BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Deskripsi Lokasi Penelitian SMPN 1 Jumo terletak di jalan Muntung-Jumo, tepatnya di desa Gunung Gempol, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. SMPN 1 Jumo berdiri pada tanggal 11 Juli 1983 dengan surat keputusan (SK) No. 0472/0/1983. Kondisi lingkungan sekolah dan sekitar sekolah menunjang kegiatan belajar mengajar walaupun terletak di sebalah areal persawahan, hal tersebut karena letak sekolah yang jauh dari keramaian. Pada periode 2014, SMPN 1 Jumo dipimpin oleh Bapak Herdiyanto, S.Pd. b. Kondisi Fisik SMP Negeri 1 Jumo Kondisi fisik SMPN 1 Jumo dapat dikatakan baik. hal ini terlihat dari jumlah ruangan yang cukup memadai sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Keadaan lingkungan sekolah yang bersih serta lingkungan hijau yang cukup luas membuat sekolahan terlihat cukup asri. SMPN 1 Jumo memiliki luas ± 22.575 m2. Sarana dan prasarana yang terdapat di SMPN 1 Jumo sudah cukup memadai. Adapun sarana dan prasarana yang ada meliputi 18 kelas, 1 laboratorium IPA, 1 Laboratorium Kompiuter, 1 Musola, 1 ruangan BK, 1 UKS, 1
57
58
ruang seni musik, 1 ruang OSIS, 1 ruang bahasa, lapangan basket, lapangan sepak bola, lapangan batminton, lapangan bola voli, 12 wc siswa, 4 wc guru, perpustakaan, kantor TU, kantor guru, griin house, dan rumah penjaga sekolah. Kondisi ruangan kelas sudah baik untuk kegiatan pembelajaran. Setiap ruang kelas memiliki kelengkapan administrasi kelas yang cukup memadai antara lain meja dan kursi sejumlah siswa masingmasing kelas, kursi dan meja guru, white board, papan tulis kotakkotak, spidol dan penghapus, papan pengumuman, papan struktur organisasi, papan jadwal pelajaran, dan perlengkapan kebersihan seperti sapu, kemoceng dan tempat sampah. c. Kondisi Non Fisik SMP Negeri 1 Jumo Kondisi non fisik SMPN 1 Jumo meliputi tenaga kerja pengajar sebanyak 25. Tenaga pendukung seperti tenaga adminitrasi sebanyak 5, 1 orang satpam dan 2 orang penjaga kebun. Adapun potensi jumlah siswa SMPN 1 Jumo sebanyak 562 siswa yang terbagi menjadi kelas VII berjumlah 198 siswa, kelas VIII berjumlah 196 siswa dan kelas XI berjumlah 168 siswa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan tuntutan dan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan, karena itu pengembangan kurikulum KTSP sangat diperlukan. SMPN 1 Jumo saat ini menggunakan kurikulum KTSP untuk kelas, VIII dan kelas IX, sedangkan untuk kelas VII
59
menggunakan kurikulum 2013. Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Hubungan antara warga sekolah di SMPN 1 Jumo terjalin cukup baik satu sama lain, ramah sopan dan bersifat terbuka. Dalam kehidupan interaksi sosial antara warga sekolah, setiap warga sekolah harus bersedia menerima saran dan kritik yang disampaikan untuk kebaikan bersama, dan antarwarga sekolah harus menyadari tugas dan tanggung jawab masing-masing. Visi dan Misi SMPN 1 Jumo adalah sebagai berikut: 1) Visi Sekolah Terwujudnya siswa dan tamatan yang Bertaqwa, Berpartisipasi, Mandiri, Santun Beperilaku dan Cinta Lingkungan. 2) Misi Sekolah a) Mewujudkan lulusan yang berprestasi tinggi serta mampu bersaing di tingkat lanjut. b) Mewujudkan pelaksanaan kurikulum pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
60
c) Mewujudkan proses pembelajaran dan pembimbingan siswa yang Inovatif, Kreatif, dinamis, dan menyenangkan. d) Mewujudkan etos kerja dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang tinggi dan tangguh serta memiliki kompetensi yang memadai. e) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir, dan berwawasan
kedepan
serta
sesuai
setandar
nasional
pendidikan. f) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh dan manajemen sesuai sesuai standar nasional pendidikan. g) Mewujudkan pembelajaran pendidikan yang memadai, wajar, dan adil sesuai tuntutan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan. h) Mewujudkan penilaian pendidikan secara authentic dan terukur. i) Mewujudkan budaya positif di sekolah. j) Mewujudkan lingkung sekolah yang bersih dan sehat. k) Mewujudkan komunikasi antar warga sekolah yang sehat. d. Kondisi Umum Kelas Penelitian Ruang kelas VIII D berada di ujung timur sekolah. Ruang kelas VIII D memiliki kelengkapan administrasi kelas yang cukup memadai antara lain meja dan kursi sejumlah siswa yaitu 33 anak, kursi dan meja guru, white board, papan tulis kotak-kotak, spidol dan
61
penghapus, jam dinding, papan pengumuman, papan struktur organisasi, papan jadwal pelajaran, dan perlengkapan kebersihan seperti sapu, peggaris kayu, kemoceng dan tempat sampah. e. Kegiatan Pra Tindakan Berdasarkan observasi pra tindakan, motivasai dan hasil belajar siswa kelas VIII D dalam pembelajaran IPS masih rendah. Hal ini di buktikan dengan data rekapitulasi observasi sebelum adanya tindakan sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Observasi Motivasi Belajar Sebelum Adanya Tindakan No Indikator Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8
Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan Menunjukkan minat pada pembelajaran Lebih senag bekerja mandiri Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Dapat mempertahankan pendapatnya Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini Senag mencari dan memecahkan masalah (soal-soal IPS) Rata-Rata Persentase (%) Melalui observasi sebelum adanya tindakan pada tabel
59 56,5 71,5 65 54,5 62,5 58 48,5 59,43 10, dapat
diketahui bahwa rata-rata persentase motivasi belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN I Jumo Temanggung terhadap mata pelajaran IPS sebelum adanya tindakan sebesar 59,43%. Hal ini menunjukkan motivasi belajar IPS di kelas VIII D masih rendah. Setelah mendapatkan informasi menggenai motivasi belajar siswa, selanjutnya peneliti bersama kolaborator mengadakan tes sebelum adanya tindakan (pratindakan). Pratindakan ini dilakukan agar dapat
62
diketahui hasil belajar IPS. Hasil belajar IPS sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel 11 berikut. Tabel 11. Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan Nilai Tes Frekuensi 16 10
≤ 75 ≥ 75
Sebelum Tindakan Persentase 61,53 38,43
Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang telah mencapai KKM adalah 10 siswa (38,43%). Dari jumlah siswa yang telah mencapai KKM tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS kelas VIII D masih rendah.
