BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1.
Hasil Penelitian
1.1.1. Persiapan Pendampingan 1. Membentuk tim akreditasi disekolah melalui rapat sekolah tim akreditasi sekolah, terdiri dari kepala sekolah, komite sekolah, dan guru-guru serta
tenaga
struktur
kependidikan
ketua
dijabat
lainnya.Dengan
kepala
sekolah,
1
sekretaris, 1 bendahara dan 8 guru masingmasing dibagi untuk mengampu 8 standar. 2. Mencermati dan memahami item-item atau butirbutir
yang ada pada 8 standar nasional
pendidikan. Dalam kegiatan ini kepala sekolah membagi tugas 8 orang guru masing-masing standar
dicermati
satu
orang
guru
untuk
kemudian didiskusikan pada pleno berikutnya. 3. Mengembangkan sistem informasi manajemen (SIM) yang sesuai 8 standar yang ditanyakan dalam
akreditasi
sekolah.
Kepala
sekolah
koordinasi dengan pengawas, tokoh masyarakat dan warga sekolah lainnya. Sistem informasi ini 1
67
dapat diakses oleh warga sekolah UPTD Dikpora dan Dinas Pendidikan. 4. Pra- evaluasi diri yang dilakukan sekolah dengan melihat dokumen administrasi dan dokumen penunjang lainnya.untuk mengetahui sejauh dan seberapa
besar
persiapan
sekolah
untuk
menghadapi akreditasi.Evaluasi ini dimaksudkan agar sekolah dapat mengukur sampai dimana kinerja
dan
prestasi
sekolah
selama
ini
dilakukan, sehingga evaluasi ini dapat menjadi acuan untuk peningkatan kinerja sesuai dengan 8 standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dengan PP Nomor 19/2015 Junto PP Nomor 32/2013. 5. Mengembangkan dan menetapkan 8 standar nasional
pendidikan
untuk
dicermati
oleh
sekolah, dengan target dan brancmark. Setiap indikator yang akan diakreditasi sehingga setiap item pertanyaan yang ada pada perangkat instrumen
akreditasi
dapat
dicapai
kemampuan dan kondisi riil sekolah. 6. Melakukan Evaluasi Diri Sekolah ( EDS )
sesuai
Dengan tujuan menilai hasil kinerja sekolah berdasarkan standar pelayanan minimal dan standar nasional pendidikan, sekolah mengetahui tahapan
pengembangan
dalam
pencapaian
standar pelayanan minimal dan standar nasional pendidikan sebagai dasar peningkatan mutu peserta didik dan sekolah dapat menyusun rencana kegiatan sekolah sesuai kebutuhan. 7. Melakukan identifikasi dan pengumpulan data mutu pengalakan dan analisis data mutu untuk hasil
simpulan
dapat
dijadikan
landasan
perbaikan dalam persiapan akreditasi sekolah. 1.1.2. Pelaksanaan
Bimbingan
Rencana
Akreditasi
Sekolah. Program pedampingan yang dilakukan Dindikpora Kecamatan melalui pengawas sekolah selama 3 bulan ( Februari 2016 sampai dengan April 2016 ) dengan pokok bahasan bimbingan berikut ini : Minggu Ke I dan Ke II Materi bimbingan penguatan persiapan pelaksanaan akreditasi sekolah dengan urutan materi 1. Rapat koordinasi pengawas sekolah, kepala sekolah,dewan guru dan komite sekolah.
2. Pembentukan tim teknis pelaksana akreditasi sekolah yang melibatkan semua unsur warga sekolah. Tugas dari tim ini adalah mendata, menginventaris dan melengkapi kekurangan sesuai instrumen akreditasi sekolah. 3. Mendalami petunjuk pada pengisian instrumen akreditasi
sekolah
dengan
membagi
tugas
masing-masing standar dari 8 standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan sekolah. 4. Pengawas membimbing dan memberi petunjuk kepada kepala sekolah, dewan guru dan komite sekolah, sehingga semua paham secara teknis langkah-langkah yang harus dilakukan oleh tim sekolah untuk memenuhi instrumen akreditasi sekolah. Minggu Ke III – Ke IV ( Februari 2016 ) Pendampingan pengawas pada mteri verifikasi data awal sekolah dalam memenuhi 157 butir instrumen akreditasi
sekolah
yang
terbagi
kedalam
8
komponen, pendampingan ini dilakukan dengan simulasi
dan
diskusi
Pembagiannya adalah :
dengan
tim
sekolah.
a. Standar isi Butir 1 – 18 b. Standar proses Butir 19 – 29 c. Standar kompetensi kelulusan 30 - 46 d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 47 – 65 e. Standar sarana dan prasarana 66 – 90 f. Standar pengelolaan 91 – 110 g. Standar pembiayaan 111 – 135 h. Standar penilaian 136 – 157 Sekolah dan tim pelaksana memiliki akurasi data dan informasi kelengkapan data utama maupun data pendukung akreditasi sekoah yang memenuhi 8 standar.
Sekolah
melakukan pengawas
dan
tim
langkah-langkah sekolah
untuk
teknis
pelaksana
yang
dibimbing
memenuhi
tuntutan
instrumen akreditasi, data dan informasi dibagi dalam data informasi, kelengkapan administrasi dan data visual sarana dan prasarana. Minggu Ke 1 dan Ke II ( Maret 2016 ) Pendampingan
pengawas
dilakukan
dengan
melakukan verifikasi dan klarifikasi pada tim teknis pelaksana dalam melakukan inventarisasi data sesuai verifikasi data awal yang berkaitan dengan
pemenuhan kelengkapan data standar isi pada butir 1-18 dan standar proses pada butir 19-29 dengan bukti fisik terpenuhinya kelengkapan data utama dan data pendukung memenuhi standar isi dan standar proses.tersedianya progres kerja tim teknis pelaksana dalam memenuhi tuntutan ketersediaan kelengkapan data dokumen administratif dan data bukti visualisasi fisik pada komponen standar isi dan standar proses. Pada pendampingan yang kedua ini pengawas melakukan pengarahan dan tanya jawab identifikasi data yang belum dapat dipenuhi sekolah dan memberikan solusi pengerjaan administrasinya. Minggu Ke III –IV ( Maret 2016 ) Pengawas sekolah berkunjung untuk yang ketiga kalinya ke sekolah untuk orientasi hasil dan mengecek kesiapan sekolah. Materi pendampingan pada standar kompetensi kelulusan dan standar sarana dan prasarana. Pendampingan pada tim teknis pelaksana dalam melakukan inventarisasi data sesuai dengan data hasl proses verifikasi data awal yang meliputi pemenuhan kelengkapan data standar kompetensi kelulusan pada butir 30-46, pemenuhan kelengkapan data standar pendidik dan tenaga
kependidikan pada butir 47-65. Dan tersediannya progres atau kemajuan kerja tim teknis pelaksana dalam
memenuhi
tuntutan.
Ketersediaan
kelengkapan data dokumen administratif dan data fisik visualisasi pada komponen standar kelulusan dan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendampingan ketiga ini pengawas sangat terbantu dengan kesiapan validasi data yang ada disekolah ini baik. Minggu Ke 1 dan II ( April 2016 ) Pengawas sekolah melakukan pendampingan untuk keempat kalinya untuk orientasi hasil dan cheking data serta kemajuan progres kerja tim sekolah,materi bimbingan. Pendampingan tim teknis pelaksana dalam
melakukan
inventarisasi
data
sesuia
dengandata hasl proses verifikasi data awal dan pemenuhan kelengkapan data standar sarana dan prasarana pada butir 66 – 90 pada standar sarana dan prasarana
ini
pengawas
dan
kepala
sekolah
melakukan pengecekan langsung bukti fisik sarana dan prasarana sudah memenuhistandar atau belum. Kemudian
cheking
pemenuhan
kelengkapan
tuntutan ketersediaan kelengkapan data dokumen
administratif standar pengelolaan pada butir 92 – 110. Progres kerja dari tim teknis sekolah ada kemajuan berupa besar prosentasenya. Minggu Ke III dan Ke IV ( April 2016 ) Pendampingan tim teknis sekolah yang dilakukan pengawas
bertumpu
pada
cheking
data
dan
kelengkapan adminstrasi serta data pendukungnya. Pengawas dan kepala sekolah melakukan verifikasi data sesuai dengan tersedianya kelengkapan data utama dan pendukung pada standar pembiayaan butir 111 – 135. Dan standar penilaian 136 – 157 mengecek tersedianya progres kerja tim teknis pelaksana dalam memenuhi tuntutan ketersediaan kelengkapan dokumen pembiayaan. Minggu Ke I dan Ke II ( A pril 2016 ) Pendampingan pengawas pada tim teknis sekolah dilakukan dengan kunjungan ke sekolah dengan materi hasil dan evaluasi program pendampingan dan bimbingan teknis persiapan pelaksanaan visitasi akreditasi sekolah binaan. Materi pendampinganverifikasi data akhir sekolah dalam memenuhi 157 butir instumen akreditasi, terpenuhinya kelengkapan dokumen pengeleolaan sekolah yang memenuhi
unsur dan instrumen akreditas sekolah, terbentuknya kesiapan fisik dan mental dan seluruh komponen sekolah
dalam
menghadap
visitasi
akreditasi
sekolah. Pada kunjungan ini pengawas, kepala sekolah, dewan guru dan komite sekolah melakukan diskusi terbatas yang berfokus pada sejauh mana persiapan
sekolah
dalam
menghadapi
visitasi
akreditasi sekolah seluruh dokumen administrasi guru dan kepala sekolah dicek dan dinilai. Minggu Ke III dan Ke IV ( April 2016 ) Pendampingan melakukan
pengawas
penguatan
dilakukan
persiapan
untuk
pelaksanaan
kegiatan akreditas sekolah dengan mengadakan rapat koordinas kepala sekolah, dewan guru dan komite sekolah. Untuk mengevaluasi kesiapan sekolah sesuai target yang dicanangkan melalui visi dan misi sekolah,menginventaris dan melengkapi kelengkapan instrumen akreditasi sekolah dan visualisasi dokumen perangkap instrumen akreditasi sekolah. Hasil evaluasi rapat dijadikan rujukan untuk menghitung prosentase hasil sesuai kondisi riil dan bukti fisik yang ada disekolah ( baik bukti fisik maupun bukti administratif ). Pendampingan
pengawas yang telah direncanakan dapat terlaksana sesuai jadwal dan simpulan hasil sekolah dapat mengisi instrumen akreditasi sesuai kondisi nyata sekolah. Pendampingan partisipatif ini melibatkan seluruh stakeholder yang ada dengan peran dominan pada pengawas sekolah binaan. Adapun yang terlibat pada pendampingan ini adalah pengawas sekolah, tokoh pendidikan dari unsur komite sekolah dan tim teknis kecamatan. Berdasarkan program dan rencana pendampingan
jadwal yang
ada
dilaksanakan
pendampingan mulai bulan Februari sampai dengan April 2016 dengan melakukan kunjungan sebanyak 7 kali. Teknis pendampingan partisipatif dilakukan dengan dua cara yaitu pendampingan langsung dengan
kunjungan
kelas
dan
pendampingan
partisipatif yang melibatkan pengawas, tokoh pendidikan partisipatif dilakukan
dan
Dinas
merupakan oleh
pendidikan.
Pengawas
pendampingan
pengawas
atau
yang
pemangku
kepentingan dengan terlibat aktif dalam proses pendampingan. Teknik pendampingan langsung dilakukan dengan kunjungan kelas langsung dan
aktif pada kegiatan yang dilakukan bersama-sama memecahkan
masalah.
teknik
pendampingan
partisipatif adalah pendampingan yang melibatkan partisipasi semua stakeholder yang ada untuk menunjang keberhasilan suatu kegiatan yang sudah direncanakan.
Partisipasi
yang
terlibat
dalam
pendampingan ini adalah pengawas sekolah, kepala sekolah, komite sekolah dan dinas pendidikan. Partisipasi pengawas sekolah dalam pendampingan merupakan faktor dominan karena peran tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah terkait langsung dengan kegiatan ini dalam pendampingan ini. Pengawas
terlibat
aktif
dengan
melakukan
kunjungan ke sekolah sebanyak 7 kali dalam waktu 3 bulan pada bulan Februari 2016 sampai dengan April 2016 keterlibatan pengawas sangat diperlukan karena dari instrumen akreditasi sekolah terkait langsung dengan standar pelayanan minimal dan standar nasional pendidikan yang bermuara pada peningkatan mutu peserta didik dan mutu sekolah. Partisipasi Komite sekolah. Komite sekolah berperan aktif sebagai nara sumber pendukung
yang
dibutuhkan
sekolah
untuk
masukan–masukan dan saran perbaikan pengelolaan sekolah yang akan mendukung semua kebijakan dan keputusan
sekolah.
Komite
sekolah
berperan
sebagai mediator antara warga sekolah dan sekolah dalam akreditasi sekolah ada instrumen yang memerlukan jawaban partisipasi dari komite sekolah pada standar isi, standar proses, standar pengelolaan, standar
pembiayaan
dan
standar
sarana
dan
prasarana. Partisipasi kepala sekolah Dalam partisipasi akreditasi sekolah kontribusi kepala sekolah sangat strategis dan menentukan keberhasilan pelaksanaan akreditasi sekolah. Kepala sekolah berperan sebagai figur sentral yang mampu merencanakan, melaksanakan dan menggerakkan warga sekolah untuk melaksanakan kegiatan warga sekolah. Aspek yang harus dikuasai adalah bidang akademik dan manajerial. Dalam persiapan ini kepala sekolah berperan
sebagai
kunci
keberhasilan sekolah.
