BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan kegiatan ini akan di cantumkan pemabahasan siklus I, siklus II serta pembahasan hubungan anatar siklus tersebut. 4.1.1 Deskripsi Sebelum Tindakan Penelitian dilakukan di SDN Sidorejo Lor 06 di kelas 4 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) : mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap siswa dan guru. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD N Sidorejo Lor 06 Salatiga maka di temukan beberapa permasalahan dalam pembelajran selama ini. Rendahnya hasil belajar siswa SDN Sidorejo Lor 06 yang dipengaruhi karena kurangnya konsentrasi siswa dalam memperoleh pelajaran dari guru. Pada saat proses pembelajaran berlangsung beberapa siswa ada yang asyik ngobrol dan mengajak temannya bermain. Selain itu juga ada salah satu siswa yang harus diberikan perhatian khusus karena pertumbuhan dan penangkapan pelajaran berbeda dengan siswa yang lain. Dalam proses pembelajaran guru menjelaskan dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan. Hal ini yang memicu hasil belajar IPA rendah. Hasil belajar IPA di SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga sebelum tindakan masih rendah. Hal ini terbukti dengan hasil belajar IPA yang sebagian siswa belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dari sekolah yaitu (70). Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM berjumlah 14 siswa dengan persentase 73% sedangkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM berjumlah 8 49
50
siswa dengan persentase 17%. Dari keadaan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM lebih banyak dibandingkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. Berdasarkan hasil belajar yang rendah maka peneliti melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model problem solving dalam pelaksaan siklus I dan siklus II. a) Kondisi Awal kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan IPA semester I tahun 2013/2014. Data hasil ualangan dapat diihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA
No
Nilai
Frekuensi
Persentase
1
40-46
3
13,6 %
2
47-52
2
9%
3
53-59
2
9%
4
60-66
5
23 %
5
67-73
4
18 %
6
74-80
6
27,4 %
22
100 %
Jumlah Nilai rata-rata
65,8
Nilai Tertinggi
80
Nialai Terendah
40
Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM
51
masih banyak. Skor nilai antara 40-46 frekuensinya ada 3 dengan pesentase 13,6% dari jumlah keseluruhan siswa, 47-52 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9% dari jumlah jumlah keseluruhan siswa, 53-59 frekuensinya ada 2 dengan persentase 9% dari jumlah siswa, 60-66 frekuensinya ada 5 dengan persentase 23%, 67-73 frekuensinya ada 4 dengan persentase 18% , 74-80 ada 6 dengan persentase 27,4%, dan dapat dilihat pada daftar nili siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.9 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 berikut ini :
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 70) data hasil yang diperoleh nilai kondisi awal dapat disajikan pada bentuk tabel 4.10
Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah
Persentase (%)
1
Tuntas
10
44
2
Belum Tuntas
12
56
52
Jumlah
22
100%
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal ini dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 12 siswa atau 44%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 56 %. Dari hasil data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak dibandingkan siswa yang tuntas. Ketuntasan pada tabel diatas dapat dilihat dalam diagram 4.2 berikut ini :
Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
4.1.2 Deskripsi Siklus I Pada siklus I akan dijelaskan tentang perencanaan, pelaksanaan, tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I terbagi menjadi 3 kali pertemuan.
4.1.2.1 Tahap Perencanaan Kegiatan pembelajaran silkus I dilaksanakan melalui 3 kali pertemuan yaitu sebagai berikut : 1)
Pertemuan Pertama Pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan maret. Sebelum
melakukan pembelajaran penulis terlebih dahulu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) menggunakan model problem solving dengan Kompetensi Dasar
53
(KD) Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Setelah itu penulis mempersiapkan materi yang akan diajarkan sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang energi panas, macam-macam energi panas, energi bunyi beserta contohnya. Alat peraga yang digunakan dalam materi ini yaitu berupa gambar energi panas dan energi bunyi. Selain itu peneliti juga memepersiapkan alat peraga berupa toples berisi air yang didalamya di beri benda yang berbunyi, hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa bunyi sifat energi bunyi terhadap zat cair. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa daftar presensi,lembar kerja siswa, lembar observasi kegiatan guru, buku pembelajaran. Selanjutnya penulis dan kolaborator mempelajari materi kelas 4 agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. 2) Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua adalah sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama. Yang membedakan dari pertemuan kedua yaitu materi ajarnya. Pada pertemuan kedua ini materi yang akan diajarkan mengenai Mendiskripsikan bahwa gesekan sebagai sumber energi panas, menyebutkan sifat energi panas, mengidentifikasi sumber energi bunyi, menyebutkan sifat energi bunyi. Setelah menyiapkan RPP, peneliti membuat alat peraga dari 2 kaleng susu bekas yang disambung menggunakan benang, menunjukkan alat peraga berupa gambar tentang energi panas. Peneliti juga menyiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar kerja siswa, lembar observasi kegiatan guru, buku pelajaran.
