1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Lokasi Penelitian Sebagai daerah terluas di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo memiliki
beragam obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Beragam objek wisata itu tersebar di sejumlah wilayah kecamatan maupun desa di Kabupaten Gorontalo termasuk jenis wisata sejarah dan budaya, seperti Benteng Otanaha, Rumah adat, Makam Juu Panggola, Desa wisata religi, dan objek wisata yang menjadi tempat penelitian yaitu Museum Soekarno. Di Provinsi Gorontalo terdapat 3 museum diantaranya, Museum Nani wartabone di Kabupaten Bone Bolango, Museum pusat fosil kayu dan Museum Soekarno di Kabupaten Gorontalo. 4.1.1
Gambaran Objek Wisata Museum soekarno berada di kawasan Danau Limboto, tepatnya di Desa Iluta
Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Desa Iluta merupakan pintu masuk ke wilayah Kabupaten Gorontalo dari Kota Gorontalo, tidak jauh dari tapal batas wilayah Desa Iluta terdapat cagar budaya atau situs rumah pendaratan Soekarno tersebut yang berdekatan dengan dermaga pendaratan pesawat amfibi dan catalina. Lokasi cagar budaya ini sangat strategis yakni terletak di tepi jalan arah Kota Gorontalo dan Batudaa, jaraknya sekitar ± 10 Km dari pusat Kota Gorontalo. Bangunan situs sejarah ini telah ada sekitar tahun 1936 yang merupakan peninggalan tentara Belanda, lalu dijadikan rumah persinggahan Presiden Soekarno
2
sekitar tahun 1950 dan 1956 untuk mengkampanyekan kemerdekaan Indonesia. Selama 30 tahun lebih kondisi dermaga pendaratan pesawat amphibi dan rumah persinggahan Presiden Soekarno tersebut terbengkalai dan tidak terurus, hingga Pemerintah Provinsi Gorontalo memperbaiki dan menambahkan fasilitas ditempat yang sangat bersejarah ini, seperti area parkir, taman, toilet, dan gazebo yang dibangun di sekitar dermaga pendaratan. Bangunan tersebut telah diperbaiki dengan ukuran 5x15 Meter untuk dilestarikan, demikian pula dermaganya yang telah diperbaiki. Pada 29 Juni 2002 rumah pendaratan pesawat amphibi itu diresmikan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, ketika itu Presiden Megawati berkesempatan mengunjungi Gorontalo dalam rangka pelaksanaan hari keluarga nasional. Bangunan museum ini tidak banyak mengambarkan bagaimana kondisi kedatangan Presiden Soekarno saat itu. Sekitar 3 buah foto besar tampak Soekarno sementara berpidato di rumah Dinas Walikota (sekarang rumah Dinas Gubernur) tanpa banyak keterangan yang dituliskan dan dijelaskan di foto tersebut. Selain tahun kedatangan seperti yang tertera diketerangan gambar tahun 1950 dan kedatangan kedua kali tahun 1956 tidak ada data lagi layaknya museum seutuhnya. Bahkan gambar yang diabadikan hanyalah ketika Soekarno bersama sang isteri dan Gubernur Sulawesi utara saat itu. Terdapat pula beberapa jenis mata uang kertas di era awal kemerdekaan Republik Indonesia, buku-buku yang menceritakan tentang Presiden Soekarno, dan beberapa barang-barang milik warga yang disumbangkan di museum
3
ini, barang-barang tersebut merupakan barang-barang kuno yang telah ada sekitar tahun 1950 yang ikut dipajang didalam museum. Pemerintah Provinsi Gorontalo menjadikan rumah pendaratan Presiden Soekarno ini sebagai museum, dengan melihat tempat ini adalah situs sejarah dari peninggalan Bangsa Belanda hingga sebagai tempat persinggahan Presiden Soekarno. Pembangunan museum tersebut adalah bagian dari upaya untuk mengenang semangat juang Presiden Soekarno dalam mempertahankan negara Republik Indonesia. Pemerintah Gorontalo memandang bahwa perlu mewariskan nilai-nilai perjuangan berupa tempat bersejarah di masa lalu agar tetap diketahui oleh generasi yang akan datang.
