43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Sejarah Berdirinya Madrasah Madrasah Tsanawiyah Darussalam Kota Besi berdiri pada tahun 1988, sekaligus bersamaan dengan dibentuknya badan pengasuhnya yang diketuai oleh bapak Sukarno Sastra Hadi Wijaya dan Kepala Madrasahnya adalah Bapak Slamet Tugasman, BA. Sedangkan status Madrasah pada awalnya adalah terdaftar pada Depertemen Agama Republik Indonesia. Madrasah Tsanawiyah Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur dibangun di areal tanah seluas 0,3 hektar, yang beralamat di jalan Pangeran Di Ponegoro, No.40 RT 01, RW 01, Kelurahan
Kota
Besi Hulu
Kecamatan
Kota
Besi
Kabupaten
Kotawaringin Timur (Sampit). Madrasah ini dibangun di tempat yang strategis,
yaitu
persis berada di tengah-tengah kota,
sehingga
memudahkan bagi siswa-siswinya untuk mendatangi madrasah tersebut. 2.
Lokasi dan keadaan MTs. Darussalam Kota Besi Lokasi MTs. Darussalam Kota Besi berkedudukan sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Pangeran Di Ponegoro atau jalan II Kota Besi. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun rotan penduduk.
43
44
c. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk. d. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk. MTs Darussalam Kota Besi mempunyai lokasi belajar sebanyak 2 (dua) lokal. Lokal pertama di bangun oleh pemerintah dan bersamasama dengan yayasan sebanyak 5 ruangan. Dan lokal ke dua di bangun oleh pemerintah dengan bantuan Block Green sebanyak 3 (tiga) ruangan. Adapun kelompok belajar atau kelas di Mts Darussalam Kota Besi hanya terdiri dari 4 (empat) ruangan, yaitu kelas I, IIa, IIb, dan III. Dan di lengkapi dengan tempat parkir guru bersama dengan siswa. Untuk lebih jelas mengetahui bagaimana gambaran tentang lokasi MTs Darussalam Kota Besi, dapat di lihat pada lampiran 3.MTs Darussalam Kota Besi kabupaten kotawaringin Timur sudah berdiri selama 25 tahun, yang sudah di pimpin oleh beberapa kepala sekolah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan periodesasi kepala madrasah yang terdapat pada lampiran, dapat di jelaskan bahwa pada tahun 1989 Bapak Slamet Tugasman, BA selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Darussalam Kota Besi yang juga Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kota Besi, dipindah tugaskan ke Tumbang Samba, sehingga untuk menggantikan beliau selaku kepala Madrasah, diangkatlah Bapak Surajiya yang kebetulan Kepala Sekolah Dasar Negeri-3 Kota Besi Hulu. Selanjutnya pada tahun 1990, bapak Surajiya mengundurkan diri sebagai Madrasah Tsanawiyah Darussalam Kota Besi dan di gantikan
45
oleh Bapak Arif Efendi, sejak tahun 1990 itulah madrasah Tsanawiyah Darussalam Kota Besi di angkat statusnya oleh pemerintah Departemen Agama menjadi diakui. Kemudian pada tahun ajaran 2001, tepatnya pada tanggal 15 juni 2001 Bapak Arif Effendi mengundurkan diri sebagai kepala madrasah dan di gantikan oleh Bapak H. Ishak Salim. Kemudian pada tahun ajaran 2008, Bapak H.Ishak Salim selaku kepala madrasah Tsanawiyah Darussalam Kota Besi mengundurkan diri dan di gantikan oleh Bapak Hademan, S.E. sampai dengan sekarang, dan istilah Badan Pengasuh di rubah menjadi Yayasan Pendidikan Islam yang di ketuai oleh Bapak Akhmad Anwar, S.Pd. 3.
Struktur Organisasi MTs Darussalam Kota Besi Kotawaringin Timur Setiap
lembaga
pendidikan didalamnya
terdapat stuktur
organisasi. Hal ini dimaksudkan agar adanya pembagian tugas dalamrangka mencapai tujuan dan kelancaran tugas pada lembaga pendidikan.
Adapun
struktur
organisasi
Madrasah
Tsanawiyah
Darussalam Kota Besi dapat dilihat pada lampiran 4. 4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Darussalam Kota Besi a. Visi MTs Darussaam Kota Besi Adapun
visi
MTs
Darussalam
Kota
Besi
kabupaten
kotawaringin Timur sebagai berikut : “Madrasah memiliki visi yaitu terwjudnya lulusan madrsah yang beriman, berilmu dan beramal saleh, serta memiliki daya saing dalam bidang IPTEKS, olahraga, dan berwawasan lingkungan”.
46
b. Misi MTs Darussalam Kota Besi Bertolak dari visi tersebut diatas, maka misi madrasah adalah sebagai berikut: 1) Menumbuhkan sikap, perilaku, dan amaliah keagamaan Islam di madrasah. 2) Menumbuhkan semangat belajar ilmu keagamaan Islam. 3) Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif,
dan
menyenangkan,
sehingga
setiap
siswa
dapat
berkembangan secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 4) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing dalam prestasi akedemik mapun non-akademik. 5) Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih, dan indah. 6) Mendorong,
membantu
dan
memfasilitasi
siswa
untuk
mengembangkan kemampuan, bakat, dan minatnya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang tinggi. 7) Mengembangkan life-skills dalam setiap aktivitas pendidikan. 8) Mengembangkan sikap kepekaan terhadap lingkungan. 9) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah, komite, madrasah dan stakeholders (pihak-pihak yang berkepentingan) dalam pengambilan keputusan. 10) Mewujudkan
madrasah
sebagai
lembaga
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
pendidikan
yang
47
5.
Keadaan Guru dan Tata Usaha Jumlah seluruh personil guru yang ada pada tahun pelajaran 2012/2013 di MTs Darussalam Kota Besi adalah
sebanyak 16
orang.Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 6. Berdasarkan keadaan personil sekolah yang terdapat di lampiran, dapat di analisis bahwa keadaan guru dan tata usaha di Mts Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 16 orang, yang terdiri dari 1 kepala madrasah, 1 wakamad kesiswaan, 1 wakamad sarana prasarana dan sekaligus menjabat sebagai wakamad kurikulum, 4 orang guru menjabat sebagai wali kelas, dan sisanya 7 orang guru sebagai guru biasa, serta 1 bendahara madrasah, dan 1 tata usaha madrasah. Status kepegawaian guru-guru di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari 8 orang guru yang PNS dan 8 orang guru yang masih honorer, termasuk Tata Usaha dan Bendahara madrasah. 6. Keadaan Siswa Jumlah keseluruhan siswa pada tahun pelajaran 2012/2013 di MTs Darussalam Kota Besi berjumlah 118 siswa yang terdiri dari 57 siswa laki-laki dan 61 siswa perempuan. Persebaran jumlah siswa antar kelas tidak
merata. Siswa di kelas VII ada sebanyak 2 rombongan
belajar. Siswa kelas VIII ada sebanyak 1 rombongan belajar dan siswa kelas IX ada sebanyak 1 rombongan belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7.
