51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan Dewan Perwakilan Rakyat, sesuai namanya adalah lembaga perwakilan rakyat, yang diwujudkan melalui fraksi-fraksi partai politik yang dipilih setiap lima tahun sekali melalui pemilihan umum. Sebagai lembaga legislatif, DPR mempunyai tiga fungsi utama, yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan dan fungsi DPR kepada masyarakat, sebagai wujud tanggung jawab selaku wakil rakyat, diperlukan program-program acara yang dapat disiarkan melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik. TV Parlemen adalah satu unit kerja produksi televisi siaran terbatas di bawah Biro Humas dan Pemberitaan Sekretariat Jenderal DPR RI. Diresmikan pada tanggal 8 Januari 2007 oleh ketua DPR RI waktu itu, HR Agung Laksono. TV Parlemen Secara bertahap telah memulai kegiatan operasional berupa siaran langsung rapat paripurna, peliputan kegiatan rapatrapat komisi,dan alat kelengkapan dewan lainnya, serta memproduksi program acara dialog/talkshow. Siaran TV Parlemen dapat dinikmati melalui jaringan TV Plasma di lingkungan gedung DPR RI Senayan Jakarta dan melalui internet (live streaming) di situs www.dpr.go.id dan www.mpr.go.id khusus untuk acara
51
52
siaran langsung sidang MPR RI, juga jaringan televisi nasional yang me-relay siaran TV Parlemen. TV Parlemen juga melakukan kerjasama produksi dengan beberapa TV nasional untuk program sosialisasi DPR dalam bentuk berita (news) dan dialog (talkshow), di antaranya dengan TVRI (Informasi Seputar Parlemen, Parlemen News, Bersama Wakil Rakyat, dan Teras Senayan), TVONE (Pariwara Parlemen), dan MetroTV (Public Corner).
4.1.1 Visi “Menjadi media komunikasi yang efektif dan terpercaya antara parlemen dengan rakyat”
4.1.2 Misi Untuk ketersedian media televisi yang khusus (segmented) untuk menyampaikan informasi dari dan kepada parlemen, sehingga akan lebih mendekatkan jarak antara parlemen dan rakyat. Untuk meningkatkan efektivitas dan optimalisasi kinerja parlemen.
4.2 Program Berita Tv Parlemen Program berita yang dihadirkan oleh tv parlemen seluruhnya mengambil dinamika DPR khususnya dan dinamika rakyat pada umumnya. Berita yang di hasilkan tv parlemen diharapkan mampu menjembatani proses komunikasi antara pihak yang mewakilkan (rakyat)
53
dengan pihak yang mewakili (DPR) untuk memperjuangkan segala kepentingan aspirasi dalam kepentingan hidup bermasyarakat dan bernegara. Dengan demikian berita yang dihasilkan mampu memberikan informasi yang sesungguhnya karena penggalian berita di lakukan selangkah lebih dekat dengan objek yang diberitakan. Dalam program berita di Tv Parlemen di bagi menjadi dua kelompok, yaitu Liputan Khusus dan Reguler.
4.2.1 Liputan Khusus Program berita ini di peruntukkan untuk kontens berita yang dianggap paling penting (hard news) prioritasnya dan biasanya peliputannya juga memakai system protokoler kenegaraan. Seperti dalam liputan siaran langsung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Rapat Paripurna DPR , Pidato Presiden tentang Pengantar RAPBN dan Nota Keuangan , Pelantikan anggota MPR/DPR/ dan DPD.
4.2.2 Liputan Reguler Dalam program berita regular, berita yang ditampilkan adalah hasil peliputan rutinitas pekerjaan DPR melalui berbagai komisi yang ada, yaitu komisi 1 sampai dengan komisi XI yang membidangi berbagai masalah kehidupan masyarakat. Kontens/isi berita didalamnya mulai dari berita sidang komisi, berita terbaru, kunjungan kerja anggota DPR sampai tayangan ringan tentang profil DPR.
54
4.2.2.1 Parlemen Update Parlemen Update merupakan program berita yang menampilkan peristiwa terbaru, dengan akurasi penayangan berita cepat dan terdepan. Hal ini dimungkinkan karena pencarian berita didapat dengan lebih dekat dengan objek berita dan nara sumber berita. Parlemen Update tayang regular setiap jam (tidak terikat waktu penayangan), hari senin sampai jumat dengan durasi 5 (lima) menit. Di mungkinkan ketika terdapat update berita terbaru yang bersifat penting, maka seketika itu pula berita akan di tayangkan.Target audiens adalah bagi anggota DPR, para wartawan dan masyarakat yang membutuhkan informasi terbaru tentang apa yang terjadi di DPR.
