BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan
dalam tiga tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (action) dan pengamatan (observation) serta refleksi (reflection). Tiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan @ 2jam pelajaran (2x35 menit). 4.1.2 Pelaksanaan Siklus I 4.1.2.1 Tahap Perencanaan ( planning ) Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan persiapan dari awal hingga akhir sebelum melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut peneliti laksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) Memeriksa kembali RPPP yang telah disusun. Dengan membaca ulang peneliti mencermati kembali setiap butir yang akan dilaksanakan; (2) Memeriksa semua media dan sarana lainnya yang akan digunakan apakah sudah benar-benar tersedia; (3) Mencoba media yang akan digunakan dan mensimulasikan bagaimana peneliti harus menggunakannya, sehingga peneliti yakin benar penggunaan media dalam pembelajaran
akan berjalan mulus; (4) Memeriksa skenario
pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran dari awal hingga akhir; (5) Memikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu pembelajaran, seperti: keributan ketika peragaan berlangsung, pembentukan kelompok yang tidak sesuai dengan keinginan siswa, pertanyaan yang tidak dijawab oleh siswa, atau ada siswa yang tidak tertarik pada pembelajaran yang berlangsung. Kemudian peneliti merancang antisipasi apa yang akan dilakukan jika hal tersebut benar-benar terjadibar obs; (6) Memeriksa kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data seperti lem ervasi yang telah disepakati oleh peneliti dengan teman sejawat yang akan membantu; dan (7) Meyakinkan bahwa teman sejawat yang akan membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
34
35
4.1.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 April 2013. Pada kegiatan awal :peneliti mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan mengkondisikan situasi belajar siswa, melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa: “anak-anak , siapa yang pernah naik andong? Apa yang menyebabkan andong bisa berjalan? “Kemudian peneliti menyampaikan tujuan khusus pembelajaran: Nah sekarang kita akan belajar bersama tentang gaya, setelah pembelajaran selesai diharapkan kalian dapat menemutunjukkan pengaruh gaya dengan benar. Selanjutnya peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa: “Supaya hasil belajar kalian baik maka marilah kita laksanakan kegiatan pembelajaran kali ini dengan sebaik-baiknya, dengan terlibat secara aktif dan penuh semangat.” Pada kegiatan inti siswa dan peneliti membagi kelas menjadi 3 kelompok dengan anggota masing-masing 7 siswa dan ada 1 kelompok dengan anggota 6 siswa untuk kelompok pakar. Selanjut peneliti membagikan materi dan LKS kepada kelompok asal. Setelah menerima materi ketua kelompok membagikan materi kepada anggota kelompoknya. Siswa dari masing-masing kelompok asal yang mendapat materi sama bergabung menjadi kelompok baru disebut kelompok pakar.Siswa melakukan pengamatan dan identifikasi
gambar
berbagai alat dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan gaya. Siswa dalam kelompok pakar melanjutkan
pengamatan
pada
berbagai alat
tersebut untuk
menemutunjukkan manakah yang termasuk dorongan dan mana yang termasuk tarikan. Kegiatan diskusi dalam kelompok pakar tentang berbagai macam kegiatan yang termasuk dorongan dan tarikan.Kegiatan dalam kelompok pakar selesai kemudian anggota kelompok pakar kembali ke kelompok asal masing-masing. Setelah berkumpul dalam kelompok asal, masing-masing siswa dari kelompok pakar menjelaskan materi kepada kelompok asal secara bergantian.Proses pembelajaran secara berkelompok berakhir dan peneliti memandu siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran. Hasil diskusi di kumpulkan. Kegiatan akhir diawali dengan kegiatan siswa mencatat rangkuman dan kesimpulan, kemudian peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi atau hal lain
36
