BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Hasil Penelitian
4.1.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango adalah sebuah Kabupaten di Provinsi
Gorontalo.Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Gorontalo tahun 2003. Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat wilayah kecamatan, yaitu: 1. Bonepantai, 2. Kabila, 3. Suwawa, dan 4. Tapa. Sampai saat ini
Kabupaten Bone Bolango mengalami banyak proses
pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan, sehingga jumlah kecamatan dan desa/ kelurahan menjadi banyak, yaitu 18 kecamatan, dan 157 desa, dan 4 kelurahan. Batas Wilayah Kabupaten Bone Bolango adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara Laut Sulawesi b. Sebelah Selatan Teluk Tomini c. Barat Kabutan Gorontalo dan Kota Gorontalo d. Timur Kabuapten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Pembagian administratif Kabupaten Bone Bolango terdiri atas 17 kecamatan, yaitu: 1. Bone, 2. Boneraya, 3. Bonepantai, 4. Botupingge, 5. Bulango Selatan, 6. Bulango Timur, 7. Bulango Ulu,
25
8. Bulango Utara, 9. Bulawa, 10. Kabila, 11. Kabilabone, 12. Suwawa, 13. Suwawa Selatan, 14. Suwawa Tengah, 15. Suwawa Timur, 16. Tapa, dan 17. Tilongkabila. 18. Pinogu Di samping itu, Kabupaten Bone Bolango terdiri atas 4 kelurahan dan 157 desa dengan jumlah penduduk 160.118 jiwa (berdasarkan data SP 2013). Luas wilayahnya adalah 1.984,58 km², sehingga daerah ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 81 jiwa/km². Ada pun daftar lengkap kecamatan dan desa/ kelurahan yang ada di kabupaten Bone Bolango hingga September 2010 adalah sebagai berikut. 1. Bone, terdiri atas 13 desa, yaitu: (1) Bilolantunga; (2) Cendana Putih; (3) Ilohuuwa; (4) Inogaluma; (5) Masiaga; (6) Molamahu; (7) Monano; (8) Moodulio; (9) Muara Bone; (10) Sogitia; (11) Taludaa; (12) Tumbuh Mekar; dan (13) Waluhu. 2. Bonepantai, terdiri atas 14 desa, yaitu: (1) Batu Hijau; (2) Bilungala; (3) Bilungala Utara; (4) Kamiri; (5) Lembah Hijau; (7) Ombulo Hijau; (8) Pelita Hijau; (9) Tamboo; (10) Tihu; (11) Tolotio; (12) Tongo; (13) Tunas Jaya; dan (14) Uabanga. 3. Boneraya, terdiri atas 8 desa, yaitu: (1) Alo; (2) Inomata; (3) Laut Biru; (4) Moopiya; (5) Mootayu; (6) Mootinelo; (7) Pelita Jaya; dan (8) Tombulilato. 4. Botupingge, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Luwohu; (2) Panggulo; (3) Panggulo Barat; (4) Tanah Putih; (5) Timbuolo; (6) Timbuolo Tengah; dan (7) Timbuolo Timu.
26
5. Bulango Selatan, terdiri atas 10 desa, yaitu: (1) Ayula Selatan; (2) Ayula Tilango; (3) Ayula Timur; (4) Ayula Utara; (5) Huntu Selatan; (6) Huntu Utara; (7) Lamahu; (8) Mekar Jaya; (9) Sejahtera; dan (10) Tinelo Ayula. 6. Bulango Timur: , terdiri atas 5 desa, yaitu: (1) Bulotalangi; (2) Bulotalangi Barat; (3) Bulotalangi Timur; (4) Popodu; dan (5) Toluwaya. 7. Bulango Ulu, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Ilomata; (2) Mongiilo; (3) Mongilo Utara; (4) Owata; (5) Pilolaheya; (6) Suka Makmur; dan (7) UPT Owata. 8. Bulango Utara, terdiri atas 9 desa, yaitu: (1) (1) Bandungan; (2) Boidu; (3) Bunuo; (4) Kopi; (5) Lomaya; (6) Longalo; (7) Suka Damai; (8) Tuloa; dan (9) Tupa. 9. Bulawa, terdiri atas 9 desa, yaitu: (1) Bukit Hijau; (2) Bunga Hijau; (3) Kaidundu; (4) Kaidundu Barat; (5) Mamungaa; (6) Mamungaa Timur; (7) Mopuya; (8) Nyiur Hijau; dan (9) Patoa. 10. Kabila, terdiri atas 8 desa dan 4 kelurahan, yaitu: (1) Dutohe; (2) Dutohe Barat; (3) Oluhuta [Kelurahan]; (4) Oluhuta Utara; (5) Padengo [Kelurahan]; (6) Pauwo [Kelurahan]; (7) Poowo; (8) Poowo Barat; (9) Talango; (10) Tanggilingo; (11) Toto Selatan; dan (12) Tumbihe [Kelurahan]. 11. Kabilabone, terdiri atas 9 desa, yaitu: (1) Biluango; (2) Bintalahe; (3) Botubarani; (4) Botutonuo; (5) Huangobotu; (6) Modelomo; (7) Molotabu; (8) Olele; dan (9) Oluhuta. 12. Suwawa, terdiri atas 10 desa, yaitu: (1) Boludawa; (2) Bube; (3) Bube Baru; (4) Bubeya; (5) Helumo; (6) Huluduotamo; (7) Tinelo; (8) Tingkohubu; (9) Tingkohubu Timur; dan (10) Ulanta. 13. Suwawa Selatan, terdiri atas 8 desa, yaitu: (1) Bonda Raya; (2) Bondawuna; (3) Bonedaa; (4) Bulontala; (5) Bulontala Timur; (6) Libungo; (7) Molintogupo; dan (8) Pancuran. 14. Suwawa Tengah, terdiri atas 6 desa, yaitu: (1) Alale; (2) Duano; (3) Lombongo; (4) Lompotoo; (5) Tapadaa; dan (6) Tolomato.
