45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat TVRI Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menjandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut seiarannya ditujukan untuk kepentingan Negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televise yang mengangkat citra bangsa
melalui
penyelenggaraan
penyiaran
peristiwa
yang
bersekala
internasional,medorong kemajuan masyarakat serta sebagai perekat social. Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam proses belajar demokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk yayasan yang didirikan untukmenyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Senayan Jakarta. Memasuki Era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah berubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang bertanggung jawab Direktur Radio,Televisi dan Film. Dalam era Reformasi terbitlah Peraturan Pemerintah RI nomor 36 tahun 2000 yang menetapkan
status TVRI menjadi Perusahan Jawatan dibawah
pembinaan Departemen Keuangan, kemudian melalui Peraturan Pemrinta nomor 9 tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT.TVRI (Persero) dibawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN. Selanjutnya, melalui Undang-Undang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara. a. Visi Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa. Adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik, serta berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa. b. Misi Adapun misi TVRI adalah : 1. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara netral, berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun budaya bangsa dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman 2. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom berdaya saing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang berkualitas dan
47
3. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan akuntabel 4. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas pelayanan publik 5. Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai c. Struktur Organisasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
4.1.2. Program Indonesia Emas TVRI ESQ Way 165 memproduksi beragam program yang siap disiarkan oleh beragam televisi. Salah satanya adalah program Indonesia Emas yang ditayangkan oleh TVRI. ESQ Way 165 menyadari kekuatan audio visual yang dimiliki televisi mampu mempermudah dan mempercepat upaya pembentukan karakter bangsa. Sen dan David (2011: 144) mengatakan, televisi bersifat local dan parochial. Kedekatan dan kemudahan masyarakat untuk menjangkau televisi lebih mudah dibandingkan dengan media lainnya, seperti radio, suratkbar, internet, dan lain-lain. Selain itu jangkauan televisi juga begitu luas. Menurut Skovmand dan Schroder (1992), televisi adalah salah satu-satu bentuk komunikasi publik yang paling kuat, serta tempat utama bagi negosiasi social perihal gagasan-gagasan, nilai-nilai, dan gaya hidup. ESQ Way 165 menggunakan karakteristik TVRI sebagai media massa untuk membingkai acara guna membentuk karakter bangsa adalah jawaban dari segala problema yang membelit bangsa ini. Saat itu ditahun 2012 TVRI mencanangkan program motivasi membangun bangsa tiga kali dalam seminggu yang diantaranya program Indonesia Emas. Ditayangkan
setiap
hari
kamis
malam dari pukul 20.00-21.00.Acara ini menghadirkan narasumber utama yakni Dr. HC Ary Ginandjar Agustian. Dalam program Indonesia Emas, Ary Ginanjar disebut sebagai tokoh pembentukan karakter. Ary Ginandjar sering dikenal oleh banyak kalangan sebagai motivator dan pemilik dari ESQ (Emotional Spritual Quotient). Dalam setiap acara di Indonesia Emas, Ary Ginandjar selalu memotivasi anak muda untuk membuat Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
menjadi lebih baik dengan cara mengubah karakter para pemudanya dengan berbekal niat yang tulus dan ikhlas tak lupa ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.Sejumlah tema yang membangun bangsa selalu dimunculkan program ini.Salah satunya tema membangun kabupaten emas. Di awal acara Ary Ginandjar Agustian memberikan gambaran bagaimana Indonesia Emas itu dapat tercipta.
Ary
mendefinisikan
tentang
definisi
kemulian.Menurut Ary kemulian merupakan sesungguhnya adalah akhlak. Dalam program Indonesia Emas bersama para anak muda di daerah-daerah di Indonesia memprakarsai forum Indonesia Emas. Bahkan pada tangggal 20 Mei 2020 akan ada deklarasi Indonesia Emas, program terssebut menghadirkan pejabat daerah, polisi, penegak hukum, anggota legislatif, bupati, walikota dan gubernur yang bersih dari kasus korupsi.
Program tersebut dipandu oleh beberapa pembawa
acara yaitu diantaranya Putri Melani,Peggy Melati Sukma dan Sandriana Malikiano dengan durasi sepanjang 60 menit. Program tersebut berupaya memaparkan masalah-masalah yang dialami oleh sejumlah manusia, yang mengalami kemorosotan moral dan Ary Ginanjar, berupaya menyajikan perspektif berbeda terhadap permasalahan tersebut.Materi program menginspirasi pemirsa untuk bersama-sama membangun Indonesia Emas tahun 2020.Untuk menyampaikan gagasannya,Ary Ginanjar disertai nara sumber lain yang mumpuni dan dianggap sebagai tokok-tokoh yang dapat memberi inspirasi, seperti Mahmud MD, Joko Widodo,Dahlan Iskan, AM Fatwa,Irman Gusman dan lain-lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
Testemoni untuk ESQ 165 dari beberapa tokoh-tokoh yang pernah hadir di program Indonesia Emas TVRI ,telah memproduksi sebanyak 31 episode dengan tema special yang berbeda, yakni : Prof Dr der Soz Drs Gumilar Rusliwa S., Rektor Universitas Indonesia Konsep yang tertuang dalam training ESQ selain memberi- kan wacana baru dalam dunia akademis, juga memberi- kan metode yang berbeda dalam pembentukan sumber daya manusia unggul yang siap dengan tantangan jaman tanpa kehilangan jati diri. Irman Gusman, Ketua DPD RI (2009 – 2014) Menurut saya, training ESQ sangat penting bagi bangsa Indonesia agar bisa maju di masa yang akan datang. Johannes Hersubeno, Vice President HR Services & Industrial Relations, PT Freeport Melalui training ESQ para peserta merasakan adanya transformasi spiritual dari visi-misi dan tata nilai perusa- haan. Diperlukan kecerdasan spiritual dimana karayawan akan merasakan bekerja di tempat terpencil itu selain untuk mencari nafkah untuk keluarga, yang terutama adalah karena pengabdian kepada Tuhan. Eko Budi Wiyono, Direktur Utama JASINDO Melalui training ESQ, harapannya Jasindo dapat dikelola dengan lebih baik lagi dengan berprinsip pada 7 Budi Utama yaitu Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli. Selain itu, training ESQ juga telah memberikan gambaran atau masukkan kalau kerja bukan semata-mata untuk mencari nafkah, tetapi jauh dari itu ternyata kerja adalah ibadah yang memiliki nilai-nilai yang luhur. Stanley Setia Atmadja, CEO Adira Finance Training ESQ telah mampu mengubah perilaku dan cara berpikir karyawan kami ke arah yang sangat positif. Syahril Japarin, Presiden Direktur PT AETRA AIR JAKARTA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Untuk pertama kalinya, pada tahun 2009, kami berhasil mencapai target. Keberhasilan tersebut diawali dengan training ESQ bagi seluruh Karyawan bahkan termasuk Karyawan Outsourcing kami.Hasilnya dapat dilihat, tingkat kepuasan pelanggan terus meningkat. Gumilar Rusliwa Sumantri, Phd – Rektor Universitas IndonesiaMetodenya luar biasa. Konsep 165 membuat kita sadar akan jatidiri yang sebenarnya. Kalau semuanya ikut, kampus dapat mengasah keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, sehingga potensi yang dikeluarkan menjadi tak terbatas. AM Fatwa – Wakil Ketua MPR RIBanyak orang bilang bahwa penjara merupakan tempat ideal bagi pembelajaran hidup dan mental, begitu pula yang dikatakan Nehru.Namun saya terus mencari ilmu sebagai bekal hidup. Ternyata apa yang saya cari saya dapatkan di ESQ. Training ESQ yang hanya empat hari mampu menjadi ‘sekolah’ lain yang memberikan saya ilmu kehidupan yang berbeda dengan apa yang saya dapatkan di penja Dodi Iskandar, Sekretaris Badan Pendidikan & Pelatihan Keuangan (BPPK) Kementerian Keuangan RI Berbagai langkah maupun upaya telah dilakukan BPPK untuk menciptakan pelayanan prima di bidang pendidikan dan pelatihan. Tetapi pada kenyataannya, itu semua tetap tidak bisa menjaga nama baik Kementerian Keuangan kar- ena ada segelintir orang yang merusaknya. Maka dari itu, BPPK mengadakan training ESQ yang diharapkan dapat mengubah itu semua karena ESQ memiliki metodologi berbeda dengan apa yang pernah diselenggarakan oleh BPPK selama ini. Sukrisno Dirut PT Bukit Asam Tbk. Seluruh karyawan dan keluarga sudah ikut ESQ Training (+ 8195 orang). Training ini berpengaruh besar terhadap peningkatan perubahan prilaku (attitude) dan kinerja peru- sahaan (laba bersih). Dr. Syafii Antonio – Pakar Ekonomi Syariah“Dari sisi external economic effects, kontribusi ESQ dapat diklasifikasikan kepada aspek kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif puluhan ribu alumni ESQ telah mendapatkan pencerahan dan bersungguh-sungguh taubat atas kekhilafan masa lalu.Di antara mereka adalah para petinggi BUMN, hakim dan panitera, petinggi militer, pengusaha, dan para pejabat publik. Dapat dibayangkan penghematan ekonomi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
yang terjadi ketika para pejabat dan pengusaha menghentikan aksi korupsi dan aji mumpung mereka. Di samping itu, kesadaran spiritual juga sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Hasil Analisis Data Framing Program Indonesia Emas. Tayangan program Indonesia Emas didukung oleh pemakaian symbol symbol untuk memberi penekanan dan penonjolan apa yang ingin disampaikan. Simbol-simbol ini berfungsi sebagai ikon yang memberi penekanan dan penonjolan agar penafsiran dan pemaknaan akan peristiwa lebih diterima dan dihayati oleh pemirsa. Gagasan Gamson dan Modigliani menyebutkan bahwa media package( bingkai inti) terdiri dari dua struktur yaitu framing devices ( perangkat framing) yang menekankan aspek bagaimana melihat suatu isu yang sedang dibicarakan, dan reasoning devices(perangkat penalaran) yang menekankan aspek pembenaran terhadap cara melihat isu. Sebelum menentukan bingkai inti terlebih dahulu akan diuraikan unsur-unsur yang terkandung dalam framing devicesdan reasoning devices. Berdasarkan data yang terkumpul dapat diuraikan sebagai berikut : Judul program Indonesia Emas sebagai alat kreasi pembentukan karakter bangsa di stasiun televise TVRI 4.2.2. Elemen Inti berita ( Idea Element) Dalam
pandangan
TVRI,
penayangan
program
Indonesia
Emas
merupakan wujud kepedulian terhadap moral bangsa maka ESQ bersama seluruh alumni mencanangkan Gerakan Indonesia Emas 2020 yaitu sebuah upaya untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
mengubah mindset bangsa Indonesia bahwa kemuliaan manusia
sangat
tergantung pada
budi pekerti
atau
akhlaknya yang dinamakan 7 Budi Utama yaitu: Jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Hal ini dapat dilihat dari kutipan program Indonesia Emas dalam episode “Bangkit Indonesiaku” yang dihadiri oleh sebagai nara sumber utama Bapak Dahlan Iskan yang saat itu menjabat MenBun, ada kutipan dialog pertanyaan dari pembawa acara Sadrina Malikiano kepada kedua nara sumber tersebut pada segmen tiga berikut ini : Sadriana Malikiano : Tema Bangkit Indonesia , ada tahapan-tahapan Indonesia 2020, 2030 kemudian 100 tahun Indonesia merdeka 2045, bagaimana pak Ary mohon dijelaskan; Ary Ginanjar: Permasalahan Negara
ini
yang
sudah
utama
saaat
mempunyai
ini
adalah
struktur
masalah
moral.
