BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian a. Sejarah Berdirinya UMKM HAFIDZ Collection Sejarah berdirinya HAFIDZ Collection ini berawal dari pemilik dan manajer yaitu bunda Nur Khalimah yang pada waktu itu sedang menjadi mahasiswa di salah satu Akademi Kebidanan swasta di kabupaten Kudus, pada tahun 2012 yang kebetulan beliau masih menjadi mahasiswa semester 4 ini menikah, setelah menikah bunda Nur Khalimah ini masih semangat dan berusaha untuk tetap melanjutkan studi nya. Namun, pihak akademik kampus mengharuskan mahasiswa yang sudah menikah wajib mengikuti program KB (Keluarga Berencana). Hal tersebut membuat bunda Nur Khalimah ini menjadi bingung apakah tetap melanjutkan kuliah ataukah memulai berbisnis. Setelah menimbang dan musyawarah bersama suami, akhirnya bunda Nur Khalimah ini memutuskan untuk berbisnis saja. Karena aturan kampus yang mengharuskan mahasiswa yang sudah menikah untuk ikut program KB dianggap sangat memberatkan bunda Nur Khalimah akhirnya beliau memutuskan untuk berhenti kuliah. Setelah memutuskan untuk berhenti kuliah, bunda Nur Khalimah berfikir untuk memulai sebuah bisnis, karena berbisnis tidak harus menunggu sarjana. Hingga akhirnya bermodal tekad yang tinggi dan bantuan dari orang tua akhirnya bunda Nur Khalimah ini sedikit demi sedikit mulai merintis usaha konveksi. Orang tua bunda Nur Khalimah serta kakak-kakak beliau memang mempunyai usaha konveksi, sejak kecil juga beliau sering membantu orang tua untuk terjun lagsung di bagian produksi, seperti mengobras, pasang kancing, nyetrika, packing, dll. Sehingga beliau sedikit banyak sudah mengerti tentang proses produksi dalam usaha konveksi. Selain itu, 45
46
beliau juga lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Tata Busana. Jadi beliau semakin memantapkan diri untuk berbisnis konveksi. Selanjutnya bunda Nur Khalimah berfikir pakaian apa yang akan diproduksi? Karena desa Padurenan merupakan desa produktif sentra border dan konvekasi, sehingga banyak sekali pesaing sesama konveksi. Dan akhirnya bunda Nur Khalimah bersama suami memutuskan untuk memproduksi baju koko anak, gamis anak dan gamis dewasa. Bisa dikatakan produk tersebut belum ada pesaingnya di kawasan desa Padurenan. Usaha HAFIDZ Collection ini didirikan mulai dari bawah, awalnya pemilik HAFIDZ Collection ini tidak mempunyai karyawan. Bermodalkan membeli kain milik orang tua 1 pcs dan kemudian dipotong oleh tukang potong yang bekerja di konveksi orang tua beliau, kemudian kain yang sudah dipotong sesuai dengan pola dijahit dan diselesaikan sendiri bunda Nur Khalimah sehingga menjadi pakaian jadi yaitu baju koko anak. Setelah sudah memproduksi cukup banyak, bunda Nur Khalimah bersama suami mencoba memasarkan produk yang telah dihasilkan. Dimulai dengan menawarkan barang dagangan keliling pasar di Mayong Jepara, yang awalnya tidak laku sama sekali tapi beliau tetap berusaha terus tanpa patah semangat. Selalu mencoba terus, akhirnya sedikit demi sedikit beliau mempunyai pelanggan. Ketika barang sudah mulai laku dan sudah mempunyai reseller akhirnya beliau memutuskan untuk mencari karyawan 1 yaitu tukang jahit, seiring berjalannya waktu permintaan semakin meningkat akhirnya karyawan bertambah lagi menjadi 2. Dengan berjalannya waktu, di usia yang sudah mulai menginjak di tahun ke 4 usaha ini semakin meningkat dan berkembang, bahkan bunda Nur Khalimah mulai memasarkan produk secara online. Pangsa pasar nya sampai ke luar pulau Jawa, misalnya Papua, Bima, Kalimantan. Hingga saat ini, karyawan yang bekerja di UMKM HAFIDZ Collection berjumlah 37 orang, dengan rician tukang potong 1 orang,
47
penjahit 9 orang, bagian obras 1 orang, bagian pembuat lubang kancing 1 orang, pasang kancing 2 orang, bagian menyetrika 2 orang, dan packing 1 orang. b. Profil UMKM HAFIDZ Collection Pemilik sekaligus manajer UMKM HAFIDZ Collection yaitu bunda Nur Khalimah, berlokasi di Dukuh Krajan Desa Padurenan RT 01 RW 01 Kecamatan
Gebog
Kabupaten
Kudus.
