BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1
Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD N Mangunsari 06 Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012. SD N Mangunsari 06 berada di Desa Ngawen Tegalsari Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jarak tempuh ke SD N Mangunsari 06 dari pusat kota ± 2 km. Suasana SD N Mangunsari 06 masih asri dengan suasana pedesaan. Di sebelah barat SD N Mangunsari 06 terdapat rumah warga dan jalan untuk menuju jalan desa, di sebelah utara terdapat rumah warga dan perkampungan, di sebelah timur terdapat kebun warga, dan di selatan terdapat rumah warga dan kebun warga. SD N Mangunsari 06 merupakan satu-satunya sekolah yang ada di Desa Ngawen Tegalsari dengan kelas yang terdiri dari tiga belas guru dan 1 penjaga sekolah. Jumlah keseluruhan siswa 103 siswa terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6. Jumlah yang tidak begitu banyak ini disebabkan siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah yang masuk sekolah di sana. SD N Mangunsari 06 memiliki sepuluh ruangan. Dengan rincian enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, satu kantor guru, satu kantor kepala sekolah, satu perpustakaan, dan satu UKS . Ruang kelas sudah baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Disetiap ruang kelas juga tersedia tempat hasil karya siswa sehingga kelas terkesan menarik dan dapat memacu kreativitas siswa dalam berkarya. SD N Mangunsari 06 juga menyediakan dua wc yang terdiri dari wc guru dan siswa. SD N Mangunsari 06 juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara, lapangan tersebut juga digunakan untuk olahraga. Fasilitas belajar yang ada di SD N Mangunsari 06 masih terbatas. Komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data administrasi 31
32
yang diperlukan, selain itu alat peraga dalam pembelajaran juga masih terbatas. Akan tetapi penunjang sarana belajar siswa sudah cukup baik seperti buku-buku yang dapat membantu siswa dalam belajar. 4.1.2
Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V SD N Mangunsari 06 Semester II Tahun
Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 14 siswa pada pembelajaran Matematika. Berdasarkan hasil observasi terlihat hasil belajar matematika sebelum dilakukan tindakan terdapat 6 peserta didik memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=62). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada tabel 4.1. Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretes Siswa Kelas V SDN Mangunsari 6 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Skor Frekuensi Persentase (%) 49-55 56-62 63-69 70-76 77-83 Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
3 4 4 2 1 14
21,43 28,57 28,57 14,29 7,14 100 62,5 82 49
Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada grafik 4.1.
33
Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Pretes 5
Frekuensi
4 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Pretes
2 1 0 49-55
56-62
63-69
70-76
77-83
Skor
Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretes Siswa Kelas V SDN Mangunsari 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga tersebut masih kurang. Pada pembelajaran Matematika, guru menggunakan metode konvensional dan tidak menggunakan alat peraga.
4.1.3
Siklus 1 (5 x 35 menit)
a.
Perencanaan tindakan Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan
persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium). b) Menyiapkan lembar kerja kelompok
34
c) Menyiapkan buku pembelajaran Pembelajaran matematika yang direncanakan dengan pokok bahasan sifatsifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium). 2) Pertemuan 2 Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II pokok bahasannya masih sama dengan pertemuan I tetapi yang membedakan adalah guru memanfaatkan alat peraga bangun datar. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah : a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan alat peraga bangun datar mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium) dengan menerapkan prinsip pembelajaran matematika realistik. b) Menyiapkan lembar kerja kelompok c) Menyiapkan alat peraga bangun datar d) Menyiapkan lembar observasi e) Menyiapkan buku pembelajaran 3) Pertemuan 3 Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III digunakan untuk mengerjakan evaluasi siklus I. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum memberikan soal evaluasi pada pertemuan III adalah: a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium) untuk perencanaan evaluasi. b) Menyiapkan lembar evaluasi
35
b. Pelaksanaan tindakan 1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit) Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja kelompok, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, peserta didik mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Peserta didik melaksanaan diskusi tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium), kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium). Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit) Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga bangun datar, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, peserta didik mengadakan penelitian di kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Peserta didik melakukan diskusi menggunakan alat peraga bangun datar, kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan
36
menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 3) Pertemuan 3 (1 x 35 menit) Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai kegiatan untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, melakukan tanya jawab
berkaitan
dengan
materi
sebelumnya,
guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.
c.
