42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara administrasi Kelurahan Tandang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kelurahan Sendang Guwo
Sebelah Selatan
: Kelurahan Jangli
Sebelah Barat
: Kelurahan Jomlang
Sebelah Timur
: Kelurahan Sambiroto
Kelurahan Tandang memiliki wilayah yang cukup luas kira-kira mencapai 375.734 ha, dan membawahi 14 RW, dan dalam satu RW rata rata membawahi 10 RT, sedangkan jumlah penduduknya 18.138 orang (Kusuma, 2013).
B. Analisis Univariat Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ceramah dengan leaflet yang berisi materi tentang kehamilan resiko tinggi. Pengukuran pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan. Kuesioner dibedakan menjadi 2, yaitu kuesioner pertama dibagikan dan diisi sebelum penyuluhan dan kuesioner kedua dibagikan dan diisi sesudah penyuluhan. Leaflet dibagikan sebelum penyuluhan dan setelah kuesioner pertama terkumpul. 42
43
1. Pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan Hasil skor pengetahuan responden tentang kehamilan beresiko tinggi sebelum penyuluhan yaitu dengan rata-rata 2,05 dan standar deviasi 0,638. Menurut Wawan (2010), setelah dikategorikan berdasarkan presentase jumlah jawaban yang benar, distribusi frekuensi pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Jumlah
Kategori Baik Cukup Kurang
Frekuensi 19 50 15 84
Presentase(%) 22,6 59,5 17,9 100.0
Berdasarkan tabel 4.1 pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden dalam kategori cukup yaitu sebanyak 50 responden (59,5%) dan 19 responden (22,6%) berpengetahuan baik. Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi jawaban responden per nomor pernyataan sebelum penyuluhan, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden berdasarkan pertanyaan Pengetahuan tentang Kehamilan Resiko Tinggi Sebelum Penyuluhan No
1
*2
*3
4
5
6
*7
8
*9
*10
*11
12
13
*14
Pernyataan
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang mungkin dapat menyebabkan komplikasi atau gangguan kesehatan pada ibu maupun janin. Kehamilan resiko tinggi tidak dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Ibu hamil dengan penyakit paruparu tidak termasuk dalam kelompok kehamilan resiko tinggi. Preeklamsi berat atau eklamsia termasuk kelompok Kehamilan Resiko Tinggi (KST). Kelompok Kehamilan Resiko Rendah (KRR) adalah hamil dengan letak sungsang. Perdarahan sebelum janin lahir merupakan kelompok Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST). Kehamilan pada ibu usia >35 tahun tidak termasuk kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil mempunyai tinggi badan <145 cm termasuk kehamilan resiko tinggi. Riwayat operasi section caesaria bukan merupakan resiko tinggi kehamilan. Ibu hamil dengan riwayat pernah keguguran tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil dengan usia 15 tahun tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali memiliki resiko perdarahan setelah bayi lahir. Ibu hamil dengan darah tinggi mempunyai resiko gangguan pertumbuhan pada janin. Ibu hamil dengan keadaan letak janin sungsang, pada saat
Salah
Benar
Jml
%
Jml
%
3
3,6
81
96,4
51
60,7
33
39,3
28
33,3
56
66,7
7
8,3
77
91,7
41
48,8
43
51,2
10
11,9
74
88,1
23
27,4
61
72,6
40
47,6
44
52,4
12
14,3
72
85,7
18
21,4
66
78,6
18
21,4
66
78,6
23
27,4
61
72,6
14
16,7
70
83,3
14
16,7
70
83,3
45
*15
*16
17
18
*19
20
persalinan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit. Ibu hamil dengan penyakit jantung tidak mempunyai komplikasi saat bersalin. Kehamilan dengan anemia berat (kekurangan darah) tidak menyebabkan persalinan lama atau macet. Ibu hamil dengan persalinan terakhir 10 tahun yang lalu, apabila melahirkan dapat mengalami perdarahan setelah bayi lahir. Selain olah raga ibu hamil harus memenuhi gizi dengan minum vitamin dari bidan atau dokter. Ibu hamil resiko tinggi tidak perlu mendapatkan penanganan khusus dari tenaga kesehatan. Periksa ke bidan atau ANC adalah upaya untuk mencegah kehamilan resiko tinggi.