Email:
[email protected] c. Produk UMKM HAFIDZ Collection Produk yang dihasilkan UMKM HAFIDZ Collection yaitu baju koko untuk anak, gamis anak dan gamis dewasa. Disamping produk tersebut, manajer HAFIDZ Collection juga menerima pesanan baju seragam untuk sekolah dengan desain sesuai permintaan. Minimal untuk pemesanan baju berjumlah 36 pcs. d. Visi, Misi dan Tujuan UMKM HAFIDZ Collection Visi, misi dan tujuan UMKM HAFIDZ Collection adalah sebagai berikut: 1.) Visi Mengembangkan usaha konveksi sebagai produsen pakaian muslim anak dan dewasa dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang sesuai dengan syariat Islam. 2.) Misi a.) Membuat inovasi model pakaian muslim yang trendi namun tetap syar’i b.) Menciptakan produk dengan kualitas yang bagus, dan berusaha untuk memuaskan pelanggan c.) Membiasakan
berdiskusi
dengan
para
karyawan
dalam
meningkatkan kinerja karyawan d.) Menanamkan keadilan antar karyawan agar tidak ada rasa saling iri e.) Menerapkan kejujuran dan keterbukaan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan, baik karyawan maupun pemilik.
48
3.) Tujuan a.) Mengurangi pengangguran, membuka lapangan pekerjaan b.) Usaha konveksi Hafidz Collection selalu berkembang dan meningkat setiap tahunnya. e. Alur Produksi 1.) Peralatan yang Digunakan Sebagai UMKM yang bergerak di bidang konveksi pakaian jadi, alatalat yang dimiliki oleh Hafidz Collection Padurenan Gebog Kudus antara lain : mesin potong, mesin jahit, mesin obras, mesin itik, Setrika dan alat penempel label. 2.) Bahan Baku dan Bahan Pelengkap a.) Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi berupa kain, jenis kain yang digunakan berbeda-beda tergantung jenis dan model pakaiannya serta tergantung oleh permintaan pelanggan. Untuk baju koko dan gamis anak dengan kualitas bagus biasanya Hafidz Collection ini menggunakan jenis kain sigaret, sedangkan untuk gamis dewasa menggunakan bahan combad soft. Tapi jenis kain bisa dipesan sesuai dengan permintaan konsumen. b.) Bahan Pelengkap Bahan pelengkap yang digunakan dalam proses produksi antara lain: (1) kain keras, biasanya digunakan untuk bagian kerah, ujung lengan dan saku (2) benang sebagai bahan untuk menjahit, obras maupun itik (3) kancing, digunakan sebagai bahan pelengkap dan hiasan (4) resleting, digunakan untuk gamis dewasa sebagai pengganti kancing/ untuk bukaan.