27
15. Suwawa Timur, terdiri atas 11 desa, yaitu: (1) Bangio; (2) Dataran Hijau; (3) Dumbayabulan; (4) Panggulo; (5) Pinogu; (6) Pinogu. Dari gambaran lokasi
umum yang diatas, maka yang menjadi
lokasipenelitian adalah terletak di Desa Mamunga
Kecamatan Bulawa yang
berdekatan dengan beberapa desa, yaitu: (1) Bukit Hijau; (2) Bunga Hijau; (3) Kaidundu; (4) Kaidundu Barat; (5) Mamungaa Timur; (6) Mopuya; (7) Nyiur Hijau; dan (8) Patoa, dan lokasi pertanbangan di desa ini terletak
Peta Bone Bolang
28
4.1.2. Kondisi Demografi Desa Mamungaa secara Geografis terletak ± 2 KM dari pusat Kecamatan Bulawa, memiliki potensi yang cukup strategis dengan luaus wilayah 652 KM2 yang terbagi menjadi 4 dusun, yakni: Dusun 1 molou, Dusun 11 Mahoni, Dusun 111 Bangahu, dan Dusun 1V Milango, yang penduduk masyarakatnya berjumlah 496 jiwa.dan lokasi pertambangan di desa ini terletak di areal pegunungn yang lokasinya ± 1 KM dari pemukiman masyarakat setempat. Sebagaimana yang di sajikan dalam table 1 berikut ini
DATA PENDUDUK,PENDIDIKAN DAN AGAMA DESA MAMUNGAA KECAMATAN BULAWA,KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK
NAMA DUSUN
1 DUSUN 1 MOLOU DUSUN 11 MAHONI DUSUN 111 BANGAHU DUSUN 1V MILANGO JUMLAH
PENDIDIKAN MASYARAKAT
AGAMA TAMAT
KK
L
P
JLH
TK
SD
SLTP
SLTA
PT
ISLAM
T.T SD SD
SLTP
SLTA
S.1
-
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
32
58
65
123
7
22
4
6
2
8
52
8
5
2
123
38
77
73
150
9
23
8
5
5
7
40
8
5
-
150
18
35
34
69
3
10
5
1
16
21
3
-
-
69
37
85
69
154
5
27
6
6
2
7
58
20
10
1
154
125
255
241
496
24
82
23
18
9
38
171
39
20
3
496
Sumber: Data Penduduk.Kantor desa 2013
29
4.1.3
Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Desa Mamungaa secara umum penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembanguann dikelola oleh 2 elemen utama, yakni elemen pemerintah desa yang dipimpin langsung oleh kepala desa beserta jajaran perangkat desa yang terdiri dari:
KEPALA DESA KAUR PEMERINTAHAN
ISKANDAR INOMBI S.IP
YESTIN TOBIO
SEKRETARIS DESA
KAUR UMUM
KARIMKATILI
WARNI MOODUTO
KAUR PEMBANGUNA ISMAIL NUNU
KepalaDusun 1
KepalaDusun 11
Kepala Dusun 111
Kepala Dusun 1V
IMRANNAPIDU
USNI PASALI
ANISBUNGA
LISNAWATI SANTOTI
Sumber: Struktur Organisasi Pemerintah Desa.Kantor Desa 2013
30
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1. Modal dan Teknik Menambang Akhir-akhir ini, kita sering mendengar banyak ditemukan tambang emas yang dikelola oleh rakyat ( baca : cara tradisional ) hampir diseluruh pelosok Nusantara.Meskipun menambang logam mulia dengan cara manual seperti itu mengandung resiko yang tidak kecil, baik untuk manusia atau lingkungannya. Toh tetap saja, akibat dan tantangan yang demikian besar itu tidak menjadi soal apabila dibandingkan dengan keuntungan yang dihasilkan dari padanya. Karena bagi sebagian orang, menjadi penambang adalah salah satu cara cepat untuk menjadi kaya ataupun sekedar solusi untuk bertahan hidup dari kesulitan yang menimpa perekonomian negeri ini. Masayarakat sebelumnya sering memakai sebuah alat bernama ” tibean” yaitu sebuah benda sebesar piring kecil, terbuat dari batok kelapa yang dialasi dengan karet. Kemudian mereka mengambil segenggam tanah yang akan ditest mengandung tidaknya emas. Lalu dicampur tanah itu sedikit air dari sungai.Setelah si tester itu mengoyang-goyangkan tanah yang sudah dicampur air tersebut.Tak berapa lama, akibat dari percampuran tanah dan air itu, maka munculah serpihan-serpihan kecil berwarna kuning mengambang diatas air.Disini kita jangan terkecoh dengan serbuk kuning tersebut bahwa itu emas. Penambang biasa menyebut benda itu adalah ” Emas gros”, serbuk itu tidak ada maknanya, meskipun terkadang kehadiran benda tersebut bisa menunjukan akan keberadaan emas di lokasi tersebut. Tapi petunjuk yang lebih tepat kata penambang, adalah serbuk berwarna keperak-perakan yang biasa muncul bersama-sama dengan serbuk keemasan tadi. Apabila si perak tadi sudah muncul, disitu penambang bisa
31
memperkirakan berapa kadar yang terkandung dari emas di lokasi tersebut, seperti halnya yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Tibean tempat menyaring emas yang berasal dari pasir/pasir yang mengandung emas
