1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1. PT. Prima Kompetensi PT. Prima Kompetensi adalah salah satu perusahan yang bergerak dibidang Assesment, Training, and Development. Berdiri sejak tahun 2003, primasi suah banyak bekerja sama dengan banyak perusahaan mau swasta ataupun negeri, yang memnamtu memberikan pelatihan softskill untuk para karyawan perusahaan untuk meningkatkan potensi individu karyawan dalam meningkatkan kinerja dalam perusahaan. PT. Prima Kompetensi atau sering disebut dengan PRIMASI. PT. Prima Kompetensi (PRIMASI) memahami penuh kebutuhan terhadap suatu proses belajar dan manajemn pengetahuan (knowledge management) yang bersifat performance-based learning. Melalui eksplorasi pengetahuan secara mendalam dan berkesinambungan, baik yang bersifat ilmiah maupun tinjauan secara praktis, telah kami rancang beberapa seri pelatihan manajemen yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan perusahan. Pendekatan yang kami gunakan untuk mencapai tujuan pelatihan adalah integrasi dari segi area utama berupa peningkatan knowledge dan skills, values serta emotional energy & adge sehingga proses self awareness dan self acceptance dapat tercapai lebih optimal serta memiliki komitmen yang kuat bagi pengembangan diri dan perusahan.
1
2
4.1.2. Jenis Program Training Program pelatihan yang ditawarkan sangat beragamam seperti : 1. Soft Competency Training yang meliputi : A. People management Leadership, communication, teamwork / team building, coaching and mentoring skills, presentation skills. B. Hands on management Priority management, performance management, PDCA (Plan Do Check Action), problem solving & decision making. C. Self management Motivation, excellent service, intra personal and interpersonal skills (EI), Spiritual intelligence (SQ) and values. D. Personal life Financial planning / wealth management, health and excellent personal life. 2. Assessment center Menghasilkan gambaran potret diri (profile) mengenai sorft-side competencies yang meliputi kelemahan (development needs) maupun kekuatan (strengths) setiap karyawan untuk kepentingan pengembangan karyawan (placement, selection & strategic plan, training & development). 3. Kompetensi sebagai basis utama pengembangan SDM
3
Profile sukses seorang karyawan dapat diketehui dari seberapa besar kompetensi yang dimilikinya telah sesuai dengan persyaratan kompetensi jabatan yang diembani melalui assessment center. 4. Experiential learning method meliputi : A. Interactive discussion Sharing knowledge (management insight) & mind setting. B. Team assignment Sarana transformasi explicit knowledge menjadi tacit knowledge (learning by experience). C. Sharing lesson learned Video feedback and collective learning. 5. Team building program A. Outbound high performing team (OHPT) Pengembangan individu (individual development) khususnya dari sisi keterampilan
dan
kepemimpinan
(manajerial
/
organizational
leadership), untuk jenjang supervisor, midle and top management serta pengembangan kualitas proses tim dan mutu kinerja tim (team building).
B. Team awareness & Gathering program
4
Menstimulasi kerjasama tim terutama dalam mengembangkan sinergi, empati, rasa saling percaya (mutual trust) dan saling menghargai (mutual respect) serta komitmen untuk memberikan kontribusi optimal. 6. Planning for your (golden years) meliputi : A. Program persiapan masa pension (karir kedua) Memasuki
masa“GOLDEN AGE”.Disamping meninggalkan beberapa
aktivitas lama juga perlu mencari aktivitas baru yang dilakukan sejalan dengan tujuan hidupnya. Pelatihan ini memfasilitasi proses perubahan pola piker ( mind-set) agar siap menghadapi perubahan masa pension serta meningkatkan keyakinan diri dalam merancang program / aktifitas karir keduanya yang selaras dengan visi hidupnya. B. Ring the bell (usia 50) Meneguhkan kembali tahapan kehidupan memasuki usia 50 khususnya tantangan dan perubahan dari sisi karir, relasi, gaya hidup, kesehatan dan keuangan. 7. Life balance meliputi : A. Financial palnning (personal wealth management) Memfasilitasi proses perubahna pola piker dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesejahteran yang optimal agar tercipta ketentraman dalam bekerja. Penyusunan rencana keuangan, implementasi dan evaluasi dari sisi allocating, budgeting & costing, investasi dan perlindungan asset serta perencanan pension B. Health management
5
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan kebugaran fisik untuk kehidupan yang lebih berkualitas. Meningkatkan kemampuan mengelola kehidupan pribadi (personal life) untuk menjadi sosok yang kontributif dalm konteks relasi social dan professional. 8. Coaching & mentoring program Menstimulasi
peningkatan
keterampilan
sebagi
leader
khususnya
dalam
melaksanakan peran dan tanggung jawabnya untuk membantu mengarahkan perilaku pengembangan diri para bawahan / tim untuk mencapai kinerja yang diharapkan.. PRIMASI berharap bisa membatu para perusahan untuk mengembangkan kompetensi, kualitas hidup para karyawan untuk lebih produktif lagi dalm bekerja dan menumbuhkan selft motivation dalam setiap diri karyawan. PRIMASI sudah sangat berpengalaman dalam bidang sumberdaya manusia yang berdiri sejak tahun 2003 yang bertempat di Jakarta dan mampu bersaing dengan perusahan lain yang bergerak dibidang konsultan sumberdaya manusia.