Mengingat permasalahan yang dihadapi, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS. untuk itu diperlukan
model
pembelajaran
yang
tepat
untuk
megatasi
permasalahan tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa yaitu model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi. Metode simulasi merupakan salah satu metode yang mana memberikan tugas kepada siswa untuk memerankan perilaku tokoh masyarakat, pahlawan, dan pejabat dalam suatu situasi atau kejadian yang senyatanya. Dalam pembelajaran menggunakan metode simulasi ini siswa dituntut untuk berperan serta dalam melakukan segala kegitan simulasi. Berdasarkan penjelasan yang disampaikan peneliti kepada guru mengenai model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi, guru memberi tangapan baik mengenai model pembelajaran
63
quantum learning dengan metode simulasi. Selanjutnya guru setuju untuk mencoba menerapkan model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi pada pembelajaran IPS di kelas VIII D. 2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran IPS melalui Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Metode Simulasi Penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII D SMPN I Jumo Temanggung ini dilaksanakan secara bertahap dalam dua siklus. Penelitian ini dimulai dari penyusunan rencana tindakan, kemudian implementasi tindakan, baru dilanjutkan dengan observasi. Setelah itu direfleksi dan yang terakhir baru disusun rencana perbaikan untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan penelitian ini kurang lebih selama 4 minggu. Jadwal pelaksanaan diatur bersama guru IPS yang mengajar kelas VIII D di SMPN I Jumo Temanggung. Pada penelitian ini, sebelum dan sesudah siklusnya ditandai dengan pengisian angket motivasi dan tes dengan materi angkatan kerja dan tenaga kerja. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemantauan terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar IPS. Adapun uraian pelaksanaan tindakan penelitian pada tiap siklusnya adalah sebagai berikut:
64
a. Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa dan Sabtu tanggal 13 dan 17 Mei 2014 dimana satu pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Siklus I dilaksanakan melalui 2 kali pertemuan. Guru yang mengajar pada siklus I adalah guru mata pelajaran IPS. Selama pelaksanaan tindakan peneliti dan observer mengamati serta mencatat pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut: 1) Perencanaan Tindakan Siklus I Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan penerapan pembelajaran mengunakan model pembelajaran quantum learning dengan metode simulai. Persiapan-persiapan tersebut meliputi hal-hal berikut ini: a) Peneliti bersama kolaborator menyamakan persepsi dengan melakukan diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang
muncul
dalam
pembelajaran
IPS
dan
solusi
pemecahan masalahnya. b) Peneliti dan guru IPS menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan metode simulasi. RPP yang dibuat mengenai Standar kompetensi 7. Memahami
kegiatan
perekonomian
Indonesia
dan
65
Kompetensi Dasar 7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. c) Menyiapkan media dan sumber pelajaran. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah slide Powerpoint. d) Melengkapi kebutuhan penelitian yang terdiri dari membuat peraturan simulasi, menentukan topik simulasi, dan menentukan peran yang dibutuhkan dalam simulasi. e) Melakukan koordinasi dengan guru dan teman mahasiswa 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Mei 2014. Pembelajaran berlangsung pukul 11.20-12.00, sedangkan pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014. Pembelajaran berlangsung pukul 11.2012.00. Dengan Standar Kompetensi 7. Memahami kegiatan perekonomian
Indonesia
dan
Kompetensi
Dasar
7.1
Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. Pada pertemuan pertama siklus I siswa yang masuk berjumlah 26 anak sedangkan yang tidak mengikuti pelajaran dikarenakan
66
mengikuti acara waisak sebanyak 7 anak, sedangkan pada pertemuan kedua jumlah anak yang mengikuti pelajaran berjumlah 33 siswa dalam artian pada pertemuan kedua siklus I ini semua siswa masuk semua. Siklus I ini dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, yaitu sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama, guru mengawali pembelajaran dengan melakukan salam, doa, kemudian memberikan apersepsi degan cara menunjukkan gambar kegiatan para pencari kerja setelah ditunjukkan gambar pencari kerja siswa diarahkan untuk megidentifikasikan gambar yang telah diperlihatkan. menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang pengertian tenaga kerja, angkatan kerja, kesempatan kerja, dan jenis-jenis tenaga kerja, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dapat dipahami. Pada siklus I pertemuan pertama tidak ada siswa yang bertanya megenai materi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya guru menentukan topik simulasi dan langkah-langkah pembelajaran megunakan metode simulasi.