Teknik penambangan emas secara tradisional sudah dikenal sejak lama sebelum digantikan oleh mesin-mesin yang besar dan berat, namun bukan berarti penambangan tradisional dilupakan.Bagi warga biasa yang memiliki modal terbatas, penambangan tradisional adalah pilihan utama karena cuma perlu ember dan sekop, itu saja.Pada industri, emas diperoleh dengan caramengisolasinya dari batuan biji emas (ekstraksi). Biji emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori: Biji tipis dimana kandungannya sebesar 0.5 ppm Biji rata-rata ( typical ) dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam galian terowongan terbuka yakni kandungan 1 -5 ppm Biji bawah tanah/harrdrock dengan kandungan 3 ppm Biji nampak mata ( visible ) dengan kandungan minimal 30 ppm seperti yang terlihat di gambar di bawah ini:
32
Batu yang mengandung biji emas
Menurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang layak untuk dieksploitasi sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25 g/ton (25 ppm).Di dunia pertambangan mengenal dua metode eksplorasi tambang, pertama metode tambang bawah tanah (underground mining) dan kedua metode tambang terbuka (surface mining).Kedua metode penambangan emas tersebut sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan emas. Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikatagorikan menjadi dua tipe yaitu : 1. Endapan Primer/ Cebakan Primer Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan aktifitas hidrotermal, yang membentuk tubuh bijih dengan kandungan utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk sebaran berupa urat/vein dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa.
33
2. Endapan Plaser / Cebakan Sekunder Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing rocks, Lucas, 1985). Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan emas primer pada atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih emas primer. Proses tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya emas. Terlepas dan tersebarnya emas dari ikatan bijih primer dapat terendapkan kembali pada rongga-rongga atau pori batuan, rekahan pada tubuh bijih dan sekitarnya, membentuk kumpulan butiran emas dengan tekstur permukaan kasar. Akibat proses tersebut, butiran-butiran emas pada cebakan emas sekunder cenderung lebih besar dibandingkan dengan butiran pada cebakan primernya (Boyle, 1979). Dimana pengkonsentrasian secara mekanis melalui proses erosi, transportasi dan sedimentasi (terendapkan karena berat jenis yang tinggi) yang terjadi terhadap hasil disintegrasi cebakan emas pimer menghasilkan endapan emas letakan/aluvial (placer deposit). Cebakan emas primer dapat ditambang secara tambang terbuka (surface mining) maupun tambang bawah tanah (underground minning).Sementara cebakan emas sekunder umumnya ditambang secara tambang terbuka.1 Cebakan Primer Cebakan primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses pembentukan batuan. Salah satu tipe cebakan primer yang biasa dilakukan pada penambangan skala kecil adalah bijih tipe vein( urat ), yang umumnya
1
.(www.Mineraltambang.com. Diakses tanggal 12 oktober 2013)
34
dilakukan dengan teknik penambangan bawah tanah terutama metode gophering / coyoting ( di Indonesia disebut lubang tikus ). Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah (underground), dengan membuat lubang bukaan mendatar berupa terowongan (tunnel) dan bukaan vertikal berupa sumuran (shaft) sebagai akses masuk ke dalam tambang. Penambangan dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana ( seperti pahat, palu, cangkul, linggis, belincong ) dan dilakukan secara selektif untuk memilih bijih yang mengandung emas baik yang berkadar rendah maupun yang berkadar tinggi. Terhadap batuan yang ditemukan, dilakukan proses peremukan batuan atau penggerusan, selanjutnya dilakukan sianidasi atau amalgamasi, sedangkan untuk tipe penambangan sekunder umumnya dapat langsung dilakukan sianidasi atau amalgamasi karena sudah dalam bentuk butiran halus. Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein ( urat ) yang mempengaruhi teknik penambangan antara lain : 1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat. 2. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar. 3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan pengotoran ( dilution ). 4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser (regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution pada batuan samping. 5. Perbedaan assay ( kadar ) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada batuan samping, serta pola urat yang menjari ( bercabang ). 6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic ( acak / tidak beraturan ) dan sulit diprediksi. 7. Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle.
