BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Kementerian Perhubungan Pembangunan transportasi mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap pembangunan perekonomian nasional, mengingat kegiatan di bidang transportasi berperan penting dalam distribusi barang dan jasa ke seluruh pelosok tanah air dan antara negara. Transportasi merupakan suatu komponen strategis dalam pemerataan pertumbuhan ekonomi, aliran pergerakan manusia dan barang, aliran informasi (Flow Of Information) dan aliran finansial (Flow Of Finance) yang perlu dikelola secara cepat dan akurat untuk memenuhi tuntutan ketepatan waktu. Transportasi juga merupakan alat kemakmuran, pembangunan politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Peranan transportasi sebagai „jembatan‟ yang memfasilitasi
seluruh kegiatan perekonomian dan
logistik nasional, memberikan nilai tambah secara sosial ekonomi (Increased Social Economic Values). Pertumbuhan sektor transportasi akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi memiliki peranan yang penting dan strategid, baik secara makro dan mikro. Secara umum pembangunan transportasi telah dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, secara menjangkau ke semua ibu kota profinsi/kabupaten/kota dan wilayah perbatasan/terpencil, walaupun
49
50
kebutuhan kapasitas dan kualitas pelayanan yang dapat disediakan belum sepenuhnya dapat dipenuhi. Kontribusi sektor transportasi dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) cenderung meningkat dengan kisaran 3.7% - 3,9% dalam 5 tahun terakhir, diperkirakan kontibusi sektor transportasi ini akan terus meningkat hingga mencapai 4,4% ditahun 2014. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 berada pada kisaran 6,3% - 6,5%, sehingga untuk mencapai target, sektor transportasi perlu terus meningkat sampai 10,5% di tahun 2014.43
4.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Perhubungan
Kementerian Perhubungan memiliki tugas dan fungi yang sangat penting, tugas pokok Kementerian Perhubungan ialah untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang perhubungan. Kementerian Perhubungan memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:
1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang perhubungan. 2. Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perhubungan. 3. Pengelolaan barang milik / kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Departemen Perhubungan. 4. Pengawasan dan pelaksanaan tugas dibidang perhubungan.
43
Profile Kementerian Perhubungan, Hal 4
51
5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsi bidang perhubungan kepada Presiden. 44
4.1.2
Visi dan Misi Kementerian Perhubungan
Visi :
Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.
Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi sebagai berikut:
- Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi. - Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antara wilayah. - Meningkatkan kinerja pelayanan jasa trasportasi. - Melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan penegakan hukun secara konsisten. - Mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim.45
44 45
http://www.dephub.go.id/view/profil/tupoksi/ . diakses pada tanggal 16 Juli, 11:53 Profile Kementerian Perhubungan, Hal 6-10
52
4.1.3 Logo Kementerian Perhubungan Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang menggambarkan keluarga besar Perhubungan. Logo terdiri dari bentuk lingkaran mempunyai unsur-unsur roda bergigi, jangkar, burung Garuda, dan bulatan bumi. Inilah Logo dari Kementerian Perhubungan:
Arti dari logo Kementerian Perhubungan ialah sebagai berikut:
1. Roda bergigi berarti matra Perhubungan Darat 2. Jangkar berarti matra Perhubungan Laut 3. Burung Garuda berarti matra Perhubungan Udara 4. Bulatan bumi berarti lingkup pelayanan jasa Perhubungan
Warna logo terdiri dari warna biru langit (cerulean blue) berarti kedamaian dan kuning berarti keagungan.46
46
http://www.dephub.go.id/read/profil/lambang/154. Diakses pada tanggal 16 Juli, 11:58
53
4.1.4 Struktur Organisasi Kementerian Perhubungan47
1. Bidang lingkungan Perhubungan. 2. Bidang Teknologi dan Energi Perhubungan. 3. Bidang Regulasi dan Keamanan Perhubungan. 4. Bidang Multimoda dan Kesisteman Perhubungan. 5. Bidang Ekonomi dan Kemitraan Perhubungan.
Direktorat Jendral Perhubungan Darat
47
WAKIL MENTERI PERHUBUNGAN
INSPEKTORAT JENDERAL
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK
MENTERI PERHUBUNGAN
STAF AHLI
SEKRETARIAT JENDERAL
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Direktorat Jenderal Perkeretaapian
PUSAT KAJIAN KEMITRAAN DAN PELAYANAN JASA TRANSPORTASI
Profile Kementerian Perhubungan, hal.11
Badan Pengembangan SDM Perhubungan
PUSAT DATA INFORMASI
Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
54
4.1.5 Pusat Komunikasi Publik (HUMAS) Kementerian Perhubungan Pusat Komunikasi Publik adalah Unsur penunjang Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan melalui Sekertariat Jendral.48 Manajemen komunikasi publik (kehumasan) meliputi: a. Proses manajemen komunikasi publik (kehumasan) meliputi penelitian, perencanaan dan penyusunan program komunikasi dan evaluasi program. b. Penelitian
merupakan
kegiatan
memantau,
mengumpulkan
dan
menganalisis pemahaman, opini, sikap dan perilaku masyarakat yang berkepentingan
dan
dan
terpengaruh
dengan
penyelenggaraan
perhubungan, untuk mengetahui gejala suatu permasalahan dan penyebabnya. c. Perencanaan dan penyusunan program komunikasi merupakan kegiatan menyusun rencana dan program komunikasi publik(kehumasan) dilingkungan departemen baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. d. Aksi komunikasi merupakan kegiatan mengimplementasukan program komunikasi publik (kehumasan) dilingkungan departemen. e. Evaluasi program merupakan kegiatan mengkaji perogram yang telah dilaksanakan.49
48
KM 60 Tahun 2010: Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. Hal. 328 KM 63 Tahun 2007: Tata Cara Pelaksanaan Komunikasi Publik (Kehumasan) Di Lingkungan Departemen Perhubungan. Hal 4-5 49
55
4.1.5.1 Tugas dan Fungsi Unit Komunikasi Publik (Kehumasan) Unit Komunikasi Publik/Humas bertugas menyelenggarakan kegiatan komunikasi, pengelolaan dan pemberian informasi serta menjalin hubungan baik dengan masyarakat internal dan masyarakat eksternal, baik secara lingkungana maupun media. Unit Komunikasi Publik/Humas menyelenggarakan fungsi: a. Mengkomunikasikan kebijakan Departemen Perhubungan kepada masyarakat melalui media dan saluran komunikasi sehingga mudah diketahui dan dipahami. b. Pemberian pelayanan informasi kepada masyarakat berkaitan dengana penyelenggaraan transportasi. c. Penghubung
yang
proaktif
untuk
menjembatani
kepentingan
Departemen Perhubungan dengan masyarakat. d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondisuf dan dinamis dalam penyelenggaraan transportasi, baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. e. Berperan serta dalam membangun dan mememlihara citra positif Departemen Perhubungan. f. Penumbuh pengertian, simpati, dan penghargaan di masyarakat internal dan eksternl. g. Penyapaian tanggapan dan respon terhadap berita dan opini publik yang terkait dengan penyelenggaraan transportasi. h. Pengelolaan isu strategi sektor transportasi.
