35
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.1. Deskripsi Pra Siklus Kegiatan belajar mengajar sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah. Karena metode yang digunakan masih belum tepat, akibatnya siswa menjadi jenuh, tidak tertarik terhadap pelajaran, ramai sendiri di dalam kelas sehingga mengakibatkan siswa tidak dapat menguasai pelajaran yang telah disampaikan guru. Kondisi pembelajaran seperti itu berdampak pada hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cokro pada mata pelajaran IPA, sebelum siklus I (pra Siklus) banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 65.
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Tes IPA Kelas IV Prasiklus No
Nilai
Jumlah Tes
Persentase
1.
80 – 100
-
-
2.
70 – 79
1
3%
3.
60 – 69
9
29%
4.
50 – 59
14
45%
5.
0 – 49
7
23%
Jumlah
31
100%
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 80 – 100 tidak ada, yang mendapatkan nilai 70 – 79 sejumlah 3% atau 1siswa, dan yang mendapat nilai 60 – 69 sebanyak 29% atau sebanyak 9 siswa, yang mendapat nilai 50-59 sebanyak 45% atau sebanyak 14 siswa, sedangkan yang mendapat nilai 0 – 49 sebanyak 23% atau sebanyak 7 siswa.
35
36
Dari hasil tes tersebut di atas, sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar hanya sebagian kecil yang mencapai ketuntasan belajar. 32 % dari 31 siswa atau 10 siswa. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Prasiklus No
Nilai
Jumlah Tes
Persentase
1.
Tuntas
10
32%
2.
Belum Tuntas
21
68 %
Jumlah
31
100 %
Dari Tabel 4.2 diatas dapat digambarkan dalam gambar 4.1 seperti di bawah ini:
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Kelas IV Prasiklus
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 di atas, diketahui bahwa siswa kelas IV yang memiliki nilai kurang dari KKM atau belum tuntas untuk mata pelajaran IPA 21 siswa atau 68%, sedangkan yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 10 siswa atau 32%. Hasil nilai pra siklus yang diperoleh dari hasil tes awal dapat ditunjukkan seperti pada tabel 4.3 berikut ini.
37
Tabel 4.3 Nilai Tes Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Prasiklus
No
Keterangan
Nilai
1.
Nilai Tertinggi
70
2.
Nilai Terendah
35
3.
Nilai Rata-rata
51,45
80 60 40 20 0 Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Rata-rata
Gambar 4.2 Diagram Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Pra Siklus Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi siswa kelas IV mata pelajaran IPA adalah 80 dan yang terendah adalah 35. Sedangkan nilai rata-rata yang didapat siswa 51,40, nilai rata-rata ini masih di bawah KKM.
4.2. Deskripsi Siklus I 1. Perencanaan Perencanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA dengan pendekatan metode percobaan. b. Menyiapkan media, materi pelajaran (buku IPA kelas IV), Silabus kelas IV, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
38
c. Menyiapkan lembar pengamatan kinerja guru dan siswa (lembar observasi) dan soal evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi -
Pelaksanaan Tindakan a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa. b) Guru menjelaskan pada siswa bahwa akan menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw, para siswa harus mengetahui dengan tepat tata aturan penerapan model pembeljaran kooperatif tipe jigsaw ini. c) Guru membentuk kelompok menjadi 6 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5/6 siswa yang heterogen yang disebut dengan kelompok asal. d) Guru melakukan pembagian materi yang harus dipelajari pada masing-masing siswa dalam kelompok asal (A1, A2,A3,A4 ; B1, B2, B3, B3, dst) e) Guru meminta siswa yang memiliki materi yang sama untuk membentuk kelompok yang disebut dengan kelompok ahli. Posisi tempat duduk harus diatur sehingga siswa dapat saling bertatap muka. f) Setelah selesai diskusi, guru meminta siswa yang bekerja dalam kelompok ahli untuk kembali ke kelompok awal masing-masing yaitu kelompok asal. g) Masing-masing siswa bergantian mengajarkan teman dalam kelompok asal tentang materi pelajaran yang dipelajari atau didiskusikan dalam kelompok ahli tadi. h) Siswa bersama guru menyamakan persepsi dan merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut. i)
Guru mengadakan kuis secara individual.
