BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk adalah perusahaan yang didirikan di Jakarta pada tanggal 14 April 1980. ruang lingkup kegiatan perusahaana terutama bergerak dalam bidan industri pengolahan perkayuan terpadu seperti kayu lapis, plywood, sawmill, veneer, block board, particle board dan MDF, pulp/ kertas serta industri lain yang berkaitan dengan perkayuan, industry batubara, menjalankan usaha dalam bidang perkebunan, kehutanan baik hutan alam mupun hutan tanam industri, pertanian, peternakan, dan perikanan, menjalankan usaha dalam bidang pngangkutan di darat (transportasi) baik untuk pengangkutan penumpang maupun barang. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1983 dengan kantor pusat terletak di Menara Bank Danamon lantai 19 , Jl. Prof. Dr. Satrio Kav EIV/6, Mega Kuningan, Jakarta dan kantor pusat operasional dan pabrik berlokasi di Kalimantan Timur. Unit usaha Perusahaan saat ini utamanyaterdiri dari 2 (dua) SBu (Strategic Busines Unit) yang berkesinambungan yaitu manajemen pengelolaan hutan baik Hutan Alam (4 Ijin IUPHHK-Hutan Alam) maupun HTi (4 ijin IUPHHK-Hutan Tanam) sebagai sumber bahan baku untuk industri perkayuan Perusahaan yait 53
54
pabrik kayu lapis dan kayu lapis olahan (kapasitas 160.200m3 dan 72.000 m3 per tahun ) serta pabrik MDF (kapasitas 200.000 m3 per tahun ) dan MDF olahan. Pada bulan Oktober 2004, Perusahaan telah memperoleh perpanjangan izin usaha untuk areal IUPHHK-Hutan Alam unit II berlokasi di Kalimantan Timur sesuai dengan keputusan Menteri Kehutanan, tanggal 18 Oktober 2004, masa berlaku perpanjangan sampai dengan tahun 2051 dengan luas area sebesar 267.600 Ha. Per tanggal 31 Desember 2005, luas areal IUPHHK-Hutan Alam Perusahaan adalah 516.261 Ha dan luas IUPHHK-Hutan Tanaman adalah 116.876 Ha. 4.1.2 Visi dan Misi Organisasi Visi PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk adalah menjadi industri perkayuan terpadu terbaik di dunia dan bertanggung jawab social, memberikan solusi dengan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan yang menggunakan bahan baku dari hutan yang dikelola secara lestari. Misi PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk adalah sebagai berikut: 1.
Mengelola kelompok usaha industri perkayuan terpadu di bidang kayu lapis dan kayu lapis olahan MDF serta produk-produk turunan lainnya yang berkaitan dengan industri perkayuan serta mempunyai tanggung jawab social.
2.
Menjaga keberlangsungan kebutuhan bahan baku yang dipenuhi dari hutan alam dan hutan tanaman yang dikelola berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari.
55
3.
Melakukan proses produksi yang memenuhi standar ramah lingkungan.
4.
Memberikan nilai tambah produk melalui peningakatan nilai disetiap proses tahapannya, pengembangan produk, sumber daya manusia dan jalur distribusi.
56
4.1.3 Struktur Organisasi BOARD OF DIRECTORS PRESIDENT DIRECTOR VICE PRESIDENT DIRECTOR DIRECTOR CORPORATE SECRETARY
CORPORATE AUDIT
CORPORATE PLANNING & OPERATIONAL CONTROL
BUSINESS UNITS & FUNCTIONS
DIVISIONS
NATURAL FOREST MANAGEMENT BUSINESS UNIT-1 PLANTATION FOREST MANAGEMENT
PLYMILL BUSINESS UNIT-2 MDF MILL
ADHESIVE PLANT
POWER PLANT
MARKETING
MARKETING
HUMAN RESOURCES & SERCVICES
H.R. DEVELOPMENT & SERVICE
PROCUREMENT
LOGISTIC
FINANCE & ACCOUNTING FINANCE CORP. FINANCE
57
4.1.3 Lingkup Bisnis Obyek Penelitian PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN ALAM Perusahaan dan anak perusahaan mengelola 6 (enam) unit IUPHHK-HA (Ijin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu – Hutan Alam) dengan total luas areal 840.500 ha. Penerapan prinsip-prinsip pengeloaan hutan alam berkelanjutan sesuai standar yang ditetapkan oleh kementrian Kehutanan, Kementrian Lingkungan Hidup serta standar yang berlaku di tingkat dunia dalam pengeloalaan hutan alam akan terus diupayakan Perusahaan untuk diterapkan secara konsisten. Dengan demikian diharapkan terjadi keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan bahan baku dari hutan alam untuk jangka panjang dengan kelestarian hutan alam itu sendiri. PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN TANAMAN Saat ini perusahaan memiliki anak perusahaan yang mengelola 3 (tiga) unit IUPHHK hutan tanaman dengan total seluas 73.330 ha. Untuk menjadikan kayu –kayu yang berasal dari hutan tanaman ini menggantikan bahan baku kayu yang berasal dari hutan alam dimasa yang akan datang.
