BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa Tengah dan SD Negeri Gendongan 02 yang terletak di Kecamatan Tingkir Salatiga Jawa Tengah. Beberapa alasan peneliti menentukan subjek penelitian karena keperluan peneliti itu sendiri dan memilih sekolah ini didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses transportasi karena sekolah yang akan diteliti tidak jauh dari pusat kota, selain itu juga waktu penulis masih melakukan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri Mangunsari 03 penulis menemukan masalah minat belajar dan kemampuan komunikasi siswa masih rendah khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berangkat dari masalah yang ditemukan inilah maka penulis mencoba untuk mengadakan penelitian sehingga diharapkan dapat menjadi
pengalaman
baru. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam pokok bahasan susunan bumi, lapisan-lapisan bumi bagian dalam dan lapisan bumi bagian luar di kelas V SD Negeri Mangunsari 03 dan SD Negeri Gendongan 02. Dalam penelitian ini, kelas dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas V SD Negeri Mangunsari 03 yang berjumlah 37 siswa, sedangkan kelas kontrol adalah SD Negeri Gendongan 02 berjumlah 31 siswa. Rekapitulasi jumlah siswa kedua Sekolah Dasar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
60
61
Tabel 4.1. Data Siswa SD Negeri Mangunsari 03 dan SD Negeri Gendongan 02 Jenis Kelamin Sekolah
Kelas
Kelompok Laki-laki Perempuan
Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 03 Salatiga
V
Sekolah Dasar Negeri Gendongan 02 Salatiga
V
Jumlah Siswa
Eksperimen
19
12
31
Kontrol
17
20
37
Jumlah Keseluruhan
68
4.2. Hasil Uji Prasyarat Variabel Minat Belajar Siswa 4.2.1. Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa Tabel 4.2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Mean Normal Parametersa Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Pengukuran Awal Kelas Eksperiment
Pengukuran Awal Kelas Kontrol
37 89.0000 6.36832 .087 .081 -.087 .527 .944
31 86.6129 7.02698 .099 .099 -.078 .552 .921
Pengukuran Pengukuran Akhir Kelas Akhir Kelas Eksperiment Kontrol 37 89.9730 7.15498 .123 .095 -.123 .746 .634
31 86.4516 7.01826 .103 .092 -.103 .576 .894
62
Tabel 4.3 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut: 1.
Hasil pengukuran awal kelompok kelas eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asyimp. Sig. 2-tailed) adalah 0,944 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,944. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,944 > 0,05 jadi H1 diterima. Artinya nilai pengukuran awal kelas eksperimen berdistribusi normal.
Gambar I Diagram Hasil Pengukuran Awal Kelas Eksperimen Variabel Minat Belajar Siswa
63
2.
Hasil pengukuran akhir kelompok kelas eksperimen dengan tehnik One Sample Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tampak tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,634 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,634. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,634 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran akhir kelas eksperimen berdistribusi normal.
Gambar II Diagram Hasil Pengukuran Akhir Kelas Eksperimen Variabel Minat Belajar Siswa
3.
Hasil pengukuran awal kelompok kelas kontrol dengan tehnik One Sample Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,921. Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak
64
apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,921. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,921 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran awal kelas kontrol berdistribusi normal.
Gambar I Diagram Hasil Pengukuran Awal Kelas Kontrol Variabel Minat Belajar Siswa
4.
Hasil pengukuran akhir kelompok kelas kontrol dengan tehnik One Sample Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,894. Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,894. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,894 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran akhir kelas kontrol berdistribusi normal.
65
Gambar II Diagram Hasil Pengukuran Akhir Kelas Kontrol Variabel Minat Belajar Siswa
4.2.2. Hasil Uji Homogenitas Variabel Minat Belajar Siswa Tabel 4.3. Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.014
1
66
.908
Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of Homogeneity of Variances menunjukkan nilai Sig. 0,908 > 0,05. Hal tersebut mengindikasikan varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Angka levene statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya (df1 = jumlah kelompok data - 1 atau 2 -1 = 1, sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data 68 – 2 = 66).
