BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Gondang adalah salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di kecamatan Watumalang. SD Negeri Gondang terletak di Desa Gondang, kecamatan Watumalang, kabupaten Wonosobo. Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah siswa kelas I sampai kelas VI adalah 242. Pada penelitian ini, jumlah populasi yang digunakan adalah siswa kelas VI a yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan sedangkan kelas VI b yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. SD Negeri Gondang terletak di pedesaan, berdasarkan observasi yang dilakukan siswa-siswinya sebagian besar berasal dari keluarga yang orang tuanya bekerja sebagai petani, pedagang, dan Tenanga kerja Wanita . Dalam hal hasil belajar siswa-siswi di SD Negeri Gondang dapat dikatakan sedang, yaitu berada dalam 20 besar tingkat kecamatan Gondang dari 33 SD sekecamatan Watumalang. SD Negeri Gondang terdiri dari 9 ruang kelas, satu ruang guru, satu gedung perpustakaan,ruang komputer, mushola, dapur, UKS, gudang, Aula kamar mandi, dan lapangan yang biasa digunakan untuk upacara bendera, senam pagi, olah raga, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Setiap hari Senin para siswa, dewan guru, dan karyawan mengikuti upacara bendera, selain itu para siswa setiap hari selasa dan rabu pagi melakukan rutinitas senam pagi, setiap hari jumat melakukan jum’at bersih. SD Negeri Gondang merupakan SD Inti yang ada di wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo. Dilihat dari struktur tempatnya, letak SD Negeri Gondang ini strategis untuk tempat pembelajaran di lingkungan Desa Gondang karena letaknya di tepi jalan raya dekat dengan pasar Gondang. Siswa- Siswi yang belajar di SD Negeri Gondang pada umumnya adalah anak seorang petani dan pedagang, sehingga tata-krama kepada guru masih sangat lekat.
25 6
26
Siswa SD Negeri Gondang memiliki bakat, ketrampilan, kemampuan, dan intelegensi yang berbeda-beda dan berbagai juara perlombaan juga telah diraih. Agama yang mereka anut mayoritas adalah Islam. Jumlah tenaga pendidik di SD ini ada sebanyak 14 orang dan 1 karyawan/penjaga SD. 13 tenaga pendidik itu terdiri dari: 1 Kepala Sekolah, 9 orang guru kelas, 1 guru agama Islam, , 1 guru bahasa inggris, dan 1 petugas perpustakaan. 4.2 Hasil Uji Validitas Hasil perhitungan uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Anggket Kemandirian Belajar Item
Hasil uji validitas
Status
Item 1
.673
Valid
Item 2
.326
Valid
Item 3
.371
Valid
Item 4
.762
Valid
Item 5
.632
Valid
Item 6
.703
Valid
Item 7
-.189
Tidak Valid
Item 8
.417
Valid
Item 9
.762
Valid
Item 10
.002
Tidak Valid
Item 11
.409
Valid
Item 12
.365
Valid
Item 13
.496
Valid
Item 14
.190
Tidak Valid
Item 15
.343
Valid
Item 16
.393
Valid
Item 17
-.107
Tidak Valid
Item 18
.315
Valid
27
Item 19
.458
Item 20
.341
Valid
Valid Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui hasil perhitungan sebesar korelasi terendah 0,002 dan tertinggi 0,762. Tabel 4.2 Keterangan No
Kriteria
1
Valid
2
Tidak Valid
No Soal
Jumlah
1,2,3,4,5,6,8,9,11,12,13,15,16,18,19,20
16
7,10,14,17
4
Berdasarkan uji coba angket bimbingan orang tua terhadap 30 siswa diperoleh 2 soal yang tidak valid dari 20 soal yang diuji cobakan. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilahat pada Tabel berikut: Tabel 4.3 Validitas Anggket Bimbingan Orang Tua Item
Hasil uji validitas
Status
Item 1
.283
Valid
Item 2
.221
Valid
Item 3
.222
Valid
Item 4
.682
Valid
Item 5
.256
Valid
Item 6
.619
Valid
Item 7
.438
Valid
Item 8
.450
Valid
Item 9
.509
Valid
Item 10
.099
Tidak Valid
Item 11
