BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini data yang di peroleh berdasarkan hasil wawancara dan observasi kemudian disajikan dalam bentuk analisis setiap kasus dan analisis antar kasus. Setiap kasus diwakili dengan adanya konsep diri pada remaja yang orang tuanya bercerai. mengenai datadata hasil penelitian setiap kasus akan di uraikam secara sistematis yang terdiri dari identitas subjek,hasil obsevasi,dan hasil wawancara.serta dilengkapi dari ketiga kasus yang dilihat dari berbagai aspek.
Identitas Subjek
IDENTITAS
I
II
II
Nama
A
B
C
Usia
16 tahun
15 tahun
16 tahun
Anak ke
1 dari 2
3 dari 4 bersaudara
4 dari 4 bersaudara
Domisili
bersaudara Tanggerang
Jakarta
Jakarta
Pendidikan
SMA kelas x
SMP kelas IX
SMA kelas X
Tinggal
Dengan ayah
Dengan ibu
Dengan ibu
4.1 GAMBARAN UMUM SUBJEK 4.1.1 Gambaran umum subjek A
A lahir di Tangerang 16 tahun yang lalu pada tanggal 20 Desember 1997. anak pertama dari 2 bersaudara ini sekarang berusia 17 tahun. A memiliki tinggi badan 163 cm dengan berat
badan 55 kg dengan kulit badan putih .subyek iR adalah pelajar di sekolah SMA CHAITAS di daerah lebak bulus jakarta selatan. “eeeee kebetulan saya laahir di Tangerang bang, yaaa saya memang asli Tangerang bang, bapak ibu saya warga asli Tangerang saya anak pertama dari 2 bersaudara bang, saat ini umur saya 17 tahun, heheh masih muda lah bang. Kalo sekolah, sekarang saya sekolah di SMA CHARITAS eeee daerah Lebak Bulus bang Jakarta Selatan”
Sejak kelas V SD orang tua bercerai dikarenakan ada pria idaman lain yang di sukai oleh ibu subjek. Sejak perceraian orang tua, subjek tinggal bersama ayahnya. Subjek tidak pernah berkomunikasi dengan ibu subjek hingga saat ini, dikarenakan ibu subjek tidak bedomisili di kota Jakarta. Pasca perceraian orang tuanya, subjek tidak lagi memiliki tempat untuk berbagi cerita. Ibu yang menjadi tempat berbagi cerita subjek sudah tidak lagi bersamanya. Subjek juga merasa sedih ketika melihat teman sebayanya yang memiliki orang tua lengkap saat pengambilan raport di sekolahnya. “eeee sejak kelas saya 5 sd siiii orang tua udah cerai bang hahah yaaaa,, sebenarnya saya malu bang buat nyeritain ke abang, tapi yaa gak apalah bang heheh. Iya bang jadi waktu itu ibu saya suka sama orang bang, yaaah gitulah, akhirnya lama kelamaan ketauan sama ayah saya, yaaa karna ibu saya udah begitu cinta banget sama orang itu, jadinya di cerain lah sama ayah saya ,, eeee semenjak itu bang saya jadi males buat ngomong sama ibu saya, karna gimana ya bang hehe terus terang saya kasihan sama ayah saya ,dan kebetulan eeee ibu saya udah enggak tinggal di Tangerang lagi bang, yaaa semenjak itu juga saya jadi engga ada tempat lagi buat cerita, karna terus terang bang waktu masih ada ibu, saya sering berbagi cerita sama ibu saya, eeeee kadang juga suka sedih si bang liat teman teman yang masih lengkap orang tuanya, yaaaa wajarlah bang.. ”
Subjek merasa cemas apabila teman sebaya tidak menyapa subyek seperti biasanya, sehingga subjek berpikir bahwa teman sebaya tidak lagi menegur subjek karena subjek sudah tidak memiliki ibu lagi. Subjek merasa malu ketika teman sebaya membicarakan perihal perceraian orang tua subjek. Subjek biasanya akan pergi ke perpustakaan sekolah untuk menghindari perbincangan teman sebaya tentang keluarganya.
“ eee terkadang saya suka cemas gitu bang yaa engga pede lah sama teman teman yang masih punya orang tua lengkap eeee saya malu bang, teman juga menganggap saya tuh gimanaaa gitu, eee kaya males negur gitulah bang, yaaa untuk menghindari itu semua kadang saya lebih suka menyendirii main di perpus, sambil baca baca gitu lah bang.”
Subjek merasa rendah diri karena subjek kerap kali diperolok oleh teman sebayanya perihal paras wajah yang tidak cantik menurut teman sebayanya, namun nenek subjek selalu mengatakan bahwa subyek remaja yang cantik sehingga rasa percaya diri subjek kembali saat subjek bertemu dengan teman sebayanya. “eeee saya bingung bang, kadang saya suka minder, temen temen saya banyak yang memperolok saya, gimanaaa gitu bang kayanya, suka sediiih kayanya bang saya, untung ada nenek saya bang yang selalu memberikan support sama saya, jadi lebih sedikit percaya diri gitu lah bang”
Selain itu ada beberapa perubahan yang dialami oleh subyek. Subjek pasca perceraian orang tuanya yaitu subjek lebih mandiri, sesuai dengan pernyataan subyek “…trus juga sekarang aku nyuci baju sama nyetrika sendiri soalnya kan papahku sibuk kerja, kasihan kalo pulang tuh sore jadi udah capek, jadinya aku gak mau ngerepotin papahku lah ”
Subjek juga merasa agak sedikit nakal pasca perceraian orang tuanya namun selain itu subjek juga merasa lebih giat belajar. “…ya nakal gimana ya, mungkin aku kadang suka usil sama temen, kalo istirahat sering ece-ecean gitulah…Kalo aku giat belajar kan nti aku pinter, jadi biar temen yang sering ndiemin aku gak bisa lagi ngomong-ngomongin aku”. Di dalam lingkungan sekolah subjek mendapatkan peringkat 5 besar di kelasnya tak jarang teman sebaya yang dulu memperolok subjek berbalik menunjukkan perilaku yang baik terhadap subjek. “eee tapi sekarang udah mendingan bang enggak kaya dulu, aku buktiin dah pokoknya ke temen temen ku walaupun keluarga ku bermasalah tapi aku berprestasi eeee yaaaa gitu dah jadinya yang tadinya ngerendahin jadi deketin”
Kurangnya kedisiplinan pun menjadi masalah bagi subjek. Seusai pulang sekolah subjek langsung bergabung dengan teman sebayanya untuk bermain hingga lupa makan siang yang mengakibatkan sakit maag subyek kambuh. Ayah subjek tidak dapat mengontrol kegiatan subjek seusai jam sekolah usai dikarenakan ayah subjek bekerja hingga sore hari. Dampak yang dirasakan subjek pasca perceraian orang tuanya adalah subjek menarik diri dari pergaulan teman sebaya di lingkungan rumahnya, dikarenakan subjek tidak ingin diperolok oleh teman sebayanya sehubungan dengan perceraian orang tuanya. Perasaan malu dan sedihpun bercampur. Saat subjek merindukan ibunya biasanya subjek akan masuk ke dalam kamar dan menangis.