56
i. Pembinaan dan pemeliharaan jaringan komunikasi baik internal maupun eksternal Departemen Perhubungan. j. Pemyelenggaran penerbitan, pameran, dan berbagai bentuk publikasi informasi kebijakan publik sektor transportasi. k. Penyampaian materi komunikasi dan bijaksana dan transparan sesuai dengan fakta dan data objektif.50 Pusat Komunikasi Publik (Kehumasan) terdiri dari: 1. Bidang Media Massa dan Opini Publik 2. Bidang Publikasi dan Pelayanan Informasi 3. Bagian Tata Usaha, dan 4. Kelompok Jabatan Fungsional.
Tugas pokok Bidang Media Massa dan Opini Publik: Melaksanakan penyiapan komunikasi publik sektor tramsportasi melalui media massa dan pengelolaan berita, opini publik, dan isu strategi sektor transportasi serta menyiapkan bahan pembinaan dan pelaksanaan pemeliharaan jejaring komunikasi eksternal di lingkungan Kementerian Perhubungan. Fungsi Bidang Media Massa dan Opini Publik: a.
50
Penyiapan bahan pelaksanaan komunikasi pemberitaan
Ibid. Hal 8-9
57
sektor transportasi melalui media massa b.
Penyiapan bahan pengelolaan berita dan opini publik sektor transportasi
c. d.
Penyiapan bahan pengelolaan isu strategis sektor transportasi Penyiapan bahan pembinaan dan pemeliharaan jejaring komunikasi eksternal
e. Penyiapan bahan pelaksanaan komunikasi publik f.
Penyiapan bahan pengelolaan kecenderungan berita yang bersumber dari media massa cetak, elektronik dan media online
g.
Penyiapan bahan pemantauan, analisis dan evaluasi dalam rangka penyerapan persepsi publik sektor transportasi
h. Penyiapan bahan rumusan kebijakan komunikasi publik dan i.
Pelaksanaan pengelolaan bahan tanggapan dan sanggahan berita media massa.
Bidang Media Massa dan Opini Publik terdiri atas: a. Subbidang Media Massa; dan b. Subbidang Analisis Berita dan Pengelolaan Opini. (a) Subbidang Media Massa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan komunikasi pemberitaan sektor transportasi melalui media massa, serta pembinaan dan pelaksanaan pemeliharaan jejaring komunikasi eksternal di lingkungan Kementerian Perhubungan. (b) Subbidang Analisis Berita dan Pengelolaan Opini mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengelolaan berita dan opini publik baik
58
secara langsung maupun yangbersumber dari media massa, serta pengelolaan media centre dan isu strategis sektor transportasi.
Tugas Bidang Publikasi dan Pelayanan Informasi: Melaksanakan penyiapan bahan informasi komunikasi publik berbagai
kebijakan
dan
kinerja
Kementerian
Perhubungan,
dan
penyelenggaraan penerbitan, percetakan, pameran, edukasi, dan berbagai bentuk publikasi kebijakan dan kinerja sektor transportasi, pengelolaan dokumentasi, pemeliharaan jaringan komunikasi internal di lingkungan Kementerian Perhubungan, dan pengelolaan pengaduan masyarakat.
Fungsi Bidang Publikasi dan Pelayanan Informasi: a.
Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan hubungan serta kegiatan komunikasi berbagai kebijakan dan kinerja Kementerian Perhubungan
b.
Penyiapan bahan penerbitan, percetakan, pameran, sosialisasi dan publikasi informasi kebijakan dan kinerja disektor transportasi
c. Penyiapan bahan edukasi publik mengenai kebijakan sektor transportasi d.
Penyiapan bahan pelayanan dan penyebaran informasi komunikasi publik sektor transportasi
e.
Penyiapan bahan pengolahan, penghimpunan dan pengelolaan serta pendokumentasian pemberitaan, informasi komunikasi publik sektor transportasi
59
f.
Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pemeliharaan jejaring komunikasi internal Kementerian Perhubungan dan
g. Penyiapan bahan pengelolaan pengaduan masyarakat.
Bidang Publikasi dan Pelayanan Informasi terdiri atas: a. Subbidang Publikasi dan b. Subbidang Pelayanan Informasi dan Dokumentasi. (a) Subbidang Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan komunikasi publik kebijakan dan kinerja Kementerian Perhubungan, dan penyelenggaraan penerbitan, pencetakan, pameran, sosialisasi kebijakan, dan kinerja sektor transportasi, serta edukasi publik mengenai kebijakan dan kinerja sektor transportasi. (b) Subbidang Pelayanan Informasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan
pendokumentasian
bahan
bahan
pengolahan,
informasi
publik
penghimpunan sektor
dan
transportasi,
pemeliharaan jejaring informasi dan komunikasi internal di lingkungan Kementerian Perhubungan, dan proses penyiapan penanganan pengaduan masyarakat.
Tugas Bidang Tata Usaha: Melaksanakan penyiapan penyusunan rencana, program kerja, anggaran, dan pelaporan, serta urusan keuangan, kepegawaian, dan umum di lingkungan Pusat Komunikasi Publik.
60
Fungsi Bidang Tata Usaha: a.
Penyiapan bahan penyusunan rencana, program kerja, dan anggaran di lingkungan Pusat Komunikasi Publik
b. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di lingkungan Pusat Komunikasi Publik c.
Pelaksanaan urusan keuangan dan pengelolaan administrasi barang milik negara di lingkungan Pusat Komunikasi Publik
d.
Penyiapan bahan administrasi Jabatan Fungsional Pranata Humas di lingkungan Kementerian Perhubungan
e.
Pelaksanaan urusan kepegawaian, serta penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Pusat Komunikasi Publik dan
f.
Pelaksanaan urusan persuratan, kearsipan, dan rumah tangga di lingkungan Pusat Komunikasi Publik.
Bagian Tata Usaha terdiri atas: a. Subbagian Rencana, Program dan Evaluasi b. Subbagian Keuangan dan c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. (a) Subbagian Rencana, Program, dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program kerja, dan anggaran, serta evaluasi dan pelaporan di lingkungan Pusat Komunikasi Publik.
61
(b) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan pengelolaan administrasi barang milik negara di lingkungan Pusat Komunikasi Publik. (c) Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan urusan kepegawaian, organisasi, tata laksana, persuratan, kearsipan, dan rumah tangga di lingkungan Pusat Komunikasi Publik, serta administrasi
Jabatan
Fungsional
Pranata
Humas
di
lingkungan
Kementerian Perhubungan.
