BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Tempo.co Majalah Berita Mingguan Tempo lahir pada tahun 1971 atas prakarsa sekelompok wartawan muda di Jakarta4. Awalnya keinginan Goenawan Mohamad untuk membuat majalah yang berbeda dari bentuk-bentuk yang sudah ada terealisasi melalui kelahiran majalah Ekspress pada 1969. Tapi kemudian terjadi pertikaian dalam tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang membuat Goenawan Mohamad hengkang dari Ekspress. Namun tekad untuk mendirikan majalah sendiri tetap kuat di batin Goenawan dan rekan-rekan. Dimodali Rp 20 juta oleh Yayasan Jaya Raya milik pengusaha Ciputra, digawangi orang-orang majalah Djaja dan mantan personel Ekspress, lahirlah Tempo. Dalam susunan redaksi tercantum nama Goenawan Mohamad sebagai ketua dewan redaksi, Bur Rasuanto sebagai wakil ketua, Usamah sebagai redaktur pelaksana, Fikri Djufri, Toeti Kakiailatu, Harjoko Trisnadi, Lukman Setiawan, Syu‟bah Asa, Zen Umar Purba, Christianto Wibisono, Yusril Djalinus, Isma Sawitri dan Putu Wijaya sebagai anggota dewan redaksi.
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Ada empat alasan pemilihan kata Tempo sebagai nama majalah. Pertama, nama itu singkat dan bersahaja, enak diucapkan oleh lidah Indonesia dari segala jurusan. Kedua, nama itu terdengar netral, tidak mengejutkan ataupun merangsang. Ketiga, nama itu bukan simbol suatu golongan. Dan keempat, “Tempo” yang berarti waktu dengan segala variasinya lazim digunakan oleh banyak penerbitan seluruh dunia. Edisi perdana Tempo, 6 Maret 1971, menurunkan laporan utama mengenai kecelakaan yang menimpa Minarni, pemain badminton andalan Indonesia di arena Asian Games di Bangkok, Thailand (Harsono, 2005:95). Pemilihan angle laporan berjudul “Bunyi „Kraak‟ dalam Tragedi Minarni” itu dianggap tepat, segar, dan renyah. Gaya penulisan ini terinspirasi dari mingguan berita Time dan Newsweek di Amerika Serikat. Baru tiga minggu terbit, Tempo mendapat surat dari pembaca yang menilai Tempo meniru Time dalam segala hal. Surat ini ditanggapi dengan kalimat iklan pada terbitan 26 Juni 2001, “Tempo meniru Time? Benar Tempo meniru waktu, selalu tepat, selalu baru”. Sekilas cover Tempo memang mirip Time dengan pinggiran segi empat berwarna merah. Bahkan, pada 1973, Time menggugat Tempo melalui pengacara Widjojo, namun akhirnya dapat diselesaikan dengan damai. Tapi Tempo diciptakan oleh orang-orang berjiwa seni yang senang dengan pekerjaannya. Oplah penjualan edisi pertama sebanyak 10.000 eksemplar dan edisi kedua 15.000 eksemplar
mampu menepis keraguan
Zainal Abidin, bagian sirkulasi Tempo, yang menganggap majalah ini tidak
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
akan laku. Kemajuan penjualan Tempo meningkat pesat hingga pada tahun ke-10, penjualan Tempo mencapai sekitar 100.000 eksemplar. Perjalanan Tempo bukannya tanpa rintangan. Tanggal 12 April 1982, Tempo dibredel selama dua bulan karena mengeluarkan artikel yang mengindikasi kecurangan pada PEMILU tahun 1982. Pembredelan itu dicabut pada 7 Juni 1982 setelah Goenawan membubuhkan tandatangan di secarik kertas berisi permintaan maaf dan kesediaan untuk dibina oleh pemerintah baru dengan nama Editor. Alasannya karena manajemen yang amburadul dan konflik antarpribadi. Bukan hanya sekali, eksodus terjadi lagi pada 1990. Sebanyak 20 orang keluar dari Tempo. Mereka sebagian membentuk majalah Prospek dan sebagian lagi bergabung dengan harian Berita Buana. Kali ini alasan eksodus besar-besaran itu bukan manajemen atau konflik antarpribadi, tetapi tawaran pendapatan yang lebih tinggi dan isu Kristenisasi yang dilontarkan oleh orang dalam. Pada Juni 1994, Tempo kembali dibredel bersama Editor dan Detik. Kali ini alasannya ialah laporan utama tentang pembelian kapal perang bekas dari Jerman Timur oleh B.J. Habibie, orang kepercayaan Soeharto. Laporan itu turun dalam edisi 11 Juni 1994 dan sebulan kemudian, tepatnya 21 Juni 1994, Tempo dibredel. Janet Steele menemukan dua teori mengenai pembredelan
ini.
Pertama,
pembredelan
itu
merupakan
akumulasi
ketidaksukaan Presiden Soeharto kepada Tempo. Laporan soal kapal hanya satu dari sekian banyak laporan yang membuat Soeharto dan kalangannya geram. Teori kedua, pembredelan itu merupakan akibat dari konflik internal
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dalam rezim Soeharto. Tempo dianggap terlalu dekat dengan Benny Moerdani, salah satu pendukung Soeharto yang berbenturan dengan pendukung Soeharto dari kalangan Islam. Kali ini pencabutan bredel sangat sulit. Meskipun dibredel, Tempo punya cara sendiri untuk tetap eksis dan menyapa pembacanya. Pada 1996, Tempo meluncurkan majalah digital pertama di Indonesia, Tempo Interaktif, melalui situs http://www.tempo.co. Karena beredar di dunia maya, majalah ini lolos dari jangkauan pembredelan. Setelah rezim Soeharto runtuh, barulah Tempo muncul lagi. Edisi perdana Tempo pasca pembredelan terbit 6 Oktober 1998 dengan format baru. Tempo.co sendiri adalah media online yang saat ini masih eksis dengan berita-beritanya yang sangat kritis.
4.1.1.1 Visi Misi Tempo.co Visi Tempo ialah menjadi acuan dalam proses meningkatkan kebebasan rakyat untuk berpikir dan mengutarakan pendapat serta membangun suatu masyarakat yang menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat. Misi Tempo ialah: -
Menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia yang menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda.
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
-
Sebuah produk multimedia yang mandiri, bebas dari tekanan kekuasaan modal dan politik.
-
Terus menerus meningkatkan apresiasi terhadap ide-ide baru, bahasa dan tampilan visual yang baik.
-
Sebuah karya yang bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik.
-
Menjadikan tempat kerja yang mencerminkan Indonesia yang beragam sesuai kemajuan zaman.
-
Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua sektor.
