BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Sebagaimana telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya bahwa penelitian ini terdiri dari dua perangkat data, yakni 1) Data Pola Asuh Orang Tua, dan 2) Data Perkembangan Anak Usia Dini. Sebelum menjawab permasalahan pokok dalam penelitian yakni apakah terdapat hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Usia Dini, maka terlebih dahulu dideskripsikan data kedua variabel berikut: 1. Deskripsi Data Pola Asuh Orang Tua Data Pola Asuh Orang Tua menunjukkan salah satu perangkat data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data Pola Asuh Orang Tua diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada 50 responden sebagai orang tua yang berlokasi di Desa Diloato Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo tahun 2012/2013. Dari hasil tersebut diperoleh skor minimum 20, dan skor maksimum 75, rata-rata hitung 58.42, standar deviasi 12.58, modus 71.5, dan median 61.1. Sebaran data variabel pola asuh orang tua secara rinci disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Skor Pola Asuh Orang Tua No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelas Interval 20-27 28-35 36-43 44-51 52-59 60-67 68-75 Total
Frekuensi Absolut 2 1 2 8 9 15 13 50
F Relatif (%) 4 2 4 16 18 30 26 100
Dari sebaran data skor Pola Asuh Orang Tua seperti pada tabel 7, ternyata frekuensi yang tertinggi yakni 30% (15 orang) pada interval 60-67; 26% (13 orang) pada interval 68-75; 18 %( 9 orang) pada interval 52-59; 16% (8 orang) pada interval 44-51; 4% (2 orang) pada interval 20-27 dan 36-43; 2% (1 orang) pada interval 2835. Dengan memperhatikan rata-rata hitung, modus dan median diatas, nampak bahwa sebaran data normal dan membentuk kurva normal simetrik, sebab modus, rata-rata hitung dan mediannya memiliki harga relatif sama. Kecenderungan data Pola Asuh Orang tua divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar berikut:
frekuensi absolut
20
20-27
15
28-35
10
36-43
5
44-51
0
52-59 Kelas Interval
60-67
F Relatif (%)
68-75
Gambar 2: Histogram Frekuensi Pola Asuh Orang Tua 2. Deskripsi Data Perkembangan Anak Usia Dini Skor Perkembagan Anak Usia Dini (Y) merupakan salah satu perangkat data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Skor Perkembangan Anak Usia Dini diperoleh dari jawaban responden terhadap 17 butir instrumen dengan skala 1-5 dengan jumlah skor teoretik 20-75. Dari hasil tersebut diperoleh skor minimum 20 dan skor maksimum 75. Dari skor maksimum minimum tersebut diperoleh skor rata-rata 58.48, standar deviasi 11.65, modus 63.4, dan median 60.86. Sebaran data variabel Perkembangan Anak Usia Dini secara rinci disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Skor Perkembangan Anak Usia Dini No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 20-27 28-35 36-43 44-51 52-59 60-67
Frekuensi Absolut 2 1 1 8 10 18
F Relatif (%) 4 2 2 16 20 36
7.
68-75 10 20 Total 50 100 Dari sebaran skor Perkembangan anak usia dini seperti tampak pada tabel 6
diatas, ternyata frekuensi yang tertinggi yakni 36% (18 orang) berada pada interval 60-67; 20% terdapat pada frekuensi absolut (10 orang) pada rentang interval 52-59 dan 68-75; 16% (8 orang) berada pada interval kelas 44-51; 4% (2 orang) berada ada interval kelas 20-27; 2% (1 orang) berada pada interval 28-35 dan 36-43. Memperhatikan rata-rata hitung, modus dan median diatas nampak bahwa sebaran data cenderung memusat sebab modus, rata-rata, dan median relatif memiliki harga yang sama. Hal ini memberikan gambaran bahwa untuk bentuk kurva normalnya simetrik.
