BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus bertujuan untuk melihat kondisi awal siswa sebelum dilakukan tindakan siklus I dan siklus II dengan menggunakan pembelajaran melalui model Examples Non Examples dengan media visual. Kondisi pra siklus dapat diketahui melalui nilai hasil ulangan harian IPA materi gaya. Adapun rincian nilai hasil ulangan IPA pra siklus dengan materi gaya pada kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 01 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 10 Hasil Belajar IPA Pra Siklus Nilai Xi Fi Xi Fi 26,5 1 26,5 19 – 34 42,5 7 297,5 35 – 50 58,5 3 175,5 51 – 66 74,5 10 745 67– 82 90,5 6 543 83 – 98 Total 27 1787,5 Rata-rata =Xi Fi: Fi= 1787,5 : 27 = 66,2
Fk (%) 3,7 25,9 11,1 37,0 22,2
Keterangan Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas
Sesuai hasil belajar pra siklus materi gaya pada siswa kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 01 yang telah diterangkan pada tabel 10 dapat disajikan ketuntasan hasil belajar siswa secara lebih rinci dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 11 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus No. Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase (%) <67 Tidak tuntas 11 40,7 1. ≥ 67 Tuntas 16 59,2 2. Jumlah 27 100 Dari data ketuntasan hasil belajar IPA pra siklus yang telah diterangkan pada tabel 11 maka dapat disajikan ketuntasan hasil belajar IPA pada pra siklus dalam bentuk grafik sebagai berikut:
35
36
11
Tidak Tuntas (< 67)
16 Tuntas (≥ 67)
Gambar 3 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Berdasarkan data hasil belajar pra siklus diperoleh rata-rata 66,2 dan masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditentukan yaitu 67. Siswa yang mendapat nilai ≥ 67 hanya 16 orang dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 59,25 % sedangkan siswa yang mendapatkan nilai < 67 ada 11 orang yang dapat diartikan bahwa ketuntasan hasil belajar yang dicapai masih jauh dari harapan yang diinginkan yaitu mencapai ketuntasan hasil belajar sebesar ≥ 85 %. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Examples Non Examples dengan media visual guna meningkatkan hasil belajar siswa.
4.2 Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dengan pokok bahasan yang berbeda-beda. Adapun rincian pelaksanaan siklus I sebagai berikut: 4.2.1 Tahap Perencanaan Siklus I Pada tahap perencanaan peneliti berdiskusi dengan guru kelas tentang materi dan model pembelajaran yang akan diterapkan pada pembelajaran siklus I sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dengan media visual. a. Pertemuan Pertama Proses awal sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi yang telah disetujui
37
yaitu pesawat sederhana jenis pengungkit. Selain itu, peneliti juga membuat lembar
kerja
siswa,
lembar
observasi
untuk
mengetahui
pelaksanaan
pembelajaran, lembar observasi hasil belajar afektif dan psikomotorik. Pada pertemuan pertama peneliti menggunakan standar kompetensi yaitu memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya dan menggunakan kompetensi dasar yaitu menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Ada tiga indikator pembelajaran yang harus dicapai yaitu menyebutkan jenis-jenis tuas/pengungkit, menggolongkan alat-alat yang termasuk pengungkit, serta menjelaskan prinsip kerja pengungkit. Pada tahap kegiatan pembelajaran siswa bersama kelompok menemukan pokok materi yang dipelajari melalui media pembelajaran visual berupa gambar dan benda nyata. Melalui gambar dan benda nyata yang disediakan guru, siswa diharuskan mengatagorikan contoh dan tidak contoh materi yang terdapat dalam media. Proses pembelajaran akan dinilai oleh guru kelas yang bertindak sebagai observer pertama dan mahasiswa sebagai observer kedua. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi implementasi RPP, lembar observasi afektif siswa, dan lembar observasi psikomotorik siswa. Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran dan bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. a. Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, perencanaan diawali dengan menyusun RPP, lembar kerja siswa, dan lembar observasi. Materi yang digunakan masih pesawat sederhana namun jenis bidang miring. Standar kompetensi yaitu memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya dan kompetensi dasar yaitu menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Ada dua indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran ini yaitu menyebutkan contoh alat yang menggunakan prinsip bidang miring dan menjelaskan manfaat penggunaan bidang miring. Selanjutnya, guru menyiapkan media pembelajaran berupa gambar dan benda nyata berupa bidang miring. Bidang miring yang
38
digunakan adalah papan dan balok kayu sebagai bebannya. Kegiatan pembelajaran difokuskan pada percobaan guna membuktian bahwa menggunakan bidang miring dalam memindahkan suatu beban akan jauh lebih mudah dibandingkan langsung mengangkat beban secara langsung. b.
Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ketiga difokuskan pada penggulangan materi dan evaluasi
siklus I. Perencanaan masih diawali dengan menyusun RPP dan instrumen penelitian berupa soal tes dan lembar observasi. Selain itu, guru mempersiapkan gambar berupa pengungkit dan bidang miring. Pada awal pembelajaran siswa mengamati gambar pengungkit dan bidang yang telah disajikan, guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang jenis-jenis pengungkit dan alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring. Pada kegiatan diskusi siswa bersama kelompok diberi kesempatan untuk mempelajari materi pengungkit dan bidang miring. Setelah dirasa mereka menguasi materi, guru memberikan kuis rebutan pada setiap kelompok. Hal ini dilakukan agar siswa lebih bersemangat dan mengingat materi yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada hari Kamis 27 Februari 2014, Jumat 28 Februari 2014, dan Senin 3 Maret 2014. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru/pengajar di bawah bimbingan guru kelas 5 sebagai observer 1 dan dibantu oleh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai observer II. Pada pertemuan pertama dan kedua pembelajaran menerapkan model Examples Non Examples dengan bantuan media visual serta pertemuan tiga digunakan untuk pengulangan materi pada pertemuan pertama dan kedua, dilanjutkan dengan pemberian evaluasi guna mengetahui hasil belajar kognitif, afektif, psikomotorik setelah dilakukan tindakan dalam pembelajaran. a.
Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus I dilakukan pada tanggal 27 Februari 2014 pada
jam pembelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2×35 menit. Materi yang
39
disampaikan pada pertemuan I adalah pesawat sederhana berupa pengungkit golongan I, pengungkit golongan II, pengungkit golongan III. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegitan penutup. Adapun rinciannya sebagai berikut: a) Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan guru memberikan salam pembuka, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis. Selanjutnya, guru memberikan apersepsi dengan menyajikan gambar tentang kegiatan menggunakan pengungkit. Gambar yang disajikan terdiri dari gambar contoh berupa kegiatan orang merobek kain dengan gunting dan gambar tidak contoh berupa kegiatan orang merobek kain dengan menggunakan tangan. Melalui kedua gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan pada gambar yang paling mudah dilakukan beserta alasan pendukungnya. Setelah siswa memberikan pendapatnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pengungkit. b) Kegiatan inti pembelajaran meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi siswa melakukan demonstrasi merobek kain dengan menggunakan tangan dan gunting, dan guru mulai bertanya jawab tentang prinsip kerja gunting. Pada kegiatan elaborasi siswa bersama kelompok menetukkan letak titik tumpu, beban, dan kuasa terhadap alat-alat yang berbeda golongannya, setelah mengetahui letak titik tumpu, kuasa, dan beban pada masing-masing alat, siswa bersama kelompok mengelompokkan alat-alat yang memiliki kesamaan letak titik tumpu, beban, dan kuasa. Berdasarkan hasil temuannya tersebut siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dengan bimbingan guru. Jika semua kelompok sudah mempresentasikan hasil diskusinya, dilanjutkan dengan kegiatan konfimasi yaitu guru membimbing siswa dalam menentukan golongan pengungkit, semua siswa berperan aktif dalam menemukkan dan menggolongkan alat mana yang termsuk pengungkit golongan pertama, golongan kedua, dan golongan ketiga. c) Kegiatan penutup yaitu siswa membuat rangkuman dengan mencatat inti materi yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi serta tidak lupa guru memberikan motivasi untuk mempelajari materi berikutnya.
40
b.
Pertemuan Kedua Pertemuan kedua siklus I dilakukan pada tanggal 28 Februari 2014 pada
jam pembelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2×35 menit. Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua merupakan lanjutan dari materi pada pertemuan pertama yaitu pesawat sederhana berupa bidang miring. Langkah-langkah pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegitan penutup. Adapun rinciannya sebagai berikut: a) Kegiatan awal pembelajaran diawali dengan salam pembuka, doa, mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya, guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang bagaimana cara memindahkan beban berat dari suatu tempat ke tempat lainnya. Setelah siswa bisa menjawab pertanyaan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang bidang miring. b) Kegiatan inti pembelajaran meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa mengamati dua gambar yang merupakan contoh dan bukan contoh dari materi yang akan dipelajari. Gambar yang disajikan berupa gambar orang memindahkan beban dengan cara mengangkatnya langsung dan gambar orang memindahkan beban dengan cara menggunakan bantuan bidang miring. Melalui gambar tersebut siswa menganalisis penggunaan bidang miring dalam mempermudah pekerjaan manusia. Kegiatan elaborasi, siswa bersama kelompok membuktikan secara langsung mengangkat balok kayu secara langsung tanpa bantuan bidang miring dan mengangkat balok kayu dengan batuan papan sebagai bidang miring. Hal ini dilakukan agar siswa dapat menganalisis manfaat bidang miring. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan sesuai hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi yang dipelajari. Kegiatan konfirmasi, siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang prinsip kerja bidang miring serta macam-macam alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring. c) Kegiatan penutup, siswa mencatat hasil kesimpulan di buku catatan, guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari guna mengetahui kemapuan siswanya. Pada akhir pembelajaran guru memberikan motivasi untuk memperdalam kembali materi yang telah dipelajari agar hasil evalusi pada pertemuan berikutnya tercapai secara maksimal.
41
c.
Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga siklus I dilakukan pada tanggal 3 Maret 2014 pada jam
pembelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2×35 menit. Kegiatan pembelajaran ini memfokuskan pada pengulangan materi pada pertemuan pertama dan ketiga. Setelah itu akan dilakukan evaluasi guna mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegitan penutup. Adapun rinciannya sebagai berikut: a) Kegiatan awal pembelajaran diawali dengan salam, doa, absensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru memberikan apersepsi berupa pertanyaanpertanyaan tentang pengungkit dan bidang miring. Setelah mengingatkan kembali tentang pelajaran sebelumnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan inti terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru menyajikan berbagai macam gambar pengungkit dan bidang miring. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang alat-alat yang termasuk pengungkit dan bidang miring. Pada kegiatan elaborasi, siswa bersama kelompok berdiskusi menentukan dan menggolongkan alat-alat yang merupakan contoh dan bukan contoh pengungkit dan bidang miring. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai pengungkit golongan pertama, golongan kedua, golongan ketiga, dan bidang miring. serta memberikan kuis tebak kata tentang pengungkit. c) Kegiatan penutup, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I. 4.2.3 Hasil Observasi Siklus I Pada setiap implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran, sikap siswa, serta keterampilan siswa selama mengikuti pembelajaran IPA melalui model Examples Non Examples dengan media visual. a. Pertemuan Pertama Observasi kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas sebagai obsever pertama dan mahasiswa sebagai observer kedua. Observasi dilakukan
42
dengan cara mengisi lembar observasi guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran tersaji pada tabel di bawah ini: Tabel 12 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa PadaSiklus 1 Pertemuan Pertama No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aspek yang Diamati Mempersiapkan dan menyajikan gambar Memberikan pentunjuk Berdiskusi menganalisis gambar Membahas hasil analisis gambar Menjelaskan materi berdasarkan hasil analisis gambar. Kesimpulan Jumlah skor Rata-rata keseluruhan Kategori
Skor Penilaian 3,2 3 3,2 3,2 3,2 3 18,8 3,1 Baik
Berdasarkan data observasi kegiatan guru dan sisw dalam melaksanakan pembelajaran menunjukkan bahwa guru sudah mempersiapkan dan menyajikan media pembelajaran berupa gambar dan benda nyata berupa macam-macam pengungkit. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat baik terbukti peralatan dan perlengkapan belajar sudah terta rapi di atas meja maing-masing. Pada kegiatan inti pembelajaran guru sudah memfasilitasi siswa untuk berdiskusi menganalisis media pembelajaran yang disediakan dan terlihat kerjasama diantara siswa sudah mulai terjalin dengan baik. Namun saat siswa berdiskusi mengerjakan lembar kerja, guru belum secara rinci menjelaskan petunjuk kerja sesuai Examples Non Examples dengan media visual sehingga siswa merasa kebingungan saat mengerjakan lembar kerja. Manajemen waktu yang diterapkan oleh guru kurang sesuai dengan alokasi yang ditentukan sehingga pembelajaran terkesan terburuburu. Pada akhir pembelajaran siswa kurang terlibat dalam menyimpulkan materi, justru siswa hanya sekedar membaca ulang kesimpulan yang telah ditulis di papan tulis. Berdasarkan kelemahan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan pertama maka peneliti berusaha berdiskusi dengan guru kelas selaku observer 1 dan mahasiswa sebagai observer II untuk mencari
43
solusi yang tepat agar kelemahan-kelamahan dalam pembelajaran di atas tidak terulang lagi pada pembelajaran selanjutnya. Solusi yang diperoleh setelah melakukan diskusi diantaranya guru harus memberikan pentunjuk kerja yang lebih terstruktur dan jelas sebelum siswa mengerjakan lembar diskusi serta melakukan kegiatan percobaan. Berilah waktu yang cukup untuk semua siswa dalam menggunakan setiap alat-alat pengungkit yang telah disediakan. Selain itu menunjuk siswa yang ribut untuk mempresentasikan hasil diskusi serta berikan penghargaan terhadap siswa apapun hasil diskusinya. Ajaklah siswa untuk lebih aktif dalam membuat kesimpulan di akhir pembelajaran, sehingga mereka akan mengetahui mana yang termasuk contoh dan bukan contoh pengungkit. a. Pertemuan Kedua Berdasarkan
observasi
kegiatan
guru
dan
siswa
selama
proses
pembelajaran menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP. Adapun hasil observasi tersaji dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 13 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I Pertemuan Kedua No.
