30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali dengan jumlah 20 Siswa pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan Pecahan dengan menggunakan metode pembelajaran TGT. Penggunaan metode Teams Games Tournament (TGT) digunakan untuk membandingkan kelas eksperimen sebagai kelas kontrol metode konvensional atau ceramah. SD Negeri 1 Dologan terletak cukup jauh dari pusat kota Karanggede -+ 8 Km, tetapi SD Negeri 1 Dologan tidak tertinggal melainkan terus menunjukan prestasinya memenangkan beberapa perlombaan. Mayoritas siswa SD Negeri I Dologan beragama Islam Sumber-sumber belajar Di SD Negeri 1 Dologan masih terbatas pada kurangnya alat peraga seperti KIT pembelajaran dan belum terdapat lab komputer yang sekarang rata-rata sudah di miliki SD lain. SD Negeri I Dologan mempunyai siswa dari kelas I sampai kelas IV secara keseluruhan berjumlah 86 siswa. Tenaga pendidik di SD Negeri I Dologan terdiri dari 9 guru yaitu 1 guru olahraga, 1 guru agama, 1 guru bahasa Inggris, 6 guru kelas. Penelitian ini fokus pada siswa kelas IV khususnya terdiri dari 8 anak lakilaki dan 12 anak perempuan. Belajar anak-anak terasa nyaman karena setiap siswa mempunyai meja belajar sendiri. Ruang kelas IV mendapat pencahayaan yang cukup terang sehingga suasana belajar terasa nyaman.
31
4.2 Hasil Distribusi Pra Siklus 4.2.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri I Karanggede. Jumlah siswa dalam penelitian ini adalah 20 anak. Hasil belajar siswa masih rendah dari hasil wawancara dengan siswa dan wawancara dengan guru kebanyakan siswa di asuh oleh neneknya karena orangtua siswa pergi ke luar kota untuk bekerja sehingga kurangnya perhatian belajar anak. Banyak siswa yang belum tuntas dari KKM 70 sebelum dilakukan tindakan. Keaktifan anak saat pembelajaran di kelas belum terlihat karena masih banyak siswa yang hanya diam tenang mendengarkan penjelasan guru dan saat ditanya pun juga banyak diam. Hal itu dipengaruhi juga karena siswa terbiasa dengan ceramah yang membuat anak menjadi pasif. Hasil belajar dapat diketahui dari data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan peneliti yang terdapat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1. Distribusi Skor Tes Pra Siklus No. Rentang Nilai
Frekuensi Presentase
Ketuntasan KKM ≥ 70
1.
60-69
8
40%
Tidak Tuntas
2.
70-79
4
20%
Tuntas
3.
80-89
3
15%
Tuntas
4.
90-99
5
25%
Tuntas
Jumlah 20 Sumber: data yang sudah diolah
100%
Tabel 4.1 menjeleskan distibusi tes saja, belum menggambarkan hasil belajarnya. Hal disebabkan oleh pengukuran tentang minat belajar tidak penah dilakukan. Skor pra siklus sebelum dilakukan penelitian diperoleh rata-rata hasil tes siswa rata-rata 74,75 dengan ketuntasan belajar 60% atau 12 siswa tuntas dengan mendapat nilai lebih atau sama dengan 70 dan siswa tidak tuntas 40% sejumlah 8 anak. Nilai tertinggi 95 dan terendah 60. Dari data kondisi awal maka dilakukan tindakan pada siklus I supaya hasil belajar menjadi maksimal.
