43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum SD Negeri 2 Trompo Kendal Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Trompo beralamat di Desa Trompo Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal. Mengacu pada tujuan umum pendidikan nasional, tujuan sekolah ini adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan tujuan pendidikan dasar tersebut SDN 2 Trompo merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah sebagaiman akan dijelaskan di bawah. Perumusan tersebut yang akan menjadi arah pengembangan dan sumber semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di SD Negeri 2 Trompo. a. Visi SDN 2 Trompo Visi yang ingin dicapai adalah, “Santun dalam berbudi, maju dalam prestasi, dan terampil dalam berkarya”. Dan berikut adalah indikator pencapaian visi tersebut: 1) Meningkat dalam penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut siswa 2) Meningkat dalam sikap atau kesopanan, perilaku, dan budi pekerti 3) Meningkat dalam prestasi akademik 4) Meningkat dalam kedisiplinan dan tanggung jawab 5) Meningkat
dalam
kerukunan,
kebersamaan,
dan
kepedulian
antarsesama 6) Meningkat dalam kegiatan keterampilan, olah raga, kesenian, dan keagamaan 7) Meningkat dalam sikap peduli terhadap lingkungan b. Misi SDN 2 Trompo Untuk dapat mencapai visi yang telah dijabarkan dalam beberapa indikator oleh karena itu SDN 2 Trompo menentukan misi sebagai berikut:
43
44
1) Menanamkan keyakinan atau akidah melalui pengamalan ajaran agama yang diwujudkan dalam mata pelajaran agama, pembiasaan maupun keteladanan. 2) Melaksanakan pembelajaran agama di sekolah dengan menekankan penerapan akidah dalam kehidupan sehari-hari 3) Membina budi pekerti dan kedisplinan siswa melalui kegiatan pembiasaan dan keteladanan 4) Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif yang berpola PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) untuk mengembangkan potensi akademik yang dimiliki siswa 5) Membiasakan bersikap tanggung jawab terhadap tugas dan tata tertib di sekolah 6) Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan teknologi), bahasa, olah raga, seni budaya, seni Islami, sesuai dengan bakat dan minat serta potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler 7) Menciptakan kondisi sekolah yang kondusif yang menunjang pelaksanaan pembelajaran maupun kerukunan pergaulan di lingkungan sekolah 8) Melaksanakan gerakan peduli lingkungan secara berkala untuk menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, bersih, dan indah serta menanamkan sikap peduli lingkungan kepada warga sekolah c. Tujuan SDN 2 Trompo Tujuan sekolah yang ingin dicapai SD Negeri 2 Trompo selama 4 (empat) tahun mendatang adalah sebagai berikut: 1) Memiliki siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam ritual ibadah sehari-hari 2) Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung siswa terhadap diri, lingkungan sekolah, dan ajaran agama yang dianut siswa
45
3) Memiliki siswa yang berperilaku baik kepada sesama anggota sekolah maupun masyarakat 4) Meningkatkan nilai rata-rata UASBN secara bertahap untuk semua mata pelajaran 5) Mencapai kelulusan sebesar 100% dalam setiap tahunnya. Dan seluruh lulusan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi 6) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknolgi sebagai bekal untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi 7) Meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan menghitung (calistung) pada siswa kelas I-III. 8) Termasuk dalam peringkat 20 besar untuk semua event lomba di lingkungan UPTD Dikpora Kecamatan Kendal baik dalam lomba akademik, olahraga, kesenian, maupun keagamaan. 9) Memiliki lingkungan sekolah yang tertata rapi, bersih, asri, dan indah. 10) Memiliki suasana sekolah yang kondusif, aman, dan tercipta kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesamawarga sekolah. 11) Memiliki gedung sekolah yang representative sehingga mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. 2. Gambaran Umum Siswa Kelas V Siswa kelas V SDN 2 Trompo yang akan diteliti berjumlah 32 siswa. Yang terdiri dari 15 siswa putera dan 17 siswa puteri. Para siswa ini mayoritas berasal dari keluarga miskin yang keseharianya orang tuanya bekerja sebagai buruh kasar, misalnya kuli panggul di pasar, kuli bangunan, dan buruh tani. Meskipun ada sebagian orang tuanya yang bekerja sebagai pedagang dan karyawan swasta. Di lingkungan SDN 2 Trompo bisa dikatakan merupakan pemukiman padat penduduk. Karena perkampungan berlokasi di pinggiran kota Kendal. Aktifitas kegiatan keagamaan para warga sekitar kurang bisa dinilai kurang, karena sangat jarang siswa yang mengikuti pengajian agama baik yang dilakukan di rumah para ustad maupun madrasah diniyah sore.