3) Pertemuan Ketiga Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga ini digunakan untuk tes evaluasi berupa tes tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sebelum proses pembelajaran pertemuan ketiga ini berlangsung,
54
peneliti menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan. Diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar tes yang berisi 20 butir soal berbentuk pilihan ganda, lembar jawab, serta lokasi atau kelas yang digunakan yaitu kelas 4. Sebelum memulai tes evaluasi, guru mengulang materi tentang yang telah diajarkan di pertemuan pertama dan kedua yaitu energi panas, macam-macam energi panas, energi bunyi beserta contohnya. Setelah itu guru megadakan tes evaluasi selama 2 x 35 menit.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan suatu deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai dengan akhir pembelajran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan siswa selama proses belajar mengajar berkangsung.
a) Pertemuan Pertama 1) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pada silkus I pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin, 10 Maret 2014 pukul 07.30-08.45 WIB setelah upacara bendera selesai. Kegiatan awal pemebelajran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, setelah itu guru melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apresepsi dan motivasi yaitu menanyakan tentang sumber-sumber enrgi panas yang berada disekitar lingkungan tempat tinggalnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru melakukan kegiatan inti yaitu terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa dengan mengajak perwakilan siswa keluar ke kelas dan berjemur dibawah terik matahari. Setelah bertanya jawab, guru kemudian menjelaskan materi tentang sumber energi panas dan sifatnya. Guru melibatkan siswa dengan mengamati gambar. Selain itu juga guru
55
melibatkan siswa unutk mnyebutkan sifat energi panas dan energi cair melalui pengamatan yang telah dilakukan. Setelah guru melakukan penjelasan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elabirasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk kelompok untuk diskusi, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa ada juga yang 6 siswa dipiih melalui hiterogenitas. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk memecahkan masalah. Setelah itu salah satu perwakilan kelompok maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapinya. Pada kegiatan konfirmasi guru meluruskan jawaban masing-masing kelompok yang kurang benar. Masing-masing siswa mencatat jawaban yang benar. Setelah dilakukan kegiatan konfirmasi guru melakukan kegiatan penutup dengan mengambil kesimpulan bersama siswa tentang pembelajaran pada hari ini. Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan salam.
2) Hasil Observasi Hasil observasi yang telah dilakukan observer yaitu observasi terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Solving. Hasil observasi proses pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 26 aspek. Aspek yang terdapat dalam lembar observasi ini diberi skor 1-4. Skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti sangat baik. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteris penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu total skor 0%-60-% berati kurang sekali (E), niali 61%-70% berarti kurang (D), niali 71%-80% bararti cukup baik (C), nilai 81%-91% bararti baik (B), dan nilai 91%-100% bararti baik sekali (A). Hasil observasi kinerja guru siklus I dapat dilihat pertemuan pertama dapat diliat dalam beberapa aspek. Aspek tersebut dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
56
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan I Aspek yang Diamati
Skor Penilaian 1
2
3
Mengecek kesiapan siswa Melakukan
apresepsi,
motivasi
Jumlah 4
Skor
1, 2, 3,4
16
7
10
5, 6
dan menyamoaikan tujuan Menyajikan/menyampaikan materi
8, 9, 10
15
11, 12 Mengorganisasikan siswa dalam
14
13
7
15
7
kelompok-kelompok belajar Membimbing diskusi kelompok
16
belajar diskusi Membuat kesimpulan
TOTAL
18,19,
13
20
17
12
8
68
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi dari kegiatan guru dapat diketahui melalui aspek yang diperoleh skor 3 sebanyak10, dan aspek 4 sebanyak 10 item dan totalnya semuanya 68. Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran terdiri dari 4 indikator, masing-masing mendapatkan skor 4 sehingga berjumplah 16. Pada aspek apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran nomor indikator 5 dan 6 mendapat skor 3 dan indikator 7 medapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Pada aspek menyajikan materi pebelajaran nomor indikator 8, 9, 10, 11, 12 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 15. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 14 mendapat skor 3 dan indikator 13 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7. Selanjutnya pada aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 16 dan
57
17 mendapatakan skor 3 dan nomor 15 mendapatkan skor 4 sehingga berjumlah 10. Sedangakan pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 18, 19 dan 20 mendapat skor 3 dan skor nomor 17 yaitu 4 sehingga berjumlah 16. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa, diperoleh lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dibawah ini : Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I Aspek yang Diamati
Skor Penilaian 1
Kesiapan belajar Siswa
Jumlah
2
3
4
2
1,3
Skor
11 Memperhatikan penjelasan guru
5
4
7
Berpartisipasi dalam proses pembelajaran
6
3
Respon siswa terhadap pembelajaran Mengerjakan
tugas
9
7, 8
7
10
4
dari
guru Kerjasama dengan tim
11, 12, 13, 14, 15
15
refleksi
16, 17
6
TOTAL
12
Membuat kesimpulan dan
5
53
Berdasarkan tabel 4.4 hasil observer aktivtas siswa dapat diketahui dengan aspek yang memeperoleh skor 3 sebanyak 12, dan aspek yang mendapat skor 4 sebanyak 5 sehingga total keseluruhan skornya adalah 53. Pada aspek kesiapan
58
belajar siswa belajar nomor indikator 2 mendapat skor 3 dan nomor 1, 3 mendapat skor 4 sehinggan berjumlah 11. Pada aspek memperhatikan penjelasan guru nomor indikator mendapat skor 3 dan nomor 5 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek aktif dalam pembelajaran nomor indikator 6 mendapat skor 3. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 7, 8 mendapat skor 3 dan indikator 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Kemudian pada aspek mengerjakan tugas dari guru nomor 10 mendapat skor 4. Selanjutnya pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11, 12, 13, 14, 15 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 15. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 17 dan 18 mendapatkan skor 3 sehingga berjumlah 6.
b) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hariSabtu, 23 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Pertemuan pada siklus I pertemuan kedua ini merupakan lanjutan dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa bersama, selanjutnya mengadakan presensi. Setelah itu guru memberikan apresepsi dengan meminta perwakilan siswa maju kedepan untuk menggosok-gosokkan kedua tangannya dan motivasi dengan menanyakan apa yang dirasakan ketika melakukan percobaan tersebut. kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu mendiskripsikan bahwa gesekan sebagai sumber energi panas, menyebutkan sifat energi panas, mengidentifikasi sumber energi bunyi dan menyebutkan sifat energi bunyi. Pada kegiatan eksplorasi guru menanyakan pertanyaan dengan menunjukkan gambar sumber energi panas. Setelah siswa menjawab, guru menjelaskan tentang materi sumber energi bunyi dan sifatnya melalui alat peraga berupa gambar. Guru melibatkan siswa dengan berinteraksi tentang materi.
Setelah guru menyampaikan penjelasan dilanjutkan
dengan kegiatan elaborsi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa kedalam beberapa kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa. Setelah melakukan diskusi
59
kelompok, salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Kelompok yang lain memperhatikan hasil persentasi hasil diskusi kelompok yang maju didepan kelas kemudian memberikan tanggapan atas persentasi. Pada kegiatan konfirmasi guru meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat dan siswa mencatatnya. Kemudian pada kegiatan penutup guru dan siswa menarik kesimpulan pembelajaran secara bersama-sama. Guru memberikan penguatan tentang materi yang diajarkan. Pada kegiatan akhir guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam. 2)Hasil Observasi Hasil kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua dapat dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
60
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan Kedua Aspek yang Diamati
Skor Penilaian 1
2
Jumlah
3
4
Skor
3
1, 2, 4
15
6, 7
5
10
Mengecek kesiapan pembelajaran Melakukan
apersepsi,
motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran Menyajikan/menyampaikan materi
12
8, 9, 10, 11
19
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
14
13
7
Membimbing diskusi kelompok belajar
Membuat kesimpulan TOTAL
17
18, 19 8
15, 16
20 12
11
10 72
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 bejumlah 8, dan aspek yang memperoleh skor 4 berjumlah 12 dan total skor keseluruhannya adalah 71. Pada aspek mengecek kesiapan siswa terdiri dari 4 indikator, nomor 3 medapat skor 3 dan nomor 1, 2, 4 mendapat skor 4 sehingga berjumplah 15. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran nomor indikator 6 dan 7 mendapat skor 3 dan indikator 5 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok
61
belajar nomor indikator 14 mendapat skor 3 dan indikator 13 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 7. Selanjutnya pada aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 17 mendapat skor 3 dan skor nomor 15, 16 yaitu 4 sehingga berjumlah 11. Kemudian pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 18, 19 mendapat skor 3 dan indikator 20 mendapat skor 4 sehingga berjulah 10.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikuls I Pertemuan Kedua Aspek yang Diamati
Skor Penilaian 1
Jumlah
2
Kesiapan belajarSiswa Memperhatikan penjelasan
3
4
2
1, 3
Skor 11
4, 5
6
6
3
guru Berpartisipasi dalamproses pembelajaran Respon
siswa
terhadap
pembelajaran
7, 8, 9
12
Mengerjakan tugas dari guru
10
Kerjasama dengan tim
11, 14, 15
12, 13
17
Membuat kesimpulan dan refleksi
16, 17
TOTAL
9
6 8
55
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 9 dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 sehingga total skor keseluruhan berjumlah 55. Pada aspek kesiapan siswa belajar nomor indikatoe 2 mendapat skor 3 dan nomor 1, 3 mendapat skor 4 sehingga
62
berjumlah 11. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 4 dan 5 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6. Selanjutnya pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 6 mendpat skor 3. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 7, 8, 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Kemudian aspek mengerjakan tugas dari guru nomor 10 mendapat skor 4. Pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11, 14, 15 mmendapat skor 3 dan nomor 12, 13 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 17. Selanjutnya pada aspek membuat rekleksi nomor indikator 16, 17 medapat skor 3 berjumlah 6.