-
Menjadi lahan yang subur bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkaya khasanah artistik dan intelektual
4.1.1.2 Konten Tempo.co Media Online Tempo.co memiliki konten berita sebagai berikut -
Nasional
-
Bisnis
-
Metro
-
Dunia
-
Bola
-
Sport
-
Gaya
-
Seleb
-
Tekno
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
-
Otomotif
-
Travel
4.1.1.3 Struktur Tempo - Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab : Arif Zulkifli - Redaktur Eksekutif : Budi Setyarso - Dewan Eksekutif Arif Zulkifli (Ketua), Daru Priyambodo, Gendur Sudarsono, Yuli Ismartono, Hermien Y. Kleden, Wahyu Muryadi, Budi Setyarso, Burhan Sholikin, Lestantya.R. Baskoro, M. Taufiqurohman
4.1.2 Viva.co.id Viva.co.id yang sebelumnya bernama vivanews.com adalah portal berita online yang dikelola oleh PT. Viva Media Baru, anak perusahaan PT Visi Media Asia Tbk. yang juga mengelola bisnis penyiaran Antv, tvOne, Sport One, viva+. Situs berita viva.co.id diluncurkan tanggal 17 Desember 2008. Didasari oleh kepercayaan akan kekuatan new media Anindya Bakrie mendirikan viva.co.id dengan merekrut sejumlah wartawan dari majalah Tempo yang telah berpengalaman untuk mendirikan dan mengembangkan viva.co.id. Presiden Komisaris dan Chairman dari PT Visi Media Asia adalah Anindya Bakrie. Pada tahun 2010, adik Anindya yaitu Anindra Ardiansyah Bakrie terpilih menjadi Direktur PT Visi Media Asia.
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Pemberitaan viva.co.id mencakup berita sosial, politik, bisnis, nasional, dunia, sains dan teknologi, sport, bola, otomotif, showbiz, sorot, wawancara, fokus, forum dan blog. Pada tahun 2010, viva.co.id menempati posisi ke-14 dalam daftar situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia, dan saat ini menempati viva co.id menempati posisi ke-5 sebagai situs berita online indonesia yang sering dikunjungi (sumber: alexa.com). 46Situs viva.co.id bisa diakses 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu melalui komputer pribadi laptop, telepon seluler, dan PDA. Tampilan situs viva.co.id menggabungkan teks, foto, video dan suara. Bila dibandingkan dengan sesama situs berita online lain yaitu metrotvnews.com, viva.co.id menampilkan berita dengan gaya bahasa yang intelek dan menghibur serta lebih mendalam, di mana metrotvnews.com menyampaikan berita dengan lebih ringan dan pendek. Selain memberikan jasa pemberitaan yang dilaporkan oleh wartawan yang bekerja di viva.co.id, situs ini juga menerima informasi dari pembaca yang berminat melaporkan berita yang mereka anggap penting melalui fitur U-Report atau yang saat ini sedang populer yaitu menjadi citizen journalism. Situs ini juga dibuat untuk dapat diakses melalui telepon seluler, komputer tablet, dan PDA. Dengan adanya fitur ini masyarakat akan menjadi seorang yang peka terhadap keadaan yang ada disekitarnya. Sebagai langkah menuju kesempurnaan, perkembangan viva.co.id ini sangat pesat untuk menjadi motor bagi kemajuan negeri melalui pengetahuan dan modernisasi gaya hidup, yaitu dengan desain garfis yang menarik, kombinasi warna yang
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
atraktif, dan konten-konten bermutu serta dikemas dalam tampilan yang mempesona. Dalam portal media online viva.co.id terdapat beragam kontenkonten yang menarik yaitu viva news, viva Bola, viva blog, viva forum, dan viva life. 4.1.2.1 Visi Misi Viva.co.id Viva dalam bahasa latin berarti hidup, Viva dapat juga merupakan singkatan dari Victory for Indonesia, Victory for All. Hiduplah Indonesia-ku, hiduplah tanah air-ku tercinta. Viva.co.id adalah situs yang melayani informasi dan berita mengutamakan kecepatan
serta
kedalaman.
Viva.co.id
bagian
dari
upaya
mencerdaskan bangsa melalui jurnalisme cerdas, tajam, berimbang, dan menghibur.
4.1.2.2 Konten Viva.co.id Media Online Viva.co.id mempunyai konten berita sebagai berikut : - Politik - Bisnis - Nasional - Metro - Dunia - Saintek - Sorot
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
- Wawancara - Fokus - Cerita Anda - Bola - Life - Otomotif
4.1.2.3 Struktur Viva.co.id Presiden Komisaris : Rizal Mallarangeng Komisaris : Anindya N. Bakrie, Erick Thohir, Andi Zulkarnain Presdir/ CEO : A. Ardiansyah Bakrie Pemimpin Redaksi : Totok Suryanto Director of Business Dev. : R. Bismarka Kurniawan Chief Finance Officer : Santana Muharam Chief Human Capital : Triharry D. Oetji Chief Sales & Marketing : Gunawan Wibisono Chief Technology Officer : Jullian Ghaffar Pelaksana Harian Redaksi : Aries Margono Redaktur Pelaksana : Maryadi, Renne R.A Kawilarang Kepala Kompartemen : Arinto Tri Wibowo, Edwan Ruriansyah
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4.3 Hasil Penelitian Penulisan berita sebenarnya adalah pembingkaian terhadap peristiwaperistiwa yang terjadi. Yang kemudian dibangun di atas tulisan untuk dijadikan berita, yang nantinya dibaca oleh masyarakat luas. Dalam Penelitian ini penelitian ini peneliti memilih topik Penggusuran Kampung Pulo, Jakata Utara, yang saat ini sedang marak diperbincangkan di kalangan masyarakat, sedangkan peneliti menggunakan dua media online yang saling bertentangan untuk penelitian ini. Alasan peneliti menggunakan dua media adalah untuk membandingkan Konstruksi yang dibangun media tersebut. Salah satu media online yang peneliti gunakan adalah Tempo.co, peneliti mengambil berita yang dimuat dalam Tempo.co mulai tanggal 20 Agustus – 15 September 2015, hasilnya peneliti mendapatkan 57 berita terkait Penggusuran Kampung Pulo. Lalu, media online kedua yang peneliti angkat adalah Viva.co.id peneliti mendapatkan 65 berita terkait Penggusuran Kampung Pulo yang diambil dari periode 20 Agustus – 15 September 2015. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan mengenai pembingkaian berita Penggusuran Kampung Pulo di dua media, yakni Tempo.co dan Viva.co.id dengan menggunakan Metode Analisis Framing model Robert N. Entman. Dalam Analisis Framing model Entman terdapat empat elemen, yaitu Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral Judgment dan Treatment Recommendation. Karena terdapat begitu banyak berita yang menyangkut Penggusuran Kampung Pulo maka peneliti mengambil lima berita yang sangat penting atau
52 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
merujuk dari kedua media online tersebut. Berita-berita tersebut dinilai peneliti sangat mewakili dari Penggusuran Kampung Pulo yang terjadi.
4.3.1 Frame Penggusuran Kampung Pulo di Media Onlie Tempo.co dan Viva.co.id Tempo.co dan Viva.co.id sebagai media online yang memuat banyak berita mengenai Penggusuran Kampung Pulo ini memiliki 57 berita dari Tempo.co dan 65 berita dari Viva.co.id, terhitung sejak periode 20 Agustus – 15 September 2015. Dilihat begitu banyaknya berita, peneliti mengambil 5 berita dari masing-masing media online, yang sangat menjurus dan mengkritik untuk Penggusuran Kampung Pulo. 4.3.1.1 Analisis Framing Berikut adalah analisis Framing dari berita Tempo.co yang berjudul Penggusuran Kampung Pulo Ricuh, 500 Personel Polda Diturunkan, yang diterbitkan pada tanggal 20 Agustus 2015, dengan berita dari Viva.co.id yang berjudul Bentrok di Kampung Pulo, Polisi Serang dan Rusak RS Hermina yang diterbitkan pada hari yang sama. Tabel. 4.1 Analisis Framing Berita Pertama Elemen
Tempo.co
Viva.co.id
Framing Define
Tempo.co membingkai kasus Viva.co.id membingkai
Problems
Penggusuran Kampung Pulo Penggusuran
Kampung
kasus Pulo
yang terjadi pada tanggal 20 yang di muat pada lamannya,
53 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Agustus 2015 sebagai bentuk pada tanggal 20 Agustus 2015, dari penolakan warga yang menilai bahwa tindakan Satpol tidak mau rumah mereka PP yang memukul pegawai RS dibongkar. pendefinisian
Dalam Hermina yang
dan
merusak
RS
coba Hermina adalah konflik utama.
dijelaskan oleh Tempo.co, Viva.co.id menuliskan bahwa awal terjadi masalah dimulai Petugas Satpol PP melakukan dari negosiasi yang dilakukan pemukulan tanpa adanya alasan. secara persuasif dari Polisi Seperti yang dijelaskan oleh dengan warga Kampung Pulo salah satu pegawai RS Hermina, untuk pindah saat relokasi. bahwa dia tidak tau kenapa Namun, warga masih bersih dipukuli, keras
dan
untuk
tidak
pasang pindah,
dan
RS
Hermina
badan dirusak.