yang belum jelas. Selanjutnya peneliti mengakhiri pembelajaran dengan memberi motivasi dan salam penutup. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 April 2013.Pertama kali peneliti memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian peneliti melakukan apersepsi dengan bertanya jawab pelajaran yang lalu. “ Kemarin kalian sudah belajar tentang gaya.. Siapa yang masih ingat apa definisi gaya. Peneliti menyampaikan tujuan khusus pembelajaran: “Nah sekarang kita akan belajar bersama tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda. Peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa: “Supaya hasil belajar kalian baik maka marilah kita laksanakan kegiatan pembelajaran kali ini dengan sebaik-baiknya, sungguh-sungguh, aktif, semangat, dan penuh tanggung jawab” Sebelum kegiatan inti dimulai peneliti meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok kemarin, membagikan materi dan LKS kepada kelompok asal. Setelah menerima materi ketua kelompok membagikan materi kepada anggota kelompoknya. Siswa dari masingmasing kelompok asal yang mendapat materi sama bergabung menjadi kelompok baru disebut kelompok pakar.Setelah semuanya siap peneliti memberitahukan bahwa siswa sudah dapat memulai kegiatan eksperimen dengan benda seadanya yang ada disekitar kita tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda, kemudian berdiskusi untuk membahas pengaruh gaya terhadap benda diam, ada tiga kegiatan eksperimen dan diskusi yang dilakukan dikelompok pakar. Berikutnya adalah siswa melakukan demonstrasi dalam kelompok pakar tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda ,hingga mereka betul-betul dapat memahami dan menemutunjukkan pengaruh gaya terhadap gerak benda.Setelah itu siswa melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan diskusi untuk mencari contoh-contoh pengaruh gaya terhadap gerak benda Kegiatan dalam kelompok pakar selesai kemudian anggota kelompok pakar kembali ke kelompok asal masing-masing di dalam kelas. Setelah berkumpul dalam kelompok asal, masing-masing siswa dari kelompok pakar menjelaskan materi kepada kelompok asal secara bergantian.Proses pembelajaran secara berkelompok berakhir dan Peneliti memandu siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran, kemudian hasil diskusi di kumpulkan.
37
Pada kegiatan akhir siswa mencatat rangkuman dan kesimpulan dan peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi atau hal lain yang belum jelas. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan memberi motivasi dan salam penutup.. Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Selasa 9 April 2013. Selanjutnya siswa mengerjakan evaluasi/tes formatif. Setelah waktu yang ditentukan yaitu 30 menit peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan hasil evaluasi 4.1.1.3 Tahap Observasi dan Refleksi Pada tahap observasi Ibu Yuli Rahmawati, S.Pd. (teman sejawat yang membantu sebagai observer) mengambil posisi duduk di pojok kiri bagian belakang. Observer mengamati jalannya perbaikan pembelajaran dalam dua kali pertemuan. Segera setelah proses pembelajaran pertemuan ketiga berakhir, peneliti bersama-sama Ibu Yuli Rahmawati, S.Pd meminta siswa supaya tidak meninggalkan kelas terlebih dahulu untuk memberikan tanggapan atas pembelajaran yang telah berlangsung, apakah penggunaan media bagan peta konsep struktur organisasi yang digunakan untuk media pembelajaran dan simulasi memudahkan siswa untuk menguasai materi pembelajaran, dan dapat melibatkan semua siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Setelah kegiatan selesai peneliti dan observer melakukan diskusi untuk membahas kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang sudah berlangsung sebagai dasar refleksi dan proses perbaikan berikutnya. Pada tahap refleksi peneliti dan Ibu Yuli Rahmawati berdiskusi membahas hasil pengamatan. Hasil pengamatan yang dilakukan Ibu Yuli Rahmawati menunjukkan hal-hal sebagai berikut a) Pada waktu membagi kelompok kelas menjadi gaduh;b)Setelah peneliti membagikan materi pada kelompok dan membuat kelompok pakar kelas kembali gaduh;c) Pada proses diskusi dan kerja kelompok dalam kelompok pakar ada beberapa siswa yang tidak aktif, karena bergantung kepada teman sekelompoknya dari kelompok asal. Dari 10 siswa yang diminta komentarnya tentang media benda asli, 6 siswa mengatakan sangat membantu, 2 siswa mengatakan tidak membantu, dan 2 siswa tidak memberikan komentar.Sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, siswa yang benar-benar telah menunjukkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran hanya 10 siswa.