48
Jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan kelas yang terdapat di lampiran, dapat di analisis bahwa jumlah keseluruhan siswa di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan kelas sebanyak 118 orang siswa. Yang terdiri dari 58 siswa laki-laki dan 57 siswa perempuan, yaitu 12 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan di kelas VIIa, 12 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan di kelas VIIb, 21 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan di kelas VIII, serta 13 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan di kelas IX. Jumlah
siswa
MTs
Darussalam
Kota
Besi
Kabupaten
Kotawaringin Timur berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan kelas paralel yang terdapat di lampiran, dapat diketahui sebanyak 29 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan di kelas VIIa, dan 12 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan di kelas VIIb 7. Sarana Sarana memiliki peranan dalam menunjang kelancaran suatu pendidikan, MTs Darussalam Kota Besi memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai guna kelancaran proses pendidikan di Madrasah Tsanawiyah. Pada MTs Darussalam Kota Besi
memiliki sarana yang
terdiri dari bangunan dan fasilitas penunjang. Bangunan dan fasilitas penunjang ini dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9 .
49
Berdasarkan bangunan di MTs Darussalam
Kota
Besi
Kabupaten Kotawaringin Timur yang terdapat di lampiran, dapat di analisis bahwa bangunan-bangunan yang terdapat di MTs Darussalam kota Besi ada sebanyak 16 bangunan, yang terdiri dari: 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang TU, 1 ruang guru, 4 Ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, tempat parkir guru dan siswa, 1 wc guru dan 2 wc siswa, dan 1 wc siswa mengalami kerusakan. Berdasarkan Fasilitas-fasilitas penunjang yang terdapat di lampiran, menunjukan bahwa MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin timur memiliki fasilitas-fasilitas penunjang sebanyak 28 fasilitas penunjang. MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaring Timur
juga mengelola semua fasilitas tersebut, karena hanya ada
beberapa fasilitas penunjang yang mengalami kerusakan, seperti:1 buah printer, 1 papan tulis, 3 lemari buku, dan 10 meja siswa. 8. Tata Tertib Guru Dan Karyawan MTs Darussalam Kota Besi a. Setiap Guru dan Karyawan diwajibkan : 1. Hadir setiap hari lima belas menit (15 Menit) sebelum bel masuk berbunyi. 2. Mengisi daftar hadir (masuk dan pulang). 3. Mengikuti Upacara Bendera setiap hari Senin. 4. Guru yang bertugas piket dan instruktur senam harus datang lebih awal.
50
5. Bagi guru agar dapat mengawali dan mengakhiri pelajaran tepat pada waktu yang ditentukan (jadwal pelajaran). 6. Bagi
Guru/Karyawan
yang
berhalangan
hadir
harus
memberitahukan/ minta izin kepada Kepala Sekolah secara tertulis. 7. Bagi Guru yang berhalangan hadir agar dapat menyerahkan tugasnya kepada Guru piket dan/wali kelas dan diketahui oleh Kepala Madrasah. 8. Berpakaian yang rapi dan sopan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9. Guru tidak diperkenankan meninggalkan kelas selama jam mengajar berlangsung tanpa keterangan atau alasan yang jelas. 10.Semua Dewan Guru/Karyawan diharuskan mengikuti senam pada hari Jum'at pukul 06.30 WIB – Selesai. b. Petugas Piket 1. Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sekolah bersamasama dengan petugas keamanan yang telah ditentukan (SATPAM) madrasah serta mengisi kelas yang telah ditinggalkan oleh guru yang bersangkutan karena ada halangan (Izin). 2. Petugas piket mencatat guru yang tidak hadir, baik karena sakit, izin atau tidak ada keterangan serta mencatat kejadian-kejadian pada hari itu.
51
B. Penyajian Data dan Analisa Data Data yang disajikan disini merupakan hasil penelitian dilapangan dengan menggunakan teknik-teknik penggalian data yang telah ditetapkan, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang disertai dengan keterangan-keterangan dan telah disesuaikan dengan urutan permasalahan. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 14 Juni 2013 bahwa terjadi kesalahgunaan dalam sarana sekolah yaitu ada salah satu kelas yang di jadikan kantin.1 Hal ini senada dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan JH selaku Wakamad Sarana Prasarana yang menyatakan bahwa memang terjadi hal seperti itu yang mana kelas di jadikan kantin.2 Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di atas dapat dianalisis bahwa MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur terjadi kesalahgunaan dalam mengelola sarana pembelajaran di sekolah, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. Sebab, kelas merupakan sarana penunjang pembelajaran yang harus di kelola dengan maksimal, supaya tujuan pembelajaran sekolah dapat tercapai dengan optimal.
1 2
Observasi pada tanggal 14 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Hasil wawancara dengan JH Wakamad Sarana Prasarana.
52
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Rita Mariayan dan kawankawan dalam bukunya Pengelolaan Lingkungan Belajar mengatakan sebagai berikut: Pengelolaan merupakan terjemah dari kata management, berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan, dan memperlakukan. Namun kata management sendiri sudah diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama dengan istilah “pengelolaan”, yakni sebagai suatu proses mengoordinasi dan mengintegrasi kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.3 a. Pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Sebuah madrasah merupakan sebuah lembaga pendidikan dalam rangka menumbuhkan generasi bangsa yang bodoh menjadi pintar dan pintar menjadi tambah pintar. Namun sebuah Madrasah tidak lepas dari keberadaan fasilitas atau sarana dalam rangka menunjang seorang pendidikan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Menurut observasi yang di lakukan peneliti pada tanggal 24 Juni 2013 bahwa MTs Darussalam Kota Besi melakukan pengelolaan sarana pembelajaran dengan beberapa hal, yang pertama pengelolaan sarana
3
2010, h. 16
Rita Mariyana, dkk, Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: Kencana,
53
pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi mengenai penentuan kebutuhan. 4 Hal ini sama seperti hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan JH selaku Wakamad Kurikulum MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur menyatakan bahwa: Penentuan kebutuhan sarana pada MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur ini biasanya di tentukan melalui rapat para guru yang di pimpin oleh kepala sekolah, yaitu rapat kerja mengenai sarana apa saja atau fasilitas apa saja yang perlu di tambah untuk menunjang tujuan pendidikan di sekolah tersebut, baik dalam memajukan sekolah maupun dalam mendidik anak didiknya menjadi generasi yang berguna untuk agama, bangsa, dan Negara.5 Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur dalam menentukan kebutuhan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi di lakukan dengan cara rapat dengan dewan guru, dalam artian merencanakan mengenai sarana apa saja atau fasilitas apa saja yang perlu di tambah untuk menunjang tujuan pembelajaran di MTs tersebut. Apabila barang yang diinginkan sangat diperlukan pada saat itu maka barang yang sudah direncanakan akan segera diadakan dengan melihat kondisi dana yang dimiliki sekolah. Tetapi apabila dananya tidak ada, maka yayasan akan meminta dana berupa proposal bantuan dana ke Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur.
4 Observasi pada tanggal 24 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 5 Hasil wawancara dengan JH Wakamad Kurikulum dan Sarana Prasarana di MTs Darussalam Kota Besi pada tanggal 9 juli 2013
54
Sebagaimana Ary H. Gunawan di dalam bukunya “Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro)” menjelaskan bahwa: Kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan tidak gegabah (sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan (planning/programming) yang matang dan baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.6 Seperti yang di kemukakan oleh Mamduh M. Hanafi dalam bukunya (Manajemen) bahwa: Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa
alternatif
yang ada.