RS
Hermina
saat terletak
200
meter
yang
menjadi
mesin backhoe dihidupkan, sasaran Satpol PP dalam tindak warga
menjadi
emosinya
tersulut pengamanan,
dan
polisi tindakannya
menembakkan peluru untuk melakukan
namun Satpol tindak
dalam PP
kekerasan.
meredam warga. Dalam hal Dalam hal ini, Viva.co.id menilai ini, Tempo.co menilai bahwa bahwa masalah utamanya adalah sikap warga sangat keras terletak dari sikap Satpol PP dalam menolak penggusuran yang yang
melakukan
tindak
mengakibatkan kekerasan terhadap Pegawai RS
54 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kesulitan
Polisi
untuk Hermina dan Pengrusakan RS
membongkar rumah. Dignose Causes
Tempo.co tokoh
Hermina.
memposisikan Viva.co.id memposisikan tokoh
dalam
Penggusuran dalam Penggusuran Kampung
Kampung Pulo ini menjadi Pulo ini menjadi dua pihak. dua pihak. Pihak pertama Pihak Pertama adalah sebagai adalah
pihak
menggusur,
yang pelaku atau tersangka dalam
yakni
Polisi, berita ini. Pelaku yang dimaksud
Satpol PP dan Wali Kota adalah Satpol PP. Viva.co.id Jakarta
Timur
Bambang memposisikan Satpol PP adalah
Musyawardana. Dalam pihak pihak
yang
Polisi terdapat Kepala Bidang sikapnya
yang
Humas Polda Metro Jaya karyawan Komisaris Besar Muhammad merusak
salah,
RS
karena memukul
Hermina
RS
dan
Hermina.
Iqbal sebagai pihak yang Sedangkan yang kedua adalah melakukan negosiasi dengan korban,
dalam
Viva.co.id,
Warga Kampung Pulo. Di korban yang dimaksud adalah pihak
kedua
Kampung
ada
Warga para karyawan RS Hermina,
Pulo
yang yakni
Suwandi,
Bahrudin,
rumahnya dibongkar. Dalam Putra, Ilyas, Subur, Sarnito, M penempatan posisi, Tempo.co Syafii, dan Abdillah. Yang menempatkan
Warga
Kampung Pulo sebagai pihak
55 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
menarik
dalam
berita
yang
salah
mengikuti
tidak Viva.co.id
karena aturan
adalah
tidak
untuk adanya keterangan dari pihak
pindah. Namun, Tempo.co Satpol PP. Viva.co.id melalui sendiri tidak mewawancari salah satu Warga Kampung Pulo. Make
keterangan
Suwandi
menempatkan
Satpol
PP
pelaku utama.
Moral Penilaian Moral yang dibuat Penilaian Moral yang dibuat
Judgement
Tempo.co dalam isi beritanya Viva.co.id dalam isi beritanya adalah,
menilai
negosiasi
yang
bahwa adalah menilai dilakukan Satpol
PP
bahwa
yang
oleh Polisi dengan Warga tindakan
kekerasan
Kampung
RS
Pulo
tidak Pegawai
sikap
melakukan terhadap
Hermina
dan
ditemukan kata sepakat. Serta Pengrusakan RS Hermina dinilai sikap bersih kerasnya warga sebagai penilaian moral. Kampung Pulo yang tidak mau pindah. Treadment
Penyelesaian masalah yang Penyelesaian
Recomendation
didefinisikan oleh Tempo.co dimuat dalam Viva.co.id dalam dalam
masalah
yang
Penggusuran pemberitaannya adalah dengan
Kampung
Pulo
adalah melakukan penanganan medis
dengan sikap Polisi yang untuk korban-korban kekerasan menembakkan peluru untuk Satpol PP. Korban yang terluka
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
menenangkan
warga
keputusan Walikota tetap
dan dirawat di RS Hermina itu untuk sendiri.
melakukan
pembongkaran seminggu
selama
kedepan
tetap
dilakukan. Dalam analisis framing, terlihat jelas diantara kedua belah media, bahwa tidak adanya cover both side, untuk memastikan kebenaran yang terjadi dengan mewawancari pihak lain. Dalam hal ini kedua belah media terlihat tidak adil dalam memberitakan. Berikut adalah analisis framing kedua, peneliti mengambil judul Penggusuran Kampung Pulo, Apa Penyebab Ricuh Warga vs Aparat yang diterbitkan di halaman Tempo.co, pada tanggal Kamis, 20 Agustus 2015 | 14:31 WIB. Sedangkan untuk Viva.co.id peneliti mengambil berita Eksekusi Kampung Pulo, Polisi Tahan 10 Warga Kampung Pulo Diduga Bakar Alat Berat, yang diterbitkan pada tanggal Jum'at, Jum'at, 21 Agustus 2015 | 16:43 WIB.
57 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Tabel. 4.2 Analisis Framing Berita Kedua Elemen
Tempo.co
Viva.co.id
Framing Define
Dalam berita yang dimuat Dalam berita yang dimuat oleh
Problems
oleh
Tempo.co
pada Viva.co.id pada halamannya,
halamannya, define problem masalah yang ditulis yakni, yang dibuat oleh Tempo.co penahanan adalah
Keributan
10
yang diduga
sebagai
terjadi saat pembongkaran di pembakaran Kampung Pulo. Tempo.co Viva.co.id menilai
masalah
orang
yang pelaku
alat
berat.
menilai
saat
dari keributan terjadi ada warga
keributan tersebut dimulai yang dari gagalnya kesepakatan dengan
membakar
alat
berat
menggunakan
bom
antara Warga Kampung Pulo molotov. Pada mulanya, Polisi dan
Camat
Jati
Setelah
Negara. mengamankan 27 orang warga gagalnya Kampung Pulo, namun Polisi
kesepakatan,
warga
yang menahan 10 orang dari 27 orang
menolak rumahnya digusur, tersebut yang diduga membakar melempari
batu
ke
arah alat berat, untuk diproses lebih
Satpol PP. Diagnose
Tempo.co
Causes
beberapa
lanjut. menuliskan Viva.co.id menuliskan beberapa tokoh
dalam tokoh
dalam
beritanya,
beritanya, diantaranya Ketua diantaranya Perwakilan warga
58 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Komunitas
Ciliwung Kampung
Merdeka
Pulo,
Kholili,
Sandyawan Kapolres Metro Jakarta Timur,
Sumardi, Kepala Kepolisian Kombes Resor
Jakarta
Komisaris
Timur Satpol
Besar
Pol PP
Umar
dan
27
Faroq, Warga
Umar Kampung Pulo yang diamankan
Farouq, Camat Jatinegara oleh Polisi. Sofyan
Taher,
Warga
Kampung Pulo, Kepolisian dan
Satpol
PP.
beritanya,
Tempo.co
memposisikan Kampung pihak
Dalam
Warga
Pulo awal
sebagai keributan.
