BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Wirokuto Batik Batik wirokuto yang berdiri pada tahun 1996 oleh M.Romi Oktabirawa. Mulai melebarkan sayap dalam dunia batik sejak menyelesaikan studi di SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di Pekalongan pada tahun 1992. Belum lama ini pendiri Batik Wirokuto memenangkan penghargaan dua penghargaan Seal of Excellence for Handicraft pada tahun 2006 dan 2007 dari Unesco Asia Pasifik yang berpusat di Bangkok dan Asosiasi Promosi dan Pengembangan Kerajinan ASEAN (AHPADA) untuk pareo batik sutra tenun ( 2006 ) dan pareo tenun batik 3 budaya. Pareo Tenun Batik pernah menyabet Kreasi Cipta Kriya Nusantara 2006 dari Dekranas untuk kategori Kriya Potensi Ekspor dan Kreasi Kriya Nusantara Terbaik. H. M. Romi Oktabirawa menjadi
Ketua Paguyuban Pecinta Batik
Pekalongan, bendahara ASEPHI BPC Pekalongan juga giat di Kompartemen Penelitian dan Pengembangan KADIN Kabupaten Pekalongan. Terakhir bersama dengan kawan-kawan alumni Mesir menggagas pembentukan komunitas timur 76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tengah. Aktif sebagai pembicara seminar,di antaranya menjadi pembicara dalam Milad ke 50 tahun SMU Muhammadiyah I Pekalongan, membawakan makalah, “Batik Tidak Butuh Ijasah, Hanya Butuh Kreativitas dan Kesabaran.” Mempresentasikan film dokumenter
Enchantmen of
besutannya
Batik,
bersamaan dengan paper,” On Going Handdrawn: Developing Northse a coast Batik Craftmanship & Regional Market” di 1 st Art & Craft ASEAN Sacict Complex, Bangsai, Ayutthaya – Thailand. Seiring berjalannya waktu produk Batik Wirokuto Pekalong mulai dikenal dari Wiradesa. Pada tahun 2003 Balai Besar Pengembangan Batik dan Kerajinan mengundang perusahaan Wirokuto Batik
untuk bertemu Ibu Rini Suwandi,
Menteri perdagangan pada saat itu untuk merevitalisasi balai besar di Jogjakarta. Momentum ini mengajarkan H.M Romi Oktabirawa untuk memahami lika-liku dunia birokrasi. Tahun 2005 Pengusaha Batik Pekalongan ini diamanahi sebagai ketua festival batik oleh kawan-kawan dari Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan.
Ketua Paguyuban batik Pekalongan H. M Romi Oktabirawa
memiliki Tugas yang sangat berat. Tetapi dengan semangat kebersamaan, Pengusaha batik ini berpikir jauh bagaimana untuk mengeksploitasi event itu sebagai city branding pekalongan, sekaligus branding batik itu sendiri. Maka
lahirlah
tema
dari
Pekalongan
Membatik
Dunia
yang
disimbolisasikan dengan membatik sepanjang 1147 m selama satu hari untuk
77
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memecahkan rekor The Quiness World of Record. Baru-baru ini salah satu produk Batik Wirokuto,yaitu pareo batik tiga budaya memenang Seal of Excellence for Handicraft 2007 dari Unesco Asia Pasifik yang berpusat di Bangkok. Penghargaan ini tahun 2006 di peroleh untuk produk pareo batik. Seal Of Excellence merupakan program yang bertujuan untuk membuat standar mutu,meningkatkan kepercayaan internasional dan memperkuat permintaan pasar atas produk-produk kerajinan Asia. 4.1.2
Sejarah Singkat Perkembangan Batik Pekalongan Sesuai dengan geografis Pekalongan yang berada di pesisir utara Jawa
sebelah barat maka pertumbuhan batik di daerah itu pada masa Islam yaitu abad XV dan XVI. Orientasi perkembangan seni batik pesisiran juga dipengaruhi oleh budaya karaton mengingat batik bermula dari dalam tembok keraton. Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Batik Pekalongan ssperti halnya kota-kota lain yaitu Tegal, Indramayu maupun Cirebon sampai dengan penyebaran ke selatan sampai daerah Pasundan, Ciamis, Tasikmalaya dan Garut pola batiknya dipengaruhi oleh ragam hias
78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keraton Cirebon. Selain dipengaruhi oleh ragam hias batik Cirebon, batik Pekalongan dipengaruhi olehragam hias Cina dan Arab dan pola-pola batik keraton Mataram (Khusnin Asa,2006:127). Batik adalah teknik perintang warna pada sebuah kain dengan menggunakan bahan yang sering disebut lilin atau malam. Secara fisiologis, mbatik mempunyai arti ngemban titik, atau yang berarti “padat karya”(kriya, No 09/2007:137). Batik mulai di perdagangkan di Pekalongan pada sekitar tahun1840, dari perdagangan yang berasal dari Cina dan Arab. Pertama-tama, desa kemplong dan kepatihan menjai cikal bakal kampung batik di Pekalongan. Dalam sejarahnya di zaman colonial, batik diperkenalkan dengan nama batex oleh Chastelin, seorang Belanda anggota Raad van indie (Dewan Hindia) sekitar tahun 1705. Sedangkan di Yogyakarta, kampong Prawirotaman, karangkajen dan Tirtopuran menjadi pusat pembuatan batik tulis sekitar 19601980, sekaligus menjadi tempat bermukimnya para juragan batik. Sekitar tahun1980 usaha batik mulai merosot karena batik Yogyakarta, Pekalongan dan Solo mulai di tiru melalui proses printing dari Jakarta. Meskipun mutu tetap sama, tetapi harga batik printing tersebut jauh lebih murah. Awal perkembangan batik yang erat hubungannya dengan pengaruh masa Kesultanan Cirebon terdapat pada batik Pekalongan dan batik Cirebon. Perkembangan batik di kedua kota tersebut tidak terlepas dari adanya hubungan kultural-lokal yang sumber utamanya bertolak dari sejarah bangunan yang
79
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ditunjang komponen pendukungnya. Pola hias batik Keraton Cirebon mendapat beberapa pengaruh antara lain bentuk ragam hias dari taman Sunyaragi dan keraton Pakungwati. Batik Cirebon sangat mempengaruhi batik Pekalongan. Jika batik Cirebon memiliki ragam hias dari taman Sunyaragi dan kraton sedang orientasi batik Pekalongan lebih banyak ke arah ragam hias dari keramik Cina yang menghiasi Keraton kasepuhan dan makam Raja-raja Cirebon di Gunungjati. Secara filosofi, para pengrajin batik Pekalongan telah menempatkan hiasan Keramik Cina sebagai manifestasi ikatan kebudayaan leluhur yang dalam lukisannya memiliki kefasihan dan kelembutan. Pemilihan ragam hias jenis tumbuhan yang sebagian besar menjadi objek utama dan banyak terdapat pada lukisan kermaik Cina. Selain itu ragam hias berbentuk binatang seperti burung pipit, burung merak, ular naga dan kupu-kupu turut melengkapi ragam hias tumbuhan. Pola-pola batik untuk kepentingan peribadatan mengadaptasi ragamragam hias bentuk-bentuk manusia dewa dalam kerajaan langit sesuai kepercayaam agama leluhur yang disebut Tok-Wi. Batik jenis ini digunakan untuk alas altar persembahyangan. Pengaruh batik Cirebon pada perkembangan batik Pekalongan juga nampak pada penghargaan yang diberikan Keraton Cirebon terhadap batik Pekalongan khususnya oleh kalangan ningrat Cina. Penghargaan keraton Cirebon terhadap batik Pekalongan nampaknya bukan hanya disebabkan oleh ragam hias dari keramik dinasti Ming namun juga disebabkan oleh ciri khas batik
80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pekalongan yaitu cara pembuatan yang berbeda dengan cara pembuatan batik di daerah lain khususnya pada masa itu (KusninAsa, 2006:128) Perkembangan batik Nusantara melahirkan dua genre batik, yakni batik pesisiran dan batik keratonan atau vorstenlanden (Roojen : 2001:45). Batik pesisiran adalah batik yang pada umunya berkembang di pantai utara pulau Jawa seperti Pekalongan,Cirebon, Indramayu, Lasem, Sioarjo,Madura, Tuban dan Gresik. Sejarah Batik Pekalongan tidak tercatat secara resmi kapan mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut informasi yang tercatat di Disperindag, pola batik itu ada yang dibuat 1802, seperti pola pohon kecil berupa bahan baju. Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur serta Barat. Kemudian di daerah – daerah baru tersebut para keluarga serta pengikutnya mengembangkan batik Ke timur batik Solo serta Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya serta Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon serta
81
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang. Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik
Pekalongan dikerjakan
di
rumah-rumah.
Akibatnya, batik
Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan serta Kabupaten
Pekalongan.
untuk
kabupaten
pekalongan
pekajangan dengan simbol koperasi batiknya. Pasang
surut
ada
batik
perkembangan
batik di pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman serta selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi denyut nadi kehidupan sehari-hari warga Pekalongan serta merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim serta keberadaan seratserat setempat, faktor sejarah, perdagangan serta kesiapan masyarakatnya dalam
82
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menerima paham serta pemikiran baru. Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah serta sehalus batik Pekalongan. 4.1.3 Kareteristik Motif Batik Pekalongan Kain batik pun kaya akan aneka motif yang tidak kalah dengan ke aneka ragaman budaya yang ada di Indonesia. Tiap daerah masing - masing mempunyai aneka motif dan ciri khas sendiri - sendiri. Seperti yang kita ketahui dan sudah kita bahas pada artikel sebelumnya. Motif batik dari Jakarta, motif batik dari Yogyakarta, motif batik dari Jawa Barat. Daerah Pekalongan pun tidak kalah unik. Pekalongan juga memiliki banyak motif yang dapat dipamerkan untuk memperkaya motif batik nusantara. Batik Pekalongan kaya akan corak dan motif. Biasanya memiliki corak batik pesisir yang kaya akan warna. Sebagai ciri khas batik pesisir yaitu memiliki corak yang natural. Adapun ciri khas batik pekalongan adalah : 1. Warna batik pekalongan di dominasi oleh warna - warna batik pesisir. Biasanya penduduk daerah pantai menyukai warna yang cerah. Seperti mera, biru, hijau, violet dan orange.
