BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bagian ini di sajikan hasil penelitian tentang data yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012-2013 di SDN 5 TIBAWA Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini dipilih oleh peneliti karena dianggap sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian. Subjek dalam penelitiaan tindakan kelas ini adalah siswa kelas III dengan jumlah 20 orang siswa. Adapun fokus penelitian adalah meningkatkan kemampuan bercerita siswa melalui penggunaan media visual gambar seri pada siswa kelas III yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. 4.1.1 Perencanaan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 siklus, sebelum melaksanakan siklus I, peneliti
mengadakan observasi awal terhadap kemampuan siswa dalam bercerita. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bercerita. 4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Observasi Awal Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal di kelas III SDN 5 Tibawa, dengan jumlah siswa yang diamati 20 orang siswa. Dalam kegiatan observasi awal, peneliti melakukan pengamatan dan penilaian pada kemampuan siswa bercerita. Peneliti membacakan suatu cerita dan memberikan tes lisan kepada siswa untuk menceritakan kembali cerita yang telah dibacakan guru. Pada kegiatan observasi awal yang dilakukan diperoleh data kemampuan bercerita siswa. Dari 20 orang siswa yang kemampuan bercerita mencapai ketuntasan hanya berjumlah 6 orang atau 30% sedangkan siswa yang belum mampu bercerita dengan baik secara runtut berjumlah 14 orang atau 70%. Hasil analisa pelaksanaan observasi awal menjadi acuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa melalui penggunaan media visual gambar seri.
4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I a. Tahap Persiapan Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti membuat skenario pembelajaran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran terarah. Skenario pembelajaran yang telah dibuat terbagi atas tiga bagian yakni pra pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup. Peneliti menghubungi kepala SDN 5Tibawa agar diberikan kesempatan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas III dan meminta kesediaan dua orang guru untuk menjadi guru mitra yang akan membantu peneliti mengamati aktivitas pembelajaran. Peneliti juga mempersiapkan format
untuk menilai
kemampuan bercerita siswa yaitu terdiri dari aspek yaitu kebahasaan (ketepatan penggunaan kalimat, keruntutan cerita), non kebahasaan (gerak dan mimik yang tepat, kenyaringan suara) dan media (cerita sesuai gambar, menyampaikan pesan). Rencana pembelajaran disusun berdasarkan tema yang ada pada kurikum pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III SD semester 2 dengan perencanaan satu kali pertemuan. Peneliti menggunakan tema “Diriku”. Pada tahap persiapan ini, peneliti mempersiapkan gambar seri yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 2 buah gambar seri yang disiapkan. Gambar seri yang pertama berisi tentang seorang anak yang selalu makan permen, karena anak tersebut malas menggosok gigi, akibat yang diperoleh anak tersebut sakit gigi. Sedangkan gambar seri kedua adalah gambar seri tentang seorang peternak sapi perah yang memerah susu, mengantarnya ke pabrik susu, hingga diantar ke rumah-rumah penduduk yang membutuhkan susu sapi segar. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, siklus I siswa kelas III SDN 5 Tibawa Kabupaten Gorontalo yang dikenai tindakan hadir seluruhnya dan mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya, Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada tes awal yang menunjukkan rendahnya kemampuan bercerita siswa. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan peneliti pada hari Rabu, tanggal 2 12 Juni 2013