organisasi,
dari
pendidikan,hukum,keamanan,kesejahteraan,keadilan sosial,perlindungan untuk warganya, tetapi struktur sehebat apapun bilamana pelakunya tidak sungguhsungguh, tidak tulus, tidak jujur, tidak ihklas, misi ini tidak akan tercapai. Untuk itulah ditahun 2020 diharapkan lahirnya indonesia yang bermoral, Indonesia yang berkarakter, dan dilanjutkan 2030 menjadi Indonesia yang sejahtera, dan 2045 Indonesia menjadi adi daya, Indonesia yang masuk dalam kancah percaturan dunia international.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Sadriana Malikiano : Pak Dahlan, moral adalah fondasi bangsa,,ada sebuah negara kecil yaitu Singapura dan disana masyarakatnya sangat disiplin , dan orang Indonesia yang berkunjung kesana juga menjadi disiplin, apakah di Indonesia ada mentalitas bangsa saat ini? Dahlan Iskan: Optimis untuk 2020 Indonesia berubah melihat dari tahun ini 2012 pendapatan perkapita Rakyat Indonesia sudah 3500 us dollar maka delapan tahun lagi dapat mencapai 8000 us dolar, tetapi kemajuan ini harus diiringi dengan perbaikan moral, karena kalau tidak adanya perubahan moral, kemajuan ekonomi yang tidak ada rohnya, sehingga saya sangat menyetujui dengan pembangunan karakter oleh ESQ untuk mendukung kemajuan perekonomian Indonesia yang memiliki roh .Melalui kedua hal dia atas, menunjukkan bahwa program Indonesia Emas berupaya menekankan bagaimana permasalaahan moral merupakan hal yang menjadi ide utama dari program ini. Indonesia Emas merupakan program bentukan ESQ Way 165 dengan menggunakan TVRI agar bangsa ini focus memikirkannya. Melalui program ini, ESQ Way 165 berupaya menjabarkan bahwa setiap permasalahn baik dalam hal pendidikan,hukum,keamanan,kesejahteraan,keadilan sosial,perlindungan untuk warganya, seluruhnya berpusat kepada permaslahan moral bangsa yang kian bobrok. Bahkan moral dianggap sebagai fondasi bangsa. Hal apapun yang dilakukan tanpa moral yang kuat akan menjadi sia-sia. Kerena melalui pembentukan moral yang baik, masyarakat dewasa ini akan semakin tulus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
menjalankan apa yang menjadi tugasnya masing-masing. Ketulusana menjalankan tugas menjadi hal yang penting untuk memeliki moral yang baik. Pembentukan moral yang baik ini merupakan tujuan utama Program Indonesia Emas yang ditayangkan oleh TVRI, karena pembentukan karakter tersebut merupakan hal yang penting untuk membentuk karakter bangsa. Karakter bangsa yang baik adalah yang dituju dalam Program ini. Karakter bangsa ini diwujudkan dalam sebuah label yang disebut sebagai generasi Indonesia Emas. Indonesia Emas sendiri dijabarkan sebagai sebuah probadi yang tergantung pada
budi pekerti
atau
akhlaknya yang dinamakan 7 Budi Utama yaitu: Jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Indonesia Emas bahkan dijabarkan akan menjadi sebuah gerakan yang bermuara kepada pencapaian targetnya di tahun 2020. Penggunaan media massa dalam hal ini TVRI juga tentu bukan tanpa tujuan. Seperti yang disampaikan oleh Eksekutif program tersebut Ridwan Mukri bahwa TVRI adalah satu-satunya televise public yang dibiayai oleh Pemerintah,jadi nota bene adalah televise yang dimiliki oleh rakyat Indonesia. Disamping sebagai televise milik masyarakat Indonesia,televise ini adalah yang memiliki antena transmisi yang terbanyak dimiliki oleh semua televise yang ada di Indonesia, sehingga jangkauan siarannya dapat diterima oleh hampir seluruh rakyat diIndonesia yang tersebar di 33 propinsi di tanah Air. Melalui hal ini, seolah Program Indonesia Emas merupakan refleksi program bangsa. Artinya program yang tidak hanya penting, akan tetap juga harus dilakukan ole seluruh masyarakat Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
4.2.2.1 Perangkat Pembingkai ( Framing Devices ) Perangkat ini berhubungan dan berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam program. Perangkat framing ini ditandai dengan pemakaian kata, kalimat, grafik/gambar dan metafora tertentu.Semua elemen tersebut dapat ditemukan dan ditandai serta merujuk pada gagasan atau ide sentral tertentu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metafora dimaknai sebagai: “me·ta·fo·ra /métafora/ n Ling pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sbg lukisan yg berdasarkan persamaan atau perbandingan, msl tulang punggung dl kalimat pemuda adalah tulang punggung negara”(www. kbbi.web.id) Dalam Program Indonesia Emas yang ditayangkan TVRI ditemukan beberapa metafora: 1.
Segmen Pertama Program Indonesia Emas ini diawali dengan lagu “Ilir –Ilir. Lagu ‘Ilir-Ilir
yang digunakan sebagai sebuah penggambaran kondisi bangsa yang dewasa ini semakin terpuruk. Lagu ini seolah ingin memberikan penyadaran bagaimana kondisi yang dialami oleh Bangsa Indonesia kini, seolah juga dialami oleh Sunan Kali Jaga sebagai pencipta lagu ini di massa hidupnya sekitar 500 tahun lalu. Lagu tersebut, seolah juga menjadi pengingat bagi Bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan yang dialaminya saat ini. Melalui Program Indonesia Emas ini, ESQ Way seolah menunjukkan bahwa kondisi Bangsa Indonesia kini tengah mengalami kondisi yang begitu akut dan harus segera ada perombakan yang disebut Presiden Jokowi revolusi moral.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Konsep revolusi mental dan moral ala Rasulullah bisa dibaca dalam sejarah perjuangan nabi dalam menegakkan agama Allah dan menyebarkan Islam Menurut sejarah sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. Kita sering menyebut masa itu sebagai zaman jahiliyyah. Satu sistem kehidupan yang tak teratur baik dalam masalah ketuhanan, kehidupan, hukum, sosial, moral dan mental yang sangat tak manusiawi dan tak bermoral, karena kebenaran itu hanya milik penguasa. Hingga kemudian Allah SWT mengutus seorang Rasul akhir zaman (Nabi Muhammad SAW) untuk merevolusi mental dan akhlak, baik dalam tataran ketuhanan dari politeisme ke monoteisme, maupun dari tatanan sosial yang jahiliyah kepada tatanan sosial yang beradab dan berperi kemanusiaan dan keadilan," disampaikan oleh Hanif Tokoh Muda NU dan PKB ini. Yang digagas dan dibangun oleh Rasulullah pertama kali saat diutus sebagai nabi dan rasul dengan merevolusi mental dan moral bangsa Arab yang tidak beradab saat itu,. Dalam sejarah disebutkan bahwa dalam membentuk masyarakat yang islami, Nabi Muhammad SAW memulai dengan mengajarkan adab, moral, akhlak dan pembangunan mental tentang tauhid dan solidaritas kemanusian. Ketika para sahabat sudah ikut dengan revolusi mental dan moral ala nabi, baru nabi mengajarkan ilmu tentang islam lebih jauh, baik soal ubudiyah maupun muamalah dengan sesama manusia. Revolusi Mental ala Jokowi ini sangat penting karena selain mencontoh dan menjalankan ajaran Rasulullah, ternyata mental dan akhlak ini mempunyai kedudukan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, visi Revolusi Mental oleh jokowi ini harus kita dukung dan apresiasi jika kita ingin Indonesia menjadi negara besar dan disegani.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Lanskap pusat kota berupa kraton, alunalun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan Kalijaga. Melalui lagu ini juga digambarkan bagaimana seharusnya ada sosok yang memiliki akhlak yang murni dan bersih, yang mampu menjadi penyelamat bangsa. Dalam lagu tersebut yang digambarkan adalah sosok Sunan Kali Jaga.Sedangkan dalam episode Bangkit Indonesiaku dalam Program Indonesia Emas, Ary Ginanjar mengambil contoh tauladan penyampai pesan yg dibuat oleh Sunan KaliJaga pada waktu itu. Saat ini Ary Ginanjar berperan sebagai tokoh pembentuk karakter bangsa ini.Hal ini ditunjukkan melalui penggambaran berikut ini :
Gambar 4. Dwiki Darmawan memainkan lagu Ilir-Ilir
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Gambar 5. Mahasiswa menyanyikan lagu Ilir-Ilir Metafora ini, bahkan semakin kuat dengan ditunjukkannya melalui gambar berikut ini :
Gambar 6. Tokoh Pembentukan Karakter Bangsa Labeling “Tokoh Pembentukan Karakter Bangsa”, seolah menjadi frame untuk menggambarkn bahwa sosok Ary Ginanjar adalah tokoh yang paling tepat sebagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
salah satu pembentuk karakter bangsa. Sosok ini yang mampu menyelamatkan bangsa.
Hal ini terlihat dari penonjolan isu, mengenai segenap permasalahan
yang mendera bangsa ini, berpusat kepada problematika bobroknya karakter bangsa. Sehingga orang yang paling tepat membenahi bangsa ini, sekaligus menyelamatkan bangsa ini adalah sang tokoh pembentukan karakter, yakni Ary Ginanjar. 2.
Segmen Kedua
Metafora yang juga tampak dalam segmen ini, adalah kisah sepatu yang merupakan impian masa kecil seorang Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dahlan Iskan. Sepatu ini digambarkan sebagai sebuah mimpi
yang
sulit
diraih
oleh
seorang
menteri
itu.
Impian sepatu seolah ditonjolkan oleh program ini, agar menjadi pembuka sebuah perjalanan panjang menuju kesuksesan. Sepatu dalam Kamus Besar bahasa Indonesia dimaknai sebagai, lapik atau pembungkus kaki yg biasanya dibuat dr kulit (karet dsb), bagian telapak dan tumitnya tebal dan keras: -- kulit; -- rendah; - tinggi; sesuatu yg menyerupai sepatu. (www. kbbi.web.id). Gambaran sepatu didalam program ini, bukan ditujukkan untuk hal secara harfiah. Akan tetapi sepatu merupakan alas yang digunakan untuk melangkah dan menapakkan kaki menuju kesuksesan. Alas atau dasar disini maksudnya adalah akhlak dan moral yang murni dan bersih. Kebersihan ini tergambar secara tersirat pula dari sosok Dahlan Iskan yang seolah ingin digambarkan sebagai contoh figur yang memiliki kebersihan moral dan akhlah. Hal ini ditunjukkan dari kesederhanaan yang digambarkan Dahlan Iskan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Gambaran tokoh Dahlan Iskan sendiri juga termanifestasi dalam gambaran sebagai berikut :
Gambar 7. Sosok Menteri BUMN – Dahlan Iskan Dahlan Iskan digambarkan sebagai sosok sederhana, yang hanya memiliki impian kecil,
yakni
menginginkan
sepasang
sepatu
untuk
menempuh
pendidikan.Tampilan fisik melalui busananya juga seolah menunjukkan bahwa Dahlan Iskan adalah orang yang sederhana.Dalam kapasitasnya sebagai Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan tetap digambarkan tanpa menggunakan atribut sebuah pakaian kebesaran seperti jas dan dasi. Dalam atribut pakaian yang digunakannya, seolah Program Indonesia Emas ingin menunjukkan bahwa Dahlan Iskan juga adalah orang yang memiliki hati nurani yang putih dan bersih.Hal ini ditunjukkan melalui penggunaan kemeja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
putih yang digunakannya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, putih dijelaskan sebagau sebuah, “warna dasar yang serupa dengan warna kapas: baju dinas perawat -- warnanya; mengandung atau memperlihatkan warna yg serupa warna kapas; murni; suci; tidak ternoda” (www.kbbi.web.id). Sosok yang suci, putih dan tidak ternoda, dengan sangat jelas, Program Indonesia Emas berupaya membingkai pemirsanya adalah milik Dahlan Iskan. Dalam Program Indonesia Emas ini, bahkan sang tokoh Pembentukan Karakter Bangsa Ary Ginanjar juga ingin mempelajari arti sebuah
kesederhanaan
seorang
Dahlan
Iskan,
dalam
gambar
ber:
Gambar 8. Pembelajaran Tokoh Karakter Bangsa Dalam gambar tersebut, ditunjukkan bagaimana Ary Ginanjar melepaskan jasnya.Hal ini seolah merupakan metaphor dari keinginana seorang tokoh untuk belajar tampil dalam keserhanaan.Salah satu unsur yang ditunjukkannya adalah melalui atribut pakaiannya.