Kepala sekolah berperan menetapkan program, indikator keberhasilan program, kegiatan
dan
penanggung jawab program sekolah termasuk kesiapan dalam pelaksanaan akreditasi sekolah. Partisipasi Tendik ( Tenaga Pendidik ) Dlam persiapan akreditasi sekolah adalah sebagai faktor pendukung tenaga kependidikan sekolah meliputi tenaga operator, tenaga administrasi, pustakawan sekolah dan penjaga sekolah. Dalam
persiapan
akreditasi
sekolah
tenaga
kependidikan terlibat aktif dalam administrasi sekolah, pendataan dan pengelolaan data, pengisian instruman
akreditasi
sekolah,
sesuai
dengan
tupoksinya. Peran tenaga kependidikan sangat mendukung
suksesnya
pelaksanaan
akreditasi
sekolah. Pelaksanaan
pendampingan
yang
dilakukan
pengawas sekolah pada tim teknis persiapan akreditasi
sekolah
dapat
dilaksanakan
sesuai
program dan jadwal yang sudah direncanakan. Keberhasilan pendampingan ini karena partisipasi aktif dari semua elemen dan motivasi sekolah yang berkomitmen memberikan pelayanan pendidikan dengan kualitas yang baik.
Peran pengawas, kepala sekolah, warga sekolah dan komite sekolah sangat menentukan keberhasilan sekolah mempersiapkan diri pelaksanaan akreditasi sekolah. Administrasi sekolah yang baik dan didukung sumber daya manusia dengan saran dan prasarana. 1.1.3. Deskripsi Kondisi Awal Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa persipan sekolah dalam melaksanakan akreditasi sekolah masih belum maksimal dengan kondisi riil administrasi sekolah, kesiapan guru dan kepala sekolah, sarana prasarana dan bukti fisik pendukung belum maksimal.Kepala sekolah belum memanfaatkan dan memperdayakan potensi warga sekolah yang meliputi guru tenaga administrasi penjaga sekolah, operator sekolah dan komite sekolah secara maksimal. Dampak dari kekurangan tersebut menyebabkan belum ada peningkatan yang signifikan persiapan
sekolahmenghadapi pelaksanaan
akreditasi sekolah. Hasil yang diperoleh dari persiapan instrumen akreditasi dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Hasil Siklus 1 Nilai No
Komponen Akreditasi
Bobot
Jml skor
Jml skor
Nilai
komponen
Kompo
tertimbang
tertimbang
komponen
akreditasi
nen
maksimum
perolehan
akreditasi
(skala ratusan
1
2
3
4
5
6
7
1.
Standar isi
15
220
160
10,91
73
2.
Standar proses
15
128
98
11,48
77
3.
Standar SKL
13
216
150
9,03
69
4.
Standar Tendik
15
224
172
11,52
77
5.
Standar Sarpras
11
308
210
7,50
68
6.
Standar Pengelolaan 10
268
180
6,72
67
10
312
200
6,41
64
11
244
160
7,21
66
7.
8.
Standar Pembiayaan
Standar Penilain
Nilai Akhir Akreditasi Komponen Nilai akhir (NA) Status
70,78 71 Terakredit asi
Peringkat Akreditasi
C
73
80
77
69
77
68
67
64
66
60 40 20 0 Standar isi
Standar proses
Standar SKL
Standar Tendik
Standar Sarpras
Standar Pengelolaan
Standar Pembiayaan
Standar Penilain
Grafik 4.1. Rekapitulasi Rekapitulas Nilai Hasil Siklus 1 Berdasarkan
tabel
4.1
dapat
dideskripsikan
mendasarkan pada pengisian instrumen akreditasi yang di jabarkan dari evaluasi diri sekolah untuk mengisi instrumen tersebut dengan hasil sebagai berikut : 1. Standar isi memperoleh skor 73 berarti hasilnya cukup. 2. Standar proses memperoleh skor 77 berarti hasilnya cukup. 3. Standar SKL memperoleh skor 69 berarti hasilnya cukup. 4. Standar tendik memperoleh skor 77 berarti hasilnya cukup. sko 68 berarti hasilnya 5. Standar sarpras memperoleh skor cukup
6. Standar pengelolaan memperoleh skor 67 berarti hasilnya cukup 7. Standar pembiayaan memperoleh skor 64 berarti hasilnya cukup 8. Standar Penilaian memperoleh skor 66 berarti hasilnya cukup. Hasil kondisi awal ini persiapan sekolah dalam melaksanakan akreditasi masih klasifikasi cukup sehingga perlu ada upaya untuk mempersiapkan diri lebih intensif dan terprogram. Hal-hal yang mesti dipersiapkan sekolah dalam akreditasi
sekolah/madrasah
ini
antara
lain
:
1)
Mencermati dan memahami item-item yang ada pada 8 standar nasional pendidikan. Dalam mencermati dan memahami item-item yang terdapat dalam 8 standar nasional pendidikan ini tentunya pihak sekolah tentunya harus membagikan terlebih dahulu buku perangkat akreditasi yang terdiri atas Instrumen akreditasi, petunjuk tehnis,
cara
pengisian,
dan
instrumen
akreditasi
pengumpulan data dan informasi pendukung akreditasi lainnya.2) Membentuk tim akreditasi ditingkatan sekolah. Dalam membentuk tim ditingkatan sekolah ini sebaiknya terdiri paling tidak 8 orang yang sesuai dengan ke-8
standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan sehingga pembagian tugasnya menjadi lebih jelas. 3) Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM). SIM ini adalah system informasi yang berbasis kompetensi yang dirancang secara khusus sehingga informasi tersebut dapat diakses secara cepat dan akurat .Namun tentunya sistem informasi yang dimaksud adalah sistem informasi yang sesuai dengan implementasi dari ke-8 Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan. 4) Pra-evaluasi diri untu mengetahui seberapa jauh kesiapan yang telah dilakukan. Praevaluasi ini dimaksudkan agar pihak sekolah dapat mengukur sejauh mana kinerja yang selama ini dilakukan, sehingga evaluasi didik ini nantinya akan menghasilkan umpan balik bagi peningkatakan kinerja sesuai dengan 8 Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan. 5) Mengembangkan dan memantapkan ke-8 standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan. Pihak sekolah hendaknya memiliki target atau brancmark tentang keadaan setiap standard dan indikator yang akan diakreditasi. 6) Evaluasi diri dan menyiapkan aplikasi pendidikan. Sebaiknya dalam evaluai diri ini, pihak sekolah haruslah dilakukan secara jujur sehingga di dapatkan informasi tentang sejauh mana kesiapannya
pihak sekolah yang bersangkutan.Sebaiknya evaluasi diri ini dilakukan bersama-sama dengan Pihak Pengawas Pembina. 1.1.4. Deskripsi Siklus I 1. Perencanaan Perencanaan pada tindakan siklus I persiapan dan pengisian instrumen akreditasi berdasarkan pada bukti fisik yang dipersiapkan sekolah dalam upaya untuk meningkatkan persiapan pelaksanaan akreditasi dengan menganalisis dan mengisi instrumen akreditasi 8 standar. Memberdayakan dan mempersiapkan guru masingmasing kelas untuk mempersiapkan dokumen pendukung akreditasi sekolah.Mempersiapkan buku petunjuk teknis, penskoran, bukti fisik pendukung dan sarana prasarana. 2. Pelaksanaan Pada pelaksanaan ini kepala sekolah dan guru mengisi instrumen akreditasi, menyiapkan dokumen atau bukti fisik sesuai masing-masing standar. Pengertian Akreditasi Secara istilah akreditasi diartikan sebagai satu proses penilaian kualitas dengan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan dan bersifat terbuka.
Dalam konteks akreditasi madrasah, dapat diberikan pengertian sebagai suatu proses penilaian kualitas madrasah,
baik
negeri
maupun
swasta,
dengan
memberikan dan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan pemerintah atau lembaga akreditasi, dan hasil dari penilaian tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk memelihara dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan lembaga yang bersangkutan. Tujuan dan Fungsi Akreditasi Dalam akreditasi madrasah maupun sekolah memiliki tujuan-tujuan dan fungsi sebagai berikut: Tujuan
akreditasi
madrasah
adalah
untuk
memperoleh gambaran keadaan kinerja madrasah dan untuk menentukan tingkat kelayakan suatu madrasah dalam menyelenggarakan pendidikan, sebagai dasar yang dapat
digunakan
pengembangan,
sebagai
dalam
alat
rangka
pembinaan peningkatan
dan mutu
pendidikan dimadrasah. Fungsi Akreditasi yaitu Akreditasi bagi madrasah memiliki fungsi diantaranya, perlindungan masyarakat (Quality Assurance), pengendalian mutu (Quality Control), dan pengembangan mutu (Quality improvement). Komponen Indikator Akreditasi
Dalam
akreditasi
ada
empat
komponen
yang
dijadikan standar penilaian dengan indikatornya sebagai berikut: a) Proses Belajar mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan, yang sesuai standar baku. b) Sumber daya yang mencakup, SDM, Sumber daya sarana prasarana, dan sumber daya keuangan, yang sesuai standar baku. c) Manajemen madrasah yang akuntabel dan transparan. d) Kultur dan lingkungan yang efektif secara fisik, sosial, mental psikologis, dan spiritual. Badan
Akreditasi
Nasional
Sekolah/Madrasah
(BAN-S/M) merupakan : Badannonstruktural yang secara teknis bersifat independen dan profesional yang terdiri atas unsur – unsur masyarakat, organisasi penyelenggara pendidikan, perguruan tinggi, dan organisasi yang relevan yang memliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan, standar,
sistem,
dan
perangkat
akrediatasi
secara
nasional. Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/ Madrasah (BAP-S/M) berkewenangan untuk melaksanakan kegiatan akreditasi SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan SLB. Evaluasi diri oleh sekolah. Evaluasi
diri
adalah
upaya sistematis
untuk
mengumpulkan, memilih, dan memperoleh data dan informasi yang valid dari fakta yang dilakukan oleh
sekolah yang bersangkutan, sehingga diperoleh gambaran menyeluruh tentang keadaan sekolah untuk dipergunakan dalam rangka pengambilan tindakan manajemen bagi pengembangan sekolah. Tujuan evaluasi diri ini adalah untuk mendapatkan informasi yang objektif, transparan, dan akuntabel dari sekolah yang diakreditasi. Sedangkan fungsi evaluasi diri adalah sebagai penilaian pertama untuk menentukan kelayakan sekolah dibandingkan dengan standar kelayakan nasional.kegiatan evaluasi diri tidak boleh
dilakukan
secara
sembarangan
tetapi
harus
berdasarkan kondisi nyata sekolah. Oleh karena itu, agar diperoleh data evaluasi diri yang akurat dan objektif maka kepala sekolah perlu melakukan
koordinasi
untuk
melakukan
pengisian
instrumen evaluasi diri.Sebaiknya disekolah dibentuk Tim Evaluasi
Diri
yang
bertugas
untuk
mendata
dan
menyiapkan berbagai bukti fisik yang diperlukan guna mendukung pengisian instrumen evaluasi diri.Pengisian instrumen evaluasi diri disesuaikan dengan kebutuhan waktu, namun tidak melewati batas waktu yang telah ditentukan.Setelah pengisian instrumen evaluasi diri, sekolah harus menyerahkan kembali instrumen tersebut
dengan
melampirkan
dokumen
pendukung
yang
diperlukan. Pengolahan hasil evaluasi diri. Evaluasi diri untuk setiap jenjang dan jenis sekolah terdiri dari dua bagian utama yaitu : a. Bagian butir-butir soal untuk mengungkap sembilan kompenen sekolah, baik komponen utama maupun komponen tambahan yang akan diperhitungkan untuk menentukan sekor hasil akreditasi. Terdiri dari 185 pernyataan, bersiifat dikotomis(ya=1) dan (tidak=0), setiap komponen memiliki bobot yang berbeda, skor butir untuk pernyataan terbuka jika tidak diisi diberi skor 0 dan jika diisi diberi skor 1, dan setiap butir memiliki skor maksimal=1. Setiap komponen disertai dengan data tentang anlisis kelemahan dan kekuatan masing-masing komponen. b. Berupa isian-isian data penunjang tentang keadaan sekolah. Data ini hanya merupakan penunjang atas data yang tercantum pada bagian pertama dan tidak akan diolah menjadi skor akreditasi. 1. Visitasi oleh Asesor Visitasi adalah kunjungan tim asesor kesekolah dalam rangka pengamatan lapangan, wawancara dengan
warga
sekolah,
verifikasi
data
pendukung,
serta
pendalaman hal-hal khusus yang berkaitan dengan komponen
dan
aspek
akreditasi.
