BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 7A,7B,7C, dan 7D yang berjumlah 134 siswa.Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas 7C sebagai kelas validitas yang berjumlah 34 siswa, kelas 7B sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 33 siswa, dan kelas 7D sebagai kelas kontrol yang berjumlah 33 siswa. Dalam penelitian ini kelas eksperimen menggunakan metode jigsaw. Sedangkan kelas kontrol menggunakan metode group investigation. Rincian di kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas validitas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian SMP N I BERGAS Tahun Pelajaran 2013/2014 KELAS
Perempuan
Kelas Eksperimen 18 (kelas 7B) Kelas Kontrol 18 (kelas 7D) Kelas Validitas 20 (kelas 7C) Jumlah keseluruhan
46
Laki-laki
JUMLAH SISWA
15
33
15
33
14
34 100
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SMP N 1 BERGAS dilakukan dengan jadwal yang tertera sebagai berikut: Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SMP N 1 BERGAS No
Hari/ Tanggal
Uraian Kegiatan
1
Kamis, 8 Mei 2014
Ijin Penelitian
2
Jum’at, 9 Mei 2014
Memberikan soal di kelas Validitas (kelas 7C)
3
Selasa, 13 Mei 2014
Memberikan Pretest di kelas eksperimen (kelas 7B) Membentuk kelompok asal dan kelompok ahli Diskusi kelompok ahli
4
Sabtu, 17 Mei 2014
Memberikan pretest di kelas kontrol (kelas 7D) Membentuk kelompok Diskusi kelompok dan membagi tugas dalam setiap kelompok(mencari sumber)
5
Selasa, 20 Mei 2014
Melanjutkan diskusi kelompok ahli Diskusi kelompok asal Presentasi
6
Sabtu, 24 Mei 2014 Mendiskusikan dan membuat hasil diskusi Presentasi
7
Rabu, 28 Mei 2014
Melanjutkan presentasi Memberikan postest kelas eksperimen
8
Sabtu, 31 Mei 2014
Melanjutkan presentasi Melakukan postest
9
Senin, 02 Juni 2014
Mengambil surat keterangan penelitian
47
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini di awali dengan melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dilakukan di kelas 7B SMP N 1 BERGAS dan pretest kelas kontrol dilakukan di kelas 7D SMP N 1 BERGAS. Pretes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dari siswa kelas 7B dan kelas 7D sebelum dilakukan treatmen (perlakuan) pada metode jigsaw dan metode group investigation. 4.2.1. Analisis Deskriptif Data Pre tes Kelas Eksperimen Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for windows. Distribusi frekuensi pretes kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen SMP N 1 BERGAS Tahun 2013/2014 No
Nilai Interval
Frekuensi (F)
Prosentase (%)
1
44-48
2
6,0%
2
49-52
3
9,0%
3
53-56
4
12,1%
4
57-60
6
18,1%
5
61-64
7
21,2%
6
65-68
5
15,1%
7
69-72
4
12,1%
8
73-76
2
6,0%
33
100%
Jumlah
48
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui nilai terendah (minimum) 44,00 dan nilai tertinggi (maximum) 76,00. Melalui nilai interval yang digunakan dengan kategori maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 44-48 sebanyak 2 anak dengan prosentase 6,0%. Siswa yang mendapat nilai 49-52 sebanyak 3 anak dengan prosentase 9,0%. Siswa yang mendapat 53-56 sebanyak 4 anak dengan prosentase 12,1%. Siswa yang mendapat nilai 57-60 sebanyak 6 anak dengan prosentase 18,1%. Siswa yang mendapat nilai 61-64 sebanyak 7 anak dengan prosentase 21,2%. Siswa yang mendapat nilai 65-68 sebanyak 5 anak dengan prosentase 15,1%. Siswa yang mendapat nilai 69-72 sebanyak 4 anak dengan prosentase 12,1%. Siswa yang mendapat nilai 73-76 sebanyak 2 anak dengan prosentase 6,0%. Prosentase distribusi frekuensi nilai pretest kelas eksperimen jika digambarkan dalam bentuk diagaram lingkaran akan terlihat seperti pada gambar 4.1.
Pretes Kelas Eksperimen 6%
6% 9%
44-48 49-52
12%
53-56 12% 15%
57-60 61-64
18%
21%
65-68 69-72 73-76
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen.