4.1.3. Logo PRIMASI Gambar 4.1.3.
6
Sumber : PRIMASI Divisi Pemasaran 2013 4.1.4. Karakteristik PT. Prima Kompetensi Data Krakteristik Nama Perusahaan
: PT. Prima Kompetensi
Singkatan Nama Perusahan
: PRIMASI
Alamat
: Jl. Pemuda no.25-Rawamangun-Jakarta timur 13220
No Telepon
: +62 21 4705001, +62 21 47882053
No Fax
: +62 21 47882054
E-mail
:
[email protected]
Jenis perusahan
: Konsultan sumber daya manusia
Bergerak dibidang
: Training Program
4.1.5. Struktur Organisasi PT. Prima kompetensi
7
Struktur organisasi adalah kerangka dasar yang mempersatukan fungsi-fungsi suatu perusahaan yang mengakibatkan timbulnya hubungan-hubungan antara personil yang melaksanakan fungsi atau tugas masing-masing.Adapun struktur organisasi PT. Prima kompetensi adalah sebagai berikut : Gambar 4.1.5. Struktur Organisasi
KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA DIREKTUR KEUANGAN N
MARKETING
STAFF
DIREKTUR OPERASIONAL
STAFF
ADMIN
HRD
TENAGA AHLI
Sumber : PRIMASI Divisi Pemasaran 2013 4.1.6.
Klien PRIMASI
1.
PT. Bank Central Asia, Tbk
2.
Bank Mega
3.
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
4.
Bank Syariah Mandiri
5.
OCBC NISP
8
6.
Bank Jasa Jakarta
7.
PT. Taspen (Persero)
8.
PT. Trimegah Securities, Tbk
9.
PT. Bahana TCW Investment Management
10.
PT. Tugu Pratama Indonesia
11.
PT. Zurich Insurance Indonesia
12.
PT. AIG Life
13.
PT. Indosurance Broker Utama
14.
PT. Wom Finance, Tbk
15.
PT. Angkasa Pura II (Persero)
16.
PT. Jasa Angkasa Semesta, Tbk
17.
PT. Thames PAM Jaya
18.
PT. Indonesia Power
19.
PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring
20.
PT. PLN (Pesero)
21.
Telepan
22.
PT. Kalbe Farma, Tbk
23.
PT. Bintang Toedjoe
24.
PT. Nutrifood Indonesia
25.
PT. Konimex
9
26.
PT. Sharp Electronic Indonesia
27.
PT. Duta Polykem Indo
28.
PT. Matahari Putra Prima, Tbk
29.
PT. Tigaraksa Satria, Tbk
30.
Indofood Agri Resources Ltd.
31.
PT. Natrindo Telepon Selular
32.
PT. Telkomsel
33.
PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV)
34.
PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
35.
Patcy Communication
36.
PT GL- Nusantara (Member of Germanischer Lioyd Group)
37.
PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk
38.
KSO Terminal Peti Kemas Koja
39.
PT. Colorpark Indonesia, Tbk
40.
PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motor
41.
PT. Avrist Assurance
42.
ASTRIDO GROUP
43.
BP MIGAS Sumbangsel
44.
PT. Pertamina (Persero)
45.
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
10
4.2.
46.
PT. Bank ANZ Indonesia
47.
PT. Perkebunan Nusantara IV
48.
Kem Perhubungan – Dirjen Perhubungan Udara
49.