28
33,3
56
66,7
36
42,9
48
57,1
33
39,3
51
60,7
7
8,3
77
91,7
56
66,7
28
33,3
13
15,5
71
84,5
Keterangan : *: Pernyataan Unfavourable Berdasarkan tabel 4.2 diatas diperoleh hasil bahwa sebagaian besar responden menjawab dengan salah pada beberapa pernyataan, seperti pernyataan favourable pada nomor
5 yaitu
Kelompok Kehamilan Resiko Rendah (KRR) adalah hamil dengan letak sungsang sebanayak 41 responden (48,8%), dan pernyataan nomor 8 yaitu ibu hamil mempunyai tinggi badan <145 cm termasuk kehamilan resiko tinggi sebanyak 40 responden (47,7%). Demikian juga pada pernyataan unfavourable yang menjawab dengan pernyataan benar pada nomor 9 yaitu Riwayat operasi section caesaria bukan merupakan resiko tinggi kehamilan sebanyak 72 responden (85,7%) , dan pernyataan nomor 14 yaitu Ibu hamil dengan keadaan letak janin sungsang, pada saat persalinan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit sebanyak 70 responden (83,3%).
46
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai
hasil
penggunaan
panca
inderanya.
Pada dasarnya
pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami (Mubarok, 2011). Pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi dikarenakan cukupnya informasi yang didapat oleh responden baik dari tenaga kesehatan atau media masa. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan
oleh
Tri
Wulandari
(2012)
dengan
judul
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen, menunjukkan hasil bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi cukup baik 76,7%, responden
berpengetahuan
kurang
baik
23,3%,
dan
yang
berpengetahuan baik tidak ada. 2. Pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sesudah penyuluhan Hasil skor pengetahuan responden tentang kehamilan beresiko tinggi sesudah penyuluhan yaitu dengan rata-rata 2,77 dan standar deviasi 0,499. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sesudah penyuluhan sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sesudah Penyuluhan Pengetahuan Sesudah Penyuluhan Jumlah
Kategori Baik Cukup Kurang
Frekuensi 68 13 3 84
Presentase(%) 81,0 15,5 3,5 100
47
Berdasarkan tabel 4.3, pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sesudah dilakukan penyuluhan menunjukkan bahwa pengetahuan 68 responden (81%) termasuk dalam kategori baik. Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi jawaban responden per nomor pernyataan sesudah penyuluhan, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden berdasarkan pernyataan Pengetahuan tentang Kehamilan Resiko Tinggi Sesudah Penyuluhan No
1
*2
*3
4
5
6
*7
8
*9
Pernyataan
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang mungkin dapat menyebabkan komplikasi atau gangguan kesehatan pada ibu maupun janin. Kehamilan resiko tinggi tidak dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Ibu hamil dengan penyakit paruparu tidak termasuk dalam kelompok kehamilan resiko tinggi. Preeklamsi berat atau eklamsia termasuk kelompok Kehamilan Resiko Tinggi (KST). Kelompok Kehamilan Resiko Rendah (KRR) adalah hamil dengan letak sungsang. Perdarahan sebelum janin lahir merupakan kelompok Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST). Kehamilan pada ibu usia >35 tahun tidak termasuk kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil mempunyai tinggi badan <145 cm termasuk kehamilan resiko tinggi. Riwayat operasi section caesaria bukan merupakan resiko tinggi
Salah
Benar
Jml
%
Jml
%
8
9,5
76
90,5
75
89,3
9
10,7
43
51,2
41
42,8
6
7,1
78
92,9
22
26,2
62
73,8
9
10,7
75
89,3
72
85,7
12
14,3
12
14,3
72
85,7
54
64,3
30
35,7
48
*10
*11
12
13
*14
*15
*16
17
18
*19
20
kehamilan. Ibu hamil dengan riwayat pernah keguguran tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil dengan usia 15 tahun tidak termasuk dalam kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali memiliki resiko perdarahan setelah bayi lahir. Ibu hamil dengan darah tinggi mempunyai resiko gangguan pertumbuhan pada janin. Ibu hamil dengan keadaan letak janin sungsang, pada saat persalinan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit. Ibu hamil dengan penyakit jantung tidak mempunyai komplikasi saat bersalin. Kehamilan dengan anemia berat (kekurangan darah) tidak menyebabkan persalinan lama atau macet. Ibu hamil dengan persalinan terakhir 10 tahun yang lalu, apabila melahirkan dapat mengalami perdarahan setelah bayi lahir. Selain olah raga ibu hamil harus memenuhi gizi dengan minum vitamin dari bidan atau dokter. Ibu hamil resiko tinggi tidak perlu mendapatkan penanganan khusus dari tenaga kesehatan. Periksa ke bidan atau ANC adalah upaya untuk mencegah kehamilan resiko tinggi.