38
Berdasarkan data yang terkumpul dan data hasil diskusi peneliti melakukan penelaahan dan menyimpulkan hasil tindakan yang telah peneliti lakukan. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa sudah meningkat yaitu 10 siswa sudah melaksanakan kegiatan dalam proses pembelajaran, tanggung jawab siswa juga meningkat (9 dari 20 siswa) hasil belajar siswa juga sudah meningkat meskipun belum optimal (12 dari 20 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar). Di samping itu ada beberapa siswa yang mengatakan tidak dapat melakukan demonstrasi dan pengamatan karena satu kelompok pakar ada dua utusan dari kelompok asal sehingga masing-masing utusan dari kelompok asal hanya satu orang yangdiberi kesempatan melakukan demonstrasi dan pengamatan. Dari sampel yang diambil 60 % siswa yang mengatakan penggunaan media benda asli sangat membantu mereka dalam menguasai materi pembelajaran. Peneliti kemudian melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan berikut kepada diri sendiri. a) Mengapa pembentukan kelompok membuat kelas gaduh? Apakah peneliti tidak menentukan aturan pembentukan kelompok? b) Mengapa pembagian lembar kerja siswa (LKS) untuk kelompok pakar membingungkan siswa? Apakah karena peneliti membagi LKS tersebut pada kelompok asal? c) Mengapa jumlah anggota kelompok yang cukup banyak, membuat anggota kelompok pakar tidak semuanya aktif dan kurang bertanggung jawab? d) Mengapa peneliti tidak memikirkan jumlah anggota kelompok asal, sehingga tidak sesuai dengan jumlah materi yang dibahas? d) Mengapa masih banyak siswa yang belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)? Apakah karena alokasi waktu mengerjakan tes formatif kurang? d) Jika seperti ini hasilnya, apa yang harus peneliti perbaiki dalam tindakan perbaikan berikutnya? Berdasarkan hasil refleksi, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan siklus dua sebagai berikut:a) Pembentukan kelompok asal dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan tindakan dan peneliti menjelaskan tentang kelompok pakar dan tugasnya.b) Pembagian LKS untuk kelompok pakar dilakukan setelah kelompok pakar terbentuk, diharapkan akan memperlancar kegiatan dan tidak membingungkan siswa.c) Jumlah anggota kelompok asal diperbanyak dari 4 menjadi 6 kelompok.d) Sesuai dengan materi yang akan dibahas yaitu 3 masalah jadi jumlah anggota kelompok asal disesuaikan menjadi 3 siswa untuk tiap kelompok,
39
tetapi karena jumlah siswa 20, maka ada dua kelompok yang anggotanya 4 siswa.d) Alokasi waktu evaluasi (tes formatif) akan ditambah. 4.1.3
Pelaksanaan Siklus 2 Siklus 2 terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung 70 menit (dua jam
pelajaran ). 4.1.2.1.Tahap Perencanaan ( planning ) Setelah mengakomodasi masukan dari siklus satu,yang menunjukkan bahwa hasil belajar belum sesuai yang diharapkan oleh peneliti, dalam rencana perbaikan siklus dua, peneliti berusaha menyempurnakan tindakan. Seperti pembelajaran sebelumnya peneliti melakukan persiapan sebagai berikut: a) Pembentukan kelompok asal dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan tindakan dan peneliti menjelaskan tentang kelompok pakar dan tugasnya; b) Jumlah kelompok asal diperbanyak dari 4 menjadi 6 kelompok, c) Sesuai dengan materi yang akan dibahas yaitu 3 masalah jadi jumlah anggota kelompok asal disesuaikan menjadi 3 siswa untuk tiap kelompok, tetapi karena jumlah siswa 20, maka ada dua kelompok yang anggotanya 4 siswa; d) Urutan kegiatan sudah diperiksa dan sudah cukup sesuai; e) Alokasi waktu sudah dipertimbangkan kembali; f) Menjelang waktu pelaksanaan tindakan perbaikan semua media dan alat peraga sudah dipersiapkan. Ibu Yuli Rahmawati juga sudah siap dengan lembar observasi dan alat tulis. 4.1.2.2 .Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action) Pertemuan pertama siklus 2 baru dapat dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 18 April 2013.Peneliti mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar, dilanjutkan dengan melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa tentang pembelajaran yang lalu. “ Kemarin kalian sudah mempelajari tentang Pengaruh Gaya terhadap Gerak Benda. Siapa yang masih ingat apa pengaruh gaya terhadap benda diam? Demikian apersepsi dilakukan sampai siswa benar-benar dapat mengaitkan pembelajaran yang lalu. Kegiatan ini disediakan alokasi waktu dua menit dan waktu dimanfaatkan dengan efektif. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan khusus pembelajaran :” Nah hari ini kita akan belajar bersama tentang Gaya mempengaruhi Bentuk Benda. Setelah pembelajaran selesai diharapkan kalian dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap bentuk benda dan