Gambar ini seolah hendak menyinggung tokoh-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
tokoh yang telah menjadi figur publik.Bahwa tokoh publik saat ini, harus berani melepaskan segala atributnya dan menunjukkan kesederhanaan dalam memimpin. Dalam bagian ini,
Gamson dan Modligiani juga menyatakan bahwa semua
elemen dalam perangkat pembingkai digunakan untuk memberikan citra tertentu atas seseorang atau peristiwa tertentu. Dalam program Indonesia Emas TVRI, perangkat pembingkai digunakan untuk beberapa tujuan. Setiap acara yang ditayangkan televisi masing-masing memiliki judul yang mempunyai hak ciptanya, dan judul tersebut sebagai visual awal di setiap acara dan selalu menjadi visual lanjutan di segment pembuka dan penutup, Visual graphys dari judul merupakan isi konsep acara, sehingga visual ini dibuat menarik eye cacthing untuk mudah diingat oleh pemirsanya. Disamping sebagai symbol konsep acara juga mencerminkan visi acara, seperti halnya dua gambar berikut ini yang muncul dalam bumper program Indonesia Emas :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Gambar 9 Bumper Program Indonesia Emas Melalui kedua gambar di atas seolah program ini ingin menunjukkan dirinya, bahwa kondisi Indonesia saat ini tengah mengalami keterpurukan.Peta Indonesia menunjukkan miniatur seluruh Negara Indonesia, yang dapat dimaknai sebagai masyarakat Indonesia. Indonesia dalam bingkai ini ditunjukkan dalam kondisi yang suram.Akan tetapi Program Indonesia Emas ini, mampu menjadi cahaya terang bagi negara Indonesia. Hal ini dapat dimaknai bahwa penunjukk jalan yang tepat untuk menciptakan Indonesia yang bercahaya adalah Program Indonesia Emas yang merupakan sebauah kreasi yang syarat nilai dari ESQ Way 165. Sedangkan elemen lain yang juga tak kalah penting adalah gambar berikut ini, bagaimana Ary Ginanjar sebagai tokoh pembangun karakter bangsa disetriapo frames nya menunjukkan semangat yang dapat mempengaruhi pemirsa yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
menyaksikannya, seperti kedua gambar dibawah ini yang di ambil di tengah acara live berlangsung;
Gambar 10 Ary Ginanjar Saat Membacakan Sumpah Palapa Sumpah Palapa yang dibacakan di akhir acara Indonesia Emas, seakan menjadi klimakas dari seluruh rangkaian program. Dalam adegan pada gambar ini, berupaya mendramitasasinya menjadi sebuah adegan yang sangat penting.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Ary Ginanjar sebagai seorang tokoh sentral yang dinobatkan sebagai Tokoh Pembentuk
Karakter
Bangsa,
digambarkan
begitu
heroik
namun
bijaksana.Sumpah Pemuda dibacakan Ary Ginanjar dengan tampilan yang terlihat gagah dan berwibawa. Ary Ginanjar ditunjukkan sebagai seorang pemimpin yang hendak berbicara kepada rakyatnya dan memberikan titah sekaligus janji.Apalagi ini ditunjukkan dengan kepalan tangannya yang diacungkan ke atas sebagai bukti untuk membakar semangat bangsa yang tengah layu dan terpuruk.
Belum lagi
dramatisasi elemen lighting dan editing gambar, yang semakin menunjukkan bahwa tokoh Ary Ginanjar merupakan satu-satunya tokoh yang mampu membangun karakter bangsa. Penunjukkan wajah Ary Ginanjar sebagai refleksi diantara penonton dan panggung yang megah, menunjukkan bahwa Ary Ginanjar adalah seorang pemimpin yang bijaksan dan dituruti rakyatnya. Komponen tata lighting membulat dibelakang Ary Ginanjar yang juga sengaja diambil berdampingan dengan monitor yang menunjukkan peta Indonesia, juga tak kalah menambah dramatisasi adegan ini. Ary Ginanjar seakan sudah siap menaklukkan nusantara dan memimpin nusantara untuk keluar dari segala permasalahan yang mendera bangsa. Apalagi adegan ini, juga ditambah dengan elemen music gending jawa yang mengisi sebagai latar belakang. Musik iringan ini menunjukkan tak hanya asal Sang Patih Gajah Mada yang memiliki Sumpah tersebut, akan tetapi juga ingin menunjukkan bahwa Indonesia berpusat di jawa, sehingga penting untuk menaklukkan Jawa untuk menaklukkan Indonesia. Irama musik pentatonic yang dibawakan dengan penuh semangat dan makna dalam note-note yang dibawakan oleh Dwiki Dharmawan dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
menguatkan dramaisasi yang disampaikan Ary ginanjar dalam membacakan pusi Palapa dan menunjukkan suasana saling kejar mengejar, juga merupakan bingkai untuk menunjukkan semangat yang membara. Irama tersebut seakan ingin membawa masyarakat Indonesia ke suasana yang genting dan tegang. Hal ini membawa kita kepada pemaknaan akan kondisi buruknya karakter bangsa yang semakin akut dan butuh segera untuk diselesaikan. Namun dalam program Indonesia Emas ini, rupanya ESQ Way 165 tetap menitipkan’ bingkai lain yang tak kalah penting untuk ditunjukkan pula. Elemen yang membingkai program tersebut adalah sang pembawa acara.
Gambar 11 Pembawa Acara Sandrina Malakiano memang adalah seorang pembawa acara yang sebelumnya berlatar belakang pembawa berita. Program ini juga tidak menunjukkan sebagai sebuah program rohani salah satu agama. Sehingga tentu saja harapanya adalah program ini dapat dinikmati seluruh agama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Namun
penggunaan
68
Sandrina Malakiano yang menggunakan hijab, justru kembali membangkitkan pembingkaian akan salah satu agama. Apalagi tokoh sentral yang juga menjadi tokoh pembentukan karakter bangsa Ary Ginanjar, juga dikenal sebagai tokoh yang mendirikan ESQ Way 165. Walaupun ESQ Way tidak menunjukkan afiliasinya dengan salah satu agama, akan tetapi pengajarannya dengan menggunakan basis agama tertentu juga membuatnya semakin memperteguh nilai-nilai sebuah agama. merupakan
program
Apalagi, yang
program
prioritasnya
ini
sebenarnya
diperuntukkan
bagi
awalnya program
inspiratif.Penggambaran nilai-nilai salah satu agama tersebut, juga terselip melalui salah satu elemen krusial lainnya yakni penonton.
Gambar 12 Penonton Dalam episode Bangkit Indonesiaku dalam program Indonesia Emas ini, penonton menggunakan hijab juga cukup mendominasi gambar penonton. Selain mendominasi bagian depan, namun juga pengambilan frontal juga semakin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
menunjukkan pembingkaian akan penanaman nilai-nilai salah satu agama tertentu, yang disimbolkan melalui penutupan bagian kepala tersebut. Ini sejalan dengan konsep dari ESQ adalah menyampaikan nilai-nilai makna 7 budi utama berdasarkan aturan-aturan dan aplikasi yang telah ditentukan dalam kitab suci agama tersebut. 4.2.2.2 Perangkat Penalaran (Reasoning Devices ) Ide atau pemikiran yang dikembangkan dalam program Indonesia Emas yang ditayangakan oleh TVRI didukung dengan seperangkat penalaran untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa program yang ditayangkan adalah benar, didukung oleh ESQ memiliki misi membangun moral bangsa dengan konsep 165. Konsep 165 adalah sinergi dari nasionalisme dengan spiritualisme, antara dasar negara Pancasila yang lahir pada 1-6-45 dan semangat cinta tanah air dengan spiritualitas dan moralitas , yaitu 1 hati, 6 prinsip, dan 5 langkah. Misi ESQ adalah kebangkitan moral bangsa dan pembentukan karakter bangsa dengan tujuh nilai dasar. Ketujuh nilai dasar itu adalah: jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Visi ESQ adalah terwujudnya Indonesia Emas. Yaitu, kondisi ketika ketujuh nilai dasar telah menjadi budaya di seluruh lapisan masyarakat Indonesia (ary-ginanjar-esq-bangun-karakter-bangsa.) 1. Jujur; laporan hasil investigasi bahwa korupsi menyebar merata di wilayah Negara ini, dari Aceh hingga Papua. Hal ini didasari atas penelusuran Kompas mengenai maraknya korupsi disejumlah wilayah. Akibatnya dari tahun ketahun posisi Indonesia semakin menujunp[uncak di sepuluh besar Negara terkorup di dunia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
2. Tanggung Jawab; hilangnya rasa tanggung jawab dalam pembangunan infrastruktur di pengairan,transportasi yang hasilnya sangat mengecewakan, contohnya 13 kerusakan dari 47 bendungan di Indonesia. Di transportasi adanya kerusakan jalur kereta api dengan hilangnya besi-besi sebagai penyanggah rel kereta api. Berita ini sebagai cerminan terjadinya penurunan moral tanggung jawab di masyarakat. 3. Visioner ; tidak berpikir jauh kedepan, salah satunya adalah eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, tanpa control, penebangan hutan tidak dapat dibendung untuk kepentingan komersialisasi, adalah salah satu pola piker pendek yang tidak bermoral. Sumber daya perikanan adalah salah satu sumber daya yang sangat membahayakan perkembangannya dimasa yang akan dating, dengan maraknya perusakan habitat jentik ikan dengan rusaknya hutan bakau juga untuk kepentingan komersial atas dibangunnya berbagai industri diatas lahan konversi tersebut. Akibatnya dari eksploitasi alam yang tidak terkontrol ini maka menimbulkan berbagai bencana alam, banjir,longsor, peresapan air laut jauh masuk kedaratan dan sebagainya. 4. Disiplin ; rendahnya disiplin info dari
harian Suara Karya
membeeritahukan bahwa ribuan pegawai negeri sipil (PNS) di DKI jakarta dan berbagai daerah nekat tidak masuk kerja alias mangkir pada paska libur Imlek, padahal pemerintah telah membatalkan libur bersama pada hari itu. Budaya mangkir kekantor dikalangan pegawai negeri ini merupakan cerminan karakter bangsa yang mengabaikan budaya disiplin, 5. Kerjasama; saat ini krisi kerjasama antar wilayah tidak ideal, tidak adanya saling dukung bagi wilayah yang kurang berpotensi dan sebaliknya, setiap wilayah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
berlomba menghasilkan devisa, tetapi hasilnya tidak diniknati oleh penduduk setempat tetapi hanya dinikmati oleh sebagian orang yang bertanggung jawab atas eskplotasi tersebut. Maraknya emosi kemarahan hingga dirasakan oleh kaum terpelajar Indonesia dengan banyaknya tawuran pelajar dan mahasiswa. 6. Keadilan ; krisis keadilan dalam ranah hukum di Negara ini yang tidak jelas dan memperihatinkan, Hal ini diperkuat dengan Komisi Ombudsman Nasional tahun
2002
bahwa
berdasarkan
pengaduan
masyarakat
menyebutkan
penyimpangan dilembaga peradolan menempati urutan tertinggi. RThe Asian Foundation dan AC Nielsen Indonesia menyatakan 47 % sistim hokum tidak melindungi, dan 57 % sistim hukum masih korup. 7. Peduli ; krisis kepedulian sesama dalam diri bangsa ini sidah parah, hamper semua unsur mementingkan diri seindir,mencari keuntungan untuk diri sendiri, keluarga dan golongannnya saja. Media masa beberapa minggu lalu menayangkan berita kematian akibat kelaparan, sementara diwilayah lain banyak makanan yang berlebih, tetapi tidak ada usaha menyampaikannya atau terkena korup dalam perjalanannya. Sesus Nasional sosio ekonomi survey melaporkan tingginya kesenjangan ekonomi dengan 69% pedesaan penduduk Indonesia miskin.
