BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh yaitu berupa skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa dengan menggunakan tes evaluasi. Sebelum kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan perlakuan, kedua kelas tersebut diberikan pre-test, tujuan diberikan pre-test adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada materi yang akan diajarkan. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan langkah-
langkahnya, berlangsung selama 3 kali pertemuan dan terakhir diberikan Post-test untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa. Data hasil penelitian diperoleh dari pemberian hasil tes akhir (post-test) siswa, baik itu pada kelas kontrol maupun pada siswa di kelas eksperimen. Untuk kelas eksperimen, dalam proses pengambilan data hasil belajar siswa, yaitu menggunakan Pendekatan Konstekstual sedangkan pada kelas kontrol adalah menggunakan pendekatan pembelajaran langsung Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk objektif dengan jumlah 20 item yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi laju reaksi dengan jumlah siswa pada kelas eksperimen yaitu kelas XIIPAB1 dengan jumlah 25 orang dan pada kelas kontrol yaitu kelas XIIPAB4 dengan jumlah 24 orang. Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian pre-test pada kelas eksperimen mengenai pemahaman konsep laju reaksi dari 25 siswa yang dijadikan subyek penelitian diperoleh nilai maksimal 85, nilai minimal 30, dan nilai ratarata 59,2, dan data hasil penelitian post-test pada kelas eksperimen diperoleh nilai maksimal 90, nilai minimal 50, dan nilai rata-rata 80,2 sedangkan pada kelas kontrol yang berjumlah 24 siswa berdasarkan hasil perhitungan data penelitian Pre-test diperoleh nilai terendah 40, nilai tertinggi 75, nilai rata-rata diperoleh 62,09, dan data hasil penelitian post-test pada kelas kontrol diperoleh nilai
terendah 50, nilai tertinggi 75, nilai rata-rata 63,45. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik pengujian yang relevan, yaitu uji chi-kuadrat. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang pengaruh yang ditimbulkan penggunaan Pendekatan Pembelajaran Konstekstual terhadap hasil belajar siswa. Dari pengolahan ini, akan didapatkan tingkat perbedaan antara hasil yang didapatkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1.2 1.2.1
Analisis Data Pengujian Prasyarat Analisa
4.2.1.1 Pengujian Normalitas Pengujian normalitas data ini adalah syarat yang harus dipenuhi pada analisis statistik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini dikelompokkan menjadi dua bagian Berdasarkan hasil pengolahan data pre-test kelas eksperimen yang dilampirkan pada Lampiran 11 diperoleh 2 = 10,53 untuk taraf nyata dan n = 25 diperoleh nilai disimpulkan bahwa hipotesis
daftar
= 0,05
sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat
H o diterima karena 2 2 daftar , ini berarti
sampel tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan pengolahan data hasil postest kelas eksperimen yang dilampirkan pada lampiran 11 diperoleh dan n = 25 diperoleh nilai disimpulkan bahwa hipotesis
daftar
2
= 8,77untuk taraf nyata
= 0,05
sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat
H o diterima karena 2 2 daftar , ini berarti
sampel tersebut berdistribusi normal. Dari hasil pengolahan data pada Pre-test untuk kelas kontrol yang dilampirkan pada Lampiran 12, telah diperoleh 2 = 5,032 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 24 diperoleh nilai
daftar
sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat
H o diterima karena 2 2 daftar , ini berarti
disimpulkan bahwa hipotesis
sampel tersebut berdistribusi normal. Dari hasil pengolahan data pada post-test untuk kelas kontrol yang dilampirkan pada Lampiran 12 , telah diperoleh 2 = 10,14 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 24 diperoleh nilai
daftar
sebesar 11,070. Dengan demikian, dapat
H o diterima karena 2 2 daftar , ini berarti
disimpulkan bahwa hipotesis
sampel tersebut berdistribusi normal. 4.2.1.2 Pengujian Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata– rata dua varians dengan menggunakan uji Barlett. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh (Lampiran 13) Karena
2
hitung 10.732= <
2
hitung sebesar 10.732dan nilai
2 daftar
2
daftar
= 11,07
= 11,07, maka hipotesis H0 diterima, artinya
kedua varians homogen. 1.2.2
Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan normalitas data dan homogenitas varians
didapatkan
bahwa data terdistribusi normal dan homogen, sehingga untuk