.756
Valid
Item 12
.221
Valid
Item 13
.521
Valid
Item 14
.357
Valid
Item 15
.266
Valid
28
Item 16
.300
Valid
Item 17
.658
Valid
Item 18
.550
Valid
Item 19
.262
Valid
Item 20
.049
Tidak Valid Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui hasil perhitungan sebesar korelasi terendah 0,049 dan tertinggi 0,756 Tabel 4.4 Keterangan No
Kriteria
1
Valid
2
Tidak Valid
4.3
No Soal
Jumlah
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19
18
10,20
2
Hasil Penelitian 4.3.1 Kemandirian Belajar Kemandirian belajar siswa SD Negeri Gondang dari kelas VI dipaparkan melalui Tabel klasifikasi kemandirian belajar siswa SD Negeri Gondang tahun ajaran 2011/2012 . Tabel 4.5 Klasifikasi Kemandirian Belajar Siswa SD Negeri Gondang Klasifikasi
Rentang Skor
Frekuensi
Prosentase
Siswa Tinggi
52 - 57
8
26,6%
Sedang
45 -51
13
43,3%
Rendah
39-44
9
30 %
Jumlah
30
100 %
Prosentase
100 %
29
Berdasarkan Tabel 4.5 klasifikasi kemandirian belajar SD Negeri Gondang kelas VI tahun ajaran 2011/2012 pada kategori tinggi rentang sekor dari 52 sampai 57 tampak bahwa 8 orang siswa (26,6%) dari seluruh siswa, termasuk siswa yang memiliki kemandirian belajar. Untuk kategori sedang rentang sekor dari 45 sampai 51 ada 13 orang siswa (43,3%) dari seluruh siswa, yang termasuk di dalamnya. Untuk kategori rendah rentang sekor dari 34 sampai 44 ada 5 orang siswa (30%) dari seluruh siswa, yang termasuk di dalamnya. Hasil analisis dari data variabel kemandirian belajar diperoleh skor angket kemandirian belajar dari 30 siswa kelas VI SD Negeri Gondang bergerak dari skor terendah 39 sampai skor tertinggi 57. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan besar pembelajaran di sekolah hanya fokus pada ranah afiktif. Sedangkan ranah yang lain tidak menjadi perhatian guru padahal kemandirian belajar menjadi modal utama untuk mencapai kesuksesan belajar dan hasil belajar. Untuk menentukan tinggi rendahnya kemandirian belajar siswa digunakan empat kategori, yakni: kategori tinggi rentang skornya 52 sampai 57, kategori sedang rentang skornya 45 sampai 51, dan kategori rendah rentang sekornya 39 sampai 49. 4.3.2 Bimbingan Orang Tua
Tabel 4.6
Klasifikasi Bimbingan Orang Tua Rentang
Frekuensi
Skor
(∑ N)
Tinggi
62 - 69
10
33,3%
Sedang
55- 61
16
53,3 %
Rendah
47- 54
4
13,3 %
Jumlah
30
100%
Prosentase
100%
Klasifikasi
Siswa
Prosentase (%)
Berdasarkan Tabel 4.6 tampak bahwa bimbingan orang tua pada kategori tinggi yaitu rentang sekor dari 62 sampai 69 berjumlah 10 siswa dengan prosentase
30
33,3 %, siswa pada kategori sedang rentang sekor dari 55 sampai 61 berjumlah 16 siswa dengan prosentase 53,3 %, dan siswa pada kategori rendah rentang sekor dari 47 sampai 54 berjumlah 4 siswa dengan prosentase 13,3 %. Jadi dapat dikatakan bimbingan orang tua tergolong pada kategori tinggi. Hasil analisis deskriptif diperoleh skor angket bimbingan orang tua dari 30 siswa kelas VI SD Negeri Gondang bergerak dari skor terendah 47 sampai skor tertinggi 69. Berdasarkan penelitian bimbingan orang tua berada pada kategori tinggi yang ditunjukan dengan hasil prosentase sebesar 33,3 %. Untuk menentukan tinggi rendahnya bimbingan orang tua digunakan empat kategori, yakni: kategori tinggi rentang skornya 62 sampai 69, kategori sedang rentang skornya 55 sampai 61, dan kategori rendah rentang sekornya 47 sampai 54. 4.2.3 Hasil Belajar 4.2.3.1 Hasil Belajar Nilai Try Out 1 Bahasa Indonesia Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Gondang diperoleh dari nilai try out I tahun pelajaran 20011/2012 yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang di-UN-kan. Berikut ini merupakan Tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa SD Negeri Gondang dari kelas VI yang diperoleh dari hasil nilai try out I tahun ajaran 2011/2012 Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Nilai Try Out I Kelas VI A SD Negeri Gondang Rentang