35
Dengan memperhatikan karakteristik tersebut, metode penambangan yang umum diterapkan adalah tambang bawah tanah ( underground ) dengan metode Gophering, yaitu suatu cara penambangan yang tidak sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan penambangan ( development works ) dan arah penggalian hanya mengikuti arah larinya cebakan bijih. Oleh karena itu ukuran lubang ( stope ) juga tidak tentu, tergantung dari ukuran cebakan bijih di tempat itu dan umumnya tanpa penyanggaan yang baik.2
Jalur untuk memasuki areal lokasi emas di samping kiri kana lorong ini mengandung biji emas
Cara penambangan yang tampak pada gambar ini umumnya tanpa penyangga yang memadai dan penggalian umumnya dilakukan tanpa alat-alat mekanis. Metode tambang emas seperti ini umum diterapkan di berbagai daerah operasi tambang rakyat di Gorontalo, seperti di Tulabolo, Gunung Pani, paguyaman dan lain-lain
2
.ibid
36
Got tanah ini biasa di lakukan oleh penambang untuk mengidentifikasi batuan yang mengandung emas
Tehnik seperti yang digambar ini pula sering dijumpai dilokasi penelitian tetapi resikonya sangat besar yakni kalau cuaca hujan dikhawatirkan akan tertimbun dengan tanah, sehingga tehnik ini biasanya dilakukan oleh masyarakat setempat dengan melihat cuaca yang bagus. Seperti halnya yang dituturkan oleh bapakkasim3 “ada macam-macam ini tehnik menambang tergantung cuaca, kalau cuacahujan-hujan torang tidak berani karna biasanya molongsor kamari itu tanah”. Maksud dari hasil wawancara diatas adalah tehnik menambang tergantung cuaca, kalau cuaca tidak bagus itu berarti kami akan menggunakan tehnik lain lagi karena kalau hujan dikhawatirkan tanah yang dijadikan lokasi tambang itu akan longsor. Selain tehnik diatas dibutuhkan dalam hal menambang modal utama juga
3
. Hasil Wawancara tanggal 23 Oktober 2013
37
yang harus dipersiapkan adalah kesehatan, keberanian dan kesabaran. Seperti halnya yang di ungkapkan oleh bapak midun4 ” Mobatambang ini tidak perlu modal besar, yang penting sehat, barani, sabar, kalau tiga itu soada patorang insya Allah dimudahkan semuanya. Maksud dari petikan wawancara diatas adalah modal utama dalam menambang cukup dengan mengantongi kesehatan, keberanian dan kesabaran.
Ket Gambar (Tromol alat yang di gunakan untuk menggiling batuan yang mengandung emas sehingga menjadi emas murni )
Tehnik seperti digambar ini pula banyak sekali ditemui dilokasi tambang, dimana alat ini disebut dengan tromol. Tromol adalah mesin penggiling batu yang ada unsur emasnya.sehingga dari hasil tromol ini emas akan ketahuan kadarnya. Faktor lain juga yang dapat mendukung berhasil tidaknya pelaksanaan pengawasan adalah sarana dan prasarana. Adapun sarana/prasarana utama adalah 4
.hasil Wawancara Tanggal 25 Oktober 2013
38
pengelolaan pertambangan yang dapat dijadikan dasar dalam penetapan IUP serta pengawasan adalah penetapan Wilayah Pertambangan (WP). Dalam pasal 2 PP Nomor 22 tahun 2010 tentang wilayah pertambangan diatur bahwa: 1. Wilayah Pertambangan (WP) adalah merupakan kawasan yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara, baik pada permukaan tanah yang berada dalam wilayah daratan atau wilayah laut untuk kegiatan pertambangan. 2. Wilayah yang dapat ditetapkan sebagai WP memilik kriteria adanya: a) Indikasi forasi batuan pembawa mineral dan/atau pembawa batubara. b) Potensi sumber daya bahan tambang yang berwujud padat dan/atau cair. 3. Penyiapan wilayah yang dilakukan melalui,perencanaan WP serta penetapan WP.5 Apabila Pengawasan diatasdapat dilakukan nantinya akan berakibat pada ketentraman penambang, agar tarik menarik lokasi tambang dengan aturan-aturan yang sudah ada nantinya akan jelas statusnya, karena wilayah pertambangan rakyat itu menjadi lokasi 4.2.2
Kondisi Ekonomi Masyarakat penambang Pertambangan merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, yang pemanfaatnya ditujukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat6. a) Ekonomi rumah tangga Pendapatan per kapita penduduk merupakan indikator penting pada tingkatkesejahteran suatu masyarakat. Untuk itu, dalam rangka mendapatkan 5
.Fenty.U Puluhulawa, Pertambangan Mineral dan Batubara Dalam Persepektif Hukum; 2013 Interpena Yogyakarta. Hal .267. 6 Jurnal Kinerja Vol 9 no 2 November 2012.hal 15.
