BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Subjek Penelitian
4.1.1. Kondisi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 30 siswa, 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki - laki. Mayoritas siswa berasal dari daerah itu sendiri, tempat tinggal mereka kebanyakan berdekatan dengan hutan. Sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian buruh petani dengan kondisi perekonomian yang rendah, sehingga siswa kurang bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara maksimal. Sekolah Dasar ini letaknya di daerah pedesaan yang dekat dengan hutan, yang jauh dari kebisingan kendaraan sehingga sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran. Kondisi ini juga menjadikan anak lebih aman dalam perjalanan berangkat, istirahat, maupun pulang sekolah. Kondisi kelas sekolah ini belum tertata secara optimal baik dari penataan isi ruangan, tempat duduk ,maupun penerangan kelas. Sekolah Dasar tersebut memiliki enam kelas, yaitu kelas I sampai kelas VI dengan jumlah siswa 275 siswa. Memiliki 6 guru kelas yang PNS, 1 guru PAI yang sudah negeri, 4 guru wiyata bakti, 1 kepala sekolah, 1 guru penjaskes, serta 1 penjaga sekolah. Siswa kelas satu berjumlah 30 siswa, siswa kelas dua berjumlah 25 siswa, siswa kelas tiga berjumlah 30 siswa, siswa kelas empat berjumlah 30, siswa kelas lima berjumlah 27 siswa, dan siswa kelas enam berjumlah 33 siswa. Hubungan dengan Komite Sekolah cukup bagus hal ini ditunjukkan setiap kegiatan yang diikuti SDN 1 Tanggung, Komite Sekolah selalu dilibatkan.
4.1.2
Kondisi Awal (Prasiklus) Siswa kelas 1 berjumlah siswa 30 siswa yang terdiri dari 17 siswa
perempuan dan 13 siswa laki – laki. Kondisi awal (prasiklus) dalam penelitian ini 35
36
diperoleh dari rata-rata nilai ulangan membaca nyaring kelas I SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, pada semerter I tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 30. Rata-rata kelas diperoleh angka 65,33 dengan persentase ketuntasan baru mencapai 53 %. Menurut ketentuan, kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut telah mencapai 85 % siswa tuntas. Jadi, simpulan sementara kemampuan membaca nyaring siswa kelas I SD Negeri 1 Tanggung tahun ajaran 2011/2012 masih cukup rendah. Di bawah ini adalah tabel distribusi hasil evaluasi membaca nyaring siswa kelas 1 SD Negeri 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012 pada kondisi prasiklus. Tabel 1 Tabel Distribusi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring pada Kondisi Awal/Prasiklus Siswa Kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 No
Skor Membaca 35-42 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90 Jumlah
Jumlah siswa 4 4 6 6 8 2 30
persentase % 13,33 % 13,33 % 20 % 20 % 26,67 % 6,67 % 100%
Untuk lebih jelasnya daata tersebut kemudian dituangkan ke dalam bentuk diagram batang gambar 3 berikut ini:
Jumlah Siswa
8 6 4 siswa
2 0 35-42 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90 Rentang Nilai
Gambar 3 Diagram Batang Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Pada Kondisi Awal/Prasiklus Siswa Kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
37
Berdasarkan data kondisi awal tersebut, peneliti melakukan Penelitin Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas. Dalam pembelajaran. peneliti menggunakan media grafis, yaitu poster dan komik. Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
4.2. Hasil Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini instrumen uji validitas dilakukan di SD Negeri 3 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan dengan mengambil responden kelas I dengan jumlah 20 siswa. Uji validitas dilakukan selama dua hari yaitu tanggal 27 dan 28 Februari. Dengan responden 20 dapat dilihat dilihat pada tabel r. Apabila di nilai tabel r maka batas koefisiennya 0,444. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,444 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan. Tabel 2 Hasil Validitas Instrumen Tes Siklus I dan II (Tes Unjuk Kerja Membaca Nyaring) Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid Siklus I 1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 1, 6, 9, 12, 15, 8, 9, 10, 11, 12, 10, 11, 13, 14, 18 13, 14, 15, 16, 16, 17, 19, 20 17, 18, 19, 20 Siklus II 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 17, 19, 20 8, 9, 10, 11, 12, 9, 10, 11, 12, 13, 13, 14, 15, 16, 14, 15, 16, 18 17, 18, 19, 20 Melihat tabel 2 Pada siklus I maka nomor item 1, 6, 9, 12, 15, 18 dinyatakan tidak valid karena nilai hitung r < nilai tabel r. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 20 item yang diuji validitasnya ada 14 item yang valid dan 6 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya. Sedangkan hasil validitas pada siklus IImaka
38