7 budi utama ini sebagai landasan ESQ menyampaikan keprihatinannya dengan kondisi moral bangsa, dan melaui konsep ESQ Way pada acara Bangkit Indonesiaku dalam program Indonesia Emas. Sebuah program tidak semata-mata sebuah gagasan, tetapi merupakan kumpulan wawancara, fakta yang hasil akhirnya bukan hanya sekedar informasi, melainkan juga suatu bingkai informasi dengan perspektif dan pandangan tertentu, yang didukung oleh suatu keyakinan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
sesuai dengan pemikiran Ary Ginanjar dengan konsep ESQ Way 165, bahwa manusia adalah mahluk dua dimensional yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akherat. Oleh karena itu manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi dan intelegensia yang baik EQ dan IQ dan penting pula penguasaan Spiritual Quotient. Oleh karena itu dengan adanya konsep ESQ (Emotional-Spiritual Quotient) atau kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, di harapkan kebutuhan duniawinya dapat selaras
antara
hubungan horizontal dan vertical,mampu untuk berjalan bersama-sama dalam menghantarkan tujuan daan haakikat manusia yang sesunggguhnya. Kaitannya dengan Framing Reasoning Devise adalah bagaimana penyampain nilai pesan yang disampaikan oleh konsep ESQ Way 165 dalam suatu kemasan yang bukan hanya gagasan kosong tetapi bermakna dan memiliki fakta-fakta didasari fakta lain diyakinkan oleh suatu kepercayaan religius dan disajikan secara alamiah, tidak mengada-ada disertai bukti-bukti sejarah terkait peristiwa yang telah terjadi. Dalam program Indonesia Emas yang ditayangkan oleh TVRI, perangkat penalaran disajikan dengan beberapa pola. Arti penting program Indonesia Emas ditekankan lewat Roots, yang mana program tersebut penting agar masyarakat tahu betapa pentingnya penanaman sekaligus pembentukan karakter bagi masyarakat Indonesia sehingga tidak terjadi lagi persoalan bangsa yang berlandaskan kepada minimnya moralitas bangsa dan tidak dimiliknya karakter sebagai sebuah bangsa. Sehingga nantinya masyarakat dapat diarahkan menuju sebuah generasi yang diidamkan yang disebut ESQ Way 165 dalam Program
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Indonesia Emas tersebut sebagai generasi Indonesia Emas seperti yang digunakan sebagai nama program. Roots atau pembenaran isu dengan menghubungkan suatu obyek atau lebih yang dianggap menjadi sebab timbulnya atau terjadinya hal yang lain Tujuannya membenarkan penyimpulan fakta berdasarkan hubungan sebab akibat yang digambarkan atau dibeberkan ( Sobur, 2006 : 180 ). Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut : “Negara kita mengalami masalah tekanan,hukum,masalah kemiskinan kesenjangan, pendidikan masalah moral,sosial politik,ini semua cukup membuat kita frustasi,cukup membuat pemuda-pemudinya terjerumus kedunia narkotik, ini membuat orang tuanya patah semangat,, ini dapat menyebabkan bangsa kita bisa mati, tidak ada harapan, untuk itulah acara ini untuk kembali menyemangati untuk tidak terlena atau putus asa, dan bangkit kembali membangun suatu cita-cita bersama”. Kalimat dalam program di atas memberi penjelasan bahwa segala problema di berbagai bidang seperti hokum, kemiskinan, kesenjangan, pendidikan moral, merupakan persoalan serius yang harus segera dipecahkan oleh Bangsa Indonesia. Sehingga seolah dibutuhakn sosok yang dapat membentuk karakter moral bangsa kita agar dapat hidup lagi. Karena dengan tekanan di sejumlah bidang tersebut, telah menyebabkan beragam persoalan.Mulai dari keringnya semangat membangun bangsa, tidak memiliki cita-cita untuk dicapai, bahkan hingga persolan tidak memiliki harapan untuk hidup kembali dari berbagai generasi muda. Hal tersebutlah yang menurut sang tokoh pembentuk karakter bangsa membuat anak muda dewas ini cepat putus asa dan terjerumus ke berbagai persolan seprti narkotka dan bunuh diri. Arti penting
pembentukan karakter bangsa dari epidose Bangkit
Indonesiaku dalam program Indonesia Emas ditunjukkan pula melalui dua hal,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
yaitu lagu Ilir-Ilir yang menjadi pembuka dan juga Sumpah Palapa yang menjadi penutup program sebagai sebuah Roots. Lirik lagu Ilir-Ilir berbunyi: Lir-ilir, lir-ilir Tandure wis sumilir Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane Yo surako… surak iyo… *Arti Lirik Lagu Lir-ilir Bangunlah, bangunlah Tanaman sudah bersemi Demikian menghijau bagaikan pengantin baru Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore Mumpung bulan bersinar terang,mumpung banyak waktu luang Ayo bersoraklah dengan sorakan iya Lagu Ilir –Ilir sindiri merupaka sebuah lagu yang diciptakan oleh seorang Wali, yaitu walu Sanga atau sembilan. Lagu ini diciptakan sekitar lima ratus tahun yang lalu. Lagu ini menmberikan sebuah gambaran suasana hati masyarakat waktu itu,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
yang mengalami ajakan untuk bergembira walaupun tengah mengalami permasalahan. Hal ini digambarkan melalui kata “junlantono dandomono”. Kata tersebut sebenarnya menggambarkan pakaian. Pakaian yang harus digunakan oleh masyakarat kala itu agar mampu bangkit dari permasalahn, bukan justru terpuruk dalam permasalahan tersebut secara terus menerus. Atau artinya pakaian yang kotor harus segera dibersihkan, jangan terus dipakai atau digunakan. Kalimat ini juga mengingatkan kepada kita untuk mengembalikan kemurnian akhlak yang luntur karena beragam permasalahan yang dialami. Sedangkan kata “lunyu-lunyu penekno”, memberikan gambaran untuk tetap berjuang walaupun sulit dan banyaj halangan. Sementara itu kata “kanggo baso dodotiro”,”mumpung jembar kalangane,mumpung padang rembulanne, yok sorae,sorak yoo”, memberikan gambaran untuk segera bangkit dan tidak menyianyaikan waktu yang ada. Sehingga secara global, lagu ini melukiskan sebuah upaya mencapai kesempurnaan, kebaikan dan kemajuan. Dakwah Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga, memilih sarana Kesenian dan Kebudayaan, dalam berdakwah sangat toleran pada budaya lokal. Sunan punya sikap tegas dalam masalah akidah. Selama budaya masih bersifat transitif dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam, begitu banyak masalah yang menghadang, hingga melunturkan semangat bangsa, seharusnya kita tetap memiliki akhlak atau moral yang bersih. Sehingga kita tidak terkontaminasi lingkungan kotor, yang saat ini pelaku korupsi sudah tidak merasa bersalah tetapi bagian dari hidup sehari-hari yang mereka lakukan. Tidak memiliki karakter yang baik, lebih tepatnya tidak bermoral.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
Sementara itu Sumpah Palapa juga digunakan untuk mendukung pembenaran terhadap isu bobroknya moral Bangsa Indonesia saat ini, yang merupakan akar dari segenap permasalahan yang dialami bangsa kita. Adapun Sumpah Palapa tersebut berbunyi : Sira Gajah Mada pepatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa". (Saya Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa Palapa, Saya Gajah Mada, "Jika telah menyatukan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika menyatukan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa Palapa".) Melalui upaya pengutipan sumpah tersebut dia akhir acara, seolah acara program Indonesia Emas ingin menyatukan sebuah keyakinan akan kebangkitan yang seharusnya menjadi sumpah bagi setiap orang dari latar belakang suku, agama dan latar belakang apapun juga. Bahkan program ini seolah ingin menyatukan hati seluruh bangsa Indonesia melalui lagu Satu Nusa Satu Bangsa, untuk memahami dan menyadari bahwa problema yang dialami oleh seluruh bangsa kini bersumber kepada minimnya akhlah, bobroknya nilai moralitas bangsa, sehingga kita tidak memiliki karakter yang tangguh untuk membangun bangsa. Bahkan melalui Sumpah Palapa dan juga lagu Satu Nusa Satu Bangsa seolah menggiring pemirsa untuk sepakat membangun sebuah generasi baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Sebuah generasi yang disebut sebagai generasi Indonesia Emas. Generasi yang peduli terhadap sebuah karakter bangsa yang bermoral dan berakhlah luhur dan mulia. Sehingga setiap persoalan bangsa dapat diatasi. Program Indonesia Emas juga mengingatkan kita dengan memberi klaimklaim moral tertentu (appeals to principle ), yaitu suatu strategi untuk melihat khalayak tidak berdaya menyanggah argumentasi dan membuatnya tertutup dari bentuk penalaran lain ( Sobur, 2006 : 180). Program mengenai pembentukan karakter bangsa dengan tutur bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat luas. Jadi penonton mendapatkan kepastian tentang pentingnya membangun sebuah karakter bangsa yang baik. Pencitraan sebuah karakter bangsa yang baik tersebut terbungkus secara rapih oleh TVRI melalui penggunaan beragam elemen. Hal ini tampak dari kutipan skenario dari program, sebagai berikut : 1.
Segmen Pertama Sandrina Malikiano Mengapa memilih lagu Lir Ilir sebagai pembuka acara dan kalau kita pautkan dengan tema semangat dan bangkit menuju Indonesia Emas? Ary Ginanjar: Ini luar biasa lagu yang menyentuh hati,Pak Ary, yang diciptakan oleh seorang Wali,,walu Sanga atau sembilan,, lagu ini diciptakan 500 tahun yang lalu..seolah sampai saat ini masih mengeras,, yang dinyanyikan 500 thn yang lalu tetapi semangatnya masih tumbuh hingga saat ini, Merupakan gambaran suasana hati masyarakat waktu itu, kemudian suatu kegembiraan dan ajakan. sudah ijo royo-royo, seperti pengantin anyar. Menggambarkan kita harus bangkit apapun permasalahannya,, saat itu digambarkan pakaian itu “jumlatono dondomono” artinya pakaian yang kotor itu harus dibersihkan kembali,,ahlak kembali dijahit,,”lunyu-lunyu penekno” meskipun licin teruskanlah,,”kanggo baso dodotiro” dalam mencuci pakaian adalah pesan karena waktu terbatas,,”mumpung jembar kalangane,mumpung padang rembulanne, yok sorae,sorak yoo,,ini gambaran kebangkitan bangsa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Sandrina Malikiano: Mungkin Pak Dahlan Iskan baru pertama Bapak menyanyikan lagu “lir ilir” Dahlan Iskan : Mungkin sudah 45 tahun saya tidak menyayikan lagu ini,, Host: Tadi membahas sebuah lagu yang ditulis menggunakan bahasa jawa,, bagaimana menurut bapak Dahlan iskan,, Dahlan Iskan: Orang itu untuk mencapai kesempurnaan, kebaikan,kemajuan,dalam bahasa jawa rumpil dalane, bahwa menjalani sesuatu usaha tidak mudah dan licin seperti layaknya acara panjat pinang,, Host: Pak Ary ini sebenernya orang dari suku apa? Karena dari lagu Lir Ilir sangat fasih bahasa jawanya,, Ary Ginanjar: Saya kalau dipalembang sebagai asal ayah saya,,kalau di jawa saya dinobatkan dari keluarga Sunan KaliJaga dan di sunda saya dianggap tokoh sunda,,jadi saya adalah orang Indonesia yang kaya akan budaya dan kulturnya,, Sandrina Malikiano: lagu ini sangat sarat dengan philosofinya,,apakah dulu lagu ini sangat ditakuti oleh penjajah,dicekal karena liriknya sarat dengan pesan,,bagaimana pak Dahlan? Dahlan Iskan: Memang betul lirik lagu itu penuh dengan pesan,,menggambarkan kesulitan harus terus dijalankan dan harus dengan siasat,,karena kalau tidak dengan siasat akan sulit untuk menguasainya,,dengan taktik,kecerdasan,kerjasama untuk mencapai tujuannya,, Sandrina Malikiano: Pak Ary,tema kita kali ini adalah Bangkit Indonesiaku,apakah karena bangsa ini lagi keadaan duduk santai atau lebih parah dan harus digugah untuk bangkit?bagaimana dengan masalah negara yang berhubungan dengan tekanan kesenjangan,pendidikan,terutama kemiskinan yang melanda sebagaian masyarakat yang tidak beruntung ini, Ary Ginanjar: Negara kita mengalami masalah tekanan,,hukum,masalah kemiskinan kesenjangan,pendidikan maxsalah moral,sosial politik,,ini semua cukup
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
membuat kita frustasi,cukup membuat pemuda-pemudinya terjerumus keduni narkotik,,ini membuat orang tuanya patah semangat,, ini dapat menyebabkan bangsa kita bisa mati,,tidak ada harapan, untuk itulah acara ini untuk kembali menyemangati untuk tidak terlena atau putus asa,,dan bangkit kembali membangun suatu cita-cita bersama,,Inysaallah tercapai Pada segmen pertama ini, pesan moral yang akan dibangun menggunakan dua hal. Pesan moral pertama adalah melalui penggunaan lagu Lir Ilir yang bernada lambat yang dimainkan oleh seorang pianis dan komposer Dwiki Darmawan. Lagu ini seolah mengingatkan keterpurkan bangsa ini di dalam beragam masalah yang menghantui. Sunan Kalijaga menciptakan lirik-lirik lagu Lir-Ilir adalah karena kepriohatinan Beliaupada waktu itu bagaimana sulitnya menyatukan perbedaan-perbedaan yang timbul akibat saling unjuk kekuasaan. Melalui penilihan lagu ini, seolah ESQ Way 165 akan mengingatkan agar Bangsa Indonesia bangkit dari segala keterpurukan yang tehag dialami selama ini. Bahwa permaslahan bangsa yang telah memasuki stadium akut ini, harus segera diselesaikan. Bangsa Indonesia tidak boleh terlena lama di dalam problema yang membelit bangsa, dan tidak boleh menyia-nyiakan waktu yang ada.