67
Topik yang digunakan yaitu rapat upaya megatasi angkatan kerja agar dapat memperoleh pekerjaan. Guru memberikan gambaran masalah dan situasi yang akan disimulasikan, setelah memberikan gambaran masalah guru membegi peran sesuai peran yang dibutuhkan yaitu bupati, wakil bupati, ketua BLK, ketua badan pembina koperasi, dan dinas ketenaga kerjaaan. Sedangkan siswa yang tidak mendapatkan peran tersebut akan berperan sebagai DPR. Setelah membagi peran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai masalah maupun langkah-langkah yang terkait dengan jalanya simulasi, namun tidak ada siswa yang bertanya. Guru menutup pelajaran dengan menyuruh siswa untuk mengisi angket motivasi belajar setelah adanya tindakan, megerjakan tes setelah adanya tindakan dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama-sama dengan siswa, selanjutnya megajak siswa untuk berdoa dan diakhiri dengan salam. Guru menyimpulkan pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan dan menyampaikan rencana
pembelajaran
(pelaksanaan simulasi).
pada
pertemuan
selanjutnya
68
b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya. Guru mengawali pertemuan kedua dengan salam, doa, dan memeriksa kehadiran siswa, selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru mgulang sekilas megenai materi yang kemarin telah dipelajari, setelah itu guru menyuruh siswa untuk melakukan simulasi. Simulasi dilakukan selama 30 menit. Pada awalnya simulasi berjalan kurang menarik hal ini dikarenakan tidak ada siswa yang menaggapi simulasi. Melihat hal tersebut guru mulai megkondisikan simulasi dengan cara memberikan pertanyaan agar simulasi berjalan dengan baik. Setelah guru memberikan pertanyaan baru muncul pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Terdapat tujuh siswa yang memberikan tanggapan terhadap topik simulasi dengan memberikan pertannyaan yang ditujukan kepada bupati. Dalam menjawab bupat dibantu oleh wakil bupati, ketua BLK, ketua badan pembina koperasi, dan dinas ketenaga kerjaan. Setelah simulasi selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi terhadap jalanya
69
simulasi dan efek keputusan dari kegiatan simulasi. Selanjutnya guru membandingkan aktivitas simulasi dengan materi pembelajaran. Guru menutup pelajaran dengan menyuruh siswa untuk mengisi angket motivasi belajar setelah adanya tindakan, megerjakan tes setelah adanya tindakan dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama-sama dengan siswa, selanjutnya megajak siswa untuk berdoa dan diakhiri dengan salam. 3) Observasi Observasi pada siklus I dilakukan pada saat pembelajaran pertemuan pertama dan kedua berlangsung. Hasil observasi terhadap guru menunjukan bahwa pada pelaksanaan siklus I sudah sepenuhnya berjalan seperti yang direncanakan. Pengamatan terhadap siswa dilakukan dari awal sampai dengan akhir pembelajaran. Dalam mengikuti pembelajaran IPS siswa sudah tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan, tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran siswa masih kurang serius mengikuti pelajaran, masih ada sepuluh siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh, kondisi dalam kelas sangat pasif karena siswa masih malas bertanya terhadap apa yang belum dimengerti, dan masaih ada siswa yang saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang
70
diberikan. Pada siklus I jalannya simulasi juga belum begitu terarah karena siswa masih binggung terhadap peran masingmasing temannya, dikarenakan kurangnya perlengkapan untuk menunjang jalanya simulasi seperti tidak adanya tanda pengenal peran masing-masing siswa. Hal ini disebabkan kurangnya persiapan dalam pelaksanaan simulasi. Hasil pengamatan terhadap motivasi siswa pada siklus I menunjukan belum optimal. Berikut hasil observasi motivasi belajar siswa yang telah ditabulasikan secara rinci: Tabel 12. Hasil Observasi Motivasi Belajar IPS Siklus I No Indikator Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8
Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan Menunjukkan minat pada pembelajaran Lebih senag bekerja mandiri Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Dapat mempertahankan pendapatnya Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini Senag mencari dan memecahkan masalah (soal-soal IPS) Rata-Rata Persentase (%) Siklus I Kriteri Keberhasilan (%)
74,25 65,91 74,25 72,73 68,18 77,27 88,63 56,82 72,25 75
Dari tabel 12 di atas, terlihat bahwa data motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS yang diperoleh dari hasil ratarata 2 observer yang kemudian di rata-rata dan ditabulasikan menunjukan hasil yang diperoleh masih belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ingin dicapai, minimal 75% pada masing-masing
indikator
motivasi
belajar
IPS.