Perencanaan diperlukan untuk
mengarahkan kegiatan organisasi. Beberapa manfaat perencanaan adalah: 1) Mengarahkan kegiatan organisasi meliputi penggunaan sumber daya dan penggunaannya untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Memantapakn konsistensi kegiatan anggota organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi. 3) Memonitor kemajuan organisasi.7 Yang kedua pengelolaan sarana MTs Darussalam Kota Besi mengenai proses pengadaan. Pengadaan sarana tidak hanya dapat
6
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta :Renika Cipta, 1996, h. 116 7 Mamduh M. Hanafi, Manajemen,Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003, h. 9
55
dilakukan sendiri oleh kepala sekolah atau bendaharawan karena sekolah Negeri ataupun Swasta bukanlah milik perorangan. Menurut observasi yang di lakukan peneliti pada tanggal 26 Juni 2013 bahwa dalam pengadaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur di sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan dana yang dimiliki, karena sarana yang tidak tepat akan menjadi sumber pemborosan. Pengadaan sarana pembelajaran harus sesuai dengan jumlah, mutu, dan jenis alat atau barang yang dibutuhkan, jumlah tidak boleh terlalu kurang atau berlebihan. Mutunya harus bagus, agar dapat dipergunakan secara efektif untuk jangka waktu tertentu.8 Hal ini sama seperti hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan WA selaku guru di MTs Darussalam Kota Besi yang menyatakan bahwa: Pengadaan barang ada dari beberapa sumber yaitu pengadaan barang dari pemerintah, pengadaan barang dari sekolah sendiri, dan pengadaan barang dari masyarakat atau donator yayasan.9 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat dipahami bahwa pengadaan barang ada dari beberapa sumber, yang pertama berasal dari pemerintah, yang kedua berasal dari sekolah sendiri, dan yang terakhir berasal dari yayasan, masyarakat/donatur.
8 Observasi pada tanggal 26 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 9 Hasil wawancara dengan guru WA di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 11 juli 2013
56
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Ary H. Gunawan, dalam bukunya Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro) menjelaskan bahwa : “Usaha pengadaan yang dilakukan bersama akan memungkinkan pelaksanaannya lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya setelah mempertimbangkan secara matang mengenai jumlah yang tersedia. 10 Pengadaan barang (sarana) pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur berasal dari pemerintah, dari sekolah sendiri, dan dari donator/masyarakat. Dalam proses pengadaan barang, baik kepala sekolah maupun dewan guru selalu bekerja sama dalam menentukan pengadaan barang, misalnya semua barang yang dibutuhkan yang di utamakan, dan dalam mengelola barang-barang yang sudah di berikan MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur selalu mempertimbangkan dalam menggunakan barang-barang secara matang mengenai jumlah yang tersedia. Yang Ketiga pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi mengenai pemakaian. Menurut observasi yang di lakukan peneliti pada tanggal 29 Juni 2013 bahwa pengelolaaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam
Kota Besi Kabupaten
Kotawaringin Timur mengenai pemakaian di kelola dengan baik, dan
10
Ari H. Gunawan, Administrasi… h.135
57
semua guru serta siswa selalu melapor ke petugas yang mengkoordinir barang apabila mau menggunakan barang.11 Hal ini sama dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan HN selaku kepala sekolah MTs Darusssalam Kota Besi, yang menyatakan bahwa: Semua guru, siswa maupun karyawan yang ada di lingkungan sekolah dalam menggunakan/ memakai sarana pembelajaran, harus melapor atau memberitahukan kepada yang mengkoordinir barang tersebut. Begitu juga dalam menggunakan alat-alat peraga, buku-buku perpustakaan dan alat-alat lainnya juga harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Kemudian, mengenai pemakaian sarana seperti komputer, itu di atur oleh pihak sekolah via wakasek kurikulum, dengan membuat jadwal yang menyatu dengan jadwal pelajaran. sehingga setiap kelas dapat menggunakan sarana tersebut secara bergiliran.12 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat dipahami bahwa pemakaian sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi di koordinir dengan baik, dan semua guru dan siswa selalu melapor ke petugas yang mengkoordinir barang apabila mau menggunakan barang , seperti alat peraga, alat olahraga dan lain sebagainya. Bukubuku yang ada di perpustakaan sudah di kelola dengan baik, agar memudahkan pengecekan dan siswa juga dibolehkan meminjam atau membaca bahkan mengkopy buku yang ada di perpustakaan tersebut dengan konsekuensi, apabila buku yang merka pinjam rusak atau 11
Observasi pada tanggal 29 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 12
Hasil wawancara dengan Kepala MTs HN di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 Juli 2013
58
hilang, maka mereka harus bertanggungjawab dengan cara wajib mengganti buku yang rusak/hilang dengan buku yang serupa, agar buku di perpustakaan bisa dijaga dengan baik atau di lestarikan. Untuk sarana komputer, sudah dikelola dengan baik juga, dengan cara membuat jadwal pelajaran melalui Wakamad Kurikulum. Agar semua kelas terjadwal dalam menggunakan komputer dan bergiliran. Yang Keempat pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi mengenai pengurusan dan pencatatan. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Juni 2013, bahwa semua sarana yang ada di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur sudah di catat semua dan pihak Madrasah selalu membuat laporan tentang sarana yang mereka miliki ke Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur.13 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan JH selaku Wakamad Sarana Prasarana, yang menyatakan bahwa: Semua bantuan berupa sarana yang di berikan kepada MTs Darusslam kota besi baik yang di berikan dari pemerintah, masyarakat semuanya di catat oleh Wakamad Sarana, supaya diketahui jenis barang dan jumlahnya, serta diketahui sumber bantuan tersebut dari mana. Setelah barang-barang tersebut di terima oleh pihak sekolah, dalam hal ini wakasek sarana dan prasarana, barang tersebut di simpan di gudang sekolah untuk selanjutnya dibagikan kepada masing-masing guru/wali kelas
13
Observasi pada tanggal 24 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur.