Kunci
yang menjadi titik utama menyelesaikan problema bangsa tersebut adalah permasalahan akhlak atau moral yang telah mati. Akhlak atau moral yang telah lama mati ini, harus segera dihidupkan kembali untuk membangun karakter bangsa menuju genersi yang diidamkan yakni Generasi Indonesia Emas. Elemen pesan moral kedua adalah penggunaan Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dahlan Iskan. Kesuksesan gaya memimpin Dahlan Iskan yang penuh kesederhanaan seolah menjadi kunci suksesnya kinerja BUMN selama ini. Gaya kesederhanaan yang dimiliki oleh Dahlan Iskan ini pun,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
tak lepas dari murninya hati nurani dan juga akhlah mulia yang dimiliki oleh Dahlan Iskan 2. Segmen Kedua Sandrina Malikiano: Terima kasih kang Dwiki Dharmawan yang selalu mengiringi dengan pianonya (dan memperkenalkan audiens di studio). mahasiswa dari Universitas Indonesias, Universitas negeri jakarta, Bina sarana Informatika, Poli Tehnik Kesehatan Tasikmalaya, dan guru-guru dari SMA 2 Serang. Wakil dari Badan Komunikasi remaja Masjid di seluruh Indonesia Sandrina Malikiano: Pak Dahlan, bicara masalah bangkit dan mimpi,ada cita-cita dari kecil Bapak,, Dahlan Iskan: Cita-cita yang pertama waktu masih kecil adalah bagaimana caranya mendapakan sepasang sepatu,,karena saya (Dahlah Iskan) waktu masih sekolah di sekolah dasar anawiyah berjalan sepanjang 6 km untuk menempunhnya,,akhirnya dapat memiliki sepatu setelah duduk dikelas 2 SMA Anawiyah dalam kondisi sepatu bekas yang dibelikan orang tuanya,, Ary Ginanjar: Ini yang disebut sebagai impian,,sesusah apapun,semiskin apapun,,kita bisa dapatkan bila ada satu kata “impian” yang membuat kita mampu untuk bangkit kembali,,contohnya pak dahlan yang dulunya tidak punya sepatu, tetapi karena sebuah impian malahan saat ini menjabat sebagai menteri Negara,,hanya karena sebuah impian yang dipegang teguh,dan berusaha mencapai dan mendapatkannya. Artinya jangan mengatakan tidak mungkin dalam impian, dan jangan mengatakan Indonesia Emas itu tidak menjadi kenyataan, percaya apa bila kita sungguh-sungguh Allah akan mewujudkan impian itu. Sandrina Malikiano: Mimpi Pak Dahlan sekarang apa? Dahlan Iskan: Seperti lirik dalam lagu tadi “mumpung jembar kalangne, mumpung padang rembulan” artinya mumpung ada momentum,,dan saat ini mumpung Indonesia dapat menjadi negara maju itu besar sekali, saat ini kita memiliki 130 juta orang dalam keadaan ekonomi tidak lagi miskin, ini sebuah momentum,karena dengan 130juta orang untuk diajak bangkit bersama itu akan lebih mudah melaksanakannya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Yang masuk katagori miskin ada 36 juta orang dan keadaan negara saat ini dapat membantu kalangan tersebut, dengan 130 juta orang secara bergotong royong dapat membantu yang 36 juta tersebut. Sandrina Malikiano: Sedangkan mimpi sebagai seorang Menteri Negara? Dahlan Iskan: Akan menjalankan pembangunan ini dengan dana APBN sebesar 1200 triliun dan didukung oleh 3000 triliun dari dana BUMN,,nah itu yang dibebankan ke saya untuk menjalankannya guna membangun Indonesia Ary Ginanjar: Ini suatu fakta yang perlu diketahui bahwa besarnya dana dari APBN dan BUMN membuat kita harus optimis, melihat dari perkembangan pengguna sepeda motor dijalanan yang sangat padat, itu menandakan bahwa ekonomi rakyat bawah membaik. Dahlan Iskan: Ini menggambarkan pengguna kendaraan roda dua saat ini sudah tidak kalah percepat usahanya dengan golongan yang memiliki kendaraan roda empat,,berbeda dengan jaman dahulu, para pengusaha yang memiliki kendaraan roda empat lebih cepat mobilitasnya, begitu juga para pengguna mobil phone sudah dilakukan oleh semua kalangan pengusaha, dari tukang baso hingga pengusaha besar. Melalui segmen kedua ini ESQ Way 165 melalui TVRI seolah ingin menanamkan pesan moral bahwa mimpi adalah langkah awal menuju kesuksesan. Mimpi dalam hal ini diwujudkan dalam sosok Dahlan Iskan yang awalnya hanya menginginkan sepasang sepatu sebagai impian masa kecilnya. Karena dengan memiliki sepasang sepatu tersebut, Dahlan mampu meneruskan sekolahnya. Dari mimpi yang sederahana tersebut, ternyata menumbuhkan sebuah ketekunan yang akhirnya mengantarkan kepada sebuah kesuksesan. Sehingga kini Dahlan Iskan berani bermimpi demi kemajuan bangsa. Hal ini apalagi sejalan dengan dirinya ditunjuk sebagai seorang salah satu menteri negara saat itu. 3. Segmen 3 Sandrina Malikiano: Tema Bangkit Indonesia, ada tahapan-tahapan Indonesia 2020,2030
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
kemudian 100 tahun Indonesia merdeka 2045, bagaimana pak Ary mohon dijelaskan; Ary Ginanjar: Permasalahan yang utama saaat ini adalah masalah moral,,Negara ini sudah mempunyai,struktur,organisasi,pendidikan,hukum,keamanan,kesejahteraan, keadilan sosial,perlindungan untuk warganya, tetapi struktur sehebat apapun bilamana pelakunya tidak sungguh-sungguh, tidak tulus, tidak jujur, tidak ihklas, misi ini tidak akan tercapai. Untuk itulah ditahun 2020 diharapkan lahirnya indonesia yang bermoral, Indonesia yang berkarakter, dan dilanjutkan 2030 menjadi Indonesia yang sejahtera, dan 2045 Indonesia menjadi adi daya, Indonesia yang masuk dalam kancah percaturan dunia international. Sandrina Malikiano: Pak Dahlan, moral adalah fondasi bangsa,,ada sebuah negara kecil yaitu Singapura dan disana masyarakatnya sangat disiplin , dan orang Indonesia yang berkunjung kesana juga menjadi disiplin karena hukum dan aturan disana sangat ditaati oleh penduduknya dan itu berlaku sama dengan kaum pendatang, apakah di Indonesia ada mentalitas bangsa saat ini? Dahlan Iskan: Optimis untuk 2020 Indonesia berubah melihat dari tahun ini 2012 pendapatan perkapita Rakyat Indonesia sudah 3500 us dollar maka delapan tahun lagi dapat mencapai 8000 us dolar, tetapi kemajuan ini harus diiringi dengan perbaikan moral, karena kalau tidak adanya perubahan moral, kemajuan ekonomi yang tidak ada rohnya, sehingga saya sangat menyetujui dengan pembangunan karakter oleh ESQ untuk mendukung kemajuan perekonomian Indonesia yang memiliki roh yang seperti apa, Mahasiswa UNJ : Pak Dahlan, untuk mewujudkan Indonesia Emas, apa yang bapak lakukan? Yang berhubungan dengan pola rancangan departemen yang bapak pimpin saat ini, Dahlan Iskan: Dalam pembangunan ekonomi Indonesia saya menggenjot BUMN seperti saat ini Garuda sudah mengalahkan Thai Airways,dan Malaysian Airways, sedangkan produksi semen kita sudah yang terbesar di Asia Tenggara, dan rencananya akhir tahun 2012 perkebunan sawit kita menjadi yang terbesar didunia dan sudah menjadi miliknya BUMN, untuk bank milik Indonesia,BRI,Mandiri,saat ini sudah mengalahkan bank-bank milik eropa, pabrik pupuk akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, itu menggambarkan kemajuan yang dapat dilaksanakannya bila efisien kerjanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Dahlan Iskan: Philosofi menganai membuang sepatu di bunderan HI adalah melambangkan dia membuang produk import dan memproduksi dan memakai sepatu produksi lokal, bermerek DI 19 yang artinya Demi Indonesia, maksudnya angka 19 itu adalah jumlah huruf “Bismillah hirrohman nirohim” karena sepatu buat melangkah, dan dimulai dari langkah pertama sebaiknya membaca surah tersebut, Dwiki Dharmawan: Bagaimana segi efisiensi untuk kemajuan Indonesia menurut Bapak? Dahlan Iskan: Diumpamakan 136 juta orang Indonesia yang termasuk kalangan produktif adalah harus memenuhi kemauan mereka yang selalu ingin cepat dalam segalanya, dan menunjang kebutuhan ini maka diperlukan efisiensi dari birokrasi, karena dianggap struktur birokrasi yang ada saat ini sudah tidak layak lagi dan harus dirombak, reformasi birokrasi menurut Ary Ginanjar harus segera dilakukan, karena birokrasi jangan sebagai penghambat kemajuan tetapi harus mendukungnya untuk kesatu tujuan yang sama. Dahlan Iskan: Efisien ini sdudah dilakukan dengan mengurangi rapat-rapat hingga 50 dan membuat laporan-laporan pekerjaan, ternyata semua dapat berjalan dengan normal tanpa ada kekurangan yang berarti, jadi semuanya bisa dibuat efisiensi. Sandrina Malikiano: Kita jeda untuk komersial break, dan akan melanjutkan Indonesia Emas setelah ini, Pada segmen ini, pesan moral yang akan dibangun adalah fondasi untuk menuju generasi Indonesia Emas. Generasi Indonesia Emas adalah generasi yang dianggap oleh ESQ Way 165 melalui TVRI sebagai generasi yang dapat dianggap sebagai generasi yang dapat diajadikan panutan bagi bangsa ini. Generasi Indonesia Emas sendiri merupakan generasi yang memiliki akhlak atau moral sebagai karakter bangsa. Adapun noral yang baik adalah moral yang berlandaskan kepada tiga hal, yaitu jujur, tulus dan ikhlas. Ketiga hal tersebut merupakan fondasi utama yang diperlukan untuk membangun generasi Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