DPR RI / DPRD
Hasil Penelitian Setelah peneliti terjun langsung kelapangan untuk mencari data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik pengumpulan data. Pada akhirnya peneliti ingin menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana dalam hasil penelitian ini merupakan proses pengelolahan data dan informasi berdasarkan data primer maupun data skunder yang peneliti peroleh dengan teknik analisi data dan juga teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun data primer peneliti peroleh salah satu caranya dengan wawancara yang sudah dilakukan kebeberapa informan yang peneliti pilih berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan. Para informan yang peneliti pilih tersebut merupakan sumber informasi atau orang dalam suatu latar penelitian yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan informasi yang berkaitan erat dalam menjawab rumusan masalah yang menjadi pembahasan sekaligus fokus dalam penelitian ini yaitu mengenai gaya komunikasi instruktur dengan peserta training.
11
Ada 4 informan yang dipilih oleh peneliti, Bapak Ir. Achamd Purwono, MBA Merupakan salah satu pemegang saham di PRIMASI beliau selain menjadi pemegang saham juga menjadi salah satu instruktur kelas dalam hal ini adalah pengajar, pengalaman yang sudah bertahun-tahun dan banyak memberikan pelatihan training membuat peneliti menetapkannya sebagai narasumber dalam penelitian penulis. Beliau biasa dipanggil dengan bapak pungky. Ibu Yayu Rahayu RP, S.sos, MSi beliau merupakan staff yang menangani langsung tentang program training dan menangani tentang kompetensi instruktur. Beliau juga merupakana salah satu instruktur di PRIMASI yang sangat senior sehingga menjadi role model sehingga menciptakan kultur kerja bagaimana menjadi instruktur yang professional. Beliau biasa dipanggil dengan ibu yayu Rezki Amalia Najib, Sh dan Varetta Nurfitri, Se mereka adalah peserta training diprimasi, alasan peneliti memilih kedua informan adalah karena mereka sering mengikuti program training dengan PRIMASI sehingga mereka mengenal para instruktur kita. Beliau biasa dipanggil key dan varetta. 1.2.1. Penjelasan Singkat Tentang Primasi & Instruktur Peneliti mengajukan pertanyaan tentang penjelasan secara singkat tentang PRIMASI, dan apa yang menjadikan PRIMASI berbeda dengan perusahan lainya yang bergerak dibidang yang sama kepada bapak pungky sapaan akrab (Achmad Purwono) “PRIMASI itu adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa, yang membantu perusahaan swasta ataupun negeri dalam hal meningkatkan kinerja para karyawannya tidak hanya itu kami juga membantu dalam hal mempersiapkan mental para calon purnabakti ataupun pensiunan untuk menuju masa-masa golden age.”1
1
Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014
12
“Sekarang sudah banyak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama tapi perlu digaris-bawahi, yang merupakan strength kami adalah instruktur yang kami miliki, karena para instruktur kami sangat menjaga kebersamaan dan keakraban dengan para peserta training selama proses training berjalan sehingga membuat peserta merasakan feel-home.”2 Alasan peneliti memilih primasi sebagai tempat penelitian adalah karena PRIMASI terkenal dengan instrukturnya yang ramah, mudah bergaul, dan hal-hal yang bagus lainya. Dengan dasar inilah peneliti membuat penelitian tentang gaya komunikasi instruktur dengan peserta training di PRIMASI. Membahas tentang instruktur tentunya ini juga berpengaruh dari latar belakang pendidikan setiap instruktur, bagaimanakah membuat standarisasi untuk para instruktur baru atau untuk para pemula yang benar-benar tidak pernah kerja sebelumnya. Ibu yayu berpendapat bahwa primasi sangat terkenal dengan isntrukturnya yang sangat memperhatikan kebutuhan peserta dan sangat menjalin hubungan baik dengan pesertanya. “ PRIMASI sangat terkenal dengan instrukturnya, oleh karena itu menjadi konsen saya untuk terus meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh instruktur, walau kitau tahu ya, kompetensi setiap instruktur tidak akan pernah sama.” 3 “ perbedaan umur dan latar belakang pendidikan juga mempengaruhi cara instruktur berkomunikasi, dengan alasan itu semua, instruktur baru itu kita training juga tentang tata cara menajadi instruktur yang professional, kami persiapkan para instruktur baru dari cara mereka berkomunikasi biar gimanapun kita harus bisa mempersuasi peserta training agar materi pelatihan yang kita berikan agar bisa di implementasikan kedalam dunia kerja”4 “ Setiap instruktur baru ditempatkan mendapatkan pembelajaran yang sama yaitu, mengikuti 3kali program untuk mengevaluasi dan melihat bagaimana jobdesk sebagai instruktur, sehingga mereka mempunyai gambaran untuk kedepanya”5 4.2.2. Komunikasi Yang Terjadi Selama Program Training Berlangsung Dalam Indoor Maupun Outdoor Bagaimana komunikasi yang terjadi dari instruktur kepesertanya sendiri apakah kelompok yang dibuat sudah dinilai efektif?. Peneliti bertanya kepada Pak Pungky. “ Awal dari pelatihan kami adalah membagi mereka menjadi kelompok-kelompok kecil agar kami juga mudah mengobservasinya sebelum kami mengambungkan menjadi satu 2
Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 4 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 5 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 3
13
kelompok bersar pada saat kami membuat kelompok kecil ,kami memang sengaja membuat situasi kelompok yang kompettitif, kami mengharapkan semua peserta ikut mengambil alih dalam meraih setiap point dalam setiap asssegment yang dilakukan dalam kegiatan indoor maupun outdoor. Komunikasi peserta kepeserta berjalan dnegan baik karena mereka berasal dari perusahan yang sma dan kebnayakn mereka sudah pernah bertemu sebelumnya, sehingga mereka tidak canggung lagi dalam berkomuniaksi dengan sesama”6 Pembagian kelompok sudah dimuali dari hari pertama peserta mulai pelatihan, hal ini bertujuan agar para asesor mudah mengamati setiap perilaku yang dilakukan para pserta sebagai bahan bukti dalam observasi mereka, ibu yayu pun berpendapat serupa dengan pak pungky. “mereka tidak terlalu susah dan tidak terlihat canggung saat berkomunikasi dnegan peserta karena mereka telah mengenai satu sama lainya sebelumnya. Mereka sangat semangat sekali didalam kelompok, tapi ada saatnya dari kelompok kecil yang nantinya menjadi kelompok besar, yaitu mereka digabungkan menjadi sau kelompok. Pada saat seperti ini mereka harus membiasakan diri untuk bergabung dnegan kelompok lain yang tadinya amereka berkompetitif setiap kelompok dan mereka harus bersama-sama menyelesaikan penugasanya”.7 Kelompok yang dibuat selama program pelatihan dibuat secara acak maksud dari pembuatan kelompok atau lebih dikenal dengan tim, diharapkan mereka bisa memimpin mulai dari kelompok kecil terlebih dahulu setalah itu dalam satu hari mereka digabungkan dengan kelompok lainya sehingga menjadi kelompok besar. Pada saat itulah kadang masih terlihat juga mereka melakukan penugasanya masih berkelompok-kelompok. Didalam kelompok peserta harus berkontribusi dalam setiap kegiatan yang berlangsung, kontribusi yang dimaksud adalah tidak semua melakukan action, walaupun kita tidak melakuakn apa-apa tapi menyumbangkan ide itu sudah termasuk kontribusi dan beberapa test yang dilakukan untuk individual ataupun kelompok. “kita memiliki semacam beberapa kuis yang harus dikerjakan secara berkelompaok atau perorang, biasanya kalau tugas itu dikerjakan secara berkelompok mereka harus mempersentasikanya didepan kelas dan mendapat tanggapan dari teman-temanya. Sebaliknya kalau itu tugas individual mereka harus mengerjakanya sendiri-sendiri.”8 “ pembagian kelompok merupakan hal yang harus dilakukan , karena mereka secar individual juga diobservasi oleh para asesor untuk mendapatkan fakta-fakta apa saja yang terjadi selama pelatihan berlangsung dan menegtahui kompetensi yang dimiliki setiap
6
Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 8 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 7
14
individunya. Pembagian kelompok juga mempermuda para asesor untuk melakukan obsevasi secara mendalam”9 Setiap manusia pasti memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda untuk berkomunikasi dengan lawan bicaranya, sehingga gaya komunikasi juga mempengaruhi pesan apa yang akan disampaikan kepada lawan bicara sampai dengan tepat sesuai dengan isi pesan dan maksud dari pesan itu sendiri. Komunikasi yang terjadi antara peserta dengan instruktur tidak terlalu kaku, karena instruktur harus menganggap mereka setara maksudnya adalah, walau peserta yang kita latih berpendidikan diatas kita, tapi di outbo “Pada saat pemberian materi di indoor komunikasi yang terjadi two way communication peserta bisa bertanya sepajang proses pembelajaran materi berlangsung pada saat kami para instruktur memberikan materi. Kita wajib membaur dengan peserta apa bila ada waktu luang,seperti jam-jam instirahat agar situasi yang terjadi nyaman untuk peserta, sehingga kalau peserta membutuhkan sesuatu tidak sungkan meminta pertolongan kami.” 10 “Kita harus tahu sebagai pengajar suasana yang terjadi, bagaimana mood peserta, bila kita tahu akan memudahkan kita memberi pelatihan dan yang perludiingat jangan kebablasan dengan peserta, maksudnya dalam bercanda dan menempatkan diri sebagai instruktur, kalau dilapangan tetap harus tegas”11 4.2.3. Kesan Informan Yang Pernah Menjadi Peserta Di PRIMASI Tentang Instruktur Menjalin hubungan tentunya tak semudah membalikan telapak tangan beda-beda peserta beda pula cara pendekatanya begitupun sebaliknya. Apa lagi instruktur PRIMASI berbeda latar belakang dan usia. Bagaimanakah para peserta training menilai para instruktur dalam hal memberikan materi pada saat training berlangsung. Varetta :
