yang diperoleh siswa meningkat karena pada pertemuan kedua dan ketiga siswa sudah mengetahui apa yang harus dilakukan ketika guru membagikan LKPD.
76
Kategori 8 menunjukan
aktivitas siswa dalam mengejakan LKPD
dengan skor pada RPP 1 sebesar 86,81% karena sebelumnya siswa belum pernah belajar menggunakan LKPD jadi siswa kesulitan dalam memahami isi LKPD, pada RPP 2 sebesar 88,19% dan RPP 3 sebesar 88,19% memperoleh nilai yang sama besar karena siswa sudah mulai aktif dan dapat memahami LKPD dan mengetahui cara menggunakannya tetapi karena materi yang disampaikan cukup rumit sehingga siswa lebih banyak bertanya kepada guru. Kategori 9 menunjukan aktivitas siswa dalam berdiskusi menemukan konsep dari materi yang di pelajari dengan skor pada RPP 1 sebesar 92,36% nilai rendah karena materi yang disampaikan mudah sehingga siswa tidak menemukan kesulitan pada saat melakukan percobaan. RPP 2 sebesar 93,06% dan RPP 3 sebesar 93,06% nilai persentase yang diperoleh sama karena pada pertemuan kedua materi yang disampaikan mudah tetapi siswa masih kurang aktif sehingga banyak bertanya kepada guru kemudian pada pertemuan ketiga materi yang disampaikan cukup rumit sehingga guru lebih banyak membantu siswa dalam berdiskusi. Persentase aktivitas siswa pada kategori 10-15 dalam tiap pertemuan dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini:
77
Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pentup (%)
94
92.36 91.67 92.36 90.97 90.28 90.28
92 90 88
90.97 90.28 90.97
88.19 87.5
88.89 88.19 88.89
86
84.72
RPP 1 RPP 2
84
RPP 3
82 80 10
11
12
13
14
15
Kategori Aktivitas yang diamati
Gambar 4.7 Persentase aktivitas siswa pada kegiatan penutup dalam RPP 1, RPP 2, dan RPP 3 dalam Pembelajaran menggunakan pendekatan Interactive Conceptual Instruction Keterangan Kategori aktivitas siswa yang diamati: 10. Siswa mempersentasikan hasil percobaan 11. Siswa membuat kesimpulan 12. Siswa mengerjakan evaluasi 13. Siswa mendapat selamat dan penghargaan atas kelompok yang baik 14. Siswa menutup pelajaran 15. Siswa menjawab salam penutup Kategori 10 menunjukkan keterlaksanaan kegiatan yang dilakukan guru dalam meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasekan hasil penyelidikan, hal ini bertujuan agar semua siswa mengetahui hasil penyelidikan yang sebenarnya, dapat terlaksana dengan perolehan nilai pada RPP 1 sebesar 78
87,50% karena pada pertemuan pertama materi yang disampaikan sedikit. RPP 2 88,19% dan RPP 3 88,19% memperoleh nilai persentase yang sama karena pada pertemuan kedua pengolahan data lebih banyak dari pada pertemuan pertama dan pada pertemuan ketiga materi yang disampaikan lebih banyak dan cukup rumit sehingga harus banyak waktu untuk siswa mempersentasikan hasil percobaannya. Kategori 11 menunjukan aktivitas siswa dalam membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari dengan skor pada RPP 1 sebesar 90,28% dan RPP 2 sebesar 90,28% hal ini disebabkan pada pertemuan kedua dan ketiga waktu yang tinggal sedikit sehingga guru mempersingkat kesimpulan sedangkan pada
RPP 3 sebesar 91,67% persentase meningkat karena
kebanyakan siswa membuat kesimpulan tidak menjawab tujuan pembelajaran sehingga guru harus lebih banyak membimbing siswa membuat kesimpulan. Kategori 12 menunjukan keterlaksanaan siswa dalam mengerjakan evaluasi dengan skor pada RPP 1 sebesar 90,97% karena materinya mudah sehingga siswa tidak mengalami kesulitan ketika mengerjakan evaluasi . Pada RPP 2 sebesar 92,36% materi mudah tetapi siswa kesulitan dalam membolak balikan rumus sehingga harus bertanya kepada guru. Kemudian pada RPP 3 sebesar 92,36% hal ini disebabkan materi yang disampaikan cukup rumit meskipun siswa sudah mulai bisa membolak balikan rumus tetapi mereka masih bertanya kepada guru.