46
B. Pra Siklus Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti, sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, di mana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebelum diadakan penelitian banyak sekali siswa yang mengaku jenuh terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Kejenuhan ini terlihat ketika banyak siswa yang meminta memilih untuk pulang sebelum waktunya meskipun jam pelajaran yang tersisa masih banyak. Di samping permintaan pulang lebih awal itu banyak juga siswa yang meminta izin ke belakang (kamar mandi/toilet) dengan alasan buang air besar ataupun kecil. Kasus kejenuhan siswa yang lebih parah lagi masih ada siswa yang tidur di kelas meskipun guru sedang menjelaskan materi pembelajaran. Dan yang paling biasa terjadi yaitu suasana kelas gaduh, banyak siswa yang bermain, berlarian di kelas, bernyanyi sendiri, atau juga mengobrol dengan teman sebangkunya.
47
Dalam proses kegiatan belajar mengajar tentunya keadaan kelas semacam ini menjadi penghambat utama ketercapaian tujuan pembelajaran pada saat pembelajaran. Setelah peneliti mengadakan observasi dan bertanya kepada salah siswa pelaku kasus-kasus seperti yang di atas, peneliti mendapatkan gambaran semua ini berawal dari metode pembelajaran yang menjenuhkan. Sehingga keaktifan dalam belajar pada saat proses pembelajaran berlangsung sangat rendah. Berikut lebih detailnya kondisi yang terjadi sebelum menggunakan metode card sort. Dalam mendapatkan informasi atau data yang berhubungan dengan keaktifan belajar di SDN 2 Trompo Kendal ini peneliti menggunakan instrument penelitian berupa lembar observasi. Indikator yang ditentukan dalam pengisian lembar observasi terdiri 4 aspek. Baca tabel di bawah.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tabel 4.1 Indikator Keaktifan Belajar Siswa Aspek Penilaian Jumlah Nama Siswa A B C D Penguasaan M. Ali Romdhon 3 2 3 2 10 Abdul Kholik 3 2 3 3 11 Alif Tazamila 3 2 3 3 11 Atik Rochmania Khilwa 2 3 2 3 10 Almas Arinatala 3 2 3 3 11 Dwi Apriliani Indah Lestari 2 3 3 2 10 Fina Fitriatul Maula 2 2 3 2 9 Inabatul Laili 3 3 3 2 11 Khumaidatun N. Rohmah 3 3 3 3 12 Lia Safitri 2 2 3 3 10 Laelatul Faricha 3 2 3 2 10 Maemanah 2 2 3 2 9 M. Chikmatullah Nazawi 2 2 3 3 10 Moch. Hidayatullah 2 2 3 3 10 M. Andre Febriansyah 3 3 3 3 12 M. Shofiyulloh 3 2 3 3 11 Maftuch Hadi 4 3 3 3 13 M. Najih Mubarok 4 4 3 4 15 M. Ulin Niam 3 3 3 3 12 M. Zidni Arba Shofa 3 3 3 3 12 Nur Aini 3 3 3 4 13 Nur Azizah 3 3 3 3 12 Nur Syafaah 4 3 3 4 14
Prosent ase (%) 50 55 55 50 55 50 45 55 60 50 50 45 50 50 60 55 65 75 60 60 65 60 70
48
24 25 26 27 28 29 30
Rahma Tri Aristawidya Reza Faisal Robi Thudin Siti Zaenun Siti Nur Fauziyah Siti Wahyuni Rukmana M. Nasrul Latif Jumlah
3 2 3 3 3 4 2
3 3 2 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 2
12 11 11 12 12 14 9
60 55 55 60 60 70 45 Rerata 54.20%
A. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran B. Siswa tidak ada yang mengantuk atau jenuh dalam proses pembelajaran C. Siswa merasa senang dalam pembelajaran dibuktikan senyum dan tertawa kecil D. Siswa memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi Data indikator A mendapatkan rata-rata 56.66%. Data B memperoleh ratarata kelas sebesar 52%. Sedangkan pada indikator C didapatkan rata-rata senilai 59.33%. Adapun dari indikator D diperoleh rata-rata 58%. Secara keseluruhan dari per indikator pada tahapan pra siklus keaktifan belajar siswa hanya didapatkan rata-rata sebesar 54.20%. Nilai ini masih jauh dengan hasil yang diharapkan (kurang ideal) untuk meraih standar pembelajaran yang berkualitas. Adanya angka rata-rata keaktifan yang rendah ini memungkinkan terjadinya nilai hasil belajar yang rendah pula. Dengan adanya persentase keaktifan yang rendah seperti yang terungkap dalam tabel kerja di atas maka dihasilkan nilai hasil belajar seperti yang tergambar dalam tabel di bawah. Nilai hasil belajar siswa yang diperoleh pada pra siklus ini yaitu:
No. 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Nilai PAI Materi Pemahaman Puasa Pra Siklus Keterangan Nama Nilai Tidak Tuntas Tuntas M. Ali Romdhon 56 X Abdul Kholik 60 X Alif Tazamila 56 X Atik Rochmania Khilwa 47 X Almas Arinatala 50 X Dwi Apriliani Indah Lestari 35 X Fina Fitriatul Maula 43 X
49
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Inabatul Laili Khumaidatun Nafisatur Rohmah Lia Safitri Laelatul Faricha Maemanah M. Chikmatullah Nazawi Moch. Hidayatullah M. Andre Febriansyah M. Shofiyulloh Maftuch Hadi M. Najih Mubarok M. Ulin Niam M. Zidni Arba Shofa Nur Aini Nur Azizah Nur Syafaah Rahma Tri Aristawidya Reza Faisal Robi Thudin Siti Zaenun Siti Nur Fauziyah Siti Wahyuni Rukmana M. Nasrul Latif Jumlah