Aspek yang Diamati
1. 2. 3. 4.
Mempersiapkan dan menyajikan gambar. Memberikan pentunjuk Berdiskusi menganalisis gambar Membahas hasil analisis gambar Menjelaskan materi berdasarkan hasil analisis gambar Kesimpulan Jumlah skor Rata-rata keseluruhan Kategori
5. 6.
Skor Penilaian 3,5 3,4 3,2 3 3,2 3,2 19,5 3,2 Baik
Berdasarkan data observasi terbukti bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran lebih baik, siswa duduk rapi, tenang dan memperhatikan setiap petunjuk belajar yang disampaikan oleh guru. Kerjasama serta sikap saling membantu di antara siswa satu dengan siswa lainnya juga sudah
44
tumbuh dengan baik. Manjemen waktu yang digunakan sudah sesuai dengan alokasi yang ditentukan. Namun pembelajaran sedikit terkendala manakala siswa tidak senang dengan pembagian kelompok secara berhitung serta ada salah satu siswa yang tidak mau berkelompok dengan anggota kelompoknya. Pada saat membahas hasil analisis percobaan ada beberapa kelompok yang menyimpulkan hasil percobaan yang tidak tepat, sehingga kelompok tersebut diberikan kesempatan lagi untuk mengulang percobaan. Hal tersebut menyebabkan kelompok yang sudah benar menjadi gaduh. Setelah pembelajaran berakhir, guru berkonsultasi kepada guru kelas untuk menemukan solusi yang tepat untuk mengendalikan siswa yang susah diatur. Solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut guru harus bersikap tegas terhadap siswa yang tidak mau mengikuti perintah guru, bahkan pemberian hukuman yang mendidik diperlukan agar siswa jera. b. Pertemuan Ketiga
Berdasarkan observasi terlihat bahwa guru dan siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Hasil observasi kegiatan guru dan siswa tersaji dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 14 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I Petemuan Ketiga No.
Aspek yang Diamati
Skor Penilaian
1. 2. 3. 4.
Mempersiapkan dan menyajikan gambar 3,5 Memberikan pentunjuk 3,1 Berdiskusi menganalisis gambar 3 Membahas hasil analisis gambar 3,2 Menjelaskan materi berdasarkan hasil 5. 3 analisis gambar 6. Kesimpulan 3 Jumlah skor 18,8 Rata-rata keseluruhan 3,1 Kategori Baik Berdasarkan data observasi menunjukkan dari awal pembelajaran guru sudah menekankan pada keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran agar
45
dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Guru menyajikan gambar-gambar pengungkit dan bidang miring sebagai upaya untuk mengingatkan kembali pengetahuan mereka akan pengungkit dan bidang miring. Pengelolaan kelas telah terstruktur dengan baik, siswa tetap antusias namun tidak ramai. Siswa bergantian menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru, siswa memberikan komentar terhadap jawaban teman mereka yang dianggap kurang tepat. Namun saat diskusi berlangsung mereka terkesan tergesa-gesa dalam mengerjakan lembar diskusi bahkan banyak siswa yang berpendapat bahwa mereka sudah mengerti tentang pengungkit dan bidang miring sehingga mereka berharap langsung saja dilakukan evaluasi. 4.2.4 Hasil Tindakan Siklus I Hasil pemberian tindakan terhadap mata pelajaran IPA melalui pembelajaran Examples Non Examples dengan media visual pada kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 01 tahun pelajaran 2013/2014 terdiri dari hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil pemberian tindakan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yang disajikan melalui bentuk tabel dan grafik. Adapun hasil belajar IPA ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik pada siklus I sebagai berikut: Tabel 15 Hasil Belajar IPA Aspek Kognitif Pada Siklus 1 Nilai X1 F1 X1 F1 58 8 464 50 – 66 70 2 140 67 – 73 77 6 462 74 – 80 84 7 588 81 – 87 91 4 364 88 – 94 Total 27 2018 Rata-rata = X1 F1 : F1 = 2018 : 27 = 74,7
Fk (%) 29,6 7,4 22,2 25,9 14,8
Keterangan Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel 15 tentang hasil belajar IPA ranah kognitif pada siklus I tentang materi pesawat sederhana berupa pengungkit dan bidang miring dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dibandingkan pada ketuntasan hasil belajar pada pra siklus. Namun demikian masih banyak
46
siswa yang belum mencapai KKM yatu 67. Sesuai tabel di atas ketuntasan hasil belajar disajikan dalam bentuk tabel yang lebih sederhana sebagai berikut: Tabel 16 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Aspek Kognitif Pada Siklus I No.
Nilai
Keterangan
Jumlah Siswa
1. 2.
<67 ≥ 67 Jumlah
Tidak tuntas Tuntas
8 19 27
Presentase (%) 29,6 70,4 100
Berdasarkan data hasil belajar IPA terbukti dari 27 siswa hanya 19 siswa yang mendapat nilai ≥ 67 dengan ketuntasan hasil belajar 70,4% sedangkan 8 siswa masih mendapatkan nilai < 67 dengan ketuntasan hasil belajar 29,6%. Jadi dapat dikatakan bahwa ketuntasan hasil belajar pada siklus I belum mencapai target ketuntasan yang ditetapkan, maka perlu diadakan pemberian tindakan pada siklus II guna meningkatkan hasil belajar siswa. Dari data ketuntasan hasil belajar IPA kognitif yang telah diterangkan pada tabel 16 maka dapat disajikan bentuk grafik sebagai berikut:
8 Tidak tuntas (< 67) 19
Tuntas (≥67)
Gambar 4 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Siklus I Pada penilitian ini, penilaian tidak hanyadigunakan untuk mengetahaui hasil belajar aspek kognitif saja, namun digunakan juga untuk mengetahui hasil belajar aspek afektif dan aspek psikomotrik siswa. Adapun hasil belajar IPA ranah afektif pada siklus I tersaji pada tabel sebagai berikut:
47
Tabel 17 Hasil Belajar Aspek Afektif Pada Siklus 1 No. 1. 2. 3.