32
4.2.2 Siklus I Pembelajaran
pertama
dilaksanakan
dengan
pokok
bahasan
menjelaskan arti pecahan dan urutannya. Siklus I ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dalam pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut : a. Perencanaan. Sebelum melakukan pembelajaran, persiapan yang dilakukan peneliti untuk mencapai pelajaran secara optimal yaitu: 1. Membuat rencana pembelajaran Matematika materi operasi pecahan. 2. Mengembangkan skenario pembelajaran. 3. Menyusun LKS. 4. Menyiapkan sumber belajar. 5. Simulasi
pembelajaran
berdasarkan
desain
rencana
pembelajaran. 6. Revisi rencana pembelajaran setelah masukan dari simulasi. 7. Menyusun alat tes yang digunakan akhir pembelajaran. 8. Mengembangkan format observasi pembelajaran. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu kegiatan awal yang diawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi pada siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian guru memberikan informasi singkat tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti yang di dalamnya dilaksanakan kegiatan
yang
sesuai
dengan
yang
direncanakan
yaitu
pembelajaran dengan metode permainan dan pemberian tes kepada siswa.
33
Pertemuan I Tindakan dalam penelitian ini dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2014 yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan awal (10 menit) a. Memberi salam, doa, dan presensi b. Perkenalan singkat c. Memberi apersepsi dengan bermain lipat kertas. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti (50 menit) a. Eksplorasi -
Guru bertanya “jika Bunda akan memotong kue untuk ayah, Imon, dan Bunda sama besar, berapakah bagian masing-masing?
-
Siswa bertanya jawab dengan guru tentang bagian pecahan.
b. Elaborasi -
Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai pecahan
-
Siswa dan guru melakukan diskusi kelas tentang menyatakan pecahan dalam gambar
-
Siswa
memperhatikan
penjelasan
guru
mengenai
menyatakan pecahan sebagai operasi pembagian -
Siswa dibagi dalam kelompok 3-4 anak secara heterogen
-
Siswa dijelaskan aturan permainan tentang Teams Games Tournament (TGT)
-
Siswa dibagi LK Poin soal dengan petunjuk guru
-
Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil kartu soal dan menjawab pertanyaan secara bergiliran dengan kelompok lain
34
-
Siswa dalam kelompok bertanggungjawab mengerjakan tugas sesuai soalnya
-
Siswa dengan jawaban benar memberikan nilai bagi kelompoknya
-
Guru melempar kartu soal ke kelompok lain yang bisa menjawab jika jawaban kelompok yang ditunjuk salah
-
Guru menjumlahkan nilai masing-masing kelompok
-
Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa
-
Guru memberi penguatan atas hasil kerja siswa
c. Konfirmasi -
Guru bertanya jawab kepada siswa jika ada materi yang belum dimengerti
-
Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Pertemuan II Tindakan dalam penelitian ini dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2014 yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan awal (10 menit) a. Memberi salam, doa, dan presensi b. Siswa diajak menyanyikan lagu “1,2,3,4”. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti (50 menit) a. Eksplorasi -
Guru
bertanya
mengenai urutan
lagu
yang
telah
dinyanyikan -
Siswa
bertanya
jawab
dengan
guru
tentang
membandingkan pecahan dan urutannya b. Elaborasi -
Siswa
memperhatikan
membandingkan pecahan
penjelasan
guru
mengenai
35
-
Siswa dan guru melakukan diskusi kelas tentang membandingkan pecahan
-
Siswa
memperhatikan
penjelasan
guru
mengenai
mengurutkan pecahan berpenyebut sama -
Siswa dibagi dalam kelompok 3-4 anak secara heterogen
-
Siswa dijelaskan aturan permainan tentang Teams Games Tournament (TGT)
-
Siswa dibagi LK Poin soal dengan petunjuk guru
-
Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil kartu soal dan menjawab pertanyaan secara bergiliran dengan kelompok lain