Frekuensi
Skor
(∑ N)
Tinggi
76-82
4
13,3%
Sedang
68-75
12
40 %
Rendah
60-67
16
53,3 %
Jumlah
30
100%
Prosentase
100%
Klasifikasi
Siswa
Prosentase (%)
31
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VI A SD Negeri Gondang diperoleh dari nilai try out I tahun pelajaran 2011/2012 yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 30 siswa yang tuntas di atas nilai SKL yang telah ditentukan (60) dengan prosentase 100 %,. tampak bahwa nilai try out I pada kategori tinggi rentang sekor dari 76 sampai 82 yaitu berjumlah 4 siswa dengan prosentase 13,3 %, siswa pada kategori sedang rentang sekor dari 68 sampai 75 berjumlah 12 siswa dengan prosentase 40 %, siswa, dan pada kategori rendah rentang sekor dari 60 sampai 67 berjumlah 16 siswa dengan prosentase 53,3 %, Dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI SD Negeri Gondang diperoleh dari nilai try out I tahun pelajaran 2011/2012 semua siswanya memiliki hasil belajar yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan kategori tinggi. Untuk menentukan tinggi rendahnya kemandirian belajar siswa berdasarkan nilai try out mata pelajaran bahasa Indonesia 1 kelas VI a digunakan empat kategori, yakni: kategori tinggi rentang skornya 78 sampai 82, kategori sedang rentang skornya 68 sampai 75, dan kategori
rendah rentang
sekornya 60 sampai 67. Tabel 4.8 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Nilai Try Out I Kelas VI B SD Negeri Gondang Rentang
Frekuensi
Skor
(∑ N)
Tinggi
68-72
14
46,6%
Sedang
62-67
15
50 %
Rendah
56-61
1
3,3 %
Jumlah
30
100%
Prosentase
100%
Klasifikasi
Siswa
Prosentase (%)
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VI B SD Negeri Gondang diperoleh dari nilai try out I tahun pelajaran 2011/2012 yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 29 siswa yang tuntas di atas nilai SKL yang telah ditentukan (60) dan 1 siswa tidak tuntas dari 30 siswa dengan prosentase 99 %,. tampak bahwa nilai try out I pada kategori tinggi rentang sekor dari 68 sampai 72 yaitu
32
berjumlah 14 siswa dengan prosentase 46,6 % siswa pada kategori sedang rentang sekor dari 62 sampai 67 berjumlah 15 siswa dengan prosentase 50 % siswa, dan pada kategori rendah rentang sekor dari 56 sampai 61 berjumlah 1 siswa dengan prosentase 3,3 %, Dapat dikatakan bahwa siswa kelas VI SD Negeri Gondang diperoleh dari nilai try out I tahun pelajaran 2011/2012 semua siswanya memiliki hasil belajar yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan kategori
tinggi. Untuk
menentukan tinggi rendahnya bimbingan orang tua berdasarkan nilai try out mata pelajaran bahasa Indonesia 1 kelas VI b digunakan empat kategori, yakni: kategori tinggi rentang skornya 68 sampai 72, kategori sedang rentang skornya 62 sampai 67, dan kategori rendah rentang sekornya 58 sampai 61. 4.3. Uji Korelasi Tabel 4.9 Hasi Uji Korelasi Variabel Kemandirian Belajar Berdasarkan Nilai Try Out I Bahasa Indonesia Correlations nilai_tri_out_kelas_6 kemandirian_belajar kemandirian_belajar
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N nilai_tri_out_kelas_6a
a .237 .207
30
30
Pearson Correlation
.237
1
Sig. (2-tailed)
.207
N
30
30
Ho: ρ = 0 ( hubungan antara x dan y lemah) H1:ρ ≠ 0 ( hubungan antara x dan y tidak lemah) Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikan = 0,207 = 20,7 % lebih dari α = 5% berarti kita menerima Ho dan menolak H1. Jadi korelasi antara x dan y lemah. Nilai korelasi x dan y pada Tabel 0, 237, hal ini menunjukkan nilai yang rendah dibawah 50%