Subjek merasa bahwa ayah menjadi teladan bagi subjek pasca
perceraian saat ayah subyek tetap meluangkan waktu di akhir pekan dan waktu-waktu libur tertentu untuk berekreasi bersama subjek. Subjek merasa ayah tidak dapat menjadi tempat berbagi cerita yang nyaman bagi subjek, sehingga terkadang subjek sedikit marah terhadap ayah subjek. “ eeee iya bang saya tuh orangnya susah banget di atur apalagi mamah sudah pisah, yaaa contohnya telat makan bang, saya kan punya penyakit mah, kalo ayah si kurang begitu perhatiin heheh yaaa maklum lah ayah saya kerjakan pulannya sore, ee jadi gak sempet mantau dah bang, yaaaa paling gitu nbang kalo lagi rindu sama mama, saya Cuma bisa masuk kamar trus nangis deh. Eee yaaa kalo ayah si bang susah , buat berbagi cerita ke ayah tuh gimana kayanya,, makanya saya terkadang suka bt gitu sama ayah ee ”
4.2 GAMBARAN UMUM SUBYEK 4.2.1 GAMBARAN SUBYEK B
B lahir di kota Jakarta pada tanggal 5 februari 1998. Anak ke 3 dari 4 bersaudara ini sekrang berusia 15 tahun.ok memiliki tinggi badan 155cm dengan berat badan 50kg meiliki kulit putih adalah pelajar SMP CHARITAS Jakar saelatan. “ eeee saya lahir di jakarta bang, saya anak ke 3 dari 4 bersaudara, usia saya sekarang eeee 15 tahun bang ”
Ayah subyek berprofesi sebagai tukang servis barang-barang elektronik, sedangkan Ibu subyek sebagai karyawan konveksi. Ayah dan ibu subyek kerap kali bertengkar dengan pokok permasalahan yang sama yaitu keuangan. Ayah subyek sering menghamburhamburkan uangnya untuk bermain judi, beban perekonomian rumah tangga dilimpahkan pada ibu subyek dan inilah yang menjadi sebab perceraian orang tua subyek. Subyek hidup dengan keluarga yang tidak utuh sejak 2 tahun terakhir. Saat ini subyek beserta 3 saudaranya tinggal bersama dengan ibu dan nenek subyek. Ayah subyek sendiri tinggal di tempat orang tua ayah subyek.Subyek merasa sedih atas perceraian orang tuanya karena subyek merasa tidak memiliki orang tua yang lengkap. Sejak perceraian orang tuanya subyek merasa ada yang berbeda dalam kesehariannya. Subyek tinggal bersama dengan ibunya. “ eee kalo ayah saya si kerjaannya tukang service-service barang barang elektronik gitu bang eeee kalo ibu karyawan konveks, yaaa gitulah bang karna permasalan ekonomi ayah sama ibu tuh sering banget berantem gara gara masalah uang, apalagi ayah tuh seneng banget main judi, jadi kalo menurut saya eeee wajar kalo ibu marah karnakan beben keluarga lebih besar ditanggung sama ibu bang ,, sampe akhirnya ibu sama ayah bercerai bang. Sekarang saya dan kedua sodara saya tinggalnya sama ibu, kalo ayah si tinggal dirumah kakek saya, rasanya tuh gimana ya bang, eeee sedih banget dah pokoknya, apalagi kalo 2 tahun belakangan ini semenjak ayah dan ibu bercerai, kayanya ttuh hari hari beda banget. ”
Komunikasi subyek dengan ayah subyek masih tetap terjalin, biasanya subyek dalam satu minggu sedapat mungkin subyek berkomunikasi dengan ayahya. Adapun komunikasi yang dilakukan adalah melalui sms (short messages service) dan berkunjung ke rumah ayah subyek sekali tempo. Intensitas waktu untuk berkomunikasi tidak dapat ditentukan karena komunikasi dapat terjalin sesuai dengan waktu luang ayah subyek. Apabila ada.
waktu luang biasanya subyek akan pergi memancing dengan ayahnya, namun tidak terjalin komunikasi yang efektif karena ayah subyek dan subyek berkonsentrasi penuh untuk menangkap ikan sehingga jarang ada perbincangan antara mereka. Komunikasi dengan ibu tidak mengalami perubahan pasca perceraian orang tua subyek. Subyek memiliki komunikasi
yang baik dengan ibu subyek. Apabila subyek terlambat untuk pulang ke rumah, maka subyek akan segera memberi kabar pada ibunya lewat sms (short messages service) . Ibu subyek selalu memantau subyek dalam hal sekolah, berkaitan dengan nilai-nilai subyek di sekolah. “eeeee sampai saat ini si bang saya masih komunikasi sama ayah lewat sms, kadang juga saya kerumahnya bang yaaa kaya biasanya lah, tapi gimana yaaa raasanya tuh beda aja engga kaya dulu”
Subjek merasa bahwa tidak ada teladan yang dapat diambil dari ayah subyek. Hanya ketika ayah mengingatkan subjek untuk tidak terlalu banyak main game saja, ibu subjek menjadi teladan bagi subjek ketika ibu subjek tidak pernah mengeluh dengan status sebagai single parent dengan menghidupi empat orang anak sendirian. “eeeee terus terang si bang saya tuh rasanya bt sama ayah, ayah tuh yaaaa gimana yaa hobinya aja judi jadi gimana mau memberikan pelajaran yang baik buat anak-anaknya, kadang saya maluu gitu bang, yaaa paling cerewetnya kalo saya lagi main game ayah tuh cerewet banget dah,,, beda kalo sama ibu, saya tuh sayang dan salut sama ibu, kerja keras banget dah bang pokonya buat, perhatian sama anak”
Subjek merasa malu ketika teman-temannya di sekolah mengetahui status perceraian orang tuanya karena sebagian besar teman-teman subjek memiliki orang tua yang lengkap. Kerap kali apabila teman-teman subjek menanyakan tentang orang tuanya, subyek hanya bisa terdiam dan berpura-pura untuk menyibukkan diri. “eeeee gimana ya bang saya tuh terkadang malu sama temen-temen yang orang tuanya masih lengkap, apalagi yaaaaa kasus perceraian ayah dan ibu saya kan kurang baik, yaaaaa paling saya hanya bisa diam bang kalo lagi di tanya tentang orang tua saya...”