9
Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 11 Hasil wawancara dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 10
15
“ selama saya mengikuti program pelatihin dengan PRIMASI saya merasakan hal yang beda dengan training yang pernah saya ikuti, kalau dari materi yang diberiakan, mereka memberikan contoh-contoh yang memang kasus-kasus yang terjadi dan solusinya dan cara mereka memberikan pelatihan itu sangat menarik sekali, sehingga kita mudah mengerti. Selama proses berlangsung kalau memang kita ga paham dan kurang mengerti tinggal acungkan tangan saja dan bisa langsung bertanya.”12 “ pengajar-pengajar di PRIMASI tidak hanya mengacu pada slide yang ditampilkan dan gak jarang yahh, mereka lompat-lompat slide. Bisa menyambungkan kemana aja slidenya, pada saat assignment, kan ada provokator si bang nelvis, sumpah deh ganggu banget,bikin jengkel dan ternyata provokator itu tidak selalu memberikan informasi yang salah, tinggal kita aja gimana memilahnyanya”13 Rizsky : “ saya sudah berapa kali ikut training dengan primasi dan itu rasanya sudah seperti keluarga saja, instruktur mereka juga sangat luar biasa sekali. Mereka sangat menkedepankan kedekatanya dengan para peserta, kaya kedekatan emosional gitu deh,heheh… “14 “selama proses training berlangsung saya sangat menikmati sekali dan para instruktur juga meyampaiakn materinya sangat-sangat enjoy jadi kita gak ngantuk. Saya merasakan ada perubahan setelah saya ikut training dengan primasi. Insight yang say adapt bisa saya langsung implementasikan kedunia pekerjaan. Saya kalau lagi kerja dan menemukan masalah saya
12
Hasil wawancara dengan Varetta Nurfitri,SE , tanggal 8 maret 2014
13
Hasil wawancara dengan Varetta Nurfitri,SE , tanggal 8 maret 2014 Hasil wawancara dengan Reski Amelia Najib, SH , tanggal 11 april 2014
14
16
melakukan stop and think itu yang selalu dibilang oleh para instruktur kalau kita sudah mentok.heheheh”15 Instruktur, ternyata memiliki peranan sangat besar selama program training berlangsung dan sangat menjaga sekali kualitas mereka sehingga tetap menjadi kan itu icon untuk PRIMASI dibandingkan dengan perusahaan lainya.
4.2.4. Permasalahan Yang Terjadi Pada Saat Training Di Primasi Dan Cara Mengatasinya Lantas selama proses training berlangsung pastinya ada kesalahan kecil yang dilakukan instruktur, dari pengalaman selama ini mengikuti training dnegan primasi, apakah ada kesalahan yang dilakukan instruktur dan bagaimana cara mereka menanggapi masalah itu?. Rizsky : “ pada saat saya training, waktu itu hmmmmm… apa yaaa kesalahanya istruktur…. Ohh,iyaaa… waktu itu instruktur sempet salah masukin scoring yang ditayangkan, kebetulan tim saya yang harusnya menang malah jadi kalah, jadi mereka salah menguranginya, tapi langsung diperbaiki sama mereka.”16
15 16
Hasil wawancara dengan Reski Amelia Najib, SH , tanggal 11 april 2014 Hasil wawancara dengan Rezki Amelia najib, SH , tanggal 11 april 2104
17
“ Waktu assignment pagi kan yang jaga kayanya instruktur baru, dia sempet salah ngasi regulasi, yang tidak diperbolehkan malah dibolehin sama dia, tapi pas mau mulai langsung diralat, agak grogi kayanya dia, kalau tidak salah namanya iyan”17 Varettha : “ waktu itu kesalahanya, scoring salah menempatkan point minus dan surplusnya terbalik, tapi yaa santai aja, gimana yaa… mau marah juga merekanya baik-baik banget jadi yasudahlah santai saja. waktu itu yang sempet komplen besar pak wiwid, biasa deh ribet gitu tapi pas jam istirahat gitu saya liat dia baik lagi udah ngobrol-ngobrol dan becanda sama instruktur yang saya lihat mereka santai saja dan segera mengcut untuk tanyang scoring.”18 Konflik yang sering terjadi antara instruktur dan peserta training adalah pada saat scoring. Instruktur salah dalam menayangkan scoring kepeserta. Kalau dilihat dari jawaban para informan pengaruhnya tidak terlalu berlebihan pada saat scoring salah karena mereka sudah dekat terlebih dahulu jadi agak segan untuk marah-marah. Bagaimana dari instrukturnya sendiri pada saat scoring dan instruktur yang salah pada saat memberikan regulasi. Scoring itu bisa salah pada saat ditayangkan dan bagaimana solusinya dalam menciptakan situasi yang memanas jadi situasi yang normal saja sehingga semua proses tidak terganggu. Pak Pungky :