79 58 45 48 41 63 45 68 79 49 86 49 78 56 73 46 61 75 49 50 58 79 52 1734
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Nilai Rata-rata Kelas
58
Melihat data ini siswa yang mampu lulus KKM hanya 7 anak. Selebihnya mendapatkan nilai di bawah KKM atau tidak tuntas, yaitu berjumlah 23 anak. Rata-rata nilai kelas sebesar 58. Hal ini tentu menjadi problem pembelajaran yang harus dipecahkan karena siswa yang tuntas hanya 23%. Dengan demikian keaktifan yang rendah mengakibatkan nilai hasil belajar yang rendah juga.
C. Siklus 1 1. Perencanaan Mendasarkan hasil pengamatan dan test yang dilakukan pada pra siklus didapatkan kesimpulan bahwa jika hanya dengan metode ceramah, keaktifan belajar siswa tidak akan meningkat. Yang pada gilirannya nilai hasil belajar siswa tetap rendah. Hal ini disebabkan tidak adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga otak mereka tidak bekerja selama pembelajaran
50
berlangsung. Siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat materi yang telah dituliskan di papan tulis. Setelah itu tidak ada tindak lanjutnya. Dalam tahapan perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa keaktifan belajar siswa kurang. b. Mengkaji teori pembelajaran yang sekiranya dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa. c. Merumuskan hipotesis tindakan. d. Setelah hipotesis disusun kemudian membuat RPP mata pelajaran PAI materi pokok pemahaman puasa Ramadhan. Dalam hal ini peneliti menggunakan skenario pembelajaran dengan metode card sort. 2. Pelaksanaan Pada tahapan ini peneliti mempraktikkan skenario yang telah dibuat dalam tahap perencanaan, yaitu mempraktikkan RPP yang menggunakan metode pembelajaran card sort. Proses pelaksanaan siklus I diadakan pada 14 April 2012. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini antara lain: a. Guru melakukan appersepsi dan motivasi untuk menumbuhkan semangat belajar siswa. b. Guru menjelaskan tujuan materi dan metode pembelajaran yang digunakan. c. Guru membagikan kartu yang terdiri dari kartu induk dan kartu rincian. d. Seluruh kartu diacak atau dikocok agar campur e. Guru memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya. f. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di dinding secara urut. Selanjutnya melakukan koreksi. g. Guru meminta salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya. Kemudian guru meminta komentar dari kelompok lainnya. h. Guru memberikan apresiasi, klarifikasi, penyimpulan, dan tindak lanjut.
51
3. Pengamatan Pengamatan atau observing adalah kegiatan pengamatan untuk memotret sejauh mana efektifitas kepemimpinan atau tindakan telah mencapai sasaran. Efektifitas kepemimpinan atasan dari suatu intervensi terus dimonitor secara reflektif. Observing dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus. Pada saat observasi peneliti mendasarkan pada pedoman instrumen penelitian yang telah ditentukan pada saat perencanaan. Dalam hal ini peneliti mengamati keaktifan belajar siswa. Kegiatan observasi diselenggarakan pada saat pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengamatan ini yaitu antara lain: a. Guru mengobservasi apakah keaktifan belajar siswa bisa meningkat dengan metode card sort yang dilaksanakan pada siklus 1. b. Guru mengobservasi setiap kegiatan yang dilakukan siswa dan mencermati setiap permasalahan yang muncul selama pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan ini peneliti mengobservasi indikator kerja keaktifan belajar siswa. Kegiatan ini sama dengan yang dilakukan pada tahapan pra siklus. Hal ini bertujuan untuk mengukur apakah ada peningkatan yang signifikan keaktifan belajar siswa pada tahapan pra siklus dan siklus I. Hasil pengamatan yang diperoleh dalam kegiatan ini. Pada pelaksanaan siklus I keaktifan belajar siswa untuk mengikuti mata pelajaran PAI materi pokok pemahaman puasa Ramadhan meningkat. Adanya peningkatan keaktifan siswa dimungkinkan dipengaruhi banyak faktor. Peneliti menilai faktor-faktor itu antara lain yaitu, rasa keingintahuan siswa dalam mengikuti prosedur pembelajaran yang menggunakan metode card sort. Faktor yang lain yaitu adanya semangat kompetensi antarkelompok siswa yang diciptakan guru. Yaitu bagaimana guru meminta siswa untuk berlomba secepat mungkin untuk mencari pasangan kartu induknya yang telah dibawanya. Data observasi keaktifan siswa yang dihasilkan dari tahapan siklus I ini sebagaimana tabel di bawah.