Aspek yang Diamati Sikap Perhatian Antuasiasme Jumlah Rata-rata keseluruhan Kategori
Rata-Rata Per Aspek 3,2 2,9 3,2 9,3 3,1 Baik
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kualitas sikap siswa selama mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran Examples Non Examples dengan media visual masuk dalam kategori baik dengan rata-rata keseluruhan mendapatkan skor 3,1. Pada awal pembelajaran peralatan dan perlengkapan belajar siswa seperti alat tulis dan buku paket pelajaran sudah tertata rapi di atas meja masing-masing. Sikap menghargai dan kerjasama diantara siswa mulai tumbuh ketika mereka saling membantu dalam menyelesaikan tugas diskusi. Mereka bertanggung jawab terhadap tugas-tugas masing-masing yang diberikan oleh anggota kelompok. Jika ada hal-hal yang belum dimengerti, mereka tidak ragu untuk bertanya kepada guru. Siswa terlihat sangat antusias manakalah saat berdiskusi guru membagikan media pembelajaran yang akan dianalisis. Namun saat kelompok mempresentasikan hasil diskusi masih ada beberapa siswa yang ribut sendiri dan mereka masih sibuk dengan media pembelajaran yang disediakan sehingga guru harus sering mengingatkan untuk tidak ramai dan memperhatikan presentasi kelompok yang sedang maju. Sedangkan hasil belajar psikomotorik dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 18 Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Pada Siklus 1 No.
Aspek yang Diamati
Rata-Rata Per Aspek 1. Respon kompleks secara lancar 3,4 2. Respon tertentu dengan bimbingan guru 3,3 3. Mempresepsikan 3,3 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kualitas keterampilan siswa selama mengikuti Jumlah 10 Rata-rata keseluruhan 3,3 Kategori Baik
48
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kualitas keterampilan siswa selama mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran Examples Non Examples melalui media visual masuk dalam kategori baik dengan rata-rata keseluruhan mendapatkan skor 3,3. Keterampilan siswa terlihat ketika mereka mampu mengoprasikan setiap media pembelajaran dan menyelesaikan setiap tugasnya dengan tepat waktu. Respon siswa terhadap setiap kegiatan pembelajaran sudah baik terbukti mereka aktif untuk mencatat setiap hasil diskusi secara lengkap dan mempresentasikan jawaban hasil diskusi secara runtut. Mereka menemukan secara mandiri materi yang dipelajari melalui pengamatan dengan bantuan media pembelajaran seperti mampu menentukkan letak kuasa, titik tumpu, dan beban pada gambar atau benda nyata yang disajikan serta mampu mendaftar setiap alat-alat sesuai jenis peswat sederhana. Selain itu, mereka aktif untuk mencoba setiap media yang disediakan dengan penuh rasa ingin tahu, bahkan berulang-ulang mereka mencoba setiap media yang ada. 4.2.5 Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran IPA melalui model Examples Non Examples dengan media visual pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh selama tiga kali pertemuan pada siklus I adalah sebagai berikut: A. Kelebihan 1. Siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran dengan media gambar dan benda nyata. 2. Siswa berbartisipasi aktif dalam menemukan sendiri pokok materi yang sedang dipelajari. 3. Siswa dapat belajar menganalisis gambar berupa contoh dan tidak contoh yang terdapat materi yang dipelajari sehingga siswa akan berusaha untuk selalui berpikir kritis. 4. Kegiatan pembelajaran sudah berjalan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
49
B. Kekurangan 1. Penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dengan media visual merupakan hal baru bagi siswa sehingga saat menganalisis contoh dan tidak contoh materi melalui gambar atau benda nyata masih memerlukan bimbingan intensif oleh guru. 2. Guru terkadang masih kurang jelas dalam memberikan petunjuk kerja, sehingga pada saat diskusi kelompok masih banyak kelompok yang tidak mengerti dengan lembar kerja yang dibagikan. 3. Pada setiap pembuktikan contoh dan tidak contoh materi dengan menggunakan benda nyata masih diperlukan pengulangan sampai mendapat hasil analisis yang benar. 4. Kesimpulan materi pada akhir pembelajaran kadang hanya membahas contoh yang terkait dengan materi sedangkan tidak contoh kurang ditekankan. C. Penyelesaian 1. Guru harus selalu memberikan bimbingan pada setiap kelompok dalam mengerjakan lembar kerja. 2. Guru mengajak siswa untuk bersama-sama memahami petunjuk kerja yang terdapat dalam lembar kerja siswa. 3. Memberikan penguatan materi dengan membuktikan permasalahan yang telah didiskusikan oleh para siswa secara bersama-sama di depan kelas. 4. Memberikan kesempatan penuh pada siswa untuk menemukan sendiri contoh dan tidak contoh materi melalui media yang telah disedikan.
4.3 Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaa Siklus II merupakan tindak lanjut pada siklus I yang belum mencapai hasil belajar secara maksimal. Siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dengan pokok bahasan yang berbeda-beda dan merupakan pokok bahasan lanjutan dari siklus I. Adapun rinciannya pelaksanaan siklus II sebagai berikut:
50
4.3.1 Tahap Perencanaan Siklus II Melalui hasil refleksi pada siklus I, peneliti membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang merupakan perbaikan terhadap kekurangan yang terdapat pada siklus I sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran. a. Pertemuan Pertama Perencanaan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II diawali dengan berkonsultasi dengan guru kelas terkait model pembelajaran Examples Non Examples dengan media visual yang akan diterapkan pada kegiatan pembelajaran dengan materi katrol. Menurut saran dari guru kelas, peneliti lebih baik memanfaatkan media pembelajaran berupa KIT katrol yang ada di sekolah. Setelah mendapat izin dari sekolah, peneliti memperiksa kelengkapan KIT katrol dan menyiapkan untuk pembelajaran pada pertemuan pertama. Selain itu, peneliti menyusun RPP, lembar kerja siswa, lembar observasi agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan lancar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan masih sama dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus I, namun indikator yang dicapai berbeda. Adapun indikatornya yaitu menyebutkan jenis-jenis katrol, menjelaskan prinsip kerja katrol, menyebutkan penggunaan katrol dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kegiatan inti pembelajaran, siswa bersama kelompok menganalisis gambar untuk mengetahui jenis-jenis katrol. Setelah itu, siswa bersama kelompok merakit jenis-jenis katrol (katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk) untuk mengetahui prinsip kerja katrol. Sesuai Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru membuat kesimpulan dan saling bertanya jawab terkait materi yang belum dipahami. b. Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dimulai dengan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran kedua, setelah itu peneliti berkonsultasi kembali dengan guru kelas terkait materi roda berporos. Selanjutnya, peneliti menyusun RPP dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang masih sama dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada pertemuan pertama siklus II, namun indikator yang digunakan tetap berbeda. Indikator pada
51
pertemuan kedua yaitu menyebutkan contoh alat-alat yang menggunakan prinsip roda berporos dan menjelaskan manfaat penggunaan roda berporos. Peneliti juga menyiapkan lembar kerja siswa, lembar observasi, dan media pembejaran. Media pembelajaran yang digunakan seperti gambar alat-alat yang menggunakan prinsip roda berporos dan benda nyata berupa semen yang dipadatkan sebagai beban dan spidol sebagai roda. Kegiatan pembelajaran dilaksankan dengan menerapkan pembelajaran Examples Non Examples sehingga siswa diharuskan dapat menemukan yang termasuk contoh roda berporos dan bukan roda berporos pada kegiatan pembelajaran yang telah diranncang oleh guru. Siswa bersama kelompok melakukan
pengamatan
melalui
percobaan
memindahkan
beban
tanpa
menggunakan roda dan menggunakan beban, sehingga siswa dapat menjelaskan manfaat peggunaan roda berporos. Setelah mengetahui manfaat penggunaan roda berporos, guru menyajikan beberapa gambar yang berbeda dan siswa bersama kelompok menentukan alat-alat yang menggunakan prinsip kerja roda berporos. Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru membuat kesimpulan dan guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi sebagai persiapan menghadapi evaluasi pada pertemuan ketiga. c. Pertemuan Ketiga Pembelajaran pada pertemuan ketiga difokuskan terhadap pengulangan materi dan evaluasi siklus II. Perencanaan diawali dengan menyusun RPP, lembar kerja siswa, lembar observasi, butir-butir soal, serta menyiapkan media pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari dengan bertanya jawab tentang jenis katrol, alat-alat yang menggunakan prinsip kerja katrol, dan roda berporos. Pada kegiatan inti, guru guru memberikan kuis tebak kata pada setiap kelompok diskusi. Sebelum kuis tebak kata dimulai, guru menunjukkan gambar katrol dan roda berporos pada setiap kelompok, kemudian setiap kelompok diharuskan membuat catatan secara singkat tentang gambar yang disajikan dan catatan tersebut digunakan sebagai panduan untuk menjawab kuis.Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dan siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II secara individu.