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Tahap-tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I ini antara lain: - Sebelum pelajaran dimulai, siswa berdoa bersama, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran dan kesiapan belajar siswa. - Siswa duduk secara berkelompok. - Siswa menyanyikan bersama lagu “Bangun Tidur”. - Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang beberapa hal yang berhubungan dengan lagu yang dinyanyikan. - Guru menunjukkan beberapa potongan gambar seri dan meminta siswa untuk menceritakan isi setiap gambar. Guru meminta salah seorang siswa untuk menceritakan isi gambar seri secara runtut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. Guru membagikan gambar seri kepada setiap kelompok. Siswa akan berdiskusi saling berbagi ide tentang isi gambar Setiap siswa menceritakan kembali isi gambar seri Refleksi dan kesimpulan
-
Seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada pembelajaran siklus I diamati oleh guru mitra yang berperan sebagai pengamat dalam pembelajaran. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1) Pengamatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I Berdasarkan pengamatan hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus I dapat dijelaskan bahwa aktivitas guru dalam menggunakan media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa berjalan dengan baik. 24 aspek penilaian dari pra pembelajaran sampai dengan penutup pada observasi kegiatan guru pada siklus I disajikan pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 2 No 1 2 3
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I Kualifikasi Aspek yang diamati P1 Persentase P2 Persentase Pra Pembelajaran 2 8% 2 8% Kegiatan Inti 13 54% 12 50% Pembelajaran Kegiatan Penutup 1 4% 1 4% Jumlah 16 66% 15 62%
Data diatas menunjukkan bahwa pada siklus I dari 24 aspek yang diamati oleh pengamat 1 hanya 16 aspek yang terlaksana dengan persentase 66%, sedangkan hasil pengamatan dari pengamat 2 hanya 15 aspek yang terlaksana dengan persentase 62%. Aspek-aspek yang kurang pada guru sesuai penilaian oleh pengamat pertama yaitu (1) mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan; (2) mengaitkan materi dengan realitas kehidupan; (3) menguasai kelas; (4) melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif; (5) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan; (6) menghasilkan pesan yang menarik; (7) menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa; (8) melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. Adapun aspek-aspek yang kurang pada guru sesuai penilaian pengamat kedua yaitu: (1) mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan; (2) menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa; (3) mengaitkan materi dengan realitas kehidupan; (4) melaksanakan pembelajaran secara runtut; (5) menguasai kelas; (6) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan; (7) menghasilkan pesan yang menarik; (8) menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa; (9) melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus I sebagaimana tercantum pada tabel 1 tersebut, menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. 2) Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I Berikut ini adalah hasil pemantauan kegiatan siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan bercerita siswa melalui penggunaan media visual gambar seri untuk siklus I. Tabel 3 No 1
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I Kualifikasi Aspek yang diamati P1 Persentase P2 Persentase Pra Pembelajaran 2 9% 2 9%
2 3
Kegiatan Inti Pembelajaran Kegiatan Penutup Jumlah
12
54%
11
50%
1 15
5% 68%
1 14
5% 64%
Berdasarkan data pada tabel 2 dapat diketahui bahwa aktivitas siswa menurut pengamat 1 dari 22 aspek aktivitas siswa yang diamati hanya 15 aspek yang terlaksana dengan persentase 68%, sedangkan hasil pengamatan dari pengamat 2 hanya 14 aspek yang terlaksana dengan persentase 64%. Aspek-aspek yang kurang pada siswa sesuai penilaian oleh pengamat 1 yaitu: (1) adanya interaksi positif antar siswa; (2) adanya interaksi positif positif antar siswa-guru, siswa-materi pelajaran; (3) siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan; (4) aktif mencatat berbagai
penjelasan
yang
diberikan;
(5)
siswa
mampu
menjawab
dengan
benar
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru; (6) siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan bahasa yang benar; (7) siswa secara aktif memberikan rangkuman. Adapun aspek-aspek yang kurang pada siswa sesuai penilaian pengamat 2 yaitu: (1) mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai; (2) adanya interaksi positif antar siswa; (3) adanya interaksi positif positif antar siswa-guru, siswa-materi pelajaran; (4) siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan; (5) aktif mencatat berbagai