4.2.2.2 Jurnal Parlemen Program berita ini berisikan peristiwa hard news teraktual dari mulai bidang politik, hokum, ekonomi dan social budaya. Kejadian ini merangkum berbagai peristiwa selama kurun waktu 24 jam, dengan strategi penggalian berita lebih dalam, ekslusif langsung dari sumber yang berkompeten. Di tayangkan setiap hari pukul 13.00 WIB sampai pukul 13.30 WIB, senin sampai jumat. Target audiens adalah anggota DPR, masyarakat yang ingin mengetahui rutinitas di DPR.
55
4.2.2.3 Dialog Parlemen Dalam program berita Dialog Parlemen ini, berisikan diskusi terhadap suatu masalah yang sedang hangat untuk di beritakan. Tema yang di angkat biasanya, masalah-masalah yang sedang atau sudah dibahas di rapat-rapat komisi. Dialog ini di pandu seorang presenter, Menghadirkan 3 (tiga) nara sumber, durasi 1 (satu) jam dan di tayangkan setiap hari rabu pukul 09.00 WIB dan di ulang lagi pukul 14.00 WIB.
4.2.2.4 Sisi Lain Program ini berisikan sisi-sisi lain segenap aktifitas DPR, mulai profil anggota DPR, Dokumenter sejarah politik Indonesia hingga liputan fisik sejarah berdirinya gedung DPR. Tetapi kontens/isi dari program ini lebih banyak mengungkap profil pribadi anggota dewan ketika beraktifitas di luar pekerjaannya sebagai anggota dewan. Mulai dari keseharian bersama keluarga sampai hobi-hobi kecil kegemarannya. Program sisi lain ini dikemas secara santai dengan berita dan liputan bersifat soft news. Tayang pada hari Jumat Pukul 09.00 WIB dan di ulang lagi pada pukul 14.00 WIB.
4.2.2.5 Kunker (Kunjungan Kerja) Program berisi liputan kunjungan kerja masing-masing komisi kerja DPR ke berbagai daerah di Indonesia maupun di luar negeri. Berisi sosialisasi program kerja parlemen yang sudah di capai dan dampaknya
56
terhadap masyarakat serta mengukur efektifitas program kerja parlemen kepada masyarakat. Program liputan Kunker ini juga berisi penggalian aspirasi seluas-luasnya dengan meminta testimony atau wawancara dengan masyarakat luas, bagaimana sebenarnya keinginan dari masyarakat kepada anggota dewan. Program ini di tayangkan setiap hari pukul 09.00 WIB10.00 WIB.
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Perencanaan (Planning) Program bagi stasiun tv swasta merupakan sebuah “barang” yang dijual oleh stasiun televisi untuk mendapatkan keuntungan, karena apabila memiliki sebuah program yang dapat bersaing dengan program dari stasiun televisi lain maka stasiun televisi tersebut akan mendapatkan keuntungan dari pemasang iklan yang memasang iklan pada program tersebut. Berbeda dengan program yang di produksi oleh tv parlemen, karena biaya produksi sudah merupakan pagu anggaran dari Kabag Pemberitaan secara rutin berkala dan juga tujuan di dirikannya tv parlemen tidak untuk mencari keuntungan secara materi, maka program yang dibuat bertujuan sebagai media komunikasi untuk masyarakat dari DPR. Pada bagian ini merupakan bagian yang mendasar tetapi memiliki nilai yang penting, dikarenakan di bagian inilah awal mula sebuah program terbentuk, oleh karena itu semuanya harus disusun
57
secara baik agar menghasilkan tayangan yang baik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dewan Redaksi merupakan pihak yang memiliki andil besar dalam menciptakan sebuah program baru yang akan diproduksi dan ditayangkan kepada masyarakat. Dewan Redaksi sendiri memiliki tugas sebagai pihak yang berwenang menentukan progam-program yang akan tayang di tv parlemen, seprti yang di katakan anggota dewan redaksi, sekaligus Kabag Pemberitaan DPR, Suratno berikut ini :36 “Dewan Redaksi bertugas memutuskan program-program apa saja yang layak di tayangkan oleh tv parlemen dan yang terpenting adalah program yang di tayangkan memuat dinamika parlemen dan mengenai ilmu pengetahuan atau berita yang berkualitas, informasi-informasi yang jujur dapat dipercaya masyarakat dan juga berguna bagi masyarakat. Dalam
menciptakan
atau
menentukan
sebuah
program,
memerlukan suatu kematangan ide dan pikiran yang sesuai dengan karakteristik tv parlemen sebagai media dari parlemen. Menurut hasil wawancara dengan Kabag Pemberitaan, tahapantahapan yang dilalui alam menentukan program-program berita yang akan ditayangkan oleh Tv Parlemen antara lain : 37 “Dalam menentukan progam, sangat tergantung pada sistem dan prosedur, organisasi dan visi misi tv parlemen, maka dalam memproduksi sebuah program urutannya adalah sebagai