48
57,1
36
42,9
69
82,1
15
17,9
7
8,3
77
91,7
6
7,1
78
92,2
62
73,8
22
26,2
54
64,3
30
35,7
72
85,7
12
14,3
10
11,9
74
88,1
4
8,3
80
95,2
81
96,4
3
3,6
7
8,3
77
91,7
Keterangan : *: Pernyataan Unfavourable Berdasarkan tabel 4.4 sesudah dilakukan penyuluhan, hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan jawaban yang benar oleh responden, seperti pernyataan fovourable nomor 5 yaitu Kelompok Kehamilan Resiko Rendah (KRR) adalah hamil dengan letak sungsang sebelum penyuluhan sebanyak 48,8% dan sesudah penyuluhan jawaban yang benar meningkat menjadi 73,8 %, serta pada pernyataan nomor nomor 8 yaitu ibu hamil mempunyai
49
tinggi badan <145 cm termasuk kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan sebanyak 47,7% dan sesudah penyuluhan jawaban yang benar meningkat menjadi 85,7%. Demikian juga pada pernyataan unfavourable, responden yang menjawab dengan pernyataan benar pada nomor 9 yaitu Riwayat operasi section caesaria bukan merupakan resiko tinggi kehamilan sebanyak 85,7% dan sesudah penyuluhan responden yang menjawab dengan pernyataan benar menurun menjadi 35,7%, dan pernyataan nomor 14 yaitu Ibu hamil dengan keadaan letak janin sungsang, pada saat persalinan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit sebanyak 83,3%. dan sesudah penyuluhan responden yang menjawab dengan pernyataan benar menurun menjadi 30%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi sebelum dan sesudah penyuluhan. Pertanyaan pada kuesioner yang dijawab salah pada saat pre test, setelah dilakukan penyuluhan pertanyaan dijawab benar oleh responden. Peningkatan pengetahuan pada responden terjadi karena peneliti tidak hanya memberikan penyuluhan saja tetapi peneliti juga melakukan tanya jawab pada responden. Banyak responden yang aktif bertanya dan juga menjawab pertanyaan dari peneliti. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rona Trisnawati (2012) dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Informasi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko
50
Tinggi dengan Kepatuhan Antenatal Care di Puskesmas Kuta Baro, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi yaitu dengan kategori baik sebanyak 8 orang (11,9%), cukup 42 orang (62,7%), dan kurang 17 orang (25,4%).
C. Analisis Bivariat Data hasil penelitian pengetahuan dari 84 responden di uji kenormalan data nya. Uji normalitas data menggunakan ” uji-t dependent” dengan hasil pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Sebelum Sesudah
Berdasarkan
P-value 0,000 0,000
tabel
4.5
Distribusi Data Normal Normal
menunjukkan
bahwa
data
berdistribusi normal, karena pada p-value sebelum penyuluhan sebesar 0,000 (<0,05) dan sesudah penyuluhan nilai p-value 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak. Hasil uji statistik menggunakan “paired T tes” didapatkan nilai Asym.Sig (nilai p) sebesar 0,000. Sehingga nilai p, (0,000) <0,005 maka hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi sebelum dan sesudah penyuluhan.
51
Penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi di Kelurahan Tandang RW XI dapat diterima dan direspon dengan baik oleh responden. Hal ini ditunjukkan dengan hasil post test yang mengalami peningkatan dari pre test
responden juga memperhatikan saat
diberikan penyuluhan dan beberapa dari responden terlihat aktif untuk tanya jawab tentang materi kehamilan resiko tinggi. Adapun perbedaan pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi sebelum dan sesudah penyuluhan menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan pada responden telah meningkatkan pengetahuan responden tentang kehamilan resiko tinggi. Hal ini sesuai dengan teori, penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya tahu dan mengerti, tetapi juga bersedia dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz, 2005). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Basit dan Syamsul Arifin (2013) dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Belitung menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi yaitu dengan kategori baik sebanyak 12 orang (12%), cukup 68 orang (68%), dan kurang 20 orang (20%).
52
D. Keterbatasan Penelitian Beberapa
keterbatasan
yang
ditemukan
peneliti
selama
melakukan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga mengakibatkan pengumpulan data sangat sederhana sehingga memungkinkan adanya kesalahan. 2. Pada saat penelitiaan responden ada beberapa yang tidak hadir sehingga peneliti mengunjungi rumahnya masing-masing pada hari berikutnya. 3. Pengalaman peneliti yang sangat kurang dikarenakan belum pernah melakukan penelitian sebelumnya sehingga memiliki keterbatasan dalam menganalisa hasil penelitian.