penjelasan
yang
diberikan;
(6)
siswa
mampu
menjawab
dengan
benar
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru; (7) siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan bahasa yang benar; (8) Siswa secara aktif memberikan rangkuman. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus I sebagaimana tercantum pada tabel 2 tersebut, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. 3) Penilaian Kemampuan Bercerita Siswa
Adapun hasil akumulasi kemampuan bercerita siswa melalui penggunaan media visual gambar seri yang diberikan pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4
Rubik Penilaian Kemampuan Siswa Melalui Media Visual Gambar Seri pada Siklus I ASPEK YANG DIAMATI
KEBAHASAAN Ketepatan Penggunaan Kalimat
MEDIA
NON KEBAHASAAN
Keruntutan Cerita
Gerak dan Mimik yang Tepat
Kenyaringan Suara
Cerita Sesuai Gambar
Menyampaikan Pesan
SM
M
KM
SM
M
KM
SM
M
KM
SM
M
KM
SM
M
KM
SM
M
KM
1
17
2
9
9
2
-
16
4
3
16
1
4
15
1
3
17
-
5%
85%
10%
45%
45%
10%
0%
80%
20%
15%
80%
5%
20%
75%
5%
15%
85%
0%
Dari data tabel di atas dapat terlihat bahwa dari indikator kemampuan bercerita siswa melalui penggunaan media visual gambar seri pada siklus I dari jumlah 20 orang siswa kelas III SDN 5 Tibawa, untuk aspek pertama kebahasaan yang terdiri dari ketepatan penggunaan kalimat dengan kategori sangat mampu 1 orang siswa atau 5%, kategori mampu terdapat 17 orang siswa atau 85% dan kategori kurang mampu terdapat 2 orang atau 10%; keruntutan cerita dengan kategori sangat mampu terdapat 9 orang siswa atau 45% , kategori mampu ada 9 orang atau 45%, dan kategori kurang mampu ada 2 orang atau 10%. Aspek kedua yaitu non kebahasaan yang terdiri dari gerak dan mimik yang tepat dengan kategori sangat mampu tidak ada atau 0%, kategori mampu 16 orang siswa atau 80%, dan kategori kurang mampu terdapat 4 orang siswa atau 20%; kenyaringan suara dengan kategori sangat mampu terdapat 3 orang siswa atau 15%, mampu 16 orang siswa atau 80% dan kurang mampu terdapat 1 orang siswa atau 5%. Aspek ketiga yaitu media yang terdiri dari cerita sesuai gambar dengan kategori sangat mampu terdapat 4 orang siswa atau 20%, kategori mampu terdapat 15 orang siswa atau 75% dan kategori kurang mampu terdapat 1 orang siswa atau 5%; dan menyampaikan pesan dengan kategori sangat mampu terdapat 3 orang siswa atau 15%, kategori mampu terdapat 17 orang siswa atau 85% dan tidak terdapat kategori kurang mampu atau 0%.
Berdasarkan rubrik penilaian kemampuan bercerita siswa kelas III SDN 5 Tibawa melalui penggunaan media visual gambar seri yang telah dilaksanakan pada siklus I, maka diperoleh data kemampuan bercerita siswa dari beberapa aspek penilaian yang ditetapkan sebelumnyaseperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 5
Hasil Kemampuan Bercerita Siswa pada Siklus I Keterangan NO Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 Usman Masaudi 61 √ 2 Yasin Ishak 39 √ 3 Roy Tatu 56 √ 4 Fadliyanto Rahim 83 √ 5 Ardiansyah Pua 67 √ 6 Fahmi Neu 61 √ 7 Aditya Kasim 72 √ 8 Alwi Harun 89 √ 9 Rahmat S. Moha 72 √ 10 Saprin Nento 78 √ 11 Maryam Neu 72 √ 12 Novita Tani 78 √ 13 Marshanda Saleh 72 √ 14 Nurain Abdurahman 78 √ 15 Kriyawati Dijimadi 72 √ 16 Purniaty Suleman 67 √ 17 Ayu Nadira Hippy 61 √ 18 Novita Taib 67 √ 19 Mitalia Tangkudung 72 √ 20 Nur Fazria 72 √ Jumlah 1389 12 8 Rata-rata/Persentase 69,45 60% 40% Dibandingkan pembelajaran sebelumnya pada observasi awal, pada pelaksanaan siklus I
sudah menunjukkan terjadi peningkatan terhadap kemampuan bercerita siswa, tetapi hasil yang diperoleh belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan tabel di atas keberhasilan pelaksanaan siklus I mencapai 60% siswa yang tuntas dalam proses belajar mengajar. Dengan hasil ini menunjukkan bahwa melalui media visual gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa. Akan tetapi karena hasil yang diperoleh pada siklus I ini belum mencapai indikator kinerja maka tindakan perlu dilanjutkan pada siklus II.