52
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada hari Rabu 5 Maret 2014, Kamis 6 Maret 2014, dan 7 Maret 2014. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru/pengajar di bawah bimbingan guru kelas 5 sebagai observer pertama dan dibantu oleh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai observer kedua. Pada pertemuan pertama dan kedua pembelajaran menerapkan model Examples Non Examples dengan media visual serta pertemuan tiga digunakan untuk pengulangan materi pada pertemuan pertama dan kedua, dilanjutkan dengan pemberian evaluasi guna mengetahuai hasil belajar kognitif, afektif, psikomotorik setelah dilakukan tindakan dalam pembelajaran. a. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus I dilakukan pada tanggal 5 Maret 2014 pada jam pembelajaran 2-3 dengan alokasi waktu 2×35 menit. Peneliti melakukan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang sama pada siklus I namun dengan indikator yang berbeda. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama merupakan materi lanjutan pada siklus I yaitu pesawat sederhana jenis katrol. Langkah-langkah pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegitan penutup. Adapun rinciannya sebagai berikut: a) Kegiatan awal dibuka dengan salam pembuka doa, presensi, dan dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa tentang cara orang mengambil air dari sumur. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang katrol. b) Kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi, dan kegiatan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi siswa mengamati dua kegiatan orang yang sedang mengambil air dari sumur yang terdapat pada gambar. Kemudian siswa bertugas untuk menjelaskan kegiatan pada gambar yang lebih mudah dilakukan beserta alasannya. Pada kegiatan elaboasi, siswa bersama kelompok menganalisis jenis-jenis katrol melalui pengamatan terhadap gambar. Setelah mengetahui jenis-jenis katrol, siswa bersama kelompok merakit katrol tetap, katrol bebas, dan katrol ganda dengan menggunakan KIT katrol. Berdasarkan hasil percobaan merakit katrol, siswa bersama guru membahas tentang prinsip kerja katrol dan alat-alat yang
53
menggunakan prinsip kerja katrol. Kegiatan konfirmasi, siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. c) Kegiatan penutup, siswa membuat rangkuman dan guru memberikan beberapa pertanyaan setiap kelompok untuk mengetahui sejauh mana penguasaan mereka terhadap materi. b.
Pertemuan Kedua Pertemuan kedua siklus II dilakukan pada tanggal 6 Maret 2014 pada jam
pembelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2×35 menit. Materi pembelajaran yang disampaikan adalah pesawat sederhana jenis roda berporos. Media pembelajaran yang digunakan berupa gambar dan benda nyata. Benda nyata berupa spidol yang digunakan sebagai roda dan semen sebagai bebannya. Langkah-langkah pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegitan penutup. Adapun rinciannya sebagai berikut: a) Kegiatan awal pembelajaran diawali dengan salam pembuka, doa, presensi. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengenai bagian-bagian yang terdapat pada sepeda. Melalui contoh roda sepeda, siswa diajak untuk menganalisis prinsip kerja roda berporos. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi, dan kegiatan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi siswa bersama kelompok mengamati beberapa gambar yang merupakan alat-alat yang menggunakan prinsip kerja roda berporos. Pada kegiatan elaborasi, siswa bersama kelompok melakukan percobaan tentang penggunaan roda berporos dalam memindahkan suatu beban. Setelah itu siswa bersama kelompok menentukan alat/benda yang menggunakan prinsip kerja roda berporos pada gambar. Pada kegiatan Konfirmasi, siswa bersama guru menarik kesimpulan tentang manfaat penggunaan roda berporos dan contoh alat/benda yang menggunakan prinsip kerja roda berporos. c) Kegiatan penutup, siswa membuat rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari, dan untuk mengetahui kemampuan siswa, guru memberikan beberapa pertanyaan rebutan kepada siswa.
54
c. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga siklus II dilakukan pada tanggal 7 Maret 2014 pada jam pembelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2×35 menit. Pada pertemuan ini guru akan mengulang materi pada pertemuan sebelumnya yaitu pesawat sederhana jenis katrol dan roda berporos. Setelah dilakukan pengulangan materi, guru akan memberikan soal evaluasi siklus II. Langkah-langkah pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegitan penutup. Adapun rinciannya sebagai berikut: a) Kegiatan awal diawali dengan salam pembuka, doa, presensi kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya jawab tentang jenis-jenis katrol, alat-alat yang menggunakan prinsip kerja katrol, dan roda berporos. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.b) Kegiatan Inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi, dan kegitan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menunjukkan dua gambar yang berbeda, gambar pertama menunjukkan alat yang menggunakan prinsip katrol dan gambar yang menggunakan prinsip kerja roda berporos. Pada kegiatan elaborasi, siswa bersama kelompok diberikan kesempatan untuk mengamati gambar tentang katrol dan roda berporos serta membuat catatan kecil tentang gambar yang telah diamati karena akan digunakan sebagai panduan menjawab kuis. Setelah siswa mengamati setiap gambar yang disajikan, guru meberikan kuis tebak kata. Pada kegiatan konfirmasi, siswa bersama guru mebuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari. c) Kegiatan penutup, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II. 4.3.3 Hasil Observasi Siklus II Pada setiap pelaksanaan pembelajaran dilakukan pengamatan oleh observer. Observer dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu guru kelas sebagai observer satu dan mahasiswa sebagai observer dua. Observer bertugas untuk mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dengan mengisi lembar observarsi yang terdiri dari lembar observasi aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik, dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran guru dan siswa. Adapun hasil pengamatan sebagai berikut:
55
a.
Pertemuan Pertama Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh di lapangan menunjukkan
bahwa kegiatan pembelajaran yang berlangsung sudah terpogram sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Kerjasama guru dan siswa sudah terjalin dengan baik. Hasil observasi kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 19 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II Pertemuan Pertama Skor Penilaian
No.
Aspek yang Diamati
1. 2. 3. 4.