-
Siswa dalam kelompok bertanggungjawab mengerjakan tugas sesuai soalnya
-
Siswa dengan jawaban benar memberikan nilai bagi kelompoknya
-
Guru melempar kartu soal ke kelompok lain yang bisa menjawab jika jawaban kelompok yang ditunjuk salah
-
Guru menjumlahkan nilai masing-masing kelompok
-
Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa
-
Guru memberi penguatan atas hasil kerja siswa
c. Konfirmasi -
Guru bertanya jawab kepada siswa jika ada materi yang belum dimengerti
-
Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
c. Observasi 1. Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama masih ada kendala saat pembelajaran berlangsung yaitu sebagai berikut: 1.1 Saat kartu soal di bacakan kembali oleh guru sebagai kartu rebutan, sebelum guru selesai membaca soal siswa sudah
36
angkat tangan sehingga guru kebingungan siapa yang bisa menjawab dahulu. 1.2 Ada beberapa siswa yang hanya diam saja ketika kartu soal yang tidak bisa dijawab diberikan ke kelompok lain atau sebagai rebutan. 2. Pertemuan kedua 2.1 Siswa menunjukan perubahan mulai tenang dan semangat belajar saat mengikuti pembelajaran dengan metode kuis. 2.2 Siswa mulai aktif menjawab kartu soal yang dibuat rebutan meskipun jawabannya belum tepat. d. Refleksi Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes siklus I pada penelitian ini terdapat 16 siswa yang tuntas dan 4 siswa belum tuntas belajar sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Hasil penelitian pada pembelajaran siklus I siswa sudah mulai aktif tetapi beberapa siswa masih kurang berminat mengikuti pelajaran. Ketuntasan belajar siswa mencapai 80%
dan 20%
siswa belum tuntas belajar. Belum tuntasnya belajar anak karena interaksi dari guru dengan siswa belum berhasil baik yaitu siswa pada saat perlajaran kurang memperhatikan penjelasan guru dan hanya pasif. Meskipun demikian pada siklus I ini telah terjadi peningkatan hasil belajar pre tes dari rata-rata kelas 74,75 dengan siswa tidak tuntas 8 anak pada siklus I rata-rata kelas menjadi 78,25 dengan siswa tidak tuntas 4 anak yang nilainya masih belum menapai KKM 70. Berdasarkan kekurangan pada siklus I, maka peneliti akan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus II supaya hasil belajar siswa tercapai optimal. Dalam penelitian ini untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya dilakukan dengan cara yaitu: a. Guru memberi pujian kepada siswa pertannyaan dengan benar.
yang
menjawab
37
b. Mengajak siswa yang tidak aktif untuk menjawab kartu soal suapaya kelompoknya menang. c. Memberi repetisi arahan yang jelas supaya siswa menaati aturan permainan 4.2.3 Siklus II Pembelajaran kedua dilaksanakan dengan pokok bahasan menyederhanakan berbagai bentuk pecahan.
Siklus I ini
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dalam pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut : a. Perencanaan. Peneliti
melakukan
persiapan
untuk
melaksanakan
pertemuan siklus II dengan mempersiapakan instrumen, alat dan bahan yang lebih baik dari siklus I. Berdasarkan hasil pembelajaran pada saat siklus I yang belum memuaskan, rencana tindakan pada siklus II difokuskan pada tingkat keberhasilan penguasaan materi pada siswa. b. Tindakan Tindakan pada siklus II dilakukan sesuai dengan rancangan pembelajaran yaitu pada rencana mengajar harian, seperti yang dilakukan pada siklus I. Tindakan dalam penelitian ini dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014 yaitu sebagai berikut: Pertemuan I 1. Kegiatan awal (10 menit) a. Memberi salam, doa, dan presensi b. Memberi apersepsi dengan bercerita tentang pecahan. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti (50 menit) a. Eksplorasi -
Guru bertanya tentang pecahan yang senilai
38
-
Siswa bertanya jawab dengan guru tentang menentukan pecahan senilai
b. Elaborasi -
Siswa