79
Kategori 13 menunjukan aktivitas siswa saat menerima penghargaan dari guru dengan skor pada RPP 1 sebesar 84,72%, RPP 2 sebesar 86,11% dan RPP 3 sebesar 86,11% pada pertemuan pertama nilai persentase tidak sama karena ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan ketika guru memberikan penghargaan. Kategori 14 menunjukan aktivitas siswa saat menutup pelajaran dengan skor pada RPP 1 sebesar 90,28 %, RPP 2 sebesar 90,97% dan RPP 3 sebesar 90,97% Kategori 14 memperoleh nilai yang hamper sama karena menutup pelajaran merupakan kegiatan rutin yang dilakukan guru dan siswa namun nilainya tidak mencapai 100% karena sebagian siswa sudah kehilangan konsentrasinya dan sebagian sibuk dengan kerjaan sendiri. Kategori 15 menunjukan aktivitas siswa saat memjawab salam penutup dari guru dengan skor pada RPP 1 sebesar 88,19%, RPP 2 sebesar 88,89% dan RPP 3 sebesar 88,89% kategori 15 juga tidak mencapai nilai 100 % karena sebagian besar siswa sudah siap-siap mau keluar kelas sehingga ada sebagian siswa yang tidak menjawab salam penutup dari guru. Skor aktivitas siswa pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tiap RPP dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Interactive Conceptual Instruction pada konsep gaya kelas sampel dapat dilihat pada gambar 4.8 dan 4.9 di bawah ini:
80
3.74
3.75 Aktivitas Siswa
3.7
3.68
3.66
3.65
3.63.58
3.583.57
3.6
3.533.53
3.55
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
3.5
Pertemuan Ketiga
3.45 3.4 Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
Gambar 4.8 Skor aktivitas siswa pada kegiatan awal, kegiatan inti dan
Skor Aktiitas Siswa
kegiatan penutup tiap RPP
3.69 3.7 3.65 3.6 3.55 3.5 3.45
3.57
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
3.56
Kegiatan Penutup
Kategori yang diamati
Gambar 4.9 Skor rata-rata aktivitas siswa pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup tiap RPP Berdasarkan gambar 4.9 dapat dilihat bahwa skor rata-rata aktivitas siswa dalam tahap-tahap pembelajaran diperoleh pada kegiatan awal rata-rata mencapai 3,69, dengan kategori baik, kegiatan inti rata-rata 3,57 dengan
81
kategori baik, dan kegiatan akhir rata-rata 3,56 dengan kategori baik. Secara umum aktivitas siswa dikategorikan baik karena siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat bahwa skor aktivitas siswa pada kegiatan awal pertemuan untuk materi gaya sebesar 3,66, kegiatan inti sebesar 3,53, dan kegiatan penutup sebesar 3,53. Pada pertemuan pertama skor aktivitas siswa terendah tedapat pada kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pertemuan pertama materi gaya terdapat sedikit kendala, siswa tidak terbiasa menggunakan alat-alat laboratorium yang digunakan dalam melakukan eksperimen sehingga kegiatan penyelidikan terhambat. Dalam melakukan kegiatan penyelidikan siswa membutuhkan waktu yang lama sehingga guru tidak sempat memberikan contoh soal dalam bentuk penerapan rumus secara langsung kepada siswa sehingga berpengaruh juga pada kegiatan penutup yaitu ketika siswa mengerjakan evaluasi akhir dan juga ketersediaan waktu yang kurang memadai. Aktivitas siswa pada pertemuan kedua materi gaya gesekan dan massa dan berat dapat terlaksana sebesar 3,68, kegiatan inti sebesar 3,58, dan kegiatan penutup sebesar 3,57. Skor terendah terdapat pada kegiatan penutup karena ada satu kegiatan yaitu pada saat guru memberikan evaluasi akhir, siswa tidak mendapatkan contoh soal penerapan rumus. Sedangkan skor tertinggi terdapat pada kegiatan awal, karena dalam kegiatan awal pembelajaran tidak terdapat kendala yang berarti.