49
Analisis deskriptif pretest kelas eksperimen yang merangkum data empirik hasil belajar siswa SMP N 1 BERGAS dengan ukuran nilai terendah (minimum) 44,00 dan nilai tertinggi (maximum) 76,00 sebelum mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, median dan standar deviasi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Nilai Pretest Kelas Eksperimen SMP N 1 BERGAS Statistics pre eksperimen Valid
33
N Missing
0
Mean
62,4242
Std. Error of Mean
1,37002
Median
64,0000
Mode
64,00
Std. Deviation
7,87016
Variance
61,939
Skewness
-,300
Std. Error of Skewness Kurtosis
,409 -,282
Std. Error of Kurtosis
,798
Range
32,00
Minimum
44,00
Maximum
76,00
Sum
2060,00
50
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari jumlah data (N) sebanyak 33 siswa yang ada di SMP N 1 BERGAS, yang nilai terendahnya (minimum) 44,00 nilai tertingginya (maximum) 76,00 ,rata-rata nilai (mean) sebesar 62,42 ,median atau nilai tengah adalah 64,00, standar deviasi 7,87 dan rentang skor yang merupakan rentang nilai tertinggi dan terendah adalah 32. 4.2.3. Analisis Deskriptif Data Kelas Pre tes Kelas Kontrol Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for windows. Distribusi frekuensi pretes kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol SMP N 1 BERGAS Tahun 2013/2014 No
Nilai Interval
Frekuensi (F)
Prosentase (%)
1
44-48
2
6,0%
2
49-52
1
3,0%
3
53-56
6
18,1%
4
57-60
5
15,1%
5
61-64
8
24,2%
6
65-68
5
15,1%
7
69-72
4
12,1%
8
73-76
2
6,0%
33
100%
Jumlah
51
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui nilai terendah (minimum) 44,00 dan nilai tertinggi (maximum) 76,00. Melalui nilai interval yang digunakan dengan kategori maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 44-48 sebanyak 2 anak dengan prosentase 6,0%. Siswa yang mendapat nilai 49-52 sebanyak 1 anak dengan prosentase 3,0%. Siswa yang mendapat 53-56 sebanyak 6 anak dengan prosentase 18,1%. Siswa yang mendapat nilai 57-60 sebanyak 5 anak dengan prosentase 15,1%. Siswa yang mendapat nilai 61-64 sebanyak 8 anak dengan prosentase 24,2%. Siswa yang mendapat nilai 65-68 sebanyak 5 anak dengan prosentase 15,1%. Siswa yang mendapat nilai 69-72 sebanyak 4 anak dengan prosentase 12,1%. Siswa yang mendapat nilai 73-76 sebanyak 2 anak dengan prosentase 6,0%. Prosentase distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol jika digambarkan dalam bentuk diagaram lingkaran akan terlihat seperti pada gambar 4.2.
Pre Test Kelas Kontrol 6%
6%
3%
44-48
12%
49-52 18%
53-56 57-60
15%
61-64 15% 24%
65-68 69-72 73-76
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol.
52
Analisis deskriptif pretest kelas kontrol yang merangkum data empirik hasil belajar siswa SMP N 1 BERGAS dengan ukuran nilai terendah (minimum) 44,00 dan nilai tertinggi (maximum) 76,00 sebelum mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, median dan standar deviasi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Nilai Pretest Kelas Kontrol SMP N 1 BERGAS Statistics pre tes kontrol Valid
33
N Missing
0
Mean
62,7879
Std. Error of Mean
1,31984
Median
64,0000
Mode
64,00
Std. Deviation
7,58188
Variance
57,485
Skewness
-,354
Std. Error of Skewness
,409
Kurtosis
,033
Std. Error of Kurtosis
,798
Range
32,00
Minimum
44,00
Maximum
76,00
Sum
2072,00
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari jumlah data (N) sebanyak 33 siswa yang ada di SMP N 1 BERGAS, yang nilai terendahnya (minimum) 44,00, nilai tertinggi (maximum) 76,00, rata-rata nilai (mean) sebesar 62,79, median atau
53
nilai tengah adalah 64,00, standar deviasi 7,58 dan rentang skor yang merupakan rentang nilai tertinggi dan terendah adalah 32. 4.3 Uji Prasyarat Analisis Data Nilai Pre test Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Pengujian terhadap asumsi sebagai prasyarat analisis perlu dilakukan pengujian prasyarat secara statistik, baik data kelas eksperimen maupun data kelas kontrol. Pengujian prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. 4.3.1 Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Menurut Duwi Priyatno (2010: 71), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Hasil data normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
Df
Sig.