c) Pertemuan Ketiga Pembelajaran pertemuan ketiga ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu dengan melakukan tes evaluasi. Pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini diawalidengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untukmengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara singkat. Setelah itu guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Kemudian guru mengadakan tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian pertemuan ketiga ini diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4.1.2.3 Refleksi Siklus I Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga selanjutnya akan diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi tersebut diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan untuk bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dan
63
berdasarkan observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 12 item dan skor 4 sebanyak 8item. Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak 8 dan skor 4 sebanyak 12. Aspek yang mengalami peningkatan yaitupada penyampaian materi pembelajaran. Pada aspek ini guru sudah membimbingdalam pembelajaran model problem solving
(8), guru sudah menguasai materipembelajaran dengan baik (9), guru
menyajikan materi dengan menggunakanmedia pembelajaran (10), guru menjelaskan materi pembelajaran secara runtut (11). Selain itu juga pada aspek membimbing diskusi kelompok. Pada aspek iniguru sudah membimbing siswa melakukan diskusi (15) dan memberi kesempatansiswa untuk berpendapat tentang hasil pekerjaan kelompok yang presentasi didepan kelas (18). Dari hasil observasi pada pertemuan 1 yang berjumlah 20 item. Dari skor penilaian hasil observasi guru pada pertemuan 1 mencapai 20 item persentase 67,5% dan pada pertemuan kedua meningkat mencapai 88,75%. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 12 dan skor 4 sebanyak 5 item. Pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak 9 dan skor 4 sebanyak 8. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Aspe ini siswa sudah dapat memperhatikan materi yang disampaikan guru dengan baik (4) dan dapat menjawabpertanyaan yang diberikan oleh guru (5). Selain itu juga respon siswadalam pembelajaran juga sudah baik, siswa merasa senang dalam pembelajaran,tidak tegang dan takut (9). Dari hasil observasi pada pertemuan 1 yang berjumlah 20 item. Dari skor penilaian hasil aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai 20 item persentase 62,25% dan pada pertemuan kedua meningkat mencapai 68,75%. Dari hasil observasi yang telah diperoleh pada proses pembelajaran siklus I sudah lebih baik karena kolaborator sudah berusaha menerapkan model pembelajaran tidak hanya ceramah dan cukup berhasil. Terbukti dengan siswa yang sudah menunjukkan sikap antusiasnya. Hasil belajar juga meningkat lebih baik. Namun
64
masih terdapat beberapa kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang kurang maksimal,yaitu sebagai berikut: 1) Penerapan model pembelajaran problem solving oleh kolaborator yang masih ada beberapa aspek belum sesuai dengan rencana pembelajaran yang peneliti susun karena kurang pemahaman. 2) Guru belum dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. 3) Masih banyak siswa yang minder, takut mengeluarkan pendapat, hanya beberapa siswa saja yang berani mengeluarkan pendapat menilai pesentasi teman yanga lain. 4) Dalam kegiatan diskusi kelompok, belum semua siswa dalam kelompok ikut bekerja. Dari kekurangan yang diperoleh, maka peneliti akan mengadakan suatu analisis dankonsultasi dengan guru ipa kelas 4 tentang kondisi siswa dan pembelajaran yang telah berlangsung sehingga diperoleh penyelesaian dari kekurangan tersebut sebagai berikut : 1) Peneliti memberikan penjelasan secara terstruktur kepada kolaborator tentang langkah-langkahpembelajaran problem solving. 2) Guru memberikan penghargaan dengan memuji siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar untuk memacu aktivitas siswa, sehingga siswa nantinya aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. 3) Guru memberikan pengarahan agar di dalam kegiatan kerja kelompok semua siswa ikut berpartisipasi.
4.1.3 Deskripsi Siklus II Pada siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi seperti seperti yang telah dilakukan pada siklus I.
65
4.1.3.1 Tahap Perencanaan Pada pembelajaran pada Siklus II ini merupakan tindak lanjut serta perbaikandari kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut : a) Pertemuan Pertama Pada pembelajaran pertemuan pertama ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Maret dengan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya. Sebelum melakukan pembelajaran ini penulis membuat Rencana PelaksananPembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran problem solving. Kemudian penulis menyiapakan materi sesuai dengan RPP yaitu tentang energi alternatif dan penggunaannya. Kemudian peneliti mempersiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang gambar energi alternatif. Selain itu juga peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru,dan buku pembelajaran. Selanjutnya penulis dan kolaborator mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas 4 agar nantinya proses pembelajaran berlangsung lancar.
b) Pertemuan kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut padapertemuan pertama yang membedakan dari pertemuan pertama adalah materi yangakan dipelajari yaitu tentang megidentifikasi energi panas bumi
dan angin
sebagai energi alternatif. Kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) denganmateri sumber energi alternatif. Setelah menyiapkan
RPP, peneliti
menyiapakan alat peraga berupa gambar energi alternatif tersebut. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasikegiatan guru, buku pembelajaran.
