BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran eksperimen
dengan desain ”post test only control group design” yakni menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan metode pembelajaran synergetic teaching dan kelas eksperimen 2 dengan metode pembelajaran listening team. Sebagaimana dijabarkan pada bab-bab sebelumnya bahwa dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan metode dokumentasi, dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama dan nilai ulangan harian mata pelajaran biologi sebelum materi pokok animalia pada kelas X A dan X B untuk menentukan kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 sebelum diberi perlakuan yang berbeda, sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 setelah diberi perlakuan yang berbeda. Sebelum diberi pembelajaran, peneliti menguji kedua kelas dengan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu dengan data nilai ulangan akhir mata pelajaran sebelum materi pokok animalia yang diperoleh dari pengampu mata pelajaran biologi. Data nilai ulangan akhir mata pelajaran sebelum materi pokok animalia
99
kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada lampiran 15. Setelah kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama (homogen), kemudian peneliti menentukan kelas X A sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X B sebagai kelas eksperimen 2. Setelah itu peneliti mulai memberi pembelajaran materi pokok animalia
kepada kedua kelas dengan
perlakuan yang berbeda. Bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, peneliti menguji instrumen tes yang akan digunakan sebagai tes akhir kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Instrumen tes tersebut diujikan pada kelas XI IPA. Uji instrumen tes yang dilakukan yaitu uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Instrumen tes yang diujikan berjumlah 35 soal. Dan setelah melalui uji-uji tersebut, soal yang dinyatakan valid dan layak digunakan berjumlah 21 soal. Dari jumlah tersebut peneliti hanya mengambil 20 soal sebagai soal post test pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Setelah pembelajaran pada kelas eksperimen
1 dan kelas
eksperimen 2 selesai dilaksanakan dan instrumen tes juga dinyatakan layak digunakan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu pemberian post test pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Hasil dari post test kedua kelas kemudian dianalisis dengan uji normalitas, homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata (uji pihak kanan). Uji perbedaan rata-rata tersebut digunakan untuk menguji
100
hipotesis yang diajukan sebelum penelitian. Data nilai post test kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada lampiran 19. Langkah akhir yang dilakukan peneliti setelah melakukan analisis data dan mendapatkan hasil dari masing-masing uji yang digunakan
adalah
menyusun
laporan
penelitian
berdasarkan
perhitungan dan analisis data. B. Hasil Penelitian 1. Analisis Pendahuluan a. Analisis Keadaan Awal Data nilai awal kelas eksperimen 1 synergetic teaching diperoleh dari data nilai ulangan harian pada materi sebelum materi pokok animalia sebelum mendapat perlakuan. Pada kelas eksperimen 1 sebelum diberi perlakuan metode pembelajaran synergetic teaching, diperoleh data nilai tertinggi = 70 dan nilai terendah 45, rentang (R) = 25, banyaknya kelas yang diambil 5 kelas, panjang interval kelas 5, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut.
101
Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen 1 Synergetic Teaching No 1 2 3 4 5
Interval 45 – 50 51 – 56 57 – 62 63– 68 69 – 74 JUMLAH
Frekuensi Absolut 6 4 3 2 2 17
Frekuensi Relatif (%) 32,29 23,53 17,65 11,76 11,76 100
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi di atas dapat kita buat Histogram sebagai berikut : Gambar 4.1 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen1 Synergetic Teaching
7 6 5 4 3 2 1 0 45-50
102
51-56
57-62
63-68
69-74
Data nilai awal kelas eksperimen 2 listening team diperoleh dari data nilai ulangan harian pada materi sebelum materi pokok animalia. Dari nilai tersebut diperoleh data nilai tertinggi = 80 dan nilai terendah 55, rentang (R) = 25, banyaknya kelas yang diambil 5 kelas, panjang interval kelas 5, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut. Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen 2 Listening Team No 1 2 3 4 5
Interval 55 – 60 61 – 66 67 – 72 73 – 78 79 – 84 JUMLAH
Frekuensi Absolut 4 5 6 3 1 19
Frekuensi Relatif (%) 21,05 15,79 26,32 15,79 5,26 100
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi di atas dapat kita buat Histogram sebagai berikut.