36
Wawancara dengan Suratno, selaku anggota Dewan Redaksi Tv Parlemen, 27 Maret 2009, pk. 10.00 WIB 37 Wawancara dengan Suratno, selaku anggota Dewan Redaksi Tv Parlemen, 27 Mare 2009, pkl 10.00 WIB
58
berikut: Pertama, Membuat tim-tim kecil untuk membuat ide program dan selanjutnya membuat rapat kecil mengenai pemikiran awal program tersebut seperti, bagaimana kemasan program tersebut dan bagaimana proses penyampaian program tersebut. Setelah semua hal tersebut selesai dalam bentuk proposal, maka masing-masing tim kecil tadi di beri kesempatan untuk mempresentasikan ide gagasan di rapat dewan redaksi. Selanjutnya dewan redaksi memutuskan ide gagasan mana saja yang layak di produksi dan selanjutnya di tayangkan. Setelah itu, Ide gagasan proposal program yang sudah di setujui dewan redaksi, maka selanjutnya dibuat demo tape dan menentukan tim produkdi terutama reporter dan kamerawan. Setelah proses penentuan tim, maka Produksi berlangsung hingga sampai Program dapat ditayangkan, dan untuk mengetahui kelemahan dan inovasi lebih lanjut, Setelah tayang diadakan evaluasi program yang dibicarakan dalam rapat yang di dalamnya terdiri dari dewan redaksi, tim produksi, dan bagian riset. Menentukan program berita harus melalui serangkaian tahapan-tahapan seperti di atas, sehingga akurasi efektifitas program dapat di minimalisir kesalahannya. Setelah sebuah program terbentuk, maka selanjutnya yang dilakukan adalah penentuan waktu tayang program berita. Walaupun siaran tv parlemen masih terbatas hanya di tv-tv plasma di komplek DPR, tetapi penentuan waktu tayang mempertimbangkan waktu yang stasiun televise lain menayangkan berita yang sama karakteristiknya. Setelah sebuah program terbentuk pada proses penentuan program, selanjutnya proses keredaksian menunjang jalannya proses produksi yang dilakukan untuk menampilkan tayangan berita yang menarik dan dapat disaksikan oleh masyarakat. Proses keredaksian
59
mulai dari persiapan dalam menentukan berita, peliputan hingga penayangan menjadi suatu alur dalam proses produksi. Sebelum keredaksian dimulai, hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program tersebut seperti penampilan atau kemasan program, dekorasi studio, pendukung acara dan waktu penayangan program. Penampilan atau kemasan program berita tv parlemen dibentuk dan dicreate oleh para tim kreatif yang menciptakan ide-ide ilustrasi grafis yang menarik agar program tersebut dapat menarik perhatian masyarakat sehingga menonton program berita tv parlemen. Studio merupakan sarana yang digunakan untuk memproduksi program-program berita dengan tentunya dekorasi studio haruslah dipersiapkan dengan baik dan menarik pula. Oleh tim setting dan art design tv parlemen dekorasi studio berita tv parlemen dibentuk untuk menampilkan ciri khas program berita tv parlemen. Pendukung acara yang dimaksud yaitu presenter atau pembawa acara yang akan membawakan program berita tv parlemen, siapa presenter yang dianggap cocok untuk membawakan acara tersebut. Untuk saat sekarang, strategi yang di gunakan yaitu dengan cara mengambil mantan presenter dari stasiun tv lain, seperti Valerina Daniel, selain sudah di kenal, di harapkan berita tv parlemen mudah di kenal masyarakat.
60
Setelah semua itu selesai dilakukan maka tahap berikutnya yang akan dilakukan yaitu menentukan berita-berita apa saja yang akan ditayangkan dalam program berita tv parlemen. Eksekutif produser dan produser terlebih dahulu memilih berita apa saja yang akan ditayangkan pada hari itu, berita-berita yang dipilih oleh produser berdasarkan daftar proyeksi yang dipegang oleh koordinator liputan. Selanjutnya produser memilih mana berita yang menarik dan mana berita yang kurang menarik, setelah produser menentukan beritaberita yang akan ditayangkan kemudian produser memasukkan beritaberita yang telah ditentukan ke dalam rundown (susunan berita). Eksekutif produser dan produser berkoordinasi dalam menyusun beritaberita yang akan ditayangkan berdasarkan nilai berita, dengan menempatkan berita-berita menarik di awal dan berita ringan di akhir. Setelah semua sudah selesai dalam perencanaan, maka produksi sudah siap untuk dilakukan. Dan dalam produksi semuanya akan berpedoman kepada rundown yang telah dibuat oleh tim redaksi.
