44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2014 yang diperoleh dari website http://www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan tertulis berupa laporan keuangan perusahaan Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun kriteria-kriteria yang dipilih dalam penentuan sampel adalah: 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014 2. Perusahaan menyampaikan laporan keuangan 31 Desember secara rutin pada periode 2010-2014 (terutama item – item laporan keuangan yang di hitung menjadi rasio – rasio keuangan dan digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini).
45
3. Perusahaan yang mengalami financial distress adalah dengan menggunakan model Altman atau yang lebih dikenal dengan ZScore: Zi =1,2 (
) +1,4 ( ) + 3,3 (
) + 1,0 ( ) + 0,6
Dimana : WC = Working Capital RE = Retained Earning EBIT = Earning Before Interest & Tax S = Sales EQ = Equity TA = Total Assets TL = Total Liabilities
Model ini menghasilkan 3 kategori,antara lain sebagai berikut : Z-score ≤ 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrut pun sangat terbuka lebar. 1,81 < Z-score < 2,99 berada di daerah abu – abu sehingga dikategorikan sebagai
perusahaan
yang memiliki
kesulitan
keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya, tergantung dari keputusan/ kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan.
46
Z-score ≥ 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.
Setelah
melakukan
perhitungan
rasio-rasio
Altman
untuk
memprediksi kondisi financial distress, maka di dapat perincian sebagai berikut: Tabel 4.1 Gambaran Tingkat Kesehatan Perusahaan di Indonesia Tahun
Sehat
Sakit
Jumlah
Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
2010
54
21,86 %
12
11,88
2011
56
22,67 %
16
15,84
2012
46
18,62 %
18
17,82
2013
49
19,84 %
27
26,73
2014
42
17 %
28
27,72
Total
247
100 %
101
100 %
Sumber: Lampiran 1 Berdasarkan penghitungan besarnya Z-score dari perusahaanperusahaan yang menjadi sampel untuk tahun 2010 – 2014, maka didapat 101 sampel yang mengalami financial distress dan 247 sampel tidak mengalami financial distress. Sedangkan 132 sampel lainnya berada pada area abu-abu, bisa saja mengalami financial distress atau malah
47
perusahaan berkembang sehat tergantung dari kebijakan manajemen perusahaan.
B. Uji Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif Deskriptif statistik menjelaskan besarnya nilai rata-rata, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum untuk variabel-variabel kecuali variabel dummy. Hasil statistik deskriptif disajikan pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Zi CR DER
Std. N Minimum Maximum Mean Deviation 348 0 1 0.29 0.455 348 0.157449 13.872114 2.493562 2.337316113 348 -31.7814 70.831585 1.648008 5.91589908 348 0.755758 0.748437 0.0546098 0.119986269
ROA Valid N (listwise) 348 Sumber : Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan deskriptif statistik masingmasing variabel penelitian. Nilai rata-rata likuiditas sebesar 2,493562. Nilai minimum likuiditas sebesar 0,157449 dan nilai maksimum likuiditas sebesar 13,872114. Standar deviasi sebesar 2,337316113. Nilai rata-rata dari hasil uji statistik deskritif untuk variabel profitabilitas adalah sebesar 0,0546098. Nilai terendah variabel profitabilitas bernilai negatif sebesar 0,755758 dan nilai tertinggi sebesar 0, 748437. Nilai
48
standar deviasi sebesar 0,119986269. DER mempunyai nilai rata-rata dari hasil uji statistik deskriptif adalah sebesar 1,648008, standar deviasi sebesar 5,915899080 dengan nilai terendah negatif sebesar 31,7814 dan nilai tertinggi sebesar 70,831585. 2. Uji hipotesis a.
Pengujian Pengaruh Faktor yang Mempengaruhi Financial Distress Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen yaitu likuiditas, profitabilitas, dan DER. Hasil analisis regresi logistik antara variabel independen yaitu likuiditas, profitabilitas, dan DER terhadap financial distress sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel
Koefisien
CR
Standar Error
Df
Signifikansi
-0.225
0.092
1
0.015
DER
0.071
0.034
1
0.035
ROA
-20.703
2.916
1
0
0.07
0.246
1
0.775
Constant
Sumber : Lampiran 3 Hasil Output SPSS Berdasarkan hasil analisis regresi (Tabel 4.3), diperoleh persamaan sebagai berikut: Zi = 0,07 – 0,225CRit + 0,071ROAit – 20,703DERit + e
49
Dari persamaan regresi logistik
diatas dapat diartikan sebagai
berikut : 1) Makna koefisien regresi logistik likuiditas sebesar -0,225 adalah apabila terjadi penurunan sebesar 1 poin maka kemungkinan terjadinya kondisi financial distress perusahaan akan meningkatkan sebesar 0,225. Dengan asumsi variabel lainnya ( Leverage dan Profitabilitas) adalah konstan. 2) Makna koefisien regresi logistik leverage sebesar 0,071 adalah apabila terjadi kenaikan 1 poin maka kemungkinan terjadinya financial distress akan meningkan sebesar 0,071. Dengan asumsi variabel lainnya ( Likuiditas dan Profitabilitas) adalah konstan. 3) Makna koefisien regresi logistik profitabilitas sebesar -20,703 adalah apabila terjadi penurunan sebesar 1 poin maka kemungkinan terjadinya financial distress
perusahaan akan
meningkat sebesar 20,703. Dengan asumsi variabel lainnya ( Likuiditas dan Leverage) adalah konstan.