Perusahaan terus
meningkatan pengembanan budidaya hutan dalam upaya menemukan bibit unggul dan indentifikasi metode penanaman dan pemanenan yang cocok dengan prinsip pengelolaan hutan secara lestari yang memperhatikan aspek efisiensi serta keamanan lingkungan.
58
INDUSTRI KAYU LAPIS Industri kayu lapis dan kayu lapis olahan memproduksi beberapa jenis produksi antara lain : 1.
Floor Base : produk kayu lapis yang dikhususkan sebagai bahan baku engineered flooring,
2.
LVL (Laminated Veneer Lumber) adalah produk yang dibuat dengan menggunakan veneer, terutama dari kayu hutan tanaman. Produk ini dapat menggantikan fungsi sawn timber dan dapat dibentuk seperti produk moulding.
3.
LVB( Laminated Veneer Board) adalah produk LVL yang dikombinasikan dengna produk veneer cross banyak dipergunakan sebagai lapisan pintu. LVL dan LVB adalah produk perusahaan berapa pengembangan beberapa jenis produk plywood yang efisien dan memberikan recovery factor yang tinggi karena menggunakan bahan baku dari hutan tanaman namun tetap memiliki kualitas yang sama dengan produk yang berbahan baku dari hutan alam, serta produk-produk lanjutan yang berasal dari hutan tanaman.
4.
Film Face adalah produk kayu lapis yang dilaminasi dengan berbagai jenis veneer.
5.
Paper overlay adalah produk plywood yang dilapisi kertas khusus sehingga motif permukaan dapat disesuaikan dengan permintaan pasar.
6.
finger Joint Laminated adalah produk pengganti papan maupun sawn timber yang banyak digunakan untuk pintu dan kusen.
59
INDUSTRI MDF Mesin industri MDF Perusahaan teridiri dari 2 (dua) line masing-masing memiliki spesifikasi produk yang berbeda. Line 1 menghasilkan MDF dengan ketebalan 11mm-25 mm dan line II menghasilkan MDF dengan ketebalan 2.5mm – 9mm dengan ukuran 4 X 8 feet.
Industri MDF memiliki Sertifikat ISO
9001:2000 yang diterbikan oleh AFAQ Indonesia. Berdasarkan evaluasi secara rutin di Bapelda provinsi Kalimantan Timur. INDUSTRI SUMBER DAYA ENERGI (POWER PLANT) Power Plant yang dibangun Perusahaan melalui anak perusahaan yakni KP dengna total kapasitas 22.5 MW, pada awalnya dimaksudkan untuk menunjang kelancaran suplai listrik ke industri Perusahaan yang berlokasi di Loa Janan, Samarinda dan Senoni Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. KP telah mengembangkan usahana dengan menjual Kelebihan daya listrik kepada masyarakat melalui PLN.
4.1.5 Logo Perusahaan
60
4.2
Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh melalui data yang mengacu pada annual report PT Sumalindo Lestari Jaya,Tbk tahun 2009. Peneliti melakukan observasi ke lapangan dan wawancara ke key informan serta nara sumber lainnya. Setelah peneliti menganalisa hasil temuan di lapangan dan hasil wawancara mendalam ke key informan serta nara sumber lainnya. Setelah itu peneliti menganalisa hasil temuan di lapangan dan hasil wawancara. Sesuai dengan kegiatan usahanya perusahaan yang merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu terpadu.