Emas. Ketiga hal tersebut juga perlu dibalut dengan kegigihan dan disiplin yang tinggi dari setiap individu di dalamnya. Sehingga segala permasalahan yang dianggap mengganggu bangsa dapat dimusnahkan dan Bangsa Indonseia mampu mewujudakn cita-cita bangsa. 4. Segmen 4 Sandrina Malikiano: Pak Ary delapan tahun untuk perubahan bukan mustahil, dengan penduduk yang besar ini, bagaimana membuat kesadaran kolektif, ada niat yang sama untuk bergerak ke Indonesia Emas, modal apa yang harus dilakukan? Ary Ginanjar: Untuk mencapai itu tidak mungkin hanya dilakukan seorang diri seperti yang dilakukan pak Dahlan Iskan yaitu melakukan efisiensi dalam progres kerjanya, tetapi harus dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia,ada dosen,pengajar dan lain-lain, Di Indonesia saat ini masyarakatnya sangat kreatif, contohnya hacker komputer terbesar saat ini dilakukan oleh oarang Indonesia, itu menggambarkan bahwa orang Indonesia sudah sangat kreatif, dan bila dapat bekerja sama kreatifnya , dalam menuju misi yang sama dapat dipastikan Indonesia Emas akan tercapai. Artinya semua ikut berperan dalam tujuan yang sama satu arah yang sama untuk Indonesia Emas , maka akan terjadi percepatan yang luar biasa Sandrina Malikiano: Pak Dahlan, selama ini masyarakat mengikuti pemimpin dari tokoh panutannya yaitu tetapi saat ini banyak panutannya yang terlibat kasus korupsi dan lain-lain,,sehingga masyarakat menjadi apatis, karena itu menurut Pak Dahlan bagaimana menanggapinya, Dahlan Iskan: Betul sekali kepercayaan masyarakat saat ini menurun, malah di pedesaan akibatnya masyarakat menjadi pesimis untuk keadaan ini, untuk itu diharapkan semakin banyak orang yang menyuarakan optimisme, karena bila wabah pesimisme itu ada dimasyarakat, maka kedepannya adalah kegagalan, karena pesimis adalah separuh dari kegagalan, sebaliknya bila semakin banyaknya orang menyuarakan optimis ini sudah separuh keberhasilan, Jadi Persoalannya bukan berhasil atau tidak berhasilnya tetapi persoalan kita adalah mau atau tidak mau, dan ini sudah terbukti pada pabrik gula di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
Indonesia selama ini merugi terus hingga harus import dari luar negeri, tetapi dengan tekat mau dan kemauan yang keras akhirnya tahun ini pabrikpabrik gula menjadi untung tidak merugi lagi. Sebenernya ada dua kemauan,,yaitu kemauan dengan sungguh-sungguh dan kemauan dengan tidak sunguh-sungguh,,adalah hanya mementingkan kebutuhan pribadi, karena adanya keinginan-keingin tersembunyi yang menjadi hambatan kemajuan, Sandrina Malikiano: Melepas baju menghilangkan kepentingan pribadi, itu menjdi kunci, bagaimana pendapat Pak Ary, Ary Ginanjar: Itulah mengapa sila pertama pancasila adalah ketuhanan yang Maha Esa, apabila orang orientasinya ke spritualitas manusia itu akan mampu berfikir dua puluh tahun,30 tahun bahkan seratus tahun kedepan, bahkan dia rela melakukan tanpa dia merasakan apa yang telah dilakukan. Sesungguhnya nilai-nilai spritual yang meyakini adanya pembalasan diakhirat nantinya, itu sangat penting untuk mebangun Indonesia, untuk itu pelaku-pelaku bisnis tidak untuk jangka pendek, tetapi jangka panjang, dan menguntungkannya nantinya setelah menyelesaikan tugasnya di dunia.Itulah sbg dasar kekuatan Indonesia, yang disebut sebagai spritual capital, bila ini yang disebut pak Dahlan bahwa ada ruhnya, maka diyakinkan bahwa Indonesia Emas akan tercapai di 2045, Sandrina Malikiano: Bagaimana menurut Pak Dahlan Iskan untuk spiritual capital? Dahlan Iskan: Saya setuju adanya spritual capital dsalaksanakan karena kita tidak ingin kemajuan atau keberhasilan ekonomi di cina karena sosial capital tidak beragama, jadi saya setuju untuk pembangun ekonomi di Indonesia, karena spritual untuk mencegah terjadinya konflik dalam proses perjalanannya, seperti korupsi dan birokrasi yang tidak efisien, Sandrina Malikiano: Jadi intelektual saja tidak cukup, uang saja tidak cukup, tetapi spritual kapital sebagai modal utama, terima kasih pada Pak Dahlan (akan out frame) Sandrina Malikiano: Kita jeda untuk komersial break, dan akan melanjutkan Indonesia Emas setelah ini,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
Segmen lima menanamkan pesan moral untuk membangun sebuah masyarakat yang memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi. Ini artinya selama ini bangsa kita tidak memiliki nilai spiritual yang tinggi tersebut, sehingga terpuruk dalam segala permaslahan yang mengganggu bangsa. Bahkan bagi Generasi Indonesia Emas, nilai siprit tersebut dijadikan sebagi modal untuk membangun bangsa nantinya. Sehingga labelling spiritual capital menjadi sebuah label yang dialmatkan pertama kali bagi Generasi Indonesia Emas ke depannya. Karena tanpa lebel spirital kapital, maka generasi yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2045 akan sia-sia, dan cita-cita bangsa akan menjadi luntur akhirnya, begitu pula dengan problema bangsa yang akan terus menerus menghantam ke depannya. Ary Ginanjar: Pemirsa mari kita mundur kebelakang diabad ke 14 ada seorang maha patih yang namanya adalah Gajah Mada, ia memiliki cita-cita besar untuk menyatukan Nusantara, apa yang diimpikan 700 tahun yang lalu, mungkin dia tidak pernah membayangkan bahwa kelak Indonesia benar-benar menjadi satu. Inilah kunci kekuatan atau sebuah impian, saya akan bacakan sebuah sumpah yang telah menggetarkan jagat nusantara , dan kemudian diwujudkan dengan kerja keras, semoga sumpah ini mengingatkan kita agar bangsa Indonesia bersatu kembali siapapun,dari golongan manapun, agama apapun semuanya bersatu dalam ikatan nusantara atau Indonesia, inilah sumpah Palapa, Ary Ginanjar dan iringan musik Dwiki Dharmawan dalam Sumpah Palapa; Sira Gajah Mada pepatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa". (Saya Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa Palapa, Saya Gajah Mada, "Jika telah menyatukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika menyatukan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa Palapa".) Melalui segmen lima, ESQ Way 165 melalui TVRI hendak memberikan pesan moral mengenai pentingnya bergandeng tangan dan keyakina membangun bangsa. Segmen ini mengingatkan bahwa pembangunan masalah moral dan khlah ini adalah tugas seluruh bangsa Indonesia.Kesseluruhan pemahaman ini harus dimaknai bersama sebagai sebuah cita-cita bangsa dan harus dijalani dengan penuh keyakinan bersama.Sehingga tugas ini menjadi tugas yang mulia dan harus dilakukan bersama-sama demi terciptanya generasi Indonesia Emas. Tabel 3 :Frame : Program Indonesia Emas sebagai program pembentukan karakter bangsa di TVRI Frame :Program Indonesia Emas sebagai program pembentukan karakter bangsa di TVRI Framing Devices
Reasoning Devices
Metaphors :
Roots :
Ilir-Ilir, Sumpah Pemuda, dan Kisah Indonesia Emas mengingatkan masalah Sepatu Dahlan bangsa berpusat kepada bobroknya kualitas moral. Sehingga diperlukan kesadaran akan pembentukan moral bangsa Indonesia Catchphrases
Appleals to Principles :
Jargon Indonesia Emas
Tokoh Pembentukan Karakter Bangsa merupakan tokoh yang tidak dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
dipungkiri lagi merupakan tokoh sentral yang seharusnya dimiliki bangsa Depiction :
Consequences :
“Tokoh Karakter Pembentukan Tokoh Pembentukan Karakter yang Bangsa”. Label ini untuk mengajak akan membawa Indonesia menuju menghijaukan negara Indonesia Genersasi Emas Exemplaar : Tokoh Pembentukan Karakter Bangsa adalah seseorang yang memiliki Akhlak dan Moral baik serta jujur dan ikhlas Visual Images : Bumper animasi peta Indonesia sebagai miniature bangsa. Dramatisasi Lagu Ilir-Ilir, Sumpah Pemuda dan 1 bangsa
4.3 Pembahasan Dalam penelitian ini teori yang menjadi kunci argumentasi teoritis bagi peneliti adalah Teori Konstruksi Sosial atas realitas dari Peter L Beger dan Thomas Luckman. Akan tetatpi pengembangan akan teori inilah yang akan menjadi pisau pembahasan terhadap hasil analisa di atas. Teori yang dimaksud tentu saja dari Burhan Bungin yang mulai memasukkan media massa, sebagai salah satu unsur yang cukup penting dalam melakukan konstruksi terahadap realitas sosial. Media massa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah TVRI. Untuk melakukan konstruksi realitas, televisi tentu saja menggunakan elemen-elemen isinya. Elemen isi dari televisi yang terutama adalah program televisi. Program
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
televise yang dimaksud disini adalah Program Indonesia Emas. Program Indonesia Emas yang ditayangkan oleh TVRI ini, sebenarnya merupakan bagian dari slot program yang disiapkan TVRI untuk program yang memberikan inspirasi. Akan tetapi untuk hari Jumat, TVRI meminta ESQ Way yang dikenal aktif melakukan pelatihan karakter dengan basis nilai-nilai sebuah agama. Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckman direvisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi substansi
dalam proses eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi,yang
kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial media massa”. Substansi konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi social berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis (Bungin, 2011:195) P R O S E S S O S I O L O G I S S I M UL T AN
Eksternalisas i Objektivasi
Internalisasi
SOURCE
M e d I a M a s
MESSAGE
Objektif Subjektif Intersubjektif
CHANNEL
Realitas terkonstruksi: Lebih cepat Lebih Luas Sebaran Merata Membentuk Opini Massa Massa cenderung terkonstruksi Opini massa cenderung apriori Opini massa cenderung sinis
RECEIVER
Gambar 13. Proses Konstruksi Sosial Media Massa (Bungin,2011)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
EFFECTS
90
Proses konstruksi sosial media massa melalui tahapan sebagai berikut: 2.