pre tes eksperimen
,125
33
,200
*
,969
33
,442
pre tes kontrol
,139
33
,104
,963
33
,310
Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di atas, pada taraf signifikasi 0,05, distribusi data nilai sampel kelas eksperimen dan kontrol berasal
54
dari populasi data berdistribusi normal. Distribusi dikatakan tidak normal jika taraf signifikasi < 0,05. Taraf signifikasi normalitas kelas eksperimen adalah 0,200 Jadi 0,200 > 0,05. Taraf signifikasi kelas kontrol adalah 0,104 jadi 0,104 > 0,05. Dengan demikian data yang diperolah dari sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan populasi data yang berdistribusi normal. Berikut ini adalah diagram uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Diagram 4.1 Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen
Diagram 4.2 Hasil uji normalitas pretes kelas kontrol
55
4.3.2 Uji Homogenitas Kelas Pre Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah dua kelompok sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang mempunyai variansi sama atau tidak. Jika nilai probabilitsnya > 0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Tetapi, jika nilai probabilitsnya < 0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya tidak sama atau heterogen atau berbeda. Hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.8 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances pre tes eksperimen_kontrol Levene Statistic
df1
,084
df2 1
Sig. 64
,773
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui signifikasi 0,773 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama karena nilai probalitasnya > 0,05 (0,773 > 0,05) maka varian dari populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau homogen.
56
4.3.3 Analisis Beda Rata-rata atau Uji t Uji T digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata nilai pre tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisis data yaitu : - Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima. -
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
Hasil analisis uji t dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Independent Sampel T-Tes Nilai Pre tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Independent Samples Test pre tes eksperimen_kontrol Equal variances
Equal variances
assumed
not assumed
Levene's Test for Equality of
F
,084
Variances
Sig.
,773
T
-,191
-,191
64
63,911
,849
,849
Mean Difference
-,364
-,364
Std. Error Difference
1,902
1,902
Df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Lower
-4,164
-4,164
Difference
Upper
3,437
3,437
57
Dari tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi Sig. ( 2-tailed ) adalah 0,849. Dengan probabilitas signifikansi 0,849 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.4 Analisis Deskriptif Data Kelas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 4.4.1 Analisis Deskriptif Data Kelas Postes Kelas Eksperimen Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for windows. Distribusi frekuensi postes kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pos test Kelas Eksperimen SMP N 1 BERGAS Tahun 2013/2014 No
Nilai Interval
Frekuensi (F)
Prosentase (%)
1
72-76
11
33,3%
2
77-80
7
21,2%
3
81-84
5
15,1%
4
85-88
7
21,2%
5
89-92
2
6,0%
6
93-96
1
3,0%
33
100%
Jumlah
58
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui nilai terendah (minimum) 72,00 dan nilai tertinggi (maximum) 96,00. Melalui nilai interval yang digunakan dengan kategori maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 72-76 sebanyak 11 anak dengan prosentase 33,3%. Siswa yang mendapat nilai 77-80 sebanyak 7 anak dengan prosentase 21,2%. Siswa yang mendapat 81-84 sebanyak 5 anak dengan prosentase 15,1%. Siswa yang mendapat nilai 85-88 sebanyak 7 anak dengan prosentase 21,2%. Siswa yang mendapat nilai 89-92 sebanyak 2 anak dengan prosentase 6,0%. Siswa yang mendapat nilai 93-96 sebanyak 1 anak dengan prosentase 3,0%. Prosentase distribusi frekuensi nilai post test kelas eksperimen
jika
digambarkan dalam bentuk diagaram lingkaran akan terlihat seperti pada gambar 4.3.