83
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Kain batik yang diproduksi pengusaha Cina biasanya memiliki gambar motif yang riil ( nyata ). Isi pada corak penuh dengan ornamen garis dan titik. 3. Tetapi tidak hanya motif fauna saja yang ada pada batik pekalongan. Corak atau motif tumbuhan juga dimiliki batik pekalongan tetapi masaih mengambil unsur - unsur dari batik yogyakarta dan solo. 4. Pada beberapa motif batik Pekalongan yang klasik atau kuno tergolong motif semen. Motif ini hampir sama dengan motif semen dari daerah Jawa. Tetapi ada yang membedakan jika motif semen pekalongan ini hampir tidak ada corak cecek ( titik ) disini banyak menggunakan corak sawut ( garis ). 5. Motif asli pekalongan adalah motif Three Culture. Motif batik ini memiliki unsur batik yang kaya akan warna. Motif batik Three Culture ini menggunakan 8 unsur warna yang berani dengan kombinasi yang natural dan menarik. Motif batik Three Culture adalah suatu motif semacam nitik yang tergolong motif batik yang geometris. Motif batik dipengaruhi oleh keturunan Arab. Karena pada umumnya keturunan arab tidak menggunakan ornamen benda hidup, sehingga motif batik Three Culture hanya menggunakan gambar berupa cecek ( titik ) dan sawut ( garis ) yang di gambar secara geometris.
84
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.4
Sejarah Motif Batik Cirebon Motif Megamendung yang digunakan oleh masyarakat Cirebon sebagai
motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia pecinta batik, begitupula bagi masyarakat pecinta batik di luar negeri. Bukti ketenaran motif Megamendung berasal dari kota Cirebon pernah dijadikan sebagai cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design karya Pepin Van Roojen bangsa Belanda. Sejarah timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunung jati menikahi Ratu Ong Tien dari Negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari Negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentukan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nilai-nilai dasar dalam Megamendung Nilai-nilai dasar dalam seni apapun termasuk dalam seni batik motif megamendung bisa didekati dengan cara sebagai berikut: A. Nilai Penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur. Nilai bentuk yang bisa dilihat secara visual adalah motif megamendung dalam sebuah kain yang indah terlepas dari penggunaan bahan berupa kain katun atau kain sutera. Sementara dalam nilai struktur adalah dihasilkan dari bentuk-bentuk yang disusun begitu rupa berdasarkan nilai esensial. Bentuk-bentuk tersebut berupa garis-garis lengkung yang disusun beraturan dan tidak terputus saling bertemu. B. Nilai Isi (Content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan (kognisi), nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri dari atas moral, nilai sosial, nilai religi, dsb. Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun)
86
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus. Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan. Bilamana kita cermati, maka akan kita dapatkan bahwa bentuk Megamendung banyak sekali variasinya. Ada yang berbentuk lancip pada ujungnya dan ada yang berbentuk bulat tumpul pada ujungnya. Ada pula yang memiliki lekukan berbentuk menyudut pada bagian bentuk lengkungannya. Dengan sendirinya bagi pendesain batik pemula yang tidak terbiasa dengan proses membatik dan tidak mengerti makna filosofi Megamendung, bilamana menggambar
Megamendung
akan
sedikit
mengalami
kesulitan
serta
87
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kemungkinan akan terjadi kesalahan. Yang harus diperhatikan lagi adalah motif Megamendung hampir mirip dengan motif Wadasan. Akan tetapi tidak sama penempatannya dengan motif Wadasan (perlu dipelajari khusus pada kesempatan berikutnya). C. Nilai Pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai ketrampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Ungkapan yang ditampilkan oleh senimannya berupa proses batik yang begitu indah dengan memberikan goresan lilin lewat alat yang dinamakan canting terbuat dari bahan tembaga tipis yang dibentuk secara hati-hati sehingga lilin panas yang melewati ujung canting bisa mengalir dengan lancar. Paduan unsur warna yang harmonis dengan penuh makna bagi siapa yang melihatnya. Unsur warna biru yang kita kenal dengan melambangkan warna langit yang begitu luas, bersahabat dan tenang. Ditambah lagi dengan ada yang mengartikan bahwa biru melambangkan kesuburan sehinga warna batik Megamendung pada awalnya selalu memberikan unsur warna biru diselingi dengan warna dasar merah. Perkembangan dunia batik yang semakin berkembang ditambah dengan permintaan batik yang demikian beragamnya, maka motif-motif Megamendung banyak dimodifikasi dengan pendekatan berbagai macam.
88
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.5
Pareo Tenun Batik Three Culture Wirokuto Batik Pareo Tenun Three Cultue
yang di buat oleh Pemilik Batik
Wirokuto ini memberikan konsep dan ide kreatifitas dalam mengembangkan warisan budaya batik di Indonesia dimana H.M Romi Oktabirawa selaku pencipta Batik Pareo Tenun Three Culture (Batik tiga budaya) terus mengembangkan ide brilliant guna mempertahankan warisan para leluhur dalam memperthankan penghargaan dari Unessco. Dimana sang pencipta Batik Pareo Tenun Three Culture (Batik tiga budaya) mendapatkan penghargaan dari Unessco dan memperkenalkan karya Batiknya ke ranah Mancanegara agar lebih dikenal ke ranah Internasional. Keunikan Batik ini sungguh unik sekilas hampir sama dengan motik batik pada umumnya. Tetapi bila lebih di perhatikan motif batik ini memiliki cirri khas yang berbeda, dan inilah yang menjadi khas dari Batik Wirokuto. Sebuah
brand
lokal
yang
menggunakan
motif
batik
dengan
menggabungkan unsur motif budaya Yogyakarta, Cirebon dan Pekalongan. Ide kombinasi batik tiga karakter ini sangat Eksklusif dan hanya ada di Kota Pekalongan. Adanya tuntutan kreatifitas di era persaingan bisnis perekonomian Indonesia saat ini.
89
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.6 Penghargaan UNESCO Batik Pareo Tenun Three Culture (Batik tiga budaya) Batik wirokuto mendapatkan sebuah Penghargaan Seal of Excellence for Handicraft pada tahun 2006 dan 2007 dari Unesco Asia Pasifik yang berpusat di Bangkok dan Asosiasi Promosi dan Pengembangan Kerajinan ASEAN (AHPADA) untuk pareo batik sutra tenun ( 2006 ) dan pareo tenun batik 3 budaya. Pareo Tenun Batik pernah menyabet Kreasi Cipta Kriya Nusantara 2006 dari Dekranas untuk kategori Kriya Potensi Ekspor dan Kreasi Kriya Nusantara Terbaik. Sehingga pengusaha batik asal pekalongan ini H.M Romi Oktabirawa terus meningkatkan sebuah ide-ide brilliant dalam kerajinan tanggan.
Gambar 4.1 Penghargaan Batik dari UNESCO
90
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.2 Smesco Magazine
Gambar 4.3 Penghargaan Wirokuto Batik oleh UNESSCO
4.1.7 Motif Batik Three Culture Wirokuto Pekalongan Batik Tiga Budaya yang di atas adalah percampuran dari Motif Batik Pekalongan, Yogyakarta dan Cirebon dimana dari segi warna dan motif yang
91
http://digilib.mercubuana.ac.id/
membuat batik ini terlihat eksklusif dalam satu kain tidak hanya motif Batik Pekalongan, Yogyakarta dan Cirebon tapi banyak motif-motif dari kota lain yang digabungan dalam tiga budaya pada batik wirokuto seperti contoh gambar dibawah ini: a.
b.
c.
Batik Three Culture (Cirebon, Pekalongan,Yogyakarta)
Batik Three Culture (Pekalongan, Jogjakarta,Cirebon)
Batik Three Culture (Pekalongan, Medan Bali)
92
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d.
4.2
Batik Three Culture (Jogjakarta, Solo, Pekalongan
Hasil Penelitian Suatu pesan yang disampaikan melalui media visual (bahasa visual) harus
menarik, berkesan dan mudah diingat, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan mempengaruhi pemerhatinya seperti apa yang diharapkan oleh penyampai pesan tersebut. Bahasa visual merupakan metode yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman, walaupun gambar tidak disertai tulisan sekalipun. Gambar berdiri sendiri dan selalu memiliki subjek yang mudah dipahami sebagai simbol yang jelas dan mudah dikenal (Kusmiati, 1999; 83). Dalam buku semiotika komunikasi visual dan fashion sebagai komunikasi menjelaskan bahwa semiotika dari Saussure menjelaskan tentang semiotika adalah sebuah ilmu yang mempelajari tanda yang terdapat pada kehidupan bermasyarakat. Semiotika Saussure ada dua bagian penanda (signifier) dan Petanda (signified). Yang menjelaskan bahwa penanda yang dimaksud oleh Saussure adalah sebuah
93
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bagian fisik dari tanda yang berupa suara dan bentuk kata. Sedangkan petanda adalah konsep metal yang merupakan acuan bagi penanda, ia adalah makna dari penanda. Pada penelitian ini peneliti menganalisa suatu tanda dan makna dengan menggunakan semiotika dari Ferdinand De Saussure. Penelitian mengenai analis semiotika tentang tanda dan makna pada sebuah Gambar dalam sebuah motif Batik, dalam sebuah motif dalam kain batik dapat menyampaikan tujuan dalam melalui komunikasi visual melalui komposisi warna, motif, bahasa, filosofi yang masing-masing memiliki makna sendiri dengan metode analisis semiotika Ferdinand de Saussure. Penelitian ini dilakukan melalui sumber informasi data yang ada secara mendalam untuk meneliti informasi mengenai tandatanda yang terdapat pada sebuah sumber. Dalam penelitian melakukan analisa karakter dalam motif batik Three Culture dipadukan dengan analisa semiotika terhadap tanda-tanda dalam satu kain dalam motif batik Three Culture dengan menggunakan konsep yang sudah ada. Motif batik Three Culture ini dibuat oleh batik wirokuto yang dibuat dengan konsep serta ide gagasan yang brilliant. Dalam motif batik Three Culture ini mempunyai makna sebuah pesan yang disampaikan kekhalayak. Menciptakan karya yang berbeda dari pasar global batik lainnya. Percampuran batik tiga
budaya dibawah
ini percampuran budaya
Cirebon,Yogyakarta dan Pekalongan. Dimana motif megamendung merupakan salah satu cirri khas batik Cirebon yang merupakan sebuah akulturasi dengan budaya cina yang dikembangnkan seniman batik Cirebon sesuai cita rasa masyarakat Cirebon 94
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang beragama Islam. Perpaduan batik pun tidak hanya motif megamendug,motif Three Culture dari Pekalongan adanya percampuran budaya yang hadir dan motif parang rusak dari Yogyakarta. Bentuk ornament yang menghiasi dalam satu kain dan perpaduan tiga motif ini sangat kuat dimana unsur makna Hibriditas harus dilihat dengan semiotika. Motif batik Three Culture ini memiliki banyak tanda-tanda yang hadir dalam visual bentuknya, ornament sebagai penghias di figur tersebut sangat berbeda sekali dari motif batik lainnya, warnapun hadir dalam kesederhanaan, adanya warna ketegasan dalam motif batik Three Culture yang digambarkan sebagai kehidupan apa adaya, disini dapat terlihat beberapa garis yang tidak memakai teori pada umumnya, lekukan garis pada motif di percantik degan proposisi yang ada, seperti halnya jika motif batik Three Culture ini dikaji melalui visual gambar bahwasannya garis motif yang melekuk menggambarkan makna-makna untuk memaknainya. Warna yang terkandung juga memiliki beraneka ragam karakter. Analisa ini tentu tidak hanya teori semata namun kajian simbol dan makna yang terkandung pada sisi visual motif batik Three Culture yang memiliki konsep yang cukup penting dikehidupan manusia. Terlebih kekuatan komunikasi yang dimilikinya cukup kuat mewarnai kehidupan manusia melalui motif-motif dalam batik ini.