Tugas Jabatan Fungsional: Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas keahliannya berdasarkan peraturan perundangundangan.51
51
KM 60 Tahun 2010: Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. Hal. 331-333
62
4.1.5.2 Struktur Organisasi Pusat Komunikasi Publik (Kehumasan) 52
Pusat Komunikasi Publik
Bagian Tata Usaha
Subbagian Rencana Program dan Evaluasi
Bidang Media Massa dan Publikasi
Subbidang Media Massa
Subbidang Analisi Berita dan Pengelolaan Opini
Ibid. Hal 384
Subbagian Kepegawaian dan Umum
Bidang Publikasi dan Pelayanan Informasi
Subbagian Publikasi
Kelompok Jabatan Fungsional
52
Subbagian Keuangan
Subbidang Pelayanan Informasi dan Dokumentasi
63
4.2
Hasil Penelitian Hasil Penelitian merupakan data-data penemuan peneliti di lapangan selama proses penelitian dilakukan. Data – data yang terkumpul ini dapat berupa data primer, yaitu hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber kunci dan narasumber pembanding. Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder, meliputi studi kepustakaan, KAK (Kerangka Acuan Kerja) /TOR (Term OF Reference) per keluaran kegiatan kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi, dokumentasi design media promosi kampanye, press release dan lainnya.
4.2.1 Analisis Masalah Sebuah kampanye yang dilakukan oleh Humas, seperti Kampanye Ketertiban
dan
Keselamatan
Transportasi
yang
dilakukan
oleh
Kementerian Perhubungan RI, membutuhkan analisis masalah. Analisis masalah menjadi langkah awal yang penting untuk dilakukan jika kita ingin kampanye yang dilakukan menjadi sukses. Dalam pelaksanaanya, sebuah kampanye pasti didasari oleh penyebab tertentu. berbagai jenis latar belakang dapat mempengaruhi terciptanya sebuah kampanye. latar belakang ini juga dapat menjadi bagian salah satu isi dari analisis masalah yang dilakukan dalam kampanye ini. Kampanye ketertiban dan keselamatan dilatar belakangi oleh banyaknya kecelakaan yang terjadi. Jumlah orang meninggal akibat kecelakaan lalulintas pada tahun 2010 menurut data kepolisian mencapai
64
31.186 orang, atau rata-rata setiap hari 84 orang. Banyaknya orang yang tidak tertib dalam berkendara dan tidak memperhatikan keselamatan seperti melanggar rambu-rambu lalulintas dan tidak menggunakan perlengkapan berkendara yang telah ditentukan mengakibatkan kecelakaan transportasi marak terjadi. Analisis masalah yang dilakukan dalam kampanye ini ialah dengan menggunakan data-data akurat berkaitan jumlah kecelakaan yang terjadi . Data-data tersebut didapat dari pihak yang memang memiliki wewenang dalam melakukan pendataan seperti direktorat transportasi darat, laut, udara, dan kereta api di Kementerian Perhubungan. Selain itu, data jumlah kecelakaan transportasi juga didapat dari pihak kepolisian karena keakuratan datanya.
Tim
Kampanye
Ketertiban
dan
Keselamatan
Transportasi
Kementerian Perhubungan sendiri telah melakukan analisis masalah sebelum melakukan perencanaan kampanye itu sendiri. Dari analisis masalah tersebut dapat terlihat apa penyebab maraknya kecelakaan yang terjadi yaitu: 1. Dari pengguna transportasi a. Kurang tertibnya masyarakat dalam berkendara dengan sering melanggar peraturan lalulintas seperti bersalipan-salipan antara pengendara yang satu dengan yang lainnya
65
b.
Penggunaan kelengkapan berkendara yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan seperti penggunaan helem yang tidak memenuhi standar.
2.
Dari pihak operator a.
Kondisi kendaraan yang sudah tidak layak beroperasi tetapi masih saja dioperasikan seperti kopaja-kopaja dan mentromoni.
3. Pertambahan jumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang tidak seimbang dengan kemampuan menyediakan sarana dan prasarana keselamatan berlalu lintas. Untuk tahun 2011 kehumasan kementerian perhubungan lebih fokus menyelesaikan masalah yang ada pada pengguna transportasi, untuk operator dilakukan oleh direktorat teknis.
4.2.2
Penyusunan Tujuan
Penyusunan tujuan menjadi langkah berikutnya setelah analisis masalah selesai dilaksanakan. Tujuan menjadi pegangan bagi pelaksana program kampanye untuk menuju hasil yang diingankan. Tidak adanya tujuan dalam sebuah kampanye akan membuat kampanye menjadi tidak jelas, tidak terarah dan tidak fokus karena kita tidak pernah tahu apa hasil akhir yang ingin dicapai. Tujuan dari Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi ini adalah Menekan angka kecelakaan dengan :
66
1. Mengubah pola pikir masyarakat agar sadar pentingnya keselamatan dalam bertransportasi 2. Merubah perilaku masyarakat untuk mematuhi peraturan lalulintas, berhenti saat lampu merah dan meggunakan perlengkapan keamanan berkendara dengan menggunkan helem atau sabuk pengaman. Proses penyusunan tujuan juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Penyusunan tujuan sebaiknya dilakukan secara bersamasama oleh seluruh tim kampanye, karena dengan begitu masing-masing orang akan memberikan ide, saran ataupun masukan yang penting dan berguna dalam menentukan tujuan kampanye. Penyusunan tujuan kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Kementerian Perhubungan juga dilakukan bersama-sama oleh seluruh staff pendukung kegiatan kampanye. Berdasarkan wawancara dengan Kepala program kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Bapak Nuris Rochmadi selaku Kepala Subbidang Publikasi dan Informasi Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, yaitu: “Kalau prosesnya ini kan gini, kita rapat dulu yang dilakukan oleh seluruh staf internal kita untuk menentukan tujuan dari kampanye ini dan keputusanya di tentukan oleh pimpinan kita yaitu pak kapus (kepala pusat komunikasi publik).” 53
53
Wawancara yang dilakukan dengan Nuris Rochmadi , kepala subbidang publikasi dan informasi pusat komunikasi publik kementerian perhubungan, 14 agustus 2012, pukul 11:54
67
4.2.3 Sasaran Kampanye Humas selalu mengidentifikasi segala hal sebelum melaksanakan kegiatan, begitu juga dengan segmentasi khalayak yang menerima kegiatan tersebut agar berjalan efektif dan efisien diterapkan. Sasaran kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi yaitu pihak karyawan dan masyarakat pengguna transportasi publik maupun pribadi. Tetapi fokus utama sasaran kampanye ini adalah lebih kepada masyarakat pengguna sepeda motor dan pada usia produktif (22-50 tahun) karena 67 % korban berada pada usia produktif dan tinggkat kecelakaan jauh lebih tinggi pada pengendara sepeda motor sekitar 30.000 per tahun.