Visitasi
ini
bertujuan:1) Meningkatkan keabsahan dan kesesuaian data/informasi2. Memperoleh data/informasi yang akurat dan valid untuk menetapkan peringkat akreditasi 3) Memperoleh wawancara,
informasi dan
tambahan
pencermatan
data
(pengamatan, pendukung)
4)
Mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan tidak merugikan
pihak
manapun,
denganberpegang
pada
prinsip-prinsip: objektif, efektif, efisien, dan mandiri. Proses visitasi merupakan rangkaian pelaksanaan akreditasi yang melekat dengan fungsi evaluasi diri dan sekolah
diharapkan
untuk
senantiasa
menjamin
kelengkapan dan ketepatan data dan informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan akreditasi sekolah. Visitasi dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari dua orang asesor. Agar visitasi berjalan sesuai dengan tujuannya,
sehingga
dapat
mendukung
hasil
hasil
akreditasi yang komprehensif, valid, dan akurat serta dapat memberikan manfaat maka kegiatan visitasi harus mengikuti tata cara pelaksanaan yang baku. Visitasi dilaksanakan
jika
suatu
sekolah
dinyatakan
layak
berdasarkan penilaian evaluasi diri.Visitasi dilaksanakan segera (maksimal 5 bulan) setelah sekolah mengirimkan evaluasi diri. 2. Penetapan hasil akreditasi. Setelah sekolah/madrasah
dilaksanakan kemudian
visitasi dikeluarkanlah
terhadap hasil
akreditasi.Hasil akreditasi ini adalah berupa sertifikat akreditasi sekolah, profil sekolah, kekuatan dan kelemahan serta rekomendasi. 3. Penerbitan sertifikat dan laporan akreditasi. Sertifikat Akreditasi sekolah adalah surat yang menyatakan pengakuan dan penghargaan terhadap sekolah atas status dan kelayakan sekolah melalui proses pengukuran dan penilaian kinerja sekolah terhadap komponen-komponen sekolah berdasarkan standar yang ditetapkan BAN-S/M untuk jenjang pendidikan tertentu. Masa berlaku akreditasi adalah selama 4 tahun, permohonan akreditasi ulang dilakukan 6 bulan sebelum masa berlaku habis.Akreditasi ulang untuk perbaikan diajukan sekurang-kurangnya 2 tahun sejak ditetapkan. Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah. Peringkat akreditasi sekolah terdiri atas
tiga klasifikasi sebagai berikut yaitu: A (Amat Baik), B (baik), C (Cukup) a. Standar isi Terdiri dari 18 indikator pada tahap persiapan pengisian instrumen akreditasi yang mencapai nilai A ada 8 indikator kemudian yang memperoleh nilai B ada 7 indikator dan nilai C ada 3 indikator adapun indikatornya adalah : 1) Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Memperoleh mengembangkan
nilai
A
2)
kurikulum
Sekolah/Madrasah
dengan
melibatkan
pihakterkait berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusunoleh BSNP. Memperoleh nilai B 3) Sekolah/Madrasah mengembangkan kurikulum dengan menggunakan prinsip pengembangan KTSP.Memperoleh nilai A4) Sekolah/Madrasah melaksanakan pengembangan kurikulum
melalui
KTSP.Memperoleh melaksanakan
mekanisme
nilai
B5)
kurikulum
pengajaranberdasarkan kurikulum.Memperoleh
nilai
penyusunan
Sekolah/Madrasah dalam
bentuk
prinsip
pelaksanaan
A6)
Sekolah/Madrasah
menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal dengan
melibatkan pihak: (1) kepala sekolah/madrasah, (2) guru, (3) komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan, (4) dinas pendidikan kabupaten/kota atau Kandepag, dan (5) instansi terkait di daerah.Memperoleh nilai B7) Sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan
diri
konseling.Memperoleh
dalambentuk nilai
A8)
kegiatan
Sekolah/Madrasah
melaksanakan program pengembangan diri dalambentuk kegiatan
ekstrakurikuler.Memperoleh
nilai
B9)
Sekolah/Madrasah menjabarkan standar kompetensi (SK) dankompetensi dasar (KD) ke dalam indikator-indikator untuk
setiap
matapelajaran.Memperoleh
nilai
A10)
Sekolah/Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai denganketentuan yang tertuang pada lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun2006.Memperoleh nilai B 11) Guru mengalokasikan waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur kepada siswa maksimal 40% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran.Memperoleh nilai BMemperoleh nilai A12) Pengembangan KTSP dilaksanakan dengan mengacu kepada: (1) StandarIsi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) berpedoman pada panduanpenyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta (4)memperhatikan pertimbangan
komite
sekolah/madrasah.Memperoleh
nilai
B13)
Sekolah/Madrasah mengembangan silabus mata pelajaran denganmenggunakan 7 langkah pada Panduan Penyusunan KTSPMemperoleh nilai A14) Dalam mengembangkan KTSP, guru menyusun silabus setiap matapelajaran yang diajarkan. Memperoleh nilai B15) Sekolah/Madrasah memiliki silabus untuk setiap mata pelajaran sesuaidengan panduan penyusunan KTSP.Memperoleh nilai C16) Sekolah/Madrasah
menentukan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM)setiap mata pelajaran melalui rapat dewan guru.Memperoleh
nilai
C17)
Sekolah/Madrasah
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)dengan memperhatikan
unsur:
(1)
karakteristik
siswa,
(2)
karakteristikmata pelajaran, dan (3) kondisi satuan pendidikan.Memperoleh nilai C18) Sekolah/Madrasah menjadwalkan
awal
tahun
pelajaran,
minggu
efektif,pembelajaran efektif, dan hari libur pada kalender akademik yangdimiliki. Deskripsi pada siklus I standar isi nilai yang diperoleh dari instrumen akreditasi rata-rata dalam kategori cukup baik masih perlu dilanjutkan persiapan untuk perbaikan siklus II (79%) b. Standar Proses
Terdiri dari 11 indikator yaitu : 1) Guru setiap mata pelajaranmemiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dijabarkan dari silabus. 2) RPP disusun dengan memperhatikan 6 prinsip penyusunan. 3) Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan memenuhi 4 persyaratan yang ditentukan. 4) Guru melaksanakan proses pembelajaran
dengan
langkah-langkah
pembelajaran
sesuai ketentuan pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. 5) Sekolah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan tematik untuk kelas I-III. 6) Sekolah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas IV-VI. 7)
Kepala Sekolah
melakukan pemantauan proses pembelajaran mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran. 8) Kepala Sekolah melakukan supervisi proses pembelajaran melalui 4 cara :
(1)
pemberian contoh, (2) diskusi, (3) pelatihan, dan (4) konsultasi. 9) Kepala Sekolah melakukan evaluasi terhadap
guru
dalam
proses
pembelajaran
dengan
memperhatikan 4 aspek, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) evaluasi pembelajaran, dan (4) rencana tindaklanjut. 10) Kepala sekolah menyampaikan hasil pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku
kepentingan/stakeholders. 11) Kepala sekolah melakukan tindaklanjut
terhadap
hasil
pengawasan
proses
pembelajaran Pada siklus I diperoleh hasil dari pengisian instrumen akreditasi mencapai nilai cukup baik (76%) c. Standar Kompetensi Lulusan Terdiri dari 17 indikator yaitu: 1) Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan kemampuan berpikir
logis,
kritis,
kreatif,
dan
inovatif
dalam
pengambilan keputusan 2) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan
menyadari
potensinya.
3)
Siswa
memperoleh
pengalaman belajar yang dapat menganalisis gejala alam dan sosial berdasarkan fasilitas sumber-sumber belajar yang
disediakan
sekolah.
4)
Siswa
memperoleh
pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar selama satu tahun pelajaran terakhir. 5) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kegemaran membaca dan menulis. 6) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal. 7) Siswa
memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal dalam satu tahu
terakhir. 8) Dalam satu tahun
terakhir, siswa memperoleh pengalaman belajar untuk dapat mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya. 9) Dalam satu tahun terakhir siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia. 10) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang. 11) Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk dapat menjalankan ajaran
agama
yang
dianut
sesuai
dengan
tahap
perkembangan anak. 12) Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi pada satu tahun terakhir. 13) Siswa memperoleh pengalaman belajar bekerjasama
dalam
kelompok,tolong-menolong
dan
menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. 14) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan
kemampuan
memecahkan
masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 15) Siswa memperoleh pengalaman belajar dalam berkomunikasi
baik lisan maupun tulisan. 16) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. 17) Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil UASBN. Berdasarkan hasil siklus I persiapan yang dilakukan sekolah rata-rata mencapai hasil cukup baik (78%) d. Standar pendidik dan terdidik Terdiri dari 21 indikator yaitu : 1) Guru memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4. 2) Guru agama, guru pendidikan jasmani, dan guru kesenian mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 3) Guru memiliki kesehatan jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas mengajar dan tugas lainnya berdasarkan persentase kehadiran guru. 4) Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku. 5) Guru mampu berkomunikasi secara efektif dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua, dan masyarakat. 6) Guru memiliki penguasaan materi pelajaran, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan. 7) Kepala sekolah memiliki kualifikasi akademik minimum Sarjana (S1) atau D4. 8)
Kepala sekolah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan Surat Keputusan (SK) sebagai kepala sekolah. 9) Kepala sekolah memiliki pengalaman mengajar sebagai guru sekurang-kurangnya 5 tahun.10) Kepala sekolah
memiliki
kemampuan
manajerial
yang
ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola siswa. 11) Kepala sekolah memiliki kemampuan kewirausahaan yang ditunjukkan dengan adanya kegiatan kewirausahaan sebagai sumber belajar siswa. 12) Kepala sekolah melakukan
supervisi
dan
monitoring
berdasarkan
persentase kegiatan monitoring yang direncanakan dalam RKAS.13)
Kepala
sekolah
memiliki
kemampuan
bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.14) Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi dan monitoring setiap tahun. 15) Tenaga administrasi mini-mum memiliki kualifikasi akademik pendidikan mene-ngah atau yang sederajat. 16) Tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya.17) Tenaga perpustakaan memiliki latar belakang minimal kompetensi
pendidikan pengelola
menengah
dan
perpustakaan.
bersertifikat 18)
Tenaga
perpustakaan
memiliki
surat
penugasan
sebagai
penanggung jawab perpustakaan. 19) Sekolah memiliki tenaga layanan khusus, yaitu : (1) penjaga sekolah, (2) tukang kebun, (3) tenaga kebersihan, (4) pengemudi, dan (5) pesuruh. Berdasarkan hasil pada siklus I diperoleh persiapan pelaksanaan akreditasi sekolah pada standar tendik memperoleh nilai rata-rata baik (83%). e. Standar Sarana dan Prasarana Terdiri dari 21 indikator yaitu : 1) Sekolah memiliki lahan memenuhi ketentuan luas minimal sesuai dengan rasio jumlah siswa. 2) Lahan sekolah berada di lokasi yang (1) aman, (2) terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan, (3) keselamatan jiwa, dan (4) memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. 3) Lahan sekolah berada di lokasi yang (1) nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, (2) pencemaran udara, dan (3) kebisingan serta (4) memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan. 4) Sekolah berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas tanah, ijin pemanfaatannya dari pemegang hak atas tanah, dan ijin mendirikan bangunan.
5) Sekolah memiliki lantai bangunan memenuhi ketentuan luas minimal sesuai dengan rasio jumlah siswa. 6) Bangunan sekolah memiliki (1) struktur yang stabil dan (2) kokoh serta (3) dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan (4) penangkal petir. 7) Sekolah memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan yang dapat memenuhi 4 kebutuhan : (1) air bersih, (2) saluran air kotor dan/atau air limbah, (3) tempat sampah, dan (4) saluran air hujan. 8) Bangunan sekolah memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. 9) Bangunan sekolah memiliki instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt. 10) Sekolah/madrasah memiliki ijin mendirikan bangunan dan ijin penggunaan bangunan sesuai dengan peruntukannya. 11) Sekolah melakukan pemeliharaan secara berkala baik pemeliharaan ringan maupun berat terhadap bangunan sekolah. 12) Sekolah memiliki prasarana sesuai dengan ketentuan. 13) Sekolah memiliki ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan . 14) Sekolah memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 15) Sekolah memiliki buku teks pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas. 16) Sekolah memanfaatkan buku teks pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas. 17)
Sekolah memiliki ruang laboratorium IPA : (1) dapat menampung minimum satu rombongan belajar, (2) luas dan (3) sarana sesuai ketentuan. 18) Sekolah memiliki ruang pimpinan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 19) Sekolah memiliki ruang guru dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 20) Sekolah memiliki tempat beribadah bagi warga sekolah dengan luas dan perlengkapan sesuai ketentuan. 21) Sekolah memiliki ruang UKS dengan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 22) Sekolah memiliki jamban dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan 23) Sekolah memiliki gudang dengan luas dan sarana sesuai ketentuan 24) Sekolah memiliki ruang sirkulasi dengan luas dan kualitas sesuai ketentuan. 25) Sekolah memiliki tempat bermain/berolahraga dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. Pada siklus I persiapan untuk pelaksanaan akreditasi sekolah rata-rata mencapai nilai atau katagori baik (80%) . f. Standar Pengelolaan Terdiri dari 20 indikator yaitu :1) sekolah/madsarah telah merumuskan, menetapkan dan mensosialisasikan visi lembaga. 2) sekolah/madsarah telah merumuskan dan menetapkan misi lembaga. 3) sekolah/madsarah telah
merumuskan dan menetapkan tujuan lembaga 4) Sekolah memiliki rencana kerja tahunan dan rencana kerja jangka menengah dan disosialisasikan kepada warga sekolah. 5) Sekolah memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dipahami oleh pihak-pihak
terkait.