memperhatikan
penjelasan
guru
mengenai
menentukan pecahan senilai -
Siswa dibagi dalam team/kelompok 3-4 anak dan menempatkan team pada meja turnamen secara heterogen
-
Siswa dijelaskan aturan permainan tentang Teams Games Tournament (TGT)
-
Siswa dibagi LK Poin soal dengan petunjuk guru
-
Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil kartu soal dan menjawab pertanyaan secara bergiliran dengan kelompok lain
-
Siswa dalam kelompok bertanggungjawab mengerjakan tugas sesuai soalnya
-
Siswa dengan jawaban benar memberikan nilai bagi kelompoknya
-
Guru melempar kartu soal ke kelompok lain yang bisa menjawab jika jawaban kelompok yang ditunjuk salah
-
Guru menjumlahkan nilai masing-masing kelompok
-
Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa
-
Guru memberi penguatan atas hasil kerja siswa
c. Konfirmasi -
Guru bertanya jawab kepada siswa jika ada materi yang belum dimengerti
-
Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Pertemuan II 1. Kegiatan awal (10 menit)
39
a. Memberi salam, doa, dan presensi b. Siswa diajak menyanyikan lagu c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti (50 menit) a. Eksplorasi -
Guru bertanya tentang materi sebelumnya
-
Siswa
bertanya
jawab
dengan
guru
tentang
menyederhanakan pecahan b. Elaborasi -
Siswa
memperhatikan
penjelasan
guru
mengenai
menyederhanakan pecahan -
Guru bertanya kemajuan belajar anakjika ada materi yang belum dimengerti
-
Siswa dibagi dalam team/kelompok 3-4 anak dan menempatkan team pada meja turnamen heterogen
-
Siswa dijelaskan aturan permainan tentang Teams Games Tournament (TGT)
-
Siswa dibagi LK Poin soal dengan petunjuk guru
-
Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil kartu soal dan menjawab pertanyaan secara bergiliran dengan kelompok lain
-
Siswa dalam kelompok bertanggungjawab mengerjakan tugas sesuai soalnya
-
Siswa dengan jawaban benar memberikan nilai bagi kelompoknya
-
Guru melempar kartu soal ke kelompok lain yang bisa menjawab jika jawaban kelompok yang ditunjuk salah
-
Guru menjumlahkan nilai masing-masing kelompok
-
Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa
-
Guru memberi penguatan atas hasil kerja siswa
c. Konfirmasi
40
-
Guru bertanya jawab kepada siswa jika ada materi yang belum dimengerti
-
Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
c. Observasi 1. Pertemuan pertama a. Siswa menunjukan antusias yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. b. Siswa mengikuti aturan dan petunjuk guru dengan benar. c. Semua siswa aktif menjawab kartu soal yang dibacakan oleh guru sebagai kartu rebutan. 2. Pertemuan kedua a. Siswa
menunjukan
semangat
belajar
tinggi
mengikuti
pembelajaran dan aktif saat pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi Berdasarkan penelitian dan obeservasi yang dilakukan pada siklus II siswa aktif saat pembelajaran dibandingkan saat pembelajaran pada siklus I, siswa sudah terbiasa dengan metode permainan turnamen yang digunakan. Siswa pada saat pembelajaran siklus II aktif beretanya dan saat guru meberikan pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis tes pada penelitian ini, siklus II menunjukan ketuntasan siswa mencapai 100% dengan nilai lebih atau sama dengan KKM 70. Hasil tes siswa pada siklus II ini rata-ratanya adalah 79,75 sehingga tindakkan siklus II ini tidak perlu diadakan tindakan pada siklus berikutnya.
41
4.3 Pembahasan Tiap dan Antar Siklus Proses pembelajaran dari kondisi awal sampai siklus II menunjukan peningkatan yang lebih baik dilihat dari data penelitian. Data penelitian selama proses pembelajaran antara lain: 4.3.1 Hasil Belajar 4.3.1.1 Pra Siklus Data hasil evaluasi belajar pra sikus pada pembelajaran matematika kelas IV adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Distribusi Skor Tes Pra Siklus No. Rentang Nilai
Frekuensi Presentase
Ketuntasan KKM ≥70
1.