Kecenderungan data Perkembangan
Anak Usia Dini
divisualisasikan melalui gambar berikut ini: 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
20-27 28-35 36-43 44-51 52-59 60-67 68-75 Kelas Interval
Gambar 3: Histogram Frekuensi Skor Perkembangan Anak Usia Dini
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Pengujian Normalitas
Pada bab sebelumnya telah dikemukakan, bahwa analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah analisa korelasi regresi. Analisa ini diperkenankan apabila data kedua variabel yang dianalisis berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka perlu pengujian normalitas data terhadap data galat (Y-Y^1), dengan menggunakan teknik analisa Liliefors. Berdasarkan hasil pengujian seperti yang terlihat pada lampiran, diperoleh L 0 data galat (Y-Y^1) sebesar 0.14, yang di dapatkan dari hasil perhitungan L0 pada = 0.01 berikut ini: L0 =
1.031 50
=
1.031 = 0.14 7.07
Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa data galat (Y-Y^1) berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Selanjutnya untuk hasil pengujian normalitas galat taksiran dari data galat (Y-Y^1) adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 8: Hasil Uji Normalitas Data Galat (Y-Y^1) Galat Taksiran
L0
Lt(0,01)
Distribusi
X
0.14
1.031
Tidak Normal
Keterangan: L0 : Harga mutlak terbesar selisih antara peluang skor baku dengan proporsi skor baku yang lebih kecil; sama dengan skor baku yang sedang dihitung Lt : Nilai kritis uji Liliefors dengan = 0.01
2. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas sampel dilakukan melalui uji F dengan taraf nyata a = 0.05. Pengujian homogenitas sampel dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel yang terpilih menjadi sampel yang berasal dari kelompok yang sama. Penelitian dilakukan terhadap masing-masing skor, yaitu dari variabel X (Pola Asuh orang tua) dan variabel Y (Perkembangan anak usia dini). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9: Nilai Varians Besar dan Kecil Data/Sumber S2 Pola Asuh Orang tua 3.59 Perk. Anak usia dini 12.29 Keterangan: S2 : Simpangan baku N : Jumlah Sampel
Sehingga: F : S12/S22 = 3.59/12.29 = 0.29
Menetapkan daerah kritis, melalui tabel F dkpembilang dan dkpenyebut = n1 atau n2 – 1 = 50 – 1 = 49 a = 0.05 F(a)(v1v2) = F(0.05)(49,49) Ftabel = 2.02
N 50 50
Karena Fhitung < Ftabel atau 0.29 < 2.02 berada pada daerah penerimaan H0, maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua dan perkembangan anak usia dini berasal dari populasi yang homogen. 4.3. Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat hipotesis antara variabel X dan Y yang diuji secara statistika. Hipotesis tersebut yaitu “Terdapat hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia dini”. Secara statistika hipotesis diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: H0 : y1 = 0 H1 : y1 > 0 Hubungan antara Pola asuh orang tua dengan Perkembangan anak usia dini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana. Dari hasil pengujian diperoleh harga a = 6.69 dan b = 0.89. Dengan memasukkan harga a dan b ke dalam persamaan regresi, maka diperoleh persamaan regresi linear sederhana Dari hasil pengujian diperoleh harga a = 6.69 dan b = 0.89. Dengan memasukkan harga a dan b ke dalam persamaan regresi, maka diperoleh persamaan regresi linear sederhana Y^= 6.69+0.89X. Untuk menguji kekuatan hubungan X terhadap Y, dilakukan lineraritas dan signifikansi
koefesien
regresi.
Analisis
terhadap
berbagai
sumber
variasi
menghasilkan nilai-nilai sebagaimana pada tabel berikut ini: Tabel 10: Daftar Anava untuk Uji Signifikansi; Linearitas Y^= 6.69+0.89X
Varians Total Reg (a) Reg (b/a) Sisa Tuna Cocok Galat Keterangan: ** ns JK RJK dk
Dk 50 1 1 48 25 25
Jk 890685 170995.52 158150.33 561539.15 474372.17 87166.98
RJK
Fcount
890685 170995.52 158150.33 13.52** 11698.73 18974.88 5.44ns 3486.68
Ftable 0.05 0.01
4.04 7.19 1.96 2.62
: Regresi sangat signifikan Fhit > Ftab atau 13.52 > 7.19 pada taraf nyata a = 0.01 : Regresi Linear Fhit > Ftab atau 5.44 > 2.62 pada taraf nyata a=0.01 : Jumlah Kuadrat : Rata-rata Jumlah Kuadrat : Derajat Kebebasan Dari tabel diatas ternyata Fhitung > Ftabel; 13.52>7.19, hal ini dapat disimpulkan
bahwa koefisien arah regresi adalah sangat signifikan, dan F hit > Ftab 5.44>2.62, sehingga persamaan regresi Y^= 6.69+0.89X adalah tidak linear. Dari persamaan regresi tersebut diatas menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor Pola Asuh orang tua (X) dapat menyebabkan kenaikan skor Perkembangan anak usia dini (Y) sebesar 0.89 pada konstanta 6.69. hal ini memberikan pengertian bahwa semakin tinggi skor pola asuh orang tua, maka semakin tinggi pula skor perkembangan anak usia dini. Selanjutnya diuji korelasi antara X dengan Y, dilakukan dengan uji Product Moment dari Pearson. Dari hasil pengujian diperoleh koefisien korelasi r xy = 0.98 dan koefisien determinasi r2xy = 0.99. setelah diketahui harga koefisien korelasi, maka dilanjutkan dengan uji keberartian korelasi dengan menggunakan Uji-t. Dari hasil