66
4.2.3. Uji Deskriptif Variabel Minat Belajar Siswa Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi skor (minimum), skor tertinggi (maximum) dan rata-rata (mean) serta standar deviasi. 4.2.3.1.Analisis Deskriptif Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Kelas Eksperimen Variabel Minat Belajar Siswa. Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil pengukuran awal kelas eksperimen adalah sebanyak 28 soal angket. Analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil deskriptif dapat lihat pada tabel : Tabel 4.4. Descriptive Statistics N Pengukuran Awal Kelas Eksperimen Pengukuran Akhir Kelas Eksperimen Valid N (listwise)
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
37
77.00
102.00
89.0000
6.36832
37
76.00
103.00
89.9730
7.15498
37
Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel 4.4 pengukuran awal kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37 siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran awal sebanyak 89,0000 dengan hasil pengukuran terendah 77,00 dan hasil pengukuran tertinggi 102,00. Sedangkan standar deviasinya sebesar 6,36832. Sedangkan untuk pengukuran akhir kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37 siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran akhir sebanyak 89,9730
67
dengan hasil terendah 76,00 dan hasil tertinggi 103,00. Sedangkan standar deviasinya 7.15498. 4.2.3.2. Analisis Deskriptif Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Kelas Kontrol Variabel Minat Belajar Siswa. Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil pengukuran awal kelas eksperimen adalah sebanyak 28 soal angket. Analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil deskriptif dapat lihat pada tabel : Tabel 4.5. Descriptive Statistics N Pengukuran Awal Kelas Kontrol Pengukuran Akhir Kelas Kontrol Valid N (listwise)
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
31
74.00
102.00
86.6129
7.02698
31
74.00
98.00
86.3226
6.75469
31
Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel pengukuran awal kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 31 siswa mempunya hasil rata-rata pengukuran awal sebanyak 86,6129 dengan hasil terendah 74,00 dan hasil tertinggi 102,00. Sedangkan standar deviasinya sebesar 7,02698. Sedangkan untuk pengukuran akhir kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 31 siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran akhir sebanyak 86,3226 dengan hasil terendah 74,00 dan hasil tertinggi 98,00. Sedangkan standar deviasinya 6,75469.
68
4.2.4. Uji Hipotesis Variabel Minat Belajar Siswa Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi dengan perlakuan yang berbeda, kemudian angket minat diberikan kepada kedua kelas tersebut dengan soal angket yang sama. Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah treatmen, nilai angket untuk kedua kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-test. T-test digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Par Share terhadap minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 03 sebagai kelas eksperimen. Hasil T-test tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis Group Statistics
Nilai
Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Eksperimen
37
89.9730
7.15498
1.17627
Kontrol
31
86.4516
7.01826
1.26052
Berdasarkan tabel Group Statistics didapat hasil rata-rata (mean) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 89,9730. Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 86,4516. Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan (treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan(treatmen).
69
Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis Independent Samples Test Nilai Equal variances assumed Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
.014
Sig.
.908
T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Lower Interval of the Upper Difference
Equal variances not assumed
2.039 66 .045 3.52136 1.72708 .07313
2.042 64.340 .045 3.52136 1.72410 .07743
6.96959
6.96529
Dapat dilihat dengan uji pengaruh pada tabel Independent Samples Test maka didapatkan hasil nilai t sebesar 2.039 dengan nilai probabilitas 0,045 berarti penggunaan model pembelajaran Think Pair Share yang diberikan pada kelas eksperimen signifikan, sehingga secara statistik dapat dilihat bahwa kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian treatmen yang berbeda memberikan pengaruh yang besar terhadap minat belajar siswa, baik siswa kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol.