39
datalapangan
yang
mendekati
kebenaran,
maka
dilakukan
juga
pendekatanpengeluaran yang justru lebih akurat. Karena pada kenyataan di lapangan banyakresponden yang tidak dapat mengungkapkan dengan benar tingkatpendapatannya.Rata-rata pendapatan per kapita masyarakat di lokasi ini disajikan padaTabel 1 berikut ini: Tabel 1:
Rata-rata Pendapatan Penduduk Per-Rumah Tangga/Bulan Di Desa Mamungaa(Berdasarkan Jawaban Responden 2013)
Dusun
Dusun 1 Molou Dusun 11 Mahoni Dusun 111 Bangahu Dusun 1V Milango
Pendapatan
Pendapatn
Rata-rata
Rata-rata
Minimum
Maksimum
pendapatan/Bulan
Pendapatan/tahun
20.000
800.000
400.000
5.000.000
30.000
2.000.000
300.000
4.000.000
10.000
1.000.000
250.000
3.000.000
25.000
3.000.000
600.000
5.000.000
Sumber : Data Primer, 2013 . b) Ekonomi sumberdaya alam Sumberdaya alam yang sangat penting dan bernilai bagi penduduk adalah Lahan , karena sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dari lahan,yaitu sebagai lahan pertanian, seperti sebagai lahan perkebunan ladang dansawah. Lahan-lahan tersebut umumnya belum memiliki surat (sertifikat). Rataratakepemilikan/lahan yang dikuasai oleh penduduk adalah 1,75 ha/Kepala Keluarga.
40
Berdasarkan uraian diatas
Rata-rata kondisi ekonomi rumah tangga
masyarakat cukup baik (tidak tergolong miskin), tetapi hanya sebagian kecil dari mereka yang punya tabungan, baik dalam bentuk uang maupun barang. Pada umumnya penduduk di lokasi ini mempunyai pola nafkah ganda, seperti berdagang (jual semnbako), bertani tanam sayur, tukang bangunan, dan usaha jasa Transportasi. (Ojek) Anggota keluarga yang membantu mencari nafkah adalah anakdan anggota keluarga lainnya. Seperti halnya yang dituturkan oleh bapak : Sahmin7 “ torang pe pencaharian ini macam-macam tidak menentu, selain penambang torang juga banyak bajual-jual barang harian, torang sobaku bagi kalau saya pigi batambang maytua bajual sayur lagi” Penjelasan wawancara diatas menggambarkan bahwa pencaharian masyarakat yang ada di lokasi ini bermacam-macam, tidak hanya menambang tapi berbagi pekerjaan dengan isteri pun itu mereka lakukan demi untuk kesejahteraan hidup mereka. 4.3
Pembahasan
4.3.1. Kesenjangan Sosial Masyarakat Masyarakat seperti yang disebutkan diatas merupakan istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia.Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socius, yang berarti "kawan". Istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti " ikut serta, berpartisipasi ". Banyak para ahli mendefinisikan masyarakat, seperti Smith, Stanley dan Shores mendefinisikan masyarakat sebagai suatu
7
.hasil Wawancara Tanggal 29 Oktober 2013
41
kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda. (Smith, Stanley, Shores, 1950, p.5). Sedangkan Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periiode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiologi suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi.(F Znaniecki, 1950, p. 145).Berbeda dengan Parson yang menjelaskan bahwa suatu sistem sosial di mana semua fungsi prasyarat yang bersumber dan dalam dirinya sendiri bertemu secara ajeg (tetap) disebut masyarakat.Dari berbagai pendapat diatas maka W F Connell (1972, p. 68-69) menyimpulkan bahwa masyarakat adalah (1) suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografls tertentu, (2) kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan, (3) suatu ke orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi
yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama
dalam
keselurühan yang terorganisasi. Kesenjangan
sosial
adalah
"jarak"
yang
terjadi
ditengah-tengah
masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan status.Baik status sosial, maupun status ekonomi yang berada ditengah-tengah masyarakat itu sendiri. Salah satu penyebab kesenjangan sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat disebabkan
42
oleh adanya perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan individu yang lain. Atau antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain.Senang tidaknya masyarakat tergantung pada masyarakat itu sendiri, karena setiap situasi memberikan kesempatan untuk berkompromi dengan kewajibanya agar dapat menambah kenikmatan dan mengurangi bebannya. Namun sistem sosial menentukan situasi dimana ketika orang diperbolehkan mengikuti perasaanspontan mereka, dan kapan serta dalam situasi manakah perasaan itu perlu ditekan. Hal ini sesuai dengan perkataan ibu farida8 dibawah ini: “torang ini biar modapa kamari doi banyak ditambang totap perasaan minder bakudekat dengan tetangga orang kaya yang memang solama kaya torang tako Padahal dorang itu baye kasian Cuma perasaan karna dorang