40
mendemonstrasikan
bahwa gaya yang dihasilkan sumber gaya berbeda-beda. Peneliti
memberikan motivasi belajar kepada siswa: “Supaya hasil belajar kalian baik maka marilah kita laksanakan kegiatan pembelajaran kali ini dengan sebaik-baiknya, dengan terlibat secara aktif dan penuh semangat.” Pada kegiatan inti peneliti meminta kelas berkelompok sesuai dengan rencana yaitu dalam 6 kelompok dengan anggota masing-masing 3 siswa dan ada 2 kelompok dengan anggota 4 siswa untuk kelompok pakar.Selanjutnya peneliti membagikan materi dan LKS kepada kelompok asal dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dalam LKS. Ketua kelompok membagikan materi kepada
anggota
kelompoknya. Siswa dari masing-masing kelompok asal yang mendapat materi sama bergabung menjadi kelompok baru disebut kelompok pakar.Siswa dalam kelompok pakar melakukan pengamatan dan identifikasi
berbagai alat dalam kehidupan sehari-hari yang
yang dapat membuktikan pengaruh gaya. Setelah teridentifikasi siswa dalam kelompok pakar kembali melakukan
pengamatan
pada
berbagai alat yang akan digunakan untuk
membuktikan pengaruh gaya terhadap bentuk benda dengan menggunakan media benda asli seperti plastisin, tanah liat, kaleng, wortel atau kue yang diiris, serta bermain tarik tambang; diskusi dilanjutkan berbagai mencari contoh-contoh lain yang membuktikan bahwa gaya mempengaruhi bentuk benda. Anggota kelompok pakar kembali ke kelompok asal masingmasing. Kemudian masing-masing siswa dari kelompok pakar menjelaskan materi kepada kelompok asal secara bergantian.Karena keterbatasan waktu, penyampaian materi dikelompok asal belum selesai dan akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.Pada kegiatan akhir siswa mencatat rangkuman dan kesimpulan. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi maupun hal lain yang belum jelas. Guru memberikan reward pada kelompok yang hasil kerjanya bagus. Kemudian peneliti mengakhiri pembelajaran dengan memberi motivasi dan salam penutup. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 April 2013. Peneliti memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas seperti mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar dilanjutkan dengan melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi Gaya.’Siapa yang masih ingat, apa pengaruh
41
gaya terhadap benda yang bergerak?... (dan seterusnya). Berikutnya peneliti menyampaikan tujuan khusus pembelajaran: “ Nah hari ini kita akan melanjutkan materi pembelajaran kemarin. Setelah pembelajaran selesai diharapkan kalian dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap bentuk benda serta menjelaskan tentang besar gaya. Sebelum kegiatan inti dimulai peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa: “Supaya hasil belajar kalian baik maka marilah kita laksanakan kegiatan pembelajaran kali ini dengan sebaik-baiknya, dengan terlibat secara aktif dan penuh semangat.” Pada kegiatan inti siswa melanjutkan presentasi atau penyampaian materi dikelompok asal serta mengerjakan tugas kelompok melalui LKS. Peneliti membagikan materi dan LKS kepada kelompok asal. Setelah menerima materi ketua kelompok membagikan materi kepada anggota kelompoknya. Siswa dari masing-masing kelompok asal yang mendapat materi sama bergabung menjadi kelompok pakar. Peneliti memandu siswa menyimpulkan materi pembelajaran, dan siswa mengumpulkan LKS. Pada kegiatan akhir siswa mencatat rangkuman dan kesimpulan. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.,kemudian peneliti memberikan reward pada kelompok yang aktif dan melaksanakan tugas dengan baik. Untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran peneliti memberi motivasi kepada siswa dan salam penutup. 