103
Gambar 4.2 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen 2 Listening Team
7 6 5 4 3 2 1 0 55-60
61-66
67-72
73-78
79-84
Analisis keadaan awal meliputi beberapa hal berikut: 1). Analisis Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui jenis statistik yang akan digunakan
dalam penelitian, apabila datanya
berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametris, dan apabila datanya berdistribusi tidak normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametris. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
104
H0
: Data berdistribusi normal
Ha
: Data tidak berdistribusi normal
Untuk menghitung normalitas data dapat dilakukan dengan uji Chi Kuadrat. k
O EE
2
2
i
i
i
i 1
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat Oi : frekuensi hasil pengamatan Ei : frekuensi yang diharapkan k : banyaknya kelas interval Dengan kriteria pengujian jika χ2hitung< χ2tabel maka berdistribusi normal, tetapi jika χ2hitung > χ2tabel
maka
data data
berdistribusi tidak normal. Di bawah ini disajikan hasil perhitungan uji normalitas keadaan awal kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2: Tabel 4. 3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Keadaan Awal No
Kelas
χ2hitung
χ2tabel
Keterangan
1
XA
4,0134
11,07
Normal
2
XB
1,8636
11,07
Normal
2). Analisis Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama. Analisis uji homogenitas ini menggunakan uji Bartlett. Dengan
105
kriteria pengujian apabila x2hitung < x2tabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen. Di bawah ini disajikan hasil perhitungan uji homogenitas kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2: Tabel 4.4 Nilai Variansi Keadaan Awal Sumber variasi Jumlah N
X
XA 960 17 56,47
XB 1285 19 67,63
Varians (S2)
54,90
39,91
Standart deviasi (S)
7,42
6,32
Tabel 4.5 Uji Bartlett Keadaan Awal Sampel 1 2 Jumlah
dk = k-1 16 18 34
1/dk
Si2
Log Si2
0,0625 0,0556
54,900 39,190
1,740 1,593
dk.Log Si2 27,833 28,677 56,510
dk * Si2 878,400 705,420 1583,820
Dari hasil perhitungan diperoleh x2hitung = 0,482167 sedangkan x2tabel = 3,84. Karena x2hitung < x2tabel , maka kedua kelas berdistribusi homogen.
106
b. Analisis Instrumen Tes Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik adalah dengan menggunakan tes objektif dalam bentuk tes pilihan ganda ( multiple choice test) yang terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.1 Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban ialah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan jawaban
yang
tidak
benar
atau
kurang
tepat,
namun
memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila ia tidak menguasai materi dengan baik.2 Untuk pilihan jawaban yaitu satu jawaban benar dan beberapa jawaban pengecoh, dua sampai empat buah. Dalam menyusun instrumen tes yang baik dalam beberapa butir soal perlu adanya beberapa langkah yang sistematis untuk mengetahui tingkat intelektual dan potensi berpikir peserta didik dalam mempelajari ilmu biologi, yaitu sebagai berikut:
1
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 168.
2
Kusaeri Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), hlm. 107.
107
1) Melakukan Pembatasan Materi yang Diujikan Dalam penelitian ini materi yang akan diujikan terdiri dari tujuh sub pokok dari filum avertebrata yaitu: karakteristik filum avertebrata, klasifikasi avertebrata, ciri-ciri anggota dalam filum avertebrata, dan peranan filum avertebrata bagi kehidupan manusia. 2) Menyusun Kisi-kisi Sesuai dengan Materi Kisi-kisi instrumen atau tes uji coba dapat dilihat pada tabel di lampiran. 3) Menentukan Alokasi Waktu Mengerjakan Soal Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal-soal uji coba tersebut selama 40 menit dengan jumlah soal 35 yang berbentuk pilihan ganda. 4) Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Tes
terlebih
dahulu
harus
diujicobakan
untuk
selanjutnya dianalisis tiap butir soal sesuai dengan ketentuan kriteria soal yang memenuhi kualitas yang telah ditentukan. Soal-soal tersebut akan diujicobakan pada kelas XI yaitu kelas yang sudah pernah mendapatkan materi filum Avertebrata. Tes uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria soal yang baik atau belum untuk layak diujikan pada kelas yang dijadikan obyek penelitian. Analisis butir soal yang digunakan dalam pengujian meliputi validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran, dan daya beda.