60-69
8
40%
Tidak Tuntas
2.
70-79
4
20%
Tuntas
3.
80-89
3
15%
Tuntas
4.
90-99
5
25%
Tuntas
20
100%
Jumlah
Sumber: data yang sudah diolah Tabel 4.1 menjeleskan distibusi tes saja, belum menggambarkan hasil belajarnya. Hal disebabkan oleh pengukuran tentang minat belajar tidak penah dilakukan. Skor pra siklus sebelum dilakukan penelitian diperoleh rata-rata hasil tes siswa rata-rata 74,75 dengan ketuntasan belajar 60% atau 12 siswa tuntas dengan mendapat nilai lebih atau sama dengan 70 dan siswa tidak tuntas 40% sejumlah 8 anak. Nilai tertinggi 95 dan terendah 60. Dari data
42
kondisi awal maka dilakukan tindakan pada siklus I supaya hasil belajar
P r e s e n t a s e
Hasil Belajar Matematika Pra Siklus 40% 40%
20%
20%
5%
3%
0%
Presentase
0% 60-69
70-79
80-89
90-99
100
Rentang Nilai
menjadi maksimal. Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Sumber: data yang sudah diolah
Tabel hasil analisis diagram batang menunjukkan ketuntasan belajar pra siklus pada rentang nilai 60-69 terdapat 40% siswa tidak tuntas dan 60% KKM ≥ 70 siswa tuntas sesuai KKM hasil belajar ≥ 70. 4.3.1.2 Siklus I Data hasil belajar Siklus I pembelajaran matematika kelas IV dengan menggunakan metode Teams Games Tournamnet (TGT) adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Distribusi Skor Hasil Belajar Siklus I No.
Rentang Nilai
Frekuensi
Presentase
Ketuntasan KKM ≥ 70
hasil belajar 1.
50-59
3
15%
Tidak Tuntas
2.
60-69
1
5%
Tidak Tuntas
3.
70-79
13
65%
Tuntas
4.
80-89
3
15%
Tuntas
5.
90-99
-
0%
Tuntas
Jumlah
20
100%
Sumber: data yang sudah diolah
43
Tabel 4.2 menunjukkan hasil belajar yang merupakan total skor dari minat dan tes pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 71,2 dengan ketuntasan belajar 80% atau 16 siswa tuntas dengan KKM ≥70 dan siswa tidak tuntas 20% sejumlah 4 anak. Nilai tertinggi 83,5 dan terendah 47. Penggunaan metode Teams Games Tournament (TGT) sudah mengalami peningkatan dari jumlah siswa 8 siswa yang belum tuntas menjadi 4 siswa meski belum mencapai 100%.
P r e s e n t a s e
Hasil Belajar Matematika Siklus I 80% 60% 40% 20% 0%
65% 15%
5%
15%
0%
0%
50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
100
Presentase KKM ≥ 70
Rentang Nilai
Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Siklus I. Sumber: data yang sudah diolah
Gambar 4.2 menunjukan hasil belajar yang merupakan total skor dari minat dan tes siklus I pada rentang nilai 50-69 terdapat 20% siswa tidak tuntas dan 80% siswa tuntas sesuai KKM ≥ 70. Penggunaan metode Teams Games Tournament (TGT) sudah mengalami peningkatan dari diagram batang pra siklus.
44
4.3.1.3 Siklus II Data hasil evaluasi Siklus II dengan menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) pada pembelajaran matematika kelas IV adalah sebagai berikut: Tabel 4.4. Distribusi Skor Hasil Belajar Siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi Presentase Ketuntasan KKM ≥ 70 1. 70-79 16 80% Tuntas 2. 80-89 4 20% Tuntas 3. 90-99 0% Tuntas Jumlah 20 100% Sumber: data yang sudah diolah
Tabel 4.2 menunjukan hasil belajar yang merupakan total skor dari minat dan tes diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 74,6 dengan ketuntasan belajar 100% atau 20 siswa tuntas KKM ≥ 70 dan siswa tidak tuntas 0% sejumlah 0 anak. Nilai tertinggi 83,5 dan terendah 70. Data pada tabel 4.3 menunjukan bahwa metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) mampu mengatasi permasalahan.