Namun, korban yang yang berjatuhan dating dari kedua belah pihak, yakni Warga Kampung Pulo 2 orang, dan 2 anggota Kepolisian dan Satpol PP. Make Moral Judgement
Penilaian Moral yang dibuat Penilaian Moral yang dibuat oleh
Tempo.co
adalah oleh Viva.co.id terhadap warga
Camat
Jatinegara
Sofyan Kampung
Taher,
Pulo
adalah
menolak menetapkan 10 orang sebagai
59 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
menandatangani
surat tersangka yang membakar alat
kesepakatan yang diajukan berat,
saat
penggusuran
oleh Warga Kampung Pulo. Kampung Pulo Terjadi. Warga
Kampung
Pulo
untuk
hanya
meminta merobohkan
rumah
sudah
yang
dikosongkan
pemiliknya,
aparat
menyetujui kesepakatan itu, namun Sofyan Taher selaku Camat
Jatinegara
menolaknya. Treadment
Penyelesaian masalah yang Penyelesaian
Recomendation
ditulis
dalam
yang
Tempo.co dibuat Viva.co.id ada beberapa
adalah
dengan hal,
menyemprotkan mata
masalah
Gas
kepada
dari
pihak
Kholili
Air mengatakan 10 orang ditahan warga karena diduga membakar alat
Kampung Pulo. Tindakan ini berat
saat
penggusuran
guna untuk meredam emosi Kampung Pulo dengan bom warga
yang
tidak
rela molotov. Sedangkan dari pihak
rumahnya dibongkar. Selain Kepolisian sudah membebaskan daripada itu, pihak Polisi 27 mengamankan
27
orang
yang
diamankan
warga karena adanya jaminan dari
60 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Kampung
Pulo,
dan
10 pihak keluarga masing-masing,
diantaranya ditahan terkait namun proses hukum kerusuhan.
tetap
berjalan.
Pada Analisis untuk berita kedua ini ada hal yang sama diantara kedua media, yakni dengan menetapkan 10 dari 27 orang Warga Kampung Pulo sebagai tersangka pembakaran alat berat. Namun, pada pernyataan Kaporles Umar yang dimuat pada halaman Viva.co.id, menjelaskan bahwa dia sudah membebaskan 27 orang melalui jaminan dari pihak keluarga masing-masing, namun proses hukum tetap berjalan untuk mereka. Berikut adalah analisis framing untuk berita ketiga, dalam berita ketiga ini peneliti mengambil berita Penggusuran Kampung Pulo, Ahok Bisa Kena Pasal Korupsi jika Lakukan Ini, yang dimuat pada halalam Tempo.co pada tanggal Sabtu, 22 Agustus 2015 | 07:44 WIB. Dan untuk Viva.co.id adalah Kapolda: Warga Kampung Pulo Jangan Memaksa Ganti Rugi yang dimuat pada tanggal Jum'at, 21 Agustus 2015 | 14:26 WIB. Tabel. 4.3 Analisis Framing Berita Ketiga Elemen
Tempo.co
Viva.co.id
Framing Define
Tempo.co menilai masalah Viva.co.id
Problems
dalam
beritanya
menilai
masalah
adalah utama dalam beritanya adalah
Pemerintah
Provinsi
DKI Warga Kampung Pulo jangan
Jakarta
tidak
akan memaksa untuk meminta uang
61 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
memberikan uang ganti rugi. ganti rugi atas pembongkaran Ahok selaku Gubernur DKI paksa. Sebab, berapa persen Jakarta menegaskan, tidak pun
yang
diberikan
oleh
ada ganti rugi, sebab mereka Pemerintah, itu bisa dinilai mendirikan bangunan di atas sebagai bentuk pidana Korupsi. tanah Negara. Selain itu, Viva.co.id Tempo.co bagi
menilai
mengatakan
juga
bahwa bahwa kebijakan ini adalah
mereka
yang demi kebaikan warga Kampung
memberikan uang ganti rugi Pulo, yang setiap tahun terkena kepada
Warga
Kampung banjir.
Pulo akan dianggap sebagai bentuk Korupsi. Diagnose
Dalam
isi
beritanya Dalam isi beritanya, Viva.co.id
Causes
Tempo.co menuliskan dua hanya menaruh satu tokoh, tokoh penting, yakni Kepala yakni Kepolisian
Daerah
dan
Kepolisian
Metro Daerah Metro Jaya Inspektur
Jaya Inspektur Jenderal Tito Jenderal Karnavian
Kepala
Tito
Karnavian.
Gubernur Viva.co.id menempatkan Tito
DKI Jakarta Basuki Tjahaja sebagai orang yang tidak pro Purnama. Tito dan Ahok terhadap
rakyat,
dengan
dinilai Tempo.co sebagai dua menyatakan bahwa pemberian tokoh
yang
tidak
setuju uang ganti rugi bagi Warga
untuk
memberikan
uang Kampung Pulo, yang tidak
62 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
ganti rugi kepada Warga sesuai aturan bisa dikenakan Kampung Pulo. Make
pidana korupsi
Moral Penilaian Moral yang dibuat Penilaian mora yang dibuat
Judgement
oleh
Tempo.co
beritanya,
dalam oleh
yakni
Kampung
Pulo
Viva.co.id
Warga beritanya, menuntut warga
dalam
yakni
isi
menyuruh
Kampung Pulo agar
ganti rugi atas penggusuran, tidak memaksa Pemprov DKI namun pihak Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan uang Jakarta
tidak ganti rugi. Dalam penilaiannya,
memberikannya, menetapkan
dan berapa
persen
pun
yang
bentuk diberikan bila itu tidak sesuai
memberikan ganti rugi dalam dengan hukum akan ditindak kategori Korupsi. Penilaian pidana Korupsi. Maka, dalam moral yang kedua adalah penilaian moralnya, tidak ada menetapkan warga Kampung uang ganti rugi dari Pemprov Pulo
salah,
mendirikan tanah
karena DKI Jakarta, warga Kampung
bangunan
Negara.
kesimpulannya, Kampung
Pulo
rumahnya
digusur
di Pulo yang merupakan warga
Maka yang kurang mampu, setelah warga rumahnya
digusur
untuk
yang kepentingan Relokasi Sungai untuk Ciliwung,
dan
tidak
relokasi Sungai Ciliwung, di mendapatkan uang ganti rugi, mana warga Kampung Pulo menambah kesulitan bagi warga
63 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
adalah warga yang kurang Kampung Pulo mampu, menambah kesulitan hidupnya. Treadment
Penyelesaian masalah yang Penyelesaian
Recomendation
diberikan
oleh
adalah
dengan
masalah
yang
Tempo.co ditulis oleh Viva.co.id adalah tidak dengan tidak memberikan uang
memberikan uang ganti rugi ganti rugi atas tuntutan warga atas
tuntutan
warga Kampung Pulo. Selain itu, Tito
Kampung Pulo. Selain itu, meminta untuk warga agar tetap Ahok juga sudah melakukan tenang dan mediasi
dengan
tidak
memaksa
Warga kepada Pemprov DKI Jakarta.