4.3 Gambaran umum subyek 4.3.1 Gambaran subyek C
Subyek merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Orang tua subyek berprofesi sebagai tailor(penjahit). C di besarkan di jakarta di besarkan di lingkungan keluarga yang taat dan patuh kepada ayah dan ibunya serta kaka-kakaknya yang sangat menyayangi dirinya. “Aku lahir di jakarta bang.. tapi rada jakarta inggir lahh hehe.aku sekolah di daerah lebak bulus SMA charitas ..umur aku baru 17 tahun.,Kan aku anak terakhir anak bontot gitu deh.. enak aja selelu di belaiin apa-apan sama mamah.tapai kalo aku salah juga tetep di marahin karna papah aku tegas apalagi kalo masalah sekolah..Aku paling suka kalo lagi kumpul sama keluarga aku.. merasa hidup ini indah..hehe...
Semasa kecil ia anak yang penurut kepada kedua orang tuanya,kemudian ia anak yang pandai bergaul dengan lingkungannya terlihat pada saat subjek pulang sekolah teman-temannya langsung datang kerumah untuk mengajak nya bermain. “Kalo aku kan kata orang-orang aku orang nya suppel gampang berbaur sama siapa aja.. justru aku malah ga suka kalo sepi ,,terus cari kermaian deh main sama temen sepupu tapi tetep inget sama peraturan rumah..saoalnya aku takut sama papah aku”.
Selama bersekolah ia anak yang biasa saja tidak termasuk anak yg pandai dan bodoh, tapi ia hanya ingin temannya tidak mengetahui status perceraian orangnya, karna ia merasa minder dengan hal tersebut. “Eeeh. Aku disekolah terrmasuk anak yang biasa-biasa aja yang penting aku udah berusaha tetep tuhan yang menentukanlah..eehh tapi terkadanag teman kalo menyinggung masalah keluarga aku kadang suka kabur gtu dan nutup-nutpin dan mengalihkan pembicaraan”.
Subyek terkadang mencari kesibukan dengan menyalurkan hobinya,karna ia hobi dengan beladiri ia mengkuti karate di luar sekolah,dibandingkan berdaiam diri dirumah atau dikamar subyek merasa bosan. “Dengan cara saya melampiaskan atau melampiaskan masalah di dalam rumah emosi serta kegudahan hati mkanya saya ikut kegiatan atau menyalurkan hobi pokonya kegiatn yang positif lah karna saya juga sangat suka jadi bertemu teman baru,dan dapat menambah wawasan serta menghibur diri sendiri.”.
Namun setelah kejadian perceraian yang di di alami oleh keluarganya subjek mengalami perubahan drastis dalam hal pergaulan,kemudian sosok kedua orang tua nya sudah tidak bisa menjadi panutan lagi.. “Terkadang saya suka mikir bang,, kalo mengalami kejadian ini saya menyesal lahir didunia ini..apalagi kalo udah liyat papah kasar sama mamah,, perasaan ini udah campur aduk bangg..”
4.4.1 Analisis subyek A Faktor-faktor yang mempengarhui konsep subyek A a. Subjek A adalah seorang individu yang konsep dirinya terbentuk dari bagaimana penilaian orang lain mengenai dirinya
“eeeee terus terang bang saya tuh orangnya engga pedean, apalagi semenjak mamah sama papah sudah bercerai, saya tuh orangnya pemalu, eeee, saya punya temen deket bang namanya nita, eee nita itu temen deket aku bang, dia sering kali memberikan penilaian kepada diri saya,,eee misalnya saya harus lebih rapih, saya harus berani, supaya saya terlihat tidak kaku depan orang lain eeeeee, yaaa makanya saya tuh kalo di kesih penilaian sama si nita pasti saya ikutin bang,, eee ya itu tadi saya tuh orangnya engga pedeaan.....”
b. Subyek A di dalam
sebuah kelompok dan bagaimana kelompok tersebut dapat
mempengaruhi konsep dirinya. subyek A dalam bermasyarkat dan bergaul di dalam masyrakat terdapat norma-norma seprti norma agama dan berpeerilaku baik sesama “ saya kan suka ikut kegiatan di daerah rumah saya,dari situ saya bisa belajar bnyak bang hehe,,belajar berani berbicara di depan umum jadi saya sekrang lebih pd(percaya diri) gitu deh bang kalo berhadapan ke orang yang lebih tua..”
c. Subjek A adalah seorang anak yang belum memiliki kematangan usia di saat menghadapi permasalahan di dalam keluarganya, sehingga A belum bisa menyesuaikan dirinya ketika di lingkungan luar terutama di lingkunagn temantemannya.
“eee terkadang saya suka cemas gitu bang yaa engga pede lah sama teman teman yang masih punya orang tua lengkap eeee saya malu bang, teman juga menganggap saya tuh gimanaaa gitu, eee kaya males negur gitulah bang, yaaa untuk menghindari itu semua kadang saya lebih suka menyendirii main di perpus, sambil baca baca gitu lah bang,,, eeee saya bingung bang, kadang saya suka minder, temen temen saya banyak yang memperolok saya, gimanaaa gitu bang kayanya, suka sediiih kayanya bang saya, untung ada nenek saya bang yang selalu memberikan support sama saya, jadi lebih sedikit percaya diri gitu lah bang,”
d. Nama dan julukan Pada kebanyakan remaja mereka merasa malu jika namanya buruk atau bila mereka diberi julukan yang bernada mencemooh. “eeeeee gimana ya bang, kebanyakan temen-temen saya tuh sudah tau mengenai perceraian orang tua saya, makanya saya tuh sering di cemooh, sampe saya engga pd eeee”.
e. Hubungan keluarga Subjek A Seorang remaja yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang erat dengan orangtuanya terutama ayahnya dan ingin mengembangkan pola kepribadiaan yang sama dengan orangtuanya terutama ayahnya. “eeeee gimana ya bang, saya tuh salut sama ayah, walaupun dikhianati sama mamah tapi dia tetep sabar, bahkan masih mau mengurus anak- anaknya dengan penuh tanggung jawab..yaaa ayah emang sosok yang patut buat di contoh dah bang”.
f. Teman-teman sebaya Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja, Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan teman-teman tentang dirinya.