4.3.1.1 Target Audiens Program Berita Tv Parlemen Walaupun beban audiens tidak terlalu di bebankan pada tv parlemen, tetapi Pemirsa adalah bagian paling penting di dalam industri televisi, tanpa pemirsa suatu program acara televisi tidak berarti apa-apa. Sehingga penulis akan memaparkan karakteristik dari pemirsa (audien) dari program berita tv parlemen. Target
61
pemirsa program berita tv parlemen yaitu masyarakat semua golongan atau pemirsa kelas A, B,C,D dan E.
4.3.1.2.
Format Program Berita Tv Parlemen
1. Jenis
: informasi atau news
2. Sifat
: information edukatif
3. Setting : indoor dan our door 4. Durasi : 5 menit, 30 menit dan 90 menit
4.3.2 Pengorganisasian (Organizing) Dalam setiap program acara pasti membutuhkan sebuah team untuk melakukan produksi dimana team ini akan membuat sebuah tayangan yang bisa disaksikan oleh pemirsa. Struktur team produksi program berita tv parlemen dapat kita lihat sebagai berikut: Struktur team produksi program berita tv parlemen : Pengarah
: Ketua MPR/DPR/DPD RI
Pelindung
: Sekretaris Jenderal DPR RI
Penanggung Jawab
:KepalaBiro Humas dan Pemberitaan
Pemimpin Redaksi
: Kabag Pemberitaan
Dewan Redaksi
: Suratno Djustiawan Widjaja Libert Salomo Supriyanto
62
Jaka Sindu Rudi Gultom Penasehat Program
: Jaka Sindu
Produser Eksekutif
: Supriyanto
Koordinator Tehnik
: Muhammad Basori
Produser Berita
: Syahroni
Penelitian & Pengembangan
:Rudy Gultom
Reporter
:Meinuzur W. Nugroho (Koord.) Anggi Widia Ratna Hapsari Rudy Gultom
Presenter
:Meinuzur W. Nugroho Ratna Hapsari
Program & Library
:Surono
Penata Gambar
:Agus Royadin (Koord.) Jaenuri Imam S. Iqbal Subarzah Herman Wibowo
Editing
: Doni Suharno (Koord.) Albert Antonio Didi Mahyudi
Ruang Kendali Siar (MCR)
:Johan Bahtiar Alam (Koord.) Inung Kusudiatri
Penata Cahaya
:Warjan
63
Kinerja dari seluruh team produksi dipantau oleh, eksekutif produser apabila terjadi suatu masalah atau kendala maka akan segera diselesaikan dalam ruang rapat dan diselesaikan secara baik-baik dan musyawarah. Hal tersebut dijelaskan oleh Suratno selaku ketua dewan redaksi sebagai berikut :38 “Dalam setiap team terdapat lebih dari satu kepala sehingga perbedaan pendapat itu pasti terjadi dan kendala dalam produksi pun pasti terjadi. Jika terjadi kendala dalam team produksi biasanya kami membawa seluruh team produksi masuk ke dalam ruang rapat untuk membicarakan kendala tersebut dan mencari solusi yang tepat dan terbaik”. Seluruh team produksi program berita tv parlemen selama ini di maksimalkan untuk selalu memberikan hasil yang terbaik karena memang pada dasarnya hasil dari sebuah program acara merupakan kerja team secara keseluruhan tidak ada kerja individual di sini.
4.3.3 Pengarahan (Actuating) Pengarahan (actuating) di sini lebih menjelaskan kepada proses tayangan program berita tv parlemen di produksi. Setelah semua dibahas dalam
pra produksi mengenai konsep berita secara
keseluruhan, berita-berita yang akan ditayangkan, hingga narasumber yang akan ditampilkan. Para tim liputan yang terdiri dari reporter dan
38
Wawancara dengan Suratno selaku Ketua Dewan Redaksi, 27 Maret 2009 pkl. 10.00 WIB
64
kamerawan mulai bergerak mencari berita sesuai dengan jadwal harian yang telah di tentukan dari dewan redaksi, Jadwal liputan sudah termasuk topik apa yang harus diliput dan nama-nama narasumber, Seperti yang di katakan
Meinuzur Widi Nugroho, selaku reporter
berikut ini39 “Setelah briefing/rapat pagi selesai, semua tim liputan mendapat jadwal liputan dari coordinator liputan, untuk mencari topic berita yang sudah ditentukan. Jadwal yang diberikan sudah memuat topik dan nama narasumber. Dari tugas itu, masing-masing reporter sudah mempunyai rencana bagaimana mendapat berita yang di inginkan sesuai jobdesk yang di berikan” Dalam tahapan proses pencapaian berita yang berkualitas, peran reporter dan kamerawan sangat di harapkan optimal. Dalam proses peliputan itulah, masing-masing reporter khususnya dan seluruh tim produksi mempunyai strategi, yaitu lebih mengandalkan kedekatan institusi tv parlemen dengan anggota parlemen, karena berita yang ingin diciptakan adalah mengususng tema, lebih dekat, ekslusif, langsung dari DPR, sesuai visi misi tv parlemen. Hal itu seperti dikatakan oleh Suratno, ketua dewan redaksi tv parlemen berikut ini:40 “Strategi yang dipakai tv parlemen adalah sesuai visi misi yang di gariskan yaitu, memberikan informasi yang jujur, objektif seluas-luasnya kepada masyarakat, yang mengupas DPR secara lebih dalam, lebih dekat, ekslusif langsung dari narasumber dan juga langsung dari parlemen. Dengan