95
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.4 Batik Three Culture
4.2.1 Analisa Aspek Motif megamendung pada Batik Three Culture 1. Signifer (Penanda) dan Signified (Petanda) Signifier atau penanda, lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa penanda terletak pada tingkatan ungkapan (level of expression) dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar dan warna. Mengenai petanda dan penanda Motif Batik Three Culture Wirokuto Pekalongan merupakan hal yang terdapat pada objek, apa yang digunakan pada objek dan memiliki
tujuan
penggunaan. Setelah itu, menguraikan petanda yang dijelaskan oleh penanda. Dalam motif megamendung dapat divisulakan sebagai motif batik yang berbentuk langit dan awan. Signified (petanda dalam motih mega mendung tergabung melalui symbol-simbol yang terkumpul pada signifier (penanda). Pada kain motif batik megamendung, symbol awan dan langit menjadi motif 96
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari khas Cirebon. Motif mega mendung awan dan langit dipadukan dengan warna biru. Awan merupakan kumpulan tetesan air (Kristalkristal es), di dalam udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan atau pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. Awan adalah cikal-bakal terjadinya hujan, namun bisa atau tidaknya awan menimbulkan hujan tergantung pada musim. Dan langit merupakan bagian atas dari permukaan bumi, dan digolongkan sebagai lapisan tersendiri yang disebut atmosfer. Langit terdiri dari banyak gas dan udara, dengan komposisi berbeda di tiap lapisannya.
Tabel 4.1 Signifier dan Signified Analisa Aspek Motif megamendung Batik Three Culture
Sign /Tanda
97
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Visualisasi Motif Batik Megamendung: Motif batik Megamendung perpaduan ornamen motif langit dan awan didalam kain.terdapat ornamen-ornamen langit yang menghiasi ornament langit lainya pada motif batik khas cirebon tersebut dan berbentuk horisontal pada motif batik megamendung. Dengan balutan warna biru dan putih cerah, pada zaman dahulu motif ini digunakan pada kalangan bangsawan keraton Cirebon. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh di dunia kesenirupaan Islam pada abad ke-16, yang digunakan kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas. Signifier/ Penanda
Signified/ Petanda
Batik khas Cirebon yang mempunyai motif Kata Mega dalam KBBI yang berarti Awan, Mega
Mendung
yang
dahulu
hanya dan
Mendung yang berartikan cuaca yang
digunakan masyarakat kraton kesepuhan sejuk/adem)1 dimana warna cerah dalam motif Cirebon
dengan
warna
biru
melambangkan langit atau kecerahan.
yang ini melambangkan akan kecerahan dalam sebuah kehidupan. Batik megamendung ini melambangngkan akan adabta sebuah pengharapan pada daerah Cirebon akan datangnya hujan.
Awan, dan Mendung yang berartikan cuaca yang sejuk/adem menandakan akan datangnya hujan (http://kamusbahasaindonesia.org/mega/mirip diakses selasa 12 februari 2015 ) 1
98
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Garis
bergelombang
membentuk bahwa garis lengkung dalam motif batik
lengkungan- lengkungan adalah garis yang megamendung yang beraturan ini membawa menyerupai Awan tidak rata dan tidak baku pesan moral dalam kehidupan manusia yang yang disusun beraturan dan tidak terputus selalu berubah (naik dan turun) kemudian saling bertemu.
berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan
pada
memasuki
akhirnya dunia
baru
membawa
dirinya
menuju
kembali
kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah) dengan pola yang berbentuk seperti awan.
Membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki
dunia
baru
menuju
kembali
kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut kehidupan
99
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bangsawan adalah sebuah julukan bagi
Di Indonesia, istilah "bangsawan" sering
orang yang tinggal di dalam kraton atau
disamakan dengan "keturunan raja". orang
seperti para raja-ratu .
yang termasuk lapisan masyarakat yang kedudukannya dianggap terhormat. Di Jawa, di samping keturunan raja, pemerintahan pribumi di masa Hindia Belanda. Perpedaan status social di dalam kehidupan yang membedakan dengan kalangan rakyat biasa.
Para pembatik keraton menuangkan budaya
Keraton Tempat seorang penguasa (raja atau
dan tradisi China ke dalam motif batik yang
ratu) memerintah atau tempat tinggalnya
mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas
(istana).
Cirebon
keraton sering merujuk pada istana penguasa
Dalam
pengertian
sehari-hari,
di Jawa. Masyarakat Keraton pada umumnya memiliki
gelar
kebangsawanan.
Gelar
bangsawan cukup dihormati oleh rakyat karena adanya turunan dari keraton
Pengulangan pola awan besar dan awan Pengulangan kecil
yang
muncul
pada
(bentuk
repitesi
ini
batik mengarahkan orang yang melihat pada awan
megamendung adalah gambar awan itu langit
yang tinggi sehingga diharapakn
sendiri yang melambangkan identitas manusia dapat menggantungkan cita-citanya batik Cirebon.
setinggi awan dilangit.
100
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Makna Motif Megamendung : Makna Batik Megamendung dari Kerajaan Kraton Cirebon adalah sebuah makna ketuhanan atau trasidental tentang rasa terhadap manusia dan sang pencipta. Rasa syukur serta doa yang diciptakan dalam motif megamendung
Sehingga bila direlasikan antara ekspresi objek yaitu pada motif batik megamendung dengan content dan isi dibalik objek yang terlihat terbentuk membentuk sign sebagai berikut: 2.Sign Pengunaan Motif batik Cirebon yang mempunyai makna filosofi yang turut mengkonstruksikan simbol-simbol yang menyatu pada sebuah makna. Pada arti signifier –nya awan dan langit dalam kehidupan. Garis-garis awan berbentuk bulatan atau lingkaran, sedangkan megamendung Cirebon cenderung lonjong dan tajam dan berbentuk segitiga. Megamendung Cirebon sarat makna religious dan filosofi. Garis-garis gambarnya merupakan simbol perjalanan hidup manusia yang lahir, anak-anak, remaja, dewasa berumah tangga sampai mati. Antara lahir dan mati tersambung garis penghubung yang kesemuannya menyimbolkan kebesaran Tuhan.
101
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Namun bila dinyatakan Signifier-nya maka mengambarkan Pada megamendung,
selain
perjalanan
manusia,
juga
ada
pesan
terkait
kepemimpinan yang mengayomi, dan juga perlambangan keluasaan dan kesuburan. Bentuk awan yang merupakan symbol dunia yang luas, bebas dan transenden. Motif megamendung juga disesuaikan dengan keadaan serta siapa yang memakainya, namun hal itu dapat dilihat pula pada setiap penciptaan motif megamendung diciptakan dengan makna simbolisme dalam falsafah Jawa. Penciptaan motif megamendung memberi kesejahteraan, ketentraman dan kewibawaan, karena motif
Megamendung ini hanya digunakan
dikalangan keraton Cirebon. Sekarang seiring perkembangan jaman motif megamendung ini telah banyak digunakan berbagai kalangan, dari seragam batik sekolah, seragam batik pegawai, Hingga busana Casual Penggunaan motif batik dalam busana dan lingkungan masyarakat adat Jawa ada maksud tersirat dan tersurat didalamnya yaitu penggunaan motif megamendung yang dimaknai status sosial, makna dan harapan suatu tujuan dalam motif tersebut,inilah
makna
simbolisme
yang
tertuang
dari
jenis
motif
megamendung busana adat Jawa. Pemahaman tersebut dimaksudkan untuk menunjukan kenyataan yang selama ini dengan serta merta disadari atau tidak menjadi realitas masyarakat Jawa. Pemikiran ini dapat memberikan pertimbangan dan analisa serta
102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
membuka pemahaman baru terhadap tindakan-tindakan, baik sebagai masyarakat, pengkaji sebagai pekerja seni dalam menghadapi perkembangan dinamika dalam komunitas sangat kompleks dan juga mengakibatkan perubahan yang cepat pula dalam masyarakat diera globalisasi. Garis ornament awan besar dan awan kecil secara visual batik bermotif ornament yang telah distilasi dari berbagai jenis kehidupan yang ada dibumi ini. Garis lengkukan langit dan motif megamendung dalam motif batik Three Culture perpaduan warna biru dan putih menandakan adalah warna pikiran dan pada dasarnya menenangkan, Biru yang kuat akan merangsang pemikiran yang jernih dan ringan, biru lembut akan menenangkan pikiran dan konsentrasi bantuan. Dan warna putih melambangkan spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan,
nilai-nilai filosofi yang
terkandung pada motifnya. Hal ini sangat erat berkaitan dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon dimana dulu batik megamendung ini hanya digunakan oleh kalangan kerajaan Pada saat ini, Seiring perkembangan jaman motif megamendung ini telah banyak digunakan berbagai kalangan, dari seragam batik sekolah, seragam batik pegawai, Hingga busana Casual2. Penggunaan motif batik
casual dressing kerap dikenal sebagai kode tampilan santai dan biasanya “dress code” ini paling disukai karena dapat masuk dalam segala sisi acara, baik yang sifatnya formal di kantor, acara simposium, akademisi, hingga kegiatan sekolah sekalipun.http://lifestyle.okezone.com/read/2011/06/06/29/465091/tampil-smart-casual-untuk-priawanita 2
103
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam busana dan lingkungan masyarakat adat Jawa ada maksud tersirat dan tersurat didalamnya yaitu penggunaan motif megamendung yang dimaknai status sosial, makna dan harapan suatu tujuan dalam motif tersebut, Inilah makna simbolisme yang tertuang dari jenis motif megamendung busana adat Jawa. Pemahaman tersebut dimaksudkan untuk menunjukan kenyataan yang selama ini dengan serta merta disadari atau tidak menjadi realitas masyarakat Jawa. Pemikiran ini dapat member pertimbangan dan analisa serta membuka pemahaman baru terhadap tindakan-tindakan, baik sebagai msayarakat, pengkaji sebagai pekerja seni dalam menghadapi perkembangan dinamika dalam komunitas sangat kompleks dan juga mengakibatkan perubahan yang cepat pula dalam masyarakat diera globalisasi. Garis ornament awan besar dan awan kecil secara visual batik bermotif ornament yang telah distilasi dari berbagai jenis kehidupan yang ada dibumi ini. Garis lengkukan langit dan motif megamendung dalam motif batik Three Culture perpaduan warna biru dan putih menandakan adalah warna pikiran dan pada dasarnya menenangkan, Biru yang kuat akan merangsang pemikiran yang jernih dan ringan, biru lembut akan menenangkan pikiran dan konsentrasi bantuan. Dan warna putih melambangkan spriritual, Kedewaan, Keperawanan atau Kesucian, Kesederhanaan, Nilai-nilai filosofi yang terkandung pada motifnya.