4.2
Hasil Penelitian Dari hasil observasi yang dilakukan oleh Peneliti Museum soekarno yang
telah diperbaiki dan diresmikan oleh pemerintah sebagai museum sejak tahun 2002 ini tetap mempertahankan jenis bangunannya yang merupakan ciri khas bangsa Belanda. Hal ini merupakan bukti bahwa Museum Soekarno adalah objek wisata yang bersejarah, museum ini juga sering dilakukan pemeliharaan dan perawatan bangunan oleh petugas yang ada di museum.
4
Gambar 4.1 Bangunan Museum Soekarno
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar diatas menunjukan kondisi bangunan Museum Soekarno pada saat ini yang telah diperbaiki oleh pemerintah untuk dijadikan museum.
Gambar 4.2 Kondisi dermaga pendaratan di lokasi Museum Soekarno.
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar diatas menunjukkan kondisi dermaga pendaratan pesawat Amphibi dan Catalina yang digunakan oleh Presiden Sekarno, dermaga ini juga telah diperbaiki oleh pemerintah.
5
Gambar 4.3 Koleksi museum
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar diatas merupakan koleksi berupa foto-foto terbaru yang ada di Museum Soekarno, foto-foto tersebut merupakan sumbangan dari komunitas “Kelapa Batu”.
Gambar 4.4 Koleksi museum
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar di atas merupakan buku-buku dokumenter tentang Presiden Soekarno dan sebuah radio kuno yang merupakan sumbangan dari Bapak Lukman Monoarfa salah satu warga Gorontalo.
6
Gambar 4.5 Koleksi museum
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar diatas merupakan beberapa mata uang Republik Indonesia di era pemerintahan Presiden Soekarno. Gambar 4.6 Koleksi museum
Sumber : Data Pribadi, 2013
Gambar diatas merupakan benda kuno yaitu alat penumbuk padi, namun benda tersebut tidak ada hubungannya dengan momen sejarah saat kedatangan Soekarno di Gorontalo.
7
Saat ini di Museum Soekarno telah ditambahkan beberapa foto-foto Soekarno tetapi bukan merupakan foto-foto saat kedatangan Soekarno di Gorontalo, foto-foto itu merupakan sumbangan dari komunitas “Kelapa Batu”. Komunitas kelapa batu merupakan komunitas pecinta sejarah yang ada di Gorontalo, komunitas ini diketuai oleh Rollins helingo (berdasarkan wawancara pada tanggal 17 Desember 2013) mereka ikut melestarikan objek wisata Museum Soekarno karena berdasarkan hasil pengamatan museum ini kurang banyak diketahui oleh masyarakat Gorontalo, koleksi museum yang masih sedikit, dan kurangnya data yang lengkap mengenai Museum Soekarno. Hal-hal yang telah dilaksanakan oleh komunitas ini diantaranya: pengadaan foto-foto Soekarno di museum, kegiatan pameran temporer yang telah dilaksanakan 2 kali, kegiatan jalan sehat yang ikut melibatkan masyarakat, penanaman pohon disekitar museum, dan pengenalan Museum Soekarno kepada masyarakat. Benda-benda yang dipamerkan dalam pameran temporer yaitu foto-foto tentang Soekarno, kartu pos, stiker, dan buku-buku sejarah tentang Soekarno. Bendabenda tersebut didapatkan oleh komunitas ini melalui teman-teman sesama pecinta sejarah yang berada di luar daerah seperti, Bali, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta dan lain-lain yang memiliki koleksi foto-foto atau benda-benda yang berkaitan dengan Presiden Soekarno, foto-foto tentang Soekarno juga didapatkan dari seorang wartawan Gorontalo pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dulu, serta dari kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Gorontalo. Selain itu pada pameran temporer diadakan pemutaran film dokumenter dan nasionalis tentang Presiden Soekarno dan
8
pahlawan Gorontalo Nani Wartabone, pemutaran lagu-lagu kebangsaan, pemutaran video-video tentang museum dan objek-objek wisata di Gorontalo. hal itu bertujuan agar masyarakat lebih mencintai sejarah dan peduli terhadap Museum Soekarno.
