BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Pabelan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA dan VIIB. Kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Distribusi Subjek Penelitian
Kelas
Jenis Kelamin LakiPremepuan Laki
Total
VIIA
11
11
22
VIIB
9
14
23
Jumlah
Keterangan
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
45
SMP N 3 Pabelan beralamatkan di Desa Tukang, Kec. Pabelan, Kab. Semarang, yang lingkungan sekolahnya dikelilingi oleh persawahan. SMP N 3 Pabelan didirikan pada tahun 1989, berada jauh dari perkotaan, sehingga keadaan lingkungan sekolah jauh dari kebisingan. Udara disekitar sekolah juga terasa sejuk dan nyaman. Ketika memasuki lingkungan sekolah disamping kiri dan kanan gedung sekolah terdapat taman yang tertata rapi. B. Deskripsi Proses Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2013. Penelitian ini memiliki beberapa data, yaitu data pretes dan postes pada kelas eksperimen dan data pretes dan postes pada kelas kontrol. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 2 April 2013, dengan pertama-tama melakukan uji pretest kelompok kontrol dan ekperimen. Data pretest antara kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan analisis normalitas dan homogenitas. Setelah dianalisis menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, kedua data homogen. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas memiliki kondisi yang sama. Kemudian kelompok ekperimen diberi pembelajaran model kooperatif tipe NHT dengan strategi bertukar tempat sedangkan pada kelompok kontrol diberimodel pembelajaran ekspositori. Pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran NHT dengan strategi bertukar tempat, dengan jumlah pertemuan sebanyak tiga kali. Pelaksanaan tindakan pertama dilakukan pada hari selasa, 9 April 2013. Dimana pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 40 menit yang dimulai pukul 07.15 – 08.35 WIB. Pada pertemuan ini, 29
30 membahas materi tentang menyatakan dan menuliskan masalah sehar-hari kedalam bentuk aljabar. Pada awal kegiatan guru membagi siswa kedalam 6 kelompok. Sesaat suasana kelas menjadi ramai karena pembentukan kelompok tersebut. Kendala pada kegiatan inti pertemuan pertama adalah pada saat siswa mengerjakan saol yang diberikan terdapat beberapa kelompok memberikan jawaban yang kurang tepat. Setelah bertukar tempat, siswa saling berbagi informasi dan saling bertukar pikiran tentang penyelesaian soal yang telah dimiliki. Dalam tahap ini siswa yang tadinya tidak mengetahui dan belum paham menjadi lebih mengerti. Siswa sering mengartikan kalimat “3 lebihnya dari”dengan operasi perkalian (x). Namun setelah bertukar tempat mereka jadi mengerti bahwa “3 lebihnya ” diartikan dengan penjumlahan (+). Pelaksanaan tindakan kedua diakukan pada hari hari Jum’at, 12 April 2013. Pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 40 menit yang dimulai pukul 09.55-11.15 WIB. Pertemuan ini membahas materi menjelaskan pengertian variabel, koefisisen, konstanta, dan faktor bentuk aljabar. Pada pertemuan kedua, keadaan kelas ketika pembentukan kelompok sudah tidak ramai. Untuk materi ini, siswa sering terbalik-balik dalam menentukan antara koefisien dan variabel, serta tidak teliti dalam menentukan faktor dari bentuk aljabar. Saat mereka mengalami kesulitan tersebut, dengan adanya NHT dengan strategi bertukar tempat siswa menjadi paham tentang variabel dan koefisien serta faktor. Yang tadinya pada pembentukan kelompok pertama kalli siswa masih belum paham, pada pembentukan kelomok ke dua yaitu dengan strategi bertukar tempat, siswa yang sudah paham memberikan penjelasan