Kampung Pulo.
Pada analisis framing ketiga ini banyak sekali ditemukan kesamaan antara kedua media. Yang membedakan hanya pada narasumber, pada Tempo.co selain ada Tito, ada pula Ahok sebagai narasumber. Sedangkan, pada Viva.co.id tidak adanya Ahok sebagai narasumber, hanya menggunakan Tito sebagai narasumber tunggal. Dan berikut adalah hasil analisis framing untuk berita keempat. Tempo.co mengangkat berita Korban Penggusuran Tak Cocok Tinggal di Rumah Susun, Pelit?, yang diterbitkan pada Selasa, 15 September 2015 | 14:44 WIB. Sedangkan, Viva.co.id mengangkat berita Warga Kampung Pulo Berdesakan Tinggal di
64 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Rumah Susun, yang diterbitkan pada tanggal berbeda dengan Tampo.co, yakni pada Senin, 31 Agustus 2015 | 12:21 WIB. Tabel. 4.4 Analisis Framing Berita Keempat Elemen
Tempo.co
Viva.co.id
Framing Define
Masalah
dalam
berita Masalah
dalam
berita
yang
Problem
Tempo.co
adalah
warga ditulis oleh Viva.co.id adalah
Kampung
Pulo
yang jumlah rusun yang ada tidak bisa
mengalami
relokasi,
dan menampung semua Warga yang
kemudian dipindah ke rusun, direlokasi.
Jumlah Rusunawa
merasa tidak cocok tinggal di yang ada di Jatinegara hanya rusun. Alasannya disebabkan 519, Warga
yang
puluhan
sudah
tahun
sedangkan
jumlah
sedari Kelompok Keluarga ada 912.
tinggal
di Selain itu, adanya 162 rusunawa
Kampung, di mana mereka yang ditempati lebih dari 1 sudah
mempunyai
tingkat Kelompok
sosialiasi tinggi antar warga.
Keluarga.
Kesimpulan dari masalah yang ditulis Viva.co.id adalah, Rusun menjadi padat penduduk.
Diagnose
Ada satu tokoh penting dalam Ada dua tokoh penting dalam
Causes
Konstruksi yang ditulis oleh berita Tempo.co,
yakni
yang
Direktur Viva.co.id,
Komunitas Ciliwung Merdeka Kampung
65 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
ditulis yakni
Melayu,
oleh Lurah
Bambang
Sandyawan
Sumardi.
Dan Pangestu
dan
Kepala
Unit
untuk mendukung opini dari Pelaksana Teknis (UPT) Rusun Sandyawan ada narasumber Wilayah 3, Sayid Ali. dari warga Kampung Pulo yang tinggal di rusun, yakni Evi Zaini. Make
Moral Penilaian
Judgment
terkandung tersebut
Moral
yang Penilaian Moral yang dinilai
dalam
berita oleh Viva.co.id, dengan tidak
adalah,
nilai seimbangnya
sosialisasi yang sudah lekat Rusunawa
antara
dan
jumlah
Warga
yang
ada pada masyarakat Kampung direlokasi tidak sesuai, hal ini Pulo, tidak bisa diterapkan mengakibatkan kepadatan dalam pada Rusun, sebab tempat rusunawa. tinggal yang berbentuk vertikal DKI
Jakarta
tersebut membuat masyarakat menyiapkan tidak
bisa
saling
ngobrol, warga
karena tidak adanya ruang. Treadment
Penyelesaian
masalah
Serta,
Pemerintah
dinilai
belum
alternatif
untuk
Kampung
Pulo
yang
direlokasi dengan baik.
yang Penyelesaian
masalah
yang
Recomendation dimuat oleh Tempo.co adalah, dimuat oleh Viva.co.id adalah, warga
kampung
Pulo dengan melakukan pendataan,
mengubah cara hidupnya. Dari dan warga yang tak tertampung yang menjadi warga Kampung, dipindah ke rusunawa lain. menjadi warga Rusun.
66 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Dalam analisis framing untuk berita keempat, semua elemen framing yang digunakan berbeda hasil. Dengan berbedanya hasil ini, menunjukkan Konstruksi yang dibangun oleh kedua belah media sangat berbeda jauh. Dan berikut adalah analisis framing untuk berita kelima, Tempo.co mengangkat judul Jakarta Temukan 3 Pelanggaran Penggusuran Kampung Pulo, yang dimuat pada Rabu, 26 Agustus 2015 | 22:38 WIB. Sedangkan, Viva.co.id mengangkat judul LBH: Sudah 3.433 Kepala Keluarga Digusur Ahok Sejak Januari yang dimuat pada Rabu, 26 Agustus 2015 | 15:17 WIB. Tabel. 4.5 Analisis Framing Berita Kelima Elemen Framing Define Problem
Tempo.co
Viva.co.id
Masalah yang didefinisikan Masalah yang didefiniskan oleh Tempo.co
adalah
menurut Viva.co.id adalah Penggusuran-
Lembaga
Bantuan
Hukum penggusuran yang terjadi di
menemukan 3 Pelanggaran Jakarta banyak yang tidak sesuai HAM
yang
terjadi
saat dengan standar HAM. Selain
penggusuran Kampung Pulo. mengidentifikasi
masalah
Pelanggaran pertama adalah sebagai
sebuah
Satpol PP yang masuk ke HAM,
diindeifikasi
Pemukiman
Warga
Pemerintah
memberikan
surat
juga
tanpa Pemerintah tidak memberikan
melakukan musyawarah, yang solusi kedua
pelanggaran
kepada
Warga
tidak rumahnya digusur paksa. perintah
secara tertulis kepada Warga
67 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang
sebelum pembongkaran, dan yang ketiga adanya tingkat pengamanan berlebihan. Diagnose Causes
Tokoh yang dimuat Tempo.co Dalam
hal
adalah Pengacara Publik dari mengambil Lembaga Jakarta Matthew
Bantuan
ini
Viva.co.id
Kepala
Divisi
dan
Pusat
Hukum Penelitian
Matthew
Lenggu. Dokumentasi Bantuan Hukum
dalam
posisinya LBH Jakarta, Pratiwi Febry.
menempatkan
diri
sebagai Pratiwi
seorang
pengacara
membela
hak-hak
yang orang
diposisikan yang
sebagai
mengkritisi
warga Penggusuran yang terjadi di
Kampung Pulo.
Jakarta banyak yang tidak sesuai dengan HAM.
Make Moral
Penilaian moral yang dibuat Penilaian moral yang dibuat
Judgement
oleh Tempo.co adalah menilai oleh Viva.co.id adalah menilai bahwa hal-hal yang dilakukan bahwa
penggusuran-
selama proses penggusuran, penggusuran yang terjadi di mulai dari sosialisasi hingga Jakarta banyak yang tidak sesuai pembongkarannya,
banyak dengan
HAM.
Dan
menilai
ditemukan pelanggaran HAM. Pemerintah DKI Jakarta sebagai Penilaian
moral
ditujukan pelindung, kurang memikirkan
berat kepada Pemerintah yang bagaimana Warga yang digusur dalam sikapnya sangat keras ke
68 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
depannya.
Dan
tidak
terhadap
warga
Kampung memberikan ganti rugi.