Pada
71
pelaksanaan tindakan dengan menerapkan metode simulasi terdapat 8 indikator motivasi belajar IPS yang ditentukan. Adapun persentase tiap indikator motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS siklus I yaitu tekun menghadapi tugas 74,25%, ulet menghadapi kesulitan 65,91%, menunjukkan minat pada pembelajaran 74,25%, lebih senag belerja mandiri 72,73%, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 68,18%, dapat mempertahankan pendapatnya 77,27%, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 88,63%, dan senag mencari dan memecahkan masalah (soal-soal) 56,82%. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
90 80 70 60
IndikatorIndikator Motivasi Belajar
50 40 30
Rata-Rata Persentase Motivasi
20 10 0
Kriteria Keberhasilan
Gambar 3. Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran IPS Siklus I
72
Belum tercapainya motivasi belajar IPS secara optimal juga didukung dengan hasil angket motivasi pada saat sebelum dan sesudah adanya tindakan siklus I. Angket ini terbagi menjadi 20 butir pertanyaan dengan sekor masing-masing pertanyaan 1-4. Berdasarkan pengisian angket yang dilakukan oleh siswa pada siklus I diperoleh data pada tabel berikut : Tabel 13. Rata-Rata Hasil Motivasi Belajar IPS yang Diperoleh dari Angket Siklus I Sebelum Sesudah Kriteria Keterangan Siklus I Siklus I Keberhasilan 59,76% 70,90% 75% Belum berhasil Dari tabel 13 motivasi yang diperoleh dari hasil angket di atas menunjukan bahwa pada siklus I hasil motivasi belajar IPS siswa kelas VIII D belum menunjukan hasil yang optimal. Terlihat pada saat sebelum adanya tindakan siklus I rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 59,76%. Sedangkan setelah adanya tindakan siklus 1 motivasi belajar siswa mengalami peningkatan 11,14% dengan rata-rata 70,90%. Walaupun ada peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS yang diajarkan mengunakan model quantum learning dengan metode simulasi belum bisa dikatakan berhasil karena belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75%. Agar lebih jelas dalam mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS pada siklus I yang
73
diperoleh dari hasil angket dapat dilihat dalam gambar diagram batang di bawah ini:
80 70 60
70,9
56,76
75
Sebelum Siklus I
50 40
Sesudah Siklus I
30 20 Kriteria Keberhasilan
10 0 Rata-Rata Hasil Motivasi Belajar
Gambar 4. Diagram Rata-Rata Hasil Motivasi Belajar IPS yang Diperoleh dari Angket Siklus I Selain dilihat dari hasil observasi, wawancara, angket tes juga digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Tes terdiri dari 20 soal berupa pilihan ganda, masing-masing soal mendapatkan skor 1 bila jawaban benar tetapi jika jawaban salah maka akan di beri skor 0.
74
Tabel 14. Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus I Nilai Tes
Siklus I Sebelum
Kriteria Keberhasilan Setelah
F
P
F
P
≤ 75
16
61,53
12
36,37
≥ 75
10
38,47
21
63,63
75
Keteranggan: F (Frekuensi), P (Persentase) Dari tabel 14 di atas menunjukan bahwa sebelum adanya tindakan siklus I hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai 75
adalah 16 siswa atau sebesar 61,53% dari 26 siswa
sedangkan yang telah mencapai nialai 75 sebanyak 10 siswa atau sebesar 38,47%, hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Setelah ada tindakan siklus I hasil tes siswa juga belum menunjukan hasil yang optimal. Terlihat dari jumlah siswa yang belum mencapai nilai 75 adalah 12 atau sebesar 36,37% sedangkan yang telah mencapai nilai 75 adalah 21 siswa atau sebesar 63,63% orang dari 33 siswa. Penerapan model quantum learning dengan metode simulasi siklus I dikatakn belum mencapai kriteri yang ditentukan sebesar 75%. Di bawah ini gambar diagram batang hasil tes pada siklus I:
75
75
80 63,63
61,53
70 60
50
38,47
40
36,37
30 20
Persentase siswa yang mendapat nilai ≤ 75 Persentase siswa yang mendapat nilai ≥ 75 Kriteria Keberhasilan
10
0 Sebelum Tindakan
Setelah Tindakan
Gambar 5. Diagram Hasil Belajar IPS Siklus I Berdasarkan observasi, hasil angket dan tes dapat dilihat bahwa motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII D masih rendah hal ini dikarenakan belum terpenuhinya kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Kriteria keberhasilan yang telah ditentukan adalah sebesar 75%. Untuk itu perlu ada perbaikan tindakan pada siklus II. 4) Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil observasi, angket, tes, dan wawancara, setelah pembelajaran IPS pada siklus I, dapat ditari kesimpulan bahwa
pelaksanaan
pembelajaran
mengunakan
model
pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi kurang optimal. Pada saat pembelajaran berlangsung masih ditemui permasalahan yang diantaranya:
76
a) Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh; b) Kondisi dalam kelas sangat pasif karena siswa masih malas bertanya terhadap apa yang belum dimengerti; c) Masaih ada siswa yang saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan; d) Jalannya simulasi juga belum begitu terarah karena siswa masih binggung terhadap peran masing-masing temannya, dikarenakan kurangnya perlengkapan untuk menunjang jalanya simulasi. b. Siklus II Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II hampir sama dengan kegiatan pada siklus I, akan tetapi telah dilakukan beberapa perbaikan tindakan yang didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa dan Kamis tanggal 20 dan 22 Mei 2014 dimana satu pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Siklus II dilaksanakan melalui 2 kali pertemuan. Guru yang mengajar pada siklus II adalah guru mata pelajaran IPS. Selama pelaksanaan tindakan peneliti dan observer mengamati serta mencatat pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran. Ada beberapa tahap pelaksanaan pada siklus II sebagai berikut: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, obsrvasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan dibawah:
77
1.