4.2.4 Menentukan Pesan Setiap kampanye memiliki sebuah pesan utama yang tersendiri yang ingin dibawa atau disampaikan kepada target sasaran kampanye. Sebuah tema utama menjadi acuannya. Sedangkan pesan-pesan lain yang dibangun menjadi sebuah kalimat larangan, pemberitahuan, imbauan, saran maupun perintah harus memiliki isi pesan yang mendukung tema besar yang telah ditentukan sebelumnya. Tema utama dalam kampanye ini adalah Road Map to Zero Accident
dimana dari tema tersebut diinginkan agar kecelakaan
transportasi menurun serta ketertiban dan keselamatan transportasi dapat menjadi kebutuhan hidup. Dari tema utama kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi terdapat pesan utama yang ingin disampaikan
68
yang berupa himbauan yaitu “Kesadaran Kita Keselamatan Semua”. Inti dari pesan tersebut bahwa setiap orang memiliki andil dalam sebuah kecelakaan dan andil dalam keselamatan, sehingga orang tidak sebarangan lagi berkendara karena dia juga bisa memiliki andil dalam mencelakaan orang lain.
Semua pesan-pesan yang ingin disampaikan hendaknya berkaitan dengan tema besar yang ingin disampaikan melalui kampanye ini. pesanpesan ini dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah diterima oleh target sasaran kampanye. Penyusunan pesan juga sebaiknya dilakukan oleh ahli komunikasi karena mereka sudah biasa dan memiliki keahlian dalam memilih kata-kata. Pesan untuk Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi disusun oleh tim dari pihak pemenang lelang yang melibatkan para ahli komunikasi dan ahli transportasi. Seluruh pesan yang telah dibuat selanjutnya di rapatkan bersama dengan tim kampanye di Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan. Setelah kedua belah pihak mensetujui hasil pesan yang dibuat, barulah selanjutnya pesan tersebut bisa diproduksi. Tetapi untuk pesan di dalam news letter, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan memiliki tim sendiri untuk menulis isi pesan dalam news letter. Pesan yang disampaikan dalam kampanye keselamatan dan ketertiban transportasi semua berkaitan dengan keselamatan dan ketertiban di segala moda transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api dengan memberitahu agar menggunaan alat pengaman dalam bertransportasi
69
seperti menggunakan helm, pelampung, dan sabuk pengaman, mengikuti peraturan yang berlaku, tidak membawa benda-benda berbahaya seperti benda tajam dan senjata api, dan tidak membawa beban bawaan yang berlebihan. Berbagai jenis pesan yang disampaikan oleh tim kampanye melalui kegiatan Sosialisasi Ketertiban dan Keselamatan Transportasi melalui media luar ruang dengan tema “Bulan Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Nasional (BK2TN)” akan dipasang selama 6 bulan dengan 2 versi yang berbeda yaitu umum dan angkutan lebaran di koridor-koridor jalan seperti (Lampiran 10) : a. Koridor Jl. Prof. Dr. Satrio, ukuran 8 x 16 m vertikal frontlite Versi 1 : pesan yang tertulis “gunakan jalur sesuai ketentuan, jangan melawan arus” Versi 2 : - pemasangan diawal bulan ramadhan, pesan yang tertulis “mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Kesadaran kita keselamatan semua” -
Pemasangan H-7, pesan yang tertulis “ jadikan disiplin beribadah puasa, menjadi disiplin bertransportasi. Selamat Idul Fitri 1432 H mohon maaf lahir batin. Kesadaran kita, keselamatan semua”
b. Koridor Jalan Tol Sedyatmo, ukuran 7 x 8 m horizontal frontline Versi 1 : pesan yang tertulis “patuhi petugas, demi kelancaran dan keselamatan penerbangan. Kesadaran kita keselamatan semua”
70
Versi 2 : - pemasangan diawal bulan ramadhan. Pesan yang tertulis “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Keselamatn kita kesadaran semua.” -
Pemasangan H-7 idul fitri. Pesan yang tertulis “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Selamat idul fitri 1432 H mohon maaf lahir batin”
c. Koridor Jl. Cikunir Raya / Tol Cikampek Bekasi, ukuran 6 x 12 m verikal frontline Versi 1 : pesan yang tertulis “ patuhi lajur, demi kelancaran dan keselamatan semua. Kesadaran kita keselamatan semua” Versi 2 : - pemasangan diawal bulan ramadhan. Pesan yang tertulis “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Keselamatn kita kesadaran semua.” -
Pemasangan H-7 idul fitri. Pesan yang tertulis “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Selamat idul fitri 1432 H mohon maaf lahir batin”
d. Koridor Jl. Gatot Subroto, ukuran 8 x 16 m horizontal frontline Versi 1: pesan yang tertulis “ saatnya bertindak, aksi keselamatan jalan Indonesia 2011-2020, kesadaran kita keselamatan semua” Versi 2: - pemasangan diawal bulan ramadhan. Pesan yang tertulis “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Keselamatn kita kesadaran semua.”
71
-
Pemasangan H-7 Idul Fitri. Pesan yang tertulis “jadikan disiplin beribadah puasa, menjadi disiplin bertransportasi. Kesadaran kita keselamtan semua.
e. Koridor Jl. MT. Haryono, Ukuran 8 x 16 horizontal frontline Versi 1 : pesan yang tertulis “ patuh aturan, nyaman bertransportasi. Kesadaran kita keselamatan semua” Versi 2 : - pemasangan di awal bulan ramadhan. Pesan yang tertulis, “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Kesadaran kita keselamatan semua.” -
Pemasangan H-7 idul fitri. Pesan yang tertulis “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Selamat idul fitri 1432 H mohon maaf lahir batin”
f. Koridor Jl. Arjuna Selatan Jakarta Barat, ukuran 8 x 16 m vertikal frontline. Versi 1: pesan yang tertulis “ matikan mesin selama berkendara” Versi 2 : - pemasangan diawal bulan ramadhan. Pesan yang tertulis “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Keselamatn kita kesadaran semua.” -
Pemasangan H-7 idul fitri. Pesan yang tertulis “ mudik terencana. Rencanakan keberangkatan, cek kendaraan, jaga kesehatan. Selamat idul fitri 1432 H mohon maaf lahir batin”
72
Pesan kampanye juga disampaikan melalui ILM (Iklan Layanan Masyarakat) melalui media elektronik televisi dan radio dengan tema iklan yang berbeda-beda berdasarkan jenis transportasinya (Lampiran 5): a. Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Darat Tema iklan ILM untuk media televisi: sosialisasi edukatif dengan topik jangan rampas hak pejalan kaki dan sepeda. b. Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Kereta Api Tema iklan ILM untuk media televisi: sosialisasi edukatif dengan topik manfaat pintu palang kereta api terhadap keselamatan transportasi. c. Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Laut Tema iklan ILM untuk media televisi: sosialisasi edukatif dengan topik barang bawaan berbahaya. d. Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Udara Tema iklan ILM untuk media televisi: sosialisasi edukatif dengan topik sosialisasi barang cair yang dapat dibawa di kabin. e. Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Angkutan Lebaran Tema iklan ILM untuk media televisi : sosialisasi edukatif dengan topik sosialisasi keselamatan transportasi angkutan mudik. f. Kampanye Ketertiban dan Keselamatan Transportasi Tema iklan ILM untuk media radio: sosial edukatif dengan topik berkendara dengan tertib dan selamat.