Tabel 4.1 Daftar keterangan benda-benda koleksi yang ada di Museum Soekarno. No 1.
Benda/Koleksi 4
buah
Keterangan
Asal benda
foto Keempat foto itu mengambarkan Foto
berukuran besar
kedatangan Presiden Soekarno di dari Gorontalo.
2.
8
foto
bapak
berasal Lukman
monoarfa.
yang Foto-foto saat Presiden Soekarno Foto-foto itu berasal dari
berukuran kecil.
bersama keluarganya dan presiden pemerintah dan bapak soekarno dalam berbagai kegiatan.
3.
tersebut
Lukman Monoarfa.
8 foto berukuran Merupakan foto-foto yang baru dari komunitas kelapa besar dan 3 yang ditambahkan di museum soekarno, batu. berukuran kecil.
tetapi
foto-foto
itu
bukan
mengambarkan kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo. 4.
1
buah
buku Buku seri dokumenter “Bung karno Dari
berukuran tebal.
di
Bawah
Bendera
bapak
Revolusi”. monoarfa
merupakan karya Presiden Soekarno Gorontalo).
Lukman
(Masyarakat
9
sendiri. 5.
3
buah
buku Buku yang mengisahkan tentang berasal
berukuran kecil. 6.
3
buah
8.
budaya Gorontalo.
bapak
lukman
monoarfa.
1 buah Radio Benda yang dinilai kuno dan ikut Dari kuno
dipajang didalam museum.
Lesung padi
Lesung
padi
Bapak
lukman monoarfa.
buku Buku yang membahas tentang cagar Dari
berukuran kecil. 7.
perjuangan Presiden Soekarno.
dari
bapak
Lukman
monoarfa.
merupakan
alat Dari
bapak
Lukman
tradisional untuk menumbuk padi monoarfa. yang dipajang di museum. 9.
Beberapa
mata Mata uang tersebut merupakan uang Dari
uang Indonesia.
yang
berlaku
pada
bapak
lukman
masa monoarfa.
pemerintahan presiden soekarno. Sumber: Hasil Observasi, 2013 Tabel diatas menunjukkan bahwa koleksi yang dimiliki di Museum Soekarno masih sedikit. Koleksinya di dominasi dengan foto-foto dan barang-barang kuno yang tidak mempunyai nilai sejarah yang berhubungan dengan sejarah di Museum Soekarno. Hanya terdapat 4 buah foto sebagai bukti saat kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo. Tabel 4.2 Data kunjungan wisatawan tiga tahun terakhir
10
di objek wisata museum soekarno. No.
Tahun
Jumlah Kunjungan
1.
2011
1.563
2.
2012
1.827
3.
2013
2.006
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2013. Tabel diatas menunjukkan angka kunjungan wisatawan di Objek wisata Museum Soekarno dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan buku data kunjungan di Museum Soekarno para pengunjung lebih didominasi oleh wisatawan dari luar daerah yang memiliki agenda-agenda kegiatan di Gorontalo dan tertarik untuk mengunjungi Museum Soekarno karena ingin mengetahui tentang sejarah dari museum. Para wisatawan yang datang ke museum soekarno dengan tujuan untuk wisata sejarah, edukasi, melukis, fotography, prawedding, dan lain sebagainya. Pada buku data wisatawan juga kebanyakan para pengunjung menyarankan perlunya penambahan koleksi museum khususnya foto-foto kedatangan soekarno di Gorontalo yang dinilai masih kurang, serta informasi tentang museum ini. Di Museum soekarno belum tersedia media informasi tentang museum, ini merupakan salah satu hal yang sangat penting agar wisatawan yang datang ke Museum Soekarno bisa mendapatkan keterangan yang jelas tentang museum ini.