6)
Sekolah
memiliki
struktur
organisasi dengan kejelasan uraian tugas. 7) Sekolah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja tahunan (RKT). 8) Sekolah melaksanakan pengelolaan kegiatan kesiswaan. 9) Sekolah melaksanakan pengelolaan kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran. 10) Sekolah
melaksanakan
program
pengelolaan
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan. 11) Sekolah melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran. 12) Sekolah mengelola
pembiayaan
pendidikan. 13) Sekolah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pembelajaran yang kondusif. 14) Sekolah melibatkan masyarakat dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan dalam pengelolaan pendidikan. 15)
Sekolah
memiliki
program
pengawasan
yang
disosialisasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan. 16) Sekolah melaksanakan kegiatan evaluasi program kerja sekolah. 17) Sekolah melaksanakan evaluasi kinerja
pendidik dan tenaga kependidikan. 18) sekolah/madrasah mempersiapkan unsur-unsur pelaksanaan akreditasi. 19) Sekolah memiliki struktur kepemimpinan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan. 10) Sekolah memiliki sistem
informasi
manajemen
untuk
mendukung
administrasi pendidikan. Hasil
persiapan
akreditasi
sekolah
standar
pengelolaan terdiri dari 20 indikator memperoleh nilai rata-rata 79% berarti cukup baik. g. Standar Pembiayaan Terdiri dari 25 indikator yaitu : 1) sekolah/madrasah catatan tahunan berupa dokumen investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh, 2) Sekolah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKA-S) dengan melibatkan stakeholders. 3) Sekolah/Madrasah memiliki modal kerja sebesar yang tertuang dalam RKAS/M untuk membiayai
seluruh
sekolah/madrasah
kebutuhan
membayar
gaji,
pendidikan. honor,
4)
kegiatan-
kegiatan sekolah, insentif dan tunjangan lain guru pada tahun berjalan. 5) sekolah/madrasah membayar gaji, honor, kegiatan-kegiatan sekolah, insentif dan tunjangan lain tenaga kependidikan pada tahun berjalan.
6)
sekolah/madrasah pembelajan biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatanpembelajaran untuk satu tahun terakhir. 7) sekolah/madrasah membelanjakan dana untuk kegiatan kesiswaan selama satu tahun terakhir. 8) Sekolah membelanjakan biaya pengadaan alat tulis untuk kegiatan pembelajaran pengadaan
9)
Sekolah
bahan
habis
membelanjakan pakai
untuk
pembelajaran. 10) Sekolah membelanjakan
biaya kegiatan biaya
pengadaan alat habis pakai untuk kegiatan pembelajaran 11) Sekolah mengalokasikanbiaya kegiatan rapat. 12) Sekolah membelanjakan biaya transport dan perjalanan dinas. 13) Sekolah membelanjakan biaya penggandaan soal-soal ulangan/ujian selama satu tahun terakhir. 14) Sekolah membelanjakan biaya pengadaan daya dan jasa selama
satu
tahun
terakhir.
15)
sekolah/madrasah
membelanjakan dana pengadaan daya dan jasa selama satu tahun terakhir. 16) Biaya operasi sekolah digunakan untuk: (1)
kesejahteraan
warga
sekolah/
madrasah,
(2)pengembangan guru dan tenaga kependidikan, (3) sarana prasarana, (4) pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, dan (5) kegiatan ketatausahaan. 17) Sekolah memungut biaya pendidikan.18) siswa dikenakan baiya pendaftaran ulang setiap awal tahun
pelajaran. 19) sekolah/madrasah memberikan bantuan untuk siswa yang kurang mampu secara ekonomi. 20) sekolah/madrasah melakukan pungutan biaya operasional lain di samping uang sekolah/madrasah. 21) Pengambilan keputusan sekolah untuk menarik atau tidak menarik dana dari masyarakat dilakukan dengan melibatkan unsur (1) penyelenggara pendidikan/yayasan, (2) komite sekolah, (3) perwakilan guru, (4) perwakilan tenaga kependidikan. 22)Pengelolaan
dana
dilakukan
secara
sistematis,
transparan, efisien, dan akuntabel ditunjukkan oleh adanya RKAS 23) Sekolah memiliki pedoman pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan RKAS 24)Sekolah memiliki pembukuan biaya operasional. 25)Sekolah
membuat
laporan
pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan dan menyampaikannya kepada pemerintah atau yayasan. Hasil persiapan akreditasi sekolah pada standar pembiayaan diperoleh nilai rata-rata 82% kategori baik. h. Standar penilaian Terdiri
dari
22
indikator
yaitu:
1)
Guru
menginformasikan rancangan dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus mata pelajaran kepada siswa pada awal
semester yang berjalan. 2) Teknik penilaian yang ada pada silabus
telah
kompetensi
sesuai
dasar
dengan
(KD)
3)
indikator Guru
pencapaian
mengembangkan
instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian 4) Guru menggunakan berbagai teknik penilaian 5) Guru mengolah/ menganalisis hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar siswa. 6) Guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai balikan/ komentar yang mendidik 7) Guru memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran 8) Guru melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada kepala sekolah dalam bentuk laporan prestasi belajar siswa 9) Guru melaporkan hasil penilaian akhlak siswa kepada guru
Pendidikan
Agama
sebagai
informasi
untuk
menentukan nilai akhir semester 10) Guru melaporkan hasil penilaian kepribadian siswa kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester 11) Sekolah mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas 12) Sekolah menentukan kriteria kenaikan kelas melalui rapat 13) Sekolah menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok
mata
pelajaran
pendidikan
jasmani,
olahraga,
dan
kesehatan 14) Sekolah menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian. 15) Sekolah melaporkan hasil penilaian setiap akhir semester kepada orang tua/wali siswa dalam bentuk buku laporan pendidikan 16) Sekolah melaporkan pencapaian hasil belajar siswa kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 17) Sekolah menentukan kelulusan siswa melalui rapat dewan guru sesuai kriteria kelulusan 18) Sekolah menentukan nilai rata-rata sebagai kriteria kelulusan UASBN. 19) Sekolah menentukan nilai minimal mata pelajaran sebagai kriteria kelulusan UASBN 20) Sekolah menerbitkan dan menyerahkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap siswa yang mengikuti Ujian Nasional 21) Sekolah menyerahkan ijazah kepada setiap siswa yang telah lulus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan 22) Sekolah menerima siswa baru dengan menggunakan berbagai pertimbangan. Hasil persiapan akreditasi sekolah standar penilaian diperoleh nilai rata-rata 76%kategori cukup baik.
Tabel 4.2. Hasil Persiapan Akreditasi Sekolah Berdasarkan
Isian Akreditasi (A) Pada Siklus I N
Komponen
o
Akreditasi
1
2
Nilai
Hasil
Prosenta
rata-rata
se
3
4
5
6
Indikat or
Predikat
1
Standar isi
18
79,44
79
Baik
2
Standar proses
11
76,25
76
Cukup Baik
3
Standar SKL
17
78,37
78
Baik
4
Standar
21
83,05
83
Baik
21
80,39
80
Baik
20
79,16
79
Baik
25
82,03
82
Baik
22
76,23
76
Cukup Baik
157
634,92
Tendik 5
Standar Sarpras
6
Standar Pengelolaan
7
Standar Pembiayaan
8
Standar Penilain JUMLAH
83
85 80
82 80
79
78 76
79 76
75 70 Standar isi
Standar proses
Standar SKL
Standar Tendik
Standar Sarpras
Standar Pengelolaan
Standar Pembiayaan
Standar Penilain
Grafik 4.2. Hasil Persiapan Akreditasi Sekolah Berdasarkan Isian Akreditasi (A) Pada Siklus I Berdasarkan tabel 4.2 2. dapat di deskripsikan bahwa pada siklus I hasil isian akreditasi menunjukkan rata-rata rata 79,36 kategori (Baik). Dengan perincian standar isi, 79,44 kategori (Baik), standar proses 76,25 kategori (Cukup Baik), standar SKL 78,37
kategori (Baik), standar tendik 83,05 kategori
(Baik), standar sarpras 80,39 kategori (Baik), standar pengelolaan 79,16 kategori (Baik), standar sta pembiayaan 82,03 kategori (Baik), dan standar penilaian 76,23 kategori (cukup Baik).
3. Observasi Norma-normaPelaksanaan
Akreditasi
Sekolah/MadrasahPelaksanaanakreditasi sekolah/madrasah harus berpedoman kepada norma-norma yang sesuai dengan tujuan dan fungsi akreditasi. Norma-norma ini harus menjadi pegangan dan komitmen bagi semua pihak yang terlibat di dalam proses akreditasi. Norma dalam pelaksanaan
akreditasi
adalah
sebagai
berikut:
1) Kejujuran Dalam menyampaikan data dan informasi dalam pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, pihak sekolah/ madrasah harus secara jujur menyampaikan semua
data
dan
Sekolah/Madrasah
informasi harus
yang
dibutuhkan.
memberikan
kemudahan
administratif dengan menyediakan data yang diperlukan, mengijinkan tim asesor untuk melakukan pengamatan, wawancara
dengan
warga
sekolah/madrasah,
dan
pengkajian ulang data pendukung. Proses verifikasi dan validasi data serta penjaringan informasi lainnya oleh tim asesor harus dilaksanakan dengan jujur dan benar, sehingga semua data dan informasi yang diperoleh bermanfaat dan obyektif. Dengan demikian dapat dihindari kemungkinan terjadinya pengambilan keputusan yang
menyesatkan
atau
merugikan
pihak
manapun.
2) Independensi Sekolah/Madrasah dalam melaksanakan pengisian
instrumen
akreditasi
dan
instrumen
pengumpulan data dan informasi pendukung, harus mandiri dan tidak terpengaruh oleh intervensi siapapun dan dari pihak mana pun serta bebas dari pertentangan kepentingan (conflict of interest). Demikian pula halnya dengan tim asesor dalam melakukan visitasi, juga harus mandiri dan tidak terpengaruh oleh intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun. Asesor tidak diperbolehkan untuk menerima layanan dan pemberian dalam bentuk apapun sebelum, selama, dan sesudah proses visitasi yang mungkin akan berpengaruh terhadap hasil visitasi. Keputusan tim asesor harus bebas dari pertentangan kepentingan, baik dari pihak sekolah maupun tim asesor itu sendiri. 3) Profesionalisme Untuk dapat melaksanakan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan
data
sekolah/madrasah ketentuan-ketentuan
dan harus dan
informasi
pendukung,
benar-benar
memahami
prosedur
yang
berlaku.