Guru memberikan penghargaan pada kelompokyang mendapatkan skor kuis tertinggi yang berupa pujian dan tepuk tangan dari semua siswa. -
Observasi Pengamatan hasil belajar pada siklus I ini disajikan pada tabel 4.4 berikut ini.
39
Tabel 4.4 Ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus I Jumlah Siswa No
Ketuntasan Jumlah
Persentase
1.
Tuntas
18
58
2.
Belum Tuntas
13
42
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3 di atas diketahui bahwa 31 siswa terdapat 18 siswa ( 58% ) yang mencapai KKM, sedangkan 13 siswa ( 42%) belum mencapai KKM. Adapun hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 85 dan terendah adalah 50 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 62,42 seperti pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Hasil Tes Siklus I
No
Keterangan
Nilai
1.
Nilai Tertinggi
85
2.
Nilai Terendah
50
3.
Nilai Rata-rata
62,42
40
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Gambar 4.4 Diagram Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Siklus I 3. Refleksi Berdasarkan hasil tes pra siklus sampai siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Dari 31 siswa pada pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 10 siswa, sedangkan pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa. Dengan nilai rata-rata pada pra siklus 51,45 sedangkan Siklus I 62,42. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar siklus I mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar pada pra siklus. Jumlah anak yang belum tuntas juga mengalami penurunan. Tabel 4.6 Perbandingan Ketuntasan Belajar Prasiklus dan Siklus I Jumlah Siswa No
Ketuntasan
Siklus I
Pra Siklus Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
1.
Tuntas
10
32%
18
58%
2.
Belum Tuntas
21
68%
13
42 %
Jumlah
31
100 %
31
100 %
41
Siklus I Prasiklus 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Antara Siklus I Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Prasiklus dan Siklus I No 1. 2. 3.
Keterangan Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pra Siklus 70 35 51,40
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata
PraSiklus Siklus I
Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Siklus dan Siklus I
Siklus I 85 50 62,42
42
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar antara pra siklus dengan siklus I. Meskipun sudah terjadi peningkatan, namun hasil tersebut belum optimal karena jumlah siswa belum mencapai 75% dari jumlah siswa keseluruhan. Sedangkan kegiatan pembelajaran ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa masih terdapat beberapa anak yang kurang aktif dan kurang berkonsentrasi dalam melakukan pembelajaran. Misalnya dalam hal bertanya anak masih kurang aktif, dan hanya ada beberapa siswa yang menanggapi proses pembelajaran. Kinerja guru dalam mengajar juga belum semuanya terlaksana karena waktu terbuang sia-sia karena guru banyak bercerita. Cara untuk mengatasi masalah-masalah pada siklus II tersebut adalah: a. Membuat suasana pembelajaran menyenangkan dengan menghubungkan dengan kegiatan sehari-hari. b. Dalam melontarkan pertanyaan, hendaknya bersifat individual jangan klasikal agar anak dapat ikut terpancing berfikir dan berkonsentrasi dalam pelajaran. c. Setelah guru menerangkan sebagian, guru dapat memberi contoh dari materi tersebut. d. Guru harus menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam melaksanakan pembelajaran. e. Guru dapat memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab dengan benar.
4.3. Deskripsi Siklus II 4. Perencanaan Perencanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran Jigsaw. b. Menyiapkan media (torso dan gambar bagian-bagian rangka manusia), materi pelajaran (buku IPA kelas IV), Silabus kelas IV, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). c. Menyiapkan lembar pengamatan kinerja guru dan siswa (lembar observasi) dan soal evaluasi.
5. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi -
Pelaksanaan Tindakan a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa.