kepada siswa yang belum paham. Sehingga terdapat pertukaran ide dan pendapat dari masing-masing anak. Pelaksanaan tindakan ketiga dilaksanakan hari selasa, 16 April 2013, pukul 09.30-10.50 WIB dengan materi menjelaskan pengertian suku, suku sejenis dan tidak sejenis. Pada pertemuan ketiga, pelaksanaan sesuai dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kesulitan siswa dalam mempelajarai materi ini adalah menentukan suku sejenis. Pada pembentukan kelompok pertama ada beberapa kelompok dihadapakan dengan soal 3𝑥 + 2𝑥, mereka menjawab bahwa itu merupakan suku sejenis. Tapi pada saat diberikan soal 2𝑥𝑦 + 3𝑦𝑥 mereka mengatakan bahwa itu merupakan suku tidak sejenis. Kemudian guru memberikan perintah untuk bertukar tempat, sehingga siswa mengerjakan dengan bahwa kelompok yang sesuai dengan nomor yang dimiliki. Pada saat mereka berdiskusi tentang jawaban yang mereka miliki, siswa yang tadinya mengatakan 2𝑥𝑦 + 3𝑦𝑥 merukapakan suku sejenis, menjadi tau bahwa sebenarnya bentuk aljabar tersebut termasuk ke dalam suku sejenis. Pada saai itulah guru memberikan konfirmasi setelah siswa presentasi. Pada pembelajaran ini guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang. Setelah itu guru memberikan nomor kepada masing orang dalam kelompok. setiap kelompok menerima nomor 1-4.
31 Guru memberikan pertanyaan kepada tiapk kelompok tentang menyatakan dan menuliskan masalah sehari-sehari kedalam bentuk aljabar. Siswa berpikir bersama dalam kelompoknya. Kemudian guru mengorganisasikan siswa untuk bertukar tempat sesuai dengan nomor yang dimilki. Setelah bertukar tempat siswa kembali kekelompok masing-masing untuk mendiskusikan jawaban yang telah mereka temukan. Guru memanggil salah satu nomor dan menyuruh siswa untuk menjawab soal yang telah dikerjakan, kemudian guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa. Kendala yang dihadapi peneliti adalah pada pertemuan pertama, disaat guru memberikan perintah untuk berkelompok, suasana kelas menjadi gaduh dan memerlukan waktu lebih lama. Siswa masih bingung dengan model pembelajaran yang diterapkan. Namun siswa terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran. Postest diberikan kepada siswa setelah akhir pertemuan yang berbentuk pilihan ganda. Uji postest dilaksanakan pada tanggal 18 April 2013. Pembelajaran pada kelompok kontrol dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2013 dan 15 april 2013 pada pukul 11.05 – 12.25 WIB, pertemuan kedua dialaksanakan tanggal 13 april 2013 pada pukul 09.30 -10.50. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori yang biasa digunakan oleh guru dikelas. Pada pembelajaran ini guru sebagai pemberi informasi tentang materi yang diberikan. Dengan ceramah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Hal tersebut berarti bahwa guru menyajikan materi kepada siswa secara lengkap, dan pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari secara bersama-sama. Ditengah-tengah pembelajaran berlangsung guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan,serta guru memberikan latihan soal kepada siswa. Pada akhir kegiatan diberikan quis atau PR untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan, dan tidak lupa mengingatkan siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan yang selanjutnya. Hari kamis, 19 April 2013 digunakan untuk postes yang berupa tes pilihan ganda. C. Hasil Penelitian 1. Tahap Awal a. Diskripsi Data Penelitian pada tahap awal ini diperoleh dari data uji pretes. Uji pretes diberikan kepada kelompok eksperimen maupun kelas kontrol untuk memperoleh data awal. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok.