59
sesuai kebutuhan yang di perlukan, atau sesuai dengan yang diminta oleh masing masing guru.14 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat dipahami bahwa semua sarana pembelajaran yang diberikan di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur di catat. Agar di ketahui jenis barangnya, sumbernya, serta jumlahnya. Dan wakamad sarana prasarana memasukkan barang tersebut ke gudang yang bergabung dengan perpustakaan. Menurut Observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni 2013 bahwa semua sarana yang di berikan dari pemerintah, dari dana BOS, maupun donator/masyarakat semuanya di catat oleh Wakamad Sarana Prasarana, supaya diketahui jenis barang dan jumlahnya, serta diketahui sumber bantuan tersebut dari mana.15 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan HN selaku Kepala MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, yang menyatakan bahwa: Semua bantuan berupa sarana pembelajaran yang di berikan kepada MTs Darussalam kota besi, baik yang di berikan dari pemerintah, dari dana BOS, masyarakat, semuanya di catat oleh Wakamad Sarana, supaya diketahui jenis barang dan jumlahnya, serta diketahui sumber bantuan tersebut dari mana. Pencatatan barang biasanya dilakukan ketika barang sudah tiba di sekolah, baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Dengan adanya pencatatan, tersebut, pihak sekolah akan lebih mudah dalam mencek dan mendata 14 Hasil wawancara dengan JH Wakamad Kurikulum dan Sarana Prasarana di MTs Darussalam Kota Besi pada tanggal 9 juli 2013 15 Observasi pada tanggal 29 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur
60
barang-barang tersebut untuk dilaporkan kepada Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur.16 Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 1 Juli 2013 bahwa semua sarana pembelajaran yang di berikan di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur di catat semua.17 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan seorang guru yang berinisial ZA, yang mengatakan bahwa : Semua sarana pembelajaran yang di berikan di MTs Darussalam kota besi Kabupaten Kotawaringin Timur ini sudah di catat semuanya, agar di ketahui dari mana asal barang tersebut, jenis barang tersebut dan berapa jumlahnya, dan semuanya di laporkan ke kementerian agama dalam laporan bulanan.18 Berdasarkan semua uraian di atas, menurut hemat penulis bahwa, semua sarana pembelajaran yang di berikan pada MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, sudah di catat, dan dimasukkan ke dalam buku inventaris dan non inventaris, tergntung barang yang di terima. Baik yang di berikan dari pemerintah, yayasan, donatur/masyarakat. Agar diketahui jumlahnya, jenis barangnya serta sumbernya dari mana. Semua itu di lakukan agar
16
Hasil wawancara dengan HN Kepala MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 Juli 2013 17 Observasi pada tanggal 21 Juli 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 18 Hasil wawancara dengan guru ZA di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 juli 2013
61
memudahkan pencatatan dan memudahkan penulisan laportan ke kementerian agama, dalam bentuk laporan bulanan. Sebagaimana yang di kemukakan oleh B. Suryosubroto dalam bukunya (Manajemen Pendidikan Di Sekolah) menjelaskan bahwa: Untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini disediakan instrument administrasi berupa antara lain: a) Buku inventaris. b) Buku pembelian. c) Buku penghapusan. d) Kartu barang.19 Yang ke lima, pengelolaan sarana MTs Darussalam Kota Besi
mengenai pertanggungjawaban. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni 2013 bahwa pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan ke Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur tentang semua sarana pembelajaran yang mereka miliki. 20 Hal ini sama dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan HN, selaku Kepala MTs Darusssalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, yang menyatakan bahwa: Pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan kepada Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur tentang pelaksanaan pendidikan atau proses pembelajaran pada setiap akhir bulan dan sekaligus pelaporan tentang kepemilikan sarana prasarana sekolah (barang Inventaris) serta pertanggungjawaban tentang pemanfaatan bantuan yang diterima. Disamping itu, kepala sekolah selalu memberitahukan kepada yayasan dan guru-guru tentang 19
B. Suryosubroto, Manajemen… h.115-116 Observasi pada tanggal 29 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 20
62
bantuan yang di terima, yaitu pada saat rapat khusus di sekolah (dilaporkan).21 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat dipahami bahwa bahwa MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, bertanggungjawab atas semua sarana pembelajaran yang di berikan dalam bentuk melaporkan barang-barang yang sudah diberikan ke madrasah melalui laporan pertanggungjawaban sarana yang bergabung dengan laporan bulanan. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Juni 2013 bahwa pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan kepada Kementerian Agama tentang pelaksanaan pendidikan. 22 Hal ini sama dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan JH, beliau juga mengatakan bahwa: Pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan kepada Kementerian Agama tentang pelaksanaan pendidikan atau proses pembelajaran pada setiap akhir bulan dan sekaligus pelaporan tentang kepemilikan sarana sekolah (barang Inventaris) serta pertanggungjawaban tentang pemanfaatan bantuan yang diterima.23 Hal ini sesuai dengan wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan seorang guru yang berinisial LI selaku Wakamad Kesiswaan, yang mengemukakan bahwa: Mengenai pertanggungjawaban, pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan kepada kementerian agama 21
Hasil wawancara dengan HN Kepala MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 juli 2013 22 Observasi pada tanggal 24 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 23 Hasil wawancara dengan Wakamad kurikulum dan Sarana JH di MTs Darussalam Kota Besi pada tanggal 9 juli 2013
63
kotawaringin timur. Tentang penggunaan penggunaaan sarana dalam proses pembelajaran. Kemudian melaporkan barang-barang yang di terima, baik dari pemerintah, orang tua siswa, yayasan, maupun donator.24 Berdasarkan dengan semua wawancara di atas,
menurut
hemat penulis bahwa pihak sekolah selalu mempertanggungjawabkan semua sarana yang diberikan kepada madrasah. Seperti melaporkan semua sarana yang diberikan ke madrasah. Dan melaporkan penggunaan-penggunaan sarana yang sudah di berikan ke madrasah. Menurut B. Suryosubroto
dalam bukunya Manajemen
Pendidikan Di sekolah mengatakan bahwa pengelolaan sarana meliputi 5 hal yaitu Penentuan kebutuhan, Proses pengadaan, Pemakaian, Pengurusan dan pencatatan, serta Pertanggungjawaban.25 Berdasarkan semua pembahasan di atas dapat di ketahui bahwa MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur sudah melakukan pengelolaan sarana dengan cukup baik, hal ini terlihat dari proses-proses pengelolaan sarana yang di lakukan MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin timur, seperti: melakukan
pengelolaan
sarana
dalam
penentuan
kebutuhan,
pengelolaan sarana mengenai proses pengadaan, pengelolaan sarana menganai pemakaian, pengelolaan sarana mengenai pengurusan, pengelolaan sarana mengenai pengurusan dan pencatatan, serta pengelolaan sarana mengenai pertanggungjawaban. 24
Wawancara dengan LI Wakamad Kesiswaan di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 12 juli 2013 25 B.Suryosubroto, Manajemen… h.115
64
Sebagaimana yang di kemukakan oleh B. Suryosubroto dalam bukunya (Manajemen Pendidikan Di sekolah) menjelaskan bahwa: Penggunaan barang-barang inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujukan kepada Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur. 26 b. Sarana pembelajaran yang terdapat di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat menunjang pendidikan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, baik itu berupa benda bergerak ataupun tidak bergerak. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Juni 2013 bahwa sarana-sarana pembelajaran yang terdapat di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur adalah buku pelajaran, buku penunjang, media pembelajaran, sarana olahraga, meja, kursi, papn tulis, dan sarana penunjang lainnya. 27 Hal ini sama dengan hasil wawancara yang di lakukan peneliti dengan JH selaku Wakamad kurikulum dan Sarana Prasarana, yang menyatakan bahwa: Buku pelajaran, buku penunjang, buku paket, kemudian juga alat olahraga, kemudian kursi meja belajar, papan tulis lengkap, spidol, penghapus, alat-alat peraga atau media