Mempersiapkan dan menyajikan gambar Memberikan pentunjuk Berdiskusi menganalisis gambar Membahas hasil analisis gambar Menjelaskan materi berdasarkan hasil analisis gambar Kesimpulan Jumlah skor Rata-rata keseluruhan Kategori
5. 6.
4 3,4 3,6 3,8 3,3 3,6 21,7 3,6 Sangat Baik
Sesuai data observasi guru dan siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran melalui model Examples Non Examples dengan media visual terbukti siswa memliki rasa ingin tahu yang besar terhadap media pembelajaran seperti gambar dan KIT katrol, mereka sangat penasaran terhadap penggunaan media yang disediakan. Setelah media pembelajaran dibagikan kepada setiap kelompok diskusi, guru menjelaskan petunjuk kerja yang terdapat pada lembar diskusi. Walaupun tidak semua kelompok mendapatkan KIT katrol yang lengkap siswa tetap antusias dan aktif untuk merakit setiap jenis katrol bahkan mereka saling berebut untuk mendapatkan bimbingan dari guru. Suasana kelas menjadi gaduh manakala banyak kelompok yang masih belum mengerti cara merakit katrol dengan benar. Pada akhirnya guru harus menunjukkan cara merakit katrol bersama-sama di
depan kelas.
Setelah
itu,
siswa
bersama
kelompok
mempraktekan kembali cara merakit katrol dengan benar. Akhirnya mereka dapat
56
menunjukkan perbedaan setip jenis katrol melalui pengalaman langsung merakit katrol. Berdasarkan hasil diskusi guru bersama siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari. Setelah pembelajaran guru berkonsultasi pada observasi untuk mengatasi permasalahan tersebut dan solusi yang didapat diantaranya guru seharusnya menjelaskan bagian media pembelajaran secara rinci bahkan jika perlu guru harus mendemonstrasikan terlebih dahulu media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan diskusi sehingga saat diskusi berlangsung siswa tidak akan mengalami kesulitan. b. Pertemuan Kedua Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran menunjukkan bahawa kualitas pembelajaran secara keseluruhan sudah baik dan guru sudah berusaha maksimal memfasilitasi siswa untuk belajar dengan baik. Adapun hasil observasi kegiatan guru dan siswa tersaji pada tabel sebagai berikut: Tabel 20 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II Pertemuan Kedua No.
Aspek yang Diamati
1. 2. 3. 4.
Mempersiapkan dan menyajikan gambar Memberikan pentunjuk Berdiskusi menganalisis gambar Membahas hasil analisis gambar Menjelaskan materi berdasarkan hasil analisis gambar Kesimpulan Jumlah skor Rata-rata keseluruhan Kategori
5. 6.
Skor Penilaian 4 3,8 3,5 3,8 3,6 3,8 22,5 3,8 Sangat Baik
Dari data observasi yang diterangkan pada tabel di atas menunjukkan guru sudah menyajikan media pembelajaran dengan lebih baik sehingga setiap kelompok mendapatkan media pembelajaran yang lengkap. Guru sudah menyapaikan tujuan pembelajaran serta memberikan petunjuk kerja secara lebih rinci dan jelas kepada setiap kelompok diskusi. Kerjasama di antara siswa juga sudah terjalin dengan baik, tumbuh sikap saling menghargai dan menghormati
57
saat perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Namun diskusi kelompok membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus dilakukan pengulangan terhadap analisis hasil diskusi. Siswa sudah memiliki keberanian untuk mengemukan pendapatnya saat diskusi maupun dalam membuat kesimpulan di akhir pembelajaran. c. Pertemuan Ketiga Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa siswa semakin tertarik dalam mengikuti pembelajaran, mereka merasa bahwa pembelajaran dengan menggunakan model dan media pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat membuat mereka lebih mudah mengingat materi yang dipelajari. Adapun hasil observasi kegiatan guru dan siswa tersaji pada tabel sebagai berikut: Tabel 21 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II Pertemuan Ketiga No.
Aspek yang Diamati
1. 2. 3. 4.
Mempersiapkan dan menyajikan gambar Memberikan pentunjuk Berdiskusi menganalisis gambar Membahas hasil analisis gambar Menjelaskan materi berdasarkan hasil analisis gambar Kesimpulan Jumlah skor Rata-rata keseluruhan Kategori
5. 6.
Skor Penilaian 3,7 3,4 3,5 3,5 3,2 3,4 20,7 3,4 Sangat Baik
Sesuai data observasi yang tersaji pada tabel di atas mengisyaratkan bahwa guru mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik terbukti berbagai macam gambar katrol dan roda berporos sudah tersaji rapi di depan kelas.Guru memfasilitasi dan membimbing setiap kelompok diskusi dalam menentukan perbedaan setiap gambar pesawat sederhana sehingga mereka tidak akan salah dalam mengategorikan setiap jenis pesawat sederhana. Pembelajaran pada pertemuan ketiga memang difokuskan pada pengulangan materi pada pertemuan pertama dan kedua. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mereview kembali materi
58
yang sudah dipelajari dan diharapkan siswa dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Setelah pengulangan dirasa cukup, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II secara mandiri. 4.3.4 Hasil Tindakan Siklus II Hasil pemberian tindakan terhadap mata pelajaran IPA melalui pembelajaran Examples Non Examples dengan media visual pada kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 01 tahun pelajaran 2013/2014 terdiri dari hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil pemberian tindakan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yang disajikan melalui bentuk tabel dan grafik. Adapun hasil belajar IPA ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik pada siklus II tersaji dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 22 Hasil Belajar IPA Aspek Kognitif Pada Siklus II Nilai Xi Fi Xi Fi Fk (%) Keterangan 62,5 1 62,5 3,7 Tidak tuntas 59 – 66 70,5 2 141 7,4 Tuntas 67 – 74 78,5 3 235,5 11,1 Tuntas 75 – 82 86,5 18 1557 66,7 Tuntas 83 – 90 94,5 3 283,5 11,1 Tuntas 91 – 98 Total 27 2279,5 Rata-rata=Xi Fi: Fi= 2279 : 27 = 84,4 Melalui data hasil belajar ranah kognitif yang tersaji dalam tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang masuk kategori tuntas pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan siklus II dengan skor ratarata sebesar 84,4. Ketuntasan hasil belajar disajikan secara lebih rinci melalui tabel di bawah ini: Tabel 23 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Aspek Kognitif Pada Siklus II No. 1. 2.
Nilai < 67 ≥ 67 Jumlah
Keterangan Tidak tuntas Tuntas
Jumlah Siswa 1 26 27
Presentase (%) 3,7 96,3 100
Berdasarkan data tentang hasil belajar kognitif siswa dalam tabel diatas menunjukkan dapat bahwa 26 siswa dari jumlah keseluruhan siswa 27 sudah mencapai KKM (67) atau sudah mencapai ketuntasan hasil belajar 96,3 %. Hal ini
59
dapat dikatakan bahwa pada siklus II hasil belajar siswa sudah mencapai target yang ditentukan yaitu mencapai ≥ 85 %. Guna memperjelas jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas maka disajikan data dalam bentuk grafik sebagai berikut: 1
Tidak tuntas (<67) 26
Tuntas (≥67)
Gambar 5 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Siklus II Pada penelitian ini tidak hanya menilai aspek kognitif saja, namun juga menilai aspek afektif dan aspek psikomotorik. Adapun hasil penilaian aspek afketif selama tiga kali pertemuan pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 24 Hasil Observasi Aspek Afektif Pada Siklus II No. Aspek yang Diamati Rata-Rata Per Aspek 1. Sikap 3,6 2. Perhatian 3,3 3. Antuasiasme 3,5 Jumlah 10,4 Rata-rata keseluruhan 3,5 Kategori Sangat Baik Sesuai dengan tabel di atas menunjukkan bahwa afektif siswa menunjukkan kualitas yang lebih baik tercermin manakala guru menjelaskan materi mereka duduk tenang, rapi dan memperhatikan setiap pengarahan yang diberikan oleh guru. Kerjasama dan sikap saling menghormati sudah tumbuh dengan sangat baik ketika mereka berdiskusi kelompok. Setiap siswa berpartisipasi aktif untuk ikut berdiskusi serta bertanggung jawab dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Saat presentasi kelompok, mereka
60
sudah berani bertanya terhadap hasil diskusi yang tidak sesuai dengan hasil diskusinya. Selain itu, mereka yang sudah menemukan jawaban hasil diskusi, tidak ragu untuk membantu kelompok lain dalam menjawab pertanyaan kelompok lain. Sikap saling membantu juga tercermin saat melakukan percobaan merakit katrol, mereka saling bergantian dengan anggota kelompok sehingga setiap siswa bisa mencoba merakit katrol dengan benar. Sedangkan hasil observasi psikomotorik tersaji melalui tabel di bawah ini.
No. 1. 2. 3.
Tabel 25 Hasil Observasi Aspek Psikomotorik Pada Siklus II Aspek yang Diamati Rata-Rata Per Aspek Respon Kompleks secara lancar 3,5 Respon tertentu dengan bimbingan guru 3,5 Mempresepsikan 3,6 Jumlah 10,6 Rata-rata keseluruhan 3,5 Kategori Sangat Baik
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa aspek psikomotorik siswa berkualitas
sangat
baik,
mereka
sudah
terbiasa
dengan
pembelajaran
menggunakan model dan media sehingga banyak dari mereka yang saling berebut untuk mendapatkan media pembelajaran dan guru pun harus selektif dalam membagikan setiap media yang diberikan agar setiap siswa mendapatkan hak yang sama. Mereka memiliki kecakapan dalam mengoperasikan setiap media yang disajikan dan tidak merasa sungkan untuk mencoba setiap media yang ada. Bahkan,
ada
sebagain
kelompok
yang
tanpa
bimbingan
guru
dapat
mengoperasikan media. Mereka juga melakukan setiap langkah kerja sesuai dengan petunjuk kerja yang diberikan, dan ketepatan dalam menjawab setiap pertanyaan diskusi sudah didukung dengan alasan-alasan yang tepat sesuai pembuktiaan dengan menggunakan benda nyata yang disediakan. Selain itu, mereka sudah bisa menyusun hasil diskusi secara lengkap dan runtut sehingga mudah untuk dipahami.
61
4.3.5 Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran IPA melalui model Examples Non Examples dengan media visual pada siklus II maka secara keseluruhan hasil refleksi yang di peroleh selama tiga kali pertemuan pada siklus II menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran yang semakin baik dibandingkan pertemuan pada siklus I. Adapun hasil refleksi yang diperoleh pada pertemuan siklus II adalah sebagai berikut. A. Kelebihan 1. Pelaksanaan pembelajaran sudah terstruktur sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dibuat. 2. Kegiatan diskusi sudah menumbuhkan kebiasaan siswa untuk berpikir kritis. 3. Rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran semakin meningkat manakala mereka mempraktekannya dengan media yang telah disediakan. 4. Keberanian siswa sudah tumbuh dengan baik ketika mereka sudah berani bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. B. Kekurangan 1. Penggunaan waktu saat diskusi yang dilakukan oleh guru belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Siswa belum menguasai cara penggunaan media pembelajaraan yang disediakan. C. Penyelesaian 1. Guru harus lebih tegas dalam pembatasan waktu dalam berdiskusi, mengerjakan LKS, dan presentasi hasil diskusi. 2. Guru harus menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran secara lebih jelas jika perlu guru memberikan contoh cara penggunaannya.
4.4 Analisis Data Hasil Penelitian 4.4.1 Hasil Belajar Siswa Perbandingan hasil belajar siswa aspek kognitif pra siklus, siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 26 di bawah ini:
62
Tabel 26 Rekapitulasi Perbandingan Skor Ketuntasan Hasil Belajar IPA Aspek Kognitif Pra Siklus, Siklu I, dan Siklus II
No. 1. 2.
Ketuntasan Hasil Belajar Tidak tuntas (< 67) Tuntas (≥ 67) Jumlah
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
11
40,7
8
29,6
1
3,7
16
59,2
19
70,4
26
96,3
27
100
27
100
27
100
Dari data yang telah diterangkan pada tabel di atas maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Tidak Tuntas
Presentase Tidak Tuntas
Tuntas
Presentase Tuntas
96,3
70,4 59,2 40,7 29,6
11
8
Pra Siklus
26
19
16
1 Siklus I
3,7 Siklus II
Gambar 6 Grafik Rekapitulasi Perbandingan hasil belajar aspek kognitif Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai (≥ 67) dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk kategori tuntas pada pra siklus ada 16 siswa yang tuntas dengan presentasi ketuntasan hasil belajar sebesar 40,7 % dan 11 siswa yang tidak tuntas dengan presentasi ketidaktuntasan hasil belajar sebesar 59,2 %. Pada siklus I terdapat 19 siswa yang tuntas dengan presentasi ketuntasan hasil belajar sebesar 70,4 % dan 8 siswa yang tidak tuntas dengan presentasi ketidaktuntasan hasil belajar sebesar 29,6 %, sedangkan pada siklus II terdapat 26 siswa yang tuntas dengan presentasi
63
ketuntasan hasil belajar sebesar 96,3 % dan 1 siswa yang tidak tuntas dengan presentase ketidaktuntasan hasil belajar sebesar 3,7 %. Hal ini dapat membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dengan media visual dapat meningkatkan hasil belajar. Sedangkan rekapitulasi perbandingan skor maksimal, minimal, dan rata-rata hasil belajar pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada grafik 7 sebagai berikut: Nilai Min
Nilai Max
90
Rata-Rata 95
90
84,4 74,7
66,2
65 50
20
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 7 Grafik Perbandingan Nilai Maksimal, Minimal, Rata-Rata Hasil Belajar IPA Aspek Kognitif Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Sesuai grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai maksimal mengalami peningkatan pada setiap siklus, walaupun tidak terlalu signifikan. Nilai maksimal pra siklus 90, siklus I tetap 90 dan naik menjadi 95 pada siklus II. Sedangkan nilai minimal pada setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan terbukti dari pra siklus 20, naik menjadi 50 dan naik menjadi 65 pada siklus II. Nilai rata-rata pra siklus 66,2 naik menjadi 74,7 pada siklus I, dan mencapai 84,4 pada siklus II. Selain hasil belajar aspek kognitif, juga disajikan hasil belajar aspek afektif siklus I dan siklus II dalam bentuk grafik sebagai berikut:
64
Rata-Rata Hasil Belajar Aspek Afektif 3,5 3,1
Siklus I
Siklus II
Gambar 8 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil BelajarAspek Afektif Siklus I dan Siklus II Dilihat grafik di atas terjadi kenaikan nilai rata-rata hasil belajar aspek afektif pada setiap siklus. Pada siklus I dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar aspek afektif sebesar 3,1 yang masuk dalam kategori baik dan naik menjadi 3,5 yang masuk dalam kategori sangat baik pada siklus II. Pada gambar 9 disajikan grafik rata-rata hasil belajar aspek psikomotorik sebagai berikut: Rata-Rata Hasil Belajar Aspek Psikomotorik 3,5 3,3
Siklus I
Siklus II
Gambar 9 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus I dan Siklus II Berdasarkan grafik 9 terjadi kenaikan nilai rata-rata hasil belajar aspek psikomotorik pada setiap siklus. Pada siklus I dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar aspek psikomotorik sebesar 3,3 yang masuk dalam kategori baik, dan naik menjadi 3,5 yang masuk dalam kategori sangat baik pada siklus II.