104
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hal ini sangat erat berkaitan dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon dimana dulu batik megamendung ini hanya digunakan oleh kalangan kerajaan kesepuhan Cirebon karena motif batik megamendung ini melambangkan sebuah akan makna yang menjadi nilai spritualis terhadap sang maha pencipta. 4.2.2 Analisa Aspek Motif Parang Pamor Dalam Batik Three Culture 1.
Signifer (Penanda) dan Signified (Petanda) Signifier
dalam
motif
batik
parang
pamor
dapat
divisualisasikan sebagai garis lengkung S yang didominasi warna putih dan soga. Signified (petanda) dalam motif batik parang pamor tergabung melalu symbol-simbol yang terkumpul pada signifier (penanda) Tabel 4.2 Signifer dan Signified Analisa Aspek Motif Parang Pamor Dalam Batik Three Culture
Sign/Tanda
105
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Visualisasi Motif Batik Parang Pamor: Motif Batik Parang Pamor sangat sederhana, cuma berupa lilitan huruf “S” yang saling menjalin dan membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat. motif batik yang di dominasi warna putih ini dikombinasikan warna soga dan digunakan pada kalangan Kraton,
menampilkan garis lengkungan S yang
menyerupai ombak lautan yang berbentuk seperti keris. Dan motif parang pamor ini biasanya lebih ke warna natural putih dan coklat soga. Signifier/ Penanda
Signified/ Petanda
Batik Parang pamor ini digunakan di moment- Batik Parang” berasal dari kata moment tertentu di lingkungan kraton Jogjakarta
“pereng” yang artinya “lereng”.
pada zaman dahulu, tujuannya menyampaikan Berasal dari bahasa Jawa Nomina sebuah berita baik dari para prajurit kepada raja (kata kraton.
benda)
berjalur-jalur
menyerong (tentang corak kain batik
dan
sebagainya)
dimana
berbentuk seperti ombak dilaut kekuatan dalam arti lereng. Garis lengkung berbentuk S adalah motif parang Garis lengkung, sering diartikan sebagai ombak lautan yang makna mempunyai arti pada motif batik tersebut.
yang
yang
memiliki
tinggi
dan
mempunyai nilai yang besar dalam filosofinya.
Batik
parang
ini
106
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak lautan yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik
dalam
memperbaiki
arti
upaya diri,
untuk upaya
memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.
Ornament berbentuk Garis diagonal lurus yang Garis diagonal lurus melambangkan membentuk pola S dalam batik Parang Pamor penghormatan dan cita-cita, serta dan pola motif batik parang Pamor dibentuk kesetiaan susunan terulang.
kepada
nilai
yang
sebenarnya. Dinamika dalam pola parang ini juga disebut ketangkasan, kewaspadaan,
dan
kontituinitas
antara pekerja dengan pekerja lain.. Dalam istilah keris pamor adalah hasil campuran Keris 3adalah senjata tikam pendek keris adalah senjata tikam pendek yang berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya, bentuknya memiliki keunikan tersendiri sehingga mudah dibedakan dengan senjata tajam yang lain. http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/822/keris
3
107
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bahan pembuat bilahan keris yang menjadi desain yang berujung runcing dan tajam yang memancarkan cahaya keindahan serta pada kedua sisinya, bentuknya mendatangkan “daya perbawa” atau wibawa.
memiliki
keunikan
tersendiri
sehingga mudah dibedakan dengan senjata tajam yang lain. Kekhasan
dari
keris
adalah
bentuknya yang tidak simetris di bagian
pangkal
yang
melebar,bilahnya
berkelok-kelok,
dan
di
banyak
antaranya
memiliki pamor/hiasan. Bahwa manusia kehidupannya akan berkelok-kelok namun tergantung bagaimana orang
itu
menjalani
dengan rasa tenang dan sabar serta bisa membawa diri seperti halnya mempunyai makna dalam motif batik parang pamor bagi si pemakai diharapkan
akan
mendatangkan
kewibawaan.
108
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Warna dalam motif parang pamor ini perpaduan Warna putih dalam batik parang warna putih dan soga yang mempunyai arti dan pamor makna pada motif kain batik.
adalah
Yogyakarta menunjukan bersalahan,
dan
motif
batik
warna
putih
rasa kesucian
ketidak dan
ketentraman hati dan keberanian sebagai symbol penjaga kedamaian. Dan warna coklat soga warna ini dikatakan
hangat
sehingga
disosialisasikan dengan tipe pribadi yang hangat, terang, bersahabat, kebersamaan, tenang dan rendah hati. Dengan makna dibalik motif ini diciptakan agar manusia bisa menjaga diri dan mengatur waktu dalam kehidupan agar lebih tenang dan
berjiwa
bersih.
Dimana
perpaduan putih dan coklat sogan berarti bersih tetapi tetap rendah
109
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hati
dan
selalu
menjaga
kewibawaan. Makna Parang Pamor : mempunyai makna kewibawaan tentang rasa taat dan kepatuhan membawa aura yang baik yang akan disampaikan.
2. Sign Motif parang pamor yang dikenal dengan
“Parang” berasal dari kata
“pereng” yang artinya “lereng”. Mempunyai symbol-simbol yang menyatu dalam sebuah makna. Pada arti signifier-nya pada motif batik parang pamor dengan susunan huruf “s” itu melambangkan kesinambungan dan bentuk dasar huruf “S” dianggap seperti bentuk ombak samudra yang menggambarkan semangat yang terus bergelora. Sedangkan dalam artian signifiednya mengambarkan semangat tak patah arang, rasa semangat yang tinggi menciptakan kebaikan. Namun filosofi yang terkandung dalam motif batik parang tidak sesederhana dengan motifnya. Adanya ajaran-ajaran keutaman yang terkandung didalamnya. Batik parang pamor ini mempunyai nilai filosofi yang tinggi, yang berupa petuah agar tidak menyerah sebagaimana digambarkan ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak, batik motif parang ini pun menggambarkan jalinan yang tidak terputus maksudnya unsure persaudaraan yang terjalin dengan baik, atau baik dari upaya dari memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian
110
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam keluarga, dimana pada zaman dahulu batik parang adalah hadiah dari bangsawan yang diberikan kepada anak-anaknya. Parang yang berasal dari kata pereng, yang berarti “lereng”. Pelerengan yang menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan motif batik parang tersebut. Bentuk dasar leter S yang diambil dari ombak samudra semangat yang tidak pernah padam. Motif batik ini motif yang paling tua, dimasa lalunya. Motif batik parang ini sangat dikeramatkan pada zaman dahulu dan hanya biasa digunakan pada kalangan-kalangan tertentu saja, serta dalam acara-acara terentu misalnya saja pada zaman dahulu digunakan oleh senopati keraton yang pulang dari berperang dengan membawa kemenangan, Motif Batik Parang Barong ini mempunyai makna yaitu untuk memberi kabar gembira kepada Raja. Berdasarkan catatan sejarah, pada masa kerajaan Mataram Islam, di pasarpasar desa sudah banyak yang memperdagangkan bahan-bahan untuk membatik, seperti akar mengkudu, nila, lilin batik, dan mori. Catatan ini menunjukan bahwa di desa-desa sudah terjadi kegiatan membatik walaupun, sekedar kegiatan sambilan dan belum menjadi barang dagangan. Dalam perkembangannya, motif parang memunculkan banyak variasi, seperti Parang Rusak, Parang Barong,Parang Pamor, Parang Kusuma, Parang Nitik, Parang Klithik, Parang Slobog, dan sebagainya. Karena penciptanya pendiri Kerajaan
111
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mataram, maka oleh kerajaan, motif-motif parang tersebut hanya diperkenankan dipakai oleh raja dan keturunannya, dan tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa. Jenis batik itu kemudian dimasukkan sebagai kelompok batik larangan (batik yang tidak boleh dipakai oleh rakyat jelata)(Ambar:2007:68). Namun seiring perjalanan waktu motif batik ini mengalami banyak modifikasi, stilasi atau bahkan penggabungan dalam motif lain sehingga menghasilkan motif baru yang tak kalah menarik guna menarik khalayak untuk membeli. Motif parang juga sering ditemukan dalam dunia pendidikan dalam bentu seragam dan sebagainya karena secara eksplisit motif parang memiliki makna kecerdasan. Perkembangan batik parang dengan adanya pasang surut era globalisasi batik persaudagaran. Saat ini para pedagang batik tidak hanya membuat namun menjual batik-batik yang akhirnya untuk diperdagangkan. Disinilah aktifitas perdagangan dan interaksi yang paling menguntungkan ini membawa dampak pada semakin bertambahnya wilayah penyebaran dan perkembangan batik parang tersebut. Warna putih dalam batik parang pamor adalah motif batik Yogyakarta dan warna putih menunjukan rasa ketidak bersalahan, kesucian dan ketentraman hati dan keberanian sebagai symbol penjaga kedamaian. Dan warna coklat soga warna ini dikatakan hangat sehingga disosialisasikan dengan tipe pribadi yang hangat, terang, bersahabat, kebersamaan, tenang dan rendah hati. Dengan makna dibalik motif ini
112
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diciptakan agar manusia bisa menjaga diri dan mengatur waktu dalam kehidupan agar lebih tenang dan berjiwa bersih. Dimana perpaduan putih dan coklat sogan berarti bersih tetapi tetap rendah hati dan selalu menjaga kewibawa. 4.2.3 Analisa semiotika Motif Batik Three Culture dalam batik Three Culture Tabel 4.3 Signifer dan Signified Motif Jlamprang Dalam motif Three Culture Sign/Tanda
Visualisasi Batik Three Culture : motif batik khas pekalongan berbentuk geometris, bernama batik Jlamprang ini perpola ceplokan dengan kombinasi bunga padma atau bunga teratai di dalam ceplokan motif batik Jlamprang dengan perpaduan warna hitam dan merah. Motif yang sangat disukai Den Ayu Lanjar di persembahkan pada saat Sedekah Laaut/ Nyadran. Batik Jlamprang ini perpaduan dari budaya dari India dan Arab dimana batik ini pada Zaman dahulu sangat disakralkan dan hanya digunakan untuk ritual adat saja.