Tabel 4.5
52
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Indikator Keaktifan Belajar Siswa Aspek Jumlah Penilaian Nama Siswa A Pengua B C D saan M. Ali Romdhon 3 3 3 3 12 Abdul Kholik 3 3 4 3 13 Alif Tazamila 3 3 4 3 13 Atik Rochmania Khilwa 3 3 3 3 12 Almas Arinatala 4 3 4 3 14 Dwi Apriliani Indah Lestari 3 3 4 3 13 Fina Fitriatul Maula 3 3 3 3 12 Inabatul Laili 4 3 4 4 15 Khumaidatun N. Rohmah 3 3 3 3 12 Lia Safitri 3 3 4 3 13 Laelatul Faricha 3 3 4 3 13 Maemanah 3 3 3 3 12 M. Chikmatullah Nazawi 3 3 4 3 13 Moch. Hidayatullah 3 4 4 3 13 M. Andre Febriansyah 3 3 4 4 14 M. Shofiyulloh 3 3 4 4 14 Maftuch Hadi 4 4 4 3 15 M. Najih Mubarok 4 4 4 5 17 M. Ulin Niam 3 3 4 5 15 M. Zidni Arba Shofa 4 4 4 4 16 Nur Aini 4 4 4 5 17 Nur Azizah 3 4 4 4 15 Nur Syafaah 4 4 4 5 17 Rahma Tri Aristawidya 3 4 4 4 15 Reza Faisal 3 3 4 3 13 Robi Thudin 3 3 4 4 14 Siti Zaenun 3 3 4 5 15 Siti Nur Fauziyah 3 4 4 5 16 Siti Wahyuni Rukmana 4 4 4 5 17 M. Nasrul Latif 3 3 4 3 13 Jumlah
Prosentase (%) 60 65 65 60 70 65 60 75 60 65 65 60 65 65 70 70 75 85 75 80 85 75 85 75 65 70 75 80 85 65 Rerata 60.34%
Keaktifan belajar siswa sebagaimana yang tertulis dalam hasil tabel kerja observasi di atas mengindikasikan adanya peningkatan daripada hasil observasi pada tahapan pra siklus. Indikator A diperoleh rata-rata 65.33%, sedangkan dari indikator B sebesar 66.67%, indikator C mencapai 76.67%,
53
dan pada indikator D mendapatkan 74%. Dalam tindakan siklus I secara akumulasi per indikator didapatkan hasil rata-rata 60.34% sedangkan pada saat tahapan pra siklus hanya 54.20%. Peningkatan angka yang cukup drastis yaitu 6.14%. Menurut peneliti peningkatan ini dipengaruhi karena guru yang bertindak
sebagai
sebagai
pengarah
permainan
pembelajaran
yang
dilaksanakan oleh siswa. Peneliti menilai dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode card sort ini siswa tidak hanya diajak untuk belajar akan tetapi ada muatan permainan sehingga memungkinkan siswa tidak merasa tegang saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa akan merasa senang dalam mengikuti arahan yang disampaikan guru. Guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan semata-mata. Sehingga yang bekerja pada saat pembelajaran berlangsung adalah siswa. a. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat mengkondisikan diri dalam mempraktikkan metode pembelajaran card sort. b. Dalam hal ini guru diharapkan dapat mengatur waktu dengan lebih baik lagi sehingga proses pembelajaran tidak mengalami keterlambatan waktu dan dapat belajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. c. Pengelolaan kelas harus bisa ditingkatkan kualitasnya. Pengelolaan kelas bisa dikatakan sebagai ruh dalam pembelajaran. Pengelolaan yang baik yaitu bagaimana siswa bisa dengan senang mengikuti pembelajaran. Dan juga bagaimana guru mengatur agar konsentrasi belajar anak tidak buyar pada saat menjalani kegiatan pembelajaran di kelas. d. Guru memberikan pengarahan tentang bagaimana pelaksanaan teknis pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran tematik dengan metode card sort. Hal ini bertujuan agar siswa pada saat melaksanakan pembelajaran siklus II bisa lebih memahami maksud dan tujuan serta bagaimana praktik pembelajaran yang ideal dalam pembelajaran. e. Guru agar lebih menciptakan proses diskusi atau umpan balik yang diberikan guru kepada siswa. Ketika siswa dapat menjalankan kegiatan diskusi secara baik maka proses pembelajaran bisa dikatakan berlangsung