17 18
Hasil wawancara dengan Rezki Amelia najib, SH , tanggal 11 april 2104 Hasil wawancara dengan Rezki Amelia najib, SH , tanggal 11 april 2104
18
“ kalau masalah scoring mememang sering terjadi, mungkin bisa terjadi karena yang mengerjakan scoring kurang paham dengan rumusan excel dan tidak ada yang membantunya dalam pengecekan ulang.”19 “ kalau pun itu terjadi, dan pada saat itu terjadi pada saat saya sedang mengajar, saya bilang saja ada kesalahan dalam scoring nanti akan diperbaiki dan ditayangkan kembali, sambil saya ajak bejanda juga, jadi mereka gak kenceng juga komplennya.”20 “ Kalau masalah instruktur baru salah memberikan regulasi, itu tergantung pemaham dari setiap instruktur itu sendiri,grogi bisa jadi dan kurangnya pemahaman pada saat latihan dengan pendampingnya dan jam terbang juga mempengaruhi”21 “ Saya selalu bilang dengan para instruktur lapangan kalau ada masalah dilapangan segera kabari pengajar yang akan mengisi disesi berikutnya, jaga-jaga kalau hal ini terjadi kita sebagai instruktur kelas harus bisa menghendle dan punya jawaban dari itu”22 “ kalau instrukturnya tidak bisa merlalat, ya sudah konsisten saja Cuma jangan lupa kasih tahu pengajarnya biar tidak membahas tentang cara penyelesainya seperti apa”23 “ pada saat, malam hari itu menjadi pembahasan dalam review kita untuk hari itu sehingga tidak terjadi lagi hal yang sma untuk hari-hari berikutnya, biasanya kalau sudah salah
19
20
Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014
Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 22 Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 23 Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 21
19
latahan deh bisa merebet kemana-kemana, instrukturnya jadi pada stress, takut-takut salah akhirnya salah terus-terusan”24
Ibu Yayu : “ masalah itu suka terjadi memang, mangkanya PO harus memberiakan jobdesk ke teman-teman instruktur yang bertugas harus sesuasi dengan kemampuanya.”25 “ kalau pun orang yang mengerjakan scoring itu baru, berarti harus selalu didampingi dan di cek berkali-kali scoringnya apakah benar apa ada yang salah sebelum ditampilkan system scoring kita juga agak ribet ya ada grafik-grafiknya jadi kalau salah satu ya, merembet ke gambar grafiknya pun salah.”26 “ kalau saya suka pesan ke instruktur, apabila kita mengelakuin kesalahan ya, akui kesalahan kita dan segera meminta maaf dan perbaiki jangan sampai salah lagi, dan yang paling penting ketika pesertanya lagi kenceng berikanlah senyuman termanis kita, hehehehe…”27 “ pada pemberian jobdesk kan ada para penanggung jawabnya, mereka juga seharusnya ngecek, walaupun instruktur yang mendapatkan tugas mengerjakan scoring itu udah sering memegang scoring tapi akan lebih aman kalau slaing kroscek lagi kerjaan temanya”28
24
Hasil wawancar dengan Ir. Achamd Purwono, MBA, tanggal 3 maret 2014 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 26 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 27 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 28 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 25
20
“ biasalah kalau isntruktur baru salah dalam memberikan regulasi, bisa jadi di grogi dan kurang memahami juklaknya seperti apa, dan untuk para senior jangan lepas gitu saja anak-anak baru harus dibimbing agar dia paham”29 “ kita juga memberikan istruktur baru untuk memegang penugan tidak hanya 1kali,setidak-tidaknya dia harus jaga dipenugasan yang sama sebanyak 3kali agar lebih memahami lagi isi juklaknya seperti apa”30 Solusi yang dipakai instruktur dalam menangani masalah ini adalah segera mengakuinya dan memperbaikinya, Jangan panik sehingga kesalahanya bisa merembet kemana –mana jika instruktur itu panik. Instruktur juga langsung memotong sesi score dan melanjutkanya ke sesi berikutnya, tapi nanti saat sesi selanjutnya diakhir akan ditanayakan lagi perolehan score yang sebenarnya. Sehingga membuat peserta tidak terfokus hanya dengan score semata saja. Biasanya setelah scoring ditampilkan lagi sampai saat itu saja kekecewaan peserta selesai sudah, wajar saja kalau mereka kecawa karena semua penugasanya itu dilakukan secara kompetitif. Instruktur yang baru memberikan regulasi penugasan harus belajar dengan sunguhsunguh dan memahami betul isi juklaknya seperti apa, kalau ada yang kurang jelas bisa tanyakan kepada pendampingnya. 4.3.