73
Pesan kampanye yang terdapat dalam kegiatan kampanye secara langsung melalui below the line dengan tema “Pentas Musik Transportasi” seperti yang tertera dalam media promosi seperti baliho,umbul-umbul, spanduk,iklan telops di media TV dan media cetak lokal. Semua hampir sama yaitu (Lampiran 9): “Pentas Musik Transportasi. Kesadaran kita, keselamatan semua. Acara dimeriahkan Vagetos. Free” Pesan kampanye yang disosialisasikan melalui media internal news letter pada tahun 2011 yaitu arti lambang dari aksi keselamtan jalan Indonesia (Lampiran 8). Isi pesannya yaitu: Sesuai dengan resolusi PBB No.64/225 tanggal 10 Mei 2010 yang salah satu poinnya adalah “Meminta pemerintah untuk memimpin pelaksanaan Dekade Aksi dan memfasilitasi kolaborasi multisektor (pemerintah, dunia usaha, masyarakat)”.
4.2.5 Strategi dan Taktik Strategi merupakan sebuah pendekatan yang diambil untuk menuju pada suatu kondisi tertentu dari posisi saat ini, yang dibuat berdasarkan analisi masalah dan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi yang dilakukan dalam kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi ini adalah publikasi dengan mensosialisasikan berbagai jenis kegiatan kampanye secara langsung dan tidak langsung. Seperti melalui media luar ruang, below the line, media elektonik dan news letter.
74
Taktik merupakan bentuk konkret dari strategi. Seluruh penerapan di lapangan termaksuk kedalam taktik. Taktik yang digunakan antara lain: A. Below The Line 1. Kegiatan kampanye melalui acara musik yang gratis yang dilakukan diempat kota seperti: a. Denpasar, dilakukan di Lapangan Lumintang pada tanggal 01 Oktober 2011 b. Palu, dilakukan di Lapangan Vatulemo pada tanggal 16 Juli 2011 c. Lampung, dilakukan di Lapangan Korpri pada tanggal 25 Juni 2011 d. Kupang, dilakukan di Lapangan Mapolda NTT pada tanggal 30 Juli 2011 2. Acara musik mendatangkan artis terkenal yaitu band Vagetoz dan pembicara ahli dalam bidang transportasi darat, laut, udara dan kereta api dari perwakilan Puskom, dinas perhubungan daerah dan pihak kepolisian setempat. 3.
Digelar aksi simpatik dijalan dengan membagikan membagikan kaos, topi, buku saku, stiker, pin dan helem kepada pengguna sepedah motor yang tidak menggunakan helem. Kota Lampung dilakukan di Bundaran Gajah, Palu dilakukan di perempatan depan Palu Studio, Denpasar dilakukan di Simpang Dewa Runci, dan kota Kupang dilakukan di perempatan Bundaran Pos Polisi El-Tari
75
4. Meminta
bantuan
kepada
pihak
kepolisian
setempat
untuk
mengamankan acara yang dilakukan. 5.
Memasang media promosi agar acara yang dilakukan banyak diketahui masyarakat setempat seperti poster, spanduk dan baliho, melakukan media promosi melalui televisi dan media cetak lokal di daerah sosialisasi kampanye secara langsung dilakukan seperti seperti di Lampung TV, Nuansa TV (Kota Palu) , Madika TV (Kota Kupang), Bali TV dan iklan di media cetak lokal seperti di surat kabar harian Radar Lampung, Lampung Post, Tribun Lampung, Media Alkhairaat, Mercusuar, Radar Sulteng, Pos Kupang, Timor Express, Denpost, Bali Express.
B. Media Elektonik 1.
Memasang iklan layanan masyarakat di televisi juga radio swasta dan pemerintah
seperti di TVRI, TVONE, MERTO TV, INDOSIAR,
RCTI, TRANS7, RRI Pro 3 dan Elsinta. (Lampiran 7) 2.
Membuat iklan layanan masayarakat dengan berbagai versi moda transportasi dari transpotrasi darat, laut, udara, kereta api dan angkutan lebaran.
C. Media Luar Ruang / Billboard 1. Memasang billboad yang diletakkan di koridor-koridor jalan menuju bandara, pelabuhan, jalan Tol dan jalan-jalan utama yang sering dilalui
76
pengguna transportasi seperti Koridor Jl. Dr. Satrio dengan massa yang dituju ialah pengendara sepeda motor, Koridor jalan Tol Sedyatmo dengan massa yang dituju ialah pengguna transportasi udara, Koridor Jl. MT. Haryono dengan massa yang dituju ialah masyarakat umum, Koridor Jl. Gatot Subroto dengan massa yang dituju ialah masyarakat umum , Koridor Jl. Arjuna Selatan Jakarta Barat dengan massa yang dituju ialah pengguna transportasi laut, Koridor Tol Jakarta – Cikampek dengan massa yang dituju ialah pengguna transportasi darat pengguna jalan tol. D. News Letter 1. Dilingkungan internal sosialisasi kampanye dilakukan melalui media News Letter dengan menyisipkan pesan kampanye didalam news letter tetapi tidak setiap edisi dimasukan karena banyak kegiatan kementerian yang perlu dimasukan dalam news letter.
4.2.6
Alokasi Waktu dan Sumber Daya
Sebuah kampanye membutuhkan pengalokasian waktu dan sumber daya yang tepat. Perencanaan waktu yang jelas dan pasti juga sumber daya penyokong agar kampanye terlaksana tepak waktu. Dalam sumber daya terdapat tiga aspek yang terfokus yaitu sumber daya manusia, dana operasional dan peralatan. Kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi merupakan kegiatan yang dilelangkan karena merupakan pekerjaan yang besar dengan
77
anggaran yang besar pula, tidak mungkin dilakukan tim kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi sendiri. Alokasi sumberdaya diserahkan kepada pihak Event Orgenaizer (EO) yang memenangkan pelelangan umum. Tim kampanye sebatas melakukan pengawasan, menjadi narasumber dan membantu akses agar lebih mudah. Dana operasional kampanye ketertiban dan keselamatan didapatkan dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Berdasarkan wawancara dengan Bapak Badrul Ulum, yaitu: “Ini pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan sendiri oleh kami. Jadi kegiatan ini di lelangkan kepada EO. Sumber daya manusianya kita serahkan kepada EO yang memenangkan pelelangan. Kami disini hanya sebatas melakukan pengawasan dalam kegiatannya, nara sumber, membantu akses agar lebih mudah. Jadi disini itu, semua pekerjaan yang besar yang uang anggarannya sampai milyaran itu harus di lelangkan tidak kami lakukan sendiri.”54 Besar dana operasional yang dibutuhkan untuk kegiatan kampanye ketertiban dan keselamatan ini diperkirakan lebih dari 10 milyar rupiah. Berdasarkan KAK/TOR keluaran kegiatan kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi (Lampiran 5) a. biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan Below the line tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 3.651.732.000, b. biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan kampanye melalui media luar ruang sebesar Rp. 3.720.000.000
54
Wawancara yang dilakukan dengan Badrul Ulum, Fungsional Pranata Humas Pertama Bidang Informasi dan Publikasi Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, 4 September 2012, Pukul 14:00
78
c. biaya yang dibutuhkan untuk sosialisasi kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi darat, laut, udara dan angkutan lebaran, melalui media elektronik dibutuhkan biaya sebesar Rp. 4.888.600.000. dan d. biaya yang dibutuhkan untuk melalui news letter sebesar Rp. 919.433.000 Dalam mendukung strategi, diperlukan perencanaan media komunikasi sebagai peralatan pendukung keberhasilan kegiatan. Peralatan Pendukung dalam kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi diantaranya adalah: a.