49
3.) Proses Produksi a.) Proses persiapan Proses persiapan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan segala sesuatu mulai alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat pakaian b.) Pembuatan desain Dalam hal ini, desain dibuat sesuai dengan permintaan pelanggan atau bisa juga dengan membuat desain terbaru agar selalu up to date c.) Pemotongan kain Dalam proses pemotongan kain ini, kain dipotong sesuai dengan desain yang telah dibuat d.) Proses penjahitan Setelah kain terpotong, langkah selanjutnya yaitu menjahit potongan-potongan kain menjadi pakaian jadi, kemudian diobras dan diitik sesuai dengan kebutuhan e.) Finishing Langkah terakhir adalah membuang sisa-sisa benang lalu disetrika, diberi label dan kemudian di packing dan siap dipasarkan.
50
f. Struktur Organisasi UMKM HAFIDZ Collection Pemilik/ Manajer Nur Khalimah
Sekretaris
Bendahara
Uus Fatmawati
Evi Setiyowati
Bagian Produksi: Tukang potong Penjahit Pengobras Pelubang kancing Pemasang kancing Menyetrika Packing
2. Gambaran Umum Subyek Penelitian a. Usia Responden Penelitian yang dilakukan dari penyebaran kuisioner, diperoleh data tentang usia responden yang dapat dilihat dari table berikut ini: Tabel 4.1 Usia
Usia Responden Jumlah Presentase (%)
18-25 tahun
10
27%
26-33 tahun
22
59,5%
34-41 tahun
5
13,5%
51
Jumlah
37
100%
Sumber: data primer, diolah 2016 Berdasarkan table 4.1 diatas, responden dalam penelitian ini yang berumur antara 18-25 tahun sebanyak 10 responden (27%), kemudian yang berumur 26-33 tahun sebanyak 22 responden (59,5%) dan yang berumur 34-41 tahun sebanyak 5 responden (13,5%). b. Tingkat Pendidikan Responden Penelitian yang dilakukan dari penyebaran kuisioner, diperoleh data tentang tingkat pendidikan responden yang dapat dilihat dari table berikut ini: Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan Terakhir
Jumlah
Presentase
SD/ sederajat
6
16,2%
SMP/ sederajat
24
64,9%
SMA/ sederajat
7
18,9%
Jumlah
37
100%
Sumber: data primer diolah 2016 Data pada table 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 37 responden penelitian yang berpendidikan terakhir SD/ sederajat sebanyak 6 responden (16,2%), SMP/ sederajat sebanyak 24 responden (64,9%) dan SMA/ sederajat sebanyak 7 responden (18,9%). c. Masa Kerja Responden Penelitian yang dilakukan dari penyebaran kuisioner, diperoleh data tentang masa kerja responden yang dapat dilihat dari table berikut ini: Table 4.3 Masa Kerja Responden Masa Kerja
Jumlah
Presentase
< 1 tahun
6
16,2%
< 2 tahun
13
35,2%
52
< 3 tahun
12
32,4%
4 tahun
6
16,2%
Jumlah
37
100%
Sumber: data primer diolah 2016 Data pada table 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 37 responden penelitian yang memiliki masa kerja < 1 tahun sebanyak 6 responden (16,2%), masa kerja < 2 tahun sebanyak 13 responden (35,2%), < 3 tahun sebanyak 12 responden (32,4%) dan yang memiliki masa kerja 4 tahun sebanyak 6 responden (16,2%). d. Jenis Kelamin Responden Penelitian yang dilakukan dari penyebaran kuisioner, diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat dilihat dari table berikut ini: Table 4.4 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
Laki-laki
3
8,1%
Perempuan
34
91,9%
Jumlah
37
100%
Sumber: data primer diolah 2016 Table 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 34 responden (91,9%) dari seluruh responden, sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3 responden (8,1%). 3. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil dari masing-masing jawaban responden tentang reward, motivasi kerja dan kinerja karyawan sebagai berikut:
53