“eeeee terus terang bang saya tuh sebenernya paling gak suka kalo di cemooh yaaa paling saya tunjukin ke temen-temen saya walaupun orang tua saya telah becerai, saya masih bisa mencapai prestasi di sekolah”.
Konsep diri yang muncul dari diri subyek A
Perasaan sedih pada subyek muncul saat subyek melihat teman sebaya yang memiliki orang tua lengkap datang pada acara-acara di sekolah seperti pengambilan raport dan melihat teman sebaya jalan-jalan bersama orang tuanya. Subyek merasa sedih karena subyek merasa tidak ada lagi tempat untuk berbagi cerita dan biasanya apabila subyek merasa sedih maka subyek akan masuk ke dalam kamar dan menangis. Pada saat teman sebaya subyek mengacuhkan subyek, biasanya subyek akan merasa sedih dan
berfikir bahwa teman sebaya sedang
menjauhinya karena subyek tidak memiliki oraang tua yang lengkap. Subyek merasa sedih saat teman sebaya mengetahui status orang tua subyek yang telah bercerai sehingga di sekolah subyek terkadang diolok-olok oleh teman sebayanya. “Pernah kan bang waktu pengambilan raport sekolah aku sempet berfikr untuk pake orang lain agar aku terlihat memeiliki orang tua,,abis nya malu klo liyat teman-teman yang lain yang keluarganya lengkap,, suka sedih sihh tapi aku menahan perasaan ini...
Subyek merasa pasca percerian orang tuanya, beberapa teman sebaya yang mengetahui status keluarga subyek menggunjingkan subyek. Subyek menarik diri dari teman sebayanya dengan cara sibuk membaca di perpustakaan dilakukan subyek, oleh sebab itu subyek merasa enggan untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Subyek merasa iri ketika melihat teman sebaya yang memiliki orang tua yang lengkap, oleh sebab itu hingga saat ini subyek sulit untuk mempercayai bahwa orang tuanya telah bercerai. Pasca perceraian orang tuanya penerapan kedisiplinan dari orang tua tunggal sangat kurang, hal ini disebabkan karena ayah subyek sibuk berja dari pagi hingga sore untuk mencari uang.
“Saya kadang suka iri bang gitu kalo lagi liyat teman-teman yang masih punya keluarga lengap,saya mending pergi atau ke perputakaan sekolah smpe sore,,baru deh aku pualang kerumah tapi kadang juga ada rasa males kalo mau pulang abisnya ayh sibuk sama kerjaannya.
Sikap negative ini merupakan dasar bagi tidak adanya perhatian dan kasih sayang terhadap orang lain diluar dirinya sendiri. Individu yang memiliki konsep diri yang negative hanya memperhatikan dirinya sendiri sepanjang waktu,tidak pernah puas,selalu takut kehilangan sesuatu, takut tidak diakui,iri kepada mereka yang memiliki kelebihan.
SIGNIFIKAN OTHER
SO Adalah seorang perempuan berusia 16 tahun, saat ini SO kelas 1 SMA, SO adalah salah satu sahabat dekat subjek, yang kebetulan rumah SO bersebelahan dengan rumah subjek, SO mengaku telah lama kenal dengan subjek. Bahkan sejak kecil SO telah mengenal baik subjek dan keluarganya.
“eeee kalo di bilang teman si yaaaa gimana ya bang, heheh masalahnya dari kecil tuh saya udah deket banget sama IR, kemana mana tuh bareng, di setiap ada masalah juga si IR tuh sering banget cerita sama saya, yaaaa kalo saya bisa bantu ya saya bantu bang heheh, yaaaa mungkin karna seumuran juga bang sama saya jadinya si IR engga pernah risih kalo curhat kesaya, lagi juga kebetulan saya satu sekolah bang sama si IR, eeee tetanggaan juga, rumah saya tuh di sebelah rumah IR heheh, yaaaa eeeee gimana ya bang udah kaya adik kaka lah saya kalo sama IR”
Di setiap permasalahan A selalu menceritakannya kepada SO bahkan ketika orang tuanya mengalami perceraianpun A menceritakannya kepada SO sehingga SO mengetahui permasalahan di dalam lingkungan keluarga A “ eeee heheh bang, sebenarnya saya enggak enak buat nyeritainya heheh, yaaaa jadi gini bang yang saya tahu berdasarkan informasi dari IR sih waktu itu, orang tuanya tuh bercerai karna ulah mamahnya yang selingkuh sama orang lain, eee sebenernya
sih ayahnya si IR udah tau sejak lama, yaaa tapi mungkin karna ayahnya si IR sabar banget bang, tapi eeeee lama kelamaan ibunya si IR malah lebih milih orang lain, eeee ya udah akhirnya cerai dah bang, yaaa saya sih kasian juga bang sama ayahnya si IR”.
SO mengaku bahwa pada waktu itu A bercerita banyak mengenai perasaanya kepada SO ketika orang tuanya bercerai, sehingga SO mengetahui perasaan A “eeeee ya pokoknya semenjak orang tuanya bercerai tuh si A berubah gitu lah bang dia jadi anak yang pemalu, engga percaya diri, yaaaa emang dia pada waktu itu tepukul banget bang kayanya, apalagi ngeliat kelakuan ibunya heeeem yaaaa saya sebagai teman dekatnya hanya bisa menasehatinya saja, yaaaa pokonya dia kecewa banget lahh bang sama ibunya”
Berdasarkan informasi dari SO hubungan A dengan keluarganya sangatlah berbeda sebelum dan sesudah orang tuanya bercerai. “ eeeee yang jelas si bang IR dulu tuh anak yang periang, eee pokonya beda banget lah sama sekarang, sekarang tuh dia anaknya jadi pemurung, gak percaya diri, eee dia juga udah engga komunikasi lagi sama ibunya yaaaaa maklum lah bang mungkin karna kecewa sama ibunya, tapi kalo sama ayahnya si dia masih deket bang yaaaa mungkin kurang perhatian bang,, ayahnya kan kerja msalahnya eeee kalo sama keluarganya yang lain si saya liat masih biasa biasa aja”
Menurut SO subjek A memiliki orang yang sangat berpengaruh bagi dirinya “ eeeee yang saya tau si bang ya, dia tuh orangnya sayang banget sama ayah nya yaaaa walaupun kadang dia juga sedikit kesel sama ayahnya gara gara kurang di perhatiin, tapi sebenernya dia sayang bang eeeee, katanya si ayahnya tuh sosok orang tua yang patut buat dijadikan panutan karna tanggung jawabnya dan sabarnyanya bang, makanya dia mau ngebuktiin ke temen-teman yang udah nyemoohinnya, eeee walaupun orang tuanya dia telah bercerai dia akan tunjukkan
deengan prestasi di sekolah, yaaaa mungkin itu wujud rasa sayangnya buat ayahnya bang,, eee emang si saya salut sama si IR dia tuh pemalu pemalu gitu juga anaknya pinter bang, rajin belajar pula, banyak bang guru-guru yang respect sama dia heheh.