39
Wawancara dengan Meinuzur Widi Nugroho, selaku Reporter, 27 Maret 2009, pukul 13.00 WIB
40
Wawancara dengan Suratno selaku Ketua Dewan Redaksi, 27 Maret 2009 pkl. 10.00 WIB
65
strategi dan tujuan di atas, kita memanfaatkan kedekatan kita, karena sama-sama sebagai institusi didalam parlemen untuk mewujudkannya”. Untu mencapai sebuah kerja peliputan yang optimal, tentu saja terdapat kendala-kendala yang muncul, mulai dari sempitnya waktu untuk meminta statement narasumber, seperti liputan di KPK, sampai susahnya mencari nara sumber yang berkompeten dalam masalah yang ingin di liput. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, koordinasi yang terus menerus antara reporter dan produser merupakan sebuah kewajiban, seperti yang ungkapkan Meinuzur Widi Nugroho selaku reporter berikut ini:41 “Ketika terjadi kendala dalam peliputan, reporter harus pro aktif berkoordinasi dengan produser guna mencari solusi yang tepat agar peliputan berhasil secara maksimal, seperti contoh ketika narasumber yang kita inginkan tidak ada, maka untuk mencari penggantinya kita harus berkoordinasi agar tidak ada kesalahpahaman antara reporter dan produser”. Setelah menyerahkan
peliputan
selesai,
maka
masing–masing
reporter
hasil gambar liputan kepada editor dan memulai
membuat naskah berita, ketika naskah berita sudah selesai, diserahkan kepada produser untuk mengedit naskah
dan selanjutnya masing-
masing dari reporter.mempersiapkan dubbing atau pengisian suara untuk hasil naskah peliputan. Terjadi perbedaan yang begitu banyak mengenai alur proses pencapaian berita antara tv parlemen dan stasiun
41
Wawancara dengan Meinuzur Widi Nugroho, selaku Reporter, 27 Maret 2009, pukul 13.00
WIB
66
tv lain, seperti yang dikatakan oleh Meinuzur Widi Nugroho, reporter tv parlemen berikut ini:42 “Perbedaan proses Pencapaian alur berita antara tv parlemen dengan stasiun tv lain sangatlah banyak, bisa di katakan reporter tv parlemen harus bias mandiri, karena kita mengerjakan 3 (tiga) pekerjaan sekaligus, mulai liputan, bikin naskah berita sendiri dan pengisian suara untuk naskah berita. Ini dilakukan karena kita masih terkendala keterbatasan tim produksi yang masih sedikit dan tidak dikejar deadline waktu karena baru tayang esok hari, berbeda dengan stasiun tv lain yang sangat dikejar waktu, reporter hanya berkonsentrasi pada liputan, naskah dan pengisian suara sudah ada tim sendiri yang mengerjakannya”. Setelah naskah dan pengisian suara selesai, produksi taping berita dan dialog dilakukan , dan proses editing juga sedang berjalan. Perbedaan produksi berita tv parlemen ketika eksekusi pengambilan gambar presenter dan dialog nara sumber (taping) dengan stasiun tv lain adalah, kalau di tv parlemen proses shooting di mulai pukul 15.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB, karena akan di tayangkan keesokan harinya, Ini berbeda dengan stasiun tv lain yang di kejar deadline jam tayang pada hari itu juga. Dalam taping ini , produser berperan paling banyak .Selama produser menyiapkan naskah dan grafis berita, pengarah lapangan (floor director) memiliki tugas berkoordinasi dengan para kameraman studio, audioman di MCR (master control room)
42
mengenai angle-angle dan
Wawancara dengan Meinuzur Widi Nugroho, selaku Reporter, 27 Maret 2009, pukul 13.00 WIB
67