Hasil tindakan
1) Analisis data dari hasil belajar matematika a) Analisis data hasil belajar matematika pretes Sebelum pembelajaran matematika dengan alat peraga bangun datar dilaksanakan, siswa diberi pretes untuk bekal awal siswa tentang materi sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium). Hasil belajar matematika pretes siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2.
N (Jumlah siswa) 14
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Pretes Mean (RataNilai minimal Nilai maksimal rata) Nilai frekuensi Nilai frekuensi 1 62,5 49 2 82
37
Berdasar Tabel 4.2 dapat diketahui nilai terendah siswa adalah 49 dan nilai tertingginya adalah 82. Nilai rata-rata siswa kelas V adalah 62,5. Hasil belajar matematika kelas V akan ditingkatkan dengan menggunakan alat peraga bangun datar. b) Analisis data hasil belajar matematika postes siklus 1 Pembelajaran matematika pada siklus 1 dengan menggunakan alat peraga bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 4.3.
N (Jumlah siswa) 14
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 1 Mean (RataNilai minimal Nilai maksimal rata) Nilai Frekuensi Nilai frekuensi 4 84,14 34 1 100
Hasil belajar matematika pada postes siklus 1 dapat diketahui dari Tabel 4.3 bahwa nilai terendah siswa adalah 34 dan nilai tertinggi siswa 100. Rata-rata nilai siswa kelas V adalah 84,14. Rata-rata siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan rata-rata nilai pretes. Peningkatan rata-rata nilai siswa kelas V sebanyak 21,64. Peningkatan rata-rata nilai pretes dari 62,5 menjadi 84,14. Distribusi hasil belajar matematika postes kelas V dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 1 Nilai 34-47 48-61 62-75 76-89 ≥90-100 Jumlah
Frekuensi Prosentase (%) 1 1 2 2 8 14
7,14 7,14 14,29 14,29 57,14 100
Tabel 4.4 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar matematika postes siklus 1 sebanyak 14 siswa kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga. Setelah
38
dilakukan evaluasi, siswa yang sudah tuntas belajar atau mendapat nilai di atas KKM atau ≥62 sebanyak 12 siswa atau 85,71% dari jumlah siswa. Siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa atau 14,29% dari jumlah siswa dengan nilai 34 dan 60. Berdasarkan sebaran hasil belajar matematika postes siklus 1, jika dituangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Grafik 4.2.
Frekuensi
Grafik 4.2 Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 34-47
48-61
62-75
76-89
≥90-100
Nilai
2) Analisis data dari hasil observasi Analisis data berdasarkan hasil observasi/pengamatan berasal dari hasil observasi terhadap siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran Matematika pada siklus 1 terdapat 9 siswa sudah aktif. Keaktifan siswa dilihat dari kegiatan diskusi, keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, melaporkan hasil dikusi, merumuskan
masalah
sementara,
melaksanakan
diskusi,
mengungkapkan
pendapat, dan menempel sifat-sifat bangun datar. Hasil keaktifan siswa Postes Siklus I dapat dilihat pada lampiran halaman 87. Hasil observasi yang dilakukan kepada guru pada siklus 1 menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga bangun datar sudah dimanfaatkan pada pertemuan
39
2, yang semula pada pertemuan 1 guru belum menggunakan alat peraga bangun datar. Hasil pengamatan ketrampilan guru dapat dilihat pada lampiran halaman 90. 3) Hasil belajar matematika saat pretes dan postes siklus 1 Berdasarkan hasil belajar matematika pada waktu pretes dan postes, siswa yang mendapat nilai <62 sebanyak 6 siswa saat pretes dan saat postes siklus 1 sudah berkurang menjadi 2 siswa saja yang mendapat nilai <62. Rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan. Saat pretes 62,5 dan saat postes siklus 1 meningkat menjadi 84,14.
d. Refleksi Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar matematika sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Masih ada siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hasil Belajar Matematika Postes Siklus I dapat dilihat pada lampiran halaman 85. Berdasarkan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1, akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki pembelajaran matematika pada siklus 2. Pada siklus 2 lebih ditekankan pada penggunaan alat peraga bangun datar.