108
a) Validitas Tabel 4.6 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Materi Animalia No
Kriteria
1
Valid
2
Tidak valid
No Butir Soal 1, 2, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 27, 29, 30, 33 3, 4, 5, 8, 17, 19, 21, 23, 25, 28, 31, 32, 34, 15
Total
Jumlah
Persentase
21
60
14
40
35
100%
Hasil analisis perhitungan validitas butir soal (
rhitung
)
dikonsultasikan dengan harga kritik r product momen, dengan taraf signifikan 5 %. Bila harga
rhitung rtabel
dikatakan valid. Sebaliknya bila harga
maka butir soal tersebut
rhitung rtabel
maka butir soal
tersebut dikatakan tidak valid. Contoh perhitungan validitas untuk butir nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 8. b) Reliabilitas Soal Tes Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk diujikan kapan saja instrumen tersebut disajikan.
109
Hasil r11 yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan harga rtabel product moment. Harga rtabel diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika r11> rtabel maka dapat dikatakan butir soal tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai reliabilitas butir soal r11 = 0,871, sedangkan harga rtabel product moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 13 diperoleh rtabel = 0,553. Karena r11>rtabel, maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel). c) Tingkat Kesukaran Soal Uji tingkat kesukaran merupakan cara untuk mengetahui tingkat kesukaran. Soal tersebut termasuk dalam kategori sukar, sedang, atau mudah. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien tingkat kesukaran butir soal diperoleh hasil persentase sebagai berikut:
110
Tabel 4.7 Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal Animalia No
Kriteria
No Butir Soal
1
Sukar
0 1, 2, 3, 10, 11, 16, 17, 22, 23, 28, 29, 34, 35 0
2
Sedang
3
Mudah
4, 5, 6, 12, 13, 18, 19, 24, 25, 30, 31,
Jumlah
Persentase
0
0
35
100
0
0
35
100%
7, 8, 9, 14, 15, 20, 21, 26, 27, 32, 33,
Total
Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal animalia untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 10. d) Daya Pembeda Soal Tabel 4.8 Persentase Daya Pembeda Soal Uji Coba No 1 2
3
4 5
Kriteria Sangat Baik Baik
No. Butir Soal 0
1, 2, 6, 9, 10, 11, 12, 14, 18, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30. 32 Cukup 3, 4, 5, 7, 13, 15, 16, 20, 21, 23, 24 Jelek 8 Sangat 17, 19, 31, 33, Jelek 34, 35 Jumlah
Jumlah 0
Persentase 0%
17
48,57%
11
31,43%
1 6
2,86% 17,13%
35
100%
111
Contoh perhitungan daya pembeda soal animalia untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 11. 2. Analisis Tahap Akhir Pada analisis tahap akhir ini, akan diuji kebenaran hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode pembelajaran synergetic teaching, dengan peserta didik yang memperoleh metode pembelajaran listening team. Data nilai akhir kelas eksperimen diperoleh dari data prestasi belajar pada materi pokok animalia. Pada kelas eksperimen 1 yang diberi perlakuan metode pembelajaran synergetic teaching, diperoleh data nilai tertinggi = 90 dan nilai terendah 70, rentang (R) = 20, banyaknya kelas yang diambil 5 kelas, panjang interval kelas 5, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut.
