37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Masalah
diidentifikasi
bersama-sama
dengan
rekan
sejawat
guru
berdasarkan studi kasus yang ditulis guru. Studi kasus ini secara narativ dan detail akan menjelaskan perencanaan dan pelaksanaaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, serta refleksi oleh guru. Dari studi kasus, diidentifikasi bahwa guru merasa kesulitan dalam mengajarkan materi IPS yang luas kepada siswa, dan pencapaian hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat guru dan juga dari beberapa pustaka, tindakan yang dipilih guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar tersebut dengan memberikan latihan yang lebih banyak kepada siswa serta metode role playing sebagai salah satu solusi terbaik. Selanjutnya guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan RPP untuk kegiatan belajar mengajar, mempersiapkan bahan pelajaran dari berbagai sumber, mengembangkan latihan dan butir soal untuk evaluasi hasil belajar, menyiapkan lembar observasi, meminta dua orang rekan guru untuk melakukan observasi kegiatan belajar, serta membuat denah kelas untuk memudahkan pelaksanaan observasi. Berdasarkan data-data yang penulis dapat selama pembelajaran awal sampai dengan siklus II dari hasil analisis terjadi peningkatan hasil belajar. Penulis dengan kesepakatan teman sejawat memilih perbaikan pembelajaran dengan pemberian contoh-contoh yang bervariasi dan penggunaan metode role playing, ternyata dari pengamatan pelajaran dapat mengubah tingkah laku siswa dalam memahami pelajaran. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan beberapa temuan mengenai hubungan antara pemberian contoh-contoh dan penggunaan metode role playing. Dengan metode role playing sebagai solusi pemberian materi yang luas siswa dapat secara langsung melihat bagaimana cara bersikap, menyikapi perubahan dan membawa diri dalam era globalisasi, sehingga dapat memperdalam pelajaran IPS yang sedang diajarkan. Dengan demikian ada korelasi antara keberhasilan siswa dalam belajar
38
dengan pemberian contoh-contoh dan penggunaan metode role playing sebagai metode yang sesuai dan tepat dapat diperoleh hasil yang meningkat. Dari pembelajaran awal rata-rata nilai 60 menjadi 65 pada siklus I dan 70 pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di berikut ini. Perolehan hasil belajar Pra Siklus disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus No.
Nama Siswa
Nilai Prasiklus
1.
A
50
2.
B
40
3.
C
60
4.
D
60
5.
E
70
6.
F
50
7.
G
60
8.
H
60
9.
I
50
10.
J
50
11.
K
50
12.
L
90
13.
M
60
14.
N
80
15.
O
60
16.
P
50
17.
Q
70
18.
R
90
19.
S
50
20.
T
50
39
Jumlah nilai
1200
Nilai rata-rata
60
Nilai di bawah KKM ( < 60 )
9 anak
Nilai di ata KKM ( > 60 )
11 anak
Prosentase nilai di bawah KKM ( < 60 )
45,00%
Prosentase nilai di atas KKM ( > 60 )
55,00%
Tabel nilai pra siklus dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
NILAI PRASIKLUS 12 10 8 6 4 2 0 NILAI<60
NILAI>60
Grafik : 1 Nilai Pra siklus
4.2.
Kondisi Siklus 1 Hasil observasi kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan perbaikan ini antara lain : siswa mulai termotivasi untuk belajar, siswa secara aktif dan penuh kesungguhan mengerjakan tugas yang diberikan guru, bila diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan siswa berlomba-lomba mengacungkan jari terlebih dahulu, siswa mulai berani tampil di depan kelas, siswa mulai berani mengajukan usul.
40
Pencapaian pada pelaksanaan pra siklus perolehan nilai dari hasil pre-tes sangat rendah, jauh dari harapan. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran dari 20 siswa tingkat ketuntasan baru mencapai 74% dari target yang diharapkan 75%. Adapun perolehan nilai rata-rata kelas ada kenaikan yang cukup signifikan, yaitu perolehan ratarata kelas mencapai 65. Namun demikian perlu adanya perbaikan pada siklus II karena perolehan nilai hasil belajar siswa belum maksimal. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di berikut ini. Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siklus 1 No.
Nama Siswa
Nilai siklus 1
1.
A
60
2.
B
60
3.
C
70
4.
D
60
5.
E
80
6.
F
50
7.
G
60
8.
H
70
9.
I
50
10.
J
50
11.
K
60
12.
L
100
13.
M
60
14.
N
80
15.
O
60
16.
P
50
17.
Q
70
18.
R
100
19.
S
60
20.
T
50
41
Jumlah nilai
1300
Nilai rata-rata
65
Nilai di bawah KKM ( < 60 )
5 anak
Nilai di atas KKM ( > 60 )
15 anak
Prosentase nilai di bawah KKM ( < 60 )
25,00%
Prosentase nilai di atas KKM ( > 60 )
75,00%
Tabel nilai siklus 1 dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
NILAI SIKLUS 1 16 14 12 10 8 6 4 2 0 NILAI<60
NILAI>60
Grafik : 2 nilai siklus 1
4.3.