Konsultasi dapat diajukan oleh sekolah/madrasah kepada BAPS/M jika diperlukan. Asesor harus benar-benar memahami ketentuan-ketentuan dan prosedur yang berlaku
dalam pelaksanaan akreditasi. Asesor harus memiliki kecakapan
yang
memadai
perangkat
akreditasi
didalam
menggunakan
sekolah/madrasah
dan
dapat
memberikan penilaian berdasarkan profesionalismenya. Asesor juga harus mampu memberikan saran-saran atau masukan yang membangun dalam rangka perbaikan, pengembangan,
dan
peningkatan
kinerja
sekolah/madrasah. Tim asesor harus bersedia menerima pernyataan puas dan/ atau tidak puas dari pihak sekolah/madrasah yang divisitasi. 4) Keadilan Dalam pelaksanaan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan
instrumen
pengumpulan
data
dan
informasi
pendukung, semua sekolah/madrasah harus diperlakukan sama
dengan
tidak
memandang
apakah
status
sekolah/madrasah negeri atau swasta. Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan norma, kriteria, standar, serta mekanisme dan prosedur kerja secara adil dan/atau tidak diskriminatif. Tim asesor tidak boleh dipengaruhi oleh prakonsepsi maupun stigma terhadap sekolah/madrasah tertentu
sehingga
terbebas
dari
bias-bias
yang
mempengaruhi penilaian. 5) Kesejajaran Semua responden harus dipandang sejajar dalam rangka pemberian data dan informasi. Hal ini dimaksudkan bahwa data dan informasi
yang diberikan oleh setiap responden sangat penting dalam proses akreditasi sekolah/madrasah. Dalam pelaksanaan visitasi, kedudukan antara asesor dengan warga sekolah/ madrasah adalah sejajar. Asesor dilarang melakukan penekanan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 6) Keterbukaan Sekolah/Madrasah harus secara terbuka menyampaikan data dan informasi tentang sekolahnya sesuai dengan kondisi nyata sekolah/madrasah. Untuk itu, BAP-S/M dan/atau tim asesor juga harus transparan di dalam menyampaikan penjelasan norma, kriteria, standar, prosedur atau mekanisme kerja, jadwal dan sistem penilaian akreditasi. Asesor harus menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi yang disampaikan oleh setiap warga sekolah/madrasah. 7) Akuntabilitas Hasil isian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung menjadi sumber data dan informasi mengenai profil nyata sekolah/ madrasah. Bersama dengan hasil visitasi, data dan informasi dalam instrumen akreditasi digunakan sebagai bahan dalam penetapan hasil dan
peringkat
akreditasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. BAP-S/M, sekolah/madrasah,
dan
asesor
harus
bersama-sama
menjaga akuntabilitas dari proses dan hasil akreditasi. Jika
terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam proses visitasi atau pelanggaran terhadap norma-norma visitasi, sekolah/ madrasah dapat melaporkan hal tersebut kepada BAP-S/M. 8) Bertanggung jawab Dalam pelaksanaan akreditasi, asesor harus berpedoman pada aturan, prosedur, dan prinsip akreditasi yang sudah ditetapkan oleh BAP-S/M. BAP-S/M, sekolah/madrasah, dan asesor harus dapat mempertanggungjawabkan
semua
penilaian
dan
keputusannya sesuai dengan aturan, prosedur, norma, dan prinsip akreditasi yang telah ditetapkan. 9) Bebas intimidasi
BAP-S/M,
sekolah/madrasah,
responden,
maupun asesor dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus bebas dari intimidasi oleh pihak manapun. BAP-S/M dan
asesor
diperkenankan
dalam
melaksanakan
melakukan
intimidasi
akreditasi
tidak
kepada
pihak
sekolah/madrasah yang dapat mempengaruhi objektivitas hasil akreditasi. 10) Menjaga kerahasiaan BAP-S/M dan asesor harus menjaga kerahasiaan data dan informasi yang terjaring dalam proses akreditasi. Data dan informasi hasil akreditasi hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelaksanaan akreditasi atau kepentingan lain yang sesuai dengan tujuan akreditasi. 11) Keunggulan mutu Proses
akreditasi harus mendorong sekolah/madrasah berorientasi pada usaha-usaha peningkatan mutu peserta didik dan bukan sekedar untuk memperoleh peringkat akreditasi. Hasil akreditasi harus dijadikan dasar untuk melakukan usaha-usaha
pemberdayaan,
pengembangan,
dan
peningkatan kinerja sekolah/ madrasah dalam rangka mencapai keunggulan mutu. Dampak Akreditasi Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Sekolah Berdasarkan berbagai hal di atas maka ada hubungan yang sangat erat antara pelaksaaan akreditasi sekolah dengan upaya peningkatan kinerja sekolah. Sekolah yang akan dilakukan akreditasi maka seluruh komponen yang terlibat di dalamnya baik kepala sekolah, guru, staf tata usaha, komite sekolah, siswa dan stakeholder lainnya harus benar-benar bekerjasama dan meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Apabila setiap komponen yang terlibat bekerja sesuai dan memenuhi instrument akreditasi maka akan ada peningkatan kinerja dari sekolah itu. Pengamatan dari penulis suatu sekolah pernah dilakukan akreditasi maka sebelum dilakukan akreditasi, sekolah melakukan berbagai persiapan yaitu dengan membentuk Tim yang membidangi 8 standar yang akan dilakukan
penilaian sesuai ketentuan BNSP. Tugas dari masingmasing tim adalah mencermati dan menyiapkan bukti fisik dari indikator dan instrument yang ada dalam penilaian akreditasi tersebut. Melalui bimbingan dari pengawas sekolah yang ditunjuk sebagai pendamping maka semua komponen sekolah yang terlibat menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan prosedur yang ada setelah semua persiapan dianggap cukup maka sekolah mengisi instrument akreditasi sebagai bentuk melakukan evaluasi diri dan dikirimkan ke badan akreditasi sekolah/madrasah tingkat provinsi. Selanjutnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh BAS/M provinsi ditindaklunjuti dengan visitasi atau penilaian. Proses menyiapkan diri untuk diakreditasi inilah yang terlihat adanya upaya sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah yaitu masing-masing warga sekolah bekerja sesuai dengan indikator dan instrument akreditasi yang ada dengan harapan untuk memperoleh penilaian kinerja yang terbaik. Dampak Akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah menunjukkan hal yang signifikan. Dengan adanya akreditasi sekolah mengharuskan stakeholder yang ada dalam suatu sekolah menyiapkan segala bentuk perangkat yang akan dinilai untuk memenuhi kriteria
seperti yang diharapkan. Adapun dampak negatif dari akreditasi adalah: Peningkatan kinerja dari komponen sekolah hanya sebatas ketika akan dilakukan akreditasi sementara setelah selesai akan kembali seperti semula. Adanya berbagai macam rekayasa data hanya sekedar untuk memenuhi penilaian sementara pada proses yang sebenarnya tidak dilakukan seperti dalam pembuatan bukti-bukti fisik. Status akreditasi kurang membawa pengaruh bagi pembinaan sekolah karena hanya sekedar memberi status dan label 4. Refleksi Sekolah/madrasah yang ketika di akreditasi/visitasi untuk kelangkapan sarana prasarananya meminjam atau memanipulasi data, tanpa memperhatikan sebelas norma pelaksanan akreditasi: jujur, independen, profesional, adil, sejajar, terbuka, akuntabilitas, bertanggungjawab, beban intimidasi, rahasia, dan keunggulan mutu. Hal demikian dikesampingkan
karena
hanya
ingin
memperoleh
pengakuan kelayakan versi pemerintah yang jangka pendek, sehingga menyampingkan mutu dari pendidikan itu sendiri yang jangka panjang. Alternatifnya tindak lanjut keputusan yang tegas berupa penutupan sekolah/madrasah
yang telah berbuat curang, pantauan berkala secara terus menerus tidak hanya 5 tahun sekali, dan perketat syarat demi mengutamakan mutu pendidikan.dampak negatif dari akreditasi adalah: Peningkatan kinerja dari komponen sekolah hanya sebatas ketika akan dilakukan akreditasi sementara setelah selesai akan kembali seperti semula, Adanya berbagai macam rekayasa data hanya sekedar untuk memenuhi penilaian sementara pada proses yang sebenarnya tidak dilakukan seperti dalam pembuatan bukti-bukti fisik, Status akreditasi kurang membawa pengaruh bagi pembinaan sekolah karena hanya sekedar memberi status dan label. dampak positif dari akreditasi sekolah/madrasah, antara lain: Tumbuhnya kesadaran dari warga sekolah untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing baik sebagai kepala sekolah, guru, staf TU, siswa dan komite sekolah, tumbuhnya kesadaran dari warga sekolah untuk memberikan dan meningkatkan pelayanan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam proses akreditasi, tumbuhnya kesadaran bekerjasama
seluruh
komponen
sekolah
untuk
mendapatkan penilaian yang terbaik terkait hasil dari akreditasi
1.1.5. Deskripsi Siklus II 1. Perencanaan Perencanaan pada tindakan siklus II persiapan dan pengisian instrumen akreditasi berdasarkan pada bukti fisik yang dipersiapkan sekolah dalam upaya untuk meningkatkan persiapan pelaksanaan akreditasi dengan menganalisis dan mengisi instrumen akreditasi 8 standar. Menyiapkan dokumen sebagai bukti fisik masing-masing standar 2. Pelaksanaan Pelaksanaan
tindakan
siklus
II
sesuai
dengan
perencanaan jadwal persiapan akreditasi yang sudah ditentukan. Kemudian pelaksanaannya dengan mengisi instrumen, melengkapi dokumen dan menelaah hasil dari kegiatan. Adapun deskripsi hasil siklus II dapat dilihat pada masing-masing standar. a. Standar isi Terdiri dari 18 indikator yaitu : 1) Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2) Sekolah/Madrasah mengembangkan
kurikulum
dengan
melibatkan
pihakterkait berpedoman pada panduan penyusunan
kurikulum yang disusunoleh BSNP. 3) Sekolah/Madrasah mengembangkan kurikulum dengan menggunakan prinsip pengembangan KTSP. 4) Sekolah/Madrasah melaksanakan pengembangan kurikulum melalui mekanisme penyusunan KTSP. 5) Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum dalam bentuk pengajaranberdasarkan prinsip pelaksanaan kurikulum. 6) Sekolah/Madrasah menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal dengan melibatkan pihak: (1) kepala
sekolah/madrasah,
sekolah/madrasah
atau
(2)
guru,
(3)
penyelenggara
komite lembaga
pendidikan, (4) dinas pendidikan kabupaten/kota atau Kandepag, dan (5) instansi terkait di daerah. 7) Sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan diri dalambentuk kegiatan konseling. 8) Sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan diri dalambentuk kegiatan
ekstrakurikuler.
9)
Sekolah/Madrasah
menjabarkan standar kompetensi (SK) dankompetensi dasar (KD) ke dalam indikator-indikator untuk setiap matapelajaran.
10)
Sekolah/Madrasah
menerapkan
kegiatan pembelajaran sesuai denganketentuan yang tertuang
pada
lampiran
Permendiknas
Nomor
22
Tahun2006. 11) Guru mengalokasikan waktu untuk penugasan
terstruktur
dan
kegiatan
mandiri
tidak
terstruktur kepada siswa maksimal 40% dari alokasi waktu tiap
mata
pelajaran.
12)
Pengembangan
KTSP
dilaksanakan dengan mengacu kepada: (1) StandarIsi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) berpedoman pada panduanpenyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
(4)memperhatikan
pertimbangan
komite
sekolah/madrasah. 13) Sekolah/Madrasah mengembangan silabus mata pelajaran denganmenggunakan 7 langkah pada
Panduan
Penyusunan
KTSP
14)
Dalam
mengembangkan KTSP, guru menyusun silabus setiap matapelajaran yang diajarkan. 15) Sekolah/Madrasah memiliki silabus untuk setiap mata pelajaran sesuaidengan panduan
penyusunan
KTSP. 16)
Sekolah/Madrasah
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)setiap mata
pelajaran
Sekolah/Madrasah Minimal
melalui
rapat
menentukan
(KKM)dengan
dewan
guru.
Kriteria
memperhatikan
17)
Ketuntasan unsur:
(1)
karakteristik siswa, (2) karakteristikmata pelajaran, dan (3) kondisi
satuan
menjadwalkan
pendidikan. awal
tahun
18)
Sekolah/Madrasah
pelajaran,
minggu
efektif,pembelajaran efektif, dan hari libur pada kalender akademik yangdimiliki.
Deskripsi pada siklus I standar isi nilai yang diperoleh dari instrumen akreditasi rata-rata dalam kategori cukup baik masih perlu dilanjutkan persiapan untuk perbaikan siklus II (86%). b. Standar Proses Terdiri dari 11 indikator yaitu : 1) Guru setiap mata pelajaranmemiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dijabarkan dari silabus. 2) RPP disusun dengan memperhatikan 6 prinsip penyusunan. 3) Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan memenuhi 4 persyaratan yang ditentukan. 4) Guru melaksanakan proses pembelajaran
dengan
langkah-langkah
pembelajaran
sesuai ketentuan pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. 5) Sekolah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan tematik untuk kelas I-III. 6) Sekolah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas IV-VI. 7)
Kepala Sekolah
melakukan pemantauan proses pembelajaran mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran. 8) Kepala Sekolah melakukan supervisi proses pembelajaran melalui 4 cara :
(1)
pemberian contoh, (2) diskusi, (3) pelatihan, dan (4)
konsultasi. 9) Kepala Sekolah melakukan evaluasi terhadap
guru
dalam
proses
pembelajaran
dengan
memperhatikan 4 aspek, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) evaluasi pembelajaran, dan (4) rencana tindaklanjut. 10) Kepala sekolah menyampaikan hasil pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku kepentingan /stakeholders. 11) Kepala sekolah melakukan tindak
lanjut
terhadap
hasil
pengawasan
proses
pembelajaran Pada siklus I diperoleh hasil dari pengisian instrumen akreditasi mencapai nilai cukup baik (89%) . c. Standar Kompetensi Lulusan Terdiri dari 17 indikator yaitu: 1) Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan kemampuan berpikir
logis,
kritis,
kreatif,
dan
inovatif
dalam
pengambilan keputusan 2) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan
menyadari
potensinya.
3)
Siswa
memperoleh
pengalaman belajar yang dapat menganalisis gejala alam dan sosial berdasarkan fasilitas sumber-sumber belajar yang
disediakan
sekolah.