66
c) Pertemuan ketiga Perencanaan pembelajaran pada siklus II pada pertemuan ketiga adalah sebagai lanjut dari pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan pertama dan pertemuankedua. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yangtelah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga berlangsung, peneliti menyiapkan hal-halyang diperlukan
untuk
proses
pembelajaran,
diantaranya
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar soal tes yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda, lembar jawab, serta ruang/lokasi yang akan digunakan yaitu di ruang kelas 4. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang sifatsifat energi alternatif dan keguaannya yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuankedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II yaitu merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Yang membedakan dengan siklus I adalah pada materi dan alat peraga.
a) Pertemuan Pertama 1) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu , 21 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran diawali dengan mengucap salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin do’a, setelah itu guru melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan motivasi yaitu dengan pertanyaan dan manunjukkan gambar matahari“ Anak-
67
anakapakah siapa diantara kalian yang pernah melihat dan menaiki mobil bertenagan surya? “ Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat mendeskripsikan energi alternatif dan kegunaannya. Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa tentang energi alternatif. Guru mengajukan pertanyaan tentang macam-macam energi alternatif. Setelah bertanyajawab dengan siswa, guru menjelaskan materi tentang energi alternatif dan kegunaannya dengan menggunakan alat peraga berupa gambar. Guru melibatkan siswa untuk menyebutkan macammacamenergi alternatif dengan melakukan tanya jawab. Setelah guruselesai memberikan penjelasan dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa.Setelah melakukan diskusi kelompok, salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi merekadan kelompok lain menanggapi dengan bimbingan guru. Kemudian gurur meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat.
Pada kegiatan konfirmasi,
memberikan penguatan, kemudian siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa menarik kesimpulan secara bersama-sama dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2) Hasil Observasi Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
68
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 1 Aspek yang Diamati
Skor Penilaian 1
2
Jumlah 3
4
Skor
Mengecekkesiapan pembelajaran
1,2,3, 4
16
7
5, 6
11
8,12
9,10,11
18
14
13
7
diskusi kelompok belajar
15
16, 17
11
Membuat kesimpulan
18
19, 20
11
6
14
74
Melakukan
apersepsi,
motivasi
dan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran Menyajikan/menyampaikan materi Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar Membimbing
TOTAL
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 6, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item dan total skor seluruhnya 74. Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran terdiri dari 4 indikator, seluruh aspek memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 16. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan indikator
tujuan nomor
7 mendapat skor 3 dan indikator 5 dan 6 mendapat skor 4 sehingga
berjumlah 11. Pada aspek menyajikan materi nomor indikator 8 dan 12 mendapat skor 3 dan nomor 9, 10, 11 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 18. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 14 mendapat skor
69
3 dan indikator 13 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 7. Aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 15 mendapat skor 3 dan skor nomor 16, 17 yaitu 4 sehingga berjumlah 11. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 18 mendapat skor 3 dan skor nomor 19 dan 20 yaitu 4 sehingga berjumlah 11. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I Aspek yang Diamati
Skor Penilaian 1
2
Jumlah
3
Kesiapan siswa belajar
4
Skor
1, 2, 3
12
4
7
Memperhatikan penjelasan guru
5
Berpartisipasi dalamproses pembelajaran Respon
siswa
6
3
terhadap
pembelajaran
7
8, 9
11
10
4
11, 13, 14
18
Mengerjakan tugas dari guru Kerjasama dengan tim
12, 15
Membuat kesimpulan dan refleksi
17
TOTAL
6
16 11
7 62
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 6, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak
70
11 item dan total skor seluruhnya 62. Pada aspek kesiapan siswa belajar nomor indikator 1, 2, 3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 4 mendapat skor 3 dan nomor 5 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 6 mendapat skor 3. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 7 mendapat skor 3 dan nomor 8, 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Aspek mengerjakan tugas dari guru nomor 10 mendapat skor 4. Kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 12, 15 mendapat skor 3 dan nomor11, 13, 14, sehingga berjumlah 18. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 17 mendapat skor 4 dan nomor 18 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 7.