33
jadi hubungan antara person corelete bercatatan y nilai try out 1 bahasa bahasa indonesia kelas VI a dan x kemandirian belajar adalah lemah. Tabel 4.10 Hasi Uji Korelasi Variabel Bimbingan Orang Tua Berdasarkan Nilai Try Out I Bahasa Indonesia Correlations bimbingan_orang_tu nilai_tri_out_kelas_6 a bimbingan_orang_tua
Pearson Correlation
b 1
Sig. (2-tailed) N nilai_tri_out_kelas_6b
.076 .689
30
30
Pearson Correlation
.076
1
Sig. (2-tailed)
.689
N
30
30
Ho: ρ = 0 ( hubungan antara x dan y lemah) H1:ρ ≠ 0 ( hubungan antara x dan y tidak lemah) Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikan = 0,076 = 7,6 % lebih dari α = 5% berarti kita menerima Ho dan menolak H1. Jadi korelasi antara x dan y tidak ada pengaruh.Nilai korelasi x dan y pada Tabel 0, 689, hal ini menunjukkan nilai yang kuat diatas 50% jadi hubungan antara person corelete bercatatan y nilai try out 1 bahasa bahasa Indonesia kelas VI b dan x bimbingan orang tua adalah kuat. 4.4 Pembahasan dan Hasil Penelitian Di bawah ini akan dibahas mengenai ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar dan bimbingan orang tua terhadap hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yang di-UN-kan. Dalam penelitian ini menggunakan pengujian analisis menggunakan teknik Korelasi. Hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yang di-UN-kan bagi siswa kelas VI SD Negeri Gondang kecamatan Watumalang kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2011/2012. Hasil belajar diperoleh dari nilai try out 1. Hasil belajar siswa kelas VI SD
34
Negeri Gondang diperoleh dari nilai try out 1 tahun ajaran 2011/2012 yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia yang di-UN-kan. Dari hasil nilai try out 1 yang diperoleh, mata pelajaran bahasa Indonesia berada pada kategori sangat tinggi yaitu 30 siswa tuntas nilai SKL (60) dengan prosentase 100%. Berdasarkan perhitungan hasil analisis korelasi kemandirian belajar dan bimbingan orang tua dengan hasil belajar nilai try out 1 bahasa Indonesia semester 1, dengan nilai signifikan = 0,207 untuk kemandirian belajar dan nilai signifikan= 0,689 untuk bimbingan orang tua. Penelitian ini sejalan dengan Sari Sakti Putri (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara kemandirian belajar matematika dan bimbingan orang tua dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri Salatiga semester 1 tahun ajaran 2009/2010” menyimpulkan ada hubungan positif signifikan antara kemandirian belajar matematika dengan hasil belajar matematika. Sedangkan hasil dari analisi regresi kemandirian belajar dan bimbingan orang tua terhadap hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia yang di-UN-kan menunjukkan ada pengaruh antara kemandirian belajar dan bimbingan orang tua terhadap hasil belajar (Nilai try out 1 bahasa Indonesia nilai signifikan = 0,207 untuk kemandirian belajar dan nilai signifikan= 0,689 untuk bimbingan orang tua. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi dan bimbingan orang tua maka akan memperoleh hasil belajarnya tinggi. Sebaliknya siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah dan tanpa bimbingan orang tua maka hasil belajarnya rendah. Kontribusi atau besarnya pengaruh antara kemandirian belajar dan bimbingan orang tua dengan hasil belajar (nilai try out 1) mata pelajaran bahasa Indonesia yang di-UN-kan relatif lemah yaitu sebasar 20%. Mengacu dari hasil penelitian maka kemandirian sangat penting bagi peserta didik sebab kemandirian merupakan modal dasar bagi peserta didik dalam menentukan sikap dan tindakan terhadap proses belajarnya. Karena belajar merupakan proses psikis, maka keberhasilan belajar banyak ditentukan oleh individu itu sendiri. Kemandirian akan membentuk dan menyusun pola hidup sehingga semua serba jelas, tegas dan tepat waktu, kapan waktunya belajar, berapa lama bermain dan belajar, semua itu harus ditaati. Jika semua dijalankan dengan penuh ketaatan maka bagi pribadi akan mendorong timbulnya kepercayaan