29 30
Pembahasan
Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014 Hasil wawancara dengan Yayu Rahayu RP, S,sos , MSi , tanggal 5 maret 2014
21
Peneliti memfokuskan kepada gaya komunikasi yang dilakukan para instruktur dengan peserta training. Bagaimana menciptakan kondisi yang nyaman menyenangkan selama proses training berlangsung dalam kondisi peserta yang sudah capek melakukan rutinitas training yang berlangsung sehingga terkadang kondisi badan peserta sudah tidak fit lagi tapi harus tetap menhikuti pelatihan berlangsung. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti selama wawancara, peneliti melihat gaya komunikasi instruktur yang dilakuakn di PT. Prima Kompetensi adalah mengarah ke gaya komunikasi the controlling style dan the equalitarian style. Pada saat training berlangsung mula-mula peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, maksud dari pembagian kelompok adalah agar mempermudah para asesor mengamati para peserta secara individual sesuai dengan niali yang akan dibutuhkan. Pada saat pembagian kelompok, setiap kelompok harus mempunyai iyel-iyel dan lagu kebangsaan setiap iyel-iyel dan lagu kebangsaan yang ada harus mengandung unsur nama timnya. Iyel-iyel dan lagu kebangsaan berguna untuk menyemangati tim selama training berlangsung. Setelah mereka dibagi menjadi kelompok kecil, mereka bergiliran setiap melakukan penugsan mereka mengutus siapa tim leader mereka yang nantinya akan di rotasi setiap saatnya, agar semua anggota merasakan menjadi follower dan leader. Pada saat training, para istruktur juga memiliki peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap pesertanya dan apa bila dilanggar akan berakibat pengurangan point kepada setiap pesertanya. Point ini ditanggung oleh timnya, missal mereka ketinggalan bendera timnya, mereka telat pada saat kita melakukan aktifitas dan mereka lupa membawa atribut yang dibutuhkan.
22
Pada saat sesi indoor berlangsung, peserta pun sudah duduk sesuai dengan timnya, ini memudahkan untuk para instruktur mengetahui tim mana yang aktif pada saat diskusi berlangsung. Dan bila ada tugas perkelompok memudahkan mereka berkumpul. Peserta juga dilatih persenatsi untuk menjelaskan tentang tugas kelompok yang diberikan. Dan kelompok lain mengamatinya dan boleh bertanya seputar hasil persentasinya. Pada saat indoor ada juga tugas yang harus dikerjakan secara individu, mereka mengerjakan sendiri misalnya tes tentang gaya manajement, setiap tes yang dilakukan tidak ada jawabvan yang benar atau salah. Jawaban yang nati muncul akan menjelaskan tentang peserta secar individu dari gaya manajement mereka. Pada saat outdoor berlangsung mereka harus melakukan sebuah penugasan yang dilakukan secar rotasi atau parallel. Disetiap tim pada saat melakukan penugasan ditemani oleh seorang asesor, dan setiap penugasan itu dijaga oleh seorang instruktur yang berfungsi untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan peserta dan menjelaskan tentang juklaknya dan memberikan peserta waktu untuk berkonsulidasi, mereka harus menyelesaikan penugasan sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada saat mereka melakukan penugasan, bila mereka melakukan kesalahan mereka akan didenda lagi dan bila mereka ingin bertanya disela-sela waktu penugasn berlangsung akan dikenakan biaya. Kalau mereka berhasil didalam penugasan mereka akan mendapatkan point surplus. Mereka tidak hanya melakukan penugasan begitu saja tampa ada pembahasan, setiap peserta telah melakukan aktifitas pasti dibahas didalam sesi indoor, pembahasan mencakup
23