43
b) Guru menjelaskan pada siswa bahwa akan menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw, para siswa harus mengetahui dengan tepat tata aturan penerapan model pembeljaran kooperatif tipe jigsaw ini. c) Guru membentuk kelompok menjadi 6 yang masing-masing terdiri dari 5 atau 6 siswa yang heterogen yang disebut dengan kelompok asal. d) Guru melakukan pembagian materi yang harus dipelajari pada masing-masing siswa dalam kelompok asal (A1, A2,A3,A4 ; B1, B2, B3, B3, dst) e) Guru meminta siswa yang memiliki materi yang sama untuk membentuk kelompok yang disebut dengan kelompok ahli. Posisi tempat duduk harus diatur sehingga siswa dapat saling bertatap muka. f) Setelah selesai diskusi, guru meminta siswa yang bekerja dalam kelompok ahli untuk kembali ke kelompok awal masing-masing yaitu kelompok asal. g) Masing-masing siswa bergantian mengajarkan teman dalam kelompok asal tentang materi pelajaran yang dipelajari atau didiskusikan dalam kelompok ahli tadi. h) Siswa bersama guru menyamakan persepsi dan merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut. i) Guru mengadakan kuis secara individual. j) Guru memberikan penghargaan pada kelompokyang mendapatkan skor kuis tertinggi yang berupa pujian dan tepuk tangan dari semua siswa. -
Observasi Pengamatan hasil belajar pada siklus I ini disajikan pada tabel berikut ini.
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II terdapat kenaikan yang cukup baik bila dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I, dan dapat dilihat dari table ketuntasan belajar seperti dalam tabet 4.8 di bawah ini
44
Tabel 4.8 Ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus II Jumlah Siswa No
Ketuntasan Jumlah
Persentase
1.
Tuntas
27
87%
2.
Belum Tuntas
4
13%
31
100%
Jumlah
Sedangkan grafik ketuntasan belajarnya dapat dijelaskan dalam gambar grafik ketuntasan belajar siklus II,
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Column2 Column1 Series 1
Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.7 dapat diketahui bahwa 31 siswa terdapat 27 siswa ( 87%) yang mencapai KKM, sedangkan 4 siswa (13% )belum mencapai KKM. Adapun hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 dan terendah adalah 55 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75,65 seperti pada tabel 4.9 di bawah ini.
45
Tabel 4.9 Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Hasil Tes Siklus II
No
Keterangan
Nilai
1.
Nilai Tertinggi
100
2.
Nilai Terendah
55
3.
Nilai Rata-rata
75,65
Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan dalam gambar diagram seperti di bawah ini
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Nilai Teertinggi Nilai Terendah
Rata-rata
Gambar 4.8 Diagram Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Siklus II
6. Refleksi Berdasarkan hasil tes pra siklus sampai siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Dari 31 siswa pada pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 10 siswa (32%), sedangkan pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa(58%). Serta pada siklus II terjadi kenaikan yang cukup baik yaitu sebanyak 27 siswa dengan Persentase ketuntasan 87% dan nilai rata-rata 75,65, ini adalah perolehan yang sangat baik karena sudah melampaui ketuntasan yang sudah ditetapkan yaitu 75 %..
46
Tabel 4.10 Perbandingan Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Jumlah Siswa No
Ketuntasan
Siklus I
Pra Siklus
Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Jumlah
Persentase
1.
Tuntas
10
32 %
18
58 %
27
87%
2.
Belum Tuntas
21
68 %
13
42 %
4
13%
Jumlah
31
100 %
31
100 %
31
100%
Dari tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan secara rinci dalam gambar diagram perbandingan ketuntasan belajar prasiklus, siklus I dan siklus II di bawah ini.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Tuntas Belum Tuntas Column1
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Antara Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Sedangkan perbandingan nilai rata-rata antar siklus dapat dijelaskan dalam tabel 4.11 di bawah ini:
47
Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No 1. 2. 3.