65
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SD Negeri Sidorejo Lor 01 mengalamai peningkatan setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran melalui model Examples Non Examples dengan media visual. Hal ini sejalan dengan penelitian Purji (2013) yang menyatakan bahwa melalui model pembelajaran Examples Non Examples berbantu media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Selain itu, Haryoso (2012) menyatakan bahwa hasil belajar IPA mengalami peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dengan media power point. Peningkatan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran melalui model Examples Non Examples dengan media visual ditunjukkan dengan peningkatan ketuntasan hasil belajar mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus ketuntasan hasil belajar aspek kognitif 59,2% meningkat menjadi 70,4% pada siklus I, dan mencapai 96,3 % pada siklus II yang berarti masih ada 1 siswa yang tidak tuntas. Siswa yang tidak tuntas selama pemberian tindakan disebabkan oleh faktor psikologisnya karena pada saat masih kecil pernah mengalami benturan di kepala yang mengakibatkan konsentrasi serta kesehatan yang tidak stabil. Di sisi lain, hasil belajar aspek afektif meningkat dari rata-rata 3,1 (kategori baik) pada siklus I menjadi 3,5 (kategori sangat baik) pada siklus II. Begitu pula dengan rata-rata hasil belajar aspek psikomotorik pada siklus I 3,3 (kategori baik) meningkat menjadi 3,5 (kategori sangat baik) pada siklus II. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena guru menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples secara baik, di mana saat pembelajaran guru selalu menyajikan gambar-gambar yang berbeda di setiap pertemuan yang disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Siswa dilatih berpikir kritis untuk menganalisis permasalahan yang terdapat pada gambar sehingga siswa dapat menemukan sendiri informasi penting yang terdapat dalam gambar. Selain itu, mereka dapat bertukar pikiran dengan anggota kelompok lain guna menemukan jawaban yang tepat dari permasalahan yang terdapat pada gambar. Sejalan dengan pendapat Komalasari (2010:61) bahwa Examples And Non Examples merupakan model pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada
66
disekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar /foto/ kasus yang bermuatan masalah. Peningkatan hasil belajar siswa ini juga tidak terlepas oleh bantuan media pembelajaran visual (gambar dan benda nyata), karena media visual dapat menggambarkan dan memperjelas materi pembelajaran yang bersifat verbal menjadi konkret sehingga siswa mudah memahami dan mengingat materi dalam jangka waktu lama. Hal ini didukung oleh pendapat Bretz (Musfiqon, 2012:70) mengungkapkan bahwa media visual dapat memperlancar pemahaman dan meperkuat ingatan. Pada pertemuan pertama siklus I siswa sangat tertarik dan antusias untuk mencoba media visual yang disediakan seperti pemotong kuku, catut, penjepit kertas, penjepit es,stapler, pembuka tutup botol, dan pembolong kertas. Melalui benda nyata tersebut siswa besama kelompok bekerjasama menganalisis kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasa pada setiap alat pengungkit yang disediakan sehingga mereka dapat menyebutkan contoh alat sesuai dengan jenis pengungkit. Pada pertemuan kedua siklus I media yang disajikan berupa papan sebagai bidang miring, balok kayu sebagai bebannya. Pada kegiatan diskusi siswa menganalisis
hasil percobaan memindahkan balok kayu dengan
menggunakan bidang miring maupun memindahkan beban tanpa menggunakan bidang miring. Hal ini dilakukan agar siswa dapat merasakan secara nyata manfaat penggunaan bidang miring dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, melalui benda nyata seperti pisau, patah, taspen, cutter siswa dapat mengetahui bahwa bagian tajam pada alat tersebut merupakan bidang miring. Sedangkan pada pertemuan ketiga siklus I guru menyajikan kembali gambar pengungkit dan bidang miring, dimana guru berusaha mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelum siswa mengerjakan soal tes siklus I. Penggunaan media pada siklus II menjadikan minat serta rasa ingin tahu akan materi pelajaran semakin meningkat. Pada pertemuan pertama siklus II, siswa semakin cermat dalam menganalisis gambar-gambar katrol, mereka sudah tidak kesulitan lagi dalam menentukan perbedaan setiap jenis katrol. Selain itu, melalui benda nyata berupa KIT katrol, siswa bersama kelompok berlatih cara merakit katrol dengan benar sehingga mereka dapat pengalaman yang bermakna. Pada pertemuan kedua siklus II media yang digunakan berupa gambar kegiatan
67
orang memindahkan beban dengan roda beroporos dan kegiatan orang memindahkan beban dengan mengangkatnya langsung. Melalui bantuan media benda nyata, siswa mepraktikan secara langsung kegiatan yang terdapat pada gambar dengan cara memindahkan kotak berisi beban dengan bantuan dua spidol yang digunakan sebagai roda. Sedangkan pada pertemuan ketiga siklus II dilakukan pengulangan materi katrol dan roda berporos agar siswa dapat mengerjakan soal tes siklus II di akhir pembelajaran. Sebelum melaksanakan tes, siswa bersama kelompok bertugas menembak kuis tebak kata yang diberikan oleh guru berdasarkan diskripsi yang terdapat pada gambar. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali terhadap materi-materi yang dipelajari sebelumnya. Berdasarkan pemaparan di atas, model pembelajaran Examples Non Examples ini memiliki beberapa kelebihan yaitu siswa dapat lebih berpikir kritis dalam menganalisis gambar, siswa terlibat secara aktif dalam proses penemuan materi, dan siswa dapat belajar mengeluarkan pendapatnya.