P r e s e e n t a s
Hasil Hasil Belajar Matematika Siklus II 100%
80% 20%
50%
0%
0%
0% Presentase
0% 70-79
80-89
90-99
100
100
Rentang Nilai
KKM ≥ 70
Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Siklus II. Sumber: data yang sudah diolah
Gambar 4.3 menunjukan hasil belajar yang merupakan skor dari tes dan minat dengan ketuntasan belajar siklus II pada rentang nilai 70-100
45
tuntas dengan presentase 100% sesuai KKM ≥ 70. Penggunaan metode Teams Games Tournament (TGT) sudah mengalami peningkatan dari diagram batang siklus I. Tabel 4.5 Perbandingan hasil belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II Kondisi Awal No.
Nilai (x)
Ketuntasan
Frekuensi (siswa)
1.
X <70
2.
X ≥70
Belum
Presentase
Siklus I Frekuensi
(%)
(siswa)
Siklus II
Presentase (%)
Frekuensi (siswa)
Presentase (%)
8
40%
4
20%
0
0%
Tuntas
12
60%
16
80%
20
100%
Jumlah
20
100%
20
100%
20
100%
tuntas
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah Tabel 4.5 menunjukan hasil belajar yang merupakan skor tes dan minat belajar kondisi awal jumlah yaitu siswa yang belum mencapai target KKM ada 8 siswa dan yang sudah mencapai KKM ada 12 siswa yang berarti presentase ketuntasan sebesar 60%. Siklus I presentase ketuntasan meningkat menjadi 80% tetapi belum mencapai indikator keberhasilan dengan 16 siswa mencapai KKM dan 4 siswa belum mencapai KKM. Siklus II menunjukan 100% siswa mencapai KKM ≥ 70.
46
4.3.2 Angket Minat belajar Data angket minat belajar dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data hasil evaluasi pembelajaran terkait dengan penerapan metode Teams Games Tournament (TGT) yaitu sebagai berikut: Tabel 4.6 Distribusi Skor Minat Belajar Siklus I Siklus I No.
Aspek
Indikator Jumlah
%
1.
≥70
Sangat Tinggi
9
45%
2.
60-69
Tingggi
8
40%
3.
50-59
Rendah
1
5%
4.
40-49
Rendah Sekali
1
10%
5
<40
Sangat Rendah
1
5%
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah Tabel 4.6 menunjukan 3 siswa pada skor ketercapaian rendah hingga sangat rendah dan 17 siswa berada pada skor ketercapaian tinggi sampai sangat tinggi dengan presentase 85%.
47
Pelaksanaan siklus II juga memberikan angket minat kepada siswa yaitu sebagai berikut: Tabel 4.7 Data Hasil Angket Minat Belajar Siklus II Siklus II No.
Aspek
Indikator Jumlah
%
1.
>=70
Sangat Tinggi
14
70%
2.
60-69
Tingggi
6
30%
3.
50-59
Rendah
0
0%
4.
40-49
Rendah Sekali
0
0%
5
<40
Sangat Rendah
0
0%
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah Tabel 4.6 menunjukan minat belajar, 0 siswa pada skor ketercapaian rendah dan 20 siswa berada pada skor ketercapaian tinggi sampai sangat tinggi dengan presentase ketuntasan 100%. Pembelajaran Teams Games Torunament (TGT) menunjukan hasil bahwa TGT mampu meningkatkan minat belajar siswa. 4.3.3 Lembar Observasi Hasil pengamatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti diamati oleh guru sebagai observer. Guru kelas sebagai supervisi pada siklus I dan siklus II. Pada tahap kondisi awal belum ada tindakan guru kelas sebagai observer. Hasil rekapitulasi tahapan kegiatan pembelajaran yaitu sebgai berikut:
48
Tabel 4.8 Data hasil observasi pembelajaran No.