1.) Variabel Reward (X₁). Table 4.5 Hasil Angket Reward Variabel Item Total (%)
Total (%)
SS Reward
S
Total (%) N
Total (%) TS
Total (%) STS
Q1
7
18,9
18
48,6
12
32,4
0
0
0
0
Q2
9
24,3
20
54,1
8
21,6
0
0
0
0
Q3
11
29,7
20
54,1
5
13,5
1
2,7
0
0
Q4
13
35,1
19
51,4
5
13,5
0
0
0
0
Q5
12
32,4
15
40,5
8
21,6
2
5,4
0
0
Q6
14
37,8
14
37,8
8
21,6
1
2,7
0
0
Q7
13
35,1
18
48,6
6
16,2
0
0
0
0
Q8
12
32,4
19
51,4
5
13,5
1
2,7
0
0
Q9
12
32,4
19
51,4
5
13,5
1
2,7
0
0
P10
12
32,4
21
56,8
3
8,1
1
2,7
0
0
Sumber: data primer, diolah tahun 2016 Berdasarkan pada table 4.5 diatas, data hasil angka untuk variabel reward (X1) akan dijelaskan sebagai berikut: a.) Pada item Q1, 7
responden menyatakan sangat setuju bahwa
kenaikan gaji yang diberikan perusahaan cukup memuaskan bagi karyawan , 18 menyatakan setuju, 3 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. b.) Pada item Q2, 9 responden menyatakan sangat setuju bahwa tambahan
honorarium
diberikan
kepada
karyawan
yang
mempunyai kinerja tinggi, 20 menyatakan setuju, 8 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. c.) Pada item Q3, 11 responden menyatakan sangat setuju bahwa tunjangan-tunjangan diberikan kepada semua karyawan sebagai penghargaan atas prestasi kerja, 20 menyatakan setuju, 5
54
menyatakan netral, 1 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. d.) Pada item Q4, 13 responden menyatakan sangat setuju bahwa fasilitas kerja diberikan kepada karyawan yang berprestasi, 19 menyatakan setuju, 5 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. e.) Pada item Q5, 12 responden menyatakan sangat setuju bahwa penugasan untuk mengikuti program pelatihan ditujukan bagi karyawan yang memiliki prestasi kerja yang memuaskan, 15 menyatakan setuju, 8 menyatakan netral, 2 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. f.) Pada item Q6, 14 responden menyatakan sangat setuju bahwa pengembangan karir dapat dilakukan melalui magang atau studi banding, 14 menyatakan setuju, 8 menyatakan netral, 1 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. g.) Pada item Q7, 13 responden menyatakan sangat setuju bahwa promosi jabatan diberikan kepada karyawan yang memiliki kinerja baik 18 menyatakan setuju, 6 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. h.) Pada item Q8, 12 responden menyatakan sangat setuju bahwa pemberian kepercayaan diberikan kepada karyawan yang memiliki kejujuran dalam bekerja, 19 menyatakan setuju, 5 menyatakan netral, 1 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. i.) Pada item Q9, 12 responden menyatakan sangat setuju bahwa peningkatan taggung jawab diberikan bagi karyawan yang sudah lama bekerja, 19 menyatakan setuju, 5 menyatakan netral, 1 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. j.) Pada item Q10, 12 responden menyatakan sangat setuju bahwa karyawan merasa senang apabila mendapat pujian dari pimpinan,
55
21 menyatakan setuju, 3 menyatakan netral, 1 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. 2.) Variable Motivasi Kerja (X₂) Table 4.6 Hasil Angket Motivasi Kerja Variabel Item Total
(%)
SS
Total
(%)
S
Total
(%)
N
Total
(%)
TS
Total (%) STS
Motivasi
Q1
12
32,4
20
54,1
5
13,5
0
0
0
0
Kerja
Q2
9
24,3
22
59,5
5
13,5
1
2,7
0
0
Q3
10
27,1
18
48,6
8
21,6
1
2,7
0
0
Q4
15
40,5
13
35,1
8
21,6
1
2,7
0
0
Q5
12
32,4
19
51,4
4
10,8
2
5,4
0
0
Q6
5
13,5
26
70,3
3
8,1
3
8,1
0
0
Q7
13
35,1
17
45,9
5
13,5
2
5,4
0
0
Q8
15
40,5
17
45,9
5
13,5
0
0
0
0
Q9
22
59,5
11
29,7
4
10,8
0
0
0
0
Q10
21
56,8
9
24,3
7
18,9
0
0
0
0