4.6 Analisis subyek B Faktor-faktor yang mempengaruhi subyek B a. Subjek B adalah seorang individu yang konsep dirinya terbentuk dari bagaimana penilaian orang lain mengenai dirinya “saya memandang penilaian orang tentang diri saya saya anggap itu justru membuat jadi acuan ,apa penilain diri saya selama bergaul kemudian saya dapat membenahi diri saya dari komentar lingkungan saya agar saya dapat berhati-hati gitu deh dalam bertidak jadi ga semaunyaa dah.. b. Subyek B di dalam sebuah kelompok dan bagaimana kelompok tersebut dapat mempengaruhi konsep dirinya. Subyek B dalam bermasyarkat dan bergaul di dalam masyrakat terdapat norma-norma seprti norma agama dan berpeerilaku baik sesama “kelompok yang sanagt mempengaruhi saya ada sebenarnya lingkungan keluarga hanya sedikut tuh bang,,soalnya orang rumah kan jarang ada saya mah lebih.tapi kalo masalah norma atau aturan saya lebih mengikuti peraturan rumah tetep.”
c. Subjek B adalah seorang anak yang belum memiliki kematangan usia di saat menghadapi permasalahan di dalam keluarganya, sehingga B belum bisa menyesuaikan dirinya ketika di lingkungan luar terutama di lingkunagn temantemannya. “ iya abang nama ny juga anak-anaknya kalau ada masalah dikit nihh pasti maen ledek-ledekan ,ak si cuek kalo masih masalah sepele tapi kalo udah masalah keluarga kadang ak marah sama mereka berapa hari gituu ga tegur sapa sama temen aku bang..
d. Nama dan julukan
Pada kebanyakan remaja mereka merasa malu jika namanya buruk atau bila mereka diberi julukan yang bernada mencemooh. “kalau masalah pangilan aku juga suka mangil teman aku dengan sebutan gapalah gituu heheh,, ya maen ledek-ledekan udah biasa bang jadi aku ga tersinggung koo..ya asal jangn bawa bawa keluarga aja apalagi sampe mnyingung tentang percerain orang tua ssaya bang..
e. Hubungan keluarga Subjek B Seorang remaja yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang erat dengan orangtuanya terutama ayahnya dan ingin mengembangkan pola kepribadiaan yang sama dengan orangtuanya terutama ayahnya. “sampai saat ini sii baik- baik ajja saya masih suka janjian sama ayah buat jalan-jalan seminggu sekali lah bang.. kadang kan ayah suka mancing aku paling suka nemenin dia ,aku suka bantuin mancing juga,,hehehe
f. Teman-teman sebaya Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja, Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan teman-teman tentang dirinya. “eee kalo dari perlakuan teaman-teamn saya ke saya bagi memeang sanagt berdampak ya saya suka males gitu kalo ketemu teman saya ,,cinderung menghidar apalagi teman-sekola saya,,
Dampak negatif Dampak negatif dari perceraian orang tua pada subjek B terlihat lebih sedikit mempengaruhi subyek karena pada dasarnya sebelum perceraianpun ibu subjek yang paling berperan dalam hidup subjek sehingga pasca perceraian Ibu subjek tetap memperlakukan subjek B sama seperti sebelumnya. “Perubhan nya ga banyak ko kalo dari segi perhatian mahh bang,, soalnya dari dulu mama emng lebih perhatian ke aku,, terus kali ayah aku rada cuek dari dulu.”.
Meskipun ayah tidak berperan dalam hidup subyek namun kehilanagan perhatian dari ayah dirasakan sedikit oleh subjek. Pasca perceraian orang tua, subyek setiap harinya sepulang sekolah bermain ke rumah sepupunya yang berada tepat di sebelah rumah subyek. Biasanya ayah subyek yang melarang subjek untuk bermain terlalu sering di temapt sepupunya, namun pascaperceraian orang tuanya subyek merasa kehilangan sedikit perhatian dari ayahnya karena tidak ada yang melarang subjek bermain. “Kalo ayah mah ga terlalu kasih dampak banget sii.. justru sekarang aku jadi lebih leluasa main kesana kemari ,,tapi aku kasian sama mamah kadang drumah suka ga ada yang nemenin deh,,jadi kalo aku suka inget mamah kalo mau lagi main.”
Pasca perceraian orang tuanya, subyek merasa hidupnya lebih damai karena subjek sudah tidak lagi mendengar pertengakaran orang tua yang kerap kali didengar oleh subjek. “Aku sedikit lega bang..karna selama ini saya pusing liyat orang tua saya bertengkar terus,jadi saya merasa lebih baik begini deh jadi lebih tentram,,huhh”
Significant other SO Adalah seorang perempuan berusia 15 tahun, saat ini SO kelas 3 SMP, SO adalah salah satu sahabat dekat subjek, yang kebetulan rumah SO bersebelahan dengan rumah subjek, SO mengaku telah lama kenal dengan subjek. Bahkan sejak kecil SO telah mengenal baik subjek dan keluarganya. “ kalo saya melihat keseharian si OK ya bang,,daia termasuk anak yang ceria si jarang gitu nunjukin kalo dia sedih atau ada masalah sama keuarga.tapi dia ga pernah segan gitu bang kalo ada masalah suka cerit sama saaya, apa munkin kita temenana udah lama hehehe, jadai ga ada yang di tutpin tapi ga tau juga si,, ada juga kali ya dia ga ceritaain.
Di setiap permasalahan B selalu menceritakannya kepada SO bahkan ketika orang tuanya mengalami perceraianpun B menceritakannya kepada SO sehingga SO mengetahui permasalahan di dalam lingkungan keluarga B
“nah bang untuk masalah orang tua nya yang udah cerai duhh gimana ya bang rada ga enak kalo di ceritaiin hehe,, yang kalo menurut cerita dia mah ayahnya nya suka judi gitu bang jadi ibunya ok tuh udah kesel ,,ya terkadang kalo lagi saya maen juga pernah gitu brantem saya ga enak ssaya tinggal pergi aja,hehe
SO mengaku bahwa pada waktu itu B bercerita banyak mengenai perasaanya kepada SO ketika orang tuanya bercerai, sehingga SO mengetahui perasaan B.