pengujian hipotesis digunakan uji t. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada siswa kelas eksperimen dan hasil belajar pada siswa kelas kontrol. Dari perbedaan tersebut maka dapat diketahui pengaruh pendekatan pembelajaran konstekstual yang digunakan pada kelas eksperimen. Berdasarkan data hasil perhitungan yang ada pada Lampiran 14 hipotesis dapat diperoleh dari t hitung ±2,38 dan t tabel
±2,00. Apabila t hitung > t tabel maka
terdapat perbedaan hasil belajar. sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan pembelajaran konstekstualdan hasil belajar yang menggunakan pendekatan pembelajaran langsung. 1.3
Pembahasan
Pada tahap awal telah disebutkan bahwa tujuan penelitian adalah melihat apakah ada perbedaan antara kelas yang menggunakan pendekatan pembelajaran konstekstual
dan
kelas
yang
menggunakan
pendekatan
pembalajaran
konvensional. Tahap awal penelitian ini dilakukan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran
dan
instrumen
yang
digunakan
pada
penelitian
untuk
mengumpulkan data yakni tes hasil belajar siswa (dapat dilihat pada Lampiran 4). Sebelum digunakan di kelas terlebih dahulu perangkat tersebut divalidasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat pembelajaran dan instrumen ini layak digunakan untuk mengukur tes hasil belajar siswa. Validasi dilakukan melalui beberapa tahap, yakni melalui dosen pembimbing dan kemudian dilanjutkan melalui dosen ahli untuk mencakup penilaian dalam bentuk: redaksi kalimat, keterbacaan mencerminkan muatan pembelajaran, aspek bahasa serta muatan istrument tes dikembangkan dalam ruang lingkup konsep materi laju reaksi. Berdasarkan ruang lingkup konsep tersebut, dikembangakan butir-butir instrumen tes berbentuk test objektif. Tes penjaring pada topik laju reaksi berhasil disusun, dikembangkan dan dirumuskan berjumlah 35 butir soal, untuk mengukur hasil belajar siswa itu sendiri dengan mengujikan test tersebut dilakukan di kelas selain kelas yang akan dijadikan penelitian. Hasil dari validasi bimbingan dosen dan dosen ahli menyatakan bahwa tes layak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, untuk membuktikan pernyataan dari validator tersebut, peneliti melakukan uji coba tes hasil belajar dengan menggunakan kelas XI IPAB6 SMA 1 N Gorontalo
yang siswanya
berjumlah 30 orang. Setelah tes di uji cobakan tes tersebut dianalisis untuk melihat validitas dan reliabilitas soal dengan kreteria pengujiannya menggunakan rumus Kuder Richardson (KR)-20, (dapat dilihat pada lampiran 7) terbukti bahwa tes tersebut berstatus valid dan reliabilitas dengan koefisien reliabel r =0.919448 Pada penelitian ini, hasil belajar yang diukur terbagi atas 4 bagian yaitu (C1) Hasil belajar kognitif pada tingkat pengetahuan yang didefenisikan oleh Bloom sebagai ingatan atau hafalan terhadap suatu meteri, (C2) Hasil belajar yang
diukur yaitu pada tingkat pemahaman yang didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi yang telah dipelajari, (C3) Aspek kognitif yang diukur yaitu pada tingkat aplikasi yang didefenisikan sebagai kemampuan untuk menerapkan, dan (C4) Aspek kognitif yang diukur yaitu pada tingkat analisis yang didefenisikan sebagai kemampuan menguraikan materi ke dalam komponenkomponen atau fakor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini, digunakan metode eksperimen dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sehingga dari teknik tersebut didapatkan 2 kelas yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XIPAB1 (kelas eksperimen) dan XIPAB4 (kelas kontrol) yang dalam menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara pengambilan kartu arisan dengan tujuan agar kedua kelas tersebut memiliki peluang yang sama. Sebelum kedua kelas tersebut mendapatkan perlakuan terlebih dahulu peneliti memberikan pretest dengan tujuan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Selanjutnya kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, dimana kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual
dan
kelas
kontrol
diberi
perlakuan
dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi perlakuan peneliti memberikan post-test yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan. Dan dari hasil pemberian posttest yang dilakukan, dapat diperoleh hasil belajar siswa pada setiap item soal setelah diberikan perlakuan berupa pendekatan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya jika dilihat dari presentasi hasil belajar siswa berdasarkan tingkat kognitif pada tahap pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukan pada Gambar 4 berikut ini.