70
Hal ini dapat dilihat pada tabel Independent Samples Test dengan nilai sig (0,045) < 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan penggunaan model pembelajaran Think Pair Share mempengaruhi minat belajar ilmu pengetahuan alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 03 diterima. 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel Minat Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data dianalis berdasarkan model pembelajaran Think Pair Share pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan pokok materi susunan bumi terhadap minat belajar siswa. Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 03 (kelas eksperimen) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) pokok bahasan susunan bumi. Hal ini terbukti berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan hasil yang signifikan dengan probabilitas < 0,005 yaitu 0,045. Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,045 menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini disebabkan bahwa model pembelajaran an Think Pair Share (TPS) pada saat dilakukan pembelajaran dapat membangkitkan minat atau motivasi dan menarik perhatian belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap minat belajar siswa yang ditunjukkan dengan tingkat probabilitas 0,005 > 0,045.
71
Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada tabel bahwa rata-rata nilai angket siswa kelas eksperimen nilainya lebih tinggi dari pada nilai siswa kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 89,9730 sedangkan untuk kelas kontrol rata-ratanya 89,3226. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang telah diterima selama ini. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikkan rata-rata jawaban angket siswa yang semakin meningkat pada kelas kontol 89,3226 dan kelas eksperimen 89,9730. Hasil ini membuktikan bahwa siswa semakin tertarik, dan antusias dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) yang menggunakan model Think Pair Share sehingga mereka menjadi semakin rajin dalam belajar. 2. Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share memiliki dampak positif untuk meningkatkan minat belajar dan kemampuan komunikasi siswa. Siswa yang lebih mampu dalam suatu kelompok akan mengajari temanya yang kurang mampu dalam kelompoknya, sehingga penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh yang signifika terhadap minat elajar dan kemampuan komunikasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata angket siswa dalam kelas kontol 89,3226 dan kelas eksperimen 89,9730.
72
4.4. Hasil Uji Prasyarat Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa 4.4.1. Uji Normalitas Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa Tabel 4.8. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
37 65.2703 7.77692 .210 .163 -.210 1.275 .077
31 51.7419 8.92550 .223 .223 -.085 1.239 .093
Tabel di atas mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut: 1. Nilai hasil observasi kelas eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asyimp. Sig. 2-tailed) adalah 0,077 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa S=P= 0,077. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,077 > 0,05 jadi H1 diterima. Artinya nilai kelas kelompok eksperimen berdistribusi normal.
73
Gambar I Diagram Hasil Observasi Kelas Eksperimen Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
2. Nilai kelompok kelas kontrol dengan teknik One Sample KolmogorovSmirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asyimp. Sig. 2tailed) adalah 0,093 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa S=P= 0,093. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,093 > 0,05 jadi H1 diterima. Artinya nilai kelas kelompok kontrol berdistribusi normal.
74
Gambar II Diagram Hasil Obsevasi Kelas Kontrol Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
4.4.2. Uji Homogenitas Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa Tabel 4.9. Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.968
1
66
.165
Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of Homogeneity of Variances menunjukkan nilai Sig. 0,165 > 0,05. Hal tersebut mengindikasikan varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Angka levene statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya (df1 = jumlah kelompok data - 1 atau 2 -1 = 1, sedangkan df2 = jumlah data - jumlah kelompok data 68 – 2 = 66).