“eee,, kalau menurut ceritanya si ya dia merasa sedih jugalah bang wajar namanya juga di tingal orang tua,tapi dia bilang juga sedikit lega gitu katanya sih dirumah jadi ga rame maksudnya dia udah ga pernah denger ribut-ribut lagi ,, udah pusing dia kalo dirumah.tapi kalo masalah perturan rumahmah tetep ketat karana ibunya yang galak kalo buat peraturan rumah..
Berdasarkan informasi dari SO hubungan B dengan keluarganya sangatlah berbeda sebelum dan sesudah orang tuanya bercerai. “kalo perubahan ke kelurga yang saya perhatikan ya bang hanya sedikit sih,,ya paling hubungan dia dengan ayahnya sekrang ,kadang ia merasa kangen terus dia paling suka telphon ayahnya atau ga smsan, terus kadang ia juga bilang sekrang udah ga da lagi yang jadi panutan gua”kata dia gitu si bang,,heem karana si OK ini kan demen banget maen game tuhh, makanya sampe-sampe lupa waktu, nah ayahnya dah yang suka ingetin dia dari dulu sampe kasus ini terjadi deh bang.. bang,, ayahnya kan kerja msalahnya eeee kalo sama keluarganya yang lain si saya liat masih biasa biasa aja”
Menurut SO subjek B memiliki orang yang sangat berpengaruh bagi dirinya “eehh siapa yahh,, kalo menurut ceritanya si sampe saat ini memamng ayahnya si karana dari kecil sampai besar dia paling deket sama ayahnya karna ayahnya yang selalu manjaiin dai bang..walapun kenytaannya sia ayah berlaku kasar sama ibu tapi dalam hati kecil dia,dia tau kalo ayahnya sangat sayang sama keluarga.
Analisis subyek C
a. Subjek C adalah seorang individu yang konsep dirinya terbentuk dari bagaimana penilaian orang lain mengenai dirinya
“kalo dari orang bialng si aku orang nya gampang bergaul, ya namanya orang ya bang mood nya suaka berubah-berubah kadang mau keluar rumah kadang gaa. Tapi temen-temn aku kalo misalnya aku ga main sehairian pasti akd cariin sama merekaa.biasa fans berat kali,haha...”
b. Subyek C di dalam sebuah kelompok. “.kalo masalh nongkrong atau dalam suatu perkumpulan akmah ga pilih-pilih selama aku ngerasa nyaman aku bakal menikmati aja terus apalagi orangnya asik-asik.”
c. Subjek C adalah seorang anak yang belum memiliki kematangan usia di saat menghadapi permasalahan di dalam keluarganya, sehingga C belum bisa menyesuaikan dirinya ketika di lingkungan luar terutama di lingkunagn temantemannya. “kalau masalah keluarga aku mah ga bawa-bawa ke luar ,ya kadanag si paling kalau lagi males aja sama orang rumah aku pergi keluar lah pusing drumah mah.,”
d. Nama dan julukan Pada kebanyakan remaja mereka merasa malu jika namanya buruk atau bila mereka diberi julukan yang bernada mencemooh.terkadang subyek juga suka di lecehkan dengan kata-kata yang kurang menyengkan.
“yah bang,, saya mah sudah biasa di kataiin si kaga paling suka disindir-sindir gitu dah,”.
e. Hubungan keluarga Subjek C Seorang remaja yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang erat “kalau aku sama keluarga si baik-baik aja ya paling sama ayah lah suka beda pendapat aja”.
f. Teman-teman sebaya Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja, Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan teman-teman tentang dirinya.
“Tergantung aku bang kalo lagi mood ak si mereka asik aku asik,,,hehehe..Tapi temen aku memepengaruhui aku juga sii karna mereka emopat aku bercerita lah kalau aku lagi ada masalah.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhin subyek C Dampak konsep diri negatif yang muncul dari subyek C Didapati dampak negatif dari perceraian orang tua yaitu penyimpangan perilaku. Adapun dampak negatif dari perceraian orang tua pada subjek C adalah subjek tidak dapat berkonsentrasi dalam menerima pelajaran disekolah dikarenakan subjek terus memikirkan tentang perceraian orang tuanya sehingga guru kerap kali menegur subyek karena tatapan mata subjek kosong saat menerima pelajaran di sekolah. Pada saat guru menanyakan alasan subjek tidak dapat berkonsentrasi dalam pelajaran subyek kerap kali menjawab tidak ada masalah apapun, hal ini dilakukan subjek untuk menutup-nutupi status orang tua subyek yang telah bercerai karena subyek akan merasa malu jika teman sebaya di sekolah mengetahuinya “perpisahan orang tua membuat saya sering mengalami blank dalam hal apapun,,sperti pernah suatu ketika saya sedang belajar saya suka melamun
bang..sampe-sampe guru saya menghampri saya dan menegur karana saya suka melamun di kelas,jadi saya sekrang kaklo belajar jadi kurang konsentrasi bang..
Individu dengan kosep diri negative berkecenderungan untuk menunjukan sikap mengasingkan diri, malu-malu dan tidak ada minat pada persaingan.sikap menarik diri dan menolak untuk berpartisipasi ini merupakan suatu upya untuk mencegah inferioritas terpublikasikan secara terbuka sehingga mengkonfirmasikan apa yang di yakini oleh orang lain mengenai dirinya.
Sikap negative ini merupakan dasar bagi tidak adanya perhatian dan kasih sayang terhadap orang lain diluar dirinya sendiri.individu yang memiliki konsep diri yang negative hanya memperhatikan dirinya sendiri sepanjang waktu,tidak pernah puas,selalu takut kehilangan sesuatu, takut tidak diakui,iri kepada mereka yang memiliki kelebihan.