Dalam bidang pengolahan kayu, perusahaan memproduksi
berbagai macam produk berkualitas tinggi berupa kayu lapis dan kayu lapis olahan, seluruh kegiatan perusahaan ini berlokasi di Kalimantan Timur yang hasilnya saat ini dipasarkan ke pasar lokal dan ekspor.43 Melalui wawancara dengan Head PR PT Suli, Bapak Hidayat, mengatakan: PT Suli Merupakan Perusahaan wood based industry yang kantor pusatnya berada di Kalimantan Timur. Untuk kegiatan CSR sendiri diserahkan oleh masing-masing divisi yang melihat adanya potensi mengembangkan
dan
memberdayakan
masyarakat
sekitar
serta
melakukan kegiatan sosial. Peran PR di sini sebagai perumus kegiatan44. Kegiatan kerjasama repair veneer merupakan salah satu tahapan dari proses produksi plywood. Sesuai dengan sifat kayu yang tidak
43 44
Propektus PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk Wawancara dengan Head PR PT Suli, Bapak Hidayat - Tanggal 1 Febuari 2013
61
sempurna saat di proses slicing terdapat banyak bolong-bolong ataupun robekan yang harus disempurnakan dengan cara ditambal. Bapak Agung, Head of Plymill Plan Control mengatakan : “Veneer adalah lembaran-lembaran kayu yang dihasilkan dari proses peeling maupun slicing dengan ketebalan tertentu dari kayu bulat atau flitch yang digunakan untuk proses pembuatan plywood.”
Berdasarkan hasil observasi peneliti ke lapangan veneer yang telah dislicing dengan mesin pemotong kemudian dipisahkan mana yang akan di kerjakan oleh buruh di pabrik dan yang akan di kirim ke masyarakat. Kerjasama repair veneer dengan masyarakat di sekitar industri di Samarinda ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh community development industri plymill yang berada di kecamatan Loa Janan. Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill mengatakan: “Latar belakang dari kegiatan kerja sama repair veneer yaitu divisi plymill kekurangan tenaga kerja untuk mencapai target produksi. Berdasarkan latar belakang itulah yang menjadi dasar perusahaan melakukan pendekatan awal ke masyarakat. Lokasi pabrik di Loa Janan merupakan kawasan industri kayu khususnya plywood. Tetapi sudah banyak yang tutup. Sehingga masyarakatnya banyak yang menganggur. Khususnya kaum ibu yang menjadi ibu rumah tangga yang menganggur setelah mengurus pekerjaan di rumah. Divisi plymill melihat adanya potensi tenaga kerja. Melalui Community Development tercetuslah ide untuk mengadakan kegiatan kerja sama repair dengan melibatkan masyarakat industri. Cara pendekatan dengan masyarakat dilakukan melalui staff industri. Cara pendekatan dengan masyarakat dilakukan melalui staff plymill yang menawarkan kepada para tetangga mereka khususnya ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan. Mereka menawarkan kerjasama pekerjaan tanpa terikat kontrak dengan perusahaan dan dapat dikerjakan di rumah maupun di lingkungan sekitar rumah mereka.45”
45
Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff produksi plymill tanggal 14 febuari 2013
62
Berdasarkan hasil observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti ternyata di sekitar pabrik Suli ada beberapa pabrik plywood seperti PT Sumber Mas yang sudah tutup, sehingga banyak buruh yang dirumahkan. Melihat keadaan lingkungan dan masyarakat sekitar industri , maka divisi plymill mengadakan kegiatan community development melalui kerjasama repair veneer dengan masyarakat industri. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, peneliti mengadakan wawancara mengenai lima langkah yang dilakukan untuk merumuskan program CSR khususnya dalam program kerjasama “repair veneer” yaitu:
4.2.1 Tahapan Engagement Tahapan engagement adalah pendekatan awal kepada masyarakat agar terjalin komunikasi dan relasi yang baik. Tahap ini juga bisa berupa sosialisasi mengenai rencana pengembangan program CSR. Kegiatan kerjasama repair veneer PT Sumalindo Lestari Jaya merupakan salah satu program dari community development divisi Plymill. Bapak Hidayat,Head PR PT Suli mengatakan: “Kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat (community development) dilakukan melalui pola pendekatan partisipatif dan disesuaikan dengan kebutuhan komunitas, adat istiadat serta kondisi lainnya dari masyarakat desa atau daerah setempat.46”
46
Wawancara dengan Head PR PT Suli, Bapak Hidayat – tanggal 1 Febuari 2013
63
PR selaku konseptor suatu program, memiliki standar pendekatan kepada masyarakat yaitu pola pendekatan partsipatif dan menyesuaikan kebutuhan adat isitiadat serta kondisi di masyarakat.
Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill mengatakan : “Cara pendekatan dengan masyarakat dilakukan melalui staff plymill yang menawarkan kepada para tetangga mereka khususnya ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan. Mereka menawarkan kerjasama pekerjaan tanpa terikat kontrak dengan perusahaan dan dapat dikerjakan di rumah maupun di lingkungan sekitar rumah mereka.47” Lokasi industri di Loa Janan, dimana banyak terdapat pabrik kayu khususnya plywood mempermudah sosialisasi kegiatan ini ke masyarakat, Pendekatan kepada masyarakat dengan pola pendekatan partsipatif yang menyesuaikan kebutuhan adat istiadat serta kondisi di masyarakat. Kondisi lingkungan dan masyarakat yang rata-rata bekerja di pabrik kayu, membuat kegiatan repair veneer ini sudah dikenal oleh masyarakat, khususnya mereka yang pernah bekerja di pabrik plywood. Hal ini yang mempermudah proses pendekatan awal dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar industri. 4.2.2 Tahapan Assesment Tahapan Assessment adalah mengidentififikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan dijadikan dasar dalam merumuskan suatu program. Kebutuhan yang dipenuhi bukan hanya saja memenuhi
47
Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill tanggal 14 Febuari 2013
64
seluruh kebutuhan dasar masyarakat tetapi sesuai standar normative hakhak sosial masyarakat. Kegiatan CSR PT Suli yang dilaksanakan oleh masing – masing divisi memiliki dasar yang sama dalam hal mencari tahu kebutuhan dasar masyarakat yang sesuai dengan norma dan hak sosial masyarakat. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kebutuhan sosial masyarakat di sekitar industri dapat dilakukan survey langsung ke masyarakat. Bapak Wajiyo, staff Produksi plymiil mengatakan : “Tidak pernah ada penelitian atau survey yang dilaksanakan oleh perusahaan tetapi gambaran mengenai masyarakat di sekitar industri sesuai dengan lokasinya sebagian besar bekerja di perusahaan plywood. Tetapi karena kondisi bisnis plywood tidak terlalu berjalan dengan baik, banyak perusahaan kayu yang collapse sehingga banyak masyarakat yang memiliki latar belakang pernah bekerja diplywood yang menganggur dan saat ini. Selain itu banyak ibu rumah tangga yang menganggur setelah mengurusi urusan rumah tangga. 48” Dalam tahapan assessment ini, comdev plymill tidak melakukan survey ke masyarakat, mereka telah memiliki gambaran tentang masyarakat disekitar industri. Lokasi industri pabrik merupakan daerah pabrik kayu, dulu disana banyak pabrik plywood, tetapi banyak yang sudah tutup. Informasi tentang kebutuhan dan kegiatan masyarakat sekitar industri diperoleh dari para staff perusahaan yang juga tinggal di sekitar industri. Mereka melihat banyak tetangga mereka khususnya ibu rumah tangga yang pernah bekerja di perusahaan kayu tapi harus menjadi ibu rumah tangga dan tidak ada kegiatan setelah mengurus rumah dan anak.
48
Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill tanggal 14 Febuari 2013
65
Ibu Asnalia, Ibu rumah tangga masyarakat peserta kegiatan repair veneer di samarinda mengatakan: “Diberitahu oleh tetangga yang bekerja di bagian produksi PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk tentang program kerjasama repair veneer”49 Ibu Kartika, Ibu rumah tangga masyarakat peserta kegiatan repair veneer di samarinda mengatakan: “mendapatkan informasi dari suami saya yang bekerja di PT Sumalindo adanya kegiatan ini. Lalu menghubungi koperasi perusahaan dan mendaftarkan diri untuk ikut kegiatan ini”50 Dari hasil wawancara dengan peserta kegiatan repair veneer tersebut, informasi mengenai kegiatan ini diperoleh melalui staff bagian produksi dan suami ibu kartika sendiri yang bekerja di PT Sumalindo. Hal ini
memudahkan
divisi
comdev
untuk
menginformasikan
dan
mensosialisasikan kegiatan ini. Ibu Kartika sebelum menikah pernah bekerja di pabrik plywood yaitu Hartati Plywood sebagai buruh repair veneer, sehingga ia tidak mengalami kesulitan mengikuti kegiatan ini.