Post Test Kelas Eksperimen 6%3% 72-76
21%
77-80
33%
81-84 85-88
15%
21%
89-92 93-96
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi post test kelas eksperimen
59
Analisis deskriptif posttest kelas eksperimen yang merangkum data empirik hasil belajar siswa SMP N 1 BERGAS dengan ukuran nilai terendah (minimum) 72,00 dan nilai tertinggi (maximum) 96,00 setelah mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, median dan standar deviasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.11 Hasil Analisis Deskriptif Nilai Post Test Kelas Eksperimen SMP N 1 BERGAS Statistics post test eksperimen Valid
33
N Missing
0
Mean
81,6970
Std. Error of Mean
1,12856
Median
80,0000
Mode
76,00
Std. Deviation
a
6,48308
Variance
42,030
Skewness
,238
Std. Error of Skewness
,409
Kurtosis
-,777
Std. Error of Kurtosis
,798
Range
24,00
Minimum
72,00
Maximum
96,00
Sum
2696,00
60
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari jumlah data (N) sebanyak 33 siswa yang ada di SMP N 1 BERGAS, yang nilai terendahnya (minimum) 72,00, nilai tertinggi (maximum) 96,00, rata-rata nilai (mean) sebesar 81,97, median atau nilai tengah adalah 80,00, standar deviasi 6,48 dan rentang skor yang merupakan rentang nilai tertinggi dan terendah adalah 24. 4.4.2 Analisis Deskriptif Data Kelas Postes Kelas Kontrol Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for windows. Disribusi frekuensi postes kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pos tes Kelas Kontrol SMP N 1 BERGAS Tahun 2013/2014 No
Nilai Interval
Frekuensi (F)
Prosentase (%)
1
64-68
8
24,2%
2
69-72
5
15,1%
3
73-76
6
18,1%
4
77-80
5
15,1%
5
81-84
6
18,1%
6
85-88
2
6,0%
7
89-92
1
3,0%
33
100%
Jumlah
61
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui nilai terendah (minimum) 64,00 dan nilai tertinggi (maximum) 92,00. Melalui nilai interval yang digunakan dengan kategori maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 64-68 sebanyak 8 anak dengan prosentase 24,2%. Siswa yang mendapat nilai 69-72 sebanyak 5 anak dengan prosentase 15,1%. Siswa yang mendapat 73-76 sebanyak 6 anak dengan prosentase 18,1%. Siswa yang mendapat nilai 77-80 sebanyak 5 anak dengan prosentase 15,1%. Siswa yang mendapat nilai 81-84 sebanyak 6 anak dengan prosentase 18,1%. Siswa yang mendapat nilai 85-88 sebanyak 2 anak dengan prosentase 6,0%. Siswa yang mendapat nilai 89-92 sebanyak 1 anak dengan prosentase 3,0%. Prosentase distribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol jika digambarkan dalam bentuk diagaram lingkaran akan terlihat seperti pada gambar 4.4.
Post Test Kelas Kontrol 3% 6%
64-68
24% 18%
69-72 73-76 77-80
15%
15%
81-84 85-88
18%
89-92
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Kontrol
62
Analisis deskriptif posttest kelas kontrol yang merangkum data empirik hasil belajar siswa SMP N 1 BERGAS dengan nilai terendah (minimum) 64,00 dan nilai tertinggi (maximum) 92,00 setelah mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, median dan standar deviasi dapat dilihat dalam tabl berikut ini. Tabel 4.13 Hasil Analisis Deskriptif Nilai Post Test Kelas Kontrol SMP N 1 BERGAS post test kontrol Valid
33
N Missing
0
Mean
76,3636
Std. Error of Mean
1,31844
Median
76,0000
Mode
76,00
Std. Deviation
a
7,57388
Variance
57,364
Skewness
,067
Std. Error of Skewness
,409
Kurtosis
-,850
Std. Error of Kurtosis
,798
Range
28,00
Minimum
64,00
Maximum
92,00
Sum
2520,00
63
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari jumlah data (N) sebanyak 33 siswa yang ada di SMP N 1 BERGAS, yang nilai terendahnya (minimum) 64,00, nilai tertinggi (maximum) 92,00, rata-rata nilai (mean) sebesar 76,36, median atau nilai tengah adalah 76,00, standar deviasi 7,57 dan rentang skor yang merupakan rentang nilai siswa tertinggi dan terendah adalah 28.