82
Pertemuan ketiga materi hukum newton, kegiatan awal sebesar 3,74, kegiatan inti sebesar 3,6, dan kegiatan penutup sebesar 3,58. Skor terendah terdapat pada kegiatan penutup, hal ini terjadi karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada satu kegiatan yaitu pada saat guru memberikan evaluasi siswa akhir tidak mendapatkan contoh soal penerapan rumus sehingga kemampuan siswa kurang dalam mengerjakan soal hitungan. Berdasarkan tabel 4.3 skor rata-rata aktivitas siswa tiap RPP disajikan
Skor Keterlaksanaan aktivitas siswa
dalam bentuk diagram seperti pada gambar 4.10 di bawah ini:
3.64 3.64 3.61
3.62 3.6
3.59
3.58 3.56 RPP 1
RPP 2
RPP 3
Gambar 4.10 Skor Rata-rata aktivitas siswa pada RPP 1, RPP 2, dan RPP 3 dengan menggunakan pendekatan Interctive Conceptual Instruction Berdasarkan gambar 4.10 diatas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada pertemuan pertama mencapai 3,59, aktivitas siswa pada pertemuan kedua mencapai 3,61 sedangkan aktivitas siswa pada pertemuan ketiga mencapai 3,64. Skor aktivitas terendah terdapat pada RPP 1 karena pada pertemuan pertama
83
siswa masih melakukan penyesuaian terhadap pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru. Sedangkan skor tertinggi terdapat pada RPP 3 karen pada pertemuan ketiga siswa sudah terbiasa melakukan penyelidikan sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Dari hasil observasi terlihat dengan jelas bahwa peran siswa sebagai pusat pembelajaran terlihat aktif dan terlibat langsung dalam proses belajar mengajar untuk mencari dan menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat piaget, bahwa “perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.”74 Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Interactive Conceptual Instruction siswa lebih mudah menguasai konsep sehingga siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari. 3. Hasil
Belajar
Fisika
Siswa
setelah
pembelajaran
menggunakan
pendekatan Interactive Conceptual Instruction a. Ketuntasan Individu Hasil analisis tes hasil belajar siswa secara kognitif yang diukur sebanyak satu kali. Berdasarkan tabel 4.4 yaitu tes hasil belajar siswa dari 36 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar diperoleh 28 siswa tuntas dan 8 siswa tidak tuntas karena belum mencapai standar ketuntasa hasil belajar IPA 74
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: kencana, 2010 hal.30
84
yang telah ditetapkan sekolah sebesar ≥65. Bila dilihat dalam bentuk grafik ketuntasan THB kognitif ditunjukkan seperti pada gambar 4.6 di bawah ini;
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 12,22% 8 orang 77,78 % 28 orang
Tidak Tuntas Tuntas
Gambar 4.6. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan grafik 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas sampel setelah
menggunakan pendekatan Interactive
Conceptual Instruction dari 36 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar terdapat 28 orang siswa atau 77,78% dinyatakan tuntas belajarnya dan 8 orang siswa atau 12,22% dinyatakan belum mencapai ketuntasan belajar. Siswa yang tidak tuntas yaitu siswa bernomor 6,12,14,17,20,24,26,dan siswa bernomor 31. Siswa yang mampu mencapai kriteria ketuntasan belajar dikarenakan beberapa faktor, antara lain: 1) kemampuan guru menjelaskan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa cukup baik. 2) kemampuan siswa mengikuti proses belajar mengajar, memperhatikan dan memahami penjelasan guru dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir cukup baik.