grafis yang akan diambil dan berkoordinasi dengan program director mengenai urutan-urutan berita yang akan tayang serta time code berita. Sedangkan presenter selain mempersiapkan penampilannya, presenter juga mempelajari berita-berita yang akan ditayangkan dan berkoordinasi dengan narasumber mengenai isu yang akan diangkat pada tayangan kali ini serta mengajarkan narasumber agar bersikap santai jika nanti di depan kamera. Hal tersebut dijelaskan oleh Meinuzur Widi Nugroho selaku Presenter Jurnal Parlemen, berikut :43 “Selain mempersiapkan/mempelajari berita-berita yang akan ditayangkan, tugas saya yaitu berkoordinasi dengan narasumber mengenai isu yang akan kita bahas nanti tetapi tugas yang paling sulit yaitu mengajarkan narasumber untuk agar bersikap santai dan biasa di depan kamera”. Setelah taping presenter dan dialog narasumber selesai, selanjutnya tinggal proses terakhir yaitu editing, yaitu proses mengedit gambar untuk menjadikan suatu tayangan berita yang menarik untuk ditonton. Patokan yang digunakan dalam mengedit gambar adalah naskah, sebab gambar harus disesuaikan dengan naskah yang ada atau gambar dapat mewakili informasi yang disampaikan berdasarkan isi naskah, hal ini dijelaskan oleh Didi Mahyudi selaku editor sebagai berikut :44 “Yang jadi patokan dalam mengedit gambar adalah naskah yang telah di edit oleh produser, karena antara naskah dan gambar harus ada keterkaitan satu sama lainnya. Gambar 43
Wawancara dengan Meinuzur Widi Nugroho, selaku Presenter Jurnal Parlemen, 27 Maret 2009, pkl 13.00 WIB 44 Wawancara dengan Didi Mahyudi, selaku Editor 27 Maret 2009, pkl 14.00 WIB
68
secara tidak langsung dapat menceritakan isi naskah tersebut, asalkan penempatannya sesuai dengan naskah yang di ceritakan”. Dalam hal editing di tv parlemen mempunyai banyak waktu, karna baru mulai tayang pada keesokan harinya. Selanjutnya Pada proses editing yang dilakukan berdasarkan hasil observasi, peralatan yang digunakan serta pihak yang terlibat dalam proses editing adalah sebagai berikut : 1. 1 monitor dan 1 VTR (video tape recorder) untuk melakukan capture gambar. 2. 2 monitor editing untuk melihat gambar yang diputar dan untuk mengoperasikan software (dalam satu ruangan). 3. 1 VTR (video tape recorder) untuk merekam gambar yang akan di print dan untuk melihat time code. Dalam melakukan editing, terkadang terdapat suatu masalah yang terjadi yaitu kekurangan gambar dan statement nara sumber karna reporter lupa untuk member time code. Kekurangan gambar terkadang menjadi suatu masalah bagi editor dalam melakukan pengeditan, oleh karena itu pola mengedit gambar yang diterapkan yaitu edit cut to cut, sedangkan cara yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan gambar adalah dengan mengulang gambar dalam satu paket berita dan mengambil gambar-gambar yang kurang lebih dapat menutupi kekurangan gambar tetapi dengan syarat gambar tersebut masih memiliki keterkaitan dengan naskah walaupun keterkaitan itu kecil, hal
69
tersebut berkaitan dengan pernyataan Didi Mahyudi selaku editor dalam program berita tv parlemen sebagai berikut :45 “Pola editing yang kita gunakan adalah edit cut to cut karena melihat efektifitas waktu dalam mengedit gambar, sedangkan untuk mengatasi kekurangan gambar biasanya kita mencari gambar-gambar dari dokumentasi library yang kurang lebih masih dapat mewakili naskah, Untuk masalah statement nara sumber yang terpenting adalah setiap statement biasanya sudah harus ada nama dan time code, karna naskah yang sudah di cek oleh produser, sudah layak edit dan tayang” Editing yang dilakukan biasanya menggunakan software news flash dan adobe premiere pro 1.5. Proses editing juga dilakukan menggunakan editing digital yang digunakan melalui injest dengan menggunakan komputer editing dan editing analog yang digunakan melalui kaset dengan menggunakan monitor. Dan dalam setiap mengedit gambar, seorang editor selalu didampingi oleh reporter yang membuat naskah. Hal tersebut dilakukan agar menghasilkan edit gambar yang baik yaitu menciptakan berita yang layak untuk ditayangkan kepada audiens. Berikut gambar proses editing program berita Tv Parlemen : Bagan 7 Gambar proses editing
45
NASKAH
EDIT GAMBAR DUBBING
EDITING
NASKAH
EDIT GAMBAR DUBBING
EDITING
Wawancara dengan Didi Mahyudi, selaku Editor, 27 Maret 2009, pkl 14.00 WIB
70