113
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Signifier/ Penanda
Signified/ Petanda
Batik dengan motif patola ini menjadi Kata identitas kota batik Pekalongan. Batik motif Jlamprang ini pada zaman dahulu di kenal
Jlamprang adalah dari kata
Jajahan Perang karena pada zaman dahulu pekalongan adalah jajahan dari belanda, jepang dan china. Dan motif
dengan banyak istilah atau dikenal motif batik
Jlamprang saat ini menjadi
identitas batik kota Pekalongan motif
percampuran India dan belanda
batik
Jlamprang
disebarkan oleh
masyrakat India dan Arab pada waktu itu mereka menyebarkan islam melalui kain bermotif patola, dimana motif patola adalah motif mahal dari India berbentuk geometris yang berbentuk saling berkesinambungan. Motif
jlamprang
identitas
ikon
menjadi batik
sebuah
Pekalongan.
Munculnya motif ini karena datangnya para penjajah-penjajah yang datang ke ranah Jawa. Jadi sekan dengan motif ini masyarakat
Pekalongan
seakan
mengenalkan
sejarah
zaman
pada
dahulu. Bentuk
Geometris
adalah
motif
batik hias ceplokan dalam bentuk lung-lungan
Pekalongan dengan pola ceplokan
atau dan bunga padma atau Teratai serta di
bulatan yang berbentuk geometris pada motif tengahnya disilang dengan gambar peran
114
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini dengan perpaduan motif bunga padma atau dunia kosmis yang hadir sejak agama teratai didalam bulatan yang
mempunyai Hindu dan Budha berkembang di Jawa.
beberapa makna dalam kain batik tersebut.
Melambangkan sebuah kesucian dalam agama hindu dan budha. 4
Bentuk lingkaran dalam motif Jlamprang ini melingkari bunga padma yang berbentuk Sebuah lingkaran motif yang selalu berkesinambungan dalam mempunyai motif Jlamprang
melakukan
dan didalamnya
makna
seakan
sedang
meditasi
dalam
sebuah
lingkaran. bertujuan untuk mencapai ketenangan. Jadi pikiran tidak berhamburan ke segala penjuru, pikiran tidak berkeliaran kesana kemari, pikiran tidak melamun dan mengembara tanpa tujuan. Agar manusia selalu
berjiwa
tenang,
untuk
menciptakan kedamaian dalam batik serta
kehidupan,agar
menjalaninya
dengan sebuah kedamaian
Ornament Pola ragam hias berupa pola dasar ornament ragam hias dalam motif Three ceplokan berbentuk lunglungan dengan hias Culture dalam lingkaran adanya motif bunga padma/teratai
dalam motif batik bunga padma atau bunga tertai ini
Jlamprang ini mempunyai makna dalam mempunya makna merupakan bunga hindu.
Karena
adanya
percampuran lambang kesucian
dan memiliki arti
Bunga teratai berfungsi sebagai alat reproduksi pada tumbuhan. Tetapi menurut manusia, bunga juga mempunyai makna spiritual sebagai simbolisme agama maupun budaya. https://luksbinarbizz.wordpress.com/2014/09/15/makna-bunga-dari-perspektif-yang-berbeda/ 4
115
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kebudayaan dalam pembentukan motif batik dalam Jlamprang ini.
kepercayaan
Hindu-Budha
sebagai perlambang kehidupan. dalam agama Hindu. Sementara
bunga
padma
sendiri
memiliki arti dalam kepercayaan HinduBudha sebagai perlambang kehidupan. Keindahan batik ini pada keragamhiasan yang menggambarkan konsistensi dan keajegan. Motif Jlamprang menurut peneliti ini termasuk motif nitik dan tergolong dalam ragam hias geometris ornament ragam hias dalam motif Three Culture dalam lingkaran adanya motif bunga padma atau bunga tertai ini mempunya makna merupakan bunga lambang kesucian dalam
dan memiliki arti
kepercayaan
Hindu-Budha
sebagai perlambang kehidupan. dalam agama Hindu. Sementara bunga padma sendiri memiliki arti dalam kepercayaan Hindu-Budha
sebagai
perlambang
kehidupan. Keindahan batik ini pada keragam-hiasan yang menggambarkan konsistensi
dan
keajegan.
Motif
Jlamprang menurut peneliti ini termasuk motif nitik dan tergolong dalam ragam hias geometris.
116
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Batik bermotif Jlamprang konon pada zaman dahulu sangan disukai oleh penguasa laut Den Ayu Lanjar pada saat Upacar Nyadran/ Sedekah laut biasanya batik Three Culture ini juga dihanyutkan kedalam laut berserta sesaji yang disiapkan oleh Tokoh Spritual
Budaya Kejawenan atau budaya jawa memang sangat kental dimana kenapa batik motif patola ini sangat di sukai oleh ratu pantai Den Ayu lanjar karena makna dalam motif batik inilah yang membuat Den ayu lanjar menyukai hingga pada zaman dahulu konon
motif
Jlamprang
sangat
disakralkan dan hanya digunakan hanya untuk ritual adat saja. Upacara Nyadran atau upacara yang tentang sebuah rasa syukur masyarakat Pekalongan melalkan ritual ini dengan memberikan makanan yang nantinya di buang ke laut utara. Sebuahkepercayaan yang dilakukan masyarakat yang masih berfikir kuno Warna dalam motif Jlamprang ini perpaduan Warna hitam yang mempunyai arti pada warna Hitam dan merah yang mempunyai arti masyarakat
Jawa
dan makna pada motif kain batik.
kebijaksanaan
perlambang
merupakan dan
kesetaraan. Warna merah Merupakan merah untuk berani.
Terinspirasi dari motif tenunan, maka
117
http://digilib.mercubuana.ac.id/
motif yang tercipta terdiri dari bujur sangkar dan persegi panjang yang disusun
sedemikian
rupa
sehingga
menggambarkan anyaman yang terdapat pada tenunan patola. Kain batik Jlamprang berkembang di daerah pesisir, sehingga warnanya pun bermacam-macam, sesuai selera konsumennya
yang
kebanyakan
berasal dari Eropa, Cina, dan negaranegara lain. Pengulangan pola ceplokan atau pola motif Pengulangan (bentuk repitesi ini Jlamprang yang muncul pada adalah pola mengarahkan orang yang melihat pada motif itu sendiri yang melambangkan identitas sebagai perlambang kehidupan. batik
Pekalongan.
Jlamprang
bentuk
berkesinambungan.
Dengan
motif
geometris
batik Keindahan batik ini pada keragamyang hiasan yang menggambarkan konsistensi dan keajegan dalam sebuah kehidupan. Keindahan batik ini pada keragamhiasan dalam unsur budaya Jawa, arab dan
India
yang
menggambarkan
konsistensi dan keajegan. Ke ajengan
118
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Makna filosofis terkandung dalam kitabsuci Alqur’an. Konon pada zaman dahulu batik ini dianggap keramat yang hanya dipersembakan untuk upacara adat saja, karena batik motif Jlamprang berbentuk motif patula dari India
ini
disukai Ratu pantai Den Ayu lanjar, maka batik ini dulu digunakan upacara nyadran Makna motif Jlamprang: makna kesucian hati, jiwa dan pikiran maka harus ada kekuatan dalam diri melalui kesucian hati agar terhindar dari kesulitan hidupnya sendiri melalui meditasi agar bisa lebih menangkan diri dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta
2. Sign Pengunaan Motif asli batik Pekalongan Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik. Sehingga tumbuh beberapa jenis motif batik hasil pengaruh budaya dari berbagai bangsa tersebut yang kemudian sebagai motif khas dan menjadi identitas batik Pekalongan. Motif Jlamprang diilhami dari adanya budaya India dan Arab yang datang ke Pekalongan.
119
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Batik khas Pekalongan adalah batik yang menggunakan ragam hias patola dan mendapat pengaruh dari India dan Arab. Berbagai inovasi produk dalam ragam hias, teknik pewarnaan, dan penggunaan bahan menyebabkan batik Pekalongan memiliki ragam hias dan tata warnanya senantiasa silih berganti, dinamis, dan mengikuti perkembangan pasar. Ragam hias batik Pekalongan merupakan integrasi dari berbagai macam budaya karena batik Pekalongan mengapresiasi keinginan konsumen baik dalam negri maupun manca negara. Melalui makna kesucian dalam bunga padma atau teratai dalam pola ceplokan pada motif batik Jlamprang inidalam arti signifiednya
bunga
padma atau teratai dan bentuk bulatan yang melingkari bunga padma atau teratai. menunjukan Batik asli Pekalongan yang menarik untuk diulas adalah motif Jlamprang Seperti telah dipaparkan diatas dalam semiotika saussure Batik ini adalah batik asli masyarakat Pekalongan sebagai pewaris kosmologis dengan mengetengahkan ragam hias ceplokan dalam bentuk lung-lungan dan bunga padma atau sering dikenal dengan bunga teratai dimana didalam hindu bunga teratai melambangkan dengan arti suci dan memiliki arti dalam kepercayaan Hindu-Budha sebagai perlambang kehidupan. Sejak agama Hindu dan Budha berkembang di Jawa. Pola ceplokan distilirasasi dalam bentuk dekoratif menunjukkan corak peninggalan masa prasejarah yang kemudian menjadi waris agama Hindu dan Budha.