4.1.2.3 .Observasi dan Refleksi Seperti pada pertemuan di siklus pertama, rekan sejawat yang bertugas sebagai observer mengamati proses di pojok belakang sebelah kiri. Dengan berbekal lembar observasi yang telah disepakati bersama, mengamati jalannya proses perbaikan pembelajaran yang berlangsung dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan kedua peneliti dan observer juga mengamati kegiatan proses pembelajaran. Di akhir pembelajaran peneliti bersama –sama Ibu Yuli Rahmawati memanggil beberapa siswa untuk diminta komentarnya, apakah penggunaan media bagan struktur organisasi yang digunakan untuk media pembelajaran dan simulasi memudahkan siswa untuk menguasai materi pembelajaran, dan dapat melibatkan semua siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Setelah kegiatan selesai peneliti dan observer melakukan diskusi untuk membahas kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang sudah berlangsung sebagai dasar refleksi dan proses perbaikan berikutnya.
42
Dari hasil duduk bersama diperoleh data hasil observasi sebgai berikut a) Pembelajaran berlangsung sangat kondusif, interaktif, dan atraktif serta menyenangkan. Terbukti wajah siswa tampak senang dalam belajar. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan peneliti; b) Jumlah siswa yang tuntas sudah jauh melampaui kriteria yang ditetapkan bahkan mencapai peningkatan yang signifikan yakni 100%; c) Sesuai dengan indikator yang ditentukan siswa yang benar-benar aktif dalam belajar berjumlah 20 siswa, dan benar-benar bertanggung jawab ada 20 siswa. Dari 10 siswa yang berhasil diminta komentarnya, seluruh siswa bahwa media dan pemodelan dengan simulasi sangat membantu mempermudah dalam menguasai materi. Dari hasil refleksi tersebut, peneliti berpendapat bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan telah berhasil. Meski masih ada hal-hal yang harus diperbaiki. Berati upaya perbaikan pembelajaran berakhir di siklus ke dua. 4.2
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Adapun penjabarannya
akan dibahas pada masing-masing subbab yaitu : 4.2.1
Deskripsi Data
4.2.1.1 Data Siklus I Hasil penilaian mata pelajaran IPA dari hasil belajar kelas 4 di SDN Poncowarno pada siklus 1 disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri Poncowarno Semester II /2012-2013 No 1 2 3 4 5
87 72 57 42 27
Interval 101 86 71 56 41
Frekwensi 4 4 3 8 1 20
Persentase 20% 20% 15% 40% 5% 100%
43
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut di atas, maka distribusi hasil belajar IPA bagi siswa kelas 4 SD Negeri Poncowarno, Kebumen terutama untuk materi Gaya Mempengaruhi Gerak Benda yang mencapai persentase terbesar adalah pada skor 42-56 yakni sebesar 40%, sedangkan persentase terkecil adalah pada skor 27-41 yakni sebesar 5%. Sehingga pada kondisi ini, tindakan yang diberikan perlu mendapat perhatian. 4.2.1.2 Data Siklus 2 Hasil penilaian mata pelajaran IPA dari hasil belajar siswa kelas 4 di SD Negeri Poncowarno pada siklus 2 disajikan melalui Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri Poncowarno Semester 2/2012-2013 No 1 2 3 4 5
4.2.2
97 91 85 79 73
Interval 102 96 90 84 78
Frekwensi 5 6 5 2 2 20
Persentase 25% 30% 25% 10% 10% 100%
Analisis Data Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan
sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian (Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999 :11 ).Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. 4.2.2.1 Analisis Ketuntasan Ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 ini dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.5 berikut ini
44
Tabel 4.5 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno Semester Ii 2012/2013 No
Ketuntasan
Frekwensi
Persentase
1
Tuntas
11
27,5%
2
Tidak Tuntas
9
22,5%
Rerata
65,4
Maksimum
100,0
Minimun
27
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM 70 dicapai oleh 11 siswa atau 27,5% dan ada 9 siswa lainnya atau 22,5% dari seluruh siswa yang ada belum mencapai ketuntasan dalam belajar IPA untuk materi Gayai panas Ketuntasan belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar 4.5 berikut ini:
Tidak Tuntas 45%
Tuntas 55%
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno Gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam belajar adalah sebesar 55% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 45%.