4.2.3 Plan of Action Plan of action adalah merumuskan rencana aksi dari kegiatan CSR PT Sumalindo terutama di aktifitas kerjasama repair veneer, rencana aksi disesuaikan dengan tujuan dari kegiatan CSR itu sendiri. Bapak Hidayat,Head PR PT Suli mengatakan: “Program tanggung jawab sosial dan lingkungan persereoan memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kehidupan spiritual masyarakat sekitar areal kerja 49
Wawancara dengan Ibu Asnalia Masyarakat peserta kegiatan repair veneer – tanggal 15 febuari 2013 50 Wawancara dengan ibu Kartika Masyarakat peserta kegiatan repair veneer – tanggal 15 febuari 2013
66
2. Meningkatkan pengetahuan dan tanggung jawab masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian hutan, dengan bersama-sama membangun hutan kemasyarakatn diantaranya bertujuan untuk samasama melindungi hutan dari praktek illegal logging. 3. Meringankan beban masyarakat di wilayah yang terkena bencana.”51 Perusahaan sebagai konseptor memberikan tujuan dasar dan pedoman bagi setiap divisi yang ingin mengadakan kegiatan CSR khususnya kegiatan Community development. Seluruh rencana aksi kegiatan comdev disesuaikan dengan keadaan di sekitar lingkungan industri. Adapun rencana aksi yang dilakukan oleh comdev plymill dalam sesuai hasil wawancara. Bapak Wajiyo, staff produksi mengatakan: “Sebelum melaksanakan kegiatan di lapangan, pihak produksi merencanakan tempat untuk kegiatan dan berapa banyak veneer yang akan dikerjakan oleh masyarakat. Untuk itu comdev bekerja sama dengan pihak produksi dalam pendataan jumlah lembaran veneer yang akan dikeluarkan untuk dikerjakan oleh masyarakat.”52 Dalam merencanakan kegiatan repair veneer ini comdev melibatkan pihak internal dan eksternal. Bapak Agung, staff Product Planing Control mengatakan : “Pihak Internal perusahaan yang terlibat : Departemen PPC, General Service, GMTC, QC, Produksi.Pihak External yang terlibat: Koperasi Karyawan Lestari, Ketua Kelompok, Masyarakat pengepul.”53 Di tiap titik pengepul ditentukan satu orang PIC yang bertanggung jawab mengawasi jalannya kegiatan repair veneer. 4.2.4 Action and facilitation
51
Wawancara dengan Head PR PT Suli, Bapak Hidayat – tanggal 1 Febuari 2013
52
Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill tanggal 14 Febuari 2013 Wawancara dengan Bapak Agung, Staff PPC melalui email tanggal
53
67
Setelah
merencanakan
program
community
development
kerjasama kegiatan repair veneer dengan masyarakat industri,
melalui proses
pelaksanaannya melalui tahapan sebagai berikut: Bapak Wajiyo, Staff produksi mengatakan, tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: 1. Menawarkan kegiatan ini kepada ibu-ibu rumah tangga khususnya yang sudah pernah bekerja di perusahaan plywood 2. Mencari lokasi pengepul untuk melakukan kegiatan ini. Setelah menemukan lokasi, menyediakan peralatan dan tenda. Ada 13 daerah pengepul dimana ada satu orang PIC. 3. Mengadakan training dilakukan oleh staff community development ke daerah pengepul 4. Veneer di antar ke pengepul sesusai data yang ada pada pagi hari kemudian sorenya dijemput untuk diambil lagi.54 Sesuai dengan catatan, para pengepul dapat mengambil upah dari hasil repair tersebut melalui koperasi kemudian dibagikan ke masyarakat yang ikut kerjasama.55 Pada pelaksanaan program tidak ada kontrak khusus dengan masyarakat yang mengikuti kegiatan ini. Bapak Wajiyo, Staff produksi mengatakan: “Tidak ada kontrak. Ini merupakan pekerjaan yang tidak mengikat dan wajib. Kalau Kegiatan yang mengikat itu dilakukan oleh pekerja dipabrik itu sendiri.”56 Dalam kegiatan ini pihak staff produksi tidak mengawasi kegiatan di setiap lokasi pengepul, mereka mempercayakan kepada satu orang PIC untuk bertanggung jawab dalam pencatatan pemakaian dan perbaikan veneer tersebut. Kegiatan ini melibatkan pihak ketiga yaitu koperasi karyawan lestari. Seluruh
54
Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill tanggal 14 Febuari 2013 Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill tanggal 14 Febuari 2013 56 Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill tanggal 14 Febuari 2013 55
68
peralatan kegiatan di sediakan oleh perusahaan. Bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan ini menurut hasil wawancara dengan Bapak Agung, Staff PPC Bapak Wajiyo, mengatakan: “Ya ada, yaitu koperasi untuk proses pembayaran” 57 Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ini seperti yang telah dijelaskan oleh bapak Wajiyo, kebanyakan pesertanya ibu rumah tangga yang ingin mengisi waktu luang mereka setelah mengurus anak dan suami, dalam proses kegiatannya sudah mengetahui kegiatan ini dari para staff produksi yaitu tetangga mereka sendiri maupun dari suaminya.