Jika segala sesuatu yang dibutuhkan untuk proses pengambilan gambar presenter secara tidak langsung (taping), mulai dari naskah, gambar yang di print dalam kaset master, dan rundown sudah siap maka dapat dilakukan proses taping. Di ruang master control room pihak yang bertugas diantaranya adalah : a. Program director, yang bertugas mengatur jalannya proses taping dari awal hingga akhir. b. Switscherman, yang bertugas menampilkan dan mengganti-ganti gambar yang tampil di monitor. c. Character genericman, yang bertugas memberikan judul, tempat kejadian dan waktu kejadian pada berita yang ditayangkan. d. VTRman (video tape recorder), yang bertugas menampilkan beritaberita yang ditayangkan berdasarkan rundown. e. Audioman, yang bertugas mengontrol suara atau audio. Proses taping yang terjadi di ruang master control room diatur oleh seorang program director yang bertugas mengatur jalannya taping mulai dari mengatur pergerakan kamera di studio, gerakan dan penampilan presenter, hingga penayangan gambar yang diputar oleh VTRman. Sedangkan produser yang berada di ruang master control room bertugas memantau jalannya proses taping, jika terjadi kendala pada saat siaran seperti alat VTR yang tiba-tiba bermasalah atau adanya
71
masalah dengan gambar yang putus-putus serta audio yang tiba-tiba hilang, maka program director dapat langsung berkoordinasi dengan produser. Sedangkan produser yang berada di dalam studio bertugas memantau jalannya taping
mulai dari pergerakan kamera dan
pergerakan presenter pada saat membacakan berita. Di ruang studio, pihak yang bertugas diantaranya adalah : a. Presenter b. Floor director c. Tiga kameraman d. Produser atau eksekutif produser program e. Stylish Proses taping yang berlangsung di studio diatur oleh seorang floor director dan produser yang bertugas mengatur kameraman dan presenter pada saat siaran. Floor director dan produser berkoordinasi dengan program director yang berada di ruang master control room dalam mengatur kamera. Peralatan yang digunakan di studio antara lain : a. Terdapat 3 kamera pedestal dengan teknik kamera still atau diam, karena suatu program berita tidak memerlukan pergerakan kamera yang berlebih. b. 1 layar LCD untuk memonitoring presenter pada saat tampil di layar televisi.
72
4.3.4 Pengawasan (Controlling) Dalam pengawasan atau controlling ini lebih membahas kepada evaluasi-evaluasi yang dilakukan setelah melakukan produksi dan setelah program berita di tayangkan, setiap program acara yang dibuat harus terlebih dievaluasi semuanya dengan maksud agar mengetahui kekurangan apa yang terdapat dalam setiap kali tayangannya, sehingga kekurangan tersebut tidak akan terjadi kembali pada tayangan berikutnya. Pengawasan pada dasarnya dilakukan oleh beberapa pihak diantaranya yaitu dewan redaksi yang berwenang mengawasi jalannya proses produksi program dan sebagai penanggung jawab/pimpinan program, seperti yang dijelaskan Suratno selaku ketua dewan redaksi sebagai berikut :46 “Evaluasi pastinya selalu ada dalam setiap program agar mengetahui kekurangan-kekurangan dari program tersebut agar dapat diperbaiki untuk tidak diulangi lagi pada tayangan berikutnya. Tahap evaluasi ini membahas mengenai kelebihan dan kekurangan pada program yang sudah tayang. Pada setiap program berita yang telah tayang akan selalu diadakan rapat evaluasi rutin setiap pagi jam 08.00 WIB-09.00 WIB yang di dalamnya dihadiri oleh semua team produksi, Evaluasi ini melihat kepada kelebihan dan kekurangan program setiap tayangan, ini semua dapat diketahui melalui minute by
46
Wawancara dengan Suratno, Ketua Dewan Redaksi, 27 Maret 2009, pkl 10.00 WIB
73
minute sejak dari pra produksi , produksi hingga pasca produksi, seperti performa presenter dalam membawakan program, pergerakan kamera dalam menentukan angle dll. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada program berita tersebut akan di evaluasi dan diketahui pemecahan masalahnya. Setelah melakukan evaluasi, semua kekurangan akan segera tim produksi ketahui dan team bisa segera menemukan jalan keluarnya agar dalam penayangan program selanjutnya akan memberikan program yang terbaik bagi pemirsa.