26
Ibid, h. 115-116 Observasi pada tanggal 24 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 27
65
pembelajaran masih lengkap. Namun tidak selengkap sekolah yang negeri.28 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas data dipahami bahwa, sarana pembelajaran yang terdapat di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur cukup lengkap seperti: bukubuku pelajaran, buku-buku penunjang, meja, kursi, papan tulis, spidol, penghapus, alat-alat peraga. Namun memang tidak selengkap seperti sekolah yang sudah negeri. Karena sekolah MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur masih swasta dan masih memerlukan dana. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan HN selaku Kepala MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, yang menyatakan bahwa: Sarana pembelajaran yang terdapat di MTs Darussalam kota besi kabupaten kotawaringin timur diantaranya: buku pelajaran, buku penunjang, alat olahraga, kursi meja belajar, papan tulis, spidol, penghapus, komputer, alat peraga, dan perpustakaan. Namun sarana di mts Darussalam kota besi ini tidak selengkap sekolah yang negeri, karena sekolah ini masih swasta. Yang masih memiliki banyak kekurangankekurangan.29
28 Hasil wawancara dengan JH Wakamad Kurikulum dan Sarana Prasarana di MTs Darussalam Kota Besi pada tanggal 9 juli 2013 29 Wawancara dengan kepala sekolah MTs HN di MTs Darussalam Kota Besi pada tanggal 14 juli 2013
66
Hal tersebut juga dituturkan
oleh LI selaku Wakamad
Kesiswaan, pada saat wawancara yang di lakukan oleh peneliti, beliau menyatakan bahwa: Sarana pembelajaran yang terdapat di MTs Darussalam kota besi kabupaten kotawaringin timur antara lain, perpustakaan, tempat main tenis meja, lemari, buku-buku pelajaran, meja, kursi, alat peraga dan lain sebagainya. 30 Dan
juga di tuturkan oleh ZA seorang guru, pada saat
wawancara yang di lakukan oleh peneliti, beliau menyatakan bahwa: Sarana pembelajaran yang terdapat di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur antara lain, perpustakaan, alat-alat olahraga seperti: bola volly, bola sepak, tenis meja,bulu tangkis, tolak peluru, lempar lembing., lemari, buku-buku pelajaran, meja, kursi, alat peraga dan lain sebagainya.31 Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara tersebut di atas, menurut hemat penulis, semua sarana pembelajaran yang ada di MTs Darussalam Kota Besi cukup lengkap, namun tidak selengkap sekolah-sekolah yang negeri. Karena sekolah ini masih swasta, dan statunya di akui yang bernaung di bawah yayasan. Yang mana masih memerlukan
dana
dari
kementerian
agama,
yayasan,
donatur/masyarakat. Ari H. Gunawan dalam bukunya Administrasi Pendidikan Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro) menyebutkan bahwa: 30
Hasil wawancara dengan LI Wakamad Kesiswaan di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 12 juli 2013 31
Wawancara dengan guru ZA di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 juli 2013
67
Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau sifatnya. a. Ditinjau dari fungsinya terhadap Proses Belajar Mengajar, Sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.
b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau di bendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga model, media, dan sebagainya. Sedangkan Fasilitas nonfisik yaitu sesuatu yang bukan benda mat, atau kurang dapat di sebut benda atau di bendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang. c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat di bedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak yang semuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas, yaitu: Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan, dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tak habis pakai. Sedangkan barang tidak bergerak adalah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa di pindahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara, air, dan sebagainya. 32 Begitu juga yang di kemukakan oleh Daryanto dalam bukunya Administrasi pendidikan mengemukan bahwa: Sarana adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, labotarium, dan sebagainya.33 c. Penentuan Kebutuhan Keberadaan sebuah lembaga pendidikan tidak bisa terlepas dari adanya sarana yang mendukung terlaksananya kegiatan sekolah. Keberadaan sarana di sekolah merupakan kebutuhan mutlak yang harus dan wajib dipenuhi oleh pihak sekolah. Oleh karena mengingat 32 33
Ari H. Gunawan, Administrasi… h.115-116 M. Daryanto, Administrasi Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, h. 51
68
sangat pentingnya sarana-sarana itumaka pihak sekolah harus sebisa mungkin melakukan perencanaan agar prasarana dan sarana itu bisa dipenuhi. MTs Darussalam Kota Besi merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang
juga
melakukan
langkah-langkah
dalam
mengupayakan terpenuhinya kebutuhan sekolah mereka. Salah satu upaya yang mereka lakukan dalam masalah itu ialah dengan perencanaan kebutuhan. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni 2013 bahwa perencanaan kebutuhan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan yang diperlukan sekolah pada saat diadakannya perencanaan tersebut. dengan cara rapat dengan dewan guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang di lakukan oleh penulis dengan HN pada tanggal 14 Juli 2013, beliau menyatakan bahwa: “Penentuan kebutuhan sarana pembelajaran pada MTs Darussalam kota besi ini biasanya di tentukan melalui rapat para guru yang di pimpin oleh saya, yaitu rapat kerja mengenai sarana apa yang diperlukan. Setelah sarana terdata semuanya baru diadakan perencanaannya. Apabila barang yang diinginkan sangat diperlukan pada saat itu maka barang yang sudah direncanakan akan segera diadakan dengan melihat kondisi dana yang dimiliki sekolah. Tetapi apabila dananya tidak ada, maka bisa dilakukan dengan mengusulkan bantuan kepada pemerintah (atasan yang berwenang). yang bertujuan untuk menunjang tujuan pendidikan di sekolah ini,
69
baik dalam memajukan sekolah maupun dalam mendidik anak didiknya menjadi generasi yang berguna untuk agama, bangsa, dan Negara. Jadi sekolah tetap mengadakan rapatrapat tentang apa saja yang diperlukan oleh sekolah”.34 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat dipahami bahwa setiap menentukan kebutuhan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi di lakukan dengan cara rapat dengan dewan guru dan merencanakan mengenai sarana apa saja atau fasilitas apa saja yang perlu di tambah untuk menunjang tujuan pembelajaran di MTs tersebut. Apabila barang yang diinginkan sangat diperlukan pada saat itu maka barang yang sudah direncanakan akan segera diadakan dengan melihat kondisi dana yang dimiliki sekolah. Tetapi apabila dananya tidak ada, maka bisa dilakukan dengan mengusulkan bantuan kepada pemerintah (atasan yang berwenang). Agar tujuan MTs dalam memajukan sekolah tercapai. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 5 Juli 2013 bahwa pengelolaan sarana pembelajaran mengenai penentuan kebutuhan di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur ini di tentukan melalui rapat guru-guru yang di pimpin oleh kepala sekolah.35
34 Hasil wawancara dengan HN Kepala MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 juli 2013 35 Observasi pada tanggal 5 Juli di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur.
70
Hal serupa juga dikatakan oleh
LI Wakamad Kesiswaan
dalam hasil wawancara yang peneliti lakukan, beliau menyatakan bahwa: “Pengelolaan sarana pembelajaran mengenai penentuan kebutuhan di MTs Darussalam kota besi kabupaten kotawaringin timur ini di tentukan melalui rapat guru-guru yang di pimpin oleh kepala sekolah. yang membahas tentang sarana apa saja yang perlu di tambah untuk menunjang tujuan sekolah ini, dalam memajukan sekolah. 36 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas data dipahami bahwa dalam perencanaan kebutuhan sarana pembelajaran di Mts Darussalam Kota Besi di lakukan dengan melalui rapat guru-guru yang di pimpin oleh kepala sekolah tentang apa saja sarana yang paling di butuhkan untuk memajukan sekolah. Sebagaimana
Ary
H.