112
Tabel 4.9 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen 1 Synergetic Teaching No 1 2 3 4 5
Interval 70 – 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 – 94 JUMLAH
Frekuensi Absolut 2 3 5 6 1 17
Frekuensi Relatif (%) 11,76 17,65 29,41 35,29 5,88 100
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi di atas dapat kita buat Histogram sebagai berikut: Gambar 4.3 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen 1 Synergetic Teaching 7 6 5 4 3 2 1 0
113
Data nilai akhir kelas eksperimen 2 listening team diperoleh dari data hasil belajar pada materi pokok animalia. Diperoleh data nilai tertinggi = 90 dan nilai terendah 65, rentang (R) = 25, banyaknya kelas yang diambil 5 kelas, panjang interval kelas 5, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut. Tabel 4.10 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen 2 Listening Team No 1 2 3 4 5
Interval 65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 JUMLAH
Frekuensi Absolut 5 6 4 3 1 19
Frekuensi Relatif (%) 26,32 31,58 21,05 15,79 5,26 100
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi di atas dapat kita buat Histogram sebagai berikut.
114
Gambar 4.4 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen 2 Listening Team 7 6 5 4 3 2
1 0 65-70
71-76
77-82
83-88
89-94
Pada analisis tahap akhir, rumus yang digunakan sama dengan analisis pada tahap awal, yaitu meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji persamaan rata-rata. a. Analisis Normalitas Hipotesis statistik
yang digunakan adalah sebagai
berikut: H0
: Data berdistribusi normal
Ha
: Data tidak berdistribusi normal Untuk menghitung normalitas data dapat dilakukan
dengan uji Chi Kuadrat.
115
k
O EE 2
2
i
i 1
i
i
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat Oi : frekuensi hasil pengamatan Ei : frekuensi yang diharapkan k : banyaknya kelas interval Dengan kriteria pengujian jika χ2hitung< χ2tabel maka data berdistribusi normal, tetapi jika χ2hitung > χ2tabel maka data berdistribusi tidak normal. Di bawah ini disajikan hasil perhitungan uji normalitas keadaan akhir kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Berikut hasil uji normalitas kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Tabel 4.11 Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Akhir Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 No
Kelas
X 2 hitung
X 2 Tabel
Keterangan
1
Eksperimen 1
3,8091
9,50
Normal
2
Eksperimen 2
1,5035
9,50
Normal
b. Analisis Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama.
116
Analisis uji homogenitas ini menggunakan uji Bartlett. Dengan kriteria pengujian apabila x2hitung < x2tabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk=k-1 maka data berdistribusi homogen. Di bawah ini disajikan hasil perhitungan uji homogenitas kelas ekperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Tabel 4.12 Nilai Variansi Keadaan Akhir Sumber variasi
XA
XB
Jumlah
1365
1475
N
17
19
X
80,29
76,32
Varians (S2)
32,72
52,34
Standart deviasi (S)
5,72
7,23
Tabel 4.13 Uji Bartlett Keadaan Akhir
Sampel
dk=k-1
1/dk
Si2
Log Si2
dk.Log Si2
dk * Si2
1 2
16 18
0,0625 0,0556
32,721 52,339
1,515 1,719
24,237 30,939
523,529 942,105
Jumlah
34
55,176
1465,635
Dari hasil perhitungan diperoleh x2hitung = 0,91774 sedangkan x2tabel = 3,84. Karena x2hitung < x2tabel , maka kedua kelas berdistribusi homogen.
117
c. Analisis Uji Perbedaan Rata-Rata Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho : Ha : Keterangan : µ1 : Rata-rata data kelompok eksperimen 1 µ2 : Rata-rata data kelompok eksperimen 2 Dalam uji ini digunakan rumus t-test, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan dua mean yang berasal dari dua distribusi. Karena kedua kelas berdistribusi homogen maka perhitungan uji perbedaan rata-rata dengan rumus:
t
x1 x2 1 1 s n1 n2
Keterangan:
x1
: mean sampel kelas eksperimen 1
x2
: mean sampel kelas eksperimen 2 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen 1 : jumlah peserta didik pada kelas eksperimen 2 : standar deviasi gabungan data eksperimen 1 dan data eksperimen 2 Kriteria pengujian yaitu thitung dibandingkan dengan
ttabel dengan taraf signifikan = 5 % dengan dk = n1+ n2- 2.