presentasi hasil belajar siswa
hasil belajar siswa pre-test 80 60 40 Eksperimen
20
Kontrol
0
Gambar 4.Diagram distribusi hasil belajar siswa pada pretestuntuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap aspek kognitif. Berdasarkan gambar 4 diatas bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa pada kegiatan pre-test untuk kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan pembelajaran konstekstual pada tingkat kongnitif
untuk aspek pengetahuan
sebesar 78, tingkat pemahaman sebesar 48, tingkat aplikasi sebesar 59,5 dan tingkat analisis sebesar 52,5. Sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung pada tingkat kongnitif untuk aspek pengetahuan sebesar 74,5 tingkat pemahaman sebesar 50 tingkat aplikasi sebesar 60,9 dan tingkat analisis sebesar 61,6. Dari data tersebut terlihat bahwa tingkat kognitif pada tahap pre-test pada kelas kontrol nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Persentase rata-rata hasil belajar siswa tiap ranah kognitif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada post-test dapat dilihat pada Gambar 5.
Presentase hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa Postest 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pengetahu an Eksperimen 78 Kontrol
74
pemaham an 48
aplikasi
analisis
59,5
52,5
50
60,9
61,6
Gambar 5.Diagram distribusi hasil belajar siswa pada pre-tesuntuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap aspek kognitif. Untuk kegiatan post-test rata-rata skor hasil belajar siswa yang dicapai untuk kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada tingkat kongnitif untuk aspek pengetahuan sebesar 78 tingkat pemahaman sebesar 48 tingkat aplikasi sebesar 59 dan tingkat analisis sebesar 52,5 sedangkan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan pembelajaran langsung pada tingkat kongnitif untuk aspek pengetahuan sebesar 74 tingkat pemahaman sebesar 50 tingkat aplikasi sebesar 60,9 dan tingkat analisis sebesar 61,6 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pre-test dan post-test, nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstualdan sebagai kelas pembanding yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada gambar 6.
Hasil Belajar 90 80
Skor rata-rata
70 60 eksperimen
50
kontrol
40 30 20 10 0 preetest
posttest
Gambar 6.Distribusi skor rata–rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan gambar 6 tampak bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa untuk kegiatan pre-test pada kelas eksperimen sebesar 59,2 untuk kegiatan posttest pada kelas eksperimen sebesar 80,2 sedangkan untuk rata-rata skor hasil belajar siswa untuk kegiatan pre-test pada kelas kontrol sebesar 62 untuk kegiatan post-test pada kelas kontrol sebesar 63,5. Selisih antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil post-test yaitu 16,7%, dan selisih antara eksperimen dan kontrol pada hasil pre-test yaitu 2,8%. Dengan demikian rata-rata skor hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Hal ini karena pada kelas eksperimen diterapkan pendekatan pembelajaran kontekstual sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran, adanya struktur yang jelas selain itu siswa dapat bekerja sama dengan teman kelompoknya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga siswa dapat belajar aktif dan dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa. Dengan demikian siswa lebih mudah dalam menerima materi yang telah diberikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi laju reaksi lebih mudah menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan mendiskusikan bersama teman. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan interkasi dengan siswa lain dengan saling berbagi ide serta memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Dengan belajar secara kelompok siswa yang lebih pandai dapat memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai, ini dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa yang akan berdampak positif pada hasil belajar mereka. Pada kelas kontrol menggunakan pendekatan
pembelajaran langsung,
pada pelaksanaan pendekatan pengajaran langsung, pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pengajaran langsung tidak ada interaksi antara siswa dengan guru, antara siswa yang satu dengan yang lain. Hal ini menyebabkan pembelajaran dengan pelajaran langsung bagi siswa kurang menarik, karena hanya guru yang aktif.