54
dua kali dengan sumber yang berbeda. Sumber pertama berasal dari guru dan yang kedua yaitu teman-temannya sendiri. Dalam kegiatan refleksi pada siklus I dihasilkan jumlah siswa yang telah tuntas memenuhi nilai KKM sebanyak 17 siswa. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada saat pra siklus. Pada tahapan pra siklus jumlah siswa yang lulus KKM hanya berjumlah 7 siswa. Dan diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 71,70. Peningkatan hasil belajar menjadi 56.66% ini berjalan seirama dengan hasil perolehan tabel observasi yang juga mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus I.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Nilai PAI Materi Pemahaman Puasa Siklus I Keterangan Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas M. Ali Romdhon 65 X Abdul Kholik 70 X Alif Tazamila 72 X Atik Rochmania Khilwa 54 X Almas Arinatala 78 X Dwi Apriliani Indah Lestari 58 X Fina Fitriatul Maula 70 X Inabatul Laili 84 X Khumaidatun Nafisatur Rohmah 79 X Lia Safitri 77 X Laelatul Faricha 76 X Maemanah 68 X M. Chikmatullah Nazawi 73 X Moch. Hidayatullah 56 X M. Andre Febriansyah 74 X M. Shofiyulloh 89 X Maftuch Hadi 69 X M. Najih Mubarok 90 X M. Ulin Niam 67 X M. Zidni Arba Shofa 81 X Nur Aini 61 X Nur Azizah 78 X Nur Syafaah 66 X Rahma Tri Aristawidya 70 X Reza Faisal 83 X Robi Thudin 68 X
55
27 28 29 30
Siti Zaenun Siti Nur Fauziyah Siti Wahyuni Rukmana M. Nasrul Latif
76 60 80 59
X X X
X Nilai 2151 Rata-rata 71,70 Jumlah Kelas Demikian laporan atas temuan-temuan yang dihasilkan dari siklus I.
Selanjutnya akan dibahas siklus II.
D. Siklus 2 1. Perencanaan Tahapan perencanaan pada siklus II terdiri dari kegiatan berikut ini: a. Menyusun RPP dengan menggunakan metode pembelajaran metode card sort yang telah diadakan perbaikan pada siklus I b. Menyiapkan lembar observasi c. Menyusun instrumen penilaian hasil belajar d. Menyiapkan alat, bahan, dan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi pokok pemahaman puasa. 2. Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan tindakan diselenggarakan pada 21 April 2012. Dalam proses pelaksanaan siklus II meliputi kegiatan di bawah: a. Guru melakukan appersepsi dan motivasi untuk menumbuhkan semangat belajar siswa. b. Guru menjelaskan tujuan materi dan metode pembelajaran yang digunakan. c. Guru membagikan kartu yang terdiri dari kartu induk dan kartu rincian. d. Seluruh kartu diacak atau dikocok agar campur e. Guru memerintahkan setiap siswa bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya. f. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di dinding secara urut. Selanjutnya melakukan koreksi.