b) Pertemuan kedua 1) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua pada siklus II merupakan tindak blanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, berdoa bersama, kemudian mengadakan presensi. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu megidentifikasi energi panas bumi dan angin sebagai energi alternatif. Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa energi panas bumi dan angin. Guru mengajukan pertanyaan “siapa yang pernah mengunjungi pemandian air panas?” “bagaimana kincir dapat bergerak?” Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru menjelaskan materi tentang energi panas bumi dan angin melalui alat peraga gambar. Guru melibatkan siswa dengan bertanya jawab. Setelah
itu guru memberikan penjelasan dilanjutkan dengan kegiatan
elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
71
5 sampai 6 siswa. Setelah melakukan diskusi kelompok, salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi sedangkan kelompok lain menanggapi dengan bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa menarik kesimpulan secara bersama-sama dan guru memberikan penguatan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan tes evaluasi. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2) Hasil Observasi Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
72
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan Kedua Aspek yang Diamati
Skor yang Diperoleh 1
2
Jumlah
3
4
Menegecek kesiapan siswa
Skor
1, 2, 3, 4
16
5, 6
11
8,9,10,11
19
13, 14
8
15,16, 17
12
19, 20
11
17
77
Melakukan apresepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan
7
Menyajikan/menyampaikan materi
12
Mengorganisasikan
siswa
dalam kelompok belajar Mebimbing diskusi kelompok belajar Membuat kesimpulan TOTAL
18 3
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 3, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 17 item dan total skor seluruhnya 77. Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran terdiri dari 4 indikator, seluruh aspek memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 16. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 7 mendapat skor 3 dan indikator 5, 6 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek menyajikan materi nomor indikator 12 mendapat skor 3 dan nomor 8, 9, 10, 11 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 19. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 14, 13 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 8. Aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 15, 16, 17 yaitu 4 sehingga berjumlah 12. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 18 mendapat skor 3 dan skor nomor 19 dan 20 yaitu 4 sehingga berjumlah
73
11. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.10 Hasil observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua Aspek yang Diamati
Skor Penilaian 1
Jumlah
2
3
4
Kesiapan belajar siswa
1, 2, 3
Memperhatikan
4, 5
penjelasan
Skor 12 8
guru Berpartisipasi
aktif
dalam
pembelajaran
6
4
8, 9
11
10
4
14, 15 11, 12, 13
18
refleksi
17
16
7
TOTAL
4
13
Respon
siswa
terhadap
pembelajaran
7
Mengerjakan tugas dari guru Kerjasama dengan tim Membuat
kesimpulan
dan
64
Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspekyang memperoleh skor 3 sebanyak 4, dan aspek yang memperoleh skor 4sebanyak 13 item dan total skor seluruhnya 64. Pada aspek kesiapan siswa belajarnomor indikator 1, 2, 3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 4, 5 mendapat skor 4sehingga berjumlah 8. Pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 6 mendapat skor 4. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 7 mendapat skor 3 dan nomor 8, 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Aspek
74
mengerjakan tugas dari guru nomor 10 mendapat skor 4.Kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 14, 15 mendapat skor 3 dannomor 11, 12, 13, mendapat skor 4 sehingga berjumlah 18. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 16 mendapat skor 4 dan nomor 17 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 7.
c) Pertemuan Ketiga Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan yaitu tes evaluasi. Kegiatan pembelajran ini dimulai dengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untuk mengingat materi sebelumya yang telah diajarkan dipertemuan pertama dan kedua. Kemudian mengadakan tes evaluasi selama 2x35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ketempat duduk. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan menyampaikan materi selanjutnya.
4.1.3.3 Refleksi Siklus II Berdasarkan dari hasil analisis data yang didapat melalui observasi kegiatan guru siklus II pertemuan I mendapat skor 3 sebanyak 6 item dan skor 4 sebanyak 11. Padasiklus II pertemuan ke II skor 3 sebanyak 3 item dan skor 4 sebanyak 17. Indikatoryang mengalami peningkatan adalah pada item guru sudah membimbing dlam pembelajaran model problem solving (8), guru sudah menguasai materi pembelajaran dengan baik (9), guru memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat tentang hasil pekerjaan kelompok yang persentasi di depan kelas (16). Dengan demikian secara keseluruhan model pembelajaran problem solving yang diterapkan oleh kolaborator yaitu guru mata pelajaran IPA kelas 4 sudah baik. Dari hasil observasi pada pertemuan ke 1 berjumlah 20 item mencapai persentase 92,5% dan pertemuan 2 meningkat menjadi 96,23%. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan 1 skor 3 berjumlah 4 dan skor 4 berjumlah 13. Siklus 2 pertemuan 1 skor 3
75
berjumlah 6 dan skor 4 berjumlah 11. Indikator yang mengalami peningkatan adalah siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dari skor aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai persentase 72,5% dan pertemuan 2 meningkat mencapai 80%. Pada hasil refleksi yang telah diperoleh saat proses pembelajaran berlangsung berdasarkan pengamatan observer secara keseluruhan sudah baik. Sudah adanya interaksi
posistif
antar
siswa,
siswa
sudah
berani
maju
kedepan
kelas
mempresentasikan jawabnnya. Selain itu juga siswa sudah memberikan tanggapan mengenai jawaban kelompok lain. Disini guru memberikan penguatan positif kepada siswa, melatih siswa untuk berani dan menghindari rasa takut pada saat persentasi serta berpendapat didepan kelas dengan memberikan penghargaan berupa tepuk tangan siswa satu kelas.
