BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 10 Salatiga yaitu kelas VII D dan kelas VII E. Kelas VIID diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan pada kelas VIIE diberi perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe GI. Jumlah siswa kelas VII D adalah 31 siswa, sedangkan kelas VII E terdiri dari 29 siswa. Data subyek penelitian seperti yang terlihat dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SMP N 10 Salatiga Kelas
Jumlah siswa
GI
29
NHT
31
Jumlah
60
B. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Instrumen Pretest Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Formula yang digunakan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Product Moment. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen yang layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian instrument sebanyak 24 soal dari 30 soal. Hasil analisis uji coba pretest dapat dilihat pada tabel 4.2. Indikator Empirik Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 8 Soal 9 Soal 10 Soal 12
r .634 .691 .428 .860 .391 .475 .633 .869 .475 .879
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Pretest Indikator Ket Empirik Valid Soal 15 Valid Soal 17 Valid Soal 18 Valid Soal 19 Valid Soal 20 Valid Soal 21 Valid Soal 22 Valid Soal 23 Valid Soal 25 Valid Soal 26
37
r .933 .471 .641 .512 .710 .641 .624 .645 .604 .800
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Indikator Empirik Soal 13 Soal 14
r .391 .481
Indikator Empirik Soal 27 Soal 29
Ket Valid Valid
r .678 .388
Ket Valid Valid
Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa dari 24 soal dinyatakan valid dengan koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0.943. Blue print akhir instrumen yang digunakan untuk pretest kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Blue Print Butir Soal Pretest KD
Memahami pengertian, notasi himpunan serta penyajiannya
Memahami konsep himpunan bagian
Melakukan operasi irisan, gbungan, kurang, dan komplemen pada himpunan
Menyajikan himpunan dengan diagram venn
Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
Indikator Menyebutkan anggota dan bukan anggota himpunan Menyatakan notasi himpunan Mengenal himpunan kosong dan notasinya Menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan Menentukan banyak himpunan bagian suatu himpunan Mengenal pengertian himpunan semesta, serta dapat menyebutkan anggotanya Menjelaskan pengertian irisan dan gabungan dua himpunan Menjelaskan kurang suatu himpunan dari himpunan lainnya Menyajikan gabungan atau irisan dua himpunan dengan diagram venn Menyajikan komplemen suatu himpunan Menyelesaikan masalah dengan menggunakan diagram venn dn konsep himpunan
38
No. Soal
Jumlah
4, 18
2
10
1
3
1
2, 8, 27, 29
5
1, 23
2
9, 13
2
5
1
25
1
15, 17, 21
3
20
1
6, 12, 14, 19, 22, 26
6
2. Instrumen Posttest Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Formula yang digunakan dalam uji validitas adalah menggunakan formula Pearson Product Moment, dan perhitungan menggunakan aplikasi SPSS versi 16. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen yang layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian instrument sebanyak 23 soal dari 30 soal. Hasil analisis uji coba posttest dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil analisis uji coba validitas butir soal Posttest Indikator Empirik Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 6 Soal 8 Soal 10 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15 Soal 16
r .411 .579 .586 .590 .573 .541 .506 .615 .584 .575 .341 .522
Indikator Empirik Soal 18 Soal 19 Soal 20 Soal 21 Soal 22 Soal 24 Soal 25 Soal 26 Soal 27 Soal 28 Soal 30
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
r .571 .316 .468 .593 .421 .551 .517 .597 .446 .528 .538
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan Tabel 4.4s terlihat bahwa dari 23 soal dinyatakan valid dengan koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0.907. Blue print akhir instrumen yang digunakan untuk pretest kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Blue Print Soal Posttest KD
Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut
Indikator Menjelaskan kedudukan dua garis yang sejajar Mengenal sudut dan satuan sudut Hubungan antar sudut Menjelaskan perbedaan jenis sudut (siku, lancip, tumpul, reflek)
39
No. Soal
Jumlah
12
1
3, 19, 24
3
2, 4, 8, 10, 20, 22, 25, 26, 30
9
1, 15, 21, 27
5
KD Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain
Indikator Menemukan sifat sudut jika dua garis sejajar dipotong garis ketiga (garis lain) Menggunakan sifatsifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal
No. Soal 14, 16
6,13, 28
18,
Jumlah 2
4
C. Analisis Tahap Awal 1. Statistik Deskriptif Pretest Hasil belajar melalui pretest didata kemudian dihitung mean dan standar deviasi setiap variabel dalam penelitian, selain itu dilihat nilai maximum dan minimumnya untuk Kelompok GI dan Kelompok NHT. Data hasil belajar menurut pedoman penskoran yaitu skor tertinggi 100 dan skor terendah 0. Data diolah melalui SPSS versi 16. Data hasil pengolahan tersebut terlihat dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Melalui Pretest Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
pretest_7D
31
20.8
87.5
56.99
22.63
pretest_7E
29
20.8
91.7
56.03
22.64
Valid N (listwise)
29
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada Kelompok NHT (kelas VIID) adalah 31 siswa. Nilai minimum dari kelas ini adalah 20,8, sedangkan nilai maksimum yang dicapai adalah 87,5 dengan nilai rata-ratanya sebesar 56,99 dan standar deviasinya = 22,63. Jumlah sampel dari Kelompok GI (VIIE) adalah 29 siswa, dengan nilai minimum 20,8 dan nilai maksimum yang dicapai adalah 91,7. Rata-rata di Kelompok GI adalah sebesar 56,03 dan standar deviasinya = 22,64. Kategori hasil belajar matematika dibagi dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kategori hasil belajar matematika adalah sebagai berikut: Tinggi : 79,1 – nilai Sedang : 34,0 – 79,0 40
Rendah : nilai – 33,9 Hasil pengukuran hasil belajar matematika terhadap subyek penelitian adalah tampak seperti pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Kategori hasil belajar SMP Negeri 10 Salatiga kategori
Kelompok GI 6 orang 20.69 % 15 orang 51.72 % 8 orang 27.59 %
Tinggi Sedang Rendah
Kelompok NHT 10 orang 32.26 % 13 orang 41.93 % 8 orang 25.81 %
2. Uji Normalitas Pretest Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu p > 0.05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas untuk pretest dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pretest_7D N a
Normal Parameters
Mean Std. Deviation
Most Differences
Extreme Absolute
pretest_7E 31
29
56.994
56.034
22.6296
22.6381
.159
.088
Positive
.141
.084
Negative
-.159
-.088
Kolmogorov-Smirnov Z
.887
.476
Asymp. Sig. (2-tailed)
.411
.977
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel (N) pada kelas VIID adalah 31 siswa sedangkan pada kelas VIIE adalah 29 siswa. Nilai signifikansi kelas VIID = 0.411 dan kelas VIIE = 0.977. Nilai signifkansi dari kedua kelas lebih besar dari 0.05, yang berarti H0 diterima dengan kata lain distribusi dari kedua kelas adalah normal.
41
3. Uji Beda Rata-Rata Perhitungan dilakukan dengan menggunakan independent sample t-test bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika sebelum menggunakan GI dan NHT. Hasil pengolahan uji t melalui SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Sebelum Menggunakan GI dan NHT Independent Samples Test Nilai_pretest Equal variances Equal variances not assumed assumed Levene's Test F for Equality of Sig. Variances
.556
t-test Equality Means
.164
.164
58
57.731
.870
.870
.9591
.9591
.459
for T of Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
5.8473
5.8473
-10.7455
-10.7468
12.6636
12.6649
Asumsi yang digunakan untuk analisis uji beda t-test adalah asumsi equal variances assumed. Dari tabel 4.9 terlihat bahwa nilai t adalah 0.164 dengan signifikansi = 0.870 > 0.05, yang berarti bahwa H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelas VIID dan VIIE sebelum diberi perlakuan.