nomor item 17, 19, 20 dinyatakan tidak valid karena nilai hitung r < nilai tabel r. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 20 item yang diuji validitasnya ada 17 item yang valid dan 3 item yang tidak valid. Adapun hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan II (Tes Unjuk Kerja Membaca Nyaring) Reliability Statistics Reliabilitas Cronbach's Alpha N of Items Siklus I .937 14 Siklus II .912 17 Berdasarkan Tabel 3, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach`s Alpha pada siklus I sebesar 0,937 dari 14 item yang diuji. Cronbach`s Alpha 0, 937termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Sedangkan pada siklus II Cronbach`s Alpha sebesar 0,912 dari 17 item yang diuji. Cronbach`s Alpha 0,912 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Selanjutnya dilakukan uji taraf kesukaran soal dengan hasil pada tabel dibawah ini: Tabel 4 Tabel Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Siklus I dan II Instrumen Item Soal Valid Sukar Sedang Mudah Siklus I 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 8, 16 3, 4, 7, 10, 13, 2, 5, 14, 16, 17, 19, 20 14,18,20 11, 17 Siklus II
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 15,16, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 18 13, 14 4.3. Analisis Data Penelitian Per Siklus
1, 2, 3,5
4.3.1. Siklus I 4.3.1.1.Perencanaan Tindakan Siklus ke- 1 terdiri dari tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2012, pertemuan kedua pada tanggal 19 Maret 2012, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada 21 Maret 2012. Pada siklus ke-1 persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
39
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) 2) Menyiapkan media grafis yang relevan 3) Melakukan koordinasi dengan guru kelas sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan 4) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa 5) Menyusun lembar kerja yang meliputi menyusun tes dan menyiapkan soal-soal yang akan dibagikan pada siswa.
4.3.1.2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 16, 19, dan 21 Maret 2012. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengamat dengan dibantu oleh Bapak Sukamto, S.Pd. selaku Pengawas TK/SD pada SD tersebut. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh data bahwa pada tahap sebelum KBM dilaksanakan, guru sudah melakukan persiapan dengan baik, yaitu membuat RPP, mempersiapkan media pembelajaran, dan menyiapkan instrumen pembelajaran dengan skor perolehan masing-masing 4. Pada tahap pendahuluan/kegiatan awal, berupa aperssepsi pada pertemuan kesatu dan kedua mendapatkan skor 2 sedangkan pada pertemuan ketiga mendapatkan skor 3. Sedangkan penyampaian tujuan pembelajaran pada pertemuan kesatu mendapatkan skor 2 dan pada pertemuan kedua dan ketiga mendapatkan skor 3. Pada kegiatan inti, skor tertinggi 4 diperoleh ketika guru membimbing siswa agar berpartisipasi aktif dalam menggunakan media grafis. Skor 3 diperoleh ketika guru menyampaikan materi dengan media grafis, membimbing siswa, dan menumbuhkan rasa ingin tahu.
40
Pada kegiatan akhir, skor tertinggi 4 diperoleh guru pada aspek melaksanakan evaluasi, disusul skor 3 pada aspek pemberian umpan balik, dan skor terendah pada aspek melakukan refleksi. Secara keseluruhan jumlah skor pada siklus I pada pertemuan kesatu sebesaar 45, pertemuan kedua sebesar 49, dan pertemuan ketiga sebesar 53. Perolehan rata-rata secara berturut-turut sebesar 3,00, 3,27, dan 3,53, dan persentase sebesar 75% untuk pertemuan kesatu, 81,67% pertemuan kedua, dan 88,33% untuk pertemuan ketiga. Data hasil observasi aktivitas guru (terlampir). Berdasarkan uraian di atas aspek-aspek yang mendapatkan skor kurang baik adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, kesesuaian aktivitas guru dengan apersepsi, dan melakukan refleksi. Ketiga aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas , merupakan kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Observasi berikutnya adalah observasi aktivitas siswa. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa diperoleh data, yaitu perolehan skor pada pertemuan kesatu sebesar 51 dengan rata-rata sebesar 2,83, dan persentase sebesar 70,8%. Pada pertemuan kedua jumlah skor sebesar 53, rata-rata sebesar 2,94, dan persentase sebesar 73,6%. Pada pertemuan ketiga diperoleh skor sebesar 57, ratarata sebesar 3,17, dan persentase sebesar 79,17%. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, aktivitas siswa yang paling dominan adalah partisipasi siswa dalam pembelajaran, mengerjakan soal evaluasi, dan ketertarikan siswa dalam mengikuti KBM. Sedangkan aspek yang kurang mendapatkan perhatian siswa adalah perhatian siswa pada kegiatan awal, keberanian siswa dalam bertanya, dan rasa ingin tahu. Tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I (terlampir). Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media grafis sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena siswa kelas 1 rata-rata masih belum bisa fokus ke pelajaran dan masih sering bermainmain dengan temannya.