4.1.4
Siklus 2 (5 x 35 menit)
a.
Perencanaan tindakan Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri dari
pertemuan I, II, dan evaluasi pada pertemuan III perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan 3 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan elips). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
40
b) Menyiapkan lembar kerja kelompok c) Menyiapkan alat peraga bangun datar d) Menyiapkan buku pembelajaran Pembelajaran matematika yang direncanakan dengan pokok bahasan sifatsifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan elips) menggunakan menggunakan alat peraga bangun datar. 2) Pertemuan 2 Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II pokok bahasannya masih sama dengan pertemuan I tetapi yang membedakan adalah guru harus penuh memanfaatkan alat peraga bangun datar. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah : a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan alat peraga bangun datar mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan elips) berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik. b) Menyiapkan lembar kerja kelompok c) Menyiapkan alat peraga bangun datar d) Menyiapkan lembar observasi e) Menyiapkan buku pembelajaran 3) Pertemuan 3 Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan III digunakan untuk mengerjakan evaluasi siklus II. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum memberikan soal evaluasi pada pertemuan III adalah: a) Menyiapakan RPP Mata pelajaran Matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan elips) untuk perencanaan evaluasi. b) Menyiapkan lembar evaluasi
41
b. Pelaksanaan tindakan 1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit) Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja kelompok, alat peraga bangun datar, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, peserta didik mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Peserta didik melaksanaan diskusi tentang sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan elips), kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan elips). Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit) Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga bangun datar, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, peserta didik mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Peserta didik melakukan diskusi menggunakan alat peraga bangun datar,
42
kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 3) Pertemuan 3 (1 x 35 menit) Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan III sebagai kegiatan untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, melakukan tanya jawab
berkaitan
dengan
materi
sebelumnya,
guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.
c.
Hasil tindakan
1) Analisis data dari hasil belajar matematika siklus 2 Pembelajaran siklus 2 menekankan penggunaan alat peraga bengun datar untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar matematika siswa kelas V siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 2 Mean (RataNilai minimal Nilai maksimal N (Jumlah rata) siswa) Nilai Frekuensi Nilai frekuensi 2 85,14 14 67 2 100 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa pada postes siklus 2 adalah 67. Nilai tertinggi pada siklus 2 adalah 100. Nilai terendah pada
43
saat pretes 49 dan saat postes siklus 1 adalah 34. Nilai tertinggi pada pretes 82 dan saat postes siklus 1 adalah 100. Nilai siswa pada saat pretes, postes siklus 1, dan postes siklus 2 semakin mengalami peningkatan. Peningkatan nilai juga ditunjukkan pada nilai rata-rata siswa. Rata-rata nilai pada siklus 2, dari Tabel 4.5 diketahui sebanyak 85,14. Rata-rata nilai pada saat pretes sebanyak 62,5 dan pada saat postes siklus 1 sebanyak 84,14. Itu menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V mengalami peningkatan dengan menggunakan alat peraga bangun datar. Distribusi hasil belajar matematika kelas V postes siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.6. Dari Tabel 4.6, kita dapat mengetahui sebaran nilai kelas V pada postes siklus 2. Tabel 4.6 Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 2 Nilai 66-72 73-79 80-86 87-93 94-100 Jumlah
Frekuensi
Prosentase (%)
2 2 1 4 5 14
14,29 14,29 7,14 28,57 35,71 100
Tabel 4.6 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar matematika postes siswa siklus 2 sebanyak 14 siswa kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga. Setelah dilakukan evaluasi, semua siswa sudah tuntas belajar atau mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 62. Berdasarkan sebaran hasil belajar matematika postes siswa siklus 2, jika dituangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Grafik 4.3.