Perencanaan Tindakan Siklus II Dengan mempertimbangan pengamatan dan hasil refleksi pada siklus I maka tindakan pada siklus II ini diadakan perbaikan dengan menambahkan:
a) Untuk
lebih
memperjelas
dalam
penyampaian
materi
menggunakan metode simulasi maka dilengkapi dengan media pembelajaran seperti powerpoint yang dilengkapi dengan gambar dan video yang terkait dengan materi yang diajarkan agar siswa lebih tertarik untuk memperhatikan penjelasan materi dari guru. b) Ditambahkan artikel berupa kasus yang sesuai dengan topik yang akan disimulasikan sehingga dapat dijadikan gambaran permasalahan yang dihadapi saat simulasi. Adanya artikel tersebut diharapkan solusi
yang diberikan siswa dalam
kegiatan simulasi dapat terarah sesuai dengan topik yang diberikan. c) Ditambah perlengkapan simulasi berupa tulisan yang dapat menunjukan peran masing-masing siswa. Selanjutnya kembali dilakukan rencana tindakan sebagai berikut: (a) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar. (b)Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pertimbangan dari guru mata pelajaran IPS sebagai acuan
78
dalam
melaksanakan
pembelajaran
mengunakan
model
pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi. (c) Menyiapkan media pembelajaran berupa powerpoint dan menyiapkan properti simulai. (d)Mempersiapkan
beberapa
instrumen
penelitian
yang
diperlukan dalam pembelajaran berupa lembar observasi, angket, pedoman wawancara, dan alat evaluasi berupa soal tes sebelum tindakan siklus dua dan setelah tindakan siklus dua. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemua pertama siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Mei 2014 pembelajaran berlangsung pukul 11.2012.00 sedangkan pertemuan kedua siklu II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014 pembelajaran berlangsung pukul 09.45-10.25 Setiap satu pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
Standar
perekonomian
Kompetensi
Indonesia
dan
7.
Memahami
Kompetensi
kegiatan
Dasar
7.1
Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. Pada siklus II baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua tidak ada siswa yang ijin tidak mengikuti pelajaran. Siklus II ini dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, yaitu sebagai berikut:
79
a) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama siklus ke dua, guru mengawali pembelajaran dengan melakukan salam, doa, kemudian memberikan apersepsi degan cara menayangkan video tentang masalah angkatan kerja dan tenaga kerja setelah ditayangkan video siswa diarahkan untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang masalah, dampak dan upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan yang disampaikan meggunakan media powerpoint, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dapat dipahami. Selanjutnya guru menentukan topik simulasi dan langkah-langkah pembelajaran megunakan metode simulasi. Topik yang digunakan yaitu rapat pemecahan masalah yang dihadapi oleh TKI. Guru memberikan gambaran masalah dan situasi yang akan disimulasikan, setelah memberikan gambaran masalah guru membegi peran. Peran yang dibutuhkan pada simulasi siklus ke dua ini sama pada siklus pertama. Setelah membagi peran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai masalah maupun langkah-langkah yang terkait dengan jalanya simulasi, dengan kesempatan
80
tersebut terdapat tiga anak yang menanyakan tentang jalanya simulasi. Guru menutup pelajaran dengan menyuruh siswa untuk mengisi angket motivasi belajar setelah adanya tindakan, megerjakan tes setelah adanya tindakan dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama-sama dengan siswa, sebelum guru megajak siswa untuk berdoa guru terlebih dahulu membagikan artikel mengenai permasalahan tenaga kerja Indonesia. Selanjutnya guru menyimpulkan pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada siklus II ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya. Guru mengawali pertemuan kedua dengan salam, doa,
dan memeriksa kehadiran siswa,
selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan pertanyaan-pertannyan seputar solusi untuk mengatasi permasalahan angkatan kerja secara lisan kepada siswa. Siswa sudah mulai interaktif dalam menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru memberikan
81
pembahasan terhadap tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyuruh siswa untuk melakukan simulasi. Simulasi dilakukan selama 30 menit. Simulasi pada siklus ke dua sudah berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan sembilan pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa untuk menanyakan permasalahan TKI dan lima argumentasi yang disampaikan oleh siswa. Setelah simulasi selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi terhadap jalanya simulasi
dan
efek
keputusan
dari
kegiatan
simulasi.
Selanjutnya guru membandingkan aktivitas simulasi dengan materi
pembelajaran.
Guru
menutup
pelajaran
dengan
menyuruh siswa untuk mengisi angket motivasi belajar setelah adanya tindakan, megerjakan tes setelah adanya tindakan dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersamasama dengan siswa, selanjutnya megajak siswa untuk berdoa dan diakhiri dengan salam. 3.