Pulo. Treadment
Penyelesaian
masalah
ada Penyelesaian
masalah
yang
Recommendation tiga, yakni adanya tindakan dimuat dalam Viva.co.id hanya hukum terhadap pelanggaran menekankan bahwa Pemprov yang dilakukan, membentuk DKI Jakarta sebagai pelindung, peraturan
daerah
yang harus memikirkan nasib Warga
mengatur penggusuran yang yang mengadopsi
standar
digusur,
baik
dengan
HAM relokasi dan pemberian ganti
dan menuntut agar pemerintah rugi. melakukan penggantian ganti rugi.
Dalam
ketiga
penyelesaian
masalah
tersebut,
berpihak
LBH
kepada warga Kampung Pulo dan menuntut Pemerintah.
Pada analisis berita yang kelima, perbedaan hanya terjadi pada ruang lingkup. Tempo.co lebih mengedepankan tentang Penggusuran yang berlaku di Kampung Pulo, sedangkan Viva.co.id banyak menyinggung daerah-daerah lain selain Kampung Pulo.
69 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4.4 Pembahasan Define Problem adalah elemen pertama yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah. Penggusuran Kampung Pulo atau yang lebih tepatnya relokasi adalah bentuk dari proyek Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam relokasi sungai Ciliwung. Kampung Pulo yang terletak di pinggiran Sungai Ciliwung ini, kerap kali terkena banjir setiap tahunnya. Upaya yang dilakukan oleh Pemprov. DKI Jakarta ini bertujuan untuk, mengembangkan
prasarana
dan
sarana
pengendalian
banjir dengan
pemulihan dan pengembangan situ dan waduk serta normalisasi sungai. Hal tersebut tertuang dalam Perda Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 Bab IV Pasal 6. Pernyataan ini didukung pula oleh Basuki Tjahaja Purnama selaku Gubernur DKI Jakarta yang mengatakan, Warga yang lahannya digusur digunakan untuk normalisasi Sungai Ciliwung. Namun, menggusur sebuah pemukiman warga tidaklah mudah, banyak masalah yang terjadi, seperti memberikan pengarahan kepada Warga Kampung Pulo agar pindah, di mana dalam musyawarah dengan Warga tidak menemukan kata sepakat. Seperti yang terjadi pada berita Tempo.co Warga, kata Sandyawan, juga mengajukan surat kesepakatan bersama tentang penggusuran. Isinya, permintaan agar penggusuran hanya dilakukan kepada rumah yang sudah dikosongkan pemiliknya. Aparat menyetujuinya. Namun, Camat Jatinegara Sofyan Taher menolak menandatangani surat tersebut.
70 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bukan hanya susahnya musyawarah dengan Warga Kampung Pulo yang sulit, namun pembingkaian utama dari berita Penggusuran Kampung Pulo yakni sama oleh kedua media, terjadinya bentrok dengan warga. Viva.co.id menkonstruksi isi beritanya lebih menekankan kesalahan kepada Pemprov DKI Jakarta yang dinilai bertindak kasar dalam penggusuran, bahkan Viva.co.id menuliskan Satpol PP selaku petugas yang menggusur malah menghajar Pegawai Rumah Sakit Hermina, dan merusak ruang IGD RS Hermina. Seperti dalam pernyataan salah satu korban, yakni Suwandi mengatakan beberapa Satpol PP dan Sabhara datang ke sini menyuruhnya masuk, tapi dia yang dihajar padahal dalam situasinya tidak ada warga yang masuk ke RS tersebut. Dari pernyataan tersebut jelas Viva.co.id menilai posisi Pemprov. DKI Jakarta sebagai pelaku dari kekerasan yang terjadi di Kampung Pulo. Sedangkan, Tempo.co. lebih membela terhadap Pemerintah, peneliti menilai kosntruksi berita yang dibangun lebih mengarah positif kepada Pemprov. DKI Jakarta. Dimulai dari warga bersepakat tak akan melakukan perlawanan dan memancing keributan. Terdapat dua kata yakni “Perlawanan” dan “memancing”, dua kata ini jelas sangat memiliki arti penting dan berkesinambungan. Kata pertama adalah perlawanan, perlawanan berarti warga akan melawan bila apa yang disepakati tidak disetujui, dan hal ini didukung dengan memancing keributan. Warga tidak akan melakukan perlawanan dan keributan bila tidak dipancing
71 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Namun pada kenyataannya, penolakan permintaan Warga Kampung Pulo oleh Camat Jatinegara Sofyan Taher, karena dirinya mengikuti aturan yang berlaku dan dirasa benar. Berawal dari penolakan tersebut terjadilah kerusuhan di Kampung Pulo. Pernyataan Peneliti yang mengatakan bahwa Tempo.co sangat mendukung penggusuran Kampung Pulo terlihat dari hasil pantauan Tempo di lokasi, Tempo.co menuliskan keributan yang terjadi di Jalan Jatinegara Barat, Jatinegara, Jakarta Timur itu diawali dengan aksi lempar batu dilakukan warga kepada Satpol PP yang berada di belakang Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur. Pelemparan batu berbuntut tembakan gas air mata yang diarahkan kepada kerumunan warga. Peneliti melihat ulasan yang dibuat Tempo.co mengenai Penggurusan Kampung Pulo adalah suatu bentuk kerja atau aturan yang memang seharusnya dilakukan. Meski penghuni Kampung Pulo meminta kesepakatan, pada akhirnya tetap dilakukan pembongkaran rumah-rumah atas dasar peraturan. Diagnose Causes adalah elemen kedua yang digunakan untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai tokoh dari suatu peristiwa, atau mengidentifikasi kekuatan yang menyebabkan masalah. Dalam tahap ini, dapat terlihat bahwa ada yang dianggap sebagai pelaku dan juga ada yang dianggap sebagai korban. Namun, kedua media tidak hanya membuat itu saja, ada pihak dari luar yang membela Warga Kampung Pulo. Dari isi berita yang ditulis oleh Tempo.co mengenai Penggusuran Kampung Pulo. Tempo.co telah membingkai siapa (who) yang diangkat
72 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
sebagai penyebab masalah. Tempo.co memposisikan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Satpol PP, Polisi, Camat Jatinegara Sofyan Taher, sebagai Pihak yang benar menurut peraturan yang berlaku, karena menurut Perda DKI Jakarta, daerah tersebut memang harus direlokasi untuk kepentingan rehabilitasi Sungai Ciliwung. Selain alasan itu, ada pula tidak diberikannya uang ganti rugi kepada warga yang disebabkan tanah yang ditinggali adalah Tanah Negara. Maka dapat diartikan Warga Kampung Pulo salah karena menempati Tanah Negara, sehingga harus digusur, dan pula tanah tersebut bagian dari rehabilitasi sungai Ciliwung. Selanjutnya Warga Kampung Pulo diposisikan pihak yang salah oleh Tempo.co, selain karena alasan yang sudah peneliti sebutkan diatas, ada pula sikap dari Warga Kampung Pulo yang tidak mau rumahnya digusur. Sikap ini dimuat dalam Tempo.co, di mana warga membuat barisan untuk menghalang backhoe merobohkan rumah mereka. Dan tidak hanya itu, warga pun melempari dengan batu dan membakar alat berat. Berita tersebut menguatkan bahwa sikap warga yang tak mematuhi aturan yang berlaku adalah salah. Selain dua posisi tersebut, ada Lembaga Bantuan Hukum (LBH). LBH diposisikan sebagai tokoh yang membela hak Warga Kampung Pulo. Alasan peneliti menempatkan LBH sebagai pihak ketiga yang membela warga adalah, sikapnya yang menyatakan bahwa Penggusuran Kampung Pulo banyak terjadi pelanggaran HAM. Serta, LBH menilai Pemprov. DKI Jakarta sebagai pelindung masyarakat harusnya bisa memberikan uang ganti rugi. Dua alasan
73 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
itu yang menjadikan peneliti menempatkan LBH sebagai pihak ketiga dalam Penggusuran Kampung Pulo. Sedangkan
Viva.co.id
berbeda
dengan
Tempo.co.