Gunawan
di
dalam
bukunya
“Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro)” menjelaskan bahwa: Suatu, kegiatan administrasi/ manajemen /pengelolaan yang baik dan tidak gegabah (sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan
(planning/programming)
yang
matang
dan
baik
dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan.37
36
Hasil wawancara dengan LI Wakamad Kesiswaan di MTs Darussalam Kota Besi pada tanggal 12 juli 2013 37 Ari .H.Gunawan, Administrasi… h.116
71
Dalam perencanaan kebutuhan yang di lakukan MTs Darussalam Kota Besi dapat diketahui bahwa perencanaan kebutuhan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam hal ini sudah cukup baik, karena dalam pengelolaannya sudah terkoordinir dengan baik yang di lakukan melalui rapat dengan dewan guru. Serta adanya kerjasama antara Kepala Madrasah dengan Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana dan koordinator-koordinator ruangan lainnya. d. Proses Pengadaan Pengadaan sarana merupakan kelanjutan dari penentuan kebutuhan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni 2013 bahwa pengadaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur dilakukan sesuai dengan penentuan kebutuhan yang telah diditentukan oleh pihak sekolah sebelumnya, sehingga penentuan kebutuhan tersebut dapat diketahui sarana apa saja yang belum tersedia untuk menunjang tujuan sekolah baik.38
38
Observasi pada tanggal 29 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur.
72
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan HN, yang mengatakan bahwa: Pengadaan barang berasal dari pemerintah, pengadaan barang dari sekolah sendiri dan pengadaan barang dari masyarakat (donatur dan lembaga yayasan al-Islam)”.39 Berdasarkan wawancara di atas, dapat di pahami bahwa pengadaan barang yang terjadi di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur ada beberapa macam, yaitu Pertama : Pengadaan barang dari pemerintah yang dalam hal ini memberikan bantuan berupa barang untuk keperluan sekolah. Dalam pengadaan barang ini pemerintah dari Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur pernah menghibahkan barang, berupa komputer, selain itu pernah juga pemerintah memberikan bantuan berupa buku-buku pelajaran untuk menunjang pembelajaran di sekolah, buku-buku untuk perpustakaan, alat-alat kantor dan lain-lain. Kedua Pengadaan barang dari sekolah sendiri dari dana rutin sekolah (BOS). kalau dana yang di miliki sekolah mencukupi untuk mengadakan pengadaan barang, maka usulan yang diajukan berupa pemenuhan kebutuhan sekolah bisalangsung diadakan. Jadi dalam pengadaan barang selama ini sifatnya elastis saja, apabila dananya mencukupi, pengadaan barang akan langsung dipenuhi Pengadaan barang berdasarkan skala prioritas artinya kalau 39
Hasil wawancara dengan HN Kepala MTs Darussalam Kota Besi pada tanggal 14 juli 2013
73
kebutuhan akan barang yang diusul kan cukup mendesak, maka usulan itu yang terlebih dahulu dipenuhi baru yang lainnya. Ketiga bantuan dari yayasan dan donatur, memang dari yayasan ada bantuan tapi sangat kecil, begitu juga bantuan dari donatur/masyarakat.
Pihak
yayasan
meminta
bantuan
berupa
sumbangan dana kepada orang tua siswa yaitu pada saat penerimaan siswa baru dalam pos anggaran dana pengembangan sekolah. Jadi disana dirapatkan dengan orang tua siswa yang mau masuk. Sebagaimana yang di jelaskan oleh B. Suryosubroto dalam bukunya (Manajemen Pendidikan Di Sekolah) menjelaskan bahwa: Pengadaan sarana pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisah ditempuh: a) Pembelian dengan biaya pemerintah. b) pembelian dengan biaya dari SPP. c) Bantuan dari BP3, dan d) Bantuan dari masyarakat lainnya.40 Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 5 Juli 2013 bahwa pengadaan sarana
pembelajaran di MTs
Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur ada yang di berikan dari Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur.41 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan LI selaku Wakamad Kesiswaan, yang menyatakan bahwa: Pengadaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam kota besi kabupaten kotawaringin timur ini ada yang di berikan
40
B. Suryosubroto. Manajemen… h. 115 Observasi pada tanggal 5 Juli 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 41
74
dari Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur, seperti: meja, kursi, dan buku-buku.42 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas data dipahami bahwa selama ini di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur dalam hal pengadaan barang (sarana) sudah cukup baik dan mengutamakan/ memprioritaskan akan kebutuhan yang sangat penting bagi sekolah, sehingga aktivitas sekolah bisa berjalan dengan baik dan tujuan sekolah untuk memajukan sekolah tercapai. Sesuai dengan yang di inginkan. Pengadaan sarana tidak hanya dapat dilakukan sendiri oleh kepala sekolah atau bendaharawan karena sekolah Negeri ataupun Swasta bukanlah milik perorangan. Menurut Ary H. Gunawan dalam bukunya Administrasi Sekolah (administrasi pendidikan mikro) menjelaskan bahwa: “Usaha pengadaan yang dilakukan bersama akan memungkinkan pelaksanaannya lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya setelah mempertimbangkan secara matang mengenai jumlah yang tersedia.43 Pengadaan barang harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dalam pembiayaan karena peralatan yang tidak tepat akan menjadi sumber pemborosan. Pengadaan harus sesuai dengan jumlah, mutu, dan jenis alat atau barang yang dibutuhkan, jumlah tidak boleh
42
Hasil wawancara dengan LI Wakamad Kesiswaan di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 12 Juli 2013 43 Ary H. Gunawanan. Administras… h. 135
75
terlalu kurang atau berlebihan. Mutunya harus cukup baik, agar dapat dipergunakan secara efektif untuk jangka waktu tertentu. e. Pemakaian Keberadaan sarana di sebuah lembaga pendidikan tentunya sangat dibutuhkan dalam membantu pihak sekolah melaksanakan kewajibannya. Sebab itu, pihak sekolah harus menggunakan semua fasilitas yang ada dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni 2013 bahwa penggunaan/pemakaian barang (sarana) pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur sudah mempunyai aturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Semua guru, siswa maupun karyawan yang ada di lingkungan sekolah dalam menggunakan/memakai sesuatu barang, apakah itu berupa alat-alat pelajaran, alat-alat media atau lainnya, terlebih dahulu harus melapor atau memberitahukan kepada yang mengkoordinir barang tersebut. Misalnya untuk menggunakan alatalat laboratorium milik sekolah, maka terlebih dahulu harus minta izin atau melapor kepada guru atau pegawai yang mengkoordinir ruangan tersebut. Begitu juga dalam menggunakan alat-alat olah raga, alat-alat kesenian, alat-alat peraga, buku-buku perpustakaan dan alat-alat lainnya juga harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Kecuali alat atau barang tersebut sifatnya tidak terikat dan sudah menjadi
76
aturan bahwa barang
itu boleh digunakan siapa saja tanpa