Observasi Siklus II Berdasarkan pengamatan motivasi belajar siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus II, siswa terlihat senag mengikuti pelajaran yang disampaikan megunakan model quantum learning dengan metode simulasi yang dipadukan dengan media pembelajaran powerpoint. Di dalam media
82
powerpoint juga dilengkapi dengan video, artikel dan gambar yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Siswa juga mengerjakan tugas dengan serius dengan kemampuan masing-masing dan tertarik dalam memperhatikan materi yang disampaikan guru. Siswa juga terlihat lebih tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan, dan lebih terlihat semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Secara umum perhatian dan keaktifan siswa sudah lebih baik apabila dibandingkan dengan hasil pengamatan di siklus I. Di siklus II motivasi belajar siswa juga telah memenuhi target kriteria keberhasilan. Hasil pengamatan terhadap motivasi siswa pada siklus II menunjukan sudah optimal. Berikut hasil observasi motivasi belajar siswa secara rinci Tabel 15. Hasil Observasi Motivasi Belajar IPS Siklus II No Indikator Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8
Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan Menunjukkan minat pada pembelajaran Lebih senag bekerja mandiri Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Dapat mempertahankan pendapatnya Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini Senag mencari dan memecahkan masalah (soal-soal IPS) Rata-Rata Persentase (%) Siklus II Kriteri Keberhasilan (%)
82,58 78,03 78,03 79,55 81,06 79,55 78,79 75,76 79,17 75
83
Dari tabel 15 tersebut, terlihat bahwa data motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS yang diperoleh dari hasil ratarata 2 observer yang kemudian di rata-rata dan ditabulasikan menunjukan hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ingin dicapai, minimal 75% pada masingmasing indikator motivasi belajar IPS. Pada pelaksanaan tindakan dengan menerapkan metode simulasi terdapat 8 indikator motivasi belajar IPS yang ditentukan. Adapun persentase tiap indikator motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS siklus II yaitu tekun menghadapi tugas 82,58%, ulet menghadapi kesulitan 78,03%, menunjukkan minat pada pembelajaran 78,03%, lebih senag belerja mandiri 79,55%, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 81,06%, dapat mempertahankan pendapatnya 79,55%, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 78,79%, dan senag mencari dan memecahkan masalah (soal-soal) 75,76%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:
84
84 82 80
IndikatorIndikator Motivasi Belajar
78 76
Rata-Rata Persentase Motivasi
74 72
Kriteria Keberhasilan
70
Gambar 6. Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran IPS Siklus II Sudah tercapainya motivasi belajar IPS secara optimal juga didukung dengan hasil angket motivasi pada saat sebelum dan sesudah adanya tindakan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 16. Rata-Rata Hasil Motivasi Belajar IPS yang Diperoleh dari Angket Siklus II Sebelum Sesudah Kriteria Keterangan Siklus II Siklus II Keberhasilan 79,47% 87,87% 75% Berhasil
Dari tabel motivasi yang diperoleh dari hasil angket di atas menunjukan bahwa pada siklus II hasil motivasi belajar IPS siswa sudah menunjukan hasil yang optimal. Terlihat dari
85
hasil motivasi belajar sebelum adanya tindakan siklus II siswa memiliki rata-rata 79,47% dan mengalami peningkatan sebesar 8,4% dengan rata-rata 87,87%. Berdasarkan data tersebut penerapan model quantum learning dengan metode simulasi untuk meningkatkan motivasi belajar IPS pada siklus II dikatakn sudah berhasil karena sudah mencapai kriteri yang telah
ditentukan.
Agar
lebih
jelas
dalam
mengetahui
peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS pada siklus II yang diperoleh dari hasil angket dapat dilihat dalam gambar diagram batang di bawah ini: 88
87,87
86
Sebelum Siklus II
84
82 80
79,47 Sesudah Siklus II
78 75
76
Kriteria Keberhasilan
74 72 70
68 Rata-Rata Hasil Motivasi Belajar
Gambar 7. Diagram Persentase Hasil Motivasi Belajar IPS yang Diperoleh dari Angket Siklus II Selain dilihat dari hasil observasi, wawancara, angket tes juga digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Tes terdiri dari 20 soal berupa pilihan
86
ganda, masing-masing soal mendapatkan skor 1 bila jawaban benar tetapi jika jawaban salah maka akan di beri skor 0. Tabel 17. Hasil Belajar IPS Siklus II Nilai Tes
Siklus II Sebelum
Kriteria Keberhasilan Setelah
F
P
F
P
≤ 75
12
36,37
6
18,18
≥ 75
21
63,63
27
81,82
75
Keteranggan: F (Frekuensi), P (Persentase) Dari tabel 17 di atas menunjukan bahwa pada siklus II hasil tes siswa sudah menunjukan hasil yang optimal. Terlihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 75 sebelum tindakan siklus II sebanyak 21 dari 33 siswa dan siswa yang nilainya kurang dari 75 adalah 12. Sedankan setelah adanya tindakan jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 75 adalah 27 dari 33 siswa dan siswa yang belum memenuhi nilai minimal 75 sebanyak 6 siswa. Penerapan model quantum learning dengan metode simulasi pada pembelajaran IPS di siklus II dikatakan berhasil apabila sudah memenuhi target 75% dari siswa kelas VIII D yang memperoleh nilai minimal 75 pada mata pelajaran IPS. Nilai 75 merupakan nilai KKM untuk mata pelajaran IPS di SMPN 1 Jumo. Diagram dibawah ini akan menggambarkan tentang hasil belajar siswa yang di ukur menggunakan tes pada siklus II dapat dilihat dalam gambar diagram di bawah ini:
87
90
81,82
75
80 63,63
70 60
50 40
36,37
30
18,18
20
Persentase siswa yang mendapat nilai ≤ 75 Persentase siswa yang mendapat nilai ≥ 75 Kriteria Keberhasilan
10 0
Sebelum Tindakan
Setelah Tindakan
Gambar 8. Diagram Hasil Belajar IPS Siklus II Berdasarkan observasi, hasil angket dan tes dapat dilihat bahwa motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII D sudah mengalami peningkatan dan dikatakan tinggi karena telah terpenuhinya kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Kriteria keberhasilan hasil belajar yang telah ditentukan adalah sebesar 75. 4.
Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil observasi, angket, tes dan wawancara setelah pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi sudah lebih baik dibandingkan siklus sebelumnya. Pada siklus II, penerapan model quantum learning dengan metode simulasi
88
untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa sudah sangat terlihat. Siswa pada saat pembelajaran sudah berani mengutarakan pendapatnya, mampu memberikan solusi yang
sesuai
dengan
topik
simulasi,
dan
siswa
juga
memperhatiakan penjelasan dari guru IPS. Selain itu, siswa lebih berani dalam menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain. Berdasarkan hasil observasi, persentase masing-masing indikator siklus II sudah mencapai kriteria yang telah ditentukan sebesar 75% pada masing-masing indikator. Rata-rata persentase motivasi belajar siswa pada siklus II sebesar 79,17% Pencapain kriteria keberhasilan tersebut juga didukung dengan data angket motivasi belajar. Hasil rata-rata motivasi belajar siswa yang diperoleh dari data angket ialah sebesar 89,35% Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan motivasi belajar siswa menunjukan adanya peningkatan dari hasil yang diperoleh siklus I dan siklus II. Hasil tes pada siklus II yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa
juga mengalami
peningkatan. Hasil belajar pada siklus II 25 siswa memperoleh hasil ≥ 75 dan 8 siswa mencapai nilai ≤ 75 dengan nilai minimal yang dicapai siswa sebesar 75. Berdasarkan data tersebut dapat
89
dikatakan hasil belajar siswa meningkat dari hasil yang diperoleh siklus I dan siklus II. Dari siklus II motivasi dan hasil belajar siswa sudah meyakinkan terjadi peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran quantum learning denagan metode simulas yang dilengkapi dengan media pembelajaran PowerPoin, video, gambar dan artikel sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. B. Pembahasan Penelitain ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang dilaksanakan oleh guru untuk mengatasi permasalahan selama pembelajaran berlangsung atau peneliti yang berusaha memecahkan permasalahan dengan kegiatan penelitian. Penerapan model quantum learning dengan metode simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS kelas VIII. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Jumo kelas VIII D. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari observasi langsung yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Data juga diperoleh dari angket motivasi sebelum dan sesudah adanya tindakan, tes sebelum dan sesudah tindakan, dan wawancara guru dan siswa.
90
1.
Pembelajaran IPS Mengunakan Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Metode Simulasi Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada saat menerapkan model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi di kelas VIII D dapat diketahui bahwa guru secara umum dapat menerapkan model quantum learning dengan metode simulasi dengan baik. Model quantum learning dengan metode simulasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dapat disimpulkan bahwa pegunaan model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari hasil pengisian lembar observasi, angket, tes dan wawancara juga menunjukan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.
2.
Motivasi Belajar Siswa Mengunakan Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Metode Simulasi Pelaksanaan pembelajaran mengunakan model quantum learning dengan metode simulasi terbukti dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II diketahui bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Berikut ini akan dijelaskan peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II. Pada pelaksanaan penelitian ini dikatakan berhasil apabila sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang sudah direncanakan
91
yaitu 75%. Berikut ini merupakan data hasil rata-rata observasi pada siklus I dan II yang terdiri dari 8 indikator yang diamati dalam motivasi belajar IPS yang sudah ditabulasikan dari 2 observer. Tabel 18. Hasil Observasi Motivasi Belajar IPS Siswa Siklus I dan Siklus II No Indikator Siklus I II 1 Tekun menghadapi tugas 74,25 82,58 2 Ulet menghadapi kesulitan 65,91 78,03 3 Menunjukkan minat pada pembelajaran 74,25 78,03 4 Lebih senag bekerja mandiri 72,73 79,55 5 Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 68,18 81,06 6 Dapat mempertahankan pendapatnya 77,27 79,55 7 Tidak mudah melepaskan hal yang 88,63 78,79 diyakini 8 Senag mencari dan memecahkan masalah 56,82 75,76 (soal-soal IPS) Rata-Rata Persentase (%) Siklus I 72,25 79,17 Kriteri Keberhasilan (%)
75
Berdasarkan data di atas, terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap indikator yang diamati mulai siklus I dan Siklus II. Ratarata persentase setelah ditabulasikan pada siklus I adalah 72,25%. Pada siklus II terjadi peningkatan pada masing-masing indikator hal ini dapat dilihat dari tabel diatas. Rata-rata persentase indikator motivasi belajar siswa siklus II adalah 79,17%. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS telah mencapai kriteria keberhasilan suatu tindakan. Kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75%. Untuk lebih jelasnya, akan disajikan diagram peningkatan rata-rata persentase indikator motivasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II.