Tahap kegiatan pembelajaran
1.
Siklus I
Keterangan
- Kegiatan Pra pembelajaran
- Cukup Baik
- Kegiatan Inti Pembelajaran
- Baik
- Kegiatan Akhir Pembelajaran
- Baik
2.
Siklus II - Kegiatan Pra pembelajaran
- Baik
- Kegiatan Inti Pembelajaran
- Baik
Kegiatan Akhir Pembelajaran
- Baik
Sumber: Berdasarkan data yang telah diolah Tabel 4.8 menunjukan terdapat peningkatan proses pembelajaran yang telah dilakukan dalam penggunaan metode Teams Games Tournament (TGT) dalam penelitian ini pada siklus I yaitu kegiatan pra pembelajaran cukup baik, pada siklus II kegiatan pra pembelajaran menjadi baik. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan total skor dari tes dan minat. Hasil belajar mengalami peningkatan. Pembelajaran sebelum menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) presentasenya keberhasilannya 60% dengan rata-rata 74,75. menggunakan
Teams
Pembelajaran pada
Games
Tournament
siklus I (TGT)
dengan
mengalami
49
peningkatan dengan presentase keberhasilan 80% dengan rata-rata 71,22. Seperti dikemukakan Sudjana & Rivai (Sutirman 2013: 16) menyebutkan bahwa pembelajaran lebih menarik perhatian sehingga menumbuhkan motivasi belajar. Seperti dikemukakan (Huda 2013: 5) bahwa pembelajaran sebagai perubahan kapasitas salah satu contoh perubahannya adalah ketika seorang pembelajar yang awalnya takut pada pelajaran tertentu ternyata berubah menjadi seseorang yang sangat percaya diri dalam menyelesaikan pelajaran tersebut. Pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan
Teams
Games
Tournament
(TGT)
mengalami
peningkatan mencapai indikator 100% tuntas sesuai KKM ≥ 70 dengan rata-rata 74,6. Berdasarkan data-data yang telah diolah dalam penelitian ini metode Teams Games Tournament (TGT) mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas IV SD Negeri I Dologan Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. 4.4.2 Proses Pembelajaran Pada kondisi awal, proses pembelajaran berlangsung dengan Guru selalu
menggunakan
metode
ceramah,
Model
pembelajaran
Matematika yang digunakan guru selama 1 semester tidak mengacu model pembelajaran manapun, Ketuntasan belajar matematika siswa kelas IV SD N 1 Dologan dengan KKM 70, nampak seluruh siswa tidak tuntas belajar. Salah satu penyebabnya adalah penetapan hasil belajar hanya mengacu pada skor tes, padahal minat belajar siswa tidak diukur (diskoring). Skor maksimal tes 85 dengan rata-rata tes 75,71 dan skor minimal tes 40 dengan rata-rata 55,38. Ini tidak meggambarkan skor hasil belajar, Aktivitas siswa ketika belajar sibuk bermain sendiri, asyik menggambar pada bukunya, dan berbicara dengan temannya saat
pelajaran
berlangsung dan kurangnya
50
Penggunaan model pembelajaran dalam Matematika mengakibatkan kejenuhan siswa hingga muncul kebosanan dan mengurangi minat belajar karena siswa hanya pasif menjadi pendengar. Seperti dikemukakan (Ratna 2011:5) bahwa perasaan takut akan simbol yang timbul pada siswa-siswa bila mereka untuk pertama kalinya menghadapi simbol-simbol matematika , seperti α, β, atau y= ax + bx + c, mungkin didasarkan pada responden terkondisi tentang respon rasa takutterhadap soal-soal matematika. Bogner (Huda 2013: 38) untuk belajar individu-individu harus terlibat aktif secara mental dalam menghubungkan peristiwa-peristiwa dengan makna-makna. Penggunaan Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I mengalami peningkatan dari siswa yang pada kegiatan awal pembelajaran siklus I kurang semangat belajar menjadi mau belajar setelah diajak belajar sambil bermain melalui kartu soal Teams Games Tournament (TGT). Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan guru dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru tentang materi Matematika. Antusias dan minat anak untuk belajar sudah terlihat ketika mengikuti turnamen. Seperti dikemukakan (Huda 2013:5) bahwa pembelajaran sebagai perubahan perilaku yaitu salah satu contoh perubahannya adalah ketika seorang pembelajar yang awalnya tidak begitu perhatian dalam kelas ternyata berubah menjadi sangat perhatian. Konsentrasi siswa sudah terlihat ketika kartu soal rebutan diberikan kepada kelompok yang bisa menjawab benar. Walaupun ada hambatan selama proses belajar mengajar berlangsung, metode Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I cukup optimal hasilnya karena adanya peningkatan hasil dan minat belajar yang terjadi yaitu 80% siswa tuntas siklus I menjadi 100% tuntas pada siklus II seperti dikemukakan (Ratna 2011: 5) bahwa seorang guru yang meneliti
51
peristiwa-peristiwa belajar dengan model belajar responden dapat menolong para siswa memahami perasaan mereka, mencapai hasilhasil belajar yang lebih memuaskan, dan mencegah mereka dari belajar respons-respons yang tidak diinginkan. Teams Games Tournament (TGT) pada siklus II semakin meningkat dalam pembelajaran karena proses pembelajaran dilakukan dari hasil refleksi siklus I. Siswa menunjukan semangat belajar konsentrasi dari awal pelajaran sampai akhir. Semangat belajar siswa terlihat ketika diberi kartu soal turnament semua siswa mengangkat tangan dan mau menjawab pertanyaan untuk kelompoknya. Huda (2013: 16) pengajaran diartikan tidak hanya soal menyampaikan materi tetapi juga bagaimana menyajikan permainan. Siswa tidak pasif tetapi menunjukan bahwa dirinya bisa menjadi yang terbaik. Huda (2013: 17) permainan menjadi salah satu faktor pembeda yang membuat suasana kelas berbasis paradigma pembelajaran menjadi sangat menyenangkan. Siswa yang tadi hanya diam ikut menjawab
pertanyaan
dari
turnamen.
Pembelajarn
siklus
II
menunjukan bahwa Teams Games Tournament (TGT) mampu mengoptimalkan proses pembelajaran Matematika materi pecahan kelas IV SD Negeri I Dologan Kecamatan Karanggede, Boyolali. 4.4.3 Minat belajar Penggunaan Metode pembelajarn Teams Games Tournament (TGT) mampu meningkatkan minat belajar Matematika terlihat dari angket minat belajar siswa pada siklus I mencapai 85% dan siklus II mencapai 100% dengan kriteria baik. Seperti dikemukakan (Ratna 2011:5) bahwa sesungguhnya, semua hal dalam lingkungan dapat menjadi berpasangan dengan suatu stimulus yang menimbulkan respon emosional.
52
Seperti dikemukakan Dunn dan Dunn (Huda 2013: 7) pembelajar seseorang yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang diarahkan guru menuju lingkungan kelas yang nyaman dan kondisi emosional, sosiologis, psikologis, dan fisiologis yang
kondusif.
Peningkatan
minat
menunjukan
bergairahnya
seseorang dalam belajar. Minat mengalami peningkatan dilihat dari perubahan emosi dan sikap siswa seperti dikemukakan (Sutirman 2013: 17) bahwa fungsi afektif terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa menyimak tayangan materi pelajaran. Berdasarkan data pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sesuai untuk meningkatkan minat belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri I Dologan Kecamatan Karanggede, Boyolali.