4.5 Uji Prasyarat Analisis Data Nilai Postest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Pengujian terhadap asumsi sebagai prasyarat analisis perlu dilakukan pengujian prasyarat secara statistik, baik data kelas eksperimen maupun data kelas kontrol. Pengujian prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. 4.5.1 Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel 4.14 Hasil Analisis Uji Normalitas Pos Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SMP N 1 BERGAS
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
pos tes eksperimen
,149
33
,062
,940
33
,069
post test kontrol
,116
33
,200
*
,956
33
,193
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
64
Berdasarkan tabel 4.14 uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di atas, pada taraf signifikasi 0,05, distribusi data nilai sampel kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi data berdistribusi normal. Distribusi dikatakan tidak normal jika taraf signifikasi < 0,05. Taraf signifikasi normalitas kelas eksperimen adalah 0,120 > 0,05 sedangkan taraf signifikasi kelas kontrol adalah 0,110 > 0,05. Dengan demikian data yang diperolah dari sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan populasi data yang berdistribusi normal. Berikut ini adalah diagram uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Diagram 4.3 Hasil uji normalitas post tes kelas eksperimen
65
Diagram 4.4 Hasil uji normalitas post tes kelas kontrol
4.5.2 Uji Homogenitas Kelas Post test Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah dua kelompok sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang mempunyai variansi sama atau tidak. Jika nilai probabilitsnya > 0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Tetapi, jika nilai probabilitsnya < 0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya tidak sama atau heterogen atau berbeda. Hasil analisis uji homogenitas post tes kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut.
66
Tabel 4.15 Hasil Analisis Uji Homogenitas Pos Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SMP N 1 BERGAS Test of Homogeneity of Variances post test eksperimen kontrol Levene Statistic
df1
,656
df2 1
Sig. 64
,421
Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui signifikasi 0,421 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama karena nilai probalitasnya > 0,05 (0,421 > 0,05) maka varian dari populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau homogen. 4.5.3 Analisis Beda Rata-rata atau Uji t Uji T digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata nilai pre tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisis data yaitu : - Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima. -
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
Hasil analisis uji t kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
67
Tabel 4.16 Hasil Analisis Uji Independent Sampel T-Tes Nilai Post tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Independent Samples Test post test eksperimen kontrol Equal variances
Equal variances
assumed
not assumed
Levene's Test for Equality of
F
,656
Variances
Sig.
,421
T
3,073
3,073
64
62,512
,003
,003
Mean Difference
5,333
5,333
Std. Error Difference
1,735
1,735
Df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Lower
1,866
1,865
Difference
Upper
8,800
8,802
Dari tabel 4.16 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi Sig. ( 2-tailed ) adalah 0,003. Dengan probabilitas signifikansi 0,003 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa ada perbedaan signifikan antara hasil belajar kelas 7B yang diajar dengan metode Jigsaw dan hasil belajar kelas 7D yang diajar dengan metode Group Investigation.
68
4.6 PEMBAHASAN Dengan selesainya pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn siswa kelas 7 antara kelompok siswa kelas eksperimen (metode jigsaw) dan siswa kelompok kontrol (metode group investigation). Pembelajaran Pkn di SMP N I Bergas dengan menggunakan metode jigsaw pada kelas eksperimen (kelas 7B) yaitu guru membagi siswa ke dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Pembelajaran diawali dengan melakukan pretest, setelah melakukan pretes guru memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran yang akan digunakan serta menjelaskan materi secara singkat dan penugasan. Kemudian guru membentuk siswa ke dalam kelompok asal yang beranggotakan 5-6 orang. Berikutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok ahli, pembentukan kelompok ahli sesuai dengan materi yang telah dibagi dalam anggota kelompok asal. Setelah terbentuk kelompok ahli siswa berdiskusi dan mencari referensi tentang topik yang dipelajarinya. Selesai berdiskusi dan mencari referensi, siswa kembali ke kelompok asal. Di kelompok asal dibri waktu diskusi, menyampaikan pengetahuan yang telah mereka pelajari dari hasil diskusi di kelompok ahli. Setelah selesai diskusi kelompok asal menyelesaikan tugas secara keseluruhan, masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi/ kerja kelompok mereka (melakukan presentasi) dan guru memberi klarifikasi, kemudian dilakukan post tes. Sedangkan pada kelas kontrol (kelas 7D) yang diajar menggunakan metode group investigation,sebelum melakukan kegiatan pembelajaran di kelas