56
g. Guru meminta salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya. Kemudian guru meminta komentar dari kelompok lainnya. h. Guru memberikan apresiasi, klarifikasi, penyimpulan, dan tindak lanjut. 3. Pengamatan Kegiatan pengamatan pada siklus II ini yaitu: a. Guru mengobservasi apakah keaktifan siswa bisa meningkat dengan metode card sort yang dilaksanakan pada siklus 2. b. Guru mengobservasi setiap kegiatan yang dilakukan siswa dan mencermati setiap permasalahan yang muncul selama pembelajaran berlangsung. Dalam tahapan siklus II ini keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada saat siklus I. Dari hasil observasi dan catatan peneliti didapatkan hasil data sebagaimana tertera dalam tabel berikut di bawah ini: Tabel 4.8 Indikator Keaktifan Belajar Siswa Aspek Jumlah Penilaian No Nama Siswa Pengua A B C D saan 1 M. Ali Romdhon 4 5 5 3 18 2 Abdul Kholik 4 4 4 3 16 3 Alif Tazamila 5 4 4 3 16 4 Atik Rochmania Khilwa 5 4 5 3 17 5 Almas Arinatala 5 4 5 3 17 6 Dwi Apriliani Indah Lestari 4 5 5 3 17 7 Fina Fitriatul Maula 4 4 5 4 17 8 Inabatul Laili 5 4 5 4 18 9 Khumaidatun N. Rohmah 4 4 5 4 17 10 Lia Safitri 4 4 5 4 17 11 Laelatul Faricha 4 4 5 4 17 12 Maemanah 4 5 5 3 17 13 M. Chikmatullah Nazawi 4 5 5 4 18 14 Moch. Hidayatullah 4 5 5 3 17 15 M. Andre Febriansyah 4 4 4 4 16 16 M. Shofiyulloh 4 4 5 4 17 17 Maftuch Hadi 5 5 5 4 19 18 M. Najih Mubarok 5 4 5 5 19
Persentase (%) 90 80 80 85 85 85 85 90 85 85 85 85 90 85 80 85 95 95
57
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
M. Ulin Niam M. Zidni Arba Shofa Nur Aini Nur Azizah Nur Syafaah Rahma Tri Aristawidya Reza Faisal Robi Thudin Siti Zaenun Siti Nur Fauziyah Siti Wahyuni Rukmana M. Nasrul Latif
4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4
5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4
4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5
5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3
18 18 19 18 19 18 17 18 19 19 18 16
90 90 95 90 95 90 80 90 95 95 90 80 Rerata 85.70%
Jumlah
Dari indikator A diperoleh rata-rata 88.67%, pada indikator B didapatkan rata-rata 88%, dan pada indikator C diperoleh rata-rata 94.67%, sedangkan pada indikator D diperoleh rata-rata 78%. Secara keseluruhan dari tahapan siklus II didapatkan perubahan keaktifan siswa yang pada pra siklus yang hanya 54.20 %, siklus I yaitu 60.34 %, sedangkan pada siklus II ini mencapai 85.70%. Peningkatan yang cukup signifikan. Adanya peningkatan angka prosentase ini menurut analisis peneliti dipengaruhi oleh semakin pahamnya anak dengan metode card sort. Ditambah lagi suasana kompetitif yang diciptakan guru dalam pembelajaran. Semangat kompetitif di sini diciptakan oleh guru dengan cara memberikan reward dan punishment. Reward diberikan kepada kelompok yang paling cepat menyelesaikan tugas. Adapun punishment diberikan kepada kelompok yang paling lambat dalam menyelesaikan
tugasnya.
Dengan
begitu
keaktifan
siswa
mengikuti
pembelajaran kian meningkat. 4. Refleksi Pada tahap refleksi siklus II peneliti mengadakan langkah-langkah kegiatan seperti halnya yang dilakukan pada refleksi siklus I yaitu antara lain: a. Guru kembali menganalisis hasil observasi dan hasil evaluasi siswa. Selanjutnya membuat kesimpulan terhadap ketercapaian semua indikator. Diharapkan dalam siklus ini indikator ketercapaian telah terpenuhi.
58
b. Guru kembali mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil evaluasi dan menyusun
kesimpulan.
Selanjutnya
guru
menganalisis
setiap
permasalahan yang terjadi ketika siklus 1 dan siklus 2 setelah itu guru membuat rencana tindak lanjut terkait dengan pembelajaran PAI materi pokok pemahaman puasa dengan menggunakan metode card sort.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Nilai PAI Materi Pemahaman Puasa Siklus 2 Keterangan Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas M. Ali Romdhon 75 X Abdul Kholik 76 X Alif Tazamila 79 X Atik Rochmania Khilwa 75 X Almas Arinatala 78 X Dwi Apriliani Indah Lestari 69 X Fina Fitriatul Maula 74 X Inabatul Laili 88 X Khumaidatun Nafisatur Rohmah 86 X Lia Safitri 84 X Laelatul Faricha 82 X Maemanah 90 X M. Chikmatullah Nazawi 91 X Moch. Hidayatullah 56 X M. Andre Febriansyah 95 X M. Shofiyulloh 91 X Maftuch Hadi 79 X M. Najih Mubarok 98 X M. Ulin Niam 79 X M. Zidni Arba Shofa 86 X Nur Aini 71 X Nur Azizah 79 X Nur Syafaah 76 X Rahma Tri Aristawidya 76 X Reza Faisal 89 X Robi Thudin 78 X Siti Zaenun 76 X Siti Nur Fauziyah 64 X Siti Wahyuni Rukmana 87 X M. Nasrul Latif 73 X Nilai Jumlah 2400 80 Rata-rata