50
b. Hosmer and Lemeshow Test Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 12.565 8 0.128 Sumber: Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Nilai Chi-square pada tabel 4.4 adalah sebesar 12,565 dengan probabilitas signifikansinya 0,128 yang nilainya jauh di atas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima.
c.
Nagelkerke R2 (Koefisien Determinasi)
Tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi -2 Cox & Snell Nagelkerke Step Log Likelihood R Square R Square 1 278.356000 0.333 0.475
Sumber : Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Berdasarkan nilai Cox dan Snell R square sebesar 0,333 atau 33,3% Dan Nagelkerke R Square sebesar 0,475 atau 47,5% berarti variabilitas variabel likuiditas, profitabilitas, dan DER terhadap financial distress sebesar 47,5% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian sebesar 52,5% (100% - 52,5%).
51
d.
Ketepatan Prediksi Tabel 4.6 Ketepatan Prediksi Predicted Zi Tidak Financial Financial Percentage Observed Distress Distress Correct
Step 1
Tidak Financial distress Financial distress Overall percentage
227 48
20 53
91.9 52.5 80.5
Sumber : Lampiran 3 Hasil Output SPSS Pada tabel 4.6 ini menghitung nilai estimasi yang benar dan salah. Menurut prediksi perusahaan yang tidak mengalami financial distress adalah 247, sedangkan hasil observasinya hanya 227 jadi ketepatan klasifikasinya 91,9%. Sedangkan prediksi perusahaan yang mengalami financial distress adalah 101, akan tetapi hasil observasi hanya 53, sehingga ketepatan klasifikasinya 52,5%. Atau secara keseluruhan ketepatan klasifikasinya adalah 80,5%.
C. Pembahasan 1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Financial distress Hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 adalah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap financial distress dengan tingkat signifikansi 0,015 (<0,05) dengan koefisien -0.225 Hal itu menunjukkan bahwa Hipotesis Satu (H1) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress pada
52
perusahaan manufaktur perusahaan, diterima. Berarti likuiditas dapat memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Likuiditas umumnya dinilai dari kemampuan perusahaan membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini dikarenakan bahwa pada perusahaan sampel perusahaan memiliki kemampuan mendanai
operasional
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (hutang) jangka pendek dengan hutang lancar yang dimilikinya. Oleh karena itu perusahaan mengelola hutang lancar dengan aktiva yang dimiliknya dengan baik sehingga tidak terjadi financial distress. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Atika, et al (2012) dengan judul “Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji pengaruh beberapa rasio keuangan terhadap kondisi financial distress. Adapun variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap financial distress adalah current ratio, profit margin, debt ratio current liabilities to total assets, sales growth, dan inventory turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, dan current liabilities to total assets dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress di suatu perusahaan.
53
2. Pengaruh Leverage Terhadap Financial distress Hasil analisis menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian DER dengan tingkat signifikansi 0,035 (<0,05) dengan koefisien 0,071. Hal itu berarti Hipotesis Dua (H2) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, diterima. Hutang yang diproksikan dengan DER dapat menyebabkan perusahaan mengalami kondisi financial distress. Berarti DER dapat memprediksi suatu financial distress perusahaan. DER merupakan perbandingan antara total hutang dibagi dengan modal perusahaan. Rasio DER menunjukkan seberapa besar modal perusahaan dibiayai oleh hutang. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almalia dan Emanuel Kristijati (2003) dengan judul analisis rasio keuangan untuk mempridiksi kondisi finansial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta periode tahun 1998-2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profit margin (laba bersih / penjualan bersih), keuangan rasio leverage (kewajiban lancar / total aktiva), rasio likuiditas (aktiva lancar / kewajiban lancar) dan pertumbuhan (laba bersih / total aktiva pertumbuhan) adalah variabel yang signifikan terhadap menentukan perusahaan kesulitan keuangan.
54
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Financial distress Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (<0,05) dengan koefisien -20,703. Hal ini berarti Hipotesis Tiga (H3) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress, diterima. Hal itu
menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin
kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress. Hal itu dikarenakan kemampuan memperolah laba perusahaan yang semakin tinggi akan mempengaruhi kondisi keuangan yang baik sehingga tidak akan terjadi financial distress. Hasil penelitian ini konsisten dengan Arini (2010) profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan artinya semakin besar profitabilitas suatu perusahaan semakin mengurangi kondisi financial distress perusahaan tersebut dan rasio yang paling dominan dalam memprediksi kondisi financial distress adalah rasio
profitabilitas.
Kondisi
perekonomian sedang stabil.
demikian
menunjukkan
kondisi