Kondisi Siklus 2 Hasil Pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran siklus II Perolehan hasil pembelajaran pada siklus II menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, yaitu tingkat ketuntasannya mencapai 85% dari target yang diharapkan 75%. Adapun perolehan nilai rata-rata kelas juga ada kenaikan yang cukup signifikan, yaitu
42
perolehan rata-rata kelas mencapai 75.Sehingga target ketuntasan belajar siswa di kelas I SD Negeri Pesaren 01 tercapai. Untuk itu tidak diperlukan lagi perbaikan siklus III Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di berikut ini. Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Siklus 2 No.
Nama Siswa
Nilai siklus 2
1.
A
70
2.
B
60
3.
C
80
4.
D
60
5.
E
80
6.
F
60
7.
G
80
8.
H
70
9.
I
50
10.
J
50
11.
K
70
12.
L
100
13.
M
60
14.
N
90
15.
O
60
16.
P
50
17.
Q
80
18.
R
100
19.
S
70
20.
T
70
Jumlah nilai
1410
Nilai rata-rata
70
Nilai di bawah KKM ( < 60 )
3 anak
43
Nilai di atas KKM ( > 60 )
17 anak
Prosentase nilai di bawah KKM ( < 60 )
15,00%
Prosentase nilai di atas KKM ( > 60 )
85,00%
Tabel nilai siklus 2 dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
NILAI SIKLUS 2 20 15 10 5 0 NILAI < 60
NILAI >60
Grafik : 3 nilai siklus 2
4.4.
Pembahasan Setelah diadakan perbaikan pembelajaran dari 20 siswa tingkat ketuntasan baru mencapai 74% dari target yang diharapkan 75%. Adapun perolehan nilai rata-rata kelas ada kenaikan yang cukup signifikan, yaitu perolehan rata-rata kelas mencapai 65. Perolehan hasil pembelajaran pada siklus II menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, yaitu tingkat ketuntasannya mencapai 85% dari target yang diharapkan 75%. Adapun perolehan nilai rata-rata kelas juga ada kenaikan yang cukup signifikan, yaitu perolehan rata-rata kelas mencapai 75. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di berikut ini.
44
Tabel 4 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan siklus 2 No.
Nama Siswa
Nilai
Nilai
Nilai
Prasiklus
siklus 1
siklus 2
1.
A
50
60
70
2.
B
40
60
60
3.
C
60
70
80
4.
D
60
60
60
5.
E
70
80
80
6.
F
50
50
60
7.
G
60
60
80
8.
H
60
70
70
9.
I
50
50
50
10.
J
50
50
50
11.
K
50
60
70
12.
L
90
100
100
13.
M
60
60
60
14.
N
80
80
90
15.
O
60
60
60
16.
P
50
50
50
17.
Q
70
70
80
18.
R
90
100
100
19.
S
50
60
70
20.
T
50
50
70
Jumlah nilai
1200
1300
1410
Nilai rata-rata
60
65
70
Nilai di bawah KKM ( < 60 )
9 anak
5 anak
3 anak
Nilai di atas KKM ( > 60 )
11 anak
15 anak
17 anak
45
Prosentase nilai di bawah KKM
45,00%
25,00%
15,00%
55,00%
75,00%
85,00%
( < 60 ) Prosentase nilai di atas KKM ( > 60 )
Tabel Perbandingan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan siklus 2 dapat disajikan dalam grafik berikut ini: 18 16 14 12 10
PRASIKLUS SIKLUS 1
8
SIKLUS 2
6 4 2 0 NILAI < 60
NILAI > 60
Grafik : 4 Nilai Hasil Belajar siklus 2
Ternyata dengan memberikan media kardus bekas sebagai kartu huruf yang bervariasi dan tepat dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Dari hasil prosentase secara klasikal juga mengalami peningkatan, yaitu : Tahap awal
= Nilai lebih dari 60 ada 11 anak
= 55%
Nilai kurang dari 60 ada 9 anak
= 45%
Artinya pada tahap awal perolehan nilai hasil belajar kurang dari KKM dan belum mencapai ketuntasan klasikal, karena yang memperoleh nilai kurang dari 60 mencapai setengah dari jumlah murid. Siklus I
= Nilai lebih dari 60 ada 15 anak = 74% Nilai kurang dari 60 ada 5 anak
= 26%
46
Pada kondisi ini mulai terjadi kenaikan hasil belajar yaitu sebanyak 74% anak mendapat nilai di atas 60. Ketuntasan klasikal hampir tercapai, hanya kurang 1% anak yang mendapat nilai di atas 60. Siklus II
= Nilai lebih dari 60 ada 17 anak = 85% Nilai kurang dari 60 ada 3 anak
= 15%
Pada siklus 2 ini mulai terjadi kenaikan hasil belajar yang signifikan yaitu sebanyak 85% anak mendapat nilai di atas 60. Ketuntasan klasikal telah tercapai, karena 17 anak yang mendapat nilai di atas 60.