Ibu Asnalia, Ibu rumah tangga masyarakat peserta kegiatan repair veneer di samarinda mengatakan: “Diberitahu oleh tetangga yang bekerja di bagian produksi PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk tentang program kerjasama repair veneer”58 Ibu Kartika, Ibu rumah tangga masyarakat peserta kegiatan repair veneer di samarinda mengatakan: “mendapatkan informasi dari suami saya yang bekerja di PT Sumalindo adanya kegiatan ini. Lalu menghubungi koperasi perusahaan dan mendaftarkan diri untuk ikut kegiatan ini”59 Dari hasil wawancara dengan peserta kegiatan repair veneer tersebut, informasi mengenai kegiatan ini diperoleh melalui staff bagian produksi dan suami ibu kartika sendiri yang bekerja di PT Sumalindo. Hal ini memudahkan divisi comdev untuk menginformasikan dan mensosialisasikan kegiatan ini. Ibu Kartika sebelum menikah pernah bekerja di pabrik plywood yaitu Hartati
57
Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill tanggal 14 Febuari 2013 Wawancara dengan ibu Asnalia Masyarakat peserta kegiatan repair veneer – tanggal 15 febuari 2013 59 Wawancara dengan ibu Kartika Masyarakat peserta kegiatan repair veneer – tanggal 15 febuari 2013 58
69
Plywood sebagai buruh repair veneer, sehingga ia tidak mengalami kesulitan mengikuti kegiatan ini. Ibu Asnalia, Ibu rumah tangga masyarakat peserta kegiatan repair veneer di samarinda mengatakan: “Tertarik mengikuti karena kegiatan ini tidak mengikat dan tidak kontrak, sehingga dapat dikerjakan sambil mengurus rumah tangga”60 Ibu Kartika, Ibu rumah tangga masyarakat peserta kegiatan repair veneer di samarinda mengatakan: “tertarik mengikuti kegiatan ini karena pekerjaannya bisa dikerjakan di rumah dan waktunya tidak di atur atau bebas” Para peserta tertarik mengikuti kegiatan ini karena background pekerjaan mereka adalah ibu rumah tangga sehingga pekerjaannya bisa dikerjakan di rumah dan waktunya tidak diatur atau bebas, selain itu kegiatan ini tidak mengikat dan tidak ada kontrak sehingga mereka dapat bekerja sambil mengurus rumah tangga. 4.2.5 Evaluation and Termination or Reformation Tahapan evaluasi merupakan tahapan akhir untuk melihat sejauh mana keberhasilan program kerjasama repair veneer yang melibatkan masyarakat sekitar industri. Bapak Wajiyo, Staff produksi mengatakan: “kegiatan ini merupakan bentuk dari pengembangan masyarakat, maka evaluasi hasil kerja masyarakat pun tidak terlalu dipaksakan menghasilkan veneer yang terbaik. Untuk hasil repair veneer yang tidak baik, perusahaan akan mendekati para pengepul untuk menginformasikan bahwa hasil kerjanya tidak terlalu baik agar diperbaiki dikemudian hari. Tidak ada bentuk hukuman atau paksaan bagi masyarakat dari hasil evaluasi tersebut.”61 Evaluasi kinerja program adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam 60
Wawancara dengan ibu Asnalia Masyarakat peserta kegiatan repair veneer – tanggal 15 febuari 2013 61 Wawancara dengan Bapak Wajiyo, Staff Produksi Plymill tanggal 14 Febuari 2013
70
satu program kerja dengan standard dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam program kerjasama repair veneer ini, kinerja para pesertanya tidak diberikan penilaian khusus atau standar tetentu karena kegiatan ini merupakan salah satu dari kegiatan community development yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat yang ada disekitar industri sehingga terjalin komunikasi yang baik antara perusahaan dengan komunitas. Walupun demikian tanpa evaluasi perusahaan tetap memberikan imbalan berupa upah kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan ini. Ibu Asnalia, Ibu rumah tangga masyarakat peserta kegiatan repair veneer di samarinda mengatakan: “hasil yang diperoleh Rp. 600.000 – Rp 800.000 / bulan.” Ibu Kartika, Ibu rumah tangga masyarakat peserta kegiatan repair veneer di samarinda mengatakan: “Penghasilan yang saya peroleh tergantung dari banyaknya hasil veneer yang saya repair, rata-rata Rp500.000- Rp 600.000,- / bulan”
Dari hasil tersebut para ibu rumah tangga peserta kegiatan ini, memakai imbalan hasil ikut kegiatan ini hanya untuk tambahan uang jajan anak mereka, bukan merupakan penghasilan utama. Penghasilan utama masih dari suami mereka masing-masing.