118
Jika thitung < ttabel maka H 0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan metode pembelajaran synergetic teaching dan pembelajaran dengan metode pembelajaran listening team. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan metode pembelajaran synergetic teaching dan pembelajaran dengan metode pembelajaran listening team. Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji-t Perbedaan Rata-Rata Dua Kelas
si 2
Sampel
X
Eksperimen 1
80,29
32,72
17
Eksperimen 2
76,32
52,34
19
N
S
thitung
6,5656
1,815
Dari hasil perhitungan di atas diketahui thitung = 1,815 sedangkan ttabel = 1,70. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan metode pembelajaran synergetic teaching dan pembelajaran dengan metode pembelajaran listening team. C. Pembahasan Hasil Penelitian Sebelum melakukan penelitian, kemampuan awal kedua kelas baik kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 perlu diketahui apakah sama atau tidak. Oleh karena itu peneliti mengambil nilai
119
ulangan sebelum materi animalia, yaitu materi plantae sebagai data awal. Rata-rata awal dari kelas eksperimen 1 adalah 56,47 dan kelas eksperimen 2 adalah 67,63. Pada uji normalitas nilai awal kelas eksperimen 1 diperoleh hasil 7,2715 dan untuk kelas eksperimen 2 diperoleh hasil 1,9964 . Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan x2 tabel dimana α = 5% dan dk = k-1 (5-1) = 4 diperoleh x2 tabel = 9,50. Karena x2 hitung < x2 tabel maka data nilai ulangan harian dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berdistribusi normal. Uji homogenitas awal diperoleh dengan uji Bartlett, yaitu untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berdistribusi homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh x2hitung = 0,4822 sedangkan x2tabel = 3,84. Karena x2hitung < x2tabel , maka kedua kelas berdistribusi homogen. Setelah diketahui normalitas dan homogenitas dari kedua kelompok langkah selanjutnya peneliti memberikan treatment pada kedua kelas eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran synergetic teaching
pada kelas eksperimen 1 dan metode
pembelajaran listening team pada kelas eksperimen 2. Untuk mengukur keberhasilan dari kedua metode tersebut dilakukan post test. Sebelum post test dilakukan, peneliti harus menyiapkan instrumen yang akan diujikan kepada kedua kelas tersebut. Instrumen tersebut diberikan kepada peserta didik yang pernah mendapatkan materi tersebut yaitu peserta didik kelas XI kemudian hasil uji coba tersebut diuji validitas, reliabilitas, taraf
120
kesukaran soal dan daya beda soal. Sehingga diperoleh instrumen yang benar-benar sesuai untuk mengukur kemampuan peserta didik kelas X. Setelah soal diuji validitas, realibilitas, taraf kesukaran soal dan daya beda soalnya maka instrumen tersebut dapat diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 untuk mendapatkan nilai post test (hasil akhir). Pada uji normalitas nilai post test kelas eksperimen 1 diperoleh hasil 3,8091 dan untuk kelas eksperimen 2 diperoleh hasil 1,5035. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan x2 tabel dimana α = 5% dan dk = k- 1 (5 - 1) = 4 diperoleh x2 tabel = 9,50. Karena x2 hitung <x2 tabel maka data post test kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berdistribusi normal. Uji homogenitas nilai post test juga menggunakan uji bartlett, yaitu untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berdistribusi homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh x2hitung = 0,92 sedangkan x2tabel = 3,84. Karena x2hitung < x2tabel , maka kedua kelas berdistribusi homogen. Selanjutnya, untuk mengukur ada tidaknya perbedaan ratarata hasil belajar dari kedua kelas tersebut setelah diberikan perlakuan yang berbeda dilakukan analisis uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji-t. Hasil tes akhir yang telah dilakukan diperoleh rata–rata hasil belajar kelompok eksperimen 1 synergetic teaching adalah 80,29 sedangkan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen 2 listening team adalah 76,32. Untuk (
)
= 5 % dengan dk=
dan varians homogen diperoleh ttabel = 1,70.