4)
Siswa
memperoleh
pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk
mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar selama satu tahun pelajaran terakhir. 5) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kegemaran membaca dan menulis. 6) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal. 7) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal dalam satu tahun
terakhir. 8) Dalam satu tahun
terakhir, siswa memperoleh pengalaman belajar untuk dapat mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya. 9) Dalam satu tahun terakhir siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia. 10) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang. 11) Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk dapat menjalankan ajaran
agama
yang
dianut
sesuai
dengan
tahap
perkembangan anak. 12) Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi pada satu tahun terakhir. 13) Siswa memperoleh pengalaman belajar
bekerjasama
dalam
kelompok,tolong-menolong
dan
menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. 14) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan
kemampuan
memecahkan
masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 15) Siswa memperoleh pengalaman belajar dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. 16) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. 17) Sekolah memiliki prestasi yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil UASBN. Berdasarkan hasil siklus I persiapan yang dilakukan sekolah rata-rata mencapai hasil cukup baik (90%) d. Standar pendidik dan tendik Terdiri dari 21 indikator yaitu : 1) Guru memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4. 2) Guru agama, guru pendidikan jasmani, dan guru kesenian mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 3) Guru memiliki kesehatan jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas mengajar dan tugas lainnya berdasarkan persentase kehadiran guru. 4) Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,
serta peraturan dan ketentuan yang berlaku. 5) Guru mampu berkomunikasi secara efektif dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua, dan masyarakat. 6) Guru memiliki penguasaan materi pelajaran, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan. 7) Kepala sekolah memiliki kualifikasi akademik minimum Sarjana (S1) atau D4. 8) Kepala sekolah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan Surat Keputusan (SK) sebagai kepala sekolah. 9) Kepala sekolah memiliki pengalaman mengajar sebagai guru sekurang-kurangnya 5 tahun.10) Kepala sekolah
memiliki
kemampuan
manajerial
yang
ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola siswa. 11) Kepala sekolah memiliki kemampuan kewirausahaan yang ditunjukkan dengan adanya kegiatan kewirausahaan sebagai sumber belajar siswa. 12) Kepala sekolah melakukan
supervisi
dan
monitoring
berdasarkan
persentase kegiatan monitoring yang direncanakan dalam RKAS. 13)
Kepala sekolah
memiliki
kemampuan
bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. 14) Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi dan monitoring setiap tahun. 15) Tenaga administrasi
minimum memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajat. 16) Tenaga administrasi memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya. 17) Tenaga perpustakaan memiliki latar belakang minimal pendidikan menengah dan bersertifikat kompetensi perpustakaan
pengelola memiliki
perpustakaan. surat
18)
Tenaga
penugasan
sebagai
penanggung jawab perpustakaan. 19) Sekolah memiliki tenaga layanan khusus, yaitu : (1) penjaga sekolah, (2) tukang kebun, (3) tenaga kebersihan, (4) pengemudi, dan (5) pesuruh. Berdasarkan hasil pada siklus I diperoleh persiapan pelaksanaan akreditasi sekolah pada standar tendik memperoleh nilai rata-rata baik (92%). e. Standar Sarana dan Prasarana Terdiri dari 21 indikator yaitu : 1) Sekolah memiliki lahan memenuhi ketentuan luas minimal sesuai dengan rasio jumlah siswa. 2) Lahan sekolah berada dilokasi yang (1) aman, (2) terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan, (3) keselamatan jiwa, dan (4) memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. 3) Lahan sekolah berada dilokasi yang (1)
nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, (2) pencemaran udara, dan (3) kebisingan serta (4) memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan. 4) Sekolah berada dilokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas tanah, ijin pemanfaatannya dari pemegang hak atas tanah, dan ijin mendirikan bangunan. 5) Sekolah memiliki lantai bangunan memenuhi ketentuan luas minimal sesuai dengan rasio jumlah siswa. 6) Bangunan sekolah memiliki (1) struktur yang stabil dan (2) kokoh serta (3) dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan (4) penangkal petir. 7) Sekolah memiliki sanitasi didalam dan diluar bangunan yang dapat memenuhi 4 kebutuhan : (1) air bersih, (2) saluran air kotor dan/atau air limbah, (3) tempat sampah, dan (4) saluran air hujan. 8) Bangunan sekolah memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. 9) Bangunan sekolah memiliki instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt. 10) Sekolah/madrasah memiliki ijin mendirikan bangunan dan ijin penggunaan bangunan sesuai dengan peruntukannya. 11) Sekolah melakukan pemeliharaan secara berkala baik pemeliharaan ringan maupun berat terhadap bangunan sekolah. 12) Sekolah memiliki prasarana sesuai dengan ketentuan. 13) Sekolah memiliki
ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan . 14) Sekolah memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 15) Sekolah memiliki buku teks pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas. 16) Sekolah memanfaatkan buku teks pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas. 17) Sekolah memiliki ruang laboratorium IPA : (1) dapat menampung minimum satu rombongan belajar, (2) luas dan (3) sarana sesuai ketentuan. 18) Sekolah memiliki ruang pimpinan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 19) Sekolah memiliki ruang guru dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 20) Sekolah memiliki tempat beribadah bagi warga sekolah dengan luas dan perlengkapan sesuai ketentuan. 21) Sekolah memiliki ruang UKS dengan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 22) Sekolah memiliki jamban dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan 23) Sekolah memiliki gudang dengan luas dan sarana sesuai ketentuan 24) Sekolah memiliki ruang sirkulasi dengan luas dan kualitas sesuai ketentuan. 25) Sekolah memiliki tempat bermain/berolahraga dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. Pada siklus I persiapan untuk pelaksanaan akreditasi sekolah rata-rata mencapai nilai atau katagori baik (84%).
f. Standar Pengelolaan Terdiri dari 20 indikator yaitu :1) sekolah/madsarah telah merumuskan, menetapkan dan mensosialisasikan visi lembaga. 2) sekolah/madsarah telah merumuskan dan menetapkan misi lembaga. 3) sekolah/madsarah telah merumuskan dan menetapkan tujuan lembaga 4) Sekolah memiliki rencana kerja tahunan dan rencana kerja jangka menengah dan disosialisasikan kepada warga sekolah. 5) Sekolah memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dipahami oleh pihak-pihak
terkait.
6)
Sekolah
memiliki
struktur
organisasi dengan kejelasan uraian tugas. 7) Sekolah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja tahunan (RKT). 8) Sekolah melaksanakan pengelolaan kegiatan kesiswaan. 9) Sekolah melaksanakan pengelolaan kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran. 10) Sekolah
melaksanakan
program
pengelolaan
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan. 11) Sekolah melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran. 12) Sekolah mengelola
pembiayaan
pendidikan. 13) Sekolah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pembelajaran yang kondusif. 14) Sekolah melibatkan masyarakat dan membangun kemitraan dengan
lembaga lain yang relevan dalam pengelolaan pendidikan. 15)
Sekolah
memiliki
program
pengawasan
yang
disosialisasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan. 16) Sekolah melaksanakan kegiatan evaluasi program kerja sekolah. 17) Sekolah melaksanakan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. 18) sekolah/madrasah mempersiapkan unsur-unsur pelaksanaan akreditasi. 19) Sekolah memiliki struktur kepemimpinan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan. 10) Sekolah memiliki sistem
informasi
manajemen
untuk
mendukung
administrasi pendidikan. Hasil
persiapan
akreditasi
sekolah
standar
pengelolaan terdiri dari 20 indikator memperoleh nilai rata-rata 93% berarti cukup baik. g. Standar Pembiayaan Terdiri dari 25 indikator yaitu : 1) sekolah/madrasah catatan tahunan berupa dokumen investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh, 2) Sekolah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKA-S) dengan melibatkan stakeholders. 3) Sekolah/Madrasah memiliki modal kerja sebesar yang tertuang dalam RKA-S/M untuk membiayai
seluruh
kebutuhan
pendidikan.
4)
sekolah/madrasah
membayar
gaji,
honor,
kegiatan-
kegiatan sekolah, insentif dan tunjangan lain guru pada tahun berjalan. 5) sekolah/madrasah membayar gaji, honor, kegiatan-kegiatan sekolah, insentif dan tunjangan lain tenaga kependidikan pada tahun berjalan.
6)
sekolah/madrasah pembelajan biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatanpembelajaran untuk satu tahun terakhir. 7) sekolah/madrasah membelanjakan dana untuk kegiatan kesiswaan selama satu tahun terakhir. 8) Sekolah membelanjakan biaya pengadaan alat tulis untuk kegiatan pembelajaran pengadaan
9)
Sekolah
bahan
habis
membelanjakan pakai
untuk
pembelajaran. 10) Sekolah membelanjakan
biaya kegiatan biaya
pengadaan alat habis pakai untuk kegiatan pembelajaran 11) Sekolah mengalokasikanbiaya kegiatan rapat. 12) Sekolah membelanjakan biaya transport dan perjalanan dinas. 13) Sekolah membelanjakan biaya penggandaan soal-soal ulangan/ujian selama satu tahun terakhir. 14) Sekolah membelanjakan biaya pengadaan daya dan jasa selama
satu
tahun
terakhir.
15)
sekolah/madrasah
membelanjakan dana pengadaan daya dan jasa selama satu tahun terakhir. 16) Biaya operasi sekolah digunakan untuk: (1)
kesejahteraan
warga
sekolah/
madrasah,
(2)pengembangan guru dan tenaga kependidikan, (3) sarana prasarana, (4) pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, dan (5) kegiatan ketatausahaan. 17) Sekolah memungut biaya pendidikan.18) siswa dikenakan baiya pendaftaran ulang seriap awal tahun pelajaran. 19) sekolah/madrasah memberikan bantuan untuk siswa yang kurang mampu secara ekonomi. 20) sekolah/madrasah melakukan pungutan biaya operasional lain di samping uang sekolah/madrasah. 21) Pengambilan keputusan sekolah untuk menarik atau tidak menarik dana dari masyarakat dilakukan dengan melibatkan unsur (1) penyelenggara pendidikan yayasan, (2) komite sekolah, (3) perwakilan guru, (4) perwakilan tenaga kependidikan. 22) Pengelolaan dana dilakukan secara sistematis, transparan, efisien, dan akuntabel ditunjukkan oleh adanya RKA-S 23) Sekolah memiliki pedoman pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan RKA-S 24)Sekolah memiliki pembukuan biaya operasional. 25)Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan menyampaikannya kepada pemerintah atau yayasan. Hasil persiapan akreditasi sekolah pada standar pembiayaan diperoleh nilai rata-rata 92% kategori baik.
h. Standar penilaian Terdiri
dari
indikator
22
yaitu:
1)
Guru
menginformasikan rancangan dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus mata pelajaran kepada siswa pada awal semester yang berjalan. 2) Teknik penilaian yang ada pada silabus
telah
kompetensi
sesuai
dasar
dengan
(KD)
3)
indikator Guru
pencapaian
mengembangkan
instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian 4) Guru menggunakan berbagai teknik penilaian 5) Guru mengolah/ menganalisis hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar siswa. 6) Guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai balikan/ komentar yang mendidik 7) Guru memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran 8) Guru melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada kepala sekolah dalam bentuk laporan pres-tasi belajar siswa 9) Guru melaporkan hasil penilaian akhlak siswa kepada guru Pendidikan Agama sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester 10) Guru melaporkan hasil penilaian kepribadian siswa kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester 11) Sekolah mengkoordinasikan
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas 12) Sekolah menentukan kriteria kenaikan kelas melalui rapat 13) Sekolah menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata
pelajaran
pendidikan
jasmani,
olahraga,
dan
kesehatan 14) Sekolah menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian. 15) Sekolah melaporkan hasil penilaian setiap akhir semester kepada orang tua/wali siswa dalam bentuk buku laporan pendidikan 16) Sekolah melaporkan pencapaian hasil belajar siswa kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 17) Sekolah menentukan kelulusan siswa melalui rapat dewan guru sesuai kriteria kelulusan 18) Sekolah menentukan nilai rata-rata sebagai kriteria kelulusan UASBN. 19) Sekolah menentukan nilai minimal mata pelajaran sebagai kriteria kelulusan UASBN 20) Sekolah menerbitkan dan menyerahkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap siswa yang mengikuti Ujian Nasional 21) Sekolah menyerahkan ijazah kepada setiap siswa yang telah lulus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan 22) Sekolah menerima siswa baru dengan menggunakan berbagai pertimbangan.
Hasil persiapan akreditasi sekolah standar penilaian diperoleh nilai rata-rata 90% kategori cukup baik. Tabel 4.3. Hasil Persiapan Akreditasi Sekolah Berdasarkan Isian Akreditasi (A) Pada Siklus II No
Komponen Akreditasi
1
2
1
Standar isi
2
Standar proses
3 4
Standar SKL Standar Tendik
5
Standar Sarpras
6
Standar Pengelolaan
7
Standar Pembiayaan
8
Standar Penilain JUMLAH
Nilai
Hasil
Prosentas
rata-rata
e
3
4
5
6
18
86,17
85%
Baik
11
89,25
89%
17
90,41
90%
21
92,22
92%
21
84,15
84%
20
93,30
93%
25
92,34
92%
22
90,09
90%
157
717,93
Indikato r
Predikat
Amat Baik Amat Baik Amat Baik Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik
95 90
89 85
85
90
93
92
92
90
84
80 75 Standar isi
Standar proses
Standar SKL
Standar Tendik
Standar Sarpras
Standar Pengelolaan
Standar Pembiayaan
Standar Penilain
Grafik 4.3. Hasil Persiapan Akreditasi Sekolah Berdasarkan Isian Akreditasi (A) Pada Siklus II Berdasarkan tabel 4.3 3. dapat di deskripsikan bahwa pada siklus II hasil isian akreditasi menunjukkan rata-rata rata 89,74 kategori (Baik). Dengan perincian standar isi, 86,17 86 kategori (Baik), standar proses 89,25 kategori (Amat Baik), standar SKL 90,41 kategori (Amat Baik), standar tendik 92,22 kategori (Amat Baik), standar sarpras 84,15 kategori (Baik), standar pengelolaan 93,30 kategori (Amat Baik), standar pembiayaan 92,34 34 kategori (Amat Baik), dan standar penilaian 90,09 kategori (Amat Baik).
3. Observasi Pelaksanaan observasi pada siklus II ini melihat data dan dokumen yang sudah dipersiapkan dengan harapan agar semua instrumen akreditasi sekolah dapat diamati untuk diambil langkah ketika nilai akreditasi sekolah masih belum tercukupi.