a. Analisis dan Refleksi 1) Aktivitas Guru Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus I ternyata hasil kemampuan bercerita yang dicapai oleh siswa belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Adapun hal-hal yang mempengaruhi proses pelaksanaan tindakan siklus I yaitu: (1) mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan; (2) menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa; (3) mengaitkan materi dengan realitas kehidupan; (4) melaksanakan pembelajaran secara runtut; (5) menguasai kelas; (6) melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif; (7) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan; (8) menghasilkan pesan yang menarik; (9) menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa; (10) melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. 2) Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan siswa melalui media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan siswa bercerita belum mencapai indikator kinerja sehingga tindakan perlu dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah (1) mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai; (2) adanya interaksi positif antar siswa; (3) adanya interaksi positif antar siswa-guru, siswa-materi pelajaran; (4) siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan; (5) aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan; (6) siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru; (7) siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan bahasa yang benar; (8) siswa secara aktif memberikan rangkuman. 3) Kemampuan Bercerita Siswa Dari hasil rubrik penilaian menunjukkan dari 20 orang siswa terdapat 12 orang siswa atau 60% yang mencapai ketuntasan. Hal ini berarti ada 12 orang atau 60% siswa yang kemampuan berceritanya meningkat setelah memperoleh tindakan melalui media visual gambar seri. Dan yang belum tuntas sejumlah 8 orang. Hal ini menunjukkan pada siklus I sudah mengalami peningkatan sebesar 19% dibandingkan dengan observasi awal. Akan tetapi hasil yang diperoleh
pada siklus I ini belum mencapai indikator yang ditetapkan sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II.
4.1.4 Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang dilaksanakan berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I. Tahapan kegiatan siklus II sama seperti yang dilakukan pada siklus I yaitu perencanaan, tindakan, pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. a. Tahap Persiapan Pada persiapan siklus II, peneliti telah melakukan perbaikan terhadap rencana kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus I. Hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus II dari kegaitan siswa adalah: mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa, mengaitkan materi dengan realitas kehidupan, melaksanakan pembelajaran secara runtut, menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan, menghasilkan pesan yang menarik, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa. Sedangkan dari kegiatan siswa yang perlu diperbaiki adalah mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, adanya interaksi positif antar siswa, adanya interaksi positif positif antar siswa-guru, siswa-materi pelajaran, siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, siswa mampu menjawab
dengan
benar
pertanyaan-pertanyaan
yang
diajukan
guru,
siswa
mampu