75
4.4.3. Uji Deskriptif Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi skor (minimum), skor tertinggi (maximum) dan rata-rata (mean) serta standar deviasi. 4.4.3.1. Analisis Deskriptif Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil kemampuan komunikasi siswa adalah lembar observasi sebanyak 4 bagian karakter yang di amati sebagai berikut : (1). kemampuan komunikasi verbal sebanyak 7 item indikator, (2). kemampuan komunikasi non verbal 6 item indikator, (3). kemampuan komunikasi tertulis dibagi menjadi 3 bagian, yang pertama sebanyak 4 item indikator, kedua sebanyak 4 item indikator, ketiga sebanyak 4 item indikator. (4). Kemampuan komunikasi mendengarkan dibagi menjadi 2 bagian item sub indikator, yang pertama item indikator sebanyak 3 item indikator dan yang kedua item indikator sebanyak 2 item indikator. Jadi item yang terdapat dalam lembar observasi kemampuan komunikasi siswa sebanyak 67 item indikator. Analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil deskriptif dapat lihat pada tabel : Tabel 4.10. Descriptive Statistics N Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Valid N (listwise)
37 31 31
Minimum Maximum 38.00 38.00
75.00 70.00
Mean
Std. Deviation
65.2703 51.7419
7.77692 8.92550
76
Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel kelompok kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37 siswa mempunyai nilai kemampuan komunkasi rata-rata 65.2703 dengan nilai terendah 38.00 dan nilai tertinggi 75.00, sedangkan standar deviasinya sebesar 7.77692. Untuk kelompok kelas kontrol dengan jumlah data (N) 31 siswa mempunyai nilai kemampuan komunikasi rata-rata 51.7419 dengan nilai terendah 38.00 dan nilai tertinggi 70.00, sedangkan data deviasinya sebesar 8.92550. 4.4.4. Uji Hipotesis Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah treatmen, nilai observasi untuk kedua kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-test. Ttest digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Par Share (TPS) terhadap kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 03 sebagai kelas eksperimen. Hasil T-test tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11. Group Statistics Hasil Nilai Rata-Rata Observasi Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Kelas Nilai Eksperimen Kontrol
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
37
65.2703
7.77692
1.27852
31
51.7419
8.92550
1.60307
Berdasarkan tabel Group Statistics didapat hasil rata-rata (mean) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 65.2703. Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 51.7419. Hasil
77
tersebut menunjukkan adanya pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan (treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan (treatmen). Tabel 4.12. Independent Samples Test Nilai Equal variances Equal variances assumed not assumed Levene's F Test for Equality of Sig. Variances T Df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Mean Difference Std. Error Difference Means 95% Confidence Interval of the Difference
1.968 .165
Lower
6.679 66 .000 13.52833 2.02548 9.48434
6.598 60.054 .000 13.52833 2.05047 9.42686
Upper
17.57233
17.62981
Dapat dilihat dengan uji pengaruh pada tabel Independent Samples Test maka didapatkan hasil nilai t sebesar 6.679. dengan nilai probabilitas 0,000 berarti penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang diberikan pada kelas eksperimen sangat signifikan, sehingga secara statistik dapat dilihat bahwa kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian treatmen yang berbeda memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan komunikasi siswa, baik siswa kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat pada tabel Independent Samples Test dengan nilai sig (0,000) < 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan penggunaan model pembelajaran Think Pair
78
Share (TPS) mempengaruhi kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 03 diterima. 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel Kemampuan Komunikasi Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data dianalis berdasarkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan pokok materi susunan bumi terhadap kemampuan komunikasi siswa. Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 03 (kelas eksperimen) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) pokok bahasan susunan bumi. Hal ini terbukti berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan hasil yang signifikan dengan probabilitas < 0,005 yaitu 0,000. Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,000 menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada saat dilakukan pembelajaran dapat membangkitkan kemampuan komunikasi siswa dan menarik perhatian belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa yang ditunjukkan dengan tingkat probabilitas 0,005 > 0,000.
79
Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada tabel bahwa rata-rata nilai observasi kemampuan komunikasi siswa kelas eksperimen nilainya lebih tinggi dari pada nilai siswa kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 65.2703 sedangkan untuk kelas kontrol rata-ratanya 51.7419. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berdasarkan hasil penelitian, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang telah diterima selama ini. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikkan rata-rata kemampuan komunikasi siswa yang semakin meningkat pada kelas kontol 51.7419 dan kelas eksperimen 65.2703. Hasil ini membuktikan bahwa siswa semakin tertarik, dan antusias dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) yang menggunakan model Think Pair Share sehingga mereka menjadi semakin rajin dalam belajar. 2. Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share memiliki dampak positif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Siswa yang lebih mampu dalam suatu kelompok akan mengajari temanya
yang
kurang
mampu
dalam
kelompoknya,
sehingga
penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kemampuan komunikasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata angket siswa dalam kelas kontol 51.7419 dan kelas eksperimen 65.2703.