solebe kaya dari torang”. Maksud dari pernyataan ibu farida diatas adalah kami ini walau sudah memperoleh uang yang banyak tetap saja ada persasaan tidak enak untuk bergabung dengan mereka tetangga yang sudah kaya sebelumnya, padahal pada dasarnya mereka itu juga baik, hanya perasaan kami saja yang selalu minder. kesenjangan sosial, sebuah kenyataaan yang sedang dihadapi oleh bangsa banyak didunia ini, tidak terkecuali bangsa Indonesia ini. Kesenjangan sosial menjadi sebuah topik yang berkepanjangan yang harus diselesaikan. Bukan hanya yang terjadi di Indonesia pada umumnya tapi kesenjangan inipun terjadi di daerah pertambangan yang lokasinya terdapat di Bone bolango tepatnya di daerah yang menjadi lokasi penelitian yang diteliti. Kesenjangan sosial juga dapat menimbulkan konflik, karena dapat menimbulkan kecemburuan atau pembatasan 8
.hasil Wawancara 2 November 2013
43
hak masyarakat untuk memperoleh kesejahteraan. Ciri-ciri
struktural sistem
sosial oleh Parson diistilahkan dalam bentuk 5 pasang yang masing-masing terdiri dari dua alternatif yang saling bertentangan. Individu yang berinteraksi tidak perlu memutuskan alternatif mana yang akan dipakai. Masyarakatlah atau kebudayaan setempat telah memilih untuk dia dan telah melembagakan salah satu alternatif yang menentukan corak interaksi. Kelima pasang itu dinaman oleh Aparson ; a. Perasaan (affectivity) atau netral perasaan (affective neutrality) Setiap pelaku dalam proses interaksi harus menentukan apakah ia harus bertindak atas cara yang implusif yang langsung menyenangkan, atau atas cara menahan diri dan menuntut prinsip dengan tidak mengindahkan soal senang tidaknya, gampang tidaknya dan sebagainya. b. Arah diri (self orientation) atau arah kolektivitas Si pelaku harus memilih antara bertindak demi kepentingan pribadi atau demi kepentingan umum. Kedua alternatif ini tidak sama dengan altruisme atau egoisme, yang
bersifat psikologis. Dalam konteks sosiologis situasi sosial
menentukan apakah seseorang dapat diandalkan bertindak demi kepentinganya sendiri atau demi kepentingan orang lain. c. partikularisme atau universalisme Menyangkut soal apakah seseorang harus bertindak atas dasar prinsipprinsip
yang
selalu
berlaku
tanpa
pilih
khususpartikulardengan beberapa orang tertentu.
44
kasihatas
dasar
relasi
d. Status bawaan atau status perolehan sendiri kedua cariabel tersebut penting dan perlu juga dalam menentukan corak relasi antara A dan B. Kebudayaan setempat menetapkan aspek-aspek manakah dalam diri orang lain, yang harus dipertimbangkan oleh si A sebelum bertindak. e. Campur baur (difusseness) Jika suatu relasi spesifik yang mengarah pada segisaja, maka hal-hal yang boleh diharapkan dari pihak lain telah dirumuskan dan diperinci oleh masyarakat.misalnya jika kita ingin membantu orang lain jangan berharap timbal balik lagi9. Dari uraian teori diatas, implikasinya dapat dilihat pada beberapa petikan wawancara berikut dibawah ini: Oleh Bapak Sahmin10 diungkapakn bahwa ”torang ini biar le banyak ini pendapatan yang dari emas, tapi torang susah sekali moadaptasi dengan dorang yang sokaya memang,soitu torang lebeh bae basandiri bagini”. Ungkapan bapak sahmin diatas menandakan bahwa diantaramasyarakat yang ada di lokasi ini sulit untuk beradaptasi satu sama lain walau mereka sydah mempunyai penghasilan yang layak. Hal ini pula didukung oleh ungkapan Bapak Yoni yakni11 sebagai berikut: “torang ini nou perasaan mopigi bakucapmur dengan dorang yang kaya, biar le torang ini sodapa emas banyak mar torang tako mopigi bakucampur dengan dorang”,
9
K.J.Veeger.Realitas Sosial-refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan IndividumMsyarakat Dalam
Cakrawala Sejarah Sosiologi (jakarta Gramedia 1985.hal 199-200) 10 11
Haasil Wawancara Tanggal 3 November 2013 Hasil Wawancara Tanggal 4 November 2013
45
Ungkapan yang disampaikan oleh bapak yoni ini menandakan kesenjangan diantara mereka (masyarakat) yang ada dilokasi ini karena dominasi perasaan yang masih menganggap skeptis terhadap diri sendiri. 4.3.2
Penyebab Kesenjangan yang terjadi pada Masyarakat Penambang di Desa Mamungaa Beberapa penyebab terjadinya kesenjangan sosial dapat ditinjau dari
beberapa aspek, antara lain: 4.3.2.1 Aspek Ekonomi Kesenjangan
sosial
sangat
erat
hubungannya
dengan
aspek
ekonomi.Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mendominasi terjadinya kesenjangansosial.Kemiskinan kesenjangan
sosial.Sesuai
merupakan apa
yang
penyebab
disamapaikan
utama oleh
ibu
terjadinya Ramina
Muslim12bahwa: “Torang ini orang miskin, torang tako mo baku campur dengan dorang yang so kaya, torang rasa tidak pantas/sesuai mo baku gabung dengan dorang”.