4.2. Hasil dan Analisis Tindakan Hasil analisis data ini diperoleh dari data kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang diantaranya yaitu data tes evaluasi siswa pada akhir siklus. Pada data yang diperoleh tersebut kemudian akan dianalisis dengan membandingkan data pada setiap siklus yaitu dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di SDN Sidorejo Lor 06 diketahui bahwa hasil belajar IPA kelas 4 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran problem solving. Berhasil atau tidaknya model pembelajaran problem solving dapat diketahui dari hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar tersebut diproleh dari tes evaluasi siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Hasil nilai dari kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan IPA semester I, sedangkan data dari siklus I dan siklus II diperoleh dari tes evaluasi akhir siklus.
76
b) Siklus I Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi diakhir pertemuan siklus yaitu pada pertemuan kertiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan pada hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya disajikan pada tabel daftar nilai berikut ini :
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I No
Nilai
Frekuensi
Persentse %
1
45-51
1
4,5%
2
52-58
0
0
3
59-65
3
13,6%
4
66-72
3
13,6%
5
73-79
11
50%
6
80-86
4
18%
22
100%
Jumlah Nilai rata-rata
73
Nilai Tertinggi
86
Nilai Terendah
45
Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata menjadi 73% sedangkan ketuntasan juga meningkat menjadi 81,6 %yang didapat oleh 16 siswa. Siswa yang memeproleh nilai dibawah KKM atau belum tuntas mengalami penurunan yaitu
77
menjadi 18,1% yang didapat oleh 6 siswa. Untuk nilai tertinggi menjadi 86 sedangkan untuk nilai terendah menjadi 45 yang awalnya 40. Berikut ini tabel 4.11 dapat dinyatakan diagram 4.3 sebagai berikut ini :
Diagram 4.3Hasil Perolehan Nilai Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil yang diperoleh nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12 Ketuntasan Belajar Siklus I No
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Belajar
Jumlah
Persentase
1
Tuntas
16
73%
2
Belum tuntas
6
27%
Jumlah
22
100%
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I ini dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 6 siswa atau 27%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa
78
dengan persentase 73%. Maka dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas, namun indikator hasil belajar IPA menurut peneliti belum mencapai 80%. Kentutasan hasil belajar siswa pada tabel 4.12 dapat dilihat dalam diagram yang tertuang pada diagram 4.4
Diagram 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
c) Siklus II Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD N Sidorejo Lor 06 Salatiga pada Kompetensi Dasar menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya (terlampir). Dan berikut disajikan pada tabel 4.13 yaitu tentang distribusi frekuensi nilai IPA, siswa kelas 4 SD N Sidorejo Lor 6 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014.
79
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II No
Nilai
Frekuensi
Persentse %
1
52-58
1
4,5%
2
59-65
1
4,5%
3
66-72
3
13,6%
4
73-79
7
32%
5
80-86
4
18%
6
87-93
6
27,4%
22
100%
Jumlah Nilai Rata-rata
78
Nilai Tertinngi
91
Nilai Terendah
52
Dilihat dari tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari hasil siklus I, ditandai dengan nilai rata-rata yang ada peningkatan menjadi 78 sedangkan persentase ketuntasan juga sama halnya meningkat 91% yang didapat 20 siswa sedangkan siswa yang mendapat niai dibawah KKM atau tidak tuntas juga mengenai penurunan yaitu menjadi 9% yaitu 2 siswa. Untuk nilai tertinggi 91 dan nilai terendah 52. Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan dalam diagram 4.5 yaitu sebagai berikut ini :
80
Diagram 4.5 Hasil Perolehan Nilai IPA Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14
Tabel 4.14 Ketuntasan Belajar Siklus II No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Jumlah
Persentase
1
Tuntas
20
91%
2
Belum tuntas
2
9%
Jumlah
22
100%
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui hasil belajar siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%, sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai minimal ketuntasan sebanyak 20 siswa dengan persentase 91%. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan KKM lebih banyak dibandingkan siswa yang tidak mencapai KKM. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.14 dapat dilihat dalam diagram 4.6 berikut ini :
81
Diagram 4.6 Ketuntasan Belajar Siklus II
d) Analisis Komparatif Pada analisis komparatif ini didalamnya akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar IPA siswa kelas 4 dari kondisi awal, siklus I sampai suklus II untuk mengetahui peningkatan belajar yang terjadi. Perbandingan hasil belajar siswa ditunjukkan pada tabel 4.15 sebagai berikut ini : Tabel 4.15 Nilai Rata-rata Setiap Siklus No
Ketuntasan belajar
Nilai
Kondisi Awal Jumlah
1
Belum
%
Siklus I Jumlah
Siklus II
%
Jumlah
%
<70
12
56
6
27
2
9
>70
10
44
16
73
20
91
22
100
22
100
22
100