pengujian diperoleh t hitung sebesar 6.79, sedangkan dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan a= 0.01; derajat kebebasan 48, diperoleh t tabel = 2.70. Jika dibandingkan keduanya, maka diperoleh t hitung lebih besar ttabel; 6.79 > 2.70. Hal ini berarti H 0 ditolak, menerima H1. Ini berarti koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y adalah sangat signifikan. Secara rinci disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 11: Uji Signifikansi Koefisien Korelsi X dengan Y ttabel Koefisien Koefisien thitung Korelasi Determinasi 0.05 0.01 50 0.98 0.99 6.79** 2.021 2.70 Keterangan: ** = sangat signifikan (t h = 6.79 > tt = 2.70) pada taraf nyata a = 0.01 N
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan Perkembangan Anak Usia Dini” teruji sangat signifikan. Hubungan antara variabel X dengan variabel Y yang dipolakan persamaan regresi Y^= 6.69+0.89X dapat divisualisasikan dalam diagram garis regresi linear pada gambar dibawah ini: 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Perkembangan Anak Usia Dini
Pola Asuh Orang Tua
Gambar 4. Diagram Garis Regresi Y^=6.69+0.89X
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini termasuk dalam studi korelasi (Correlational Study) antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistika terbukti variabel-variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Variabel yang dimaksud adalah variabel bebas terdiri dari Pola asuh orang tua, sedangkan variabel terikat adalah Perkembagan anak usia dini. Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis nol yang diuji ditolak dengan sangat signifikan, dan sebaliknya hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari semua harga Fhitung yang lebih besar dari Ftabel baik taraf signifikan a= 0.05 maupun taraf signifikan a = 0.01, adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan Perkembangan Anak Usia Dini. Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia dini. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan Y^=6.69+0.89X yang telah teruji keberartiannya pada a =0.01. Dengan demikian adanya hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan Perkembangan Anak Usia Dini memberikan pengertian bahwa semakin tinggi skor Pola asuh orang tua, maka semakin tinggi pula Perkembangan anak usia dini, sebaliknya semakin rendah pola asuh orang tua, maka semakin rendah pula perkembangan anak usia dini. 4.5. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha seoptimal mungkin, namun demikianlah kelemahan-kelemahan dan keterbatasan baik dari peneliti sendiri maupun dari faktor lain yang tidak dapat dihindari. Kelemahan dan keterbatasan itu antara lain sebagai berikut: Pertama, instrument penelitian sebagai alat pengukur dari variabel dalam penelitian ini yaitu: Pola Asuh Orang Tua (X) dan Perkembangan Anak Usia Dini (Y) hanya disusun sendiri oleh peneliti; bukan merupakan instrumen baku. Namun demikian dalam rangka penyusunan instrument tersebut peneliti telah berusaha untuk menempuh suatu proses penyusunan yang sesuai prosedur yang berlaku, mulai dari penentuan indikator masing-masing konstruk, pembuatan kisi-kisi dan kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan beserta taraf skalanya, kemudian mengkonsultasikan kepada para ahli instrument dan terutama dengan para pembimbing yang selanjutnya diujicobakan untuk menentukan kesahihan (validitas); keterhandalan (reliabilitas). Kedua, pengujian reliabilitas yang telah dilakukan secara statistik terhadap instrumen penelitian menghasilkan reliabilitas yang cukup tinggi. Demikian pula penilaian validitas konstruk dan pengujian validitas butir soal telah menghasilkan butir-butir yang diterima dan di drop, namun hal ini bukan menjadi suatu jaminan bahwa skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen-instrumen tersebut merupaka ukuran yang pasti dari aspek yang dinilai.
Ketiga, instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini telah divalidasi dan diujicobakan sebelumnya, namun belum tentu dapat dijadikan instumen yang dapat mengungkapkan keseluruhan aspek yang diteliti. Keempat, penelitian ini tidak melihat latar belakang sosial ekonomi, dan faktor-faktor psikologis yang lain dari responden yang kemungkinan besar mempunyai hubungan dengan aspek yang dinilai. Kelima, penggunaan instrumen dan angket untuk menjaring data dalam penelitian, dan seperti diketahui bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kelemahan tersendiri. Kelemahan tersebut antara lain ada kemungkinan para responden menjawab secara spekulatif, tidak sesuai dengan perilakunya sendiri dalam arti responden menjawab pertanyaan tidak secara jujur. Demikian juga penyebaran instrumen yang sama pada situasi dan kondisi yang berbeda akan memperoleh hasil yang sama.