Perlengkapan broadcast untuk membuat iklan layanan masyarakat di TV dan radio,
b.
Billboard yang akan dipasangkan iklan,
c.
Panggung, perlengkapan musik, sovenir, spanduk, umbulumbul dan lain-lain.
d.
Untuk News Letter diperlukan materi kampanye yang akan dimasukan kedalam News Letter.
Alokasi waktu juga diperlukan sehingga tim kampanye dapat mengetahui kapan deadline sebuah kampanye akan dilakukan, kapan dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilannya, dan lainnya. Untuk alokasi waktunya, Bapak Nuris Rochmadi menyebutkan dalam wawancaranya sebagai berikut: “Oh iya, jadi untuk media elektronik ditayangkan sekitar bulan Mei. Kemudian untuk billbord kita pasang dalam 6 bulan. Ada dua
79
segment yaitu iklan ketertiban dan keselamatan transportasi umum dan transportasi menjelang mudik yang selalu kita pasang menjelang mudik lebaran yaitu saat mulai puasa sampai H+7. Kalau below the line sebelum menjelang hari mudik lebaran itu diusahakan sudah selesai. Karena apa? Karena agar saat mudik lebaran orang itu sudah sadar berkendara. Jadi kita konsentrasinya saat-saat arus lalulintas pergerakan manusia. Untuk news letter itu kita ada 19 edisi, ini terbit setiap 2 minggu sekali.”55 Kampanye
ketertiban
dan
keselamatan
transportasi
ini
pengalokasian waktunya berbeda-beda setiap kegiatannya (terlampir 5). Pelaksanaan kegiatan
kampanye melalui kegiatan Below the line
perencanaannya dilaksanakan selama 6 bulan pada bulan Mei s.d Oktober Tabel 4.1 Matrik Pelaksanaan Kegiatan Below the line Kegiatan
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
KonsepKegiatan Pembuatan Komplemen Perijinan Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi
Pelaksanaan kegiatan kampanye melalui media luar ruang perencanaannya dilaksanakan pada bulan Maret - Oktober 2011 selama 8 bulan.
55
Wawancara yang dilakukan dengan Nuris Rochmadi , kepala subbidang publikasi dan informasi pusat komunikasi publik kementerian perhubungan, 14 agustus 2012, pukul 11:54
80
Tabel 4.2 Matrik Pelaksanaan Kegiatan Media Luar Ruang Kegiatan
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus September Oktober
Konsep Desain Survei Lokasi Pemilihan Lokasi Perijinan Produksi Pemasangan
Kegiatan kampanye transportasi darat, laut, udara, kereta api dan angkutan lebaran melalui media elektronik
(televisi dan radio)
perencanaanya dilaksanakan pada bulan Februari – September selama 8 bulan. Tabel 4.3 Matrik Pelaksanaan Kegiatan Melalui Media Elektronik (Televisi dan Radio) Kegiatan Konsep ILM Perijinan Produksi Penayangan dan Penyiaran Laporan Pendahuluan Laporan Akhir
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
81
Kegiatan penyusunan dan penerbitan news letter perencanaanya dimulai pada bulan Januari-Desember 2011 Tabel 4.4 Matrik Pelaksanaan Penyusunan dan Penerbitan News Letter Kegiatan jan
feb
mar
apr
mei
Bulan jun jul
ags
sep
okt
nov
Perencanaan dan design grafis Pencarian bahan & penulisan materi Penyusunan materi edisi 1-6 Lay out & Pencetakan edisi 1-6 Pendistribusian edisi 1-6 Penyusunan materi edisi 7-12 Lay out & Pencetakan edisi 7-12 Pendistribusian edisi 7-12 Penyusunan materi edisi 13-19 Lay out & Pencetakan edisi 13-19 Pendistribusian edisi 13-19
= Pelaksanaan kegiatan
4.2.6
Evaluasi Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam sebuah kampanye yang tidak kalah penting untuk dilakukan. Dengan melakukan evaluasi tim kampanye dapat mengetahui tingkat keberhasilan kampanye tersebut, dimana letak kekurangan dan kelebihannya. Hasil evaluasi bisa dijadikan bahan masukan untuk kegiatan kampanye selanjutnya. Evaluasi yang dilakukan dalam Kampanye ketertiban dan keselamatan ini hanya sebatas kegiatannya saja belum sampai pada tahap informasi yang disampaikan mampu merubah sikap masyarakat atau tidak.
des
82
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan observasi langsung untuk melihat seberapa banyak masyarakat yang lewat koridor jalan yang dipasang iklan billboard melalui pemantauan dari cctv jalan juga dengan melihat pengunjung yang datang dalam acara pentas musik yang digelar. Selain itu juga dengan melihat rating iklan layanan masyarakat melalui media elektronik yang di beli lewat ac nielsen dan dengan melihat laporan akhir hasil kegiatan kampanye yang dibuat oleh EO pemenang lelang. Tim kampanye tidak melakukan evaluasi terhadap kegiatan sosialisasi kempanye melalui news letter, mereka hanya sekedar membuat dan mendistribusikannya saja. Evaluasi
kegiatan
kampanye
ketertiban
dan
keselamatan
transportasi ini dilakukan oleh Event Orgenaizer karena kampanye ini merupakan kampanye yang dilelangkan dan tim kampanye dari pusat komunikasi publik Kementerian Perhubungan melakukan evaluasi dengan melakukan observasi langsung. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dinyatakan Kampanye ketertiban dan Keselamatan ini berhasil jika dilihat dari kegiatan yang dilakukan tetapi bila dilihat dari tujuan awal, kampanye ini dinyatakan masih jauh dari tujuan yang diharapkan karena masih belum sampai merubah perilaku pengguna transportasi untuk sadar dan tidak melanggar peraturan lalu lintas.