120
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Signifiernya adalah Bahwa sikap manusia harus bersikap tenang, suci pikiran agar dalam menjalani kehidupan penuh dengan tafakur, tenang dalam kondisi apapun
bisa menahan ego, selalu membersihkan hati, jiwa dan
pikiran maka harus ada kekuatan dalam diri melalui kesucian hati agar terhindar dari kesulitan hidupnya sendiri melalui meditasi agar bisa lebih menangkan diri dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta. Namun seiring perkembangan zaman, Batik Pola Jlamprang pun menjadi media integrasi ekonomi karena mampu menyatukan aktivitas ekonomi dari berbagai komunitas sehingga menjadi sebuah kesatuan ekonomi dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat. Integrasi memiliki dimensi dari segi-segi kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Integrasi merupakan suatu proses membuat satu kesatuan dengan cara menambahkan bersama atau mengkombinasikan bagian dari elemen-elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang integral. Dalam lingkup lokal batik Pekalongan, menjadi media integrasi sosial ekonomi dan budaya sehingga menjadi pengikat dan perekat masyarakat Kota Pekalongan. Masyarakat Kota Pekalongan terdiri dari suku Jawa, Bugis, Madura, Banjar, Minangkabau, Batak, di samping etnis Arab, Cina, dan India. Suku Jawa, Arab, dan Cina banyak berkecimpung dalam dunia batik sehingga profil bisnis batik di Pekalongan bersifat multi etnis.
121
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.4 Hasil Hibriditas Batik Three Culture Wirokuto Pekalongan
Tabel 4.4 Signifer dan Signified Motif Three Culture Wirokuto Pekalongan Sign/Tanda
Visualisasi Batik Three Cultuure: Percampuran motif Three Culture atau dikenal dengan batik tiga budaya ini dibuat oleh Wirokuto batik dengan mengambungkan tiga budaya dalam motif kain ini dimana motif megamendung dari Cirebon, Motif Parang pamor dari Jogjakarta dan Motif Batik Three Culture dari Pekalongan makna nasionalisme dalam motif dianalisa mendalam dari penulis tentang sebuah makna kehidupan nyata yang di torehkan dalam kain. Signifier/ Penanda
Signified/ Petanda
122
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Batik three culture dengan pengabungan tiga Pengabungan budaya atau yang cukup budaya dengan membuat arah keatas dan dikenal batik three culture ini membuat kebawah (Zig Zag) yang yang mempunyai mata semakin segar dengan adanya makna didalamnya
kreatifitas dari sang pengusaha, pola ketas kebawah atau dikenal dengan bentuk Zig-zag , serta dari pengabungan motif disitu mempunyai makna seperti Tirta tedja yang diartikan seperti air yang mengalir seakan kehidupan tidak selamanya
selalu
diatas
melainkan
kadang ada pasang surut dalam sebuah kehidupan manusia dimuka bumi ini. Di visualkan dalam motif three culture dari hibriditas dari sebuah budaya Cirebon, Cina, Jogjakarta, Pekalongan,India dan Arab sebuah karakter yang terkumpul dalam
motif
kekuatan
batik
sebuah
ini.
Membuat
keindahan
dalam
karakter motif batik Three Culture ini
123
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Persatuan dalam motif batik three culture Makna ketuhan dalam motif three dengan persentuhan perpaduan budaya Cina culture yang berbetuk
vertical dalam
serta Kraton Cirebon yang menjadi dominan hibriditas budaya disini melambangkan dalam
motif
kain
Three
Culture
mempunyai makna Ketuhanan.
ini sebuah makna didalamnya agar manusia harus selalu mengingat Tuhan, dimana motif megamendung menjadi dominan jika dipadankan dengan kehidupan ini manusia selalu mengingat tuhan dan melaksanakan ibadah dalam keadaan suci bersih hati dan fikiran dan bersifat tawadhu selalu rendah diri karena dibawah langit masih ada langit itulah istilah yang dikomunikasikan.
Dari pencampuran tiga budaya ini motif Dalam istilah parang “parang
pamor”
dari
jogja
dalam hasil campuran bahan pembuat bilahan
percampuran motif ini membuat motif pola S keris yang teraraturan.
pamor adalah
yang
menjadi
desain
yang
memancarkan cahaya keindahan serta mendatangkan “kebaikan” atau wibawa. Dalam hibriditas
pengabungan disni
motif
tentang
dalam sebuah
124
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kewibawaan dan kebaikan seseorang walaupun tingkat derajatnya dilevel atas harus
tetap
rendah
diri
karena
kesombongan adalah sifat yang dibenci oleh Tuhan Yang Maha Esa. Motif batik Three Culture Pekalongan disini Motif
yang
dikenal
dengan
membentuk pola ceplokan atau bulatan percampuran
budaya
india
motif dengan
berbentuk kain motif patola dari hindia yang ragam patola yang konon zaman dahulu mempunyai sebuah makna kesucian dalam kain patola dari india sangat mahal dan kehidupan
diminati masyarakat menengah keatas ini dikombinasikan dengan motif dari budaya arab dimana motif kain Three Culture ini memeliki makna bawa seseorang harus suci hati, pikiran damai akan jiwa hati dan nurani pola geometris dalam motif batik Three Culture dari Pekalongan atau
sebuah
melambangkan lingkaran
meditasi
suci
untuk
melepaskan beban dalam diri kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk yang sangat
subjektif yang secara
125
http://digilib.mercubuana.ac.id/
proporsional
berhubungan
langsung
dengan kedekatan kita terhadap pikiran dan
penilaian
percampuran
dari
tertentu.
Adanya
budaya
sentuhan
Arab, India dan jawa ini masyarakat kota Pekalongan membuat motif batik yang sangat cukup dikenal dengan bentuk keteraturan sebagai Identitas Kota Pekalongan. Percampuran
batik
three
culture
ini Batik three culture yang dibuat karya
mempunyai tanda seakan adanya “rasa seni tangan ini terlihat indah dari Ketuhan,
kesucian,
kedamaian
dan banyaknya budaya-budaya yang masuk
keindahan” yang Nampak terlihat dalam melambangkan sebuah makna bahwa batik three culture ragam warna warni yang Indonesia bisa bersatu dalam sebuah memperlihatkan keindahan dalam seni batik kain proses komunikasi dalam visual tulis ini memperkenalkan budaya-budaya disajikan
dalam
batik
ini
dengan
yang tertuang dengan makna tersirat dan perpaduan warna yang melambangkan tersurat dalam motif batik three culture
sifat manusia yang berbeda-beda dengan adanya percampuran sebuah budaya yang ada dalam kain ini karena adanya budaya
Cirebon,
Cina,
Jogjakarta,
126
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pekalongan, India dan Arab
dengan
banyak karakter sebuah budaya yang terbentuk dalam sebuah motif namun tetap terlihat indah dalam
kedamaian
dimana sebuah percampuran budaya dalam motif ini adanya budaya yang masuk dalam budaya Indonesia yang menjadi sebuah kesatuan sebuah budaya dalam motif batik three culture. Wujud sebuah percampuran budaya dalam motif batik three culture ini sangatlah banyak dari budaya arab,india, Yogyakarta, Cirebon dan pekalongan Nampak tak terduga saat dijadikan dalam kain. Dengan sebuah makna Ketuhanan
yang
dikomunikasikan
dalam batik tulis ini agar manusia dikedudukan mana pun harus tetap tawadhu selalu ingat Tuhan YME karena kehidupan itu tidaklah sendiri adanya campur tangan manusia dengan
127
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sang pencipta dalam hidup serta adanya lika-liku kehidupan bagaimana manusia harus bisa menahan ego dan beribadah agar selalu ingat sang pencipta agar kehidupannya menjadi lebih baik
2. Sign Batik yang dinamakan batik Three Culture atau batik tiga budaya karya inovasi dan kreatif oleh Wirokuto batik ini mempunyai makna didalam satu kain setelah peneliti membedah dengan pisau semiotika Ferdinand De Saussure ditemukan makna-makna didalam percampuran budaya. Unsur budaya yang disatukan memnjadikan sebuah karya kreatif yang mahal dan mempelihatkan keragaman budaya, agama, ras serta etnis yang bersatu ” Signifiednya sebuah Ketuhanan, kesucian dan berbuat baik agar saling menjaga keutuhan. Dan disimbolkan melalui motif batik three culture wirokuto ini, Signifiernya dalam sebuah makna Ketuhanan dan keragamanan budaya yang dijadikan satu dalam sebuah kain yang dikomunikasikan dalam batik, peneliti menganalisa sebuah pesan artifaktual dimana sagar manusia mempunyai dikedudukan tinggi pun harus tetap tawadhu selalu ingat Tuhan YME karena kehidupan itu tidaklah sendiri, karena didalam kehidupan pasti adanya campur tangan manusia dengan sang pencipta dalam hidup serta adanya lika-liku
128
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kehidupan bagaimana manusia harus bisa menahan ego dan beribadah agar selalu ingat sang pencipta agar kehidupannya menjadi lebih baik Pada dasarnya sebuah hibriditas yang awalnya sudah yang tidak ada yang akhirnya muncul karena adanya sebuah sejarah atau perdagangan pada zaman dahulu antara datangnya para saudagar-saudagar asing dari berbagai Negara yang datang ke ranah Jawa, tidak hanya para saudagar yang melakukan sistem jual beli tetapi adanya penyebaran agama islam yang masuk ke Indonesia melalui system perdagangan di ranah Jawa pada saat itu, sebuah makna tersurat dari jual beli kain itu pun tertulis dalam sebuah motif batik Three Culture ini. Kemunculan motif batik Three Culture
mengakomodasi perpaduan motif
batik yang berbeda dari lainnya dengan mengkolaborasikan tiga budaya dalam satu kain guna memikat para konsumen dengan membuat produk baru yang di kreativitas para pengrajin batik ditengah trend dan style batik menjadi banyak persaingan industry saat ini, walaupun tidak menghilangkan sisi histori paten budaya dengan pembuat produk yang masih dibuat dengan sentuhan karya tulis tanggan, sehingga menjadikan batik Three culture dengan trend di dunia telah distandartkan, diuniversalkan dan dijadikan objek sebagai kepentingan ekonomi dalam sebuah produk budaya dalam perdagangan batik. Pengembangan dari hasil hibriditas itu adalah hal yang berpengaruh dari adanya budaya-budaya yang datang dari berbagai bangsa tersebut yang datang ke Indonesia kemudian menjadi sebagai motif khas dan menjadi identitas sebuah karya kerajinan tangan dan diinovasikan serta dikembangkan karena adanya era 129
http://digilib.mercubuana.ac.id/
globalisasi dan kreatifitas ditengah masyarakat ekonomi ASEAN walapun muncul makna baru tetapi makna lama dalam motif kain batik itu pun tidak hilang dengan percampuran atau pengabungan disitu menjadi sebuah keunikan dalam sebuah kreatifitas seseorang dalam pengabungan ide. Salah satu bentuk pelestarian warisan budaya Indonesia yaitu perlu adanya lembaga yang dapat melestarikan dan mengkomunikasikan warisan budaya.