41
Berikut adalah tabel nilai evaluasi membaca nyaring siklus I dan diagram batang, dan tabel ketuntasan belajar siklus I.
Tabel 5 Tabel Distribusi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Siswa Kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I No
Skor Membaca 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Jumlah
Banyak siswa 1 4 3 12 3 2 5 30
persentase % 3,33 % 13,33 % 10 % 40 % 10 % 6,67 % 16,67 % 100%
Tabel 5 disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 4 seperti berikut:
12
Jumlah Siswa
10 8 6
siswa
4 2 0 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Rentang Nilai
Gambar 4 Diagram Batang Frekuensi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Siswa Kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I Dari diagaram batang pada gambar 4 menunjukkan bahwa sudah banyak siswa yang melampaui nilai KKM, terlihat dari rentang nilai, jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70-100 adalah 22 siswa. Namun demikian belum mencapai target pencapaian 85%, karena hasil persentase yang didapat masih 73,33% yaitu
42
masih di bawah target pencapaian minimal yang dinginkan. Persentase tersebut dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini!
No 1 2
Tabel 6 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus 1 Keterangan Tuntas Belum tuntas Siswa 22 8
Jumlah 30
73,33 %
100%
Persentase%
26,67 %
Untuk memperjelas persentase siklus I pada tabel 13 di atas maka disajikan dalam bentuk diagram batang gambar 5 berikut : 30
73,33%
20 27,67%
10
siswa
0 tuntas
tidak tuntas
Gambar 5 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I Dapat dilihat pada gambar 5 diatas bahwa terlihat jelas siswa tuntas belajar mencapai 73,33% dan hanya 27,67% sisanya yang belum tuntas, dengan demikian peneliti akan meningkatkan persentase tersebut dalam siklus II. Berikutnya adalah tabel rekapitulasi hasil tes formatif siswa, tabel perbandingan nilai prasiklus dan nilai pada siklus I,tabel perbandingan persentase ketuntasan belajar prasiklus dan siklus I.
No
Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Tes Membaca Nyaring Siswa pada Siklus I Uraian Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes
72,67
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
22
3
Persentase ketuntasan belajar
73,3 %
Dari hasil data rekapitulasi hasil tes membaca nyaring siswa pada siklus I pada tabel 7 di atas, bahwa nilai rata-rata tes sudah mencapai nilai 72,67. Hal ini
43
menunjukkan bahwa telah melampaui KKM. Namun seperti halnya yang telah diuraikan di atas, peneliti harus meningkatkan kembali agar dapat mencapai target pencapaian yang diinginkan. Dari data-data yang diperoleh di atas yaitu nilai siklus I, peneliti membuat perbandingan hasil tes kondisi awal dan siklus I yang disajikan pada tabel 8 berikut: Tabel 8 Perbandingan Hasil Tes Kondisi awal Dan Siklus 1 No Nilai Kondisi awal Siklus I 31-40 4 1 1 41-50 4 4 2 51-60 6 3 3 61-70 6 12 4 71-80 8 3 5 81-90 2 2 6 91-100 0 5 7 30 30 Jumlah Untuk memperjelas perbandingan hasil tes kondisi awal dan siklus 1 yang ditulis pada tabel di atas maka diubah ke dalam bentuk diagram batang berikut ini: 12
Jumlah Siswa
10 8 6
Kondisi awal
4
Siklus I
2 0 31-40
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90 91-100
Rentang Nilai
Gambar 6 Diagaram Batang Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus 1
44
Berikut adalah perbandingan hasil tes kondisi awal/prasiklus dan siklus I yang akan disajikan dalam bentuk tabel persentase perbandingan ketuntasan belajar. Dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini: Tabel 9 Persentase Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal Dan Siklus 1 Kondisi Awal Siklus 1 Ketuntasan No Jumlah Persentase% Jumlah Persentase% Belajar Siswa Siswa 16 53 % 22 73,33 % 1 Tuntas Belum 2 Tuntas 14 47 % 8 26,67 % Dari tabel 9 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan media grafis diperoleh nilai rata-rata ulangan siswa adalah 72,67. Dan ketuntasan belajar mencapai 73,33 % atau ada 22 siswa dari 30 siswa yang ada. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai lebih dari/sama dengan 65 hanya sebesar 73,3% lebih kecil dari persentase yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang memang belum bisa membaca dengan mengeja. Tabel di atas disajikan dalam bentuk diagram batang perbandingan persentase ketuntasan belajar prasiklus dan siklus I seperti berikut: 80 70 60 50 40 30 20 10 0
73.33% 53%
47% 26.67%
prasiklus
siklus 1 tuntas
belum tuntas
Diagram batang 7 Persentase Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I
45
4.1.1.3 Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa 2) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Guru belum melaksanakan refleksi maupun membuat rangkuman materi pembelajaran 4) Siswa belum aktif bertanya 5) Banyak siswa yang masih sulit memahami materi pembelajaran 6) Banyak siswa yang belum bisa mengemukakan pendapatnya.