pemberitahuan misalnya bukubuku pelajaran atau buku-buku bacaan yang ada di perpustakaan untuk dibaca di perpustakaan itu tanpa dipinjam.44 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan HN selaku Kepala MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, beliau menyatakan bahwa: “Penggunaan atau pemakaian buku-buku dan sejenisnya di perpustakaan sudah tentu harus di kelola sedemikian rupa, agar memudahkan pengecekan dan juga menjaga dari hal-hal yang tidak di inginkan. sebab, apaila ada siswa yang merusak atau menghilangkan buku perpustakaan, maka konsekuensinya dia harus mengganti dengan buku yang serupa. dengan demikian keberadaan buku di perpustakaan bisa di jaga dengan baik dan di lestarikan. Kemudian, mengenai pemakaian sarana seperti computer, itu di atur oleh pihak sekolah via Wakamad Kurikulum, dengan membuat jadwal yang menyatu denga jadwal pelajaran. sehingga setiap kelas dapat menggunakan sarana pembelajaran tersebut secara bergiliran.”45 Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan JH selaku Wakamad Kurikulum dan Sarana Prasarana, beliau mengatakan bahwa : ”Sarana pembelajaran yang di berikan ke MTs Darussalam kota besi ada bantuan langsung berupa buku, meja, kursi. penggunaan atau pemakaian buku-buku dan sejenisnya di perpustakaan sudah tentu harus di kelola sedemikian rupa, agar memudahkan pengecekan dan juga menjaga dari hal-hal 44
Observasi pada tanggal 29 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 45 Hasil wawancara dengan HN selaku Kepala MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 juli 2013
77
yang tidak di inginkan. sebab, apaila ada siswa yang merusak atau menghilangkan buku perpustakaan, maka konsekuensinya dia harus mengganti dengan buku yang serupa. dengan demikian keberadaan buku di perpustakaan bisa di jaga dengan baik dan di lestarikan. kemudian, mengenai pemakaian sarana seperti komputer, itu di atur oleh pihak sekolah via wakasek kurikulum, dengan membuat jadwal yang menyatu dengan jadwal pelajaran. sehingga setiap kelas dapat menggunakan sarana tersebut secara bergiliran.46 Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 1 Juli 2013 bahwa mengenai pemakaian sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, Kepala MTs Darussalam memerintahkan
Kota
Besi
kepada
Kabupaten guru-guru
Kotawaringin
lainnya
untuk
Timur mengatur
penggunaan dan pemakaian sarana. misalnya dalam menggunakan dan memakai alat-alat olahaga, harus di gunakan sesuai dengan jadwal pelajaran, dan digunakan secara bergiliran.47 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ZA seorang guru, yang menyatakan bahwa: Mengenai pemakaian sarana pembelajaran, kepala sekolah memerintahkan kepada guru-guru lainnya untuk mengatur penggunaan dan pemakaian sarana. misalnya dalam menggunakan dan memakai alat-alat olahaga, harus di gunakan sesuai dengan jadwal pelajaran, dan digunakan secara bergiliran. Kecuali pada saat kegiatan ekstra kurikuler sore hari dan keelas miting. kemudian dalam menggunakan dan memakai buku-buku di perpustakaan, agar nantinya 46
Hasil wawancara dengan JH selaku Wakamad Kurikulum dan Sarana Prasarana di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 9 juli 2013. 47 Observasi pada tanggal 1 Juli 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur.
78
memudahkan pengecekan. dan apabila ada buku-buku yang hilang atau rusak oleh siswa, maka siswa tersebut di berikan konsekuensi untuk mengganti buku yang serupa. agar keberadaan buku di perpustakaan bisa dijaga dengan baik.48 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas data dipahami bahwa dalam penggunaan/pemakaian barang, baik barang habis pakai maupun barang tidak habis pakai yang berada di bawah tanggung jawab sekolah semuanya harus dipertanggungjawabkan tentang keberadaannya. Oleh karena itu perlu adanya pemeliharaan secara maksimal terutama terhadap barang inventaris, karena barang inventaris adalah barang milik bersama dan dipelihara dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara di atas, menurut hemat penulis dalam
penggunaan/pemakaian
sarana
pembelajaran
di
MTs
Darussalam Kota Besi sudah cukup baik, karena pihak sekolah selalu berhati-hati serta selalu menjaga agar barang tersebut tidak rusak atau hilang. Oleh karena itu pihak sekolah dalam hal ini membuat aturan agar setiap pengguna barang bertanggung jawab penuh dalam penggunaannya. Penggunaan pemakaian barang dijaga dan dipelihara sedemikian rupa karena barang-barang tersebut nantinya akan dipertanggungjawabkan dan masalah pertanggungjawaban barang ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain dari kegiatan pengelolaan sarana yaitu dalam kegiatan pertanggungjawaban.
48
Hasil wawancara dengan ZA seorang guru di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 Juli 2013
79
Sebagaimana yang dikemukakan oleh B. Suryosubroto dalam bukunya (Manajemen Pendidikan Di Sekolah) bahwa: Dari segi pemakaian (pengguanaan) terutama sarana alat perlengkaan dapat dibedakan atas: a) Barang habis dipakai. b) Barang tidak habis dipakai. Pengguanaan barang habis dipakai harus secara maksimal dan di pertangggungjawabkan pada tiap triwulan sekali. sedangkan pengggunaan barang tetap dipertanggungjawabkan satu tahun sekali, maka perlu pemeliharaan dan barang-barang itu disebut barang inventaris.49 f. Pencatatan/Pengurusan Pencatatan barang (sarana) merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan oleh pihak sekolah. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh petugas pencatat barang, baik barang inventaris maupun barang non inventaris. Pencatatan barang ini dilakukan untuk mengetahui jumlah barang yang masuk serta barang yang dimiliki oleh pihak sekolah. Pencatatan barang biasanya dilakukan ketika barang sudah tiba di sekolah, baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Dengan adanya pencatatan, tersebut, pihak sekolah akan lebih mudah dalam mencek dan mendata barang-barang tersebut. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Juni 2013 bahwa semua sarana yang di berikan kepada MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, baik yang di berikan dari pemerintah, dari dana BOS, masyarakat/donatur, semuanya di catat supaya diketahui jenis barang dan jumlahnya, serta 49
B. Suryosubroto, Administrasi… h. 116
80
diketahui sumber bantuan tersebut dari mana.dan di laporkan ke Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur.50 Seperti hasil wawancara yang di lakukan penulis dengan HN, yang menyatakan bahwa: Semua bantuan berupa sarana yang di berikan kepada MTs Darusslam kota besi, baik yang di berikan dari pemerintah, dari dana BOS, masyarakat, semuanya di catat oleh Wakamad Sarana, supaya diketahui jenis barang dan jumlahnya, serta diketahui sumber bantuan tersebut dari mana. Pencatatan barang biasanya dilakukan ketika barang sudah tiba di sekolah, baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Dengan adanya pencatatan, tersebut, pihak sekolah akan lebih mudah dalam mencek dan mendata barang-barang tersebut untuk dilaporkan kepada Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur. Dalam kegiatan pencatatan diperlukan sebuah buku khusus yang digunakan untuk mencatat semua jenis barang, baik yang masuk maupun yang ada di sekolah. Baik untuk mencatat semua jenis barang yang masuk dikenal dengan istilah buku inventaris dan buku non inventaris.51 Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Juni 2013 bahwa semua bantuan berupa sarana pembelajaran yang di berikan
kepada
MTs
Darussalam
Kota
Besi
Kabupaten
Kotawaringin Timur baik yang di berikan dari pemerintah, masyarakat semuanya di catat oleh Wakamad Sarana Prasarana supaya diketahui
50 Observasi pada tanggal 2 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 51 Hasil wawancara dengan HN selaku Kepala MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 14 juli 2013
81