bagaimana leader membagi tuagas, perananya seperti apa dan apa yng mereka bisa tarik pembelajaran yang akan mereka terapkan kedalam dunia kerja. Karena pada dasarnya semua hal yang mereka lakukan selama pelatihan dalam kelompok itu bisa dibawa kedunia kerja bisa mereka terapkan, seperti adanya provokator dalam setiap penugasan yang ada. Setiap profokatot itu tidak selamanya memberikan informasi yang salah tetapi ada juga informasi yang benar yang mereka berikan. Dalam hal ini peranan instruktur sangat penting, instruktur juga di dukungan dengan bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan baik kepada peserta, dan memberikan informasi dengan baik. Karena proses belajar peserta juga tergantung dari cari instruktur menjelaskan dan membangun suasan yang hangat kompetitif serta nyaman buat peserta. Sehingga proses belajar tidak terganggung. Komunikasi yang terjadi diharapkan bisa terjadi dengan baik Karena komunikasi yang terjadi selama proses training berlangsung bisa terjadi satu arah ataupun dua arah. Instruktur juga mempersuasi peserta dan mendoktrin peserta agar lebih baik lagi setelah melakukan training ini, bisa mengembangkan soft skill yang sudah dimiliki agar terasah dan keluar menjadi sebuah keunggulan bagi individual maupun dalam tim dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Instruktur juga mengubah sisi pandang para peserta dalam memandang subuah permasalahan yang ada, tidak hanya dari satu sisi saja tapi dari berbagai aspek sehingga mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.
24
Para peserta juga merasakan kedekatan dengan instruktur, dan komunikasi yang terjadi sangat akrab, hangat, dan saling menghargai satu sama lainya. Instruktur juga tetap tegas dalam melakukan pekerjaanya, misalnya pada saat peserta melakukan pelanggaran, merekan akan tetap memberikan sanksi kepada peserta yang melanggarnya. Kedekatan yang dilakukan instruktur juga bertujuan untuk membuat para peserta nyaman dengan mereka, kalau saja para peserta memiliki keluhan tidak segan melaporkanya kepada instruktur dan kalau instruktur melakukan keslahan seperti scoring dan salah dalam menyampaikan regulasi peserta juga tidak terlalu kencang pada saat komplen menganggap kita sudah sebagi temanya saja. Untuk pembagian tugasnya juga harus jelas pada saat brefing para instruktur jobdesk apa saja yang dilakukan instruktur agar meminimalisi keslahan yang terjadi. Setiap instruktur juga bisa menyampaikan kendala yang dirasakanya selama proses training berlangsung. Biasanya setiap malam seusai pelatihan berlangsung mereka melakukan review untuk hari itu apa saja yang terjadi, sehingga diharapkan besoknya kesalahan itu tidak terjadi lagi. Untuk para instruktur baru harus selalu didampingi sampai mereka paham akan jobdesknya sendiri, setiap instruktur harus mempunyai hubungan yang baik dengan para peserta serta, dan membinanya secara baik biar bagaimanapun itu bisa jadi network tersendiri buat instruktur. Instruktur juga harus cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan apabila terjadi kesalahan yang, sehingga tidak mengganggu proses training berjalan dan atmosfir yang tercipta bisa dipertahankan. Sehingga peserta tidak menjadi antipati kepada instruktur.
25
Gaya komunikasi instruktur pastinya juga berbeda-beda tapi yang selama ini dilihat oleh peniliti gaya komuniaksi yang dilakukan oleh PT Prima Kompetensi adalah The controlling style dan The equalitarian style. Teknik keabsahan data yang dipakai adalah triangulasi, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipan, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Tujuan menggunakan teknik triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Dengan teknik triangulasi dengan menggunakan 4 informan yaitu, bapak pungky, ibu yayu, key dan varetta dimana penieliti memiliki alasan tersendiri dalam menenyukan informan. Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil wawancara dari keempat informan bahwa ditarik garis besarnya gaya komunikasi yang dilakukan istruktur PRIMASI adalah the controlling style dan the equalitarian style. Gaya komunikasi yang ditemukan peneliti dalam proses pencarian data ini, merupakan gaya komunikasi yang dilakukan oleh instruktur PRIMASI, karena rolemodel yang mereka lihat seperti bapak pungky dan ibu yayu memiliki kecondongan gaya tersebut.