mengemukakan pendapatnya dengan bahasa yang benar, siswa secara aktif memberikan rangkuman. Peneliti juga mempersiapkan gambar seri yang akan digunakan dalam pembelajaran yang berisi tentang kegiatan siswa di pagi hari sejak bangun tidur hingga berangkat ke sekolah.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sama seperti pada siklus I, namun lebih menitik beratkan pada aspek-aspek yang mengalami kendala pada siklus I terutama dari segi kemampuan siswa bercerita melalui penggunaan media visual gambar seri. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan peneliti pada hari Rabu, tanggal 28 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada siklus II antara lain: - Sebelum pelajaran dimulai, siswa berdoa bersama, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran dan kesiapan belajar siswa. - Siswa duduk secara berkelompok. - Pelajaran dimulai dengan tanya jawab kegiatan siswa sebelum berangkat ke sekolah - Guru menggali pengetahuan dan ingatan siswa pada pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya tentang bercerita dengan menggunakan media gambar seri. - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. - Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. - Guru membagikan gambar seri tentang kegiatan seorang siswa di pagi hari ketika bangun tidur hingga berangkat ke sekolah kepada setiap kelompok. - Siswa akan berdiskusi saling berbagi ide tentang isi gambar - Setiap siswa menceritakan kembali isi gambar seri - Refleksi dan kesimpulan Seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada pembelajaran siklus II diamati oleh guru mitra yang berperan sebagai pengamat dalam pembelajaran. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1) Pengamatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Siklus II Berdasarkan pengamatan hasil kegiatan belajar mengajar pada siklus II dapat dijelaskan bahwa aktivitas guru dalam menggunakan media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa berjalan dengan baik. Pada siklus II ini, peneliti lebih menekankan pada aspek yang belum terlaksana dengan baik. Dari 24 aspek penilaian pra pembelajaran sampai dengan penutup pada observasi kegiatan guru pada siklus II disajikan pada tabel 1 berikut ini: Tabel 6 No 1 2
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran pada Siklus II Kualifikasi Aspek yang diamati P1 Persentase P2 Persentase Pra Pembelajaran 2 8% 2 8% Kegiatan Inti 19 80% 19 80%
Pembelajaran Kegiatan Penutup Jumlah
3
2 23
8% 96%
2 23
8% 96%
Data diatas menunjukkan bahwa pada siklus I I dari 24 aspek yang diamati oleh pengamat 1 terdapat 23 aspek atau 96% yang terlaksana dengan baik sedangkan hasil pengamatan dari pengamat 2 juga terdapat 23 aspek atau 96% yang terlaksana dengan baik. 2) Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus II Pada pelaksanaan kegiatan siklus II ini, peneliti lebih menekankan pada aspek yang belum terlaksana dengan baik. Dari 22 aspek penilaian pra pembelajaran sampai dengan penutup pada pengamatan kegiatan siswa pada siklus II disajikan pada tabel 6 berikut ini: Tabel 7 No 1 2 3
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus II Kualifikasi Aspek yang diamati P1 Persentase P2 Persentase Pra Pembelajaran 2 9% 2 9% Kegiatan Inti 17 77% 17 77% Pembelajaran Kegiatan Penutup 2 9% 2 9% Jumlah 21 95% 21 95% Berdasarkan data pada tabel 6 dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus II menurut
pengamat 1 dari 22 aspek aktivitas siswa yang diamati terdapat 21 aspek
atau 95% yang
terlaksana dengan baik, sedangkan hasil pengamatan dari pengamat 2 juga terdapat 21 aspek atau dengan persentase 95% yang terlaksana dengan baik. 3) Penilaian Kemampuan Bercerita Siswa Penilaian hasil pada siklus II dalam meningkatkan kemampuan siswa bercerita melalui media visual gambar seri dapat dilihat pada rubrik penilaian di bawah ini: Tabel 8
Rubik Penilaian Kemampuan Bercerita Melalui Media Visual Gambar Seri pada Siklus II ASPEK YANG DIAMATI
KEBAHASAAN Ketepatan Penggunaan Kalimat SM
M
KM
Keruntutan Cerita SM
MEDIA
NON KEBAHASAAN
M
Gerak dan Mimik yang Tepat K M