Viva.co.id
memposisikan bahwa Warga Kampung Pulo dan Pegawai RS Hermina sebagai korban dalam Penggusuran. Alasan peneliti menempatkan sebagai korban karena sikap Satpol PP yang menyerang RS Hermina dan pegawainya, seperti yang dimuat dalam berita Bentrok di Kampung Pulo, Polisi Serang dan Rusak RS Hermina, yang diterbitkan pada Kamis, 20 Agustus 2015 | 15:49 WIB. Alasan kedua adalah jatuhnya korban akibat penggusuran, korban tersebut adalah warga Kampung Pulo. Dua alasan itu yang menempatkan Pemprov. DKI Jakarta melalui tim penggusurnya menjadi pelaku. Dalam Viva.co.id pun menyebutkan LBH. LBH memposisikan diri sama dalam Tempo.co, yakni tokoh ketiga yang membela Warga Kampung Pulo. Dan menilai penggusuran tidak sesuai dengan aturan HAM yang berlaku. LBH juga menekan pemerintah untuk memberikan uang ganti rugi. Maka, kesimpulan dari Diagnose Causes ini terlihat sangat jelas, Tempo.co dan Viva.co.id menempatkan tokoh yang sama dengan posisi yang lain. Pemprov. DKI Jakarta dinilai Tempo.co benar karena melakukan peraturan yang berlaku mengenai penggusuran. Sedangkan, Viva.co.id menempatkan Pemprov. DKI Jakarta sebagai pelaku kekerasan atas sikapnya memukul Pegawai RS Hermina.
74 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Make moral judgement adalah elemen framing yang digunakan untuk melihat penilaian moral yang dikenakan kepada penyebab masalah dan pemberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Penilaian moral kepada Pemerintah DKI Jakarta terhadap Warga Kampung Pulo, terlihat dari sikap Pemerintah DKI Jakarta yang sudah melakukan proses pemberitahuan tentang penggusuran Kampung Pulo sudah sejak lama. Bahkan sehari sebelum pembongkaran, prroses negosisasi yang secara persuasif masih dilakukan dilakukan Pemerintah DKI Jakarta dengan Warga Kampung Pulo. Serta Pemprov. DKI Jakarta yang dinilai oleh LBH sebagai pelindung Warga malah melakukan penggusuran yang merugikan warga, karena tidak diberikannya uang ganti rugi, serta menurunkan banyak pasukan. Seperti yang dimuat pada berita Tempo.co dengan judul Penggusuran Kampung Pulo, Ahok Bisa Kena Pasal Korupsi jika Lakukan Ini dan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Temukan 3 Pelanggaran Penggusuran Kampung Pulo. Di lain pihak adanya pihak ketiga yang muncul dalam kasus ini, yakni Lembaga Bantuan Hukum, yang menilai bahwa penggusuran Kampung Pulo setidaknya melakukan tiga pelanggaran. Seperti yang dikatakan oleh Matthew, ada tiga pelanggaran yakni pergerakan Satpol PP yang merangsek masuk ke pemukiman warga tanpa melakukan upaya musyawarah, kedua pemerintah melakukan penggusuran tanpa memberikan surat perintah pembongkaran secara tertulis, ketiga adanya tindakan pengamanan berlebihan dengan
75 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
menurunkan 4 kompi anggota kepolisian, ribuan Satpol PP dan TNI angkatan darat. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) mengidentifikasi kasus Penggusuran Kampung Pulo tidak dilakukan upaya musyawarah, padahal pihak Pemerintah DKI Jakarta sudah melakukan itu sejak lama sebelum penggusuran terjadi. Selain itu, penilaian moral dalam berita ini yang utama dikenakan kepada warga Kampung Pulo yang melakukan tindakan anarkis, seperti melempari petugas
Satpol
PP
dengan
batu,
membakar
backhoe,
Tempo.co
mengungkapkan alasan dibalik terjadinya tindakan tersebut dikarenakan sikap Camat yang tidak menyetujui kesepakatan dengan Warga Kampung Pulo. Namun, yang terjadi Tempo.co mendefinisikan bahwa tindak Penggusuran Kampung Pulo tersebut adalah kebijakan yang baik bagi warga dari Pemerintah DKI Jakarta, dan harus dilakukan sesuai rencana. Alasan terjadinya kerusuhan yang terjadi di Penggusuran Kampung Pulo adalah sikap warga yang tidak mau pindah tempat tinggal dari Kampung Pulo. Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta menjadi pedang bermata dua, di satu sisi merugikan warga Kampung Pulo di mana tempat tinggal mereka selama berpuluh-puluh tahun tinggal dibongkar, dan di sisi lain pihak Pemerintah DKI Jakarta dinilai tidak pro dengan rakyat, karena dinilai melakukan pembongkaran paksa. Sedangkan pada Viva.co.id, penilaian moral yang ada berupa sikap Satpol PP yang sangat disayangkan. Sikap Satpol PP yang melakukan pemukulan terhadap Pegawai RS Hermina dan merusak fasilitas Hermina dinilai tidak sesuai dengan tugasnya sebagai Satpol PP.
76 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Viva.co.id menilai bahwa
Pemprov. DKI Jakarta tidak menjalankan tugasnya sebagai Pemerintah yang melindungi warganya. Hal ini bisa dilihat dari berita Viva.co.id, Polisi Tahan 10 Warga Kampung Pulo Diduga Bakar Alat Berat dan LBH: Sudah 3.433 Kepala Keluarga Digusur Ahok Sejak Januari. Dalam dua berita tersebut, Viva.co.id menilai Pemprov. DKI Jakarta melakukan penggusuran dengan paksa. Dari penelitian yang dilakukan LBH Jakarta sejak Januari- Agustus 2015, didapati Pemprov DKI merupakan pelaku terbanyak penggusuran paksa. Menurut analisis yang mereka lakukan, diketahui jumlah penggusuran paksa tersebut, yaitu 21 kasus dengan jumlah korban 2.484 kepala keluarga dan 358 unit usaha. Serta Pratiwi selaku anggota LBH menilai menyayangkan sikap Pemprov. DKI Jakarta yang seharusnya menjadi pelindung Hak Warga malah menjadi pelanggar HAM. Maka dapat disimpulkan bahwa Penilaian Moral yang dilakukan oleh kedua media adalah sama. Menilai bahwa Pemprov. DKI Jakarta yang seharusnya menjadi Pelindung Hak Warganya malah melakukan penggusuran, dan yang membedakan hanya pada sikap Pemprov. DKI Jakarta sebelum pengggusuran, dalam Tempo.co Pemrov. DKI Jakarta sudah dinilai baik dengan melakukan musyawarah sebelumnya. Namun, Viva.co.id menilai penggusuran tersebut adalah pemaksaan. Treadment Recommendation adalah elemen keempat dalam Analisis Framing model Robert. N. Entman. Pada elemen ini membahas tentang penyelesaian masalah yang dibuat oleh media.