4.3
Pembahasan Pembahasan dari hasil penelitian melalui wawancara secara
mendalam, observasi langsung ke lapangan, dan data yang diperoleh dari perusahaan, mengenai kegiatan kerjasama repair veneer ini
71
PT Suli dalam menjalankan industrinya telah menjalankan hubungan komunikasi yang baik dengan pihak internal dan juga eksternal.
Seluruh
informasi kegiatan usaha yang di jalankan oleh PT Suli dilaporkan melalui annual report setiap tahunnya sehingga seluruh pihak yang terlibat pada keberlangsungan perusahaan mengetahui kinerja dari perusahaan. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dengan pihak eksternal, khususnya masyarakat di sekitar industri melalui kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat dimana salah satunya adalah program pengembangan kerjasama repair veneer dengan masyarakat industri.
Kegiatan ini dilakukan
menggunakan pola pendekatan partisipatif dan disesuaikan dengan kebutuhan komunitas, adat istiadat serta kondisi lainnya di masyarakat desa atau daerah setempat. Untuk melaksanakan kegiatan ini PT Suli tidak hanya fokus pada hasil yang dicapai melainkan pula pada proses mencapai hasil tersebut. Lima tahapan dalam merumuskan dan melaksanakan program ini diantaranya, yaitu tahapan engagement, tahapan assessment, tahapan plan of action, tahapan action and facilitation dan tahapan evaluation and facilitation. Tahapan engagement dalam kegiatan repair veneer yang dilakukan oleh community development memperoleh kemudahan karena lokasi industri di Loa Janan, Kalimantan Timur, banyak terdapat pabrik kayu khususnya plywood. Hal ini mempermudah sosialisasi kegiatan ke masyarakat, dimana rata-rata masyarakatnya bekerja di pabrik plywood. Dalam tahapan assessment ini, community development melakukan survey ke masyarakat.
plymill tidak
Kegiatan kerjasama repair veneer ini
72
melibatkan langsung staff, mereka telah memiliki gambaran tentang masyarakat disekitar industri. Informasi tentang kebutuhan dan kegiatan masyarakat sekitar industri diperoleh dari para staff perusahaan yang juga tinggal di sekitar industri. Setelah mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kebutuhan dari masyarakat industri yang disesuaikan dengan kegiatan produksi. Tahapan plan of action adalah merumuskan rencana aksi dari kegiatan CSR PT Suli terutama di aktifitas kerjasama repair veneer Seluruh rencana aksi kegiatan divisi plymill disesuaikan dengan keadaan di sekitar lingkungan industri. Dalam merencanakan kegiatan repair veneer ini divisi plymill melibatkan pihak internal dan eksternal. Pihak Internal perusahaan yang terlibat : Departemen PPC, General Service, GMTC, QC, Produksi.Pihak External yang terlibat: Koperasi Karyawan Lestari, Ketua Kelompok, Masyarakat pengepul. Di tiap titik pengepul ditentukan satu orang PIC yang bertanggung jawab mengawasi jalannya kegiatan repair veneer.Dalam tahapan ini, divisi plymill melibatkan pihak ketiga untuk menentukan lokasi kegiatan. Pihak ketiga disini adalah pengepul dimana setiap titik ada Personal In Charge (PIC) yang nantikan akan bertanggung jawab mengawasi kegiatan. Setelah merencakan lokasi kegiatan, tahapan pelaksanaan kegiatan atau action and facilitation yang dilakukan adalah sebagai berikut
Menawarkan
kegiatan ini kepada ibu-ibu rumah tangga khususnya yang sudah pernah bekerja di perusahaan plywood, Mencari lokasi pengepul untuk melakukan kegiatan ini. Setelah menemukan lokasi, menyediakan peralatan dan tenda. Ada 13 daerah pengepul dimana tiap daerah ada satu orang PIC. Untuk melatih para anggota
73
peserta divisi plymill melaksanakan training dilakukan oleh staff community development di masing-masing daerah pengepul. Dalam kegiatan ini seluruh fasilitas dan alat kerja disediakan oleh perusahaan alat yang digunakan berupa bahan dan alat. Bahan yang diperlukan veneer tambalan, gumed tape, air. Alat yang digunakan pisau cutter, alas plywood, busa. Para peserta yang kebanyak ibu rumah tangga, mengatakan bahwa kegiatan ini di ikuti untuk mengisi waktu luang mereka setelah menyelesaikan urusan rumah tangga. Mereka tertarik mengikuti kegiatan ini karena tidak ada kontrak yang mengikat dan dapat dikerjakan diwaktu–waktu setelah mengurus urusan rumah tangga. Tahapan evaluasi dari kegiatan ini melihat sejauh mana keberhasilan program kerjasama repair veneer yang melibatkan masyarakat sekitar industri. Evaluasi kinerja program adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu program kerja dengan standard dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam program kerjasama repair veneer yang merupakan salah satu dari kegiatan community development yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat yang ada disekitar industri sehingga terjalin komunikasi yang baik antara perusahaan dengan komunitas. Hasil dari evaluasi perusahaan terhadap kegiatan adalah telah pelaksanaan kegiatan telah tepat pada sasaran yaitu diikuti oleh seluruh masyarakat di sekitar industri yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di sekitar industri dan menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar industri. Perusahaan