Sumber: data primer diolah 2016 Berdasarkan pada table 4.6 diatas, data hasil angka untuk variabel motivasi kerja (X2) akan dijelaskan sebagai berikut: a.) Pada item Q1, 12 responden menyatakan sangat setuju bahwa besarnya gaji menjadi dorongan dalam melaksanakan pekerjaan, 20 menyatakan setuju, 5 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. b.) Pada item Q2, 9 responden menyatakan sangat setuju bahwa tunjangan kesehatan membuat responden bekerja dengan nyaman, 22 menyatakan setuju, 5 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. c.) Pada item Q3, 10 responden menyatakan sangat setuju bahwa saat responden bekerja, akan merasa senang jika mendapat perhatian
56
dari pimpinan, 18 menyatakan setuju, 8 menyatakan netral, 1 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. d.) Pada item Q4, 15 responden menyatakan sangat setuju bahwa responden membutuhkan kemampuan bekerja sama dari rekan kerja, 13 menyatakan setuju, 8 menyatakan netral, 1 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. e.) Pada item Q5, 12 responden menyatakan sangat setuju bahwa perasaan menikmati pekerjaan akan membuat responden merasa senang dalam bekerja, 19 menyatakan setuju, 4 menyatakan netral, 2 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. f.) Pada item Q6, 5 responden menyatakan sangat setuju bahwa pekerjaan yang menarik membuat responden lebih semangat bekerja, 26 menyatakan setuju, 3 menyatakan netral, 3 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. g.) Pada item Q7, 13 responden menyatakan sangat setuju bahwa penguasaan pekerjaan akan sangat membantu mencapai target, 17 menyatakan setuju, 5 menyatakan netral, 2 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. h.) Pada item Q8, 15 responden menyatakan sangat setuju bahwa kesenangan
dalam
bekerja
membuat
responden
mencintai
pekerjaan anda, 17 menyatakan setuju, 5 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. i.) Pada item Q9, 22 responden menyatakan sangat setuju bahwa responden bekerja karena alasan ekonomi, 11 menyatakan setuju, 4 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. j.) Pada item Q10, 21 responden menyatakan sangat setuju bahwa responden bekerja karena menyukai jenis pekerjaan ini, 9 menyatakan setuju, 7 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, menyatakan sangat tidak setuju.
57
3.) Variable Kinerja Karyawan (Y) Tabel 4.7 Hasil Angket Kinerja Karyawan Variabel
Item Total
(%)
SS
Total
(%)
Total
S
(%)
N
Total (%) Total (%) TS
STS
Kinerja
Q1
19
51,4
12
32,4
6
16,2
0
0
0
0
Karyawan
Q2
6
43,2
17
45,9
4
10,8
0
0
0
0
Q3
14
37,8
18
48,6
5
13,5
0
0
0
0
Q4
16
43,2
15
40,5
6
16,2
0
0
0
0
Q5
18
48,6
17
45,9
2
5,4
0
0
0
0
Sumber: data primer diolah 2016 Berdasarkan pada table 4.7 diatas, data hasil angka untuk variabel kinerja karyawan (Y) akan dijelaskan sebagai berikut: a.) Pada item Q1, 19 responden menyatakan sangat setuju bahwa jumlah output yang dihasilkan responden sesuai dengan standar normal, 12 menyatakan setuju, 6 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. b.) Pada item Q1, 6 responden menyatakan sangat setuju bahwa kualitas output yang dihasilkan responden baik, 17 menyatakan setuju, 4 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. c.) Pada item Q1, 14 responden menyatakan sangat setuju bahwa ketepatan waktu yang digunakan responden dalam menghasilkan output sesuai dengan standar, 18 menyatakan setuju, 5 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. d.) Pada item Q1, 16 responden menyatakan sangat setuju bahwa responden memberikan kontribusi yang maksimal terhadap perusahaan dengan tingkat kehadiran di atas standar, 15 menyatakan setuju, 6 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju.