11
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Salihun Ishak (pengelola Museum Soekarno dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, wawancara pada tanggal 16 Desember 2013), Museum Soekarno dikelola oleh 2 pihak yaitu Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Gorontalo. Museum soekarno ini dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang benda cagar budaya. Pemerintah menjadikan rumah pendaratan Soekarno ini menjadi museum karena pernah terjadinya momen bersejarah di tempat ini yaitu kedatangan Presiden Soekarno dengan pesawat amphibi dan catalina, bangunan museum ini adalah bangunan tua yang telah ada sejak masa penjajahan di Indonesia yang merupakan kantor peninggalan tentara Belanda pada tahun 1936. Museum Soekarno kondisinya sudah cukup baik dibandingkan selama lebih dari 30 tahun setelah kedatangan Presiden Soekarno, yang kemudian diperbaiki oleh pemerintah pada tahun 2002. Dari segi pemeliharaan pemerintah telah mengupayakan pelestarian museum sejak tahun 2002, seperti perbaikan bangunan, kebersihan, perbaikan dermaga tempat pendaratan Presiden Soekarno, penambahan fasilitas seperti: fasilitas penerangan, toilet, tempat parkir, selain itu adanya agenda-agenda kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan komunitas kelapa batu di Museum Soekarno seperti pameran temporer (pameran di waktu tertentu), dan pemutaran film sejarah, event tahunan tumbilotohe di sekitaran museum dan Danau Limboto, dan penambahan foto-foto Soekarno. Tetapi menurut pemerintah Museum Soekarno masih memiliki banyak kekurangan diantaranya isi koleksi yang kurang seperti foto-foto kedatangan
12
soekarno, tempat parkir yang kurang luas, penerangan di museum, tidak adanya panggung pementasan, ruang untuk pameran temporer, tempat/media informasi, dan fasilitas-fasilitas pendukung yang seharusnya ada di museum. Menurut pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, Museum Soekarno tidak termasuk sebagai salah satu museum yang akan direvitalisasi sesuai yang direncanakan oleh Pemerintah Nasional sejak tahun 2013 untuk museum-museum di seluruh Indonesia yang perlu direvitalisasi. Hal ini karena Museum Soekarno bukan merupakan museum yang distandarkan sesuai penilaian pemerintah nasional dengan beberapa alasan diantaranya, tempat atau lahan berdirinya museum ini masih kurang standar sebagai tempat berdirinya museum, bangunan ini awalnya hanya merupakan tempat pendaratan dan persinggahan Presiden Soekarno, koleksi museum yang masih sedikit, dan pada saat museum ini diresmikan oleh Pemerintah Gorontalo sebagai museum tempat ini masih menjadi wilayah kerja atau masih tergabung dengan Sulawesi utara dan Sulawesi tengah. Bangunan ini dijadikan sebagai museum hanya karena inisiatif dari pemerintah Gorontalo untuk melestarikan tempat ini sebagai tempat bersejarah.
Untuk itu pihak pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo menghimbau kepada masyarakat Gorontalo yang mempunyai koleksi benda-benda atau foto-foto yang berkaitan dengan kejadian saat kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo dapat menyumbangkan benda-benda tersebut di Museum Soekarno, agar museum ini koleksinya semakin bertambah dan menjadi museum
13
yang memenuhi standar sebagai museum sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh pemerintah pusat.
4.3
Pembahasan Museum Soekarno sebenarnya merupakan salah satu objek wisata yang
memiliki latar belakang sejarah yang bermanfaat dalam hal pengembangan dan peningkatan pariwisata yang dimiliki oleh Provinsi Gorontalo khususnya Kabupaten Gorontalo. Tetapi keberadaan situs sejarah yang dijadikan sebagai museum ini belum dapat mengambarkan dan menjelaskan secara jelas sejarah mengenai Museum Soekarno melalui benda-benda yang ada di dalam museum, para pengunjung atau wisatawan yang datang ke museum ini mendapatkan informasi mengenai sejarah Museum Soekarno melalui petugas yang ada di museum dibandingkan benda-benda yang dipamerkan didalam museum. Padahal sebuah museum menurut Dirjen Pembinaan Permuseuman adalah lembaga dan tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengkaji, mengkomunikasikan koleksi kepada masyarakat. Melalui koleksi itulah para pengunjung dapat mengenal dan mengetahui sejarah, budaya, seni, ataupun ilmu pengetahuan di museum. Koleksi merupakan salah satu komponen penting dari sebuah museum, koleksi yang dipamerkan disesuaikan dengan tema yang ingin disampaikan oleh museum, seperti museum sejarah, seni dan budaya, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Sama halnya dengan Museum Soekarno yang merupakan museum sejarah, maka sangatlah penting di dalam Museum Soekarno sebagai lembaga yang
14
berfungsi untuk menyimpan dan memamerkan benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan mengambarkan sejarah melalui koleksi benda tersebut. Berdasarkan hasil penelitian isi koleksi di Museum Soekarno terdapat beberapa koleksi seperti buku-buku dokumenter tentang Soekarno, beberapa mata uang di era pemerintahan Presiden Soekarno, alat penumbuk padi, dan 4 buah foto Soekarno saat kedatangannya di Gorontalo, yang lainnya merupakan foto-foto saat Soekarno berada dalam beberapa kegiatan dan saat bersama keluarganya. Koleksi benda tersebut masih sangat minim untuk mengambarkan bukti nyata sejarah saat kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo, begitu pula dengan foto-foto yang baru ditambahkan di Museum Soekarno oleh komunitas “Kelapa Batu”, bukan merupakan foto-foto pada saat kegiatan Presiden Soekarno di Gorontalo.