Tuntas 2
Tuntas
Jumlah Nilai Tertinggi
80
86
91
Nilai Terendah
40
45
52
Rata-rata
65,8
73
78
82
Berdasarkan tabel 4.15 nilai rata-rata setiap siklus mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata 73 yang semula kondisi awal rata-rata hanya 65,8 sedangkan pada siklus II rata-rata menjadi 78. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini :
Diagram 4.7 Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA dapat dijelaskan bahwa kondisi awal siswa yang blm tuntas 12 siswa pesentase (56%) dikarenakan nilai siswa dibawah KKM (70), sedangkan 10 siswa dengan persentase (44%) telah tuntas karena nilai siswa di atas KKM (70). Pada siklus I terdapat peningkatan mengenai ketuntasan yang cukup berhasil dibandingkan kondisi awal. Dari siswa yang berjumlah 22, yang memperoleh nilai mencapai KKM 70 sebanyak 16 dengan persentase 27% dan 6 siswa lainnya masih dibawah KKM dengan persentase 27%. Kemudian dilakukan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD N Sidorejo Lor 6 Salatiga telah mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak
20 siswa dengan
persentase 91% KKM 70 sedangkan 2 siswa belum mencapai KKM persentase 9%. Perbandingan ketuntasan tiap siklus dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini :
83
Diagram 4.8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, sebelum penelian dilakukan
guru
cenderung
menggunakan
metode
ceramah
dalam
proses
pembelajaran. Keadaan ini diduga membuat siswa kesulitan menerima materi yang diajarkan dikarenakan pembelajaran yang monoton dan membuat bosan. Siswa cenderung asyik sendiri, ngobrol dengan teman dan tidak memeprhatikan pembelajaran. Hal tersebut yang mengakibatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 pada kondisi awal di SDN Sidorejo Lor 06 sangat rendah. Siswa yang mencapai KKM (70) hanya 10 siswa atau 44% sedangkan yang belum mencapai KKM mencapai 12 siswa atau 56%. Dari kondisi ini maka perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajan. terbukti hasil belajar siswa meningkat seiring dengan meningkatnya kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan
84
pembelajaran dan bekerjasama di dalam kelompok. Peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran problem solving juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil tes evaluasi pada tiap siklus. Hasil analisis tebukti bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat karena meningkatnya kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran terbukti dengan siswa sudah berani bertanya dan berfikir secara kelompok. Berdasarkan data yang telah diperoleh pada siklus I pertemuan pertama kegiatan mengajar guru mendapat skor 68, pertemuan kedua 72. Sedangkan pada aktivitas siswa pada pertemuan pertama berjumlah 53, pertemuan kedua 55. Ketuntasan siswa pada siklus I yang diatas KKM berjumlah 16 siswa atau 73% dan siswa yang tidak tuntas dibawah KKM berjumlah 6 siswa dengan persentase 27%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah meningkat tetapi hasil tersebut masih dibawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75%. Hasil analisis lembar observasi guru dan aktivitas siswa sudah meningkat. Siswa lebih aktif dibandingkan guru. Siswa juga lebih tertarik dengan pembelajaran. Pada pembelajaran siklus II ini kinerja guru dan aktivitas siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Terbukti dengan kegiatan mengajar guru pada pertemuan pertama mendapat skor 74 dan pertemuan kedua 77 sedangkan aktivitas siswa pada pertemuan pertama 62 dan pertemuan kedua 64. Indikator kinerja hasil belajar peneliti telah tercapai yaitu 78% untuk persentase ketuntasan juga telah tercapai yaitu 91% dengan siswa yang tuntas diatas KKM berjumlah 20 dan siswa yang belum tuntas dibawah KKM berjumlah 2 siswa dengan persentase 9% ini disebabkan karena siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran cenderung bermain sendiri. Peningkatan hasil belajar IPA ini dikarenakan model pembelaaran problem solving dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pemecahan masalah, dan pembelajaran lebih banyak terfokus pada siswa. Siswa bekerja secara berkelompok. Memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Siswa dituntut untuk bertukar pikiran, benar-benar belajar dan berpendapat. Hal ini juga mebuat siswa lebih rileks tidak tegang dalam menerima mater. Setelah itu siswa juga di ajarkan untuk benari
85
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas hal ini menumbuhkan persaingan antar kelompok karena hasil dari diskusi berbeda-beda dalam pemecahan masalahanya. Berdasarkan uraian penelitian yang diuraikan, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe problem solving dalam pembelajaran IPA pada kelas 4 Semester II SD N Sidorejo Lor 06 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
Prastyo Suhardi dengan menerapkan model
pembelajaran problem solving yaitu rata-rata hasil belajar IPA meningkat menjadi 6,8%, selain itu juga penelitian yang dilakukan Roni Saputra dengan menerapkan model pembelajaran problem solving mencapai ketuntasan 88,9 %. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar IPA.