4.4 Pembahasan Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen tersebut berupa salinan hasil wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proses penentuan strategi program berita di tv parlemen serta berdasarkan pengamatan langsung penulis dalam proses produksi berita di tv parlemen. Peneliti ingin mendeskripsikan lebih mendalam berupa hasil penelitian yang penliti peroleh. Hasil penelitian ini, peneliti buat berdasarkan penelitian deskriptif yaitu dengan wawancara mendalam dan observasi di tempat tersebut. Narasumber yang peneliti libatkan dalam penelitian ini diantaranya Suratno (ketua dewan redaksi sekaligus penanggung jawab program), Didi Mahyudi (editor), Meinuzur Nugroho (presenter dan reporter). Setelah mengadakan wawancara mendalam dan observasi dengan para narasumber yang terkait dengan penelitian proses
74
produksi berita di tv parlemen, peneliti akan meneliti strategi program berita tv parlemen dalam menyajikan program tayangan peristiwa berdasarkan fakta. Sebelum membuat sesuatu program acara, stasiun televisi harus memiliki strategi program. Keberadaan program sejenis di stasiun televisi lainnya juga menjadi acuan akan bagaimanakah program ini dibuat. Strategi program ini harus disusun bersama antara Dewan Redaksi, Eksekutif Produser serta semua team produksi, ini terjadi karena tv parlemen berbeda dengan stasiun tv lain, karena sumber daya manusia terbatas. Program Berita tv parlemen merupakan rangkaian program berita mengenai berita-berita yang terjadi tidak hanya terbatas di DPR juga apa yang terjadi di masyarakat baik itu peristiwa ekonomi, politik, sosial maupun budaya yang disajikan berdasarkan fakta yang terjadi. Program berita ini memiliki fungsi baik bagi dalam segi edukatif yaitu memberikan informasi tentang DPR secara jujur, objektif dan berguna kepada masyarakat luas. Program berita merupakan program yang jujur, mendidik dan bermanfaat bagi pengetahuan masyarakat lebih luas tentang DPR di tengah citra parlemen yang kurang baik di mata masyarakat. Penulis mengamati bahwa rangkaian program berita di tv parlemen, pada dasarnya memiliki kesamaan informasi, yaitu semua tentang DPR, tetapi kemasan/angle masing masing program di buat secara berbeda-beda. seperti program Parlemen Update mengemas berita-berita yang terjadi muncul secara cepat dan teraktual, Jurnal Parlemen mengemas berita-berita yang terjadi
75
pada pagi hari sampai malam hari di tayangkan keesokan hari,
Dialog
Parlemen membahas masalah yang sedang hangat yang terjadi di masyarakat di kemas secara santai, Sisi Lain menampilkan berita santai mengangkat profil anggota DPR bagaimana kesehariannya terlepas dari rutinitas kerja di parlemen, Sedangkan Program berita KUNKER (Kunjungan Kerja) menampilkan aktifitas anggota parlemen ke daerah dan berita aspirasi dan saran dari masyarakat untuk parlemen. Dalam menghadirkan sebuah tayangan berita yang diminati oleh masyarakat, apalagi membawa informasi dari sebuah institusi yang sedang di sorot lemah oleh masyarakat, menjadikan sebuah tantangan tersendiri yang sangat berat oleh tv parlemen. Salah satunya menyajikan berita-berita yang jujur, lebih objektif, berimbang dan langsung dari sumbernya merupakan sebuah strategi dari tv parlemen untuk dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang bemanfaat bagi masyarakat tentang DPR yaitu berita-berita yang dapat mendidik masyarakat dan dapat menjadi acuan masyarakat dalam mengambil keputusan. Sebuah program televisi khususnya yang memberikan nilai edukatif dan informatif kepada masyarakat tidak lepas dari kerja tim yang baik. Mereka menyusun strategi agar mampu menarik perhatian pemirsa. Pemirsa yang dimaksud adalah target audien yang sudah melalui riset penonton dari tim research and development tv parlemen. Dalam menerapkan strategi untuk menghadapi persaingan yang ada, pemilihan berita-berita harus benar-benar merupakan berita yang sedang hangat atau diperbincangkan oleh masyarakat
76
sehingga berita tersebut benar-benar dicari oleh masyarakat. Kejelian memilih berita-berita yang akan tayang juga merupakan strategi yang utama. Strategi yang juga diterapkan oleh program berita tv parlemen adalah waktu penayangan program. Waktu yang tepat dalam penempatan progam yaitu tidak bersamaan dengan program berita stasiun tv lain, karena jujur di akui program berita tv parlemen belum bisa bersaing secara head to head dengan program berita tv lain, terutama untuk menarik minat pemirsa. Maka dari itu jika keseluruhan aspek program sudah siap dan mantap tetapi waktu tayang yang salah maka program tersebut dapat dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Strategi lain yang diterapkan oleh progam berita tv parlemen adalah strategi rundown. Pembagian berita-berita dalam setiap segmennya yang benar akan mampu untuk menahan pemirsa agar tidak beralih pada program acara yang lain. Pembagian berita dalam program berita tv parlemen yaitu menyajikan berita-berita yang memiliki nilai berita yang tinggi pada segmen awal dan menempatkan berita-berita ringan pada segmen akhir atau dengan kata lain mendahulukan menayangkan berita yang sedang dicari masyarakat kemudian baru menayangkan berita yang telah kurang dicari oleh masyarakat di segmen terakhir.