83
Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan Ibu Euis Eliani: “Kalau berdasarkan tujuan awal, ini masih belum berhasil yaa. Sebab masih banyak yang melangggar peraturan dan kecelakaan yang terjadi dimana-mana. Itu kan tandanya kampanye ini masih belum sampai merubah perilaku. Tapi kita akan terus berusaha.”56
4.3
Pembahasan Pembahasan ini akan membahas hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara mendalam dan data-data pendukung lain sehingga dapat memberikan gambaran mengenai perencanaa kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi humas Kementerian Perhubungan. Humas dalam menyampaikan pesan dari organisasi kepada khalayaknya memiliki berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggunakan kampanye. Kampanye yang dilakukan oleh seorang humas harus diciptakan sebaik mungkin sehingga sesuai dengan target sasaran yang dituju. Sebelum melakukan kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi diperlukan perencanaan yang matang agar tercapai hasil yang efektif serta efisien. Perencanaan kampanye yang bertujuan untuk menggambarkan tahap-tahap perencanaan kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi humas Kementerian Perhubungan tahun 2011. Dari hasil penelitian ini, peneliti akan menjelaskan sebagai berikut:
56
Wawancara yang dilakukan dengan Euis Eliani, Kepala bidang publikasi dan informasi pusat komunikasi publik kementerian perhubungan, 13 september 2012, pukul 14:30
84
Tahap pertama adalah analisis masalah yang dimaksud disini seperti yang tercantum dalam buku Anne Gregory, berjudul perencanaan dan manajemen kampanye public relations, membuat perencanaan dimana langkah awalnya adalah melakukan analisis masalah secara terstruktur. Pengumpulan informasi harus dilakukan secara objektif dan tertulis serta memungkinkan untuk dilihat kembali setiap waktu. Berdasarkan hasil penelitian, kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi yang dilakukan oleh Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan
tidak
melakukan
teknik
analisi
SWOT
(Strength,
Weaknesess, Opportunity and Threats) ataupun PEST (Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi) melainkan menggunakan data-data jumlah banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam melakukan analisis masalah. Berdasarkan analisi yang dilakukan, terdapat tiga masalah yaitu di pihak pengguna transportasi, operator dan sarana prasarana transportasi yang kurang memadai, tetapi dalam kampanye ini Humas Kementerian Perhubungan hanya fokuskan pada satu permasalahan yaitu pihak pengguna transportasi karena faktor utama terjadinya kecelakaan yaitu faktor manusia. Tahap kedua yaitu tujuan. Penyusunan tujuan yang realistis dalam bentuk tertulis untuk sebuah proses perencanaan kampanye dimaksudkan agar kampanye yang dilaksanakan mempunyai pinjakan arah yang terfokus pada pencapaian tujuan tersebut.
85
Berdasarkan hasil penelitian tujuan dari dilakukannya kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi yaitu masih kurang fokus hanya untuk pengguna transportasi saja, tujuan kampanye tidak menuju kepada operator dan sarana prasarana jalan yang sebenarnya juga menjadi masalah mengapa banyaknya kecelakaan yang terjadi. Tujuan dari kampanye ini iyalah menekan tingkat kecelakaan dengan merubah pola berfikir serta perilaku seseorang agar mereka sadar pentingnya ketertiban dan keselamatan. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini atas mencangkup pada buku Anne Gregory berjudul Perencanaan dan manajement Kampanye Public Relation yang menyebutkan tujuan biasanya ditetapkan di salah satu dari tiga level berikut: Kesadaran (awareness), membuat publik sasaran untuk berfikir tentang suatu hal yang mencoba untuk memperkenalkan suatu tingkat pemahaman tertentu. selain itu bisa disebut sebagai tujuan kognitif (pemikiran). Sikap dan Opini (attitudes and opinion) membuat publik sasaran untuk membentuk suatu sikap atau opini tertentu tentang suatu objek. Semua itu disebut sebagai tujuan afektif dan Perilaku (behaviour) Membuat publik sasaran untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan. Ini disebut tujuan konatif. Tahap ketiga yaitu segmentrasi sasaran. Tahap ini, menetapkan siapa yang menjadi publik sasarannya dalam dalam perencanaan kampanye Humas. Berdasarkan buku Anne Gorgey yang berjudul Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Dengan
86
melaksanakan riset untuk program yang dilakukan, akan mendapatkan analisis tentang setiap sikap setiap khalayak yang terkait dengan organisasi. Sekarang publik atau khalayak tersebut perlu diurutkan berdasarkan prioritas. Segmentasi sasaran dari kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi yang dilakukan oleh Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan
yaitu pihak internal dan ekternal dari Kementerian
Perhubungan. Publik sasaran yang menjadi prioritas utama dalam kampanye ini yaitu lebik kepada pihak eksternal yaitu para mengguna transportasi darat, laut, udara dan kereta api tetapi fokus utama sasarannya ialah para pengendara sepeda motor dan masyarakat usia produktif. Ini ditentukan berdasarkan tingkat kecelakaan dan pelanggaran ketertiban banyak terjadi pada pengendara motor dan tingkatan usia produktif yaitu 22 -50 tahun. Selanjutnya baru pihak internal yaitu para karyawan. Seharusnya operator juga menjadi salah satu sasaran yang dituju karena merupakan salah satu pihak yang bisa mengakibatkan kecelakaan terjadi. Penanggulangan masalah ketertiban dan keselamatan transportasi ini memang sangat berat. Tugas pemerintah memang sangat berat pula, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat kompleks. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik yang melekat dalam setiap program atau kegiatan pemerintah. Berdasarkan buku Rosady Ruslan yang berjudul Kiat dan Strategi Kampanye Public
87
Relations, program pemerintah ditunjukan untuk masyarkat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan yang beragam. Tahap keempat adalah pesan kampanye. Perencanaan pesan yang disusun berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan adalah hal terpenting yang harus dilakukan dalam perencanaan kampanye, pesan merupakan saran yang akan membawa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program kampanye, yang akhirnya akan sampai pada pencapaiaan tujuan kampanye. mengacu pada buku Antar Venus berjudul Manajement
Kampanye,
Panduan
Teoritis
dan
Praktis
dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, hal pertama yang harus dilakuakn sebelum perencanaan pesan adalah menentukan tema. Adapun tema besar yang ingin disampaikan dalam kampanye keteriban dan keselamatan ini Road to Zero Accident yang ingin kecelakaan transportasi turun dan merubah tingkah laku yang menjadikan ketertiban dan keselamatan transportasi menjadi kebutuhan hidup. Tiap-tiap kegiatan kampanye ini memiliki tema-temanya sendiri Tema kampanye ini dibuat secara bersama-sama oleh tim kampanye melalui rapat. Setelah tema ditentukan, barulah dilakukan pengelolaan pesan yang akan disampaikan kepada publik. Semua pesan-pesan yang ingin disampaikan ini hendaknya berkaitan denga tema besar yang ingin disampaikan melalui kampaye ini. Inti pesan yang disampaikan dalam kampanye ini ialah “Kesadaran kita Keselamatan Semua”. Pesan-pesan
88
yang disampaikan berupa himbauan-himbauan tentang ketertiban dan keselamatan transportasi dengan menghimbau agar dalam bertransportasi perlu menggunakan alat pengaman serta mematuhi lajur demi kelancaran dan keselamatan semua dan menghibau agar para karyawan ikut serta dalam aksi keselamatan jalan Indonesia. Pesan kampanye dibuat oleh pihak pemenang lelang yang memiliki ahli komunikasi dan ahli transportasi karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilelangkan. Tim kampanye Humas Kemenhub tidak memiliki andil besar dalam pembuatan pesan hanya mensutujui atau tidak atau melakukan penambahan dalam pesan yang telah dibuat oleh pihak pemenang lelang yang akan diproduksi. Untuk pesan dalam news letter pihak humas sendiri yang membuat dan menentukan pesan yang terdapat didalam news letter. Tahap kelima adalah strategi dan taktik. Seperti yang tercantum dalam buku Anne Gergory yang berjudul Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Menyusun strategi untuk suatu rencana atau kampanye adalah bagian tersulit dari proses perencanaan. Jika strategi yang diterapkan tepat, maka segalanya akan berjalan lancar. Sementara taktik adalah bentuk kongkret dari strategi yang bergantung pada tujuan dan sasaran yang dibidik oleh kampanye tersebut. Strategi
yang diterapkan dalam kampanye ketertiban dan
keselamatan transportasi ini adalah dengan melakukan publikasi dengan mensosialisasikan kegiatan kampanye secara langsung dan tidak langsung.