Penamaan situs rumah pendaratan presiden soekarno sebagai museum oleh pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Balai Pelestarian peninggalan Purbakala Provinsi Gorontalo tujuannya yaitu : 1) Karena pemerintah ingin melestarikan situs ini sebagai tempat yang memiliki nilai sejarah yang sangat penting pada masa lampau. 2) Untuk mengenang semangat juang presiden soekarno untuk menyatukan negara kesatuan Republik Indonesia pada masa penjajahan dulu.
15
3) Dapat menyampaikan sejarah tentang museum soekarno kepada generasi yang akan datang. 4) Serta sebagai objek wisata sejarah di Gorontalo. Untuk itu pemerintah meresmikan rumah pendaratan presiden soekarno menjadi museum pada tanggal 29 juni 2002, oleh presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarno Putri.
No. 1.
Indikator Lokasi
Teoritis Realita Lokasi museum, harus strategis, mudah dijangkau, dan sehat Lokasi museum menurut pemerintah belum (tidak terpolusi, bukan daerah yang berlumur atau tanah rawa). memenuhi standar untuk pengembangan museum yakni untuk menambah bangunan dan fasilitas penunjang seperti tempat parkir.
2.
Bangunan
3.
Koleksi Museum
Bangunan museum, dapat berupa bangunan baru atau memanfaatkan gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip konservasi agar koleksi museum tetap lestari. Bangunan museum minimal terdiri atas dua kelompok, yaitu bangunan pokok (pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor, perpustakaan, laboratorium konservasi, dan ruang penyimpanan koleksi). Dan bangunan penunjang (pos keamanan, kios cenderamata, kantin, toilet, tempat parkir. mempunyai nilai sejarah, nilai ilmiah, dan nilai estetika, harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan fungsinya. harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut bangunan, dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis geografis, genus (untuk biologi), atau periode (untuk geologi), harus dapat dijadikan dokumen dan dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah, harus merupakan benda asli, bukan tiruan, harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (masterpiece), dan harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya.
Untuk bangunan pokok, museum soekarno hanya memiliki ruang untuk pameran tetap tetapi belum memiliki ruang untuk pameran temporer, auditorium, kantor, perpustakaan, dan laboratorium konservasi. Dan belum memiliki fasilitas penunjang berupa pos keamanan, kios cenderamata, dan kantin. Koleksi di museum soekarno yang memiliki nilai sejarah hanya sedikit, dan asal-usul koleksi tidak semuanya dicantumkan keterangan dan fungsinya, serta yang lainnya bukan merupakan benda asli (foto) saat kedatangan presiden soekarno di Gorontalo.
16
4.
5.
6.
Peralatan museum
Peralatan museum, harus memiliki sarana dan prasarana yang Kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana pelestarian, sarana perawatan, dan pengamanan perawatan koleksi (AC dehumidifier), pengamanan, (CCTV, koleksi museum. alarm), lampu label, dan lain-lain.
Organisasi Organisasi dan ketenagaan, sekurang-kurangnya terdiri atas dan kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi ketenagaan (kurator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian (preparasi), bagian pelayanan masyarakat, bimbingan edukasi, dan pengelola perpustakaan.