121
Berdasarkan analisis uji perbedaan rata-rata dari kedua kelas tersebut diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung = 1,815. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan ttabel = 1,70. Karena thitung > ttabel maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Artinya ratarata hasil belajar kelompok eksperimen 1 synergetic teaching lebih baik atau tidak sama dengan kelompok eksperimen 2 listening team. Dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar melalui metode pembelajaran synergetic teaching dan melalui metode pembelajaran listening team. Metode synergetic teaching merupakan sebuah pembelajaran bersinergi,
yang
memungkinkan
peserta
didik
mendapatkan
pengalaman yang berbeda dalam mempelajari materi pembelajaran yang sama. Dengan metode ini peserta didik akan menggabungkan dua cara belajar yang berbeda sehingga peserta didik dapat saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara yang berbeda.3 Dalam pembelajaran tersebut peserta didik diajak untuk berdiskusi dan aktif berfikir mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pengalaman belajar yang dimiliki sebelumnya, Sehingga mereka dapat saling bertukar materi yang didapatnya kepada temannya sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dengan adanya pelaksanaan metode pembelajaran ini, diharapkan para peserta didik 3
122
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, hlm. 35.
memiliki kreativitas dalam proses pengembangan kemampuan mereka. Dalam hal ini peserta didik harus mampu merespon dan menganalisis informasi yang telah diperoleh dari pengalaman belajar mereka yang berbeda maupun mengembangkan pembahasan materi dengan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang diperoleh. Aktivitas pengalaman betul-betul membantu membuat belajar aktif. Aktivitas semacam itu secara khusus melibatkan bermain peran, game, stimulasi, dan tugas problem solving. Pembelajaran dengan metode belajar yang melibatkan peserta didik dengan bertukar materi yang didapatnya kepada temannya sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya akan menghasilkan hasil yang lebih baik daripada sekedar mendengarkan dan membicarakannya.4 Hal ini sesuai dengan skripsi Siti Mumtazah yang menyimpulkan bahwa metode pembelajaran synergetic teaching dapat meningkatkan prestasi peserta didik, karena dalam pembelajaran tersebut peserta didik diajak untuk berdiskusi dan aktif berfikir mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pengalaman belajar yang dimiliki sebelumnya, sehingga mereka dapat saling bertukar materi yang didapatnya kepada temannya sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya. Pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara
4
Melvin L. Silberman, Active Learning..,hlm. 32.
123
aktif akan lebih memberikan kesan yang mendalam bagi peserta didik.5 Sedangkan metode pembelajaran listening team juga bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan melibatkan peserta didik secara aktif, dimana mereka dalam kelompok dapat berdiskusi, debat pendapat antar kelompok, mengeksplorasi, dan mengaplikasikan pemahaman yang telah diperolehnya. Tujuan dari metode pembelajaran listening team adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa belajar kelompok secara harmonis untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.6 Di dalam belajar kelompok proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang aktif sebagai pendengar saja.7 Seperti yang dijelaskan dalam penelitian Rinawati mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “ Penerapan Metode Pembelajaran Listening Team Disertai Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jateng Tahun Pelajaran 2010/2011” yang mendeskripsikan bahwa metode pembelajaran listening team
5
Siti Mumtazah, “Perbedaan Prestasi Belajar ....”, hlm. 109.