45
Sedangkan ketuntasan hasil belajar pada siklus 2 ini dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno semester II/2012-2013 No
Ketuntasan
Frekwensi
Persentase
1
Tuntas
20
100,0%
2
Tidak Tuntas
0
0,0%
Rerata
90,0
Maksimum
100,0
Minimun
73
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM 70, dicapai oleh 20 siswa atau 100 % dari seluruh siswa yang ada telah mencapai ketuntasan dalam belajar IPA untuk materi energi alternatif. Ketuntasan hasil belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar 4.6 berikut ini:
Tidak Tuntas 0%
Tuntas 100%
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno
46
Gambar 4.6 di atas menunjukkan bahwa semua siswa atau sebesar 100% telah tuntas dalam belajar IPA untuk materi gaya. 4.2.2.2 Analisis Komparatif Berdasarkan hasil analisis ketuntasan dilakukan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra siklus. Analisis komparatif dilakukan dengan menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dalam satu tabel. Analisis komparatif ketuntasan hasil belajar IPA dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno Semester II/2012-2013 No
Ketuntasan
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
f
%
F
%
F
%
1
Tuntas
8
40,0%
11
55,0%
20
100,0%
2
Tidak Tuntas
12
60,0%
9
45,0%
0
0,0%
Rerata
62,5
65,4
90,0
Maksimum
80,0
100,0
100,0
25
27
73,0
Minimun
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus hingga pelaksanaan siklus 2. Untuk memvisualisasikan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan prasiklus dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:
47
20 18 16 14 12
Tuntas
10
Tidak Tuntas
8 6 4 2 0 Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 4.7 Diagram Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno 4.1 Pembahasan Hasil Penelitian Sesuai dengan kajian teori yang diuraikan dalam bab terdahulu, penggunaan jigsaw dalam proses pembelajaran diharapkan dapat berfungsi untuk memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga motivasi belajar siswa meningkat. Motivasi belajar siswa akan dapat dilihat dari meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya berimbas pada meningkatnya nilai hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar ternyata penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan media benda asli dapat meningkatkan hasil belajar siswa.. Dari segi aktifitas belajar siswa data pada siklus 1 dan 2 menunjukkan adanya peningkatan dalam aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada kondisi siklus 1 siswa yang keaktifannya baik hanya sebesar 55 %, dan dari segi hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan hanya sebesar 55 %. Menurut peneliti pembelajaran ini belum mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan masih ada 9 anak (45 %) yang belum tuntas dalam pembelajaran sehingga perlu diberikan tindakan remedial. Sedangkan pada kondisi
48
siklus 2 siswa yang keaktifannya baik meningkat menjadi 90 %, dan dari segi hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan juga meningkat menjadi 100 %. Pada siklus 2 nilai rata-rata kelas juga di atas nilai Kriteria ketuntasan Minimal/KKM (> 70), yakni 90,0. Peneliti merasa bahwa pembelajaran pada siklus 2 cukup berhasil karena seluruh siswa mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil penelitian ternyata dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa berbantuan media benda asli dapat meningkatkan hasil belajar siswa.