32 1) Data pretes kelompok eksperimen Berdasarkan data hasi belajar yang telah diperoleh, dapat kita lihat diskirptif statistiknya pada Tabel 16. Tabel 16 Diskriptif Statistik Hasil Belajar (Pretest) Kelas
Mean
Eksperimen Kontrol
61,35 62,50
Standar Deviasi 71,47 11,67
Nilai Minimal 43,75 18,75
Nilai Maximal 81,25 87,5
Berdasarkan tabel 16 akan dibuat kategori hasil belajar matematikan berdasarkan tingkatan dari Azwar (2012). Kategori tingkatan hasil belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Kategori Hasil Belajar Pretes Interval
Hasil Belajar
Tinggi
76,72
Sedang
47,18 - 76,72
Rendah
< 47,18
Kelas Eskperimen
Kontrol
2
6
8,70%
27,27%
17
13
73,91%
59,09%
3
4
13,04%
18,18%
Berdasarkan tabel 17, terlihat bahwa hasil belajar matematika pada kategori tingg ada 2 siswa, kategori sedang ada 17 siswa, dan kategori rendah ada 3 siswa. Sebagian besar siswa memiliki hasil belajar matematika yang sedang dengan presentase 73,91%. Sedangkan pada kelas kontrol sebagian besar siswa mendapatkan hasil belajar matematika sedang yaitu sebanyak 13 siswa dengan presentase 59,09%, 6 siswa diaktegorikan memiliki hasil belajar yang tinggi, dan 4 siswa dikategorikan rendah.
b. Uji Normalitas Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui sampel bersdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur normalitas populasi penelitian ini diterima apabila nilai sig > tingkat alpha yaitu 5% (0,05). Hasil uji normalitas pretest dengan Kolmogrov Smirnov dapat dilihat pada Tabel 18.
33 Tabel 18 Uji Normalitas Pretes a
Kelas Kontrol eksperimen
Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. * .119 23 .200 * .146 22 .200
Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa data kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol memiliki nilai sig > 0,05 yaitu 0,200. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva distribusi normal pada Gambar 3.
Gambar 3 Kurva Berdistribusi Normal Instrumen c. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk megetahui apakah kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok memiliki varian yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen. Uji homogenitas menggunakan bantuan program komputer SPSS for windows16.0. Untuk mengukur homegnitas sampel penelitian ini diterima apabila nilai signifikan > tingkat alpha yang telah ditentukan yaitu 5% (0,05). Berikut hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Uji Homogenitas Pretes Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic 1.448
df1
df2 1
Sig. 43
.235
34 Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa nilai sig. > tingkat alpha 5% (0,05) yaitu 0,235 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varian dari kedua sampel data tersebut adalah homogen. d. Tahap Uji Kesamaan dua rata-rata pretest Tahap uji kesamaan dua rata-rata pretes digunakan untuk melihat apakah kedua kelompok berbeda atau tidak. Uji ini menggunakan uji t Independent-t-test (Sugiyono, 2009), hasil uji t dapat dilihat pada tabel 20 Tabel 20 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Pretest Independent Samples Test
Pretes Equal variances assumed Levene's Test for F Equality of Sig. Variances t-test for Equality T of Means Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Equal variances not assumed
1.448 .235 .258
.260
Lower
43 .798 1.14773 4.45206 -7.83070
38.541 .796 1.14773 4.41351 -7.78285
Upper
10.12616
10.07830
Berdasarkan Tabel 18. terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 1,448 dengan probabilitas 0,235 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance yang sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Oleh karena itu ujit-test harus mengggunakan asumsi equal variance assumed. Besarnya nilai t adalah 0,258 dengan sig 0,798 > 0,05, sehingga dapat dikatakan antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan rata-rata.