6
Ismail SM. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang :Rasail Media Group , 2009), hlm. 86. 7
124
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 87-88
disertai talking stick dapat meningkatkan hasil belajar biologi di SMP Negeri 1 Jaten.8 Karena dalam penggunaan metode pembelajaran listening team disertai talking stick memungkinkan kelompok peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak hanya membaca dan mendengar, tetapi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih berdiskusi, berpartisipasi dalam pembelajaran, bekerja sama, serta memecahkan masalah-masalah tertentu berkaitan dengan materi pembelajaran. Dalam praktiknya, aktivitas belajar secara berkelompok ini dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan peserta didik. Karena dengan adanya kerjasama ini, antar peserta didik satu dengan yang lain dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman baik dengan satu kelompoknya maupun dengan kelompok lainnya. Akan tetapi, pada saat peneliti meninjau ulang dengan tanya jawab kepada anggota kelompok masing-masing, mereka sedikit kesulitan dalam menjawab, hal ini dikarenakan kerja sama dalam kelompok pada masing-masing anggotanya masih kurang, dan dari semua anggota kelompok tidak semuanya aktif dalam menjalankan perannya. Sehingga hasil belajar peserta didik pada metode ini kurang maksimal. Faktor lain yang menyebabkan kurang maksimalnya hasil belajar peserta didik pada metode ini, yaitu tidak jarang peserta didik tergoda untuk tidak fokus pada topik yang dibawakan. Ketika ada seorang peserta didik menyela dan berbicara panjang lebar dalam kelompok, namun keluar dari topik yang sedang dibahas, hal ini kerap 8
Rinawati, “ Penerapan metode .....”, hlm. 53.
125
mempengaruhi peserta didik yang lain untuk menanggapi dalam bentuk protes atau justru malah ikut-ikutan.9Sehingga proses kerja kelompok akan terganggu karena tidak fokusnya peserta didik dalam proses belajar kelompok dan suasana belajar kelompok juga kurang kondusif. Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti yaitu dari buku yang berjudul “ Active Learning” dan penelitian sebelumnya diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran synergetic teaching dan
listening
team
relevan
digunakan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran biologi, akan tetapi diantara kedua metode tersebut terdapat
metode
yang
lebih
baik
digunakan
dalam
proses
pembelajaran biologi materi pokok animalia, yaitu metode synergetic teaching. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
metode
pembelajaran yang lebih baik digunakan untuk menjelaskan tentang materi animalia yaitu metode synergetic teaching dibandingkan dengan menggunakan metode listening team. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik dengan menggunakan metode synergetic teaching lebih baik dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar kognitif dengan menggunakan metode listening team.
9
Fahmi Amrullah, Buku Pintar Bahasa Tubuh untuk Guru, ( Jogjakarta : DIVA Press, 2012), hlm. 171.
126
D. Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini sudah diusahakan seoptimal mungkin, akan tetapi peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari adanya kesalahan dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan– keterbatasan di bawah ini: 1. Keterbatasan Waktu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpacu oleh waktu, karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan waktu diskusi kelompok karena peserta didik membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga mengakibatkan pelaksanaan skenario pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. 2. Keterbatasan Kemampuan Penelitian tidak lepas dari teori, oleh karena itu peneliti menyadari sebagai manusia biasa masih mempunyai banyak kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini, baik keterbatasan tenaga dan kemampuan berfikir, khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing. 3. Keterbatasan dalam Objek Penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti tentang metode pembelajaran aktif tipe synergetic teaching dan metode pembelajaran listening team dalam pembelajaran biologi materi pokok animalia.
127
4. Keterbatasan biaya Hal terpenting yang menunjang suatu kegiatan adalah biaya. Biaya merupakan salah satu pendukung dalam proses penelitian. Dengan dana yang minim menjadi faktor penghambat dalam proses penelitian. Banyak hal yang tidak bisa dilakukan peneliti ketika harus membutuhkan dana yang lebih besar. Dari berbagai keterbatasan yang peneliti paparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang peneliti lakukan di Madrasah Aliyah Darul Ulum Ngaliyan Semarang. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini dapat terselesaikan dengan lancar.
128