24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1
Kondisi Sekolah Secara geografis SD Negeri 2 Plosoharjo terletak di Desa Plosoharjo Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan. Berada di tengah-tengah perkampungan penduduk dan menempati tanah desa yang cukup luas. SD Negeri 2 Plosoharjo memiliki sarana gedung yang sudah tua terdiri dari 1 ruang guru, 6 ruang kelas, 1 ruang WC siswa, 1 ruang WC guru, Lapangan Upacara, Lapangan Voli. Jumlah tenaga pengajar dan karyawan di SDN 2 Plosoharjo sebanyak 11 orang dengan rincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru olahraga,1 guru bahasa Inggris, dan 1 penjaga sekolah. Jumlah siswa kelas I sampai dengan kelas VI sebanyak 162 siswa. 4.1.2
Kondisi Awal Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas I sebanyak 29 siswa.Sebagian besar siswa
kurang aktif selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh pada evaluasi prasiklus, diketahui bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada materi pokok hidup sehat masih sangat rendah. Ini dapat dilihat di dalam tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Ilmu Pengetahuan Alam No. Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan 1. 30 3 10.3 Belum tuntas 2. 40 2 6.9 Belum tuntas 3. 50 2 6.9 Belum tuntas 4. 60 10 34.5 Belum Tuntas 5. 70 1 3.4 Tuntas 6. 80 3 10.3 Tuntas 7. 90 5 17.2 Tuntas 8. 100 3 10.3 Tuntas Jumlah 29 100,0 Nilai Rata-rata 66,6 Nilai maks. 100 Nilai min. 30 24
25 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 29 siswa yang mengikuti tes formatif diperoleh nilai tertinggi yang dicapai adalah 100 terdapat 3 siswa (10,3%), nilai terendah 30 terdapat 3 siswa (10,3%) dengan nilai rata-rata 66,6. Dari data tabel 4.1, maka dapat dibuat tabel ketuntasan belajar pra siklus pada tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 4.2 Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pra Siklus Skor Ketuntasan
Jumlah Siswa
Persentase (%)
≥ 70 (Tuntas)
12
41%
<70 (Tidak Tuntas)
17
59%
29
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas mencapai 12 siswa atau sebanyak 41% dari jumlah siswa. sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 17 siswa atau sebanyak 59%. Untuk melihat perbandingan ketuntasan hasil belajar ini secara lebih jelas, maka data pada tabel 4.2 dapat dilihat dalam diagram 4.1 berikut ini :
Jumlah Siswa
Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
17
12
Tuntas
Belum Tuntas
Diagram 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
26 4.1.4
Siklus 1
4.1.6.1. Tahap Perencanaan Pembelajaran siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 21 September 2012, pertemuan 2 dilaksanakan hari Jumat tanggal 28 September 2012 dan pertemuan 3 dilaksanakan hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012 hasil perencanaan meliputi : (1) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisikan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples pada kompetensi dasar Membiasakan hidup sehat. (2) Gambar-gambar contoh dan bukan contoh untuk membantu siswa memahami materi, (3) Lembar pengamatan untuk aktivitas guru dan siswa sebagai panduan pengamat dalam mengamati pelaksanaan proses pembelajaran. (4) Lembar kerja siswa. (5) Rancangan alat evaluasi tertulis yang berupa soal isian, kunci jawaban dan pedoman penilaian. 4.1.6.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 a. Pertemuan 1 Pada kegiatan awal hal-hal yang dilakukan oleh guru antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa, memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu yang berjudul “Bangun Tidur”, selanjutnya memberikan motivasi kepada siswa berdasarkan syair lagu “bangun tidur”. Setelah kegiatan awal disampaikan oleh guru, maka pada kegiatan inti guru menunjukkan gambar-gambar / contoh konkret yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru menempelkan gambar contoh materi dan bukan contoh di papan tulis.Agar lebih menantang maka guru memberikan kuis individual. Selanjutnya siswa diberi pengarahan dan kesempatan agar memperhatikan / menganalisis gambar. Pada kegiatan pengamatan ini, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Untuk meningkatkan aktivitas siswa, maka guru meminta siswa untuk berkelompok masing-masing beranggotakan 3 orang. Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan LKS. Masing-masing kelompok yang telah menerima LKS saling berdiskusi di dalam kelompok, hasil diskusi ditulis di lembar jawab diskusi yang telah dibagikan oleh guru sebelumnya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya, sementara itu kelompok lain
27 memberikan komentar terhadap hasil diskusi siswa. Pada akhir presentasi kelompok, guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswa dan memberikan penjelasan materi yang belum jelas, dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi. Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan akhir adalah membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran. Untuk memperjelas pemahaman materi guru memberikan soal latihan untuk siswa dan setelah semua rangkaian kegiatan pembelajaran selesai guru memberikan informasi untuk materi pelajaran berikutnya. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan tindakan pertemuan 1. Berdasarkan refleksi pada pertemuan 1, maka kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2 ini telah diperbaiki. Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mengajak siswa menyanyikan lagu “Aku anak sehat”. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa sesuai dengan isi lagu. Kegiatan Inti yang dilaksanakan oleh guru adalah dengan menunjukkan gambargambar contoh konkret yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, membagikan gambar contoh materi dan bukan contoh di papan tulis, memberikan petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar, memberikan kuis secara individual. Kemudian siswa berkelompok masing-masing beranggotakan 3 orang, masing-masing kelompok mengelompokkan gambar contoh materi dan bukan contoh materi, Tiap kelompok diberi kesempatan menyampaikan hasil kerjanya sedangkan kelompok lain memberikan komentar terhadap hasil diskusi siswa pada saat yang telah ditentukan. Selanjutnya guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswa dan mulai menjelaskan materi yang belum jelas, kemudian guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi. Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi pelajaran. Kemudian guru memberikan latihan evaluasi untuk siswa guna mempertajam pemahaman terhadap materi. Selanjutnya guru menyampaikan informasi kegiatan belajar pada pertemuan berikutnya.
28 c. Pertemuan 3 Pada pertemuan ketiga guru melaksanakan penilaian hasil belajar, melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar siswa serta melaksanakan remedial / pengayaan. Bagi siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM (70) akan dilakukan remidi atau perbaikan, sedangkan siswa yang telah tuntas dalam belajar atau yang mendapat nilai di atas 70 akan diberikan pengayaan. 4.1.6.3. Hasil Tindakan a. Penilaian Praktik Pembelajaran Untuk mengetahui keberhasilan perbaikan pembelajaran pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples ini menggunakan lembar observasi. Lembar observasi terdiri dua jenis yaitu untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa. Selama pembelajaran peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer yaitu ibu Endah Wulandari, S.Pd. Kegiatan guru yang diamati selama pembelajaran adalah seluruh kegiatan guru meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples. Adapun pedoman penskoran yang terdapat didalam lembar observasi adalah 1 sampai dengan 5. Skor 1 adalah jika guru sangat tidak baik bahkan tidak melakukan tindakan dalam pernyataan di lembar observasi, skor 2 jika tindakan guru tidak baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 3 jika guru kurang baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 4 diberikan jika guru baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, dan skor 5 jika guru sangat baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut. Kategori kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan tingkat keaktifan siswa dihitung berdasarkan rumus : Nilai =
x 100
Dengan kriteria nilai :
91 – 100 = Sangat Baik 81 – 90 = Baik 71 – 80 = Cukup 61 – 70 = Kurang Pada pertemuan 1, hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan awal, guru
diperoleh 2 item observasi memperoleh skor 3 dan 1 item observasi memperoleh skor 5.
29 Pada kegiatan inti 2 item memperoleh skor 3, 3 item memperoleh skor 4, dan 2 item memperoleh skor 5. Sedangkan pada kegiatan akhir terdapat 2 item yang memperoleh skor 4. Berdasarkan rumus di atas maka kemampuan guru dalam mengelola kegiatan awal (11/15 x 100 = 73) adalah cukup, kegiatan inti (36/45 x 100 = 80) adalah cukup, dan kegiatan akhir (8/10 x 100 = 80) cukup. Secara umum rata-rata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah cukup. Pada pertemuan 2, hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan awal, guru diperoleh 2 item observasi memperoleh skor 4 dan 1 item observasi memperoleh skor 5. Pada kegiatan inti 7 item memperoleh skor 4, 3 item memperoleh skor 5. Sedangkan pada kegiatan akhir terdapat 2 item yang memperoleh skor 4. Berdasarkan rumus di atas maka kemampuan guru dalam mengelola kegiatan awal (13/15 x 100 = 86) adalah baik, kegiatan inti (43/45 x 100 = 95) adalah sangat baik, dan kegiatan akhir (8/10 x 100 = 80) cukup. Secara umum rata-rata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah baik. Pada pertemuan 3 kegiatan awal berada dalam kategori sangat baik (14/15 x 100 = 93), pada kegiatan inti berada pada kategori sangat baik (14/15 x 100 = 93) dan pada kegiatan akhir berada pada kategori baik (9/10 x 100 =90). Dari hasil pengamatan kegiatan guru, masih ada 4 item yang masih memperoleh skor 3, yaitu saat kegiatan awal dan 2 item kegiatan inti antara lain saat membagikan gambar contoh dan kuis individual. Hal ini akan menjadi refleksi pada perencanaan siklus 2. Kegiatan siswa yang diamati selama pembelajaran adalah seluruh kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan indikator (1) siap menerima pelajaran, (2) menjawab pertanyaan, (3) mampu membentuk kelompok (4) merangkum dan menyimpulkanisi pelajaran bersama guru. Adapun pedoman penskoran yang terdapat didalam lembar observasi adalah 1 sampai dengan 4. Skor 1 adalah jika siswa terindikasi kurang dalam pernyataan di lembar observasi, skor 2 jika kegiatan siswa terindikasi cukup dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 3 jika siswa terindikasi baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 4 diberikan jika siswa baik sekali dalam melaksanakan pernyataan tersebut. Pada pertemuan 1, hasil observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa 3 aspek mendapat skor 3 dan 2 aspek memperoleh score 4. Berdasarkan rumus tingkat keaktifan siswa dapat dihitung (17/20x100 = 85). Pada pertemuan 2, hasil observasi kegiatan siswa
30 menunjukkan bahwa 1 item mendapat skor 3 dan 4 item mendapat skor 4. Keaktifan siswa dihitung berdasarkan rumus di atas (18/20x100 = 90). Pada pertemuan 3, 3 item mendapatkan skor 4 dan 1 item mendapatkan skor 3. Keaktifan siswa berada pada kategori sangat baik (15/16 x 100 = 94).Ini menunjukan bahwa keaktifan siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples sudah baik. Hal ini dapat dilihat bahwa tidak ada aktifitas siswa yang mendapat skor di bawah tiga. 4.1.6.4. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok hidup sehat siswa kelas I SDN 2 Plosoharjo didapat dengan mengadakan tes formatif diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga.Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam, namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas I SDN 2 Plosoharjo pada Siklus Idapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Tes Ilmu Pengetahuan Alam Siklus I No. Nilai Frekuensi 1 50 1 2 60 8 3 80 7 4 90 5 5 100 8 Jumlah 29 Nilai maks. Nilai min. Rata-rata
Persentase (%) Keterangan 3.4 Belum tuntas 27.6 Belum tuntas 24.1 Tuntas 17.2 Tuntas 27.6 Tuntas 100 100 50 80.68
Dari tabel 4.3, dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa adalah 50 yang didapatkan oleh 1 siswa sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang didapatkan oleh 8 siswa. Sementara itu, nilai rata-rata pada siklus I adalah 80.68. Dari data tabel 4.3 di atas, dapat dibuat tabel ketuntasan hasil belajar ilmu pengetahuan alam siklus I pada tabel 4.4 sebagai berikut.
31 Tabel 4.4 Tabel Ketuntasan Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siklus I Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) ≥ 70 ( Tuntas)
20
69
<70 (Tidak Tuntas)
9
31
Jumlah
29
100
Berdasarkan tabel 4.4, diketahui jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa atau sebesar 69% dari jumlah siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 31%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan di atas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas, namun indikator kinerja hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang peneliti tentukan belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus selanjutnya yaitu siklus II dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Selanjutnya, tabel 4.4 dapat dinyatakan dalam diagram 4.2 sebagai berikut:
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 25 20 Jumlah Siswa
20 15 9
10 5 0 Tuntas
Belum Tuntas
Diagram 4.2 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I 4.1.6.1 Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan tes formatifyang dilaksanakan pada siklus I.
32 Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada siklus I maka penjelasan sebagai berikut: a.
Penilaian Praktik Pembelajaran Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi, dapat
dilihat bahwa masihterdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan ini disebabkan guru dan siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples. Guru masih kesulitan dalam menampilkan gambar-gambar sebagai contoh karena jumlahnya yang terbatas. Selain itu saat pemberian kuis individual guru masih kerepotan dengan situasi siswa kelas 1 sehingga menghabiskan banyak waktu. Sedangkan siswa masih kurang memperhatikan pembelajaran yang dilakukan serta kurang terbiasa dalam bekerja secara kelompok. Secara keseluruhan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples yang diterapkan oleh guru kelas I sudah cukup baik.Selanjutnya, hasil perbaikan siklus I akan dilanjutkan pada siklus II. b.
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dari tabel 4.3 dan 4.4, dapat dinyatakan bahwa pada siklus I hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas I mengalami peningkatan dari hasil belajar pra siklus, ditandai dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 80,7. Sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 69% yang didapat oleh 20 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM atau dikatakan belum tuntas mengalami penurunan yaitu menjadi 31% yang didapat oleh 9 siswa. Secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I mengalami beberapa hambatan, yaitu sebagai berikut: 1)
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples belum biasa diikuti oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga ada beberapa siswa yang masih bingung dalam kerja kelompok dan tidak memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada teman sehingga belum mengalami kenaikan.
2)
Penerapan alokasi waktu yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan dalam proses berkelompok, siswa cenderung kurang disiplin. Selain itu, guru juga belum
33 terbiasa menghitung skor kemajuan siswa sehingga memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas tersebut. 3)
Cara siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok kurang efisien karena banyak jawaban yang sama sehingga hanya menjadi pengulangan dan menghabiskan waktu. Dari hambatan-hambatan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis dan
konsultasi dengan observer tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian hambatan-hambatan sebagai berikut: 1)
Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa. Guru harus lebih sering memberikan motivasi siswa agar bisa bekerja dalam kelompok dan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bertanya kepada temannya.
2)
Sarana prasarana yang dibutuhkan oleh guru berupa berbagai gambar / contoh perlu diperbanyak lagi. Dan akan lebih baik jika siswa juga membawa gambar sendiri dari rumah, kemudian dikumpulkan menjadi satu dan dibagikan kembali secara acak sehingga akan lebih menarik.
3)
Tempat duduk siswa diatur sejak awal agar berdekatan sehingga dalam proses berkelompok menjadi lebih efisien. Selain itu guru harus mempelajari lebih dalam tentang pemberian skor dan berlatih agar lebih menghemat waktu.
4)
Dalam presentasi hasil kerja kelompok, guru menunjuk salah satu kelompok secara acak lalu bertanya apakah ada jawaban yang berbeda dari kelompok lain sebelum membahas hasil kerja kelompok tersebut.
4.1.6
Siklus 2
4.1.6.1. Tahap Perencanaan Pembelajaran siklus 2 dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 12 Oktober 2012, pertemuan 2 dilaksanakan hari Jumat tanggal 19 Oktober 2012 dan pertemuan 3 dilaksanakan hari Jumat, tanggal 2 November 2012 hasil perencanaan meliputi : (1) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisikan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples pada kompetensi dasar Mengenal cara menjaga lingkungan
34 agar tetap sehat (2) Gambar-gambar contoh dan bukan contoh untuk membantu siswa memahami materi, (3) Lembar pengamatan untuk aktivitas guru dan siswa sebagai panduan pengamat dalam mengamati pelaksanaan proses pembelajaran. (4) Lembar kerja siswa. (5) Rancangan alat evaluasi tertulis yang berupa soal isian, kunci jawaban dan pedoman penilaian. 4.1.6.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 a. Pertemuan 1 Pada kegiatan awal hal-hal yang dilakukan oleh guru antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa, memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu yang berjudul “empat sehat lima sempurna”, selanjutnya memberikan motivasi kepada siswa berdasarkan syair lagu “empat sehat lima sempurna”. Setelah kegiatan awal disampaikan oleh guru, maka pada kegiatan inti guru menunjukkan gambar-gambar / contoh konkret yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru menempelkan gambar contoh materi dan bukan contoh di papan tulis. Agar lebih menantang maka guru memberikan kuis individual. Selanjutnya siswa diberi pengarahan dan kesempatan agar memperhatikan / menganalisis gambar. Pada kegiatan pengamatan ini, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Untuk meningkatkan aktivitas siswa, maka guru meminta siswa untuk berkelompok masing-masing beranggotakan 3 orang. Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan LKS. Masing-masing kelompok yang telah menerima LKS saling berdiskusi di dalam kelompok, hasil diskusi ditulis di lembar jawab diskusi yang telah dibagikan oleh guru sebelumnya. Masing-masing kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya, sementara itu kelompok lain memberikan komentar terhadap hasil diskusi siswa. Pada akhir presentasi kelompok, guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswa dan memberikan penjelasan materi yang belum jelas, dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi. Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan akhir adalah membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran. Untuk memperjelas pemahaman materi guru
35 memberikan soal latihan untuk siswa dan setelah semua rangkaian kegiatan pembelajaran selesai guru memberikan informasi untuk materi pelajaran berikutnya. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan tindakan pertemuan 1. Berdasarkan refleksi pada pertemuan 1, maka kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2 ini telah diperbaiki. Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mengajak siswa menyanyikan lagu “Aku anak sehat”. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa sesuai dengan isi lagu. Kegiatan Inti yang dilaksanakan oleh guru adalah dengan menunjukkan gambargambar contoh konkret yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, membagikan gambar contoh materi dan bukan contoh di papan tulis, memberikan petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar, memberikan kuis secara individual. Kemudian siswa berkelompok masing-masing beranggotakan 3 orang, masing-masing kelompok mengelompokkan gambar contoh materi dan bukan contoh materi, Tiap kelompok diberi kesempatan menyampaikan hasil kerjanya sedangkan kelompok lain memberikan komentar terhadap hasil diskusi siswa pada saat yang telah ditentukan. Selanjutnya guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswa dan mulai menjelaskan materi yang belum jelas, kemudian guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi. Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi pelajaran. Kemudian guru memberikan latihan evaluasi untuk siswa guna mempertajam pemahaman terhadap materi. Selanjutnya guru menyampaikan informasi kegiatan belajar pada pertemuan berikutnya. c. Pertemuan 3 Pada pertemuan ketiga guru melaksanakan penilaian hasil belajar, melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar siswa serta melaksanakan remedial / pengayaan. Bagi siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM (70) akan dilakukan remidi atau perbaikan, sedangkan siswa yang telah tuntas dalam belajar atau yang mendapat nilai di atas 70 akan diberikan pengayaan.
36 4.1.6.3. Hasil Tindakan a. Penilaian Praktik Pembelajaran Untuk mengetahui keberhasilan perbaikan pembelajaran pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples ini menggunakan lembar observasi. Lembar observasi terdiri dua jenis yaitu untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa. Selama pembelajaran peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer yaitu ibu Endah Wulandari, S.Pd. Kegiatan guru yang diamati selama pembelajaran adalah seluruh kegiatan guru meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples. Adapun pedoman penskoran yang terdapat didalam lembar observasi adalah 1 sampai dengan 5. Skor 1 adalah jika guru sangat tidak baik bahkan tidak melakukan tindakan dalam pernyataan di lembar observasi, skor 2 jika tindakan guru tidak baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 3 jika guru kurang baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 4 diberikan jika guru baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, dan skor 5 jika guru sangat baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut. Kategori kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dihitung berdasarkan rumus : Nilai =
x 100
Dengan kriteria nilai :
91 – 100 = Sangat Baik 81 – 90 = Baik 71 – 80 = Cukup 61 – 70 = Kurang Pada pertemuan 1, hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan awal, guru
diperoleh 2 item observasi memperoleh skor 4 dan 1 item observasi memperoleh skor 5. Pada kegiatan inti, 5 item memperoleh skor 4, dan 2 item memperoleh skor 5. Sedangkan pada kegiatan akhir terdapat 1 item yang memperoleh skor 4 dan 1 item memperoleh skor 5. Berdasarkan rumus di atas maka kemampuan guru dalam mengelola kegiatan awal (13/15 x 100 = 86) adalah baik, kegiatan inti (40/45 x 100 = 88) adalah baik, dan kegiatan akhir (9/10 x 100 = 90) baik. Secara umum rata-rata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah baik.
37 Pada pertemuan 2, hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan awal, guru diperoleh 2 item observasi memperoleh skor 4 dan 1 item observasi memperoleh skor 5. Pada kegiatan inti 7 item memperoleh skor 4, 3 item memperoleh skor 5. Sedangkan pada kegiatan akhir terdapat 2 item yang memperoleh skor 4. Berdasarkan rumus di atas maka kemampuan guru dalam mengelola kegiatan awal (13/15 x 100 = 86) adalah baik, kegiatan inti (43/45 x 100 = 95) adalah sangat baik, dan kegiatan akhir (9/10 x 100 = 90) baik. Secara umum rata-rata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah baik. Pada pertemuan 3 kegiatan awal berada dalam kategori sangat baik (14/15 x 100 = 93), pada kegiatan inti berada pada kategori sangat baik (14/15 x 100 = 93) dan pada kegiatan akhir berada pada kategori baik (9/10 x 100 =90). Dari hasil pengamatan kegiatan guru, masih ada 4 item yang masih memperoleh skor 4, yaitu 1 item saat kegiatan awal, 2 item pada kegiatan inti dan 1 item pada kegiatan akhir antara lain saat guru memberikan motivasi, saat memberikan petunjuk / bimbingan dan saat melaksanakan analisis tes formatif. Kegiatan siswa yang diamati selama pembelajaran adalah seluruh kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan indikator (1) siap menerima pelajaran, (2) menjawab pertanyaan, (3) mampu membentuk kelompok (4) merangkum dan menyimpulkanisi pelajaran bersama guru. Adapun pedoman penskoran yang terdapat didalam lembar observasi adalah 1 sampai dengan 4. Skor 1 adalah jika siswa terindikasi kurang dalam pernyataan di lembar observasi, skor 2 jika kegiatan siswa terindikasi cukup dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 3 jika siswa terindikasi baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 4 diberikan jika siswa baik sekali dalam melaksanakan pernyataan tersebut. Pada pertemuan 1, hasil observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa 2 aspek mendapat skor 3 dan 3 aspek memperoleh score 4. Tingkat keaktifan siswa berada dalam kategori (18/20x100 = 90) baik. Pada pertemuan 2, hasil observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa 1 item mendapat skor 3 dan 4 item mendapat skor 4. Keaktifan siswa pada pertemuan 2 berada dalam kategori (19/20 x 100 = 95) sangat baik. Pada pertemuan 3, 3 item mendapatkan skor 4 dan 1 item mendapatkan skor 3. Keaktifan siswa berada pada kategori sangat baik (15/16 x 100 = 94). Ini menunjukan bahwa keaktifan siswa pada
38 pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa tidak ada aktifitas siswa yang mendapat skor di bawah tiga. 4.1.6.4. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok lingkungan sehat siswa kelas I SDN 2 Plosoharjo didapat dengan mengadakan tes formatif diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam, namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas I SDN 2 Plosoharjo pada Siklus Idapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil Tes Ilmu Pengetahuan Alam Siklus 2 No. Nilai Frekuensi 1 60 3 2 70 1 3 80 7 4 90 7 5 100 11 Jumlah 29 Nilai maks. Nilai min. Rata-rata
Persentase (%) Keterangan 10.3 Belum tuntas 3.4 Tuntas 24.1 Tuntas 24.1 Tuntas 37.9 Tuntas 100 100 60 87.58
Dari tabel 4.5, dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa adalah 60 yang didapatkan oleh 3 siswa sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang didapatkan oleh 8 siswa. Sementara itu, nilai rata-rata pada siklus 2 adalah 87.58. Dari data tabel 4.5, dapat dibuat tabel ketuntasan hasil belajar ilmu pengetahuan alam siklus 2 pada tabel 4.6 sebagai berikut.
39 Tabel 4.6 Tabel Ketuntasan Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siklus 2 Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) ≥ 70 ( Tuntas)
3
10
<70 (Tidak Tuntas)
26
90
Jumlah
29
100
Berdasarkan tabel 4.6, diketahui jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa atau sebesar 90% dari jumlah siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan di atas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas. Pada siklus 2 ini, indikator kinerja telah terpenuhi. Selanjutnya, tabel 4.6 dapat dinyatakan dalam diagram 4.3 sebagai berikut:
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2 30
26
Jumlah Siswa
25 20 15 10 3
5 0 Tuntas
Belum Tuntas
Diagram 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 4.1.6.2 Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan tes formatifyang dilaksanakan pada siklus 2. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan
40 dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada siklus 2 maka penjelasan sebagai berikut: a. Penilaian Praktik Pembelajaran Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi, dapat dilihat bahwa pembelajaran siklus 2 mengalami peningkatan daripada siklus 1. Ini terlihat dari perolehan skor kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa sudah mencapai kategori baik. Secara keseluruhan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples yang diterapkan oleh guru kelas I sudah cukup baik. Selanjutnya, hasil perbaikan siklus 2 akan dijadikan sebagai bahan penyusunan laporan. b.
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dari tabel 4.5 dan 4.6, dapat dinyatakan bahwa pada siklus 2 hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam siswa kelas I mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus 1, ditandai dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 87.6. Sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 90% yang didapat oleh 26 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM atau dikatakan belum tuntas mengalami penurunan yaitu menjadi 10% yang didapat oleh 3 siswa. Secara keseluruhan hasil proses pembelajaran siklus 2 mengalami peningkatan, baik dari kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar. Kekurangan-kekurangan yang ada di siklus 1 dapat diperbaiki dalam siklus 2 meskipun belum semua item observasi menunjukkan skor paling maksimal. 4.1 Hasil Analisis Data Pada bagian hasil analisis data, peneliti membandingkan data yang diperoleh pada pra siklus, siklus 1, dan Siklus 2 yang didapat melalui tes formatif.Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas I disajikan pada tabel 4.7 berikut ini.
41 Tabel 4.7 Perbandingan Frekuensi Nilai Tiap Siklus Nilai
Pra Siklus F
Siklus 1
P
F
30 3 10.3 0 40 2 6.9 0 50 2 6.9 1 60 10 34.5 8 70 1 3.4 0 80 3 10.3 7 90 5 17.2 5 100 3 10.3 8 Rata-rata 80.7 66.6 Maks 100 100 Min 50 30 Keterangan: F = Frekuensi P = Persentase (%)
Siklus 2
Keterangan
P
F
P
0 0 3.4 27.6 0 24.1 17.2 27.6
0 0 0 3 1 7 7 11 87.6 100 60
0 0 0 10.3 3.4 24.1 24.1 37.9
Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Dari tabel 4.7, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai dari 70 hingga 100 mengalami peningkatan. Selain itu, nilai rata-rata dari tiap siklus juga mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari sebelum dilaksanakan tindakan, nilai rata-rata kelas adalah 66,9. Lalu, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 1 nilai rata-rata menjadi 80.7 dan pada siklus 2 nilai rata-rata menjadi 87.6. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples sangat membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara itu, untuk melihat tingkat ketuntasan yang lebih jelas lagi kita dapat melihat pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Tiap Siklus Kriteria Tuntas Belum Tuntas Keterangan
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
F 12
P 41
F 20
P 69
F 26
P 90
17
59
9
31
3
10
F = Frekuensi P = Persentase (%)
42 Dari tabel 4.8 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas di atas KKM dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Hal ini terbukti dari sebelum diadakan tindakan, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa (41%), dan yang belum tuntas 17 siswa (59%). Sedangkan hasil tes pada siklus 1 menunjukkan jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan menjadi 20 siswa (69%) dan yang belum tuntas 9 siswa (31%). Selanjutnya untuk siklus 2 jumlah siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan menjadi 26 siswa (90%) yang belum tuntas hanya 3 siswa saja (10%). Hal ini menunjukkan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan telah mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan. Ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas I SDN 2 Plosoharjo. Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam tiap siklus disajikan pada diagram 4.4 berikut: Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2 30
26
Jumlah Siswa
25
20
20 15
17 12 9
10
3
5 0 Prasiklus
Siklus 1 Tuntas
Siklus 2
Belum Tuntas
Diagram4.4 Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 4.2 Pembahasan a. Prasiklus Kondisi awal pada pembelajaran prasiklus, guru belum mampu menyajikan pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa. Guru cenderung mendominasi pembelajaran dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Media yang digunakan kurang memotivasi dan menuntut peran serta siswa secara keseluruhan sehingga banyak
43 siswa yang kurang aktif. Dari analisis ulangan harian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh nilai terendah 30, nilai tertinggi 100, dan nilai rata-rata 66,6. Hal ini ditunjukkan dari 29 siswa ada 12 siswa (41%) memperoleh nilai diatas KKM dan masih 17 siswa (59%) memperoleh nilai dibawah KKM. b. Siklus 1 Pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok hidup sehat di kelas 1 semester 1 SD Negeri 2 Plosoharjo. Berdasarkan refleksi pembelajaran pada siklus 1, maka alternatif tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini memfokuskan kegiatan siswa dalam belajar dengan menampilkan contoh dan bukan contoh yang berhubungan dengan konsep pembelajaran hidup sehat. Hasil analisis hasil pembelajaran menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang mengikuti pembelajaran terdapat 20 siswa (69%) mencapai tuntas belajar dan 9 siswa (31%) masih berada di bawah KKM (70). Nilai ratarata kelas yang dicapai adalah 80,7. Pada pembelajaran siklus 1, hasil penelitian belum memenuhi indikator kinerja karena tingkat ketuntasan <85%. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru berada dalam kategori baik dan kegiatan siswa dalam belajar berada pada kategori sangat baik. Tetapi dalam melaksanakan pembelajaran siklus 1 masih ditemukan beberapa kelemahan pembelajaran. Antara lain masih terdapat siswa yang masih bingung dalam kerja kelompok dan tidak memanfaatkan kesempatan bertanya, alokasi waktu yang tidak sesuai, dan presentasi hasil kerja kelompok kurang efisien.Dari hambatan-hambatan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis dan konsultasi dengan observer tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian hambatan-hambatan yang akan diterapkan pada siklus 2. c. Siklus 2 Pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alamm materi pokok lingkungan sehat di kelas 1 semester 1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 26 (90%) siswa telah mencapai nilai tuntas dan masih 3 siswa (10%) masih belum tuntas. Nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 87,6. Hasil belajar yang telah
44 dicapai pada siklus 2 ini ternyata telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan yaitu secara klasikal ketuntasan di atas 85 % dan nilai rata-rata kelas di atas 70. Data hasil observsi, kegiatan guru berada pada kategori sangat baik, kegiatan siswa berada dalam kategori sangat baik. d. Pembahasan antar siklus Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mampu meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas I Semester 1 SD Negeri 2 Plosoharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan tersebut dapat dilihat baik dari lembar observasi siswa maupun hasil belajar siswa pada siklus 1 maupun siklus 2 setelah model pembelajaran kooperatif tipe Examples Non Examples diterapkan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan telah tercapai pada pembelajaran siklus 2, yaitu nilai rata-rata hasil tes Ilmu Pengetahuan Alam mencapai 87,6 sementara indikator kinerja yang ditentukan >70. Selanjutnya, untuk persentase ketuntasan juga telah tercapai yaitu sebesar 90% dengan jumlah siswa yang tuntas di atas KKM sebanyak 26 siswa, sementara indikator kinerja untuk tingkat ketuntasan adalah sebesar 85% atau sebanyak 25 siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 29 siswa kelas I SD Negeri 2 Plosoharjo. Adapun hambatan utama yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples adalah pada awalnya siswa belum terbiasa bekerjasama dalam kelompok dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Namun, hal tersebut dapat diselesaikan dengan pengarahan dan bimbingan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa oleh guru, sehingga akhirnya siswa bisa bekerjasama dan saling membantu dalam belajar. Selain itu, hambatan lainnya adalah alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran yang kurang sesuai dengan perencanaan. Namun hal itu juga telah dapat diselesaikan dalam siklus 2.