85
3) kemampuan siswa memahami dan mengerjakan soal cukup baik. Sejalan dengan pendapat Banyamin S. Bloom, “ tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap siswa yang mengalami kesulitan dilakukan dengan tepat.75 Siswa yang dikategorikan belum mencapai ketuntasan belajar yaitu siswa yang cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar terutama saat kegiatan diskusi dalam kelompok dan tidak aktif dari segi kehadirannya. Selain itu, tingkat kemampuan siswa kurang untuk memahami penjelasan guru, memahami soal dan permasalahan baik yang terdapat dalam LKS (Lembar Kerja Siswa) maupun THB (Tes Hasil Belajar). Siswa (pelajar) dalam satu kelas memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda sehingga tingkat pencapaian materinyapun berbeda-beda. Sejalan dengan pendapat S. Nasution menegaskan bahwa, “anak-anak yang memiliki kemampuan intelegensi baik dalam satu kelas sekitar sepertiga atau seperempat, sepertiga sampai setengah anak sedang, dan seperempat sampai sepertiga termasuk golongan anak yang memiliki intelegensi rendah.” 76 b. Ketuntasan TPK TPK dikatakan tuntas apabila persentase siswa yang mencapai TPK tersebut sebesar 65%. Hasil analisis data ketuntasan TPK dengan menerapkan 75
Martinis Yamin, Propesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, hal.126 76 Ibid, hal.111
86
pendekatan Interactive Conceptual Instruction dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini; Tidak Tuntas, 6 soal (5 TPK)
Ketuntasan TPK Tuntas
Tuntas , 22 soal (18 TPK)
Tidak Tuntas
Gambar 4.7. Diagram Ketuntasan TPK Berdasarkan gambar 4.7 di atas dan analisis data pada tabel 4.4, TPK yang tuntas sebanyak 78,27% atau 18 TPK. TPK yang tuntas terdiri dari berbagai aspek yang termasuk ranah kognitif, yaitu 7 TPK aspek pengetahuan (soal 1,2,3,4,14,15,25 dan 27), 4 TPK aspek pemahaman (soal 10,18,19 dan28), dan 7 TPK aspek penerapan (soal 5,6,11,12,21,22,23,24 dan 26 ). Untuk aspek pengetahuan (C1) tuntas karena soal tersebut mudah dipahami oleh siswa. Apek pemahaman (C2) tuntas karena siswa bisa menjelaskan, membedakan dan menunjukkan materi yang terkait dalam pembelajaran yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Aspek aplikasi (C3) tergolong soalnya sukar tetapi siswa mampu memecahkan masalah dalam mengerjakan soal-soal hitungan yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga soal pada aspek ini tuntas. Aspek yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menjawab soal juga dipengaruhi oleh soal evaluasi yang diberikan guru tiap akhir pertemuan
87
(RPP) dan soalnya hampir mirip dengan soal tes akhir serta soal tambahan yang diberikan guru khususnya untuk soal hitungan yang dikerjakan dirumah sebagai latihan. TPK yang tidak tuntas sebesar 21,73% atau 5 TPK yaitu nomor soal 9 dan 13 aspek pengetahuan (kategori sedang) sedangkan untuk aspek penerapan (C2) terdapat 4 soal yaitu soal 7 (kategori mudah) kemudian soal 16 (kategori sukar) sedangkan pada soal 17 dan 20 (kategori sedang). Hal ini menunjukkan bahwa penyebab tidak tuntasnya TPK adalah tingkat aspek kognitif TPK yang cukup tinggi yang berarti soal untuk TPK tersebut cukup sulit bagi siswa sehingga TPK tersebut tidak tuntas, serta ada beberapa siswa yang pemahaman tentang materi kurang terutama pada penerapannya yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari dan hitungan soal. Dengan tercapainya 78,27% TPK, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai tujuan pembelajaran yang diinginkan dalam pembelajaran. Adanya keterbatasan didalam menyampaikan materi dan juga kurangnya waktu dalam pembelajaran karena hanya 2 jam (2x40 menit) seharusnya untuk fisika diperlukan waktu lebih banyak sehingga mereka dapat lebih mengerti dan memahaminya terutama aplikasi dan menyelesaikan soalsoal hitungan.
88