Dari segi posititif
Dampak positif dari perceraian orang tua bagi subyek C adalah dimana subjek tampak lebih mandiri. Kemandirian subjekdapat dilihat saat subjek membantu kakak untuk menjemur pakaianyang telah dicuci dan mengepel lantai rumah, meskipun kerap kali sesudah melakukan tugasnya subjek diomeli oleh kakak perempuannya. Subjek menganggap omelan dari kakaknya adalah hal yang wajar, dikarenakan situasi rumah yang sedang setres akibat perceraian orang tuanya sehingga setiap anggota keluarga mudah sekali untuk terpancing emosinya. Kalo aku sama keluarga aku apa lagi sama kaka suka melakukan pekerjaan bareng bang,, aku suaka memebantu dia tapi saya juga tau diri saya saling membatu kalo kaka saya minta pertolongan pasti saya bantu walaupun terkadang saya sering di marahi jika telat disuruh apa lagi sampai di marahi,,hahaha. Tapi itu ga membuat saya jadi malas justru saya jadikan motivasi..
orang yang cepat tanggap terhadap situasi sekelilingnya.Individu dengan konsep diri positif ini juga memiliki rasa aman dan percaya diri yang tinggi,maupun lebih”menerima dan memberi” pada orang lain,memiliki sensitivitas terhadap kebutuhan orang lain,memiliki keyakinan dan lkepercayaan diri untuk menggulangi masalah bahkan dihadapkan dengan kegagalan sekalipun sanggup dihadapi dengan jiwa besar.
Selain dampak-dampak perceraian orang tua pada subjek diatas, didapati pula dampak lain dimana konsep seksualitas subjek terganggu. Subjek berpikir bahwa kelak subjek tidak akan menikah karena tarauma dengan perceraian orang tuanya.
Significant others
SO Adalah seorang laki-laki berusia 16 tahun, saat ini SO kelas 3 SMP, SO adalah salah satu sahabat dekat subjek,yang tinggal masih satu lingkungan dengan subyek. “ kalo gue bang sebagai temen dketnya Cuma bisa bilang dia berubah banget bang,,gua termasuk temenan cukup lama kan ya gue ngerasain dampaknya juga sii,dulu tuh bocah ya anaknya asik gitu dah sama ank-anak tongkrongan tapi sekrang kalo nongkrong suka ngelamun ga jelas dah..
Di setiap permasalahan C selalu menceritakannya kepada SO bahkan ketika orang tuanya mengalami perceraianpun C menceritakannya kepada SO sehingga SO mengetahui permasalahan di dalam lingkungan keluarga C “nah bang kalo masalah kasus itu gua lumayan tau banyak dah soalnya kadang si OK, kalo lagi ruwet maslah keluarga suka maenya krumah gue bang,, kadang seharian tapi nyokapnya tau kalo si ok maenya krumah gue tar nyokapnya suka samper,gara-gara ayahnya selingkuh gitu deh bang terus yang paranya lagi orangorang yang segen sama ayahnya sekrang jadi suka menghujat ayahnya bang.,jadi sekarang ia sangat membencinya sekali bang...
SO mengaku bahwa pada waktu itu C bercerita banyak mengenai perasaanya kepada SO ketika orang tuanya bercerai, sehingga SO mengetahui perasaan C “eee,, kalau menurut ceritanya si ya dia merasa sanagt seedih sakit dan sekaligus benci dengan ayahnya bang,,apalagi kalo orang lain suka menggujing tentang ayahnya.
Berdasarkan informasi dari SO hubungan C dengan keluarganya sangatlah berbeda sebelum dan sesudah orang tuanya bercerai. “kalo perubahan ke kelurga subjek sekrang sedikit acuh terkadang dia merasa bosan berada di lingkungan rumah.padahal sebelum orang tua nya bercerai si C sangat menggumi ayahnya bang,,karna kan ayahnya aktivis di greja jadi ia ingin sekali mengikuti seperti ayahnya,setelah tau ayahnnya sperti itu ia sekarang lebih baik menyendiri bang..
Menurut SO subjek memiliki orang yang sangat berpengaruh bagi dirinya “ya jelas ayahnya lah bang,,kaya yang saya bilang tadi ayahnya kan termasuk orang yang disegani di lingkungan bang karna orang nya baik dan ramah serata terpujilah bisa di katakan begitu,,.
Hasil observasi subyek A
Subjek adalah remaja yang memiliki postur tubuh tidak begitu tinggi, berkulit putih dan bertubuh kurus. Subyek berambut pendek sebahu dengan jenis rambut ikal berwarna hitam. Pada saat peneliti datang untuk berkenalan, subjek terlihat agak sedikit bingung karena melihat kedatangan peneliti ke sekolahnya. Pada waktu pertama kali peneliti datang untuk berkenalan, rambut subyek diikat dan subyek mengenakan seragam sekolah lengkap.
Satu minggu kemudian peneliti membuat janji untuk bertemu dengan subjek. Saat peneliti datang subjek terlihat gembira karena sedang bercengkrama dengan teman-teman
sebayanya seusai jam pulang sekolah. Pada waktu itu subjek mengenakan baju seragam biru SMA. Selama proses wawancara berlangsung, subjek berbicara dengan jelas dan lantang, namun ketika subjek menceritakan tentang perasaannya melihat orang tuanya bercerai, nada suara subyek terlihat agak berbeda dengan mata yang berkaca-kaca dan hampir meneteskan air mata.
Keseharian subjek seusai pulang sekolah dihabiskan bersama teman-teman sekolahnya, ayah dan neneknya. Subjek sangat mandiri sekali, ketika peneliti datang ke rumah subjek, tampak subyek terlihat sedang mencuci bajunya sendiri. Subjek banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya, saudara-saudaranya serta neneknya. Seusai melakukan wawancara peneliti mengantar subjek pulang ke rumah neneknya.
Subjek seorang remaja putri yang mudah untuk tersenyum. Setiap pulang sekolah subjek selalu bersama-sama dengan temannya untuk bercengkerama terlebih dahulu. Subjek remaja yang dapat berinteraksi baik dengan teman sebayanya, ketika pulang sekolah banyak sekali teman-teman yang menyapa subyek sambil memberikan senyuman. Di dalam komunitas gereja pun sama, subjek memiliki banyak sekali teman dan hampir semua remaja di gereja mengenal subjek.
Hasil observasi subyek B
Peneliti datang ke rumah subyek pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, hal ini disebabkan waktu subyek yang begitu padat untuk ditemui. Subyek merupakan remaja pria yang berusia kurang lebih 15 tahun dengan postur tubuh kurus, tidak terlalu tinggi, berkulit kuning dan memiliki jenis rambut lurus dengan warna hitam. Subyek merupakan remaja yang ceria, subyek tampak tersenyum ketika peneliti dating Subyek tersenyum lebar dan menyapa peneliti sembari membuka pintu rumah saat peneliti datang. Sama halnya ketika menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, subyek selalu menyisipkan senyumnya. Rumah subyek bersebelahan dengan rumah sepupu subyek, tak jarang subyek selalu bermain ke rumah sepupunya yang berada tepat di sebelah rumah subyek.