Tahap menyiapkan materi konstruksi Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada di setiap media massa. Masing-masing media memiliki desk yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu penting setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan tiga hal yaitu kedudukan, harta, dan perempuan. Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial yaitu: a). Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti kekuatan-kekuatan kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan pelipatgandaan modal. b). Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah juga untuk menjual berita demi kepentingan kapitalis. c). Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap media massa, namun akhir-akhir ini visi tersebut tidak pernah menunjukkan jati dirinya, namun slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar. Dalam penelitian ini, media massa yang dimaksud adalah TVRI. Sebagai televisi publik, TVRI memang seharusnya tidak diperkenankan mencari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
keuntungan melalui iklan. Sehingga fungsi informative dan edukatif, seharusnya menjadi fungsi yang terus menerus harus dikedepankan oleh TVRI. Perusahaan televisi milik pemerintah yang satu ini adalah perusahaan yang “hot” istilahnya, karena dalam perjalanannya penuh gejolak, selalu diperebutkan
oleh
partai-partai
politik
untuk
kepentingan
bagi
kelompoknya, sehingga visi-misi televise ini sakan tidak terarah dengan baik tujuannya. Mungkin sudah waktunya komisi penyiaran di Komisi 1 DPR lebih keras lagi mengawasi perjalanan televisi milik publik ini, tidak pilih kasih untuk kepentingan kegiatan partainya masing-masing. Juga diharapkan TVRI adanya pembenahan
terutama di SDM nya, bidang
Marketing dan Programing, melihat dari produksi acara di TVRI tidak memiliki nilai jual. TVRI dapat merevisi jumlah tenaga kerja, agar didapat jumlah ideal yang diperlukan, disesuaikan dengan kemampuan masingmasing individu. Dengan re-oraganisasi kembali dapat mengetahui tenaga kerja sesuai fungsi dan jabatannya, akan diketahui apakah perlu dicari tenaga professional dari luar atau dapat menggunakan sumberdaya TVRI ada saat ini. TVRI memiliki pemancar sebanyak 376 buah, yang tersebar di seluruh Indonesia, sangat efektif menyampaikan semua pesan kepada masyarakat. Sehingga tujuannya yaitu memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
Program Indonesia Emas TVRI berawal dari waktu yang dimiliki oleh TVRI untuk menyajikan program yang berbasis pada program inspiratif. Walaupun sebagai televisi publik, kualitas tampilan program ini memang perlu diakui. Tahap persiapan materi konstruksi ini, sebenarnya juga terlihat dari kemasan panggung, tata lampu, juga audio sebagai backsound sebagai berikut :
Gambar 14. Tata Panggung Indonesia Emas TVRI
Gambar 15 Aransemen Khusus oleh Dwiki Dharmawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Gambar 16. Tata Lampu Program Indonesia Emas TVRI Penyiapan materi sebagai bahan konstruksi, memang disiapkan secara khusus. TVRI tidak menyiapkan sendiri materi ini. Akan tetapi seluruh konten program ini dikerjakan langsung oleh Production House yang dimiliki oleh ESQ. Production House ini sendiri merupakan paduan antara pihak ESQ dengan tenaga profesional yang diambil dari beberapa televisi swasta. Keseluruhan ide isi acara Indonesia Emas ini, hadir dari konsep ESQ Way 165 yang dikenal sebagai konsep yang dimiliki oleh sebuah Lembaga Pelatihan dengan basis pembentukan karakter moral yakni melalui nilai-nilai agama Islam. Dengan menayangkan program tersebut, kreasi nilai guna membentuk karakter moral yang dilakukan ESQ Way secara tidak langsung juga dilakukan oleh TVRI, dan ini sejalan dengan kebutuhan bangsa ini yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dahaga
terhadap
suatu
94
kejujuran disekitar lingkungannya. Unsur spiritual sangat kuat disanmapaikan oleh nara sumber pembangun karakter yaitu Ary Ginanjar, secara umum ini genre talkshow motivasi bukan program bimbingan rohani. TVRI harus kembali melihat lagi mengenai program yang ditayangkannya. Sehingga TVRI mampu menggolongkan dengan tepat jenis acara yang ditayangkan. Sehingga tidak terjadi kekaburan pemahaman akan makna program yang disiarkannya. Kemasan yang ditunjukkan bahwa program ini adalah pelatihan pembentukan moral yang didasari oleh kecerdasan spiritual berbasis Islami. Kemasan elegan melalui tata panggung, tata lampu dan tata suara yang apik mengaburkan kesan pelatihan dengan basis agama tersebut. 2. Tahap sebaran konstruksi Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-masing media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Media cetak memiliki konsep real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu atau bulan, seperti terbitan harian, terbitan mingguan atau terbitan beberapa mingguan atau bulanan. Walaupun media cetak memiliki konsep real time yang sifatnya tertunda, namun konsep aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu memperoleh berita. Pada umumnya sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan model satu arah, dimana media menyodorkan informasi sementara konsumen media tidak memiliki pilihan lain kecuali mengkonsumsi informasi itu. Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
pada pembaca secepatnya dan setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media menjadi penting pula bagi pemirsanya. Pada program Indonesia Emas ini, issu awal yang sejak pertama dianggap penting dengan jelas tergambar untuk disebarkan melalui mediumnya TVRI. ESQ Way 165 dengan menggunakan TVRI sebagai medium utama, berupaya melakukan pembingkaian kepada pemirsa bahwa hal-hal berikut merupakan hal yang krusial dan penting untuk segera diselesaikan: 3. Tahap pembentukan konstruksi a).
Tahap pembentukan konstruksi realitas
Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, dimana kontens acara telah sampai pada pemirsa yang menyaksikannya dan terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat
melalui
tiga
tahap
yang
berlangsung
secara
generik.
Pertama, konstruksirealitas pembenaran; Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa; Ketiga, sebagai pilihan konsumtif. Tahap pertama
adalah konstruksi pembenaran sebagai suatu bentuk
konstruksi media massa yang terbangun di masyarakat
yang cenderung
membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai sebuah realitas kebenaran. Dengan kata lain, informasi media massa sebagai otoritas sikap untuk membenarkan sebuah kejadian. Pembenaran yang seolah terjadi disini tentu saja bahwa kondisi bangsa Indonesia yang tegah terpuruk karena tidak memiliki karakter bangsa yang kuat.Karakter bangsa yang kuat adalah karakter yang memiliki akhlak yang jujur, tulus dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
ikhlas. Akan tetapi, untuk membentuk hal tersebut, tentu diperlukan seorang tokoh yang mampu membentuk karakter bangsa.Sehingga tokoh tersebut mampu menciptakan generasi Indonesia Emas.Sebuah generasi yang ideal yang terbentuk atas dasar akhlak yang jujur, tulus dan ikhlas. Tahap kedua adalah kesediaan dikonstruksi oleh media massa, yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan seseorang untuk menjadi pembaca media massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh media massa. Dalam tahapan ini, kesediaan untuk dikonstruksi sebenarnya secara tidak langsung, alamiah dan wajar sudah mulai tergambarkan sejak munculnya bumper sebagai identitas program ini. Penyajian yang menarik seperti tata lampu, tata panggung, dan pilihan-pilihan lain yang muncul sebagai elemen pendukung acara ini menjadi kesediaan masyrakat untuk dikonstruksi oleh TVRI. Tahap ketiga adalah menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif, dimana seseorang secara habit tergantung pada media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak bisa dilepaskan. Pada tingkat tertentu, seseorang merasa tak mampu beraktivitas apabila ia belum membaca koran. b).
Tahap pembentukan konstruksi citra Konstruksi citra oleh media massa terbentuk dalam dua model
: 1)
model good news dan 2) model bad news. Model good news adalah sebuah konstruksi
yang
cenderung
mengkonstruksi
suatu
pemberitaan
sebagai
pemberitaan yang baik. Pada model ini objek pemberitaan dikonstruksi sebagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
sesuatu yang memiliki citra baik sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek itu sendiri . Sementara, pada model bad news adalah sebuah konstruksi
yang cenderung mengkonstruksi
kejelekan atau
cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek, lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya sifat jelek, buruk, dan jahat yang ada pada objek pemberitaan itu sendiri. 4.
Tahap konfirmasi. Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun
pembaca
memberiargumentasi dan akuntabilitas
terhadap pilihannya untuk
terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial. Ada beberapa alasan yang sering digunakan dalam konfirmasi ini yaitu
a) kehidupan modern menghendaki pribadi yang selalu
berubah dan menjadi bagian dari produksi media massa, b) kedekatan dengan media massa adalah life style orang modern, dimana orang modern sangat menyukai popularitas terutama sebagai subjek media massa itu sendiri, dan c) media massa walaupun memilikikemampuan mengkonstruksi realitas media berdasarkan subyektivitas
media, namun kehadiran media massa dalam
kehidupan seseorang merupakan sumber pengetahuan tanpa batas yang sewaktuwaktu dapat diakses. Sementara itu Pamela J. Shoemaker dan Stephen D Reese dalam bukunya Mediating The Message, menggambarkan ada lima level yang bisa berpengaruh pada isi pemberitaan media massa. Mulai dari level individu pekerja media atau wartawan, rutinitas media, organisasi, extramedia, dan ideologi (Shoemaker & Reese, 1996:64).Dalam level individual, dibahas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
bagaimana peran pekerja media pada isi media. Ada tiga hal yang dilihat oleh Shoemaker dan Reese.Pertama, latar belakang dan karakteristik individual pekerja media (Background and Characteristic). Ini berkaitan dengan jender, etnis, sexual orientation, dan latar belakang pribadi yang berkait dengan status sosial ekonomi, karir dalam kewartawanan, juga termasuk tingkat pendidikan. Faktor karakteristik tersebut akan mempengaruhi bagaimana wartawan sebagai komunikator memandang dunia atau realitas di sekitarnya. Kedua, sikap, nilai dan kepercayaan media (Personal Attitudes, Values, and Beliefs).Sikap politik jurnalis menurut Shoemaker dan Reese, berpotensi mempengaruhi isi media. Bagaimanapun subyektifitas politik wartawan acapkali ikut bermain dalam pemilihan isu maupun peristiwa yang diberitakan.Ketiga, peran profesional dan kerangka acuan (Professional Roles and Ethical Framework). Peranan profesional dan konsepsi tentang etika yang dimiliki pekerja media menurut Shoemaker dan Reese juga memiliki
pengaruh
terhadap
pekerjaan
mereka.
Bagaimana
wartawan
mendefinisikan pekerjaan mereka akan berpengaruh pada isi yang mereka produksi. Seperti hasil penelitian Johnstone, Slawski dan Bowman (1972). Sebagian wartawan menganggap diri mereka ”netral”, dan melihat pekerjaan mereka hanya sebagai didiminator (Shoemaker & Reese, 1996:101). Ini sejalan dengan pendapat Burgh. Menurutnya jurnalis yang baik itu bisa diterima dan dipercaya semua pihak, bukan yang hanya menguntungkan satu pihak tertentu. Tugas wartawan hanyalah mengungkap fakta, boleh saja bersimpati pada korban atau yang lemah, tapi tugas utamanya bukan untuk bersimpati, melainkan untuk memberi
informasi
yang
seimbang
dan
dimengerti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
oleh
pembacanya.