77 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Penyelesaian masalah yang diberikan oleh kedua media adalah sama. Yakni dengan diberikannya Rusunawa di Jatinegara untuk relokasi rumah yang digusur. Namun yang membedakan hanya cara pembingkaian. Tempo.co membingkai dalam beritanya yakni, Korban Penggusuran Tak Cocok Tinggal di Rumah Susun. Dalam ulasan berita tersebut dijelaskan bahwa Warga yang terbiasa tinggal di pemukiman belum terbiasa tinggal di tempat yang berbentuk vertikal. Dalam arti tinggal dengan rumah yang berkotak-kotak yang menyusun dari atas ke bawah. Peneliti menilai bahwa dalam penyelesaian masalah ini ada ketidak cocokan dengan perilaku Warga Kampung Pulo. Pemberian Rusunawa tidak semudah yang dianggap oleh Pemprov. DKI Jakarta. Pasalnya, warga Kampung Pulo sudah puluhan tahun tinggal di Kampung Pulo, ketika pindah ke Rusunawa Jatinegara yang sangat jauh berbeda, dirasa oleh warga sangat tidak nyaman. Misal seperti yang dicontohkan oleh Evi Zaini, yang menganggap bahwa dia butuh adaptasi untuk tinggal di Rusunawa. Bila setiap hari dia bisa belanja kebutuhan dengan mudahnya karena berada di depan rumahnya, kini dia harus turun lift dulu baru kemudian ke pasar. Hal ini sangat menyulitkan baginya. Pemberian Rusunawa dinilai adalah langkah yang baik, namun bagi beberapa orang seperti LBH, dengen pemberian uang ganti rugi kepada warga adalah salah satu langkah terbaik dalam menyelesaikan masalah. Sebab, warga yang digusur adalah warga yang dinilai kurang mampu, jadi bantuan berupa uang ganti rugi akan sangat membantu.
78 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Berbeda dengan Viva.co.id, penyelesaian masalah yang dimuat adalah sama dengan pemberian Rusunawa kepada warga yang direlokasi. Namun, dalam konstruksinya berbeda. Pada berita Viva.co.id, Warga Kampung Pulo Berdesakan Tinggal di Rumah Susun. Viva.co.id lebih memberitakan masalah kepadatan yang ada di Rusunawa daripada cara hidup Warga. Itu adalah perbedaan jelas yang ada pada dua media. Pada berita Viva.co.id tertulis bahwa Rusunawa itu hanya tersedia 519 unit sedangkan, jumlah masyarakat yang tergusur dari Kampung Pulo mencapai 925 kelompok keluarga. Artinya, jumlah warga melebihi unit Rusunawa yang ada. Bahkan ada 162 unit Rusunawa yang ditempati lebih dari satu Kelompok Keluarga, hal ini berarti pendataan yang dilakukan Pemprov. DKI Jakarta tidak tepat, sebab jumlah tidak sesuai. Dan penyelesaian masalah kedua sama dengan Tempo.co, menekan pemerintah untuk memberikan uang ganti rugi kepada warga Kampung Pulo. Pernyataan ini dikuatkan dengan berita Kapolda: Warga Kampung Pulo Jangan Memaksa Ganti Rugi. Dari treadment recommendation yang ada bisa dilihat bahwa kedua media sama, yakni pemberian rusunawa dan meminta uang ganti rugi. Namun, yang membedakan hanya pada framingnya, Tempo.co menekankan bahwa warga merasa tidak nyaman karena terbiasa tinggal di pemukiman, dan harus pindah ke tempat baru yang berbentuk vertikal. Sedangkan, Viva.co.id menilai bahwa jumlah unit Rusunawa kurang, dan terlalu padat ditinggali. Berdasarkan dari hasil penelitian, peneliti menemukan banyak hasil yang didapat dengan menggunakan analisis framing Robert N. Entman. Peneliti
79 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
menilai dalam pemberitaan Penggusuran Kampung Pulo melalui Media Online Tempo.co dan Viva.co.id, menemukan bahwa kedua media sangat berbeda dalam mengkonstruksi pemberitaannya. Pada pemberitaan Tempo.co dengan judul Penggusuran Kampung Pulo, Apa Penyebab Ricuh Warga vs Aparat, Tempo.co mengkonstruksi bahwa penyebab masalah adalah sikap dari anarkis warga Kampung Pulo yang melempari Satpol PP dengan batu. Warga Kampung Pulo yang tidak mau pindah ini menahan aparat dengan membuat barikade, sehingga menyebabkan keributan dua belah pihak. Berbeda dengan hasil penelitian pada Viva.co.id dalam mengkonstruksi berita. Viva.co.id menilai Satpol PP adalah penyebab dari masalah, sikap anarkis Satpol PP yang memukuli Karyawan RS Hermina dan merusak fasilitas RS Hermina menjadi bingkai utama Viva.co.id dalam berita Bentrok di Kampung Pulo, Polisi Serang dan Rusak RS Hermina. Namun, baik Tempo.co dan Viva.co.id dalam berita diatas tidak memiliki cover bothside , yakni tidak melakukan wawancara ke narasumber terkait. Tempo.co hanya mewawancari dari pihak Pemerintah, tanpa mewawancarai salah satu Warga Kampung Pulo. Sedangkan, Viva.co.id hanya mewawancari dari pihak RS Hermina, tidak melakukan wawancara ke pihak Satpol PP. Hal ini dinilai peneliti sangat jelas konstruksi yang dibangun oleh kedua media. Tempo.co sangat berpihak kepada Pemprov. DKI Jakarta dalam penggusuran, dan Viva.co.id bertentangan dengan Pemprov. DKI Jakarta. Selain itu, pada berita Rusunawa untuk Warga Kampung Pulo yang direlokasi, terjadi perbedaan konstruksi lagi antar kedua media. Tempo.co
80 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
mengkonstruksi bahwa warga yang tinggal di Rusunawa tersebut sulit melakukan adaptasi, sedangkan Viva.co.id mengkonstruksi bahwa jumlah warga di Rusunawa padat dan tidak mencukupi untuk warga yang tinggal. Dalam konstruksi yang dibuat oleh kedua media, terlihat isi berita mereka sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari kepentingan lain. Melihat jauh di belakang, saat Pemilihan Presiden 2014, di mana ada dua nama calon yakni, Prabowo & Hatta Rajasa, Jokowi dan Jusuf Kalla. Dua nama tersebut didukung oleh banyak media. Di kubu Prabowo ada media televisi TV One, TV One sendiri dimiliki oleh Aburizal Bakrie dari Partai Golkar. Selain memiliki TV One, Aburizal Bakrie juga pemilik dari media online Viva.co.id. Kekalahan Prabowo pada Pilpres 2014 membuqat Aburizal menjadi pihak oposisi dari Pemerintahan saat ini, termasuk dalam Pemprov. DKI Jakarta. Maka dari itu, konstruksi yang dibuat oleh Viva.co.id terkait isu penggusuran Kampung Pulo menjadi keras dan berlawanan terhadap Pemprov. DKI Jakarta. Berbeda dengan Tempo.co, Tempo yang didirikan oleh Goenawan Mohamad ini adalah pihak yang mendukung Jokowi dalam Pilpres 2014. Hal ini bisa dilihat dari berita-beritanya yang termuat saat Pilpres 2014. Tempo.co sendiri menjadi pihak yang mendukung Pemerintahan dalam konstruksi berita yang dibuatnya. Maka dari itu, konstruksi berita yang dimuat oleh kedua media online Tempo.co dan Viva.co.id sangat dipengaruhi oleh kepentingan Politik dari kedua pemilik media yang masih berbekas dari Pilpres 2014.
81 http://digilib.mercubuana.ac.id/z