Subyek sangat menghormati dan patuh pada ibunya, saat peneliti datang ke rumah subyek tampak bahwa ibu subyek sedang menyuruh subyek untuk membeli sesuatu di warung dan tanpa banyak alasan subyek langsung pergi ke warung. Saat peneliti datang ke rumah subyek
untuk yang kedua kalinya saat wawancara di malam hari, subyek tampak hormat terhadap ibunya. Subyek meminta ijin terlebih dahulu, agar dapat melakukan wawancara bersama peneliti.
Saat peneliti berkunjung ke tiga kalinya ke rumah subyek, tampak subyek sedang bermain game bersama sepupu yang rumahnya tepat di sebelah rumah subyek. Hampir setiap hari subyek berkunjung ke rumah sepupunya untuk bermain. Selain itu juga subyek tampak memiliki banyak teman. Saat peneliti mengajak subyek pengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di sekitar tanggerang, sesekali subyek menyapa dan disapa teman yang bertemu dengannya.
Hasil observasi subyek C
Peneliti bertemu dengan subyek pada malam hari seusai subyek latihan dance di gereja. Peneliti menyapa subyek ketika subyek datang dan subyek pun membalasnya dengan senyum. Subyek memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, berkulit putih,mata agak sedikit sipit dengan tubuh agak kurus dan berambut lurus dengan semir rambut warna coklat.
Sebelum wawancara formaldimulai, subyek sempatbercerita beberapa menit tentang kehidupan seputar keluarganya dan kekecewaan yang dirasakan subyek. Saat bercerita subyek terlihat begitu santai dan lugas namun menit-menit terakhir ceritanya, subyek tampak sedikit emosi kepada ayahnya hal ini terlihat dari nada suaranya yang sedikit meninggi. Saat wawancara formal hendak dimulai subyek tampak menghela nafas panjang sembari tersenyum kepada peneliti.
Saat peneliti meminta subyek untuk menceritakan latar belakang kelurganya subyek tampak begitu semangat, namunditengah-tengah bercerita tentang keluarganya subyek tampak sedikit gelisah. Subyek menggarut-garut kepalanya, nada suara semakin tinggi dan menangis ketika bercerita tentang ayahnya yang sudah punya anak dari hasil selingkuhan. Subyek tampak begitu marah ketika menyebut nama dari selingkihan ayahnya. Nada suara subyek mulai sedikit menurun ketika bercerita tentangdampak dari perceraian orang tua terhadap hidupnya. Semangat subyek kembali lagi ketika peneliti bertanya tentang komunitas atau teman sebaya. Subyek tampak begitu bersemangat ketika bercerita tentang gengnya,
hobinya menari dan komunitas grafitinya
Hubungan subyek dengan dua kakak perempuannya cukup baik namun tidak dengan kakak laki-lakinya. Saat subyek sedang bermain ke greja hingga pukul 21.00 WIB, kakak perempuannya tampak perduli dengan subyek. Kakak perempuan subyek dating ke greja untuk mencari subyek dan mengajak subyek pulang. Namun berbeda dengan kakak lakilakinya, tampak sekali ketika ibadah gereja, kakak laki-laki subyek tidak pernah duduk disebelah subyek dan jika pulang gereja pun kakak laki-lakinya langsung pulang tanpa mengajak subyek untuk pulang.
Subyek
Konsep diri
Macam-macam konsep diri
Faktor-faktor yang
NEGATIVE
POSITIVE
mempengaruhi konsep diri Subjek IR Seorang remaja Didapati A
yang
dampak
mempunyai negatif dari perceraian
hubungan yang
kekeluargaan orang erat
yaitu
dengan penyimpangan perilaku.
orangtuanya ayahnya
tua
terutama Adapun dampak negatf dan
ingin dari perceraian orang
mengembangkan
pola tua pada subjek CL
kepribadiaan yang sama adalah
subjek
dengan
orangtuanya dapat
berkonsentrasi
terutama ayahnya. Pada dalam
menerima
subjek IR terlihat bahwa pelajaran
disekolah
adanya
cemoohan
dari dikarenakan
pihak luar atau teman- terus temannya
tidak
subjek
memikirkan
sangatlah tentang
perceraian
mempengaruhi konsep diri orang tuanya sehingga subjek
IR.
Subjek
IR guru
kerap
kali
adalah seorang anak yang menegur subyekkarena belum
memiliki tatapan
mata
subjek
kematangan usia di saat kosong saat menerima menghadapi permasalahan pelajaran di sekolah. di
dalam
keluarganya, Pada
saat
sehingga IR belum bisa menanyakan menyesuaikan
alasan
tidak
dapat
ketika di lingkungan luar berkonsentrasi
dalam
terutama
di
dirinya subjek
guru
lingkunagn pelajaran subyek kerap
teman-temannya.
kali menjawab tidakada masalah apapun, hal ini dilakukan subjek untuk menutup-nutupi
status
orang tua subyek yang telah bercerai karema subyek
akan
merasa
malu jika teman sebaya di
sekolah
mengetahuinya
Subjek OK Seorang remaja Dampak negatif dari B yang
mempunyai
perceraian orang
tua
pada subjek OK terlihat hubungan yang
kekeluargaan erat
lebih
sedikit
dengan mempengaruhi subyek
orangtuanya
terutama
karena pada dasarnya sebelum perceraianpun
ayahnya
dan
ingin
mengembangkan
ibu subjek yang paling
pola berperan dalam hidup
kepribadiaan yang sama
subjek sehingga pasca perceraian Ibu subjek
dengan
orangtuanya
terutama ayahnya.
tetap
memperlakukan
subjek ok sama seperti sebelumnya.
Dampak C
pada subyek CL ini sangat
dari
positif
perceraian
berhubungan sekali dengan
orang tua
keluarga nya dapat terlihat
subyek CL adalah
ia masih bersikap sperti biasa
saja
dengan
keluarganya.kemudian
di
bagi
dimana
subjek
tampak
lebih
mandiri. Kemandirian subjekdapat
luar rumah subyek CL
merupakan
anak
yang
pandai bergaul dan berbaur
dilihat saat subjek membantu kakak untuk menjemur
dengan lingkungan sekitar
pakaianyang telah dicuci dan mengepel
lantai
rumah, meskipun kerap
kali
sesudah melakukan tugasnya
subjek
diomeli
oleh
kakak perempuannya. Subjek menganggap omelan
dari
kakaknya adalah hal yang wajar, dikarenakan situasi
rumah
yang
sedang
setres
akibat
perceraian orang tuanya
sehingga
setiap
anggota
keluarga sekali terpancing emosinya.
mudah untuk