Sumber dana
Sumber :
Sumber dana tetap, untuk penyelenggaraan dan pengelolaan museum.
Di museum soekarno hanya memiliki 1 orang petugas jaga yang keseluruhannya berperan untuk menjaga dan merawat museum. Museum soekarno tidak memiliki organisasi dan ketenagaan untuk bagian administrasi, pengelola koleksi, bagian konservasi, bagian penyajian, bagian pelayanan masyarakat, bimbingan edukasi, dan pengelola perpustakaan. Sumber dana untuk museum soekarno menurut pemerintah tidak tetap, karena salah satu hambatan dalam pengelolaan dan pengembangan objek wisata adalah dana.
Hasil olahan pribadi yang didapatkan dari acuan pendirian Direktorat Museum dan Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2013.
Tabel diatas merupakan teori yang diangkat dari Pedoman atau persyaratan pendirian sebuah museum yang telah ditentukan oleh Direktorat Museum dan perbandingannya dengan realita keadaan Museum Soekarno pada saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa Museum Soekarno masih belum memenuhi persyaratan sebagai museum sesuai yang ditentukan oleh Direktorat Museum.
17
Jika sebuah museum belum memiliki hal-hal yang disyaratkan dalam pendirian sebuah museum, maka museum tersebut akan sulit menjalankan dan mengembangkan fungsinya sebagai museum, begitupun dengan Museum Soekarno yang belum memenuhi kriteria-kriteria yang disyaratkan sebagai museum. 1.3.1
Contoh Museum lain di Indonesia
1)
Museum Persada Soekarno Museum ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal
3 Juli tahun 2004, terdapat 3 objek yang dapat dikunjungi di kompleks museum ini, yaitu museum dokumentasi Soekarno, Perpustakaan, dan Makam Soekarno. Di museum ini dipamerkan segala sesuatu tentang Presiden Soekarno, koleksi ini merupakan gabungan dari bantuan masyarakat, Badan Perpustakaan Jatim, dan Perpustakaan umum Mastrip. Perpustakaan dan Museum Soekarno merupakan perpustakaan yang berisi segala bentuk memorabilia Soekarno, juga dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Museum ini setiap akhir pekan dikunjungi sekitar 700 wisatawan baik domestik maupun maupun mancanegara. 2)
Museum Jogja Kembali 18
Museum ini lokasinya berada di Sleman, Yogyakarta. Tempat ini dijadikan sebagai monumen untuk memperingati bahwa Kota Yogyakarta pernah kembali menjadi ibukota Negara Republik Indonesia pada tanggal 6 Juli 1966. Monumen ini terdiri dari 3 lantai, lantai pertama berisi Museum, perpustakaan, auditorium, dan kafeteria. Lantai 2 terdapat 10 diorama mengambarkan garis besar perjuangan
Yogyakarta pada masa penjajahan, dan lantai ketiga yaitu ruang Garba graha (ruang untuk berdoa atau meditasi). Dalam 4 ruang museum dilantai 1 terdapat benda-benda koleksi: realia, replika peristiwa-peristiwa sejarah, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif, dan berbagai jenis benda-benda yang berhubungan pada masa sejarah di Yogyakarta. Monument Jogja kembali didalamnya terdapat struktur organisasi untuk menjalankan fungsi dan jabatannya masing-masing diantaranya petugas kebersihan, petugas keamanan, penjaga loket, dan lain-lain untuk menjalankan kegiatan di museum. Museum Jogja kembali memiliki beberapa fungsi diantaranya: Rekreasi, karena di monumen ini menyediakan sarana permainan yang dapat menjadi sarana rekreasi. Sebagai tempat untuk pengenalan sejarah dan budaya, monumen ini menyediakan sarana dan prasarana untuk memberikan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan mengenai Indonesia khususnya di Yogyakarta, karena hal yang paling pokok pada Monumen Jogja kembali adalah pengenalan sejarah Indonesia saat berada di Yogyakarta. Fungsi terakhir yaitu penanaman karakter, penanaman karakter ini dilakukan melalui media-media sejarah yang disediakan oleh pengelola Monumen Jogja kembali, yaitu para pengunjung diharapkan mampu mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah dan dapat meniru apa 19
yang dilakukan oleh para pejuang. Kegiatan-kegiatan
pendukung
yang
dilaksanakan
di
monument
ini
diantaranya, pertunjukan tari klasik, gamelan, musik electone dengan lagu perjuangan. Fasilitas yang ada di museum ini yaitu, auditorium, cafeteria, arena bermain anak-anak, tempat parkir, telepon umum, dan toilet.