59
Kelas Dari keterangan data yang tercantum di tabel ini menggambarkan memang penggunaan metode card sort dalam pembelajaran PAI pada kelas V SDN 2 Trompo dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Terbukti adanya kenaikan nilai dari tahap pra siklus sampai siklus II. Nilai hasil belajar siswa kelas V SDN 2 trompo Kendal pada pra siklus tidak sebaik dengan siklus I. Pada pra siklus siswa yang tuntas KKM berjumlah 7 anak, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi sebanyak 17 anak. Adapun pada siklus II siswa yang lulus KKM bertambah lagi menjadi 27 siswa. Dari data ini diperoleh nilai rata-rata yaitu 80. Peningkatan jumlah siswa yang lulus ini mencerminkan dengan sesungguhnya bahwa metode card sort memang teruji ampuh dalam meningkatkan nilai hasil belajar kelas V SDN 2 Trompo Kendal ini. Namun dalam kegiatan refleksi peneliti perlu mengkritisi sedikit tentang pelaksanaan pembelajaran dari siklus I dan siklus II. Refleksi ini diberikan dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran. Refleksi itu antara lain: a. Usahakan tidak ada siswa yang tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. Dalam tahapan siklus II masih banyak siswa yang kurang serius. Dengan kata lain banyak siswa hanya berlarian saja tanpa mengerti apa yang mesti dilakukan. Dalam hal ini guru sebaiknya memberikan instruksi dan arahan yang sejelas-jelasnya sehingga tidak ada siswa yang tidak mengerti apa yang mesti dilakukannya dengan kartu yang dibawanya. b. Sebaiknya guru bisa tetap mengarahkan siswa ketika siswa berusaha memberikan jawaban yang harus dikerjakan dalam tugas. Karena dalam pengerjaan tugas ini siswa diminta untuk berpikir sebebas-bebasnya yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Jangan sampai siswa memberikan jawaban secara serampangan berkaitan dengan pemikiran mereka.
60
c. Saat presentasi siswa masih kurang aktif dalam menjalankan tugasnya untuk menjelaskan hasil kelompok kerjanya. Ketika salah satu kelompok melakukan presentasi kelompok yang lain malah tidak memperhatikan apa yang disampaikan temannya yang sedang presentasi. Solusi yang perlu dilakukan yaitu sebaiknya guru menjelaskan apa saja yang perlu disampaikan oleh ketua kelompok yang sedang presentasi di hadapan kelompok yang lainnya. Setidaknya guru mengarahkan outline untuk kegiatan presentasi siswa. Ketika proses presentasi tidak berjalan dengan baik maka proses diskusi pun tidak akan berjalan sesuai yang diinginkan. d. Dalam kegiatan diskusi antarsiswa banyak siswa yang kurang aktif dalam mengeluarkan
gagasan-gagasannya
atau
paling
tidak
memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi PAI. Untuk merangsang keaktifan siswa dalam diskusi sebaiknya guru memberikan reward bagi siswa yang mengajukan pertanyaan atau siswa yang mampu menjawab pertanyaan siswa lain.
E. Analisa dan Pembahasan 1. Pra Siklus Proses kegiatan belajar mengajar pada tahapan pra siklus banyak siswa yang keaktifan belajarnya rendah. Rasa keingintahuan siswa pun tidak begitu kuat. Fenomena ini terlihat ketika para siswa lebih suka bermain sendiri dan tidak memperhatikan materi apa yang disampaikan oleh guru. Dan ini terjadi pada kebanyakan siswa yang ada di kelas. Jika ada salah satu siswa yang tidak memperhatikan maka dampaknya akan berpengaruh pada siswa yang lain. Dari kejadian semacam tersebut maka bisa dipastikan tujuan pembelajaran akan sulit tercapai pada siswa. Para siswa cenderung bosan dengan pembelajaran. Kebosanan itu terjadi karena penggunaan metode pembelajaran yang monoton yang digunakan oleh guru. Partisipasi mereka tidak secara total dilibatkan dalam proses pembelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Mereka tidak diajak
61