4.3
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti setelah melakukan
analisa dengan Semiotika Ferdinand De Saussure pada motif batik Three Culture wirokuto yaitu diketahui melalui penanda, petanda dan makna pada motif batik Three Culture wirokuto pekalongan. Adanya makna hibriditas dalam motif kain batik Three Culture, namun menghasilkan Melalui hasil analisis yang dikemukakan diatas dengan cara membongkar image by image, ditemukan banyak imaji-imaji mengenai hibridisasi motif batik Three Culture Wirokuto Pekalongan. lintas budaya, bangsa, dan agama. Pada motif batik Three Culture Pekalongan yang mampu membuat daya pikat para konsumen pencinta batik, Batik yang dulunya kurang diminati sekarang
sangat
antusias
para
pengrajin
batik
berinovasi demi
mempertahankan warisan budaya dan meningkatkan perekonomian Negara.
130
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari hasil peniliti membedah makna hibriditas dalam motif Batik three culture satu-persatu dalam setiap motifnya peneliti mendapatkan hasil sebuah makna hibriditas yaitu: `
4.3.1 Makna Ketuhanan dan Spritual Motif Batik Three Culture Makna ketuhanan dalam batik three culture mempunyai makna tentang akan rasa ketuhanan dalam hibriditas budaya motif batik three culture, melambangkan sebuah makna didalamnya agar manusia harus selalu mengingat Tuhan, jika dipadankan dengan kehidupan ini manusia selalu mengingat tuhan, beribadah menurut agama serta kepercayaan masing-masing dalam keadaan suci bersih hati dan fikiran dan bersifat tawadhu, selalu rendah diri karena dibawah langit
masih ada
langit
itulah istilah yang
dikomunikasikan dalam three culture dengan adanya warna putih yang memperkuat dari makna ketuhanan. Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun. Menurut al-Qur’an, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS al-An’am[6]:103
131
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selanjutnya hal yang ingin dikemukakan peneliti adalah Dengan adanya warna putih Dari warna-warna natural alam yang indah, warna putih menjadi sebuah karakter dari tiga budaya. Setiap warna dalam batik three culture mempunyai karakter dalam setiap masing-masing budaya. Warna biru melambangkan kejernihan ketenangan, putih mempunyai karakter yang suci bersih, karakter warna hitam misterius dan eleghants yang membuat sebuah perlindungan karakter ini melekat. Dengan Adanya proses sebuah komunikasi artifaktual yang disajikan dalam motif kain ini kembali dituangkan pada batik Three Culture dengan peneliti. Beberapa hasil hibridisasi motif batik Three Culture, diantaranya sebuah identitas budaya yang memiliki keeratan, Terbukti banyak yang percaya bahwa ada nilai yang ada dari sejarah masa dulu yang terlukis dan melekat kuat pada batik tiga budaya ini. Maka tak jarang, ini menjadi kelebihan dan nilai jual yang tinggi pada jenis batik ini. 4.3.2 Makna keindahan dan kemuliaan motif batik three culture Sebuah keindahan dalam makna batik three culture juga memperkuat dalam motif batik three culture, sebuah keindahan dalam sebuah kemuliaan pada diri manusia yang ditorehkan para pengrajin bahwa kehidupan ini indah jika hati dan jiwa mempunyai rasa kesucian atau spiritual dalam dirinya
132
http://digilib.mercubuana.ac.id/
makan akan mucul sebuah kehidupan. Dalam agama islam pun banyak macam persepsi tentang sebuah kebaikan. Menurut Al – Ghazzali (Mawardi,2011:142). Keindahan sesuatu benda terletak di dalam perwujudan dan kesempurnaan, yang dapat dikenali kembali dan sesuai dengan sifat benda itu. Di samping lima rasa (alat) untuk mengemukakan keindahan di alas, al Ghazzali juga menambahkan rasa keenam, yang disebutnya dengan (ruh, yang disebut juga sebagai “spirit”, “jantung “pemikiran”, “cahaya”), ang dapat merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam (inner world) yaitu nilai-nilai spiritual, moral dan agama. Oleh karena itu, memperhatikan keindahan agama dalam motif batik three culture ini, meneliti isinya berupa perintah dan larangan, syariat dan hukum, akhlak dan adab, merupakan motivator dan pendukung yang paling kuat untuk masuk ke dalamnya bagi yang belum beriman, dan untuk menambah keimanan bagi yang sudah beriman. Bahkan, semakin kuat perhatiannya terhadap keindahan agama ini, semakin kokoh tapak kakinya dalam mengenal agama ini dan mengenal keindahan dan kesempurnaannya serta keburukan apa saja yang menyelisihinya, niscaya ia akan menjadi orang yang paling kuat keimanannya, yang paling bagus keistiqamahannya dan komitmennya terhadap agama ini.
133
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Motif batik menjadi bermakna jika telah menemukan relasi-relasi dalam lingkungan masyarakat, karena simbolisme yang dapat mendefinisikan dengan relasi dalam kepribadian dan jiwa masyarakat Jawa. Sebagai wujud visual yang dipaparkan langsung dari ide yang mengandung nilai-nilai kehidupan seni, maka simbol merupakan suatu kesatuan, dalam bidang seni, simbol itu tercermin dalam karya seni (Langer: 1962:63). Hibriditas budaya dalam motif batik three culture Wirokuto ini terbentuknya keanekaragaman budaya, etnis serta agama yang mewarnai dalam hibriditas budaya motif three culture, Budaya menjadi sebuah kepercayaan masyarakat Indonesia dan nilai sebuah budaya tidaka akan pernah hilang dari nilai-nilai sejarah bangsa, sebuah etnis atau ras dalam budaya sangatlah penting dan berpengaruh, sehingga dapat mencampurkan sebuah persatuan yang hingga menjadi sebuah hibriditas dalam motif kain. Agama menjadi pedoman semua masyarakat suku dan bangsa serta Negara menjadikan sebuah keindahan serta keunikan pada motif three culture yang dibuat Wirokuto Batik ini dengan sebuah “Produk baru” dengan keunikan sebuah Etnis, budaya dan agama didalamnya namun tidak meninggalkan histori sejarahnya di era industrisasi dengan patenisasi budaya batik three culture.