Norma dalam pelaksanaan
akreditasi adalah sebagai berikut : 1. Kejujuran dalam menyampaikan data dan informasi dalam pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, pihak sekolah harus secara jujur menyampaikan
semua
data
dan
informasi
yang
dibutuhkan. Sekolah sudah menyediakan data yang diperlukan. 2. Independensi sekolah dalam melaksanakan instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, harus mandiri, sekolah melalui pendampingan seudah mempersiapkan diri dengan baik. Demikian pula halnya dengan Tim aksesor dalam melakukan visitasi, juga harus mandiri dan tidak terpengaruh oleh intervensi siapapun dan dari pihak manapun. 3. Profesionalisme untuk dapat melaksanakan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung,sekolah harus benar–benar memahami ketentuan–ketentuan dan prosedur
yang berlaku. 4 keadilan dalam pelaksanaan visitasi dan pengisian
instrumen
akreditasi
dan
instrumen
pengumpulan data dan informasi pendukung, semua sekolah
harus
memandang
diperlakukan
apakah
status
sama
dengan
sekolah
negeri
tidak atau
swasta.sekolah harus dilayani sesuai dengan norma, kriteria,standar serta mekanisme dan prosedur kerja secara adil dan tidak diskriminatif. 5) kesejajaran semua responden
harus
dipandang
sejajar
dalam
rangka
pemberian data dan informasi. Hal ini dimaksudkan bahwa data dan informasi yang diberikan oleh setiap responden sangat penting dalam proses akreditasi sekolah.6). keterbukaan sekolah harus secara terbuka menyampaikan data dan informasi tentang sekolahnya sesuai dengan kondisi nyata sekolah. Mekanisme kerja, jadwal dan sistem
penilaian
akreditasi.aksesor
harus
menjaga
kerahasian dokumen dan informasi yang disampaikan oleh setiap warga sekolah. 7). Akuntabilitas hasil isian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung menjadi sumber data dan informasi mengenai profil nyata sekolah. 8). Bertanggung jawab dalam pelaksanaan akreditasi, aksesor harus berpedoman pada aturan, prosedur,dan prinsip akreditasi yang sudah
ditetapkan oleh BAP–S/M. BAP-S/M, sekolah dan aksesor harus dapat mempertanggung jawabkan penilaian dan keputusannnya sesuai dengan aturan, prosedur, norma, dan prinsip akreditas iyang telah ditetapkan. 9). Bebas intimidasi BAP-S/M sekolah, responden maupun aksesor dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan akreditasi sekolah harus bebas dari intimidasi oleh pihak manapun. 10).Keunggulan mutu proses akreditasi harus mendorong sekolah berorientasi pada usaha-usaha peningkatan mutu peserta didik dan bukan sekedar untuk memperoleh peringkat askreditasi. Hasil akreditasiharus dijadikan dsar untuk melalukan usaha– usaha pemberdayaan ,pengembangan dan peningkatan kinerja sekolah dalam rangka mencapai keunggulan mutu.dampak akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah berdasarkan berbagai hal diatas maka ada hubungan yang sangat erat antara pelaksanaan akreditasi sekolah dengan upaya peningkatan kinerja sekolah. Sekolah yang akan di lakukan akreditasi maka seluruh komponen yang terlibat didalamnya baik kepala sekolah, guru, staf tata usaha, komite sekolah, siswa, dan stakeholder lainnya harus benar-benar bekerjasama dan meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing. Apabila setiap komponen yang terlibat bekerja sesuaidan memenuhi instrumen akreditasi maka akan ada peningkatan kinerja dari sekolah itu. Pengamatan dari penulis suatu sekolah pernah dilakukan akreditasi maka sebelum dilakukan akreditasi sekolah melakukan berbagai persiapan, yaitu dengan membentuk tim yang membidangi 8 standar yang akan dilakukan penilaian sesuai ketentuan BNSP. Tugas dari masing– masing tim adalah mencermati dan menyiapkan bukti fisik dari indikator dan instrumen yang ada dalam penilaian akreditasi tersebut. Melalui bimbingan dari pengawas sekolah yang ditunjuk sebagai pendamping maka semua komponen sekolah yang terlibat menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan prosedur yang ada setelah semua persiapan dianggap cukup maka sekolah mengisi instrumen akreditasi sebagai benatuk melakukan evaluasi diri dan dikirimkan ke Badan Akreditasi Sekolah tingkat provinsi.selanjutnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh BAS/M Provinsi ditindaklanjuti dengan visitasi atau penilaian. Proses menyiapkan diri untuk di akreditasi inilah yang terlihat adanya upaya sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah yaitu masing -masing warga sekolah bekerja sesuai dengan indikator dan instrumen
akreditasi yang ada dengan harapan untuk memperoleh penilaian kinerja yang terbaik. Dampak akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah menunjukkan hal yang signifikan.
Dengan
adanya
akreditasi
sekolah
mengharuskan stakeholder yang ada dalam suatu sekolah menyiapkan segala bentuk perangkat yang akan dinilai untuk memenuhi kriteria seperti yang diharapkan. Adapun dampak negatif dari akreditasi adalah : peningkatan kinerja dari komponen sekolah hanya sebatas ketika akan dilakukan akreditasi sementara setelah selesai akan kembali seperti semula.adanya berbagai macam rekayasa data
hanya
sekedar
untuk
memenuhi
pemenuhan
sementara pada proses yang sebenarnya tidak dilakukan seperti
dalam
pembuatan
bukti-bukti
fisik.
Status
akreditasi kurang membawa pengaruh bagi pembinaan sekolah karena hanya sekedar memberi status dan label. 4. Refleksi Refleksi dilakukan atau diperoleh dengan melakukan analisis dokumen yang ada di sekolah antara lain : fotofoto
kegiatan,
pengisian
Akreditasi Sekolah).
intrumen
IA
(Instrumen
4.2.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis kondisi
awal siklus I dan siklus II sudah nampak ada peningkatan yang signifikan dari kepala sekolah dan kinerja guru. 4.2.1. Penilaian
yang
Digunakan
dalam
Proses
Akreditasi Sekolah/Madrasah 1. Kurikulum dan Proses Pembelajaran. a. Pelaksanaan Kurikulum. Standar
kurikulum
dibuat
untuk
memberikan
jaminan kepada masyarakat bahwa apa yang diperoleh di sekolah/madrasah benar-benar konsisten dengan prinsip dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam
kurikulum
nasional.
Meskipun
sekolah
diperkenankan untuk mengembangkan atau melaksanakan kurikulum yang menjadi ciri khas dari sekolah/madrasah yang bersangkutan,namun kurikulum nasional tetap harus dilaksanakan sepenuhnya. Kekhasan sekolah/madrasah
kurikulum merupakan
yang
dilaksanakan
tambahan
di
terhadap
kurikulum nasional sehingga tidak mengurangi porsi kurikulum nasional. Selain itu,sekolah/madrasah juga seharusnya melaksanakan kurikulum muatan lokal atau
pilihan sebagai upaya pelestarian dan pengembangan berbagi aspek yang menjadi ciri dan potensi daerah tempat sekolah berada atau kurikulum yang berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni secara global. Semua
ini
dikemas
sehingga
silabus
yang
dikembangkan dan alokasi waktu yang disusun benarbenar menjamin bahwa kurikulum nasional dan muatan lokal atau pilihan tersebut terlaksana dengan baik. b. Proses Pembelajaran. Proses pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut merupakan rangkaian utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. 1) Perencanaan Pembelajaran. Perencanaan rencana
tentang
pembelajaran materi
melaksanakanpembelajaran,
adalah
penyusunan
pembelajaran,bagaimana dan
bagaimana
melakukanpenilaian. Termasuk dalam perencanaan ini juga adalah memilih sumber belajar, fasilitas, waktu, tempat, harapan-harapan, dan perangkat informasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar.
Esensi
perencanaan
pembelajaran
adalah
kesiapan yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. 2) Pelaksanaan Pembelajaran. Proses
pembelajaran
adalah
interaksi
antara
pendidik dan peserta didik yang diharapkan menghasilkan perubahan pada peserta didik, yaitu dari belum mampu menjadi mampu, dari belum terdidik menjadi terdidik,dari belum kompeten menjadi kompeten. Inti dari proses belajar mengajar adalah efektivitasnya. Tingkat efektivitas pembelajaran sangat dipengharui oleh perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Perilaku pendidik yang efektif, antara lain,mengajar dengan jelas,menggunakan variasi metode pengajaran, menggunakan variasi sumber belajar, antusiasme, memberdayakan peserta didik, menggunakan konteks(lingkungan)sebagai
sarana
pembelajaran,
menggunakan jenis penugasan dan pertanyaan yang membangkitkan daya pikir dan keingintahuan. Sedang perilaku
peserta
didik
mencakup
antara
lain
motivasi/semangat belajar, keseriusan, perhatian kerajinan, kedisiplinan,
keingintahuan,
pencatatan,
pertanyaan,
senang melakukan latihan,dan sikap belajar yang positif. 3) Evaluasi Pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang hasil pembelajaran.Fokus evaluasi pembelajaran adalah pada hasil,baik hasil yang berupa
proses
maupun
produk.Informasihasil
pembelajaran ini kemudian dibandingkan dengan hasil pembelajaran yang diharapkan. 2. Administrasi dan Pembelajaran. Standar
administrasi
dan
manajemen
sekolah
meliputi: a. Perencanaan Sekolah. Sekolah memiliki rencana yang akan dicapai dalam jangka panjang(rencana strategis) yang dijadikan acuan dalam rencana operasional. Dalam rencana ini wawasan masa depan(Visi)dijadikan paduan bagi rumusan misi sekolah/madrasah. Dengan kata lain,wawasan masa depan atau visi sekolah adalah gambaran masa depan masa depan yang dicita-citakan oleh sekolah. b. Manajemen Sekolah. Manajemen sekolah adalah pengelolaan sekolah yang dilakukan dengan dan melalui sumberdaya untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah secara efektif dan efisien. Dua hal yang merupakan inti dari manajemen sekolah adalah aspek dan fungsi. Manajemen dipandang
sebagai aspek meliputi kurikulum, tenaga/sumberdaya manusia, peserta didik, sarana dan prasarana, dana, dan hubungan masyarakat. Manajemen dipandang sebagai fungsi meliputi pengambilan keputusan, perumusan tujuan,perencanaan,
pengorganisasian,
pengaturan
ketenagaan,pengkomunikasian,pelaksanaan, pengkoordinasian, supervisi, dan pengendalian. c. Kepemimpinan. Manajemen memfokuskan diri pada sekolah sebagai sistem dimana kepemimpinan menekankan pada orang sebagai jiwanya. Kepala sekolah/madrasah berperan sebagai manajer dan pemimpin sekaligus. Tugas dan fungsi manajer adalah mengelola para pelaksananya dengan sejumlah masukan(input)manajemen seperti tugas dan fungsi, kebijakan, rencana, program, aturan main, serta pengendalian agar sekolah sebagai sistem mampu berkembang. Kepala
sekolah/madrasah
sebagai
manajer
berurusan dengan sistem dan sebagai pemimpin berurusan dengan tanggungjawab tentang pelaksanaan tugas dari orang-orang yang dipimpinnya. d. Pengawasan.
Pengawasan(supervisi)merupakan salah satu fungsi penting dalam manajemen sekolah. Dalam pelaksanaan pengawasan ini terkandung pula fungsi pemantauan yang diarahkan untuk melihat apakah semua kegiatan berjalan lancar dan semua sumberdaya dimanfaatkan secara optimal, efisien dan efisien. Pengawasan dan monitoring dilakukan secara berkala dan tepat sasaran sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perbaikan. e. Administrasi Sekolah/Madrasah Penyelenggaraan sekolah akan berjalan lancar jika didukung olehadministrasi yang efektif dan efisien. Sekolah yang administrasinya kurang efisien dan kurang efektif akan mengalami hambatan dalam penyelenggaraan
program
sekolah.
Secara
umum,administrasi sekolah dapat di artikan sebagai upaya pengaturan dan pendayagunaan seluruh sumberdaya sekolah/madrasah dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan disekolah/madrasah secara optimal. 3. Organisasi dan kelembagaan. Standar organisasi dan kelembagaan mencakup dua hal utama,yaitu organisasi dan legalitas serta regulasi sekolah/madrasah.
a. Organisasi. Program sekolah/madrasah akan berjalan lancar, terorganisasi,dan terkoordinasi secara konsisiten jika didukung oleh organisasi sekolah/madrasah yang cepat tanggap terhadap kebutuhan sekolah. Sekolah/Madrasah diorganisasikan
secara
tersistem
sehingga
memiliki
struktur hirarkis yang terorganir secara rapi untuk mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan.