69
kontrol pembelajaran diawali dengan melakukan pretes. Setelah melakukan pretes, pembelajaran Pkn dimulai dengan guru menyampaikan topik yang akan dibahas, kemudian siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 2 sampai 6 orang. Berikutnya setiap kelompok memilih topik yang akan mereka kerjakan. Dalam mengerjakan topik yang mereka pilih setiap anggota kelompok melakukan investigasi baik melalui internet, koran , televisi, dan wawancara. Setalah melakukan kegiatan tersebut siswa mendiskusikan hasil investigasi dan menarik kesimpulan dari beberapa sumber yang mereka peroleh. Kemudian semua kelompok menyajikan hasil diskusi dengan cara presentasi. Setelah presentasi selesai guru beserta siswa melakukan evaluasi,kemudian dilakukan post test. Analisis data dilakukan dengan uji hipotesis pada kedua kelompok tersebut untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. Berdasarkan analisis uji hipotesis terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode Group Investigation dengan metode jigsaw. Hal tersebut ditunjukkan pada uji t dengan SPSS 16.00. Nilai signifikansi Sig. ( 2tailed ) adalah 0,003. Dengan probabilitas signifikansi 0,003 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho : yang berbunyi tidak ada perbedaan rata-rata nilai pos tes antara kelas eksperimen dan kontrol ditolak Dan Ha : yang berbunyi ada perbedaan rata-rata nilai post tes kelas eksperimen dan kelas kontrol diterima. Artinya bahwa ada perbedaan signifikan antara hasil belajar kelas 7D yang diajar dengan metode Group Investigation dan hasil belajar kelas 7B yang diajar dengan metode Jigsaw. Berarti terdapat perbedaan hasil
70
belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Jigsaw dan metode Group Investigation. Perbedaan hasil belajar yang menggunakan metode Jigsaw dan metode Group Investigation dapat di lihat dari nilai terendah (minimum) dan nilai tertinggi (maximum) dari hasil post tes. Siswa yang diajar dengan metode Jigsaw nilai terendah (minimum) 72.00 sedangkan nilai tertinggi (maximum) 96,00 dan nilai rata-rata (mean) 81,97. Sedangkan siswa yang diajar dengan metode Group Investigation nilai terendah (minimum) 64.00 sedangkan nilai tertinggi (maximum) 92,00 dan nilai ratarata (mean) 76,36. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Jigsaw lebih baik hasil belajarnya dari pada siswa yang menggunakan metode Group Investigation. Secara teoritis hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Wardani (2002) metode pembelajaran jigsaw adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa beraktivitas saling membantu dalam menguasai mata pelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang lebih baik. Sementara itu Menurut Hisyam Zaini dkk (2008:56) metode jigsaw merupakan metode yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi-bagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Jadi setiap siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Sedangkan metode group investigation sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan
71
paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi (Hamdani, 2011: 90). Disamping itu hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti berjudul Studi Eksperimen pengaruh Teknik Kooperatif metode Jigsaw dan Metode Struktural Number Head Together Terhadap Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VII Semester Genap Di SMP Negeri Wuryantoro Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitian tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw dengan peserta didik kelas kontrol yang menggunakan metode Metode Struktural Number Head Together pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri Wuryantoro. Terbukti dari hasil hipotesis analisis uji t- dua pihak yaitu thitung > ttabel = 4,744 > 1,995. Jadi dapat disimpulkan: H0 ditolak artinya adanya perbedaan prestasi belajar PKn menggunakan
metode
Jigsaw
dengan
prestasi
belajar
Pkn
dengan
menggunakan metode NHT pada aspek kognitif. Pembelajaran yang menggunakan
metode
jigsaw
terbukti
efektif,
pembuktian
hipotesis
menggunakan hitungan statistik khususnya dengan uji beda atau analisis uji tdua pihak yaitu thitung > ttabel = 4,744 > 1,995. Jadi terdapat pengaruh metode pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar mata pelajaran PKN di SMP Negeri Wuryantoro. Namun apabila dibandingkan dengan penelitian Yeni Susilowati hasil penelitian ini juga sama karena penelitian yang dilakukan Yeni
72
Susilowati metode pembelajaran group investigation tidak berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar.
73