35 2. Tahap Akhir a. Diskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian tahap akhir ini berupa data postest. Postest diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data akhir berupa postes akan dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai syarat untuk melakukan pengujian hipotesis. Postest kelas eskperimen dilaksanakan pada tanggal 19 April 2013 dan kelas kontrol pada tanggal 29 April 2013. 1) Data postes kelompok eksperimen dan Kontrol Deskriptif statistik untuk nilai posttest kelompok eksperimen dan Kontrol dapat dilihat pada Tabel 21 Tabel 21 Deskriptif Statistik Hasil Belajar (Postest) Kelas
Mean
Eksperimen Kontrol
81,82 71,42
Standar Deviasi 12,78 14,29
Nilai Minimal 56,25 50
Nilai Maximal 100 93,75
Berdasarkan Tabel 21 akan dibuat kategori hasil belajar (Postets) menurut Azwar. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Kategori Hasil Belajar Postest Interval
Hasil Belajar
Tinggi
90,95
Sedang
62,11 - 90,95
Rendah
< 62,11
Kelas Eksperimen
Kontrol
7
3
30,43%
13,64%
13
16
56,52%
72,73%
2
4
8,70%
18,18%
Berdasarkan pada tabel 20, terlihat bahwa hasil belajar matematika terdapat 2 siswa pada kategori tinggi, 17 siswa pada kategori sedang, dan 3 siswa pada kategori rendah. Sedangkan Untuk hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol terlihat 6 siswa dikategorikan tinggi, 13 siswa dikategorikan sedang, dan 4 siswa dikategorikan rendah. Sebagian besar siswa memiliki hasil belajarmatematikan yang sedang dengan presentase 73,91%. Sedangkan pada kelas kontrol sebagian besar siswa mendapatkan hasil belajar matematika sedang yaitu sebanyak 13 siswa dengan
36 presentase 59,09%, 6 siswa diaktegorikan memiliki hasi belajar yang tinggi, dan 4 siswa dikategorikan rendah b. Analisis Komparatif Hasil Belajar (Posttest) Analisis komparatif digunakan untuk menguji parameterparameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Analisis komparatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan komparasi antara dua sampel yang tidak berkorelasi (independent). Untuk melakukan analisis komparatif, terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas dan homogenitas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang akan dianalisis (Sugiyono, 2009). Kriteria pengujian normalitas diterima jika nilai signifikan > tingkat alpha yaitu 5% (0,05). Hasil uji normalitas posttest dengan Kolmogrov Smirnov dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Uji Normalitas Posttest Kolmogorov-Smirnova Kelompok Statistic df Sig. Kontrol .121 23 .200* Eksperimen .143 22 .200* a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan Tabel 23, dapat dilihat bahwa data postes kedua kelompok memiliki nilai sig. > 0,05 atau 0,200 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data kedua kelompok berdistribusi normal. Kurva distribusi normal dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Kurva Distribusi Normal Postest
37
2) Uji homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk megetahui apakah kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok memiliki varian yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen. Uji homogenitas menggunakan bantuan program komputer SPSS for windows16.0. Untuk mengukur homegnitas populasi penelitian ini diterima apabila nilai signifikan > tingkat alpha yaitu 5% (0,05). Berikut hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Uji Homogenitas Posttest Test of Homogeneity of Variances Postes Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.286
1
43
.596
Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa nilai sig > tingkat alpha yang ditentukan 5% (0,05) atau 0,596 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. 3) Tahap Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membandingkan hasil belajar kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan terhadap uji hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis data yaitu uji t dan uji gain. a) Uji t Data yang akan diuji adalah berupa hasil belajar matematika (posttest). Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rerata berupa interval atau rasio. Hasil uji t dengan bantuan SPPS for Windows 16.0 dapat dilihat pada Tabel 25
38 Tabel 25 Hasil Uji t Postest Equal Equal variances variances assumed not assumed Levene's Test for Equality of Variances
F
.300
Sig.