44
Grafik 4.3 Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 2 6
Frekuensi
5 4 3
Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siswa Siklus 2
2 1 0 66-72
73-79
80-86
87-93
94-100
Nilai
2) Analisis data dari hasil observasi Analisis data dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, dapat diketahui bahwa aktifitas siswa dari semua indikator pada siklus 2 sudah dilakukan semua siswa. Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan kepada guru, pemanfaatan alat peraga bangun datar sudah banyak dilakukan oleh guru dibandingkan pada siklus 1. 3) Hasil belajar matematika siklus 2 Semua siswa kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga hasil belajar matematikanya sudah meningkat. Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari kenaikan nilai rata-rata siswa. Semua siswa sudah tuntas belajar atau mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 62.
d. Refleksi Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa dan pencapaian KKM sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan. KKM yang telah ditentukan adalah 62. Siswa yang mendapat nilai ≥62 saat postes siklus 2 sebanyak 14 siswa atau semua jumlah siswa kelas V. Sudah semua siswa
45
aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hasil Belajar Matematika Postes Siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman 85.
4.2 Hasil Analisis Data Analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar matematika saat pretes, postes siklus 1, dan postes siklus 2
dapat diketahui bahwa dari hasil belajar
matematika kelas V saat pretes, postes siklus 1, dan postes siklus 2 mengalami peningkatan. Nilai terendah pada saat pretes adalah 49, postes siklus 1 adalah 34, dan postes siklus 2 adalah 67. Nilai tertingginya pada saat pretes adalah 82, postes siklus 1 adalah 100, dan saat postes siklus 2 adalah 100. Rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan, saat pretes rata-rata nilainya sebanyak 62,5. Saat postes siklus 1 naik sebanyak 21,64 menjadi 84,14. Saat postes siklus 2 juga mengalami peningkatan, dari prestes naik sebanyak 22,64 dan dari postes siklus 1 naik sebanyak 1. Rata-rata nilai pada saat postes siklus 2 menjadi 85,14. Perbandingan hasil belajar matematika saat pretes, postes siklus 1, dan postes siklus 2 dapat dilihat pada Grafik 4.4. Perbandingan rata-rata hasil belajar matematika saat pretes, postes siklus 1, dan postes siklus 2 dapat dilihat pada Grafik 4.5. Grafik 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Matematika saat Pretes, Postes Siklus 1, dan Postes Siklus 2 120
NILAI
100 80 60 40 20 0
NAMA SISWA
PRETES POSTES SIKLUS 1 POSTES SIKLUS 2
46
Grafik 4.5 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika saat Pretes, Postes Siklus 1, dan Postes Siklus 2 90
RATA - RATA NILAI
80 70 60
50 40 30 20 10 0 pretes
Postes Siklus 1
Postes Siklus 2
EVALUASI
4.3 Pembahasan Berdasarkan pada hasil observasi pengetahuan awal siswa melalui pretes di kelas V SDN Mangunsari 06 Salatiga menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa rendah. Hal ini terbukti dari 14 siswa kelas V terdapat 8 siswa tuntas mendapat nilai di atas KKM (≥62) dengan prosentase 57,14% dan 6 siswa belum tuntas dengan prosentase 42,86%. Rata-rata kelas yang di dapat hanya sebesar 62,5 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga tersebut masih kurang. Hal ini karena rata-rata kelas tidak begitu jauh dari KKM yang ditetapkan. Hal ini disebabkan cara guru mengajar selalu menggunakan metode konvensional atau ceramah dan tidak menggunakan alat peraga yang mengakibatkan siswa pasif sehingga hasil belajar matematika rendah. Proses pembelajaran sebelum adanya tindakan banyak siswa pasif dan banyak pula yang menjadi bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga hasil belajar matematika rendah. Peningkatan hasil belajar matematika didapatkan dari perolehan hasil Postes Siklus I dan Postes siklus II.