D. Analisis Tahap Akhir 1. Diskripsi Hasil Belajar Posttest Hasil belajar melalui posttest didata seperti halnya pada pretest yaitu dihitung mean dan standar deviasi setiap variabel dalam penelitian, serta dilihat nilai maximum dan minimumnya untuk Kelompok GI (kelas VIIE) dan Kelompok NHT (kelas VIID). Data hasil belajar menurut pedoman penskoran yaitu skor tertinggi 100 dan skor terendah 0. Data diolah melalui SPSS versi 16. Hasil pengolahan melalui SPSS 16 terlihat dalam tabel 4.10. 42
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Melalui Posttest Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
nilai_posttest7D
31
52.2
82.6
68.735
6.7710
nilai_posttest7E
29
47.8
82.6
62.076
7.8761
Valid N (listwise)
29
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa jumlah sampel pada kelas VIID adalah 31 siswa dan 29 siswa pada kelas VIIE. Nilai minimum dari kelas VIID adalah 52.2 dan 47.8 untuk kelas VIIE, sedangkan nilai maksimum yang dicapai oleh kedua kelas tersebut adalah 82.6.3 dengan nilai rata-rata dari kelas VIID sebesar 68,735 dan 62.076 dari kelas VIIE sedangkan standar deviasinya = 6.77 dan 7.87. Kategori hasil belajar matematika dibagi dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kategori hasil belajar matematika tersebut adalah sebagai berikut: Tinggi : 72.7 – nilai Sedang : 58.2 – 72.6 Rendah : nilai – 58.1 Hasil pengukuran hasil belajar matematika terhadap subyek penelitian adalah tampak seperti pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Kategori hasil belajar SMP Negeri 10 Salatiga kategori Tinggi Sedang Rendah
Kelompok GI 2 orang 6.90 % 17 orang 58.62 % 10 orang 34.48 %
Kelompok NHT 10 orang 32.26 % 19 orang 61.29 % 2 orang 6.45 %
2. Uji Normalitas Hasil Posttest Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu p > 0.05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas untuk pretest dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.12. 43
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilai_posttest7D N a
Normal Parameters
nilai_posttest7E
31
29
Mean
68.735
62.076
Std. Deviation
6.7710
7.8761
Most Extreme Absolute Differences Positive
.196
.140
.127
.140
Negative
-.196
-.106
1.091
.753
.185
.622
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel (N) pada kelas VIID adalah 31 siswa sedangkan pada kelas VIIE adalah 29 siswa. Nilai signifikansi kelas VIID = 0.185 dan kelas VIIE = 0.622. Nilai signifkansi dari kedua kelas lebih besar dari 0.05, yang berarti H0 diterima dengan kata lain sebaran data dari kedua kelas adalah normal.
3. Uji Beda Rata-Rata Analisis data pada tahap akhir adalah uji hipotesis atau uji beda rata-rata. Perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan independent sampel t-test. Hasil perhitungan uji t melalui SPSS 16 dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Setelah menggunakan GI dan NHT Independent Samples Test nilai_posttest Equal variances Equal variances assumed not assumed Levene's Test for F Equality of Variances Sig.