Artinya : kami hanyalah orang miskin kami tidak pantas berbaur dengan orangorang yang ekonominya diatas atau tergolong kaya.Pernyataan diatas pula didukung oleh ibu Hesti Kango13 bahwa : “torang lebe bae dirumah jo dari pada mo kaluar rumah cuma mo dapa dengar kamari orang ba cirita tentang dorang pe penghasilan, biar bagimana torang mo iri dengan samua yang dorang jaga cirita.
12 13
Hasil Wawancara Tanggal 5 November 2013 Hasil Wawancara Tanggal 10 November 2013
46
Artinya: kami lebih memilih diam di rumah saja dari pada keluar rumah hanya akan menimbulkan rasa iri dengan apa yang mereka ceritakan mengenai penghasilan yang didapatkan.
Wawancara dengan ibu Hesti Kango di desa Mamungaa tanggal 10 november 2013
Sama halnya yang disampaikan oleh bapak Ahmad Tobiyo14 bahwa : “Torang pe pendapatan ini, cuma sadiki-sadiki, cuma untuk biaya hari-hari, torang juga perasaan mo pi ba gabung dengan dorang yang ada lobang kalu bukan dorang sandiri yang ba pangge”. Artinya: penghasilan yang kami peroleh hanya untuk memenuhi biaya sehari-hari, kami juga merasa canggung bergabung dengan mereka yang sudah mempunyai lubang emas tanpa ditawarkan oleh pemiliknya.
14
Hasil Wawancara Tanggal 12 November 2013
47
Wawancara dengan bapak Ahmad Tobio pada tanggal 12 November 2013
Banyak orang menganngap bahwa kemiskinan merupakan suratan takdir yang disebabkan oleh sifat malas, tidak kreatif dan etos kerja rendah.seperti halnya yang disampaikan oleh bapakJoni Mangimpis15 bahwa : “ Kita ini leh biar ada peralatan tambang, mar kalu nyanda ada orang ba pangge nya bole ba karja, jadi cuma ba tunggu orang yang datang bapangge baku kongsi no. Artinya: walaupun saya memiliki alat untuk tambang, tapi tidak ada yang megajak untuk bekerja,saya juga tidak bisa bekrja, jadi hanya menunggu siapa saja yang datang mengajak untuk bekerja sama.Sama halnya yang disampaikan oleh bapak Husain Hulopi Bahwa16: “ kita ini nou so dari tahun ketahun jadi penambang deng depe hasil itu juga lumayan,mar penghasilan yang modapa kamari capat abis cuma cukup untuk bayar utang deng for makan hari-hari sedang ini tromol cuma badiam bulum ada depe penghasilan karna cuma mo tunggu orang yang mo datang ba sewa. Jadi kalu tidak ada yah cuma badiam terpaksa mo dapa ba utang lagi mo pake biyaya hari-hari, kaya’ orag bilang “gali lobang tutup lobang pinjam uang bayar hutang” baru mo bagemana kamari torang pe rejeki so ada yang atur to?”. 15 16
Hasil wawancara 13 November 2013 Hasil wawancara 14 November 2013
48
Artinya: Saya ini sudah bertahun-tahun jadi penambang sedangkan hasil
Wawancara dengan bapak Husain Hulopi tanggal 16 november 2013
dari menambang itu juga cukup lumayan,tapi penghasilan yang di dapatkan cepat habis hanya untuk bayar utang dan untuk biaya sehari-hari. tromol saja sekarang belum ada penghasilannya karna hanya menunggu siapa saja yang datang untuk menyewa. Jadi apabila tidak ada yang datang menyewa tromolnya tidak terpakai, terpaksa pinjam uang lagi untuk biaya sehari-hari. harus bagaimana lagi rejekikan sudah ada yang atur Pada dasarnya inti kemiskinan itu terletak pada kondisi yang disebut perangkap kemiskinan,yang terdiri dari : kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan / kadar isolasi, kerentaaan, ketidakberdayaan. Sedangkan beberapa ciri budaya kemiskinan antara lain seperti; fatalisme, rendahnya tingkat aspirasi, rendahanya kemauan mengejar sasaran,kurang melihat kemajuan pribadi,
49
perasaan ketidakberdayaan/ ketidakmampuan, perasaan untuk selalau gagal, perasaaan menilai diri sendiri negatif, pilihan sebagai posisi pekerja kasar, tingkat kompronis yang menyedihkan. Selain kemiskinan penyebab kesenjangan sosial yang terjadi dari aspek ekonomi adalah kurangnya lapangan pekerjaaan. Seperti halnya yang disampaiakan oleh ibu Nurmin Napidu17 bahwa: “Watiya botiye bo ibu rumah tangga, diyaa umali karajalo, patao ma pongola mayi hiyambela ijazah bo lulus SD,. Pakusa bo mohima umotapu mayi lo hiyalo, wanu diyaa bo mosabari”. Artinya: saya hanya ibu rumah tangga, tidak ada yang bisa dikerjakan,harus bagaimana lagi sedangkan ijazah saja hanya lulus SD. Terpaksa hanya menunggu yang didapatkan oleh suami, kalaupun tidak ada hanya bisa bersabar.