SM
M
KM
Kenyaringan Suara SM
M
KM
Cerita Sesuai Gambar SM
M
KM
Menyampaikan Pesan SM
M
KM
6
14
12
8
11
9
9
11
13
7
10
10
6
30%
70%
60%
40%
55%
45%
45%
55%
65%
35%
50%
50%
30%
Dari data tabel di atas dapat terlihat bahwa dari indikator kemampuan bercerita siswa melalui media visual gambar seri pada siklus II dari jumlah 20 orang siswa kelas III, untuk aspek pertama kebahasaan yang terdiri dari ketepatan penggunaan kalimat dengan kategori sangat mampu 6 orang siswa atau 30%, kategori mampu terdapat 14 orang siswa atau 70%; keruntutan cerita dengan kategori sangat mampu terdapat 12 orang siswa atau 60% , kategori mampu ada 8 orang atau 40%. Aspek kedua yaitu non kebahasaan yang terdiri dari gerak dan mimik yang tepat dengan kategori sangat mampu terdapat 11 orang siswa atau 55%, kategori mampu 9 orang siswa atau 45%; kenyaringan suara dengan kategori sangat mampu terdapat 9 orang siswa atau 45%, kategori mampu 11 orang siswa atau 55%. Aspek ketiga yaitu media yang terdiri dari cerita sesuai gambar dengan kategori sangat mampu terdapat 13 orang siswa atau 65%, dan kategori mampu terdapat 7 orang siswa atau 35%; dan menyampaikan pesan dengan kategori sangat mampu terdapat 10 orang siswa atau 50%, kategori mampu terdapat 10 orang siswa atau 50%. Berdasarkan rubik penilaian kemampuan siswa bercerita melalui media visual gambar seri pada yang telah dilaksanakan pada siklus II maka diperoleh kemampuan setiap siswa bercerita seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 9 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Hasil Kemampuan Bercerita Siswa pada Siklus II Keterangan Nama Siswa Nilai Tidak Mampu Mampu Usman Masaudi 83 √ Yasin Ishak 67 √ Roy Tatu 89 √ Fadliyanto Rahim 100 √ Ardiansyah Pua 78 √ Fahmi Neu 83 √ Aditya Kasim 72 √ Alwi Harun 100 √ Rahmat S. Moha 94 √ Saprin Nento 83 √ Maryam Neu 72 √ Novita Tani 94 √ Marshanda Saleh 94 √ Nurain Abdurahman 83 √ Kriyawati Dijimadi 78 √
16 17 18 19 20
Purniaty Suleman Ayu Nadira Hippy Novita Taib Mitalia Tangkudung Nur Fazria Jumlah Rata-rata/Persentase
78 78 89 83 83 1681 84
√ √ √ √ √ 19 95%
1 5%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan keberhasilan pelaksanaan siklus II mencapai 95% siswa yang tuntas dalam proses belajar mengajar. Hasil ini menunjukkan bahwa melalui penggunaan media visual gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa bercerita sehingga mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.
d. Analisis dan Refleksi Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II merupakan tindakan perbaikan dari pembelajaran siklus I. Dari hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II menunjukkan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Dari 24 aspek kegiatan guru yang diamati oleh pengamat 1 dan juga pengamat 2 terdapat 23 aspek yang terlaksana dengan baik atau 96%. Sedangkan aspek kegiatan siswa, dari 22 aspek yang diamati oleh pengamat 1 dan pengamat 2 terdapat 21 aspek atau 95% yang terlaksana dengan baik. Pada hasil penilaian kemampuan bercerita pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I. Dari 20 orang siswa terdapat 19 orang siswa mengalami peningkatan dan mencapai nilai ketuntasan dan juga indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. 4.2 Pembahasan Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada pra penelitian, tentang bercerita secara runtut, dari 20 orang siswa kelas III, hanya 6 orang siswa atau 30% yang mencapai ketuntasan. Hal inilah yang menjadi alasan penulis untuk meneliti di kelas III SDN 5 Tibawa dengan menggunakan media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk bercerita. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan 2 siklus. Pada pelaksanaan siklus I peneliti menggunakan gambar seri tentang