jenis barangnya dari mana agar memudahkan laporan ke Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur.52 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan JH selaku Wakamad Kurikulum dan Sarana Prasarana, yang menyatakan bahwa: Bantuan berupa sarana yang di berikan kepada MTs Darusslam kota besi baik yang di berikan dari pemerintah, masyarakat semuanya di catat oleh Wakamad sarana prasarana, supaya diketahui jenis barang dan jumlahnya, serta diketahui sumber bantuan tersebut dari mana.53 Jadi dapat di ketahui bahwa sekolah MTs Darussalam Kota Besi selalu melakukan pencatatan terhadap sarana yang di terimanya agar di ketahui jenis barangnya, jumlahnya, serta sumber bantuannya dari mana. Sebagaimana yang di kemukakan oleh B. Suryosubroto dalam bukuny (Manajemen Pendidikan Di Sekolah) menjelaskan bahwa: Untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini disediakan instrument administrasi berupa antara lain: a) Buku inventaris. b) Buku pembelian. c) Buku penghapusan. d) Kartu barang. 54 Dalam kegiatan pencatatan diperlukan sebuah buku khusus yang digunakan untuk mencatat semua jenis barang, baik yang masuk 52
Observasi pada tanggal 24 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 53 Hasil wawancara dengan JH selaku Wakamad Kurikulum dan Sarana Prasarana di MTs Darussalam Kota Besi pada tanggal 9 juli 2013 54 B. Suryosubroto, Manajemen… h. 115-116
82
maupun yang ada di sekolah. Untuk mencatat semua jenis barang yang masuk dikenal dengan istilah buku inventaris dan buku non inventaris. Pencatatan barang juga
dilakukan di MTs Darussalam
Kota Besi yaitu pencatatan barang inventaris dan pencatatan barang non inventaris. Sedangkan buku untuk mencatat dua jenis barang tersebut dinamakan buku catatan barang non inventaris dan buku catatan barang inventaris. Untuk mengetahui lebih jelasnya contoh bentuk atau format buku catatan barang inventaris dan barang non inventaris dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11. Berdasarkan contoh buku catatan barang inventaris dan contoh buku catatan barang non inventaris yang terdapat di lampiran 10 dan 11, dapat diketahui bahwa bentuk format antara buku catatan barang inventaris dengan buku catatan barang non inventaris ada persamaan dan ada perbedaannya, yaitu pada jalur kolomnya seperti yang terlihat pada kedua tabel di lampiran. Bentuk format yang ditulis pada tabel tersebut merupakan bentuk format dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat. Untuk barang non inventaris selain memiliki buku catatan barang non inventaris juga dikenal adanya kartu persediaan barang (stok) yang digunakan untuk mengetahui persediaan (stok) barang yang ada di sekolah. Untuk lebih jelasnya tentang bentuk format kartu persediaan barang (stok) ini dapat dilihat pada lampiran 12. Dari contoh kartu persediaan barang (stok) MTs Darussalam kota besi kabupaten kotawaringin timur yang
83
terdapat di lampiran 12, dapat diketahui bahwa untuk mempermudah pencatatan barang non inventaris juga digunakan kartu persediaan barang (stok) untuk setiap barang yang masuk. Sedangkan untuk barang yang keluar di MTs Darussalam Kota Besi juga menggunakan kartu tanda bukti pengeluaran barang, yang untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 13. Berdasarkan
contoh tanda bukti pengeluaran barang MTs
Darussalam kota besi yang terdapat di lampiran, dapat dijelaskan bahwa untuk mengetahui barang yang keluar perlu diketahui dengan membuatkan tanda bukti pengeluaran barang, sehingga dalam hal ini memudahkan para pengelola barang dalam mencek mana barang yang masuk dan mana barang yang keluar. Sedangkan barang yang dikeluarkan tersebut dicatat dalam buku pengeluaran barang non inventaris seperti terlihat pada lampiran 14. Berdasarkan contoh buku pengeluaran barang non inventaris yang terdapat pada lampiran, dapat diketahui bahwa untuk pengeluaran barang non inventaris di MTs Darussalam Kota Besi telah digunakan tanda bukti pengeluaran barang dan buku pengeluaran barang non inventaris. Dari beberapa data tersebut di atas menurut hemat penulis bahwa dalam hal pencatatan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi sudah melakukannya dengan mengikuti pedoman yang diberikan dan dilakukan di sekolah.
84
g. Pertanggunjawaban Pertanggungjawaban terhadap barang (sarana) milik negara merupakan kewajiban pihak sekolah untuk melaporkan tentang keberadaannya. Oleh karena itu pihak sekolah sebagai pengelola barang-barang biasanya
membuat laporan pertanggungjawaban
terhadap barang-barang milik negara itu. Menurut observasi yang di lakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Juni 2013 bahwa pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan ke Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur tentang pelaksanaan pendidikan atau proses pembelajaran pada setiap akhir bulan.55 Hal di atas sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan JH selaku Wakamad Sarana Prasarana yang menyatakan bahwa: Pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan Kemenag tentang pelaksanaan pendidikan atau proses pembelajaran pada setiap akhir bulan dan sekaligus pelaporan tentang kepemilikan sarana prasarana sekolah (barang Inventaris) serta pertanggungjawaban tentang pemanfaatan bantuan yang diterima.56 Menurut observasi yang di lakukan peneliti pada tanggal 5 Juli 2013 bahwa mengenai pertanggungjawaban, pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan kepada Kemenag Kabupaten Kotawaringin
55
Observasi pada tanggal 24 Juni 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 56 Hasil wawancara dengan JH selaku Wakamad Kurikulum dan Sarana Prasarana di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 9 juli 2013
85
Timur tentang penggunaan sarana pembelajaran dalam proses pembelajaran. 57 Selain itu, dapat juga di lihat dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti dengan LI selaku Wakamad Kesiswaan, yang menyatakan bahwa: Mengenai pertanggungjawaban, pihak sekolah selalu membuat laporan bulanan kepada kementerian agama kotawaringin timur. tentang penggunaan sarana dalam proses pembelajaran. kemudian melaporkan barang-barang yang di terima, baik dari pemerintah, orang tua siswa, yayasan, maupun donator.58 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat dipahami bahwa laporan pertanggungjawaban barang inventaris yang di lakukan MTs Darusasalam Kota Besi di lakukan setiap akhir bulan bersamaan dengan laporan bulanan. Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara di atas, menurut hemat penulis bahwa bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan pihak MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur terhadap barang-barang inventaris ialah dengan cara membuat laporan pertanggungjawaban, yang didalamnya memuat daftar barang yang di terima dari pemerintah, yayasan, dan masyarakat/donatur setiap akhir bulan bersamaan dengan laporan bulanan, kepada Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur
57 Observasi pada tanggal 5 Juli 2013 di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. 58 Hasil wawancara dengan LI selaku Wakamad Kesiswaan di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur pada tanggal 12 juli 2013
86
Sebagaimana yang dikemukaakakan oleh B. Suryosubroto dalam bukunya (Manajemen Pendidikan Sekolah) bahwa: Penggunaan barang-barang inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujukan kepada instansi atasan (Kanwil) Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 59 Jadi, dalam penggunaan barang-barang, MTs Darussalam Kota
Besi
Kabupaten
mempertanggungjawabkannya,
Kotawaringin dengan
cara
Timur
selalu
membuat
laporan
penggunaan barang-barang ke Kemenag Kabupaten Kotawaringin Timur.
59
B. Suryosubroto, Manajemen… h. 115-116