Wawancara dengan ibu Nurmin Napidu tanggal 18 November
17
Hasil Wawancara Tanggal 18 November 2013
50
Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya kesenjangan sosial.Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan menyebabkan perekonomian masyarakat bawah semakin rapuh.Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan kerja.Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan pekerjaan masih berlebih.Adapun faktor - faktor penyebab pengangguran itu sendiri antara lain seperti : a. Kurangnya sumber daya manusia pencipta lapangan kerja b. Kelebihan penduduk/pencari kerja c. Kurangnya jalinan komunikasi antara si pencari kerja dengan pengusaha d. Kurangnya pendidikan untuk pewirausaha 4.3.2.2 Aspek Sosial Perbedaan status sosial dalam masyarakat dapat menjadi alasan mengapa kesenjangan sosial itu terjadi di Indonesia.Status sosial itu muncul karena adanya stratifikasi dalam masyarakat.Hal itu dapat kita saksikan dalam kehidupan seharihari misalnya kedudukan antara majikan dan pembantu, banyak orang menganggap bahwa pembantu mempunyai kedudukan yang rendah daripada majikan, kedudukan antara kuli dan mandor, kedudukan antara sarjana dengan lulusan SMA, dan lain sebagainya.Begitu juga halnya hubungan interaksi antara klas soaial yang berbeda, yakni masyarakat yang klas sosialnya di atas sudah
51
tentu mereka lebih memilih untuk menjalin hubungan erat dengan masyarakt yang ekonominya setara dengan ekonomi mereka. Seperti halnya yang disampaiakn oleh ibu Ratwen Katili18Bahwa: “ Kita pe pendidikan ini Cuma smpe SMP jadi pengalaman pekerjaan kurang, makanya kita Cuma bertahan jadi pedagang kecil kecilan supaya mo dapa ba tamba akan suami pe penghasilan. Karna mo cari pekerjaan yang layak susah. Artinya: pendidikan saya ini hanya sampai SMP jadi pengalam kerja kurang, makanya saya lebih memilih jadi pedagang kecil-kecilan demi menambah penghasilan suami. Karena untuk mencari pekerjaan yang layak susah.
Wawancara dengan ibu Ratwen Katili tanggal 21 November
4.3.2.3Aspek Politik dan Hukum Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang harus memandang warganya memiliki hak dan kewajiban secara politik serta perlakuan sama di muka hukum. Kebijakan politik ekonomi pemerintah yang cenderung KKN dan mendukung konglomerasi ekonomi, sudah pasti menghasilkan ketidakmerataan
18
Hasil Wawancara Tanggal 19 November 2013
52
pengelolaan sumber daya alam yang ada sehingga berdampak pada munculnya kemiskinan. Secara hukum, setiap warga negara memiliki perlakuan yang sama di mata hukum. Tapi masih banyak penegak hukum yang tidak mau mendengarkan jeritan rakyat kecil atau miskin.Salah satu contohnya adalah diskriminasi tahanan kasus pidana antara orang kaya dan orang miskin.Seorang kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan fasilitas mewah bagai tinggal di hotel.Sementara seorang miskin yang terlibat kasus pidana kecil saja, seperti mencuri sebuah melon atau dua biji kakau, mereka diperas dan diperlakukan semena-mena oleh aparat penegak hukum. Bahkan dengan masih tingginya kemiskinan di Indonesia saat ini, hal ini juga masih terjadi di lokasi penelitian dimana masih banyak pemimpin kita yang tega melakukan korupsi, padahal di sisi lain masih banyak orang miskin yang membutuhkan uang dari pada mereka. Seperti halnya yang disampaikan oleh bapakKarim Katili19 Bahwa: “ di sini ini so banyak kasus yang terjadi, lantaran masih banyak masyarakat yang suka mo beken lubang tapi depe kendala itu tanah. Tanah yang dorang mo beken akan lubang cuman orang punya, adakalanya tidak modapa ijin dari tuan tanah jadi somo dapa masaalah lagi. Bukan cuman itu masalah yang mo timbul ada kalanya kalu so ada orang ba olah dari atas otomatis depe limbah langsung ka koala sementara air yang mangalir itu torang jaga pake. Molapor kasana ka pemerintah dorang tidak hiraukan. Artinya: di sini sudah banyak kasus yang terjadi sebab masih banyak masyarakat yang ingin membuat lubang untuk mencari emas, namun tanah yang akan di gunakan tidak mempunyai ijin dari pemiliknyajadi ini yang menimbulkan masaalah. Bukan hanya itu masalah yang akan timbul namun dengan adanya
19
Hasil Wawancara Tanggal 22 November 2013
53
pengolahan emas dari hulu akan menghasilkan limbah sehingga limbah itu langsung menuju ke aliran sungai yang sementara ini di pakai oleh masyarakat, sementara itu jika dilaporkan kepihak pemerintah mereka tidak menghiraukannya.
54