.587
t-test for Equality of Means
T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
-2.554
-2.561
43 .014 -10.36166 4.05636 -18.54209
42.793 .014 -10.36166 4.04579 -18.52192
-2.18123
-2.20140
Berdasarkan tabel 25 diperoleh nilai F hitung sebesar 0,300 dengan nilai probabilitas 0,587 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Oleh karena itu uji t-test harus menggunakan asumsi Equal variances assumed. Untuk nilai t diperoleh 2, 568 dengan Sig (2-tailed) 0,014 < 0,05, maka H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi bertukar tempat dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori. b) Uji Gain Uji gain digunakan untuk melihat bagaiamana peningkatan data pretes ke postes baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dengan menggunakan bantuan microsoft excel, didapatkan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 28 Tabel 26 Hasil Analisis Gain No
Kelompok
Rata-Rata Gain
Kategori
1
Eksperimen
0,5
Sedang
2
Kontrol
0,1
Rendah
39 Berdasarkan Tabel 26 dapat diketahui bahwa hasil belajar kelompok ekperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi bertukar tempat diperoleh rata-rata peningkatan (gain) dari pretest ke postest siswa adalah sedang yaitusebesar 0,5. Namun untuk kelas kontrol yang dikenai dengan model pembelajaran ekspositori didapatkan hasil untuk rata-rata peningkatan (gain) dari pretest ke postest siswa rendah yaitu 0,1. D. Pembahasan Hasil Penelitian Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah “apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelejaran kooperatif tipe NHT dengan strategi bertukar tempat dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori”dan “apakah modell pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi bertukar tempat efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 3 Pabelan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi bertukar tempat dengan model pembelajaran ekspositori. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata kelompok kontrol dengan penerapan model pembelajaran ekspositori adalah 71,47 dan rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi bertukar tempat adalah 81,82. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran NHT dengan strategi bertukar tempat lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran ekspositori. Selain itu diberdasarkan uji t diperoleh nilai F > dari tingkat alpha 5% (0,05) atau 0,300 >0,05 dengan sig. nilai t 0,014 < 0,05. Hal ini didukung dengan kondisi awal yang sama atau dengan kata lain kelas yang diteliti memiliki kemampuan awal yang sama. Selain itu peningkatan dari pretest ke postest menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang diaajar menggunakan model pembelajaran NHT dengan strategi bertukar tembah lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang diajar dengan manggunakan pembelajaran ekspositori. Hal itu ditunjukkan dengan perolehan rata-rata peningkatan hasil belajar dari pretest ke postes kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang denga nilai gain sebesar 0,5, sedangkan kelas kontrol dikategorikan rendah dengan nilai gain sebesar 0,1. Dengan demikian dapat diartikan bahwa model pembelajaran NHT dengan strategi bertukar tempat lebih efektif terhadap hasil belajar siswa SMP N 3 Pabelan dengan kategori peningkatan sedang dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulisyorini (2012) tentang Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
40 Together (NHT) Terhaadap Hasil Belajar dan Pencapaian Tingkat Berpikir Siswa SMP Dalam Geometri Menurut Van Hiele. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran NHT lebih efektif daripada model pembelajaran ekspositori. Peneliti melihat bahwa selama proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi bertukar tempat membuat siswa menjadi aktif selama pembelajaran dan siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selain itu siswa memiliki kesempatan untuk saling membagikan ide-ide sehingga dapat meningkatkan semangat kerjasama mereka. Dengan guru memanggil nomor secara acak untuk menunjuk siswa menyelesaikan persoalan yang ada, membuat siswa dituntut untuk benar-benar terlibat dalam diskusi. Berbeda dengan model pembelajaran ekspositori, siswa diberikan materi oleh guru dengan ceramah. Lalu siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jika kurang mengerti atas pelajaran yang disampaikan. Guru menyampaikan materi dan memberikan contoh soal. Setelah itu siswa mengerjakan latihan soal sesuai dengan yang disampaikan oleh guru. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika kurang mengerti.Dengan pembelajaran tersebut siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik saja yang dapat memahami tentang materi yang diberikan. Dengan pembelajaran model ekspositori guru masih dominan dalam memberikan informasi kepada siswa, sehingga menimbulkan terjadinya perbedaan hasil belajar.Terjadinya perbedaan hasil belajar disebabkan adanya model pembelajaran yang mendorong siswa lebih aktif, bekerja sama, dan mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab serta percaya diri. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran NHT dengan strategi bertukar tempat lebih efektif terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N 3 Pabelan.