35
diri, bertanggung jawab dan motivasi yang besar, yang semua ini merupakan modal untuk meraih keberhasilan, kemandirian akan tercermin dalam belajar. Namun sebaliknya jika tidak melakukan dengan ketaatan maka akan sulit mengatur dan konsentrasi dalam belajar. Dengan begitu semakin tinggi kemandirian belajar akan semakin mendukung pencapaian hasil pada siswa dalam hal belajar. Orang tua sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan anak. Kartono (2005:5) mengatakan bahwa: “ orang tua harus dapat menciptakan situasi dan kondisi baik fisik maupun psikis, baik secara sosial maupun non sosial yang memadai agar tercapai hasil belajar yang optimal. Hal ini karena keluarga mempunya pengaruh terhadap keberhasilan peserta didik khususnya jika orang tua bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktifitas belajar anak sehingga memungkinkan diri anak untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Peran orang tua juga berkisar pada kegiatan pemeliharaan, pengasuhan, pembimbingan, dan pendidikan anak baik segi rohani maupun jasmani. Peran yang lebih kongkrit lagi orang tua adalah sebagai pendorong yang memberi semangat, penasehat serta teman serta menjadi contoh anaknya selain sebagai orang yang mencintai, yang memberi kasih sayang dan tempat bertanya anaknya. Menurut Battersby (Nike:2010), pencapaian hasil belajar tergantung pada banyak faktor, antara lain: sikap belajar, perasaan cemas, kelelahan dan motivasi. Sehingga, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan atas dua jenis, yaitu yang bersumber dari dalam diri siswa yang belajar disebut faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa yang belajar disebut faktor eksternal. 1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor biologic dan faktor psikologik,. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologik antara lain: usia, kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologik antara lain: kepribadian, kreatifitas, gaya belajar, minat, bakat, IQ, sikap belajar, kebiasaan belajar. Motivasi, suasana hati dan kelelahan; 2) Faktor yang bersumber dari luar diri siswa yang belajar diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor manusia dan non-manusia. Faktor manusia antara lain: Orang tua, guru dan teman. Sedangkan faktor non-manusia seperti: Kurikulum, fasilitas
36
belajar di sekolah dan di rumah, status sosial keluarga dan tujuan pendidikan. Faktor dari dalam diri siswalah yang paling berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Siswa dituntut untuk memiliki kemandirian belajar dalam dirinya karena akan modal dasar kesuksesan dalam belajar. Bila siswa tidak memiliki kemandirian belajar di dalam dirinya maka akan menjadi batu penyandung untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Penelitian ini menemukan bahwa setelah perhitungan uji korelasi tidak ada pengaruh antara kemandirian belajar dengan nilai try out 1 kelas VI a mata pelajaran bahasa Indonesia juga tidak ada pengaruhnya antara bimbingan orang tua dengan nilai tri out 1 kelas VI b mata pelajaran bahasa Indonesia.