1.506
t-test for Equality of T Means Df
3.519
3.501
58
55.390
.225
Sig. (2-tailed) Mean Difference
44
.001
.001
6.6596
6.6596
Std. Error Difference
1.8924
1.9021
95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
2.8715
2.8483
10.4478
10.4709
Asumsi yang digunakan untuk analisis uji beda t-test adalah asumsi equal variances assumed. Dari tabel 4.13 terlihat bahwa nilai t adalah 3.519 dengan signifikansi = 0.001 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelas VIID dan VIIE setelah diberi perlakuan. Rata-rata hasil belajar matematika menggunakan model GI adalah 62,076 lebih rendah daripada yang menggunakan model NHT yang rata-rata hasil belajarnya adalah 68,735. Rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dikemukakan pembahasan terhadap hasil penelitian yaitu hasil perhitungan didapat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan hipotesis yang menyatakan “terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI dengan tipe NHT pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Salatiga” diterima. Hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sardjoko (2010) yang menyatakan bahwa siswa pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe GI. Dalam hal ini antara hasil dan prestasi belajar sama karena menurut Tu’u (2004) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas / kegiatan tertentu dan prestasi belajar juga merupakan penguasaan / keterampilan yang
45
dikembangkan oleh matapelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Hasil pretest kelas VIID yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa adalah 56.99 yang berada dalam kategori sedang dengan standar deviasi 22,63, sedangkan hasil pretest pada kelas VIIE yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI nilai rata-rata menunjukkan 56,06 yang berada dalam kategori sedang dengan standar deviasi 22.64. Signifikansi dari kedua sampel lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dikatakan kedua kelas berada pada sebaran data yang normal. Dari hasil pengamatan di lapangan juga menunjukkan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan kedua tipe model pembelajaran kooperatif siswa menjadi lebih aktif bertanya kepada guru bila ada kesulitan dalam memahami materi ataupun dalam menyelesaikan tugas. Siswa tidak hanya diam mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih aktif berdiskusi dalam kelompoknya karena setiap siswa merasa mempunyai tanggungjawab terhadap kelompoknya masing-masing. Hal ini sependapat dengan Slavin yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat lebih menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit melalui diskusi. Pembagian kelompok secara heterogen memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membantu dalam memahami konsep pelajaran. Siswa yang mempunyai tingkat penguasaan materi yang lebih baik dapat memberikan pemahaman kepada siswa lain dalam kelompoknya sehingga semua anggota kelompoknya dapat menguasai materi dengan baik juga. Menurut Isjoni (2011:45) keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru saja, melainkan dapat juga dilakukan melalui teman lain, yaitu teman sebaya. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator. Hasil posttest siswa kelas VIID yang menggunakan tipe NHT menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa adalah 68.735 yang berada dalam kategori sedang dengan standar deviasi 6.77. Hasil posttest pada kelas yang menggunakan tipe GI rata-rata hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 62.076 yang berada dalam kategori sedang dengan standar deviasi sebesar 7.88. 46
Menurut Isjoni (2011:78) yang mengatakan NHT dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama siswa, selain itu tipe model pembelajaran kooperatif ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangkan jawaban yang paling tepat. Pemberian tugas rumah memberikan latihan kepada siswa secara berulang-ulang sehingga siswa akan lebih terbiasa dalam menghadapi soal-soal. Hal ini sesuai dengan sifat matematika yang membutuhkan latihan berulang-ulang agar siswa mendapatkan pemahaman konsep yang lebih mendalam dan mengetahui bentuk-bentuk soal yang beragam sehingga memudahkan siswa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan didalam tes. Didalam GI, siswa juga dibiasakan menghadapi soal-soal melalui latihan soal yang diberikan oleh guru diakhir proses pembelajaran. Waktu yang digunakan untuk membahas latihan-latihan soal sedikit karena banyak waktu yang dipakai untuk investigasi / mencari informasi. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe GI dan tipe NHT membutuhkan waktu yang cukup lama pada tahap penyesuaian model pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa pada umumnya sudah terbiasa dengan pembelajaran model ceramah yang cenderung lebih banyak menerima materi, tanya jawab dan mencatat, sedangkan dalam model pembelajaran kooperatif ini guru bertindak sebagai faslitator dan pembimbing. Pada dasarnya kedua tipe model pembelajaran kooperatif tersebut melatih siswa untuk saling bekerja sama, berbagi ide, mendengarkan dan menerima pendapat dari orang lain sehingga siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman siswa secara bersama-sama dalam kelompok.
47