aktif dalam pembelajaran. Seperti halnya siswa tidak diberikan kesempatan untuk bertanya maupun memberikan tanggapan atas materi yang disampaikan guru. Apalagi keterlibatan yang berhubungan dengan fisik semisal gerakan kaki ataupun anggota tubuh yang lain. Dengan demikian para siswa tidak bias mengaktualisasikan dirinya dalam proses KBM di kelas. Dengan begitu mereka akhirnya bosan dan jenuh terhadap materi yang disampaikan guru akibat pemakaian metode yang tidak menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran. 2. Siklus I Pada proses tahapan siklus I awalnya para siswa belum mengetahui sebetulnya bentuk kegiatan belajar apa yang akan dilakukan guru. Sehingga mereka seakan seperti robot yang digerakkan remot oleh gurunya. Karena mereka akan bergerak atau melakukan aktifitas pembelajaran jika mendapat intruksi dari gurunya. Jika tidak ada intruksi mereka hanya terdiam di bangku mereka masing-masing seperti orang kebingungan tidak paham apa yang harus dikerjakan. Dalam siklus I ini guru mengulangi pembelajaran dengan metode card sort sebanyak dua kali. Pada kali pertama bias dikatakan semua siswa belum bisa menikmati proses pembelajaran karena tidak paham langkahlangkah metode yang akan diterapkan guru. Namun pada kali kedua para siswa sudah mulai memahami langkah-langkah pembelajaran card sort. Siswa mampu memahami hal tersebut karena pada akhir pembelajaran guru memberikan pengarahan dan evaluasi terkait masalah-masalah yang terjadi pada praktik card sort yang pertama kali. Sehingga siswa mampu memperbaiki kesalahan yang terjadi pada
praktik
pertama dan
diaplikasikan pada praktik yang kedua. Pada akhir pembelajaran siklus I peneliti melakukan klarifikasi terkait tingkat kepahaman siswa akan materi yang telah dibahas bersama dan sejauh mana kenaikan keaktifan belajarnya. Informasi yang diperoleh adalah siswa semakin paham akan materi yang disampaikan dan mereka terlihat semangat dalam melakukan kegiatan belajar. Karena tidak ada lagi
62
siswa yang mengantuk dan terlihat senyum ceria mereka pada saat pembelajaran. Pada siklus I ini masih membutuhkan banyak perbaikan berhubungan dengan kerja siswa dalam pembelajaran card sort. Setidaknya ada beberapa catatan yang bisa peneliti jabarkan, yaitu antara lain: a. Setidaknya guru sejak awal proses pembelajaran bisa memastikan bahwa setiap siswa memang betul-betul sudah memahami praktik pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru. Sehingga pada saat KBM berlangsung tidak ada lagi siswa yang merasa kebingungan karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Caranya adalah dengan memberikan
pengarahan
sehubungan
dengan
langkah-langkah
pembelajaran card sort. b. Sebaiknya guru memiliki perencanaan kedua sebagai evaluasi ketika perencanaan pertama tidak berjalan sebagaimana rencana semula. Dengan demikian guru pun tidak akan merasa gagal dalam pembelajaran karena ada antisipasi rencana kedua jika rencana pertama belum bisa diterapkan sesuai perencanaan awal. Jika demikian halnya maka tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena adanya kebingungan pada rencana pertama. Antisipasi kegagalan perencanaan pertama harus selalu ada. c. Guru harus memperhatikan waktu dan mengatur bagaimana carannya agar alokasi waktu tersebut bisa seefisien mungkin. Karena pada praktiknya penerapan metode berbasis siswa aktif memakan banyak waktu. Caranya adalah dengan menghindari kegiatan yang tidak perlu yang akan membuang-buang waktu saja. Usahakan waktu tersebut semuanya dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar. 3. Siklus II Pada
tahapan
ini
sifatnya
hanya
penyempurnaan
praktik
pembelajaran dengan menggunakan metode card sort. Dengan kata lain tujuan dari siklus II ini hanya untuk memastikan apakah benar hipotesis yang sejak awal dimunculkan itu fakta adanya. Dalam hal ini peneliti
63
menguji kembali ketercapaian peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi pokok pemahaman puasa dengan menggunakan metode card sort. Dari hasil pengamatan dan refleksi siklus II didapatkan beberapa catatan sebagai berikut: a. Tidak ada praktik pembelajaran yang berjalan sempurna sesuai perencanaan awal. Seberapa sering apapun siklus itu dilakukan tetap saja masih terjadi banyak permasalahan. Dengan begitu guru harus senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran secara terus menerus agar menghasilkan mutu pembelajaran yang unggul. b. Inovasi suatu metode pembelajaran sebaiknya selalu dilakukan. Maksudnya, guru agar bisa melakukan pembaruan suatu metode untuk mencapai derajat sempurna setinggi-tingginya. Inovasi tersebut bisa dilakukan dengan penggunaan media baru dan perangkat pembelajaran lainnya. c. Guru
tidak
boleh
berhenti
melakukan
eksperimen
dalam
mengaplikasikan suatu metode pembelajaran. Karena sejatinya satu metode tidak selalu cocok dengan satu materi. Untuk itu guru sebaiknya menggunakan metode yang sama untuk materi yang berbeda atau mencoba menerapkan metode yang berbeda untuk materi yang sama. Demikian uraian dari bab IV ini.