58
e.) Pada item Q1, 18 responden menyatakan sangat setuju bahwa keterlibatan seluruh karyawan dalam mencapai target akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan, 17 menyatakan setuju, 2 menyatakan netral, 0 menyatakan tidak setuju, 0 menyatakan sangat tidak setuju. 4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument, penulis menggunakan SPSS 17. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan penyebaran angket nonresponden sebanyak 30 orang. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yg akan diukur oleh kuisioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakuka dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variable. Sedangkan untuk mengetahui tingkat validitas instrument dari masing-masing variable, maka dengan degree of freedom (df=n-k), dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah konstruk dengan alpha 0,05. Apabila nilai r hitung > r table dan bernilai positif, maka variable tersebut valid.1 Adapun hasil uji validitas dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Reward, Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan Variabel
1
Item
Corrected Item Total Correlation
r table
Keterangan
Reward
Q1
0,636
0,378
Valid
(X1)
Q2
0,780
0,378
Valid
Q3
0,713
0,378
Valid
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Undip, 2011, hlm.53
59
Q4
0,687
0,378
Valid
Q5
0,607
0,378
Valid
Q6
0,650
0,378
Valid
Q7
0,882
0,378
Valid
Q8
0,780
0,378
Valid
Q9
0,510
0,378
Valid
Q10
0,552
0,378
Valid
Motivasi
Q1
0,679
0,378
Valid
Kerja
Q2
0,761
0,378
Valid
(X2)
Q2
0,685
0,378
Valid
Q4
0,673
0,378
Valid
Q5
0,592
0,378
Valid
Q6
0,533
0,378
Valid
Q7
0,586
0,378
Valid
Q8
0,577
0,378
Valid
Q9
0,633
0,378
Valid
Q10
0,611
0,378
Valid
Kinerja
Q1
0,495
0,378
Valid
Karyawan
Q2
0,798
0,378
Valid
(Y)
Q3
0,478
0,378
Valid
Q4
0,564
0,378
Valid
Q5
0,638
0,378
Valid
Sumber: data primer diolah 2016 Berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa masing-masing item r hitung > r table dan bernilai positif, untuk df = 20-2 = 18; α = 0,05. Dengan demikia, butiran atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. b. Uji Reliabitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indicator dari variable atau konstruk. Suatu kuisioner dikatan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
60
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji statistic Cronbach Alpha > 0,60.2 Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach Alpha
Alpha
Keterangan
0,905
0,60
Reliabel
0,888
0,60
0,789
0,60
Reward (X1) Motivasi
Kerja
(X2) Kinerja Karyawan (Y)
Reliabel
Reliabel
Sumber: data primer, diolah tahun 2016 Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa masing-masing Cronbach Alpha > 0,60. Dengan demikian, semua variable dapat dikatakan reliable.
5. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolineritas Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas di dalam model regresi adalah dengan nilai Tolerance dan Variance Inflation Faktor (VIF). Dimana nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai Variance Inflation Faktor (VIF) > 10.3 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas didalam model regresi adalah dengan nilai Tolerance dan Variance Inflation Faktor (VIF) sebagai berikut:
2 3
Masrukhin, Statistik Inferensial, Media Ilmu Press, Kudus, 2014, hlm.139 Imam Ghzali, Op Cit, hlm.105
61
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolineritas
Sumber: data primer diolah 2016 Dari hasil pengujian multikolineritas yang dilakukan, nilai Tilerance masing-masing sebesar 0,990 dan nilai VIF masing-masing sebesar 1,026. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada variable bebas yang memiliki nilai Tolerance < 0,1 VIF > 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolineritas. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dalam suatu model regresi dilakuka dengan melihat nilai statistic Durbin Watson (DW).4 Tes pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai Durbin Watson dengan du dan df pada table:
Table 4.11 Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: data primer diolah 2016 4
Ibid, hlm.110-111
62
Dari table diatas bahwa angka Durbin Watson sebesar 2,747. Nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai table dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 37 (n) dan jumlah variable bebas 1 (k=2), maka table Durbin Watson akan didapatkan nilai sebagai berikut: Tabel 4.12 Tabel Durbin Watson N … 35
k2 dL … 1,3433
dU … 1,5838
Karena nilai Durbin Watson 2,747 > 1,5833 (dU) maka dapat disimpulkan tidak adanya autokorelasi pada model regresi. c. Uji Normalitas Uji normalitas data adalah untuk menguji apakah model regresi variable independen dan variable dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
63
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer, diolah 2016 Dari gambar diatas terlihat selebaran data di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut dapat dikatakan normal. d. Uji Heteroskedastisita Uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residul satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut
heteroskedastisitas.
heteroskedastisitas sebagai berikut:
Adapun
hasil
dari
uji
64
Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data primer diolah 2016 Berdasarkan grafik diatas, menunjukkan bahwa ada pola yang tidak jelas, serta ada titik-titik yang menyebar di bawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y. jadi dapat dismpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
65
6. Analisis Data a. Pengaruh Reward Terhadap Kinerja Karyawan Di UMKM HAFIDZ Collection Padurenan Gebog Kudus Tabel 4.15 Uji Korelasi
Sumber: data primer diolah 2016 Dilihat dari table diatas dapat disimpulkan bahwa Nilai Pearson Correlation antara variable reward (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,252 dengan nilai signifikansi sebesar 0,132. Karena 0,132 > 0,05 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable reward (X1) terhadap kinerja karyawan (Y). Berarti hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variable reward (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) ditolak.
66
b. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di UMKM HAFIDZ Collection Padurenan Gebog Kudus Tabel 4.16 Uji Korelasi
Sumber: data primer diolah 2016 Nilai Pearson Correlation antara variable motivasi kerja (X2) terhadap Kinerja (Y) sebesar 0,373 dengan nilai signifikansi sebesar 0,023. Karena 0,023 < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variable motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Table 4.17 Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data Primer, diolah 2016 Dari table diatas diketahui bahwa nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,139. Ini artinya bahwa variansi perubahan variable kinerja karyawan (Y) dipengaruhi oleh perubahan variable bebas motivasi kerja (X2) sebesar 13,9%. Jadi besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan adalah 13,9%.
67
Table 4.18 Persamaan Regresi
Sumber : Data primer, diolah 2016 Berdasarkan table diatas diperoleh persamaan regresi: Y = a + b2X2 + e Y = 9,766 + 0,285 + e Persamaan diatas dapat diartikan bahwa koefisien regresi motivasi kerja sebesar 0,285 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) nilai motivasi kerja akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,285. Table 4.19 Uji t
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa untuk variable motivasi kerja (X2) pada perhitungan kinerja karyawan (Y) adalah 2,379 sedangkan t table adalah 1,701 yang lebih kecil dibandingkan dengan t hitung (2,379 > 1,701) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variable motivasi kerja (X2) terhadap variable kinerja karyawan (Y). Berarti hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivas kerjai (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) dapat diterima.