3)
Museum Joang 45 Museum Joang 45 lokasinya berada di Jakarta Pusat, meskipun tergolong
museum yang tidak begitu besar Museum Joang 45 memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan museum-museum lainnya yang berada di Jakarta, salah satunya yaitu dengan perawatan yang cukup ekstra oleh pengelola karena koleksi yang ada di museum ini sangat langka. Di Museum Joang 45 terdapat diorama-diorama yang menceritakan kejadian penting sebelum tanggal 17 Agustus 1945, beberapa koleksi yang ada di museum ini diantaranya properti asli seragam tentara Jepang, mata uangnya, dan foto-foto asli tentang bagaimana tentara Jepang mengajarkan dan membentuk tentara PETA. Pengelola museum juga menyediakan video dokumentasi lewat layar komputer bagi pengunjung yang ingin melihatnya. Contoh ketiga museum diatas dapat menjadi perbandingan dengan museum soekarno di Gorontalo, museum Soekarno di Gorontalo masih jauh untuk dikategorikan sebagai museum. Museum Soekarno hanya memiliki sedikit koleksi benda dan tidak semuanya mengambarkan sejarah tentang museum ini secara lengkap. Begitu pula dengan indikator-indikator pendukung seperti bangunan pokok dan penunjang, struktur organisasi dan ketenagaan di museum, sarana dan prasarana 20
perawatan untuk museum, dan lain-lain. Museum Soekarno dapat dikategorikan sebagai galeri, karena dilihat dari koleksi yang ada di Museum Soekarno selain foto kedatangan Soekarno di Gorontalo, lebih banyak foto-foto Soekarno yang bukan pada saat kegiatannya di Gorontalo. Ada pula koleksi buku-buku, mata uang Indonesia, dan alat penumbuk padi yang tidak ada
hubungannya dengan agenda kegiatan Presiden Soekarno pada saat kedatangannya. Museum dan Galeri memiliki persamaan yaitu sebagai tempat untuk mengumpulkan, menyimpan dan memamerkan benda-benda yang memiliki nilai dan arti. Namun sebuah penamaan suatu tempat ataupun lembaga diciptakan karena memiliki arti dan fungsinya masing-masing serta bertujuan untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang maksud dari sebuah penamaan dan fungsi bangunan tersebut. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2003), galeri adalah selasar atau tempat, atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni. galeri merupakan sebuah bangunan baik permanen ataupun non permanen, yang dibangun pemerintah ataupun bangunan milik pribadi untuk memamerkan benda-benda seni mewakili pemiliknya yang memiliki kemampuan seni dengan memamerkan karyannya di galeri. Sedangkan Museum menurut International Council of Museums (ICOM, 1974) adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk 21
tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Dengan melihat perbandingan antara museum dan galeri yang memiliki arti dan fungsi masing-masing, pemerintah ataupun swasta dalam pemilihan sebuah nama perlu melihat apa saja syarat-syarat dan tujuan dari didirikannya sebuah lembaga. Begitupun dengan penamaan situs pendaratan Presiden Soekarno ini yang dinamakan
menjadi sebuah museum hanya karena inisitiaf Pemerintah Gorontalo untuk mengenang peristiwa sejarah dan semangat juang Presiden Soekarno sehingga tempat ini dilestarikan keberadaanya. Menurut pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, Museum Soekarno oleh pemerintah pusat yaitu Direktorat Permuseuman belum memenuhi standar untuk dijadikan sebagai museum, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya: 1. Lahan yang minim Lokasi Museum Soekarno berada sangat dekat dengan Danau Limboto, lahannya masih minim untuk dilakukan pelebaran bangunan sebagai bangunan pokok untuk kegiatan permuseuman yaitu ruang pameran temporer, auditorium untuk kegiatan pertunjukan, ruang informasi dan lain-lain. Juga untuk penambahan fasilitas penunjang seperti penambahan lahan untuk tempat parkir. 2. Masih tergabung dengan wilayah kerja Sulawesi utara dan Sulawesi tengah. Pada saat museum soekarno diresmikan oleh pemerintah sebagai museum, saat itu wilayah Gorontalo masih tergabung dalam wilayah kerja Sulawesi utara dan Sulawesi tengah. 22
3. Tempat ini awalnya hanya merupakan tempat pendaratan dan persinggahan Presiden Soekarno dan hanya merupakan inisitif dari Pemerintah Gorontalo untuk dijadikan sebagai museum. 4. Koleksi yang ada di Museum Soekarno masih kurang dan isi dari koleksi tersebut sangat sedikit yang mengambarkan sejarah tentang museum.