Keterangan Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata
Pra Siklus 70 35 51,40
Siklus I 85 50 62,42
Siklus II 100 55 75,65
Dari tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan dalam gambar diagram perbandingan nilai rata prasiklus, siklus I dan siklus II seperti dalam gambar 4.8 di bawah ini 100 80
Nilai Tertinggi
60
Nilai Terendah
40
Nilai rata-rata
20 0 Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.10 Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Siklus dan Siklus I dan Siklus II Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar antara pra siklus dengan siklus I dan siklus II peningkatan yang sangat baik, dan hasil yang optimal karena Persentase ketuntasan sudah melampaui ketuntasan yang sudah ditetapkan yaitu 87% dan perolehan nilai rata-rata 75,65. . 4.4. Hasil dan Pembahasan 4.4.1. Hasil Belajar Pra Siklus Hasil belajar siswa pada pra siklus I sangatlah rendah. KKM yang ditetapkan sekolah adalah > 60. Hasil perolehan nilai pada pra siklus hanya 10 (32%) siswa yang mencapai KKM, sedangkan yang belum mencapai KKM 21 (68%) siswa. Dengan demikian
48
hasil belajar itu belum memenuhi ketuntasan, karena rata-rata nilai siswa masih rendah yaitu 51,40. Adapun hasil nilai tertinggi adalah 70 dan yang terendah adalah 35. Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan guru sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi jenuh, tidak tertarik pada pelajaran, ramai, bermain sendiri, bahkan ada juga siswa yang mengantuk di kelas akibatnya siswa tidak menguasai materi pelajaran sehingga nilainya menjadi rendah.
4.4.2. Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan hasil belajar siklus I, menyatakan bahwa siswa yang telah mencapai KKM (60) sebanyak 18 (58%) siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM 13(42%) siswa. Dari hasil tersebut tampak bahwa hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan. Nilai tertinggi dan nilai terendah siswa dan rata-rata kelas juga mengalami peningkatan. Walaupun sudah mengalami peningkatan, jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belum mencapai 75% dari jumlah siswa keseluruhan. Ini berarti PBM pada siklus I belum meningkat sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan aktifitas siswa. Hal ini dikarenakan guru menggunakan model pembelajaran jigsaw. Dari hasil observasi aktifitas guru dan siswa, pada pertemuan pertama tanggal 20 Agustus 2013 diperoleh 50% yang berarti aktifitas guru dan siswa sudah cukup baik. Pada pertemuan kedua tanggal 23 Agustus 2013 aktifitas guru dan siswa mengalami peningkatan menjadi 60%. Dan pada pertemuan terakhir aktifitas guru dan siswa meningkat menjadi 70% yang masuk dalam kriteria baik. Meskipun sudah terjadi peningkatan, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa anak yang kurang aktif dan kurang berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Misalnya, dalam hal berani bertanya dan menjawab pertanyaan minoritas hanya anak yang sama. Anak juga belum sepenuhnya mengetahui manfaat dari mempelajari materi tersebut. Kinerja guru dalam mengajar juga belum semuanya terlaksana. 4.4.3. Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan hasil belajar siklus II, siswa kelas IV sudah mencapai KKM (60) sebanyak 27 siswa (87%) siswa. Dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 55. Nilai rata-
49
rata kelas juga meningkat menjadi 75,65. Ini membuktikkan bahwa siswa kelas IV sudah tuntas dalam mengikuti proses pembelajaran. Nilai ini menunjukkan bahwa ada peningkatan yang sangat baik dari nilai siklus I ke siklus II. Dengan hasil yang didapat ini terlihat bahwa kriteria keberhasilan yang ditetapkan telah terpenuhi yaitu kreteria ketuntasan 75% yang sudah ditetapkan namun perolehan ketuntasannya sudah melampaui yaitu 87 % Adanya perolehan hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II ini karena anak sudah mengalami kegiatan pra siklus dan siklus I maka aktifitas siswa dan guru meningkat menjadi 85% yang masuk dalam kriteria baik. Adapaun perbandingan hasil belajar siswa SD Negeri Cokro Kec. Blado atara siklus I dan siklus II dapat dijelaskan dalam gambar 4.11 di bawah ini: 100 80
tuntas
60
persentase
40
Tertinggi
20 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 4.11 Diagram perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Dari gambar diagram 4.11 diatas terlihat bahwa kinerja guru sangat baik. Guru disini juga telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP yang telah direncanakan terlebih dahulu. Jadi, apabila guru telah mengajar sesuai yang telah direncanakan dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan, maka siswa akan beraktifitas sesuai dengan yang diharapkan sehingga siswa dapat memahami materi dan hasil belajar juga meningkat. Mengingat bahwa ketuntasan belajar siswa telah melampaui batas indicator kinerja yang ditetapkan yaitu ketuntasan belajar siswa minimal 75%, maka penelitianpun dihentikan sampai di sini.