seorang peternak yang memerah susu sapinya dan
mengantarkannnya ke pabrik susu, selanjutnya akan diantar kerumah-kerumah penduduk yang membutuhkan susu sapi segar. Siswa akan mengamati dan mendiskusikan bersama isi gambar
seri, dan menceritaka kembali secara individu isi dari cerita gaambar seri yang diberikan. Setelah memperoleh tindakan melalui media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan bercerita, masih terdapat beberapa kelemahan yang ditemui pada kegiatan guru dan juga siswa. Pada 24 aspek kegiatan guru yang diamati oleh pengamat 1 terdapat 16 aspek atau 66% dan menurut pengamat 2 terdapat 15 aspek atau 62% yang terlaksana dengan baik. Pada 22 aspek kegiatan siswa yang diamati oleh pengamat 1 terdapat 15 aspek atau 68% dan menurut pengamat 2 terdapat 14 aspek atau 64% yang terlaksana dengan baik. Sedangkan hasil penilaian kemampuan bercerita siswa setelah memperoleh tindakan melalui media visual gambar seri pada siklus I menunjukkan peningkatan yaitu dari 20 orang siswa terdapat 12 orang siswa atau 60% mencapai ketuntasan dalam pembelajaran. Tapi karena hasil yang diperoleh belum mencapai indikator kinerja untuk keberhasilan dalam penelitian ini, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Berdasarkan refleksi siklus I, maka selanjutnya peneliti melakukan perbaikan
proses
pembelajaran pada siklus II dengan tetap menggunakan media yang sama yaitu gambar seri tapi gambar seri yang digunakan berupa gambar seri yang bercerita tentang aktivitas seorang anak di pagi hari ketika bangun hingga berangkat ke sekolah. Kegiatan ini sangat dekat dengan kehidupan keseharian siswa. Dengan mengamati gambar seri ini, diharapkan setiap siswa dapat menceritakan kegiatannya ketika bangun tidur hingga berangkat sekolah. Setiap siswa akan menceritakan hal apa saja yang dilakukannya pada pagi hari ketika bangun tidur hingga berangkat sekolah kepada teman-temannya dan juga guru, dalam hal ini peneliti sebagai pelaksana penelitian tindakan kelas. Gambar-gambar yang disajikan untuk siswa dapat membangkitkan keingitahuan siswa, dan siswa dapat berbagi gagasan tentang isi gambar dengan siswa lainnya. Membelajarkan siswa dengan menggunakan media gambar seri dapat membantu siswa untuk menceritakan suatu kejadian secara runtut yang pernah dilihat ataupun pernah dialami kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan santun. Kegiatan mengamati gambar, berbagi gagasan dalam kelompok, dapat menceritakan kembali isi gambar yang diamati dan juga menghubungkan dengan kegiatan yang dialami siswa sendiri yang dirancang guru dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan nilai-nilai yang positif dalam diri siswa, antara lain menghargai waktu, mandiri,
toleransi dan saling menghargai. Pada pelaksanaan penelitian tindakan siklus II yang diperoleh pengamat 1 maupun pengamat 2 dari 24 aspek penilaian guru yang diamati
terdapat 23 aspek atau 96% yang
dilaksanakan dengan baik. Sedangkan dari 22 aspek kegiatan siswa yang diamati menurut pengamat 1 dan juga pengamat 2 terdapat 21 aspek atau 95% yang dilaksanakan dengan baik. Sedangkan pada hasil penilaian kemampuan bercerita dari 20 orang siswa terdapat 19 orang siswa atau 95% yang mencapai indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah setelah dilakukan pembelajaran bercerita dengan media visual gambar seri 75% siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan bercerita, dan skor pengamatan aktivitas guru minimal 75%. Dari hasil yang dicapai pada siklus II maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa : “Jika pembelajaran bercerita dilakukan melalui media visual gambar seri maka kemampuan bercerita siswa akan meningkat”, dapat diterima.