134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3.3 Makna Suci dan kedamaian motif batik three culture Sebuah motif batik three culture ini juga menekankan pada makna yang berbuat baik, peneliti
menganalisa sebuah pesan artifaktual dimana
agar manusia mempunyai dikedudukan tinggi pun harus tetap tawadhu selalu ingat Tuhan YME karena kehidupan itu tidaklah sendiri, karena didalam kehidupan pasti adanya campur tangan manusia dengan sang pencipta dalam hidup serta adanya lika-liku kehidupan bagaimana manusia harus bisa menahan ego dan beribadah agar selalu ingat sang pencipta agar kehidupannya menjadi lebih baik. Makna ketiga dalam motif batik three culture adanya sebuah makna suci dan kedamaian yang dilambangkan pada corak motif bunga padma atau bunga teratai, dengan masuknya pengaruh agama hindu yang masuk ke kota pekalongan pada zaman itu. Ragam hias teratai pada umumnya sangat berhubungan dengan agama hindu budha melalui arca-arca. Karena pohon tersebut dianggap sebagai tumbuhan suci yang melambangkan kedamaian, kesuburan, kseucian dan lambing penyatuan dunia atas dunia dan dunia bawah (Hamzuri,200:218). Ragam hias teratai sering disebut juga dengan istilah ragam hias lotus atau ragam hias padma. Tatakan atau dasar untuk berdiam atau duduk suatu area baik dalam agama Hindu atau Budha. Sebuah makna bunga padma yang mempunyai arti suci, damai, dan kebaikan mencerminkan agar manusia saat bertemu dengan Tuhan dengan keadaan suci, damai dan tenang seperti saat ibadah kita harus berdoa dengan 135
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keadaan khusyu. Sebuah kedamaian budaya atas dan dunia bawah bahwa kita semua akan kambali nantinya setelah waktunya saat kita di panggil oleh TuhanYang Maha Esa namun kita harus damai, dan berbuat baik kepada manusia dan makhluk hidup lainnya. Makna itu muncul dalam hibriditas budaya motif batik three culture. Artinya desain atau corak bisa saja dimaknai tidak hanya sebagai sarana informasi, edukasi bagi publik, akan tetapi juga berbicara tentang konstruksi sosial yang yang tercantum dalam desain atau corak, tersebut yang diciptakan seorang pembuat batik sehingga desain atau corak, motif serta warna tersebut bisa dikatakan memberikan pengaruh pada masyarakat pengaruh dengan memberikan beberapa gambar ataupun teks yang sesuai dengan fakta-fakta yang ada sebagai bentuk satu „representasi‟ tertentu kepada masyarakat. „representasi‟ tersebut mungkin lebih mudah dikatakan sebagai cara seorang pembatik dalam mengungkapkan isi hatinya kepada masyarakat luas. Hasil dari penggabungan motif batik three culture mempunyai makna Kemunculan motif batik Three Culture
mengakomodasi perpaduan motif
batik yang berbeda dari lainnya dengan mengkolaborasikan tiga budaya dalam satu kain guna memikat para konsumen dengan membuat kreativitas baru untuk para konsumen batik ditengah trend dan Style batik menjadi banyak persaingan industry saat ini,dengan trend di dunia telah distandartkan, diuniversalkan dan dijadikan objek sebagai kepentingan ekonomi. 136
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Walaupun produk yang dibuat batik wirokuto ini menjadi sebuah Produk baru yang menyentuh tiga budaya didalam sebuah motif kain yang panjangnya mencapai 2,5 meter dengan pengerjaan krajinan tanggan namun mendobrak pasar global dengan adanya nilai- nilai sebuah kreatifitas budaya dalam motif batik three culture sebuah produk Batik Kontemporer ini batik yang hadir di era globalisasai batik ini hadir di tengah modern visual dari warna, motif, pola gradasi yang menguatkan dalam gabungan sebuah budaya yang menjadikan sebuah kreatifitas. Batik three culture menjadi batik kontemporer dan menjadikan sebuah kebanggaan produk baru dengan mematenkan batik dengan karya kerajinan tanggan, mempertahankan batik tulis di era banyaknya para pesaing yang membuat ide dan gagasan kreatifitas dalam pembuatan motif- motif batik, Namun batik three culture Wirokuto
ini dapat
mempertahankan sebuah
makna budaya dengan sentuhan “Kekinian. Hibriditas dalam motif three culture sesungguhnya tidak selalu industrisasi tapi untuk patenisasi batik yang di hasilkan oleh Wirokuto batik ini. Cara untuk melawan kompetisi batik dengan cara memperlihat keindahan dan keunikan sebuah produk batik di pasar bebas yang ada saat ini. Dengan pembuatan sebuah produk uniknya motif dalam sebuah produk untuk style dan gaya hidup yang batik ini tidak hanya bisa digunakan di tempat formal namun saat ini batik ini bisa digunakan kapan saja dan menjadi sebuah trend batik “kekinian” saat ini
137
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut Barnard (2011:87) Fashion diyakini sebagai komunikasi artifaktual yang mana terus berproses secara dinamis. Kedinamisan ini, ditangkap pelaku media sebagai peluang besar untuk memproduksi terus menerus kebutuhan palsu sehingga mendatangkan profit. Dengan mebuat ide kreatifitas kerajinan tanggan seni membatik menjadi sebuah kegiatan produksi dan distributor yang menimbang daya tarik agar bisa dipuji oleh orang sebnyak-banyaknya, tanpa mempertimbangkan konteks social, dan aktualisasi tanpa henti diareal pasar bebas, yang diimplementasikan: media, khalayak dan pekerja. Dalam konteks motif batik Three Culture ini mempunyai unsur makna hibriditas dalam pembuatan motif batik. Dimana unsur budaya atau nilai nasionalisme menjadi komoditi khalayak, Dimana ide gagasan pembuatan batik Three Culture ini dikemas adanya perpaduan nila-nilai budaya dalam tiap motif kain ini. Konstruksi pembuatan ide dalam motif batik Three Culture ini menunjukan keistimewaan pada khalayak pembeli, atau pencinta batik, seni keindahan dengan berbeda dari batik-batik motif lainnya. Dan agar bisa tetap menarik khalayak, menyenangkan pencinta batik di Indonesia maupun Negara. Sang pencipta ide menggabungkan ide brilliant dengan hibriditas dalam motif batik tersebut. Pengabungan Motif batik Three Culture dalam satu kain mengandung tiga budaya didalamnya dimana motif Cirebon megamendung, motif Three
138
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Culture pekalongan dan motif parang pamor dari Jogjakarta, adanya percampuran Hibriditas budaya dalam motif kebaikan, kesucian, keindahan dan kedamaian
kain ini mempunyai nilai tersebut, mempunyai ide
brilliant dalam Visual Culture dalam motif batik ini. Dengan perpaduan corak dan warna yang memperliatkan warna ke elegeants dalam sebuah kain batik. Yang mempunyai nilai seni yang tinggi dalam sejarah motif kain batik tersebut. Mengenai hibridisasi motif batik Three Culture wirokuto pekalongan adalah membongkar apa yang sesengguhnya ditawarkan oleh batik wirokuto. Sang pengusaha batik Wirokuto merupakan salah satu memberikan nasehat untuk mencapai idealitas itu dan menawarkan produk-produk baru dan untuk memenuhi idealitas. Sebuah identitas budaya yang memperkenalkan tentang filosofi kota Pekalongan, yang menghasilkan sebuah makna hibriditas dengan adanya motif, warna serta filosofi hidup dari sejarah kota Pekalongan dengan keaneka ragaman budaya, agama, dan etnis yang pada zaman dahulu masuk ke ranah jawa dengan perdagangan. Saat ini Munculnya batik three culture ini sebuah tuntutan kreativitas dan inovasi dalam pembuatan ide untuk kebutuhan akan penampilan yang menarik, dengan percampuran tiga budaya dengan menentukan dengan beragam mode motif batik yang ditawarkan di dalam satu kain batik tersebut, hal ini akan mengarahkan batik menjadi semakin konsumtif.
139
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Urgensi dari penelitian ini adalah bahwa identitas budaya dalam setiap motif berada dalam kontruksi sosial yang diciptakan oleh pengrajin dengan patenisasi budaya dalam pembuatan motif
mereka sadar bahwa
pakaian merupakan komoditas. Keberagaman yang muncul dari motif batik Three Culture ini yang diproduksi Wirokuto batik tersebut telah menciptakan definisi baru yakni keragamanan budaya yang mengomunikasikan hasrat kebebasan dalam percampuran motif dengan sebuah makna berbeda dari motif-motif
batik lainnya, Selama perbedaan dan perubahan selalu
dimunculkan oleh trend-trend mode patenisasi di era industrisasi dengan motif-motif batik yang saat ini mendobrak pasar dunia, yang menjadi daya tarik utama dalam dunia bisnis meraup keuntungan, dari hasil penciptaan ideide seiring persaingan pasar global saat ini. Keberagaman yang muncul dari motif-motif batik yang dibuat oleh Wirokuto batik tersebut telah menciptakan definisi baru yakni cita rasa kreatifitas yang mengomunikasikan hasrat keindahan dalam percampuran budaya melalui seni batik modern. Selama perbedaan dan perubahan selalu dimunculkan oleh trend berbusana batik dimedia, maka proses komodifikasi akan terus berlangsung karena hal tersebutlah yang menjadi daya tarik utama dalam dunia bisnis meraup keuntungan. Seperti yang dikatakan (Piliang, 2010:22) hasrat adalah mekanisme psikis berupa rangsangan terhadap objek atau pengalaman yang menjanjikan kepuasan yang selalu berupa sesuatu yang lain. 140
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam analisa motif
Batik Three Culture ini mempunyai makna
Ketuhanan,Spritual, keindahan, kedamaian, Kesucian, dari adanya hibriditas budaya dalam batik Wirokuto dan sebuah makna yang tersirat dalam batik ini tentang unsur budaya Motif khas batik Three Culture dari Wirokuto ini menggambarkan ketiga budaya (Cirebon, Yogyakarta, Pekalongan)
yang
saling memiliki keterkaitan kuat. Prosesnya yang rumit dan memakan waktu yang panjang dengan proses pembuatan batik tulis kerajinan tangan, sehingga harganya pun cukup mahal. Makna filosofis yang terdapat pada jenis batik ini telah memberikan nilai sejarah yang tinggi tentang persatuan budaya yang melekat pada satu kain memiliki unsur
Persatuan dalam kesaudaraan
dimana percampurpuran karakter budaya, agma, Etnis serta warna yang indah yang memiliki warna natural dan elegant dalam motif batik Three Culture. Hal ini (dalam pandangan peneliti) Sejalan dengan pandangan semiologi Ferdinan De Saussure. Menurut Saussure logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu dilakukan melalui tanda-tanda. Karena manusia memiliki kemungkinan dalam keanekaragaman tanda, Dengan pengembangan teori, Saussure memusatkan
perhatian pada
berfungsinya tanda pada umumnya. Melalui media, batik menjadi sebuah sarana transformatife bagaimana konsumen hendak mencitrakan diriya dalam situasi atau kondisi terhadap masyarakat. Batik telah membuat sebuah cara-cara produksi dan konsumsi
141
http://digilib.mercubuana.ac.id/
baru yang mencoba memodifikasi pola-pola batik tradisional dengan “produksi kebutuhan” manusia modern. Dengan demikian, media semacam Kriya Indonesia craft, Handicraft Indonesia dan rubrik fashion dari surat kabar mengkonstruksi sebuah budaya popular seperti penggunaan batik. Menyadari bahwa batik sebagai ekspresi seni dan budaya telah menjadi bagian dari warisan budaya dunia, pemerintah dan masyarakat Kota Pekalongan yang termotivasi untuk melakukan berbagai upaya untuk menjaga dan mengembangkan seni, kerajinan dan budaya batik pada sistematis dan secara terus menerus, dengan partisipasi pemangku kepentingan batik. Upaya ini mencakup pengembangan seni, infrastruktur sosial dan budaya untuk memungkinkan pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan produk seni batik, kerajinan dan budaya, mengikuti perkembangan zaman, dan menciptakan sistem untuk memungkinkan regenerasi pengrajin batik di kalangan seniman. Karena Berbagai macam pola dan motif berkembang terus sesuai dengan kreativitas desainer, terutama di Kota Pekalongan. Simbolisme pola dan motif terkait dengan berbagai komunitas etnis, siklus hidup, dan aliran sejarah Dalam rangka memperkuat dan mengoptimalkan strategi dan pendekatan yang bisa menjaga seni batik, kerajinan dan budaya dan meningkatkan potensi untuk mengembangkan batik sebagai ekonomi kreatif untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, pemerintah dan masyarakat Kota 142
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pekalongan melihat kebutuhan untuk menjadi aktif terlibat di UNESCO Creative Cities Network, dalam kategori Kerajinan dan Kesenian Rakyat, untuk mengoptimalkan dan memajukan Creative Cities Jaringan melalui berbagi informasi dan pembelajaran.
143
http://digilib.mercubuana.ac.id/