99
Pengaruh rutinitas media, istilah rutin, merupakan pola yang terus menerus, praktek yang dilakukan berulang-ulang dan merupakan bentuk yang digunakan pekerja media untuk melakukan pekerjaannya. Menggunakan perspektif Karl Mannheim, rutin disini merupakan seperangkat aturan pada individu pekerja media dalam menjalankan fungsi profesinya. Sebagai contoh reporter yang telah menguasai cara-cara rutin pemrosesan berita akan menilai profesionalisme mereka dari pertanyaan yang diajukan, bagaimana cara menangani peristiwa yang pelik, bagaimana teknik yang cocok untuk kasus-kasus sensitif dan sebagainya. Rutin disini dapat diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan, tetapi sering juga diartikan sebagai hal yang sudah diinstitusionalisasi, dilembagakan menjadi kebiasaan yang dimiliki bersama (Shoemaker & Reese,1996: 106). Maka dalam aspek rutin disini ada beberapa hal yang termasuk didalamnya, yaitu antara lain: sumber-sumber informasi yang digunakan, orientasi khalayak yang diperlakukan sebagai konsumen, seperti makna nilai berita, struktur penulisan atau pembuatan berita, cara menarik khalayak, kemudian media sebagai organisasi yang melakukan proses, seperti memahami rutinitas yang berkait dengan struktur organisasi berita, persyaratan yang diterapkan untuk perspektif berita, hubungan rutin dengan media lain, pemberitaan bareng-bareng atau yang eksklusive, kemudian sumber-sumber eksternal, seperti bagaimana berhubungan dengan presiden, birokrasi, pakar, dan lain-lain. Perangkat penalaran juga digunakan untuk melawan pengusaha-pengusaha kecil sampai besar yang mengeksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia tanpa memperhatikan pemeliharaan dan recycle nya. Pengusaha-pengusaha besar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
mengambil SDA dengan teknologi tinggi, orang asing membantu dalam hal modal, teknisi dan lainnya, ternyata Indonesia hanya diberi keuntungan sedikit dari hasil eksploitasinya. Program TVRI mengingatkan kita dengan memberi klaim-klaim moral tertentu ( appeals to principle ). Appeals to principle adalah suatu strategi untuk melihat khalayak tidak berdaya menyanggah argumentasi dan membuatnya tertutup dari bentuk penalaran lain ( Sobur, 2006 : 180). Kondisi sebab akibat yang seolah terlihat wajar antara kondisi bangsa yang kian terpuruk dan dibutuhkannya tokoh pembentuk karakter menjadi strategi untuk melihat khalayak tidak lagi berdaya untuk menyanggah argumentasi mengenai upaya pembentukan karakter bangsa yang sangat penting. Efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai (Consequences ) adalah mendapatkan tokoh pembentukan karakter bangsa. Tokoh karakter pembentukan bangsa ini seolah menjadi tokoh sentral yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Dalam penelitian teori yang digunakan adalah Teori Konstruksi Realitas Sosial. Di dalam pandangannya, Berger mengemukakan tiga hal yang disebutnya sebagai momen. Pertama, eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Adalah sudah sifat dasar manusia, ia akan selalu mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada. Manusia tidak dapat kita mengerti sebagai ketertutupan yang lepas dari dunia luarnya. Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses inilah dihasilkan suatu dunia—dengan kata lain, manusia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
menemukan dirinya sendiri dalam suatu dunia. Dalam program Indonesia Emas, yang menjadi inti dari perbincangan adalah bagaimana upaya pembentukan karakter bangsa yang dianggap telah mengalami kemerosotan bahkan kebobrokan. Hal ini, merupakan bentuk dari pemikiran sang tokoh pembentukan karakter moral bangsa yakni Ary Ginanjar. Dunia dalam hal ini adalah Indonesia dengan segala karut marut permasalahnnya, mulai dari permasalahan ekonomi, social, budaya seluruhnya merupakan dunia yang mempengaruhi perspektif seorang Ary Ginanjar. Dalam pandangan Ary Ginanjar, semua hal tersebut berpulang kepada permasalahan karakter bangsa yang semakin terpuruk. Buah pemikirannnya ini, kemudian dicurahkannya dalam ekspresinya secara fisik maupun mental. Secara mental, tentu saja pemikiran-pemikirannya yang melahirkan terobosan-terobosan guna membangun karakter bangsa tersebut. Secara fisik, pendirian ESQ Way dapat dikatakan merupakan wadah fisik yang dibangun Ary Ginanjar membentuk karakter bangsa. Namun, ESQ Way 165 dengan paparan perkembangan informasi teknologi dan komunikasi (ICT), tidak melepaskan dirinya dalam lingkung sebuah komunikasi yang terikat jarak dan waktu saja. Program Indonesia Emas di TVRI lahir sebagai upayanya membentuk karakter moral bangsa, dalam kapasitas menggunakan efektifas kecepatan penyebaran karakteristik media massa yang digunakannnya. Apalagi karakteristik media massa yang digunakannya memiliki derajad kompleksitas yang lebih tinggi ketimbang jenis media lama lainnya. Televisi yang lahir dengan kompleksitas audio visual semakin memperkuat proses konstruksi yang disebarkannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
Kedua, objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisasi yang beradadi luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya. Lewat proses objektivasi ini, masyarakat menjadi suatu realitas sui generis. Hasil dari eksternalisasi—kebudayaan—itu misalnya, manusia menciptakan alat demi kemudahan hidupnya, atau kebudayaan non-materil dalam bentuk bahasa. Baik alat tadi maupun bahasa adalah kegiatan eksternalisasi manusia ketika berhadapan dengan dunia, ia adalah hasil dari kegiatan manusia. Setelah dihasilkan, baik benda atau bahasa sebagai produk eksternalisasi tersebut menjadi realitas yang objektif. Bahkan ia dapat menghadapi manusia sebagai penghasil dari produk kebudayaan. Kebudayaan yang telah berstatus sebagai realitas objektif, ada di luar kesadaran manusia, ada “di sana” bagi setiap orang. Realitas objektif itu berbeda dengan kenyataan subjektif perorangan. Ia menjadi kenyataan empiris yang bisa dialami setiap orang. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kebudayaan dapat dijumpai maknanya sebagai ; hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; 2 Antr keseluruhan pengetahuan manusia sbg makhluk sosial yg digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yg menjadi pedoman tingkah lakunya;agraris kebudayaan yg hidup dl masyarakat yg mempunyai pertanian sbg mata pencaharian pokok; - asing Antr kebudayaan yg berkembang dl suatu wilayah atau negara yg berasal dr luar wilayah atau dr negara lain; - barat keseluruhan cara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
hidup, cara berpikir, dan pandangan hidup bangsa-bangsa di belahan bumi bagian barat (Eropa dan Amerika); - daerah kebudayaan yg hidup dl suatu wilayah bagian suatu negara yg merupakan daerah suatu suku bangsa tertentu; - nasional kebudayaan yg dianut oleh semua warga dl suatu negara; - rakyat unsur kebudayaan tradisional yg hidup dl golongan orang biasa dan yg dibedakan dr unsur kebudayaan yg timbul lebih kemudian dan yg dianggap lebih maju; - timur keseluruhan cara hidup, cara berpikir, dan pandangan hidup bangsa-bangsa di belahan bumi bagian timur (Asia) (http://kbbi.web.id). Dalam konsteks penelitian ini, kebudayaan menjadi hal yang menarik untuk disimak pemaknaannya. Jika merujuk pengertian diatas kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat, sehingga apa yang menjadi hasil pemikiran Ary Ginanjar seolah telah menjadi sebuah kepercayaan bagi para alumninya. Ary Ginanjar dikenal sebagai seorang tokoh yang membuat lembaga training sumber daya yang berhasil mempengaruhi moral emas pesertanya, lembaga training tersebut bernama ESQ Way 165. ESQ Way 165 merupakan sebuah konsep percepatan transformasi nilai yang mampu mengubah kehidupan manusia. Upaya mengubah kehidupan manusia itu juga dengan jelas tergambar dalam Program Indonesia Emas TVRI. Namun untuk meyakinkan orang lain mengenai konsep pembentukan karakternya sehingga dianggap sebagai sebuah kepercayaan yang dianggap dapat mengubah kehidupan
manusia,
Ary
Ginanjar
tentu
Alat yang dimaksud disini adalah bahasa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memerlukan
sebuah
“alat”.
104
Penggunaan bahsa yang dimiliki Ary Ginanjar dalam ruang-ruang kelas pembentukan moral bangsa tersebut, ternyata mampu menggiring seseorang untuk percaya kepadanya. Walaupun kepercayaan di dalamnya tentu saja sarat dengan nilai-nilai agama yang dianutnya. Kepercayaan akan tuntutan Ary Ginanjar tersebut ternyata tidak dapat dibentuk oleh sekat-sekat yang membatasi ruang-ruang tersebut. Sehingga kepercayaan yang menjadi adat istiadat dan semakin tertanam sebagai sebuah kebudayaan, akhirnya disampaikan tidak hanya dalam lingkup privat, namun juga public. Sarana yang digunakan sebagai penyampaian dalam hal ini, adalah televise. Dalam penelitian ini, tentu saja TVRI yang merupakan televisi publik. Kekuatan televisi yang mampu membentuk (baca : konstruksi) digunakan dengan baik guna memasyarakatkan kepercayaan tokoh pembentuk karakter Ary Ginanjar. Ketiga, internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subyektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifkan tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi, manusia menjadi hasil dari masyarakat. Momen internalisasi dalam penelitian ini juga hadir dalam diri orang-orang yang mengemas Program Indonesia Emas. Secara alamiah dan wajar para ‘pemuja’ terhadap paham pembentukan karakter moral bangsa, dengan serta merta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
105
telah mengakulturasi buah pemikiran Ary Ginanjar yang subyektf sehingga lahir dalam obyektifitas bagi para penganutnya. Akulturasi dalam diri penganutnya tersebut, tentu membuat efek dramatisasi kartu domino penyebaran keprcayaannya semakin memiliki daya ledak yang ;uar biasa. Sehingga manusia penganut, berubah menjadi manusia-manusia penyalur kepercayaan. Tak terkecuali melalui keahlian dan kemampuan-kemapuan yang dimilikinya secara pribadi.
Loyalitas
akhirnya
menghasilkan
tingkat
kepercayaan yang tinggi, untuk kembali menyebarkan ‘ajaran’ yang dipercayanya. Sehingga sampai kepada masyarakat diluar zona penganut. Dalam hal ini bukan hanya melalui kekuatan Worth of mouth semata, akan tetapi telah merobohkan kompleksitas dinding-dinding dunia broadcasting. Kompleksitas tersebut telah menyatu menjadi alat untuk tidak hanya menceritakan kepercayaan ‘sang tokoh pembentuk kearakter bangsa’. Namun kompleksitas dunia penyiaran tersebut telah menjadi alat yang membentuk (baca: konstruksi) realiatas social atas nama pengukuhan pembentukan karakter. Sehingga, setelah peneliti menganalisis program yang ditayangkan melalui TVRI, dengan menggunakan analisis framing model Gamson dan Modigliani, maka peneliti menemukan : Bangsa Indonesia sudah masuk pada katagori terpuruk, perlunya pembenahan dari dasar kehidupan yaitu moral, kita ketahui setiap lini saat ini mengalami keterpurukan yang luar biasa. Mulai dari permasalahan Ekonomi, kesenjangan kenmiskinan, Politik, Sosial, Budaya, Hukum, Keamanan, dan Ketertiban, kota Jakarta sudah di katagorikan oleh Dunia Internasional sebagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
106
kota tidak teraman no 1, bayangkan ibukota sudah tidak aman dimata dunia. Seluruh lini Bangsa ini dalam keadaan yang dikatakan sudah akut dan perlu pembenahan segera. Melalui program ini, ESQ Way 165 lewat TVRI hendak menyatakan bahwa kondisi ini adalah kondisi yang penting dipikirkan, dirasakan, dilihat dan juga diselesaikan oleh bangsa ini. Kondisi Moral Bangsa menjadi arahan Ary Ginanjar membuat buku pertamanya dan saat itu menjadi buku bacaan terpopuler, inilah sebagai nilai-nilai lahirnya konsep ESQ Way 165. Dan menjadi kata kunci yang penting dibicarakan dalam Program Indonesia Emas ini. Moral yang baik seharusnya merupakan karakter bangsa. Bahkan moral yang baik juga dijabarkan dalam program ini dengan sangat gamblang. Bahwa moral yang baik bersumber dari keadaan akhlak yang jujur, tulus, dan ikhlas. Untuk menyampaikan pesan nilai-nilai untuk pembentuk karakter emas dibutuhkan oleh seorang yang mumpuni dan dikenal dimasyarakat latar belakangnya yang baik ber akhlak, jujur, tulus dan ikhlas, seorang tokoh yang mampu membentuk karakter bangsa. Dalam program ini labeling tokoh pembentukan karakter dialamatkan kepada Ary Ginandjar. ESQ Way 165 adalah konsep yang berlandaskan 7 budi utama, berazaskan spiritual yaitu jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil dan peduli, Maka dengan 7 nilai-nilai bermakna ini dapat membentuk karakter bangsa yang terpuruk akibat menurunnya moral. Dalam program ini, pemirsa diarahkan memiliki kembali di hatinya 7 nilai pembentuk karakter yang disebut sebagai generasi Emas Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
107
Generasi Emas adalah kebutuhan suatu Bangsa di dunia yang tidak statis tetapi dinamis, progresiv dan terus bergerak untuk mewujudkan impianimpiannya. Semangat dan memiliki visioner adalah impian generasi emas. Dengan demikian generasi emas merupakan generasi manusia ideal yang dengan nilai-nilai moralitas tinggi, demokratis, berketerampilan, inovatif, religious, dan berakhlak mulia. Generasi emas menjadi garda terdepan generasi berkarakter. Karena itu, edukasi dan spiritual harus berjalan seiring sesuai konsep ESQ Way 165, generasi emas harus berkelanjutan dan tidak pernah berakhir sebagai bagian terpadu untuk menyiapkan generasi bangsa, yang disesuaikan dengan sosok manusia masa depan, tidak melupakan nilai-nilai cultural religious bangsa Indonesia. Pembangunan karakter yang sedang dikembangkan oleh ESQ dan TVRI sebagai medium penyampaian dalam program Indonesia Emas adalah sejalan dengan pemerintah Indonesia. Pembangunan karakter harus mengembangkan filosofi dan pengamatan atas keseluruhan karakter bangsa ini secara utuh, dan menyeluruh. Dan Bangsa ini adalah bangsa yang 100% penduduknya adalah agamis dan Pancasila sebagai dasar Negara, akan mudah membentuk karakter emas dan menyatukan serta membangkitkan semangat berbangsa nya dengan nilai-nilai spiritual dalam konsep kontruksinya, dan itu terdapat di ESQ Way 165. Sebuah generasi yang harus dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia untuk keluar dari keterpurukan. Generasi penerus ini dianggap sebagai satu-satunya generasi yang paling ideal untuk mengantarkan kepada Indonesia yang lebih maju.
http://digilib.mercubuana.ac.id/