47
1)
Postes Siklus I Pada postes siklus I penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik di kelas V terjadi peningkatan yaitu sebesar 85,72% siswa tuntas dengan jumlah 12 siswa dan sebesar 14,28% tidak tuntas dengan jumlah 2 siswa.
2)
Postes Siklus II Pada postes siklus II penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik di kelas V terjadi peningkatan yaitu sebesar 100% siswa tuntas dengan jumlah 14 siswa atau semua siswa mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 62. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengembangkan Pembelajaran
Matematika Relistik yang dilakukan oleh Wagimin (2010) dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tentang Luas Bangun Datar Sederhana Pada Siswa Kelas VI SD N 1 Jogomertan Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010 Dengan Penggunaan Alat Peraga Tangram”. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga tangram dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan pokok bahasan luas bangun datar sederhana. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan rata-rata nilai siswa meningkat dari 53.6, pada pra siklus 170.,33 pada siklus 1 dan 87.27 pada siklus 2 dari skala 100. Pembelajaran menggunakan alat peraga tangram dalam pembelajaran matematika kelas VI juga dapat meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan bahwa hasil belajar matematika
menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip
pembelajaran matematika realistik pokok bahasan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas V semester II SDN Mangunsari 06 Salatiga mengalami peningkatan. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, dapat diketahui bahwa siswa terlibat aktif mengikuti pembelajaran. Berdasarkan lembar
48
observasi yang dilakukan kepada guru, pemanfaatan alat peraga bangun datar sudah banyak dilakukan oleh guru dibandingkan pada siklus 1. Hasil penelitian lain yang relevan adalah hasil penelitian Noni Dyah Ardiani tahun 2011 dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bangun Ruang (Balok dan Kubus) Bagi Siswa Kelas V SD”. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika Relistik menggunakan alat peraga efektif digunakan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang (balok dan kubus) dibandingkan
pembelajaran tanpa PMR
menggunakan alat peraga. Hasil perhitungan analisis Leneve’s Test dapat dilihat nilai signifikansinya sebesar 0,244 dan dibandingkan dengan pedoman pengambilan keputusan 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan/ menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik menggunakan alat peraga dengan siswa yang diajar tanpa menerapkan/ menggunakan Pembelajaran Matematika menggunakan alat peraga. Penelitian yang dilakukan Noni Dyah Ardiani tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika Relistik menggunakan alat peraga efektif digunakan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang (balok dan kubus) dibandingkan pembelajaran tanpa PMR menggunakan alat peraga. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik yang dilakukan siswa kelas V SDN Mangunsari 06 Salatiga dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar. Pembelajaran matematika yang berlangsung telah membuat siswa semakin aktif dalam mengikutinya. Pembelajaran matematika sebelum menggunakan alat peraga bangun datar, ≤ 7 siswa yang aktif. Pembelajaran pada siklus 1 sudah ada peningkatan menjadi 9 siswa yang aktif. Pembelajaran siklus 2 siswa yang aktif semakin meningkat, yaitu 14 siswa atau semua siswa sudah aktif.
49
Keaktifan siswa mencakup dalam kegiatan berdiskusi, menjawab pertanyaan, disiplin dalam pembelajaran, bertanya, dan melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang ditetiti. Adapaun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas V semester II SDN Mangunsari 06 Salatiga. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik sebagian besar hasil belajar matematika meningkat dari yang tidak tuntas menjadi tuntas. Selain itu pembelajaran matematika yang berlangsung telah membuat siswa semakin aktif dalam mengikutinya. Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut: Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik dapat digunakan sebagai metode yang dapat meningkatkan hasil belahar matematika dan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Noni Dyah Ardiani tahun 2011 tentang pembelajaran Matematika Relistik menggunakan alat peraga efektif digunakan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang (balok dan kubus) dibandingkan pembelajaran tanpa PMR menggunakan alat peraga.