92
79,17
80 78
Siklus I
Siklus I
76 74
72,25
72 70 68
Rata-Rata Hasil Motivasi Dari Data Observasi
Gambar 9. Hasil Rata-Rata Persentase Motivasi Belajar IPS Siswa Siklus I dan Siklus II Dari Data Observasi Motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS juga diukur dengan menggunakan angket. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari jawaban angket motivasi belajar sebelum dan sesudah siklus I maupun II tindakan dinyatakan berhasil apabila motivasi belajar telah mencapai rata-rata 75%. Berikut ini data hasil angket motivasi belajar siklus I dan II: Tabel 19. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan II Siklus I Siklus II Kriteria Keberhasilan 75% Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 59,76% 70,90% 79,94% 87,87% Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat dijelaskan mengenai peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPS pada siklus I dan II. Pada saat sebelum siklus I menunjukan bahwa rata-rata persentase motivasi belajar siswa adalah 59,76%. Setelah ada tindakan siklus I motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar
93
11,14% dengan rata-rata 70,90%. Pada siklus II secara umum motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPS meningkat dengan rata-rata 87,87%. Pada siklus II ini tindakan dinyatakan berhasil karena kriteria keberhasilan tindakan yang ditentukan sebesar 75% sedangkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS yang berada dalam kategori tinggi telah mencapai lebih dari 75%. Untuk memperjelas peningkatan motivasi belajar siswa terhadap matapelajaran IPS dari siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam diagram berikut :
87,87 79,94
90 80
75
70,9
70
60
56,76
50
40 30
Sebelum Adanya Tindakan Setelah Adanya Tindakan Kriteria Keberhasilan Tindakan
20
10 0
Siklus I
Siklus II
Gambar 10. Hasil Rata-Rata Persentase Motivasi Belajar IPS Siswa Siklus I dan Siklus II dari Data Angket 3.
Hasil Belajar Siswa Mengunakan Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Metode Simulasi Hasil tes belajar siswa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Tes yang digunakan merupakan tes pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal, setip soal mempunyai skor 1.
94
Tes diberikan setiap sebelum adanya tindakan dan setelah adanya tindakan sebagai upaya mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model quantum learning dengan metode simulasi. Hasil belajar siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 20. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Nilai Tes
Siklus I Sebelum
Siklus II Setelah
Sebelum
Setelah
F
P
F
P
F
P
F
P
≤ 75
10
38,47
12
36,37
12
36,37
6
18,18
≥ 75
16
61,53
21
63,63
21
63,63
27
81,82
Keteranggan: F (Frekuensi), P (Persentase) Hasil tes siswa sebelum siklus I sebanyak 16 siswa atau 61,53% pada nilai kurang dari 75 dan 10 siswa atau sebesar 38,47% siswa memperoleh niliai ≥ 75. Sedangkan setelah adanya tindakan siklus I hasil tes siswa 14 siswa atau sebesar 42,42% pada nilai kurang dari 75 dan siswa 19 atau sebesar 57,58% siswa memperoleh nilai ≥ 75. Melihat hasil tersebut tindakan siklus I belum dikatakan berhasil karena belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan yaitu sebesar 75% dari jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 75. Pada siklus Iihasi tes siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Hasil tes siswa sebelum siklus II sebanyak 12 siswa atau 36,37% pada nilai kurang dari 75 dan 21 siswa atau sebesar 63,63% siswa memperoleh niliai ≥ 75. Sedangkan setelah
95
adanya tindakan siklus II hasil tes siswa sebanyak 18,18% pada nilai kurang dari 75 dan siswa 27 atau sebesar 81,82% siswa yang telah memperoleh nilai ≥ 75. Untuk memperjelas penjelasan di atas, maka disajikan diagaram hasil belajar siklus I dan II sebagai berikut:
90
81,82 75
80 70
61,53
63,63
63,63
60 50 40 30 20 10
Persentase siswa yang mendapat nilai ≥ 75 sebelum tindakan Persentase siswa yang mendapat nilai ≥ 75 setelah adanya tindakan Kriteria Keberhasilan Tindakan
0
Siklus I
Siklus II
Gambar 11. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II 4.
Hambatan dalam Pelaksanaan Model Quantum Learning dengan Metode Simulasi Dalam pelaksanaan tindakan dengan megunakan model quantum learning dengan metode simulasi mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut dikarenakan metode simulasi baru diterapkan dalam pembelajaran IPS di SMPN 1 Jumo. Berikut adalah hambatanhambatan yang ditemui peneliti selama penelitian: a. Beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi sehingga pada saat simulasi berlangsung siswa kurang berkontribusi dalam simulasi.
96
b. Menerapkan model quantum learning dengan metode simulasi harus disesuaikan dengan materi yang ajkan diajarkan. c. Siswa mengganggu konsenterasi teman yang lain pada saat simulasi berlangsung. d. Pada saat simulasi berlangsung, siswa belum begitu berani menyampaikan argumentasinya karena ragu-ragu dan takut salah, guru sudah mengarahkan untuk lebih berani untuk menyampaikan argumentasi. C. Temuan Penelitian Selama
pelaksanaan
penelitian
di
lapangan,
peneliti
telah
mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara, observasi, angket, dan butir soal. Temuan peneliti dalam penerapan model quantum learning dengan metode simulasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN 1 Jumo Temanggung yaitu dengan melengkapi media pembelajaran powerpoint
dan artikel yang berkaitan dengan tema yang akan
disimulasikan. D. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang hasilnya dapat baik hanya pada siswa kelas VIII D SMPN 1 Jumo Temanggung sebagai subjek penelitian dan siswa dengan kondisi siswa sama dengan subjek penelitian dalam penelitian ini.
97
2. Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu hanya membahas aspek motivasi dan hasil belajar IPS sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas pembelajaran seperti aktivitas siswa belum diperhatikan dalam penelitian ini.