memberikan imbalan berupa
upah kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan ini. Imbalan yang diterima oleh
74
masyarakat di gunakan sebagai tambahan uang jajan bagi anak-anak mereka, tidak untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Melalui kegiatan kerjasama repair veneer, telah terjalin hubungan timbal balik antara masyarakat dengan perusahaan yang menguntungkan. Kegiatan usaha perusahaan melalui kerjasama repair veneer bukan hanya kegiatan charity tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan yang melibatkan masyarakat sebagai mitra bagi perusahaan. Perusahaan memperoleh keuntungan melalui hubungan baik dengan masyarakat yang membutikan bahwa perusahaan telah melaksanakan kewajibannya terhadap lingkungan sesuai undang-undang sehingga dapat memelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang. Dari kegiatan CSR PT Suli telah memenuhi tanggung jawab ekonomi, hukum, etika dan kemanusiaan. Sesuai dengan hasil observasi peneliti bahwa lokasi pabrik yang berada di pinggiran sungai Mahakam, dimana aktivitas perekonomian masyarakat di loa janan bertumpu pada transportasi air, sehingga keberadaan pabrik memberikan tambahan ekonomi masyarakat sekitar seperti membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, dimana perusahaan memfokuskan penggunaan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja baik buruh maupun tenaga ahli. Keberadaan pabrik juga memberikan tambahan usaha bagi masyarakat dengan mendirikan warung ataupun toko kelontong di sekitar pabrik. Ijin usaha dalam menjalankan usahanya oleh PT Suli telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal, bidang kehutanan, anggaran dasar Perseroan serta peraturan dan ketentuan lain yang berlaku. Pelaksanaan kegiatan CSR merupakan bentuk dari tanggung jawab
75
perusahaan dalam melaksanakan kewajibannya sesuai undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan, “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.” Tanggung jawab etika dan kegiatan kemanusiaan telah dilaksanakan oleh perusahaan dengan menjalin hubungan komunikasi dan telah menjalin silahturahmi yang baik kepada para pemimpin adat maupun Ketua RT dan RW sekitar pabrik dengan mengadakan kegiatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan seperti sunatan masal, pemberian bantuan kepada korban bencana alam panggung dan hiburan 17 (tujuh belas) agustusan dalam rangka memperingati hari kemerdakaan Republik Indonesia. Kegiatan CSR dengan memberdayaan masyarakat khususnya ibu rumah tangga dalam kerjasama repair veneer merupakan salah satu bentuk kegiatan yang sifatnya berkelanjutan dan bukan hanya charity saja tetapi lebih menekankan pada peran perusahaan memperlakukan komunitas masyarakat sekitar pabrik yang dikembangkan menjadi mitra bagi perusahaan. Hal ini menimbulkan hubungan timbal balik yang baik antara perusahaan dengan komunitas di sekitar pabrik. Dari kegiatan ini masyarakat diharapkan memperoleh manfaat tidak hanya dari imbalan hasil yang diperoleh atas pekerjaan mereka tetapi juga mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam merepair veneer.
76
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu landasan penting bagi Perusahaan sebagai salah satu unsur terpenting untuk menjamin kelanjutan usahanya, oleh karena itu PT Suli telah melaksanakan dan menjaga kegiatan usahanya dengan
selalu berpatokan kepada prinsip
independensi, kewajaran, transparansi, akuntabilitas serta tanggung jawab. Dari kelima prinsip tersebut di atas implementasi CSR merupakan salah satu pelaksanaan dari prinsip GCG yaitu tanggung jawab. Melalui kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh masing-masing divisi, PT Suli telah mematuhi undang-undang yang mewajibkan perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat memelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang.