BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam BAB ini akan dipaparkan data hasil penelitian beserta dengan analisa data. Data dan analisa data dipaparkan secara deskriptif mengenai pengalaman partisipan penelitian yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Lebih lanjut Herdiansyah (2010) mengungkapkan bahwa secara umum analisa data kualitatif terdiri dari: pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan. Setelah semua data diperoleh melalui wawancara dan observasi, peneliti melakukan analisa data sesuai dengan tahapan yang dirancangakan sebelumnya. Proses wawancara
analisa
yang
dimulai
peneliti
dengan
lakukan
pengetikan
secara
manual
transkrip dengan
mendengarkan hasil rekaman sembari mengetik kata per kata. Selanjutnya peneliti menambahkan nomor dengan kelipatan 5 (5,10,15,dst...) pada bagian kanan transkrip agar memudahkan dalam proses analisa data. Peneliti memberikan kode sesuai dengan nama inisial masing-masing partisipan, agar memudahkan peneliti dalam menyusun data tersebut. Untuk partisipan pertama (P1), Partisipan kedua (P2), Partisipan ketiga (P3), Partisipan keempat (P4), Partisipan kelima (P5). Selanjutkan untuk Keluarga Pasien peneliti memberikan kode pada masing-masing Keluarga
30
Pasien. Untuk Keluarga Pasien 1 (KP1), Keluarga Pasien 2 (KP2), Keluarga Pasien 3 (KP3), Keluarga Pasien 4 (KP4), Keluarga Pasien 5 (KP5). Dalam laporan ini hasil observasi tidak peneliti paparkan secara
khusus
pada
bagian
observasi
namun
penulisnya
menuliskannya pada bagian catatan lapangan. Hal ini dilakukan karena ketika menulis catatan lapangan penulis juga telah menulis hasil observasi. 4.1 Setting Penelitian 4.1.1
Gambaran Umum Rumah Sakit Rumah Sakit Ken Saras terletak dibawah kaki gunung Ungaran, dengan pemandangan yang asri dan berhawa sejuk yang dikenal dengan “Garden Hospital” . Rumah Sakit Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak
di
Kecamatan
Bergas,
Ungaran,
Kab.
Semarang, Provinsi Jawa Tengah dengan luas tanah ± 50.000 m2dan luas bangunan ± 16.000 m2, terdiri dari 5 lantai yang terdiri beberapa ruang perawatan Rawat Inap. Salah
satu
DIAMOND.
ruang
rawat
inap
yaitu
Ruang
Ruang DIAMOND adalah ruangan
perawatan dengan berbagai pilihan kelas mulai dari
31
kelas II B, II A, I B, I A, VIP dan VVIP. Ruang DIAMOND yaitu ruang bangsal panjang
dan dibagi
atas dua bagian yaitu DIAMOND A dan DIAMOND B. RS. Ken Saras sebagai rumah sakit yang modern yang dilengkapi peralatan canggih. Pusat unggulan RS
Ken
Saras
yaitu
pertama
sebagai
pusat
traumatologi (Ken Saras Trauma Center), Kedua sebagai pusat penanggulangan kanker (Ken Saras Comprehensif Cancer Center)
4.1.2
Proses Pelaksanaan Penelitian 4.1.2.1 Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu menentukan partisipan yang sesuai
dengan
kriteria
yang
ditentukan.
Sebelumnya peneliti tidak mengurus surat penelitian karena saat awal peneliti mengambil data awal atau studi pendahuluan di rumah sakit pada tanggal 27-28 Februari 2014, peneliti sudah mendapatkan surat ijin studi pendahuluan sekaligus surat ijin penelitian dari Rumah Sakit Ken Saras Ungaran.
32
Sebelum wawancara peneliti menyiapkan pertanyaan awal yang menjadi pedoman bagi peneliti
untuk
mendapatkan
data
yang
diinginkan oleh peneliti. Selain peneliti juga menyediakan Informed consent dan surat penjelasan penelitian. Dalam proses wawancara peneliti juga menggunakan
alat
perekam
berupa
Handphone untuk merekam apa yang akan diwawancarai serta alat tulis untuk mencatat hasil wawancara atau data-data tambahan dalam
bentuk
partisipan.
tulisan
Alat
yang
perekam
berasal
akan
dari
digunakan
apabila mendapat ijin dari partisipan dan tidak keberatan untuk direkam saat wawancara. 4.1.2.2 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 19 Mei –
25 Juni 2014. Penelitian
dilakukan di ruang Diamond B dan saat melakukan penelitian peneliti melakukan hal yang sama kepada semua partisipan yaitu berkunjung melakukan
ke
tempat
pendekatan
33
partisipan dengan
dan
partisipan
setelah itu
menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian, mengucapkan terima kasih pada partisipan karena sudah bersedia menjadi partisipan peneliti dan itu ditandai dengan penandatanganan surat persetujuan berupa informed consent setelah itu meminta ijin merekam setiap percakapan dengan partisipan dan kemudian memulai wawancara. Dapat dilihat uraiannya pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Uraian pelaksanaan penelitian S
P1
Tanggal Wawancar a
Sabtu, 24 Mei 2014
KP1 P2 KP2 P3 KP3
Senin, 9 Juni 2014 Sabtu, 21 Juni 2013 Minggu, 22 Juni 2014
P4 KP4
Sabtu, 21 Juni 2014
P5
KP5
Rabu, 25 Juni 2014
Waktu
Durasi
11.55 WIB
± 25 menit
13.00 WIB
± 20 menit
12.00 WIB
± 20 menit ± 15 menit
12.30 WIB
± 20 menit
13.00 WIB
± 20 menit
10.35 WIB
± 20 menit
11.00 WIB
±15 menit
12.00 WIB
± 20 menit
12.25 WIB
± 15 menit
11.00 WIB
34
Keterangan
Peneliti berkunjung ke ruang inap partisipan Melakukan pendekatan dengan partisipan Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian Mengucapkan terima kasih kepada partisipan Penandatanganan pada informed consent Meminta izin merekan setiap percakapan dengan partisipan Mewawancari partisipan
4.1.3 Gambaran Umum Partisipan Tabel 2. Identitas Partisipan (P) P1
P2
P3
P4
P5
Nama
Ny. S
Ny.W
Ny. S
Tn. R
Tn. S
Umur
32 thn
50 thn
40 thn
37 thn
37 thn
P
P
P
L
L
Pendidikan
Sarjana
SD
SMA
SMA
SMA
Pekerjaan
Guru TK
Buruh
Karyawan
Pabrik
Perusahaan
Swasta
Polisi
Agama
Islam
Islam
Islam
Islam
Status
Istri
Kakak
Istri
Suami
Anak
Alamat
Karangjati
Bergas
Bawen
Kopeng
Bergas
Hemoroid
Anemia
Hipertensi
Gagal Ginjal
4 hari
16 hari
4 hari
3 hari
Jenis Kelamin
Diagnosa Medis Lama Perawatan
Kristen Protestan
Diabetes Melitus 5 hari
Tabel 3. Identitas Keluarga Pasien (KP) KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
Nama
Tn.D
Ny.S
Tn. S
Ny.T
Ny. T
Umur
34 thn
41 thn
43 thn
31 thn
58 thn
L
P
L
P
P
Pendidikan
SMA
SMP
SMA
SMA
Sarjana
Pekerjaan
Swasta
Swasta
Swasta
Guru
Agama
Islam
Islam
Islam
Islam
Status
Suami
Adik
Suami
Istri
Ibu
Alamat
Karangjati
Bergas
Bawen
Kopeng
Bergas
Jenis Kelamin
Karyawan tokoh
Kristen Protestan
35
4.1.3.1 Identitas Partisipan 1 dan Keluarga Pasien P1
adalah pasien rawat Inap Ruang
Diamond B yang sudah dirawat inap sejak tanggal 20 Mei 2014. Pada awal pasien masuk ke ruangan ini yaitu melaIui IGD. Awalnya P1 hanya
datang
untuk
cek
up
mengenai
penyakitnya dengan cara di CT SCAN untuk melihat
sejauh
mana penyakitnya
namun
setelah di CT SCAN ternyata hasilnya sudah besar
dan
harus
diambil,
lalu
dokter
menyarankan untuk rawat inap agar bisa dilakukan operasi. Untuk meringankan biaya maka diarahkan untuk menggunakan BPJS agar biayanya tidak terlalu besar. P1 dan KP1 merupakan pasangan suami istri yang dikaruniai 2 orang anak. Anak pertama adalah laki-laki yang duduk di kelas 3 SD sedangkan sekolah. dengan
anak
Pada P,
P1
suaminya.
36
kedua saat
perempuan
dilakukan
didampingi
oleh
belum
wawancara ibu
dan
4.1.3.2 Identitas Partisipan 2 dan Keluarga Pasien P2 adalah salah satu pasien rawat inap yang sudah dirawat di Rumah Sakit Ken Saras terkhususnya ruang Diamond menderita anemia selama
B karena
± 16 hari. P2
berumur 50 tahun yang dalam keseharinnya bekerja sebagai buruh pabrik. P2 mempunyai riwayat kesehatan pasca operasi batu empedu pada bulan Januari kemarin. Saat masuk ke Rumah Sakit ini P2 diantar oleh adiknya. Awal P2 masuk ke Rumah Sakit dikarenakan karena obat yang P2 konsumsi sudah tidak bisa lagi menahan sakit dan akhirnya diputuskan untuk di bawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobil. KP2 adalah adik dari P2 yang dalam kesehariannya
bekerja
sebagai
karyawan
tokoh. Selama P2 berada di rumah sakit KP2 yang terus mendampingi P2.
4.1.3.3 Identitas Partisipan 3 dan Keluarga Pasien P3 adalah seorang ibu yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan perusahaan. Saat
37
dilakukan wawancara saat itu P3 dirawat di ruang rawat inap selama 4 hari. P3 didiagnosa hipertensi. P3 dan KP3 adalah pasangan suami istri yang
dianugrahkan
2 orang
anak.
Anak
pertama sekarang sudah menamatkan studi di SMA
dan
anaknya
bersekolah
yang
dikarenakan
kedua
tidak
mengalami
keterbelakangan mental (Down Syndrome).
4.1.3.4 Identitas Partisipan 4 dan Keluarga Pasien P4 merupakan salah satu pasien rawat inap yang sudah dirawat sejak tanggal 18 Juni 2014. Saat dilakukan wawancara P4 sudah dirawat selama
4
hari.
P4 adalah
pasien
yang
mempunyai riwayat penyakit melena. Sebelum dirawat di rumah sakit P4 sudah pernah di rawat di RSUD Salatiga dengan penyakit yang sama dan sudah sering menjalani hemodialisa. Namun karena kondisinya yang tidak begitu pulih maka seminggu kemudian P4 dibawa lagi ke RS Ken Saras untuk dirawat
38
Selama berada di rumah sakit P4 selalu di damping
oleh
merupakan
istrinya
pasangan
KP4. suami
Keduanya istri
yang
dikaruniai seorang anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Saat dilakukan wawancara P4 didampingi oleh istri dan ibunya
4.1.3.5 Identitas Partisipan 5 dan Keluarga Pasien P5 adalah salah satu pasien rawat inap di ruang
Diamond
yang
sudah
menjalani
perawatan sejak tanggal 20 Juni 2014 dengan didiagnosa terkena DM. Saat pertama masuk P5 dirawat di ruang Diamond A namun karena P5 merasa kurang nyaman dan tidak bisa beristirahat karena kurang tenang maka P5 meminta untuk dipindahkan ke ruang Diamond B pada tanggal 22 Juni 2014 Saat dilakukan wawancara P5 sudah dirawat selama 3 hari. P5 bekerja sebagai seorang polisi. Saat masuk melakukan wawancara P5 didampingi oleh ibunya.
39
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Hasil Analisa Dari hasil penelitian ini terdapat 6 tema yang menjawab tujuan khusus terkait dengan gambaran pelaksanaan peran advokasi perawat pada pasien dan keluarga. Adapun tujuan umum dari penelitian ini yaitu peneliti ingin memperoleh gambaran pelaksanaan peran advokasi perawat bagi pasien dan keluarga di Rumah Sakit Ken Saras Ungaran, dilihat dari tujuan tersebut maka peneliti menjabarkannya dalam tujuantujuan
khusus
yang
pertama,
peneliti
ingin
memperoleh gambaran pelaksanaan peran advokasi perawat bagi pasien dan keluarga sebagai pelindung. Tujuan khusus kedua yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu memperoleh gambaran pelaksanaan peran advokasi perawat bagi pasien dan keluarga sebagai mediator dan tujuan khusus yang ketiga yaitu memperoleh gambaran pelaksanaan peran advokasi perawat bagi pasien dan keluarga sebagai pelaksana tindakan.
40
A. Aspek Pelindung Dari aspek pelindung ini didapatkan hasil sebagai berikut: Tema 1 : Informasi pelayanan Dalam penelitian ini, peneliti menemukan adanya pemahaman partisipan mengenai informasi pelayanan yang biasa diterima oleh partisipan. Partisipan menyadari bahwa perawat mempunyai peranan penting disini yaitu membantu
memberikan
informasi
bantuan
kepada
partisipan baik itu informasi mengenai fasilitas yang akan didapatkan oleh pasien maupun menjelaskan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi pasien selama berada di rumah sakit. Hal tersebut tergambar dalam ungkapan tiga partisipan sebagai berikut : “sampe sini di kasih tau ini fasilitasnya, ini kamar mandinya ini kalau mau pake kamar mandi disamping sini tempatnya mau pake segala macam di kasihtau” (KP4 16-19) “trus hak-haknya disini itu yah seperti yang di lembar itu …yah membaca tapi kan ngak hafal” (KP1; 143)
Ungkapan
diatas
menggambarkan
peran
perawat
sebagai advokasi dalam memberikan informasi kepada partisipan. Ungkapan dari partisipan lain yang dapat mendukung tema tersebut yaitu pada (P5;65-66,P3;1416,KP4;16-19,P1;31-32,KP3;98,101)
41
Tema 2 : Menanggani tindakan dengan cepat Partisipan juga menggungkapkan poin-poin yang berhubungan
dengan
tindakan
perawat
dalam
menanggani setiap tindakan dengan cepat. Partisipan mengungkapkan saat meminta bantuan kepada perawat, perawat
langsung
merespon
setiap
permintaan
partisipan. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan salah satu partisipan berikut ini: “Yah cekatan kalau dibel yah ada yang mau dibantu yah langsung datang gitu ada yang bisa dibantu bu kalau udah yah udah yah bu terima kasih trus pergi lagi cekatan” (P2;132-134)
Hal tersebut dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dan keluarga dalam proses perawatan di rumah sakit.
Ungkapan
dari
partisipan
lain
yang
dapat
mendukung tema tersebut yaitu pada (P1;19-20 136137,P4;30-31,P5;204-205’153-154,KP1;61-62,173,KP3;120-122’9092,KP4;49,51’172-173,KP5;119-120,P2;177-178,P3;42-44)
Tema 3: Persetujuan adalah hal pokok dalam pemberian pelayanan Pada saat perawat memberikan pelayanan kepada pasian, perawat tidak mengabaikan hak-hak pasien. “Yah perawat memberi saran itu semua terserah keluarga gimana konfirmasi keluarga semua di musyawarakan setelah mempunyai keputusan kita memberitahu sama suster”(KP2;64-66)
Dari pernyataan partisipan di atas jelas terihat bahwa sebelum perawat melakukan suatu tindakan perawat, perawat akan meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pasien dan keluarga. Peran perawat tidak hanya 42
cukup sampai disitu saja, perawat juga membantu partisipan dalam proses pengambilan keputusannya dengan menjelaskan alternatif-alternatif pilihan keputusan yang partisipan ambil. Persetujuan tersebut dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh keluarga pasien. “Oh yah pasti kalau itu kan dimana-mana tetap ada persetujuan.. bapak/ibu setuju nanti saya buat surat pernyataan.. trus tanda tangan yah gitu aja” (KP1;31,129,131)
Ungkapan dari partisipan lain yang dapat mendukung tema tersebut yaitu pada (P1;56-57,P3;143-144,P4;88, P5;101102’97-99,KP1;31’129’131,KP2;97,KP3;36-38,KP5;82-83)
B. Aspek Mediator Pada aspek mediator ini ditemukan 2 tema baru yaitu sebagai berikut : Tema
4
:
Komunikasi
sangat
dibutuhkan
dalam
pemberian layanan kesehatan Komunikasi merupakan hal penting dalam pemberian layanan
kesehatan
kepada
pasien.
Komunikasi
digunakan perawat untuk menjelaskan mengenai obatobatan yang hendak dikonsumsi oleh pasien. “diberitahu ini untuk anti nyeri ini untuk memperlancar darahnya yang obatnya kuning gitu dijelaskan” (P1;74-75)
Selain itu perawat juga menggunakan komunikasi untuk memberitahu tindakan yang hendak dilakukan perawat. “kesini trus bilang mas nyuntik dulu yah kayak gitu aja.. (KP4;62)
43
Tidak hanya itu saja perawat juga membantu partisipan dalam memilih dokter “yah pas waktu bantu milih dokter itu yang mau merawatnya dokter siapa kan kita ngak tau juga dokter siapa namanya siapa yah ngak ngerti kan dikasih tau sama perawatnya ini dokternya ini..ini” (KP3;133-135)
Ungkapan dari partisipan lain yang dapat mendukung tema
tersebut
yaitu
pada(P2;66-67’80-81,
P4;90-91’60-
62,P5;116-117’44-47,KP2;90-91’40,KP3;138-139,P1;107-108’8889,P3;117-119,KP1;122-123’133-135)
Tema 5 : Mendampingi visit dokter Perawat
selalu
menemani
dokter
saat
melakukan
pemeriksaan kepada pasien dan senantiasa menjelaskan kepada dokter apa yang menjadi keluhan pasien. Perawat juga membantu menjelaskan kepada pasien apabila pasien kurang memahami apa yang dikatakan oleh dokter. “Yah perawat biasanya menjelaskan ke dokter apa yang dialami pasien karena kan perawat yang merawat pasien setiap harinya itu kan gitu… Yah membantu menerangkan kan mungkin pasien kurang jelas dan sebagainya kan kita tanyanya ke perawat karena dokternya belum tentu ada disini kan gitu” (P5;79-81, 89-91)
Ungkapan dari partisipan lain yang dapat mendukung tema
tersebut
yaitu
pada(P1;124’124-
127,P2;90,KP2;44,P3;75’77,KP3;63’65-67’66-69,P4;65-66,KP4;75’7579,P5;77,KP2;46-47’50-52)
44
C. Aspek Pelaksana Tindakan Pada aspek perawat sebagai pelaksana tindakan ditemukan tema baru yaitu : Tema 6 : Perawat sebagai Care giver Perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada partisipan dengan memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien yang ditunjukkan melalui sikap ramah dan sopan dari perawat “ramah-ramah gitu”(P1;25)
orangnya
gitu
pelayanannya
yah
baik
Perawat menunjukkan sikapnya melalui menggunakan tindakan langsung terkait dengan asuhan keperawatan. “memberi obat, pagi jam 5 kesini..skin tes ha.. a… trus bentuknya gini trus disuntik” (P1;63,179)
Setelah
perawat
memberikan
asuhan
keperawatan
kepada pasien perawat selalu tetap mengontrol keadaan pasien “Yah kira-kira 5 kali.. perawatnya sering ngontrollah ngontrol kondisi saya udah membaik apa belum” (P4;171,179-180)
Ungkapan dari partisipan lain yang dapat mendukung tema
tersebut
yaitu
pada
(P2;164-165’32-33,P3;117-
119’39,P4;173-174,KP4;68-69’190,P5;105’85-86,KP5;58-59’63,P1;6263,KP1;218,KP2;16-17,KP3;79-80)
45
4.2.2
Laporan Observasi Untuk mendukung data wawancara yang telah diperoleh dari pasien dan keluarga makan peneliti melakukan observasi terhadap perawat yang bekerja di ruang Diamond B. Berdasarkan apa yang peneliti amati pada saat penelitian yaitu aspek pelindung semua perawat sudah melakukan tugasnya dengan baik. Salah satu poin penting dalam aspek mediator yaitu
komunikasi.
Dari
hasil
observasi
peneliti
komunikasi yang dilakukan perawat sudah baik. Peneliti
juga mengamati
bahwa
perawat
selalu
menemani pasien saat dokter berkunjung. Pada
aspek
pelaksana
tindakan
peneliti
menemukan bahwa semua perawat yang diobservasi selalu
memberikan
informasi
pelayanan
bagi
partisipan. Jadi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada keenam perawat dapat disimpulkan bahwa perawat sudah melakukan perannya dengan baik. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel observasi di bagian lampiran 3.
46
4.3 Uji keabsahan Data Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik pengambilan data dan member checking. Dalam triangulasi teknik, peneliti menggunakan teknik pengambilan data melalui observasi untuk mendapat data pendukung, yang dilakukan pada perawat selama empat hari yaitu pada tanggal 25 juni hingga 29 juni 2014.
Member Check Partisipan Penelitian 1-5 Peneliti melakukan member check dengan setiap partisipan penelitian satu hari setelah dilakukan wawancara. Yang dilakukan peneliti pertama kali yaitu pada awal pertemuan, peneliti menjelaskan kepada partisipan mengenai hal-hal yang akan dilakukan pada pertemuan tersebut. Kemudian peneliti menunjukkan hasil transkrip wawancara dan catatan – catatan hasil wawancara pada partisipan penelitian untuk membaca hasil tersebut. Setelah partisipan selesai membaca hasil tersebut, peneliti dan partisipan mendiskusikan kembali beberapa hal yang terkait dengan hasil wawancara. Setelah berdiskusi dan menyetujui kesesuaian data dengan
realitas
yang
terjadi,
47
partisipan
kemudian
mendatangani
surat
pernyataan.
Pertemuan
tersebut
berlangsung kurang lebih setengah jam.
4.4 Pembahasan Fokus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran perawat sebagai pelindung, mediator, dan pelaksana tindakan, yang merupakan suatu komponen penting dari peran perawat sebagai advokasi. Advokasi (pembelaan) secara
sederhana
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
bertindak untuk, atau atas nama orang lain yang tidak mampu bertindak untuk diri mereka sendiri (Basford & Slevin, 2006). Lebih lanjut terkait dengan definisi tersebut diungkapkan bahwa tujuan perawat bukan untuk mendapatkan kepuasaan dari professional kesehatan tetapi lebih untuk membantu pasien mendapatkan asuhan yang terbaik. Menurut Vaartio dan Klipi (2004) advokasi sebagai suatu peran perawat untuk memberikan motivasi bagi pasien guna memperoleh informasi dalam proses pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini gambaran mengenai peran perawat sebagai advokasi diperoleh dari sudut pandang pasien dan keluarga sebagai penerima layanan kesehatan. Lebih lanjut, untuk mendapat pemahaman yang lebih mendalam mengenai peran perawat sebagai advokasi, maka 48
pada bagian ini akan dibahas mengenai aspek-aspek dari peran perawat sebagai advokasi yang terdiri dari peran perawat sebagai pelindung, mediator, dan pelaksana tindakan di Rumah Sakit Ken Saras, Ungaran. Peran Perawat Sebagai Pelindung Sebagai pelindung, peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan utama yaitu untuk membantu pasien dalam membuat keputusan. Peran perawat dalam hal ini ditekankan untuk menyerahkan segala keputusan tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien (Nelson dalam Blais, 2002) Partisipan dalam penelitian ini memiliki pandangan bahwa perawat menjalankan tugasnya sebagai pelindung dengan baik. Sebagai pelindung, perawat selalu menjelaskan kepada partisipan mengenai hak-hak yang dimiliki pasien selama berada di rumah sakit. Senada dengan itu Kirk, dkk (2013) mengungkapkan bahwa perawat memiliki kewajiban untuk memahami tentang hak-hak pasien guna memberikan informasi
yang
lengkap
kepada
pasien.
Lebih
lanjut
diungkapkan bahwa perawat mempunyai peranan penting untuk membantu pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Peran perawat dalam hal ini memberikan 49
informasi
mengenai
alternatif-alternatif
pengambilan
keputusan yang hendak diambil. Partisipan dalam penelitian mengungkapkan bahwa perawat senantiasa memberikan saran dan informasi yang lengkap kepada partisipan dan keluarga tetapi tidak mengambil keputusan bagi partisipan. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan salah satu partisipan sebagai berikut: “Yah perawat memberi saran itu semua terserah keluarga gimana konfirmasi keluarga semua di musyawarakan setelah mempunyai keputusan kita memberitahu sama suster”(KP2;64-66) Dari pernyataan di atas jelas terlihat bahwa perawat senantiasa memberikan saran kepada partisipan dalam proses
pengambilan
keputusannya,
tetapi
pengambilan
keputusan dikembalikan kepada partisipan dan keluarga. Selanjutnya keputusan yang diambil oleh partisipan dan keluarga dinyatakan dalam bentuk menandatangani surat persetujuan yang dibuat oleh perawat. Hasil penelitian tersebut didukung dengan pernyataan Kirk, dkk (2013) yang menyatakan bahwa perawat bertanggung jawab langsung untuk memberikan informed consent untuk prosedur apapun kepada pasien.
50
Peran Perawat Sebagai Mediator Sebagai mediator, peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan untuk menjembatani komunikasi antara pasien dengan tim kesehatan lain di rumah sakit (Nelson, dalam Blais, 2002). Lebih lanjut, tindakan perawat yang termasuk di dalamnya yaitu perawat menemani pasien saat kunjungan dokter, menentukan
menu
memberikan
diet
bersama
penjelasan
ahli
kepada
gizi,
dan
pasien
juga
mengenai
pengobatan yang diterimanya. Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan
bahwa
pada
saat
dokter
melakukan
perkunjungan ke ruang pasien, dokter selalu ditemani oleh perawat. Menurut partisipan fungsi perawat saat menemani dokter
yaitu
perawat
sebagai
mediator
yang
mengkomunikasikan keluhan-keluhan pasien kepada dokter. Fungsi perawat dalam hal ini dilanjutkan dengan menjelaskan kembali kepada pasien mengenai penjelasan dokter apabila partisipan
tidak
memahami
maksud
dokter.
Hal
ini
menunjukan bahwa komunikasi yang baik antara perawat dan pasien sangat dibutuhkan. Mirnawati
(2014)
mengungkapkan
komunikasi
memegang peran yang sangat penting dalam pelayanan keperawatan, bahkan dapat dikatakan komunikasi merupakan kegiatan mutlak dan menentukan bagi hubungan dan 51
interaksi perawat-pasien untuk menunjang kesembuhan pasien. Senada dengan itu, hasil penelitian ini menunjukan bahwa perawat menggunakan komunikasi untuk menjelaskan kepada partisipan mengenai pengobatan yang akan diterima sebagai upaya penyembuhan partisipan. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Ndosi dan Newell (2010) menunjukan bahwa komunikasi digunakan perawat dalam memberikan penjelasan mengenai obat-obatan yang akan dikonsumsi pasien guna menghindari kesalahan pasien dalam mengkonsumsi obat-obatan. Peran Perawat Sebagai Pelaksana Tindakan Sebagai pelaksana tindakan, peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai
dengan
yang
dibutuhkan
pasien.
Tindakan perawat yang termasuk di dalamnya yaitu dengan memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan (Nelson, dalam Blais, 2002). Perawat selalu menciptakan lingkungan yang nyaman sesuai dengan kondisi pasien. Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi partisipan dengan cara menunjukan sikap yang ramah dalam memberikan pelayanan keperawatan, serta 52
berusaha menciptakan lingkungan yang tenang disekitar partisipan. Perawat senantiasa menghindari tindakan yang dapat merugikan partisipan, seperti sebelum memberikan obat untuk
dikonsumsi
oleh
partisipan
perawat
selalu
mengawalinya dengan skin test untuk memperoleh hasil mengenai alergi obat yang dimiliki partisipan. Selama partisipan berada di rumah sakit, perawat selalu berusaha memenuhi kebutuhan partisipan. Hal tersebut dilakukan
dengan
cara
selalu
memeriksa
kesehatan
partisipan pada waktu-waktu tertentu setiap hari. Perawat juga senantiasa memenuhi panggilan partisipan dengan cepat apabila partisipan membutuhkan perawat.
53