4.4.1.4 Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus satu ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa diharapkan diajak terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. 2) Guru harus melakukan refleksi setelah KBM berakhir. 3) Guru perlu membuat rangkuman materi pembelajaran. 4) Guru harus mampu menumbuhkan keberanian siswa untuk bertanya maupun berpendapat.
4.3.2. Siklus II 4.3.2.1.Tahap perencanaan Seperti halnya pada Siklus ke-1, pada siklus ke-2 ini juga terdiri dari tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal
26 Maret 2012,
pertemuan kedua pada tanggal 27 Maret 2012, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada 91 Maret 2012. Pada siklus ke-2 persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP)
46
2. Menyiapkan media grafis yang relevan 3. Melakukan koordinasi dengan guru kelas sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan 4. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa 5. Menyusun lembar kerja yang meliputi menyusun tes dan menyiapkan soalsoal yang akan dibagikan pada siswa.
4.3.2.2.Tahap pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 26, 27, dan 29 Maret 2012 di kelas I dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai observer dengan dibantu oleh Bapak Sukamto, S.Pd. selaku pengawas TK/SD SDN 1 Tanggung. Sedangkan yang bertindak sebagai pengajar adalah guru kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang sudah dibuat dengan memperhatikan revisi pada siklus I sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Berikut adalah skor hasil observasi aktivitas guru pada siklus II. Pada pertemuan kesatu jumlah skor sebesar 54, pada pertemuan kedua sebesar 55, dan 57 pada pertemuan ketiga. Rata-rata sebesar 3,60, 3,67, dan 3,8. Sedangkan persentase sebesar 90%, 91,7%, dan 95%. Adapun datahasil observasi aktivitas guru siklus II (terlampir). Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam membaca nyaring yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I aspek-aspek yang mendapatkan skor kurang baik adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi, dan melakukan refleksi. Dalam siklus II kekurangankekurangan tadi sudah lebih baik dan mengalami peningkatan.
47
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas siswa. Jumlah skor pada pertemuan I sebesar 57, rata-rata sebesar 3,17, dan persentase sebesar 71,95%. Pada pertemuan II jumlah skor sebesar 64, rata-rata sebesar 3,55, dan persentase sebesar 88,9%. Sementara itu, pada pertemuan III jumlah skor sebesar 67, ratarata sebesar 3,72, dan persentase sebesar 93,1%. Pada siklus II, secara garis besar aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media grafis sudah dilaksanakan dengan baik, Dalam siklus II kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I sudah dapat diperbaiki dan mengalami peningkatan. Tabel hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II (terlampir). Di bawah ini disajikan tabel distribusi frekuensi nilai membaca nyaring pada siklus II.
Jumlah Siswa
Tabel 10 Tabel Frekuensi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Siswa Kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II Banyak No Nilai Membaca Persentase siswa 1 45-52 3 10% 2 53-60 3 61-68 3 10 % 4 69-76 4 13,33% 5 77-84 7 23,33% 6 85-92 6 20% 7 93-100 7 23,33% jumlah 30 100 % Dari data tabel 10 akan disajikan dalam diagaram batang berikut ini: 8 6 4 2 0
siswa
Rentang Nilai
Gambar 8 Diagram batang Frekuensi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Siklus II
48
Dari gambar 8 diatas menunjukkan bahwa sudah banyak siswa yang melampaui nilai KKM, terlihat dari rentang nilai, jumlah siswa yang mendapatkan nilai 65-100 adalah 27 siswa dan hanya 3 siswa yang belum tuntas.