Hal-hal tersebut yang oleh pemerintah pusat belum dapat mengkategorikan tempat ini sebagai museum yang distandarkan oleh pemerintah tingkat nasional, menurut pemerintah pusat, Provinsi Gorontalo belum memiliki museum yang layak. Dengan penamaan galeri pihak pemerintah ataupun komunitas-komunitas yang ikut melestarikan Museum Soekarno dapat mengumpulkan dan memamerkan bendabenda koleksi untuk Museum Soekarno, baik itu benda-benda bersejarah dimasa lampau ataupun koleksi yang tidak ada hubungannya dengan sejarah tentang Museum Soekarno, misalnya seperti benda-benda kuno yaitu radio dan alat penumbuk padi ataupun foto-foto Soekarno, hal ini akan menjadi kreatifitas seni namun tetap dapat melestarikan obyek ini sebagai tempat bersejarah. 4.3.2
Upaya Peningkatan Museum Soekarno sebagai Objek wisata sejarah Museum Soekarno dapat dijadikan sebagai objek wisata karena adanya objek
untuk dikunjungi, akses menuju ke lokasi ini cukup mudah untuk dapat dilalui oleh beberapa jenis kenderaan. Jenis bangunan tetap mempertahankan bentuk bangunan asli sejak masa peninggalan bangsa Belanda, nilai-nilai sejarah dari museum ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan daerah, serta sebagai tempat edukasi. Oleh karena itu diperlukan beberapa upaya dalam hal peningkatan Museum Soekarno 23
menjadi daya tarik atau objek wisata sejarah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan atraksi dan event-event pendukung di dalam museum seperti penambahan koleksi benda-benda yang ada hubunganya dengan sejarah museum, lomba-lomba bertema sejarah, dan penambahan theater audio visual yang menyajikan kisah-kisah patriotisme. Selain itu upaya lain juga dapat dilakukan dengan
meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang ada seperti penambahan sarana informasi di museum mengingat pentingnya elemen informasi di objek wisata untuk menambah pengetahuan tentang museum, dan mengubah tata pamer koleksi yang terdapat di dalam museum lewat model pengelompokkan koleksi tematis sehingga terbentuk alur cerita dari benda yang dipamerkan. Pengelolaan benda-benda yang ada di museum yang diatur sedemikian rupa dapat menarik minat wisatawan, dan informasi yang lengkap serta penataan yang baik di museum akan dapat menjadi daya tarik wisatawan. Hal ini didukung pula oleh pihak pemerintah yang memperbaiki rumah persinggahan Presiden Soekarno ini sejak tahun 2002 meresmikannya sebagai museum dengan tujuan tempat ini dapat dilestarikan karena memiliki nilai sejarah dan dapat menyampaikan sejarah museum kepada generasi yang akan datang, serta sebagai salah satu objek wisata sejarah di Gorontalo. Selain itu adanya usaha pelestarian museum oleh komunitas ”Kelapa Batu” seperti melakukan kegiatan pameran temporer, meriset daerah Gorontalo untuk mengumpulkan benda-benda yang ada hubungannya dengan sejarah Museum Soekarno, dan memperkenalkan museum kepada masyarakat beserta sejarahnya melalui kegiatan-kegiatan di dalam 24
museum, agar masyarakat bisa mengetahui sejarah dan terciptanya rasa peduli pada Museum Soekarno.