89
Kegiatan kampanye secara langsung dilakukan melalui kegiatan below the line dan tidak langsung dilakukan dengan melalui media luar ruang, media elektronik (radio dan tv) dan news letter. Berdasarkan strategi yang dilakukan lebih cenderung dilakukan untuk masyarakat pengguna transportasi sedangkan untuk karyawan hanya menggunakan media internal news letter tanpa ada kegiatan langsung yang menghimbau mereka agar tertib dan selamat dalam bertransportasi. Taktik yang digunakan dalam kampanye ini beraneka ragam, dilakukan dengan menggunakan media dan kegiatan langsung.
Media
yang digunakan merupakan media televisi dan radio milik pemerintah dan swasta dengan memasang berbagai iklan layanan masyarakat dari darat, laut, udara, kereta apai dan angkutan lebaran. Media yang digunakan juga dengan media luar ruang seperti pemasangan iklan billboard dijalan yang banyak dilalui kendaraan dan juga di koridor jalan yang menuju arah bandara, pelabuhan, jalan tol dan jalan-jalan utama yang sering dilalui kendaraan. Kegiatan secara langsung dengan mengadakan acara musik yang menghadirkan artis ibu kota serta menghadirkan para ahli transportasi, pemasangan media promosi,menggelar acara aksi simpatik membagikan helem kepada para pengendara sepedah motor yang tidak menggunakan helem. Taktik yang dilakukan untuk pihak internal masih kurang efektif yaitu dengan menyisipkan arti lambang dari aksi keselamatan jalan Indonesia dalam media internal News Letter karena
90
mengingat tidak semua karyawan yang akan membaca news letter yang disebarkan . Strategi dan taktik yang dilakukan dalam kampanye keselamatan dan ketertiban transportasi masih belum sesuai dengan sasaran yang dijutu karena banyaknya kegiatan kampanye yang dilakukan untuk masyarakat pengguna transportasi tidak juga dilakukan kepada pihak internal di Kementerian Perhubungan. Tahap keenam adalah alokasi waktu dan sumber daya. Seperti yang tercantum dalam buku karangan Anne Gergory berjudul Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, adalah Ada dua faktor utama yang saling berkaitan yang harus diamati ketika mempertimbangkan skala waktu. Pertama, tenggang waktu (deadline) harus diidentifikasi sehingga tugas-tugas yang dihubungkan dengan suatu proyek dapat diselesaikan tepat waktu. Kedua adalah sumber daya yang tepat perlu dialokasikan sehingga tugas-tugas yang ada dapat diselesaikan. Kampanye ketertiban dan keselamatan merupakan kegiatan yang dilelangkan, maka pada akhir tahun 2010 dilakukan pelelangan untuk pemenang lelang yang akan menangani kampanye ini pada tahun 2011.Tiap Kegiatan kampanye memiliki tenggang waktu yang berbeda dan sudah disusun agar kampanye ini dapat selesai tepat waktu. Kegiatan kampanye melalui media luar ruang di rencanakan dalam 8 bulan dari bualan maret s.d oktober dan dipasang dalam 6 bulan yang direncanakan dipasang pada bulan Mei s.d Oktober . Kegiatan kampanye melalui media
91
elektronik direncanakan dalam 8 bulan Februari s.d September yang penayangan dan penyiarannya selama 4 bulan Juni s.d September. Selanjutnya kegiatan kampanye secara langsung atau melalui below the line perencanaanya dalam 6 bulan Mei s.d Oktober yang kegiatannya akan dilaksanakan selama 3 bulan Juli s.d September yang dilakukan di empat kota Bali, Kupang, Lampung dan Palu, Kegiatan news letter dilakukan pembuatan dan penerbitannya selama 1 tahun dari bulan Januari s.d Desember yang terbit setiap 2 minggu sekali. Alokasi sumberdaya dana atau dana operasional kampanye ini didapatkan dari APBN karena Kementerian Perhubungan merupakan institusi milik pemerintah. Dana yang direncanakan untuk kampanye ketertiban dan keselamatan sangat besar yaitu sebesar Rp 13.179.765.000. Alokasi sumber daya dan perlengkapan saat pelaksanaan kegiatan menjadi tanggung jawab dari EO yang memenangkan lelang , pihak humas hanya melakukan pengawasan, menjadi nara sumber dan membantu akses agar lebih mudah. Tahap ketujuh adalah evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini seperti yang tercantum dalam buku karangan Anne Gergory yang berjudul Kampanye dan Manajemen Public Relations, evaluasi adalah proses untuk memantau dan menguji, serta merupakan analisis terhadap hasil akhir dari suatu kampanye. Evaluasi dalam kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi ini baru sebatas pada kegiatannya saja dan melakukan observasi langsung
92
untuk mengetahui seberapa banyak khalayak yang melihat kegiatan sosialisasi kampanye ini. Evaluasi yang dilakukan belum sampai pada tahap apakan informasi yang disampaikan sudah merubah sikap atau belum. Kampanye ketertiban dan keselamatan transportasi ini dinyatakan berhasil bila dilihat dari kegiatannya. Tetapi, belum berhasil dalam mencapai tujuan utama yang diinginkan dalam kampanye ini yaitu untuk merubah sikap masyarkat agar tertib berkendara dan mengutamakan keselamatan.