No
Tabel 11 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II Keterangan Tuntas Belum tuntas
1
Siswa
2
Persentase%
Jumlah
27
3
30
90%
10%
100%
Dari tabel 11 akan disajikan dalam bentuk diagram batang untuk menunjukkan persentase jumlah ketuntasan belajar siklus II, dapat dilihat pada gambar 9 sebagai berikut: 100% 80% 60% siswa
40% 20% 0% tuntas
belum tuntas
Gambar 9 Diagram batang Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II Berdasarkan pada gambar 9 terlihat jelas bahwa siswa 90% tuntas belajar, ini menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar siklus II sudah melampaui target pencapaian yang ditentukan yaitu 85%. Berikutnya adalah tabel rekapitulasi hasil tes formatif siswa, dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:
No
Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Tes Membaca Nyaring Siswa pada Siklus II Uraian Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Persentase ketuntasan belajar
80,33 27 90 %
49
Dari tabel 12 rata-rata nilai tes membaca nyaring adalah 80,33. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca nyaring sudah melampaui (KKM 65) dan juga sudah melampaui target pencapaian ketuntasan klasikal 85% karena telah mencapai hasil 90%. Berikut ini disajikan Tabel perbandingan hasil tes kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Tabel 13 Perbandingan Hasil Tes Kondisi awal, Siklus 1, dan Siklus II Nilai No Kondisi awal Siklus I Siklus II membaca 1 31-40 4 1 0 2 41-50 4 4 3 3 51-60 6 3 3 4 61-70 6 12 4 5 71-80 8 3 7 6 81-90 2 2 6 7 91-100 0 5 7 Jumlah 30 30 30 Agar lebih jelas, tabel 13 di atas diubah ke dalam bentuk diagram batang, dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini: 12
Jumlah Siswa
10 8 pra siklus
6
siklus 1
4
siklus 2 2 0 31-40
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90 91-100
Rentang Nilai
Gambar 10 Diagram Batang Perbandingan Hasil Tes Membaca Nyaring Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
50
Berikut adalah perbandingan hasil tes kondisi awal/prasiklus, siklus I, dan siklus II yang akan disajikan dalam bentuk tabel persentase perbandingan ketuntasan belajar. Dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini: Tabel 14 Tabel Persentase Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal , Siklus 1,dan Siklus II Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
no. 1 2
Ketutasan Belajar Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Siswa Siswa Siswa tuntas belum tuntas
16
53%
22
73,33%
27
90%
14
43%
8
26,67%
3
10%
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Selain itu, persentase ketuntasan belajar siswa juga meningkat. Data prasiklus menunjukkan persentase ketuntasan siswa 53%. Pada siklus 1 persentase ketuntasan siswa meningkat menjadi 73,33 % terjadi peningkatan sebesar 20,33%. Pada siklus kedua persentase ketuntasan mecapai 90%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa
telah
melebihi batas minimal pencapaian yaitu 85% yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan perbandingan persentase ketuntasan belajar kondisi awal, siklus 1, dan siklus II dalam bentuk diagram batang. Gambar diagram batang 11! 100%
Persentase
80% 60%
tuntas
40%
belum tuntas
20% 0% prasiklus
siklus 1
siklus 2
Gambar 11 Diagram Batang Perbandingan Persentase Ketuntasan Membaca Nyaring Pra Siklus, Siklus 1,dan Siklus II
51
4.4. Pembahasan 4.4.1. Ketuntasan Hasil Belajar Membaca Nyaring Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media grafis poster dan komik berdampak positif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca nyaring. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa pada setiap siklus yang mengalami peningkatan yaitu masing-masing 53%, 70,33%, dan 90%. Pada siklus II ketuntasan secara klasikal sudah tercapai karena batas ketuntasan secara klasikal sebesar 85% sementara hasil siswa mencapai 90%. Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca nyaring siswa kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012 meningkat setelah pembelajaran menggunakan media poster dan komik. 4.4.2.Aktivitas Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis pada lembar observasi, diperoleh data bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesi dengan menggunakan media grafis poster dan komik dalam pembelajaran yang paling dominan adalah berinteraksi positif di antara siswa, mengikuti pembelajaran dengan santai tanpa tekanan, mampu menjawab pertanyaan guru dengan lancar, dan mengerjakan evaluasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing, menjelaskan materi yang tidak dimengerti siswa, memberi umpan balik, dan memberikan evaluasi.