68
c. Pengaruh Reward Dan Motivasi Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Di UMKM HAFIDZ Collection Padurenan Gebog Kudus Tabel 4.20 Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi
Sumber: Data primer, diolah 2016 Dari table diatas diketahui bahwa nilai R sebesar 0,422, yang berarti bahwa nilai korelasi antara variable reward (X1) dan motivasi kerja (X2) sebesar 0,422. Sedangkan nilai R Square adalah sebesar 0,178, maka nilai Koefisien Determinasi adalah 17,8%. Ini artinya bahwa variansi perubahan variable kinerja karyawan (Y) dipengaruhi oleh perubahan variable reward (X1) dan motivasi kerja (X2) sebesar 17,8%. Jadi besarnya pengaruh reward dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan adalah 17,8% sedangkan sisanya sebesar 82,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Tabel 4.21 Persamaan Regresi
Berdasarkan table diatas diperoleh persamaan regresi: Y = a + b1X1+ b2X2 + e Y = 4,521 + 0,152 + 0,261 Nilai konstan (Y) sebesar 4,521; artinya jika variable reward (X1) nilainya adalah 0 (nol), dan variable motivasi kerja (X2) nilainya juga
69
0 (nol), maka variable kinerja karyawan (Y) akan berada pada angka 4,521. Tabel 4.22 Uji F
Sumber: data primer diolah 2016 Berdasarkan table hasil dari uji F pada output anova diatas sebesar 3,679 dan F table sebesar 3,34. Karena nilai F hitung > F table (3,679 > 3,34) maka dapat disimpulkan bahwa hipotess ketiga yang menyatakan bahwa variable reward (X1) dan motivasi kerja (X2) secara
simultan
(bersama-sama)
berpengaruh
terhadap
kinerja
karyawan (Y) diterima.
B. Analisis dan Pembahasan 1. Pengaruh Reward Terhadap Kinerja Karyawan Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh nilai Pearson Correlation antara variable reward (X1) pada Kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,252 dengan nilai signifikansi sebesar 0,132. Karena 0,132 > 0,05 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable reward (X1) terhadap Kinerja (Y). Ini artinya hipotesis pertama yang menyatakan bahwa reward (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Evita Dwi Cahyani (2015) yang menyatakan bahwa penghargaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
70
2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh nilai Pearson Correlation antara variable motivasi kerja (X2) terhadap Kinerja (Y) sebesar 0,373 dengan nilai signifikansi sebesar 0,023. Karena 0,132 < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variable motivasi kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Hasil tersebut diatas diperkuat dengan hasil perhitungan uji t, diketahui nilai t hitung untuk variable motivasi kerja pada perhitungan variable kinerja karyawan adalah lebih besar dibandingakan dengan nilai t table (2,379 > 1,701). Serta hasil nilai koefisien determinasi sebesar 0,139. Ini artinya bahwa variansi perubahan variable kinerja karyawan (Y) dipengaruhi oleh perubahan variable bebas motivasi kerja (X2) sebesar 13,9%. Jadi besarnya pengaruh motivasi kerja pada kinerja karyawan adalah 13,9%. Ini artinya hipotesis kedua yang menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silfia Febrianti , Mochammad Al Musadieq dan Arik Prasetya pada bulan juli tahun 2014 yang menyatakan bahwa motivasi kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
3. Pengaruh Reward dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dari hasil analisis data dapat dilihat nilai R 0,422 dan nilai R Square 0,177 maka diketahui bahwa nilai koefisien determinasi adalah sebesar 17,7. Ini artinya bahwa variansi perubahan variable kinerja karyawan (Y) dipengaruhi oleh perubahan variable bebas reward (X1) dan motivasi kerja (X2) sebesar 17,7%. Jadi besarnya pengaruh reward dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan adalah 17,7% sedangkan sisanya sebesar 82,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hasil perhitungan uji F, diketahui nilai F hitung untuk variable pengujian ini adalah lebih besar dibandingakan dengan nilai F table (3,679 > 3,34) ini artinya hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa reward (X1) dan
71
motivasi kerja (X2) secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y) diterima.