Pengorganisasian sekolah dilakukan secara cermat yang ditampilkan dalam bentuk struktur organisasi yang mampu meningkatkan
efisiendan
efektivitas
pemanfaatan
sumberdaya manusia disekolah/madrasah Selain
itu,
Dengan
adanya
kejelasan
siapa
mengerjakan apa dan siapa melapor kepada siapa,Struktur organisasi
sekolah/madrasah
mampu
menerjemahkan
strategi kedalam pelaksanaan operasional yang produktif. b. Legalitas dan Regulasi Sekolah/Madrasah. Sekolah/Madrasah merupakan satuan pendidikan yang secara legal diakui oleh publik. Sebagai lembaga legal yang diakui oleh publik, sekolah harus memiliki sejumlah dokumen legal dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sekolah/madrasah yang bersangkutan. Dokumen-dokumen legal dan persyaratan-persyaratan
yang dimaksud diperoleh dari pemerintah atau pemerintah daerah,antara lain SK pendirian sekolah/madrasah,status sekolah,dan dokumen-dokumen terkait lainnya. Untuk memperoleh dokumen-dokumen yang dimaksudtentunya sekolah/madrasah
harus
memenuhi
persyaratan-
persyaratan yang diperlukan. 4. Sarana dan Prasarana. Sekolah/Madrasah
menyediakan
sarana
dan
prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan program pendidikan, Penyediaan sarana dan prasarana yang
diperlukan
untuk
menyelenggarakan
program
pendidikan. Penyediaan sarana dan prasarana yang memenuhi tuntutan pedagonik diperlukan untuk menjamin terselenggaranya
proses
bermakna,menyenangkan,dan
pendidikan
yang
memberdayakan
sesuai
karakterisitik mata pelajaran dan tuntutan pertumbuhan dan perkembangan efektif, kognitif, psikomotor, peserta didik. 5. Tenaga Kependidikan dan Tenaga Penunjang. Tenaga kependidikan sekolah/madrasah mereka
yang
berkualifikasi
sebagai
adalah
pendidik
dan
pengelola pendidikan. Pendidik bertugas merencanakan, melaksanakan, dan menilai serta mengembangkan proses
pembelajaran. Tenaga kependidikan meliputi guru, konselor, kepala sekolah/madrasah dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya. Secara
umum
tenaga
kependidikan
sekolah/madrasah bertugas melaksanakan perencanaan, pembelajaran, pembimbingan, pelatihan, pengelolaan, penilaian, pengawasan, pelayanan teknis dan kepustakaan, penelitian dan pengembangan hal-hal praktis yang diperlukan pembelajaran.
untuk
meningkatkan Selain
pendidik,sekolah/madrasah
mutu
memerlukan juga
memerlukan
proses tenaga tenaga
penunjang,yang meliputi tenaga administratif,laporan,dan pustakawan yang kompeten,tenaga penunjang bekerjasama dengan tenaga pendidik,terutama dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik. 6. Pembiayaan/Pendanaan. Sekolah/Madrasah
dana
yang
cukup
untuk
menyelenggarakanpendidikan.Sekolah/Madrasah menggunakan dana yang tersedia untuk terlaksananya proses belajar mengajar yang bermutu. Sekolah/Madrasah harus menyediakan dana pendidikan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan sekolah/madrasah. Untuk itu
sekolah/madrasah
harus
menghimpun
dana
untuk
mencapai tujuan sekolah. 7. Peserta Didik. a. Penerimaan dan Pengembangan Peserta Didik. Peserta didik adalah warga masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melelui proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.Peserta didik merupakan salah satu masukan yang sangat menentukanbagi
berlangsungnya
proses
pembelajaran.Namun demikian prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik pada dasarnya merupakan upaya kolektif antara peserta didik dan guru. b. Keluaran. Keluaran sekolah/madrasah mencakup output dan outcome.Output sekolah/madrasah adalah hasil belajar yang
merefleksikan
memperoleh
seberapa
pengalaman
baik
bermakna
peserta dalam
didik proses
pembelajaran. Hasil belajar harus mengekspresikan tiga unsur kompetensi, yaitu kognitif, efektif dan psikomotor. Sekolah/Madrasah memiliki kepedulian terhadap nasib lulusannya. Kepedulian tersebut diwujudkan dalam bentuk penelusuran,atau pelacakan terhadap lulusannya. Juga
untuk mencari umpan balik bagi perbaikan program di sekolah/madrasahnya
sehingga
mutu
dan
relevansi
program sekolah dapat ditingkatkan. 8. Peran Serta Masyarakat. Sekolah/Madrasah
mengajarkan
peserta
didik
tentang kecakapan yang diperlukan untuk menjalani hidup dan kahidupan di masyarakat tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Sekolah/Madrasah
memiliki
komite
Sekolah/Madrasah atau organisasi sejenis untuk memberi peluang pada masyarakat berperan sebagai pemberi pertimbangan(advisor),Pendukung(supporter), Penghubun g(mediator), dan pengontrol(controller). 9. Lingkungan dan Budaya Sekolah. Sekolah/Madrasah berada dalam lingkungan yang dinamis
yang
mempengharui
penyelenggaraan
sekolah/madrasah.Sekolah/Madrasah menginternalisasikan lingkungan kedalam penyelenggaraan sekolah/madrasah dan menempatkan sekolah/madrasah sebagai bagian dari lingkungan. Budaya sekolah/madrasah adalah karakter atau pandangan hidupsekolahyangmereflesikan keyakinan,norma,nilai,dan kebiasaan yang dibentuk dan disepakati oleh warga sekolah/madrasah.
10. Akreditasi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Mutu
sekolah/madrasah
merupakan
konsep
multidimensi yang tidak hanya terkait dengan satu aspek tertentu
dari
sekolah/madrasah.Untuk
kepentingan
akreditasi,mutu sekolah/madrasah dilihat dari tingkat kelayakan
penyelenggaraan
sekolah/madrasah
dan
sekaligus kinerja yang dihasilkan sekolah/madrasah dengan mengacu pada komponen utama sekolah/madrasah yang
meliputi
pembelajaran, sekolah/madrasah,
komponen(1)kurikulum (2)administrasi (3)organisasi
dan
proses
dan
manajemen
dan
kelembagaan
sekolah/madrasah, (4)sarana dan prasarana, (5)ketenagaan, (6)
pembiayaan,
(7)peserta
didik,
(8)peran
serta
masyarakat, (9)lingkungan dan budaya sekolah/madrasah. Akreditasi
sebagai
proses
penilaian
terhadap
kelayakan dan kinerja sekolah/madrasah merupakan kegiatan yang bersifat menyeluruh dalam memotret kondisi nyata sekolah/madrasah dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan diperoleh informasi yang komprehensif tersebut, hasil akreditasi sangat berguna sebagai bahan masukan dalam penyusunan rencana strategis sekolah/madrasah untuk masa lima tahun dan rencana operasional sekolah/madrasah. Mengacu
kepada
rencana
strategis
dan
operasional
sekolah/madrasah tersebut,sekolah/madrasah menyusun program kegiatan dan Rencana Anggaran Pendapatan dan BelanjaSekolah/Madrasah(RAPBS/M)yang tahunansebagai
langkah
bersifat
implementasi
dalam
pengembangan dan peningkatan mutu sekolah/madrasah secara terencana,terarah,dan terukur. Dalam rangka menempatkan program akreditasi sebagai bagian dari upaya sekolah/madrasah untuk meningkatkan mutunya secara berkelanjutan, maka sistem akreditasi
dikembangkan
dengan
karakteristik
yang
memberikan:1) Keseimbangan antara fokus penilaian kelayakandan
kinerja
sekolah/madrasah;
2)Keseimbangan antara penilaian internal melalui evaluasi diri oleh sekolah/madrasah dan evaluasi eksternal oleh asesor;3)
Keseimbangan
hasil
akreditasi
antara
pemeringkatan status sekolah/madrasah dan umpan balik untuk peningkatan mutu sekolah/madrasah. 4.2.2. Prosedur akreditasi Sekolah dan Madrasah Akreditasi dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
4. Mengajukan permohonan akreditasi dari sekolah kepada lembaga atau badan pelaksana akreditasi yang telah ditentukan. Badan pelaksana akreditasi sekolah terdiri dari:1. Badan Akreditasi (BAN-S/M), 2. Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah(BAP-S/M)3. Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota. Badan
Akreditasi
Nasional
Sekolah/Madrasah
(BAN-S/M) merupakan : Badannonstruktural yang secara teknis bersifat independen dan profesional yang terdiri atas unsur–unsur
masyarakat,
organisasi
penyelenggara
pendidikan, perguruan tinggi, dan organisasi yang relevan yang memliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan, standar,
sistem,
dan
perangkat
akreditasi
secara
nasional. Badan Akreditasi Propinsi Sekolah / Madrasah (BAP-S/M) berkewenangan untuk melaksanakan kegiatan akreditasi SMP /MTs, SMA/MA, SMK dan SLB. 5. Evaluasi diri oleh sekolah. Evaluasi
diri
adalah
upaya sistematis
untuk
mengumpulkan, memilih, dan memperoleh data dan informasi yang valid dari fakta yang dilakukan oleh sekolah yang bersangkutan, sehingga diperoleh gambaran menyeluruh tentang keadaan sekolah untuk dipergunakan dalam rangka pengambilan tindakan manajemen bagi
pengembangan sekolah. Tujuan evaluasi diri ini adalah untuk mendapatkan informasi yang objektif, transparan, dan akuntabel dari sekolah yang diakreditasi. Sedangkan fungsi evaluasi diri adalah sebagai penilaian pertama untuk menentukan kelayakan sekolah dibandingkan dengan standar kelayakan nasional. kegiatan evaluasi diri tidak boleh
dilakukan
secara
sembarangan
tetapi
harus
berdasarkan kondisi nyata sekolah. Oleh karena itu, agar diperoleh data evaluasi diri yang akurat dan objektif maka kepala sekolah perlu melakukan
koordinasi
untuk
melakukan
pengisian
instrumen evaluasi diri. Sebaiknya disekolah dibentuk Tim Evaluasi
Diri
yang
bertugas
untuk
mendata
dan
menyiapkan berbagai bukti fisik yang diperlukan guna mendukung pengisian instrumen evaluasi diri. Pengisian instrumen evaluasi diri disesuaikan dengan kebutuhan waktu, namun tidak melewati batas waktu yang telah ditentukan. Setelah pengisian instrumen evaluasi diri, sekolah harus menyerahkan kembali instrumen tersebut dengan
melampirkan
diperlukan.
dokumen
pendukung
yang
6. Pengolahan hasil evaluasi diri. Evaluasi diri untuk setiap jenjang dan jenis sekolah terdiri dari dua bagian utama yaitu : c. Bagian butir-butir soal untuk mengungkap sembilan kompenen sekolah, baik komponen utama maupun komponen tambahan yang akan diperhitungkan untuk menentukan sekor hasil akreditasi. Terdiri dari 185 pernyataan, bersiifat dikotomis(ya=1) dan (tidak=0), setiap komponen memiliki bobot yang berbeda, skor butir untuk pernyataan terbuka jika tidak diisi diberi skor 0 dan jika diisi diberi skor 1, dan setiap butir memiliki skor maksimal=1. Setiap komponen disertai dengan data tentang anlisis kelemahan dan kekuatan masing-masing komponen. d. Berupa isian-isian data penunjang tentang keadaan sekolah. Data ini hanya merupakan penunjang atas data yang tercantum pada bagian pertama dan tidak akan diolah menjadi skor akreditasi. 7. Visitasi oleh Asesor Visitasi adalah kunjungan tim asesor kesekolah dalam rangka pengamatan lapangan, wawancara dengan warga
sekolah,
verifikasi
data
pendukung,
serta
pendalaman hal-hal khusus yang berkaitan dengan
komponen
dan
bertujuan:1)
aspek
akreditasi.
Visitasi
ini
Meningkatkan keabsahan dan kesesuaian
data/informasi2. Memperoleh data/informasi yang akurat dan valid untuk menetapkan peringkat akreditasi 3) Memperoleh wawancara,
informasi dan
tambahan
pencermatan
data
(pengamatan, pendukung)
4)
Mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan tidak merugikan pihak manapun, dengan berpegang pada prinsip-prinsip: objektif, efektif, efisien, dan mandiri. Proses visitasi merupakan rangkaian pelaksanaan akreditasi yang melekat dengan fungsi evaluasi diri dan sekolah
diharapkan
untuk
senantiasa
menjamin
kelengkapan dan ketepatan data dan informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan akreditasi sekolah. Visitasi dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari dua orang asesor. Agar visitasi berjalan sesuai dengan tujuannya,
sehingga
dapat
mendukung
hasil
hasil
akreditasi yang komprehensif, valid, dan akurat serta dapat memberikan manfaat maka kegiatan visitasi harus mengikuti tata cara pelaksanaan yang baku. Visitasi dilaksanakan
jika
suatu
sekolah
dinyatakan
layak
berdasarkan penilaian evaluasi diri. Visitasi dilaksanakan
segera (maksimal 5 bulan) setelah sekolah mengirimkan evaluasi diri. 8. Penetapan hasil akreditasi. Setelah sekolah/madrasah
dilaksanakan kemudian
visitasi dikeluarkanlah
terhadap hasil
akreditasi. Hasil akreditasi ini adalah berupa sertifikat akreditasi sekolah, profil sekolah, kekuatan dan kelemahan serta rekomendasi. 9. Penerbitan sertifikat dan laporan akreditasi. Sertifikat Akreditasi sekolah adalah surat yang menyatakan pengakuan dan penghargaan terhadap sekolah atas status dan kelayakan sekolah melalui proses pengukuran dan penilaian kinerja sekolah terhadap komponen-komponen sekolah berdasarkan standar yang ditetapkan BAN-S/M untuk jenjang pendidikan tertentu. Masa berlaku akreditasi adalah selama 4 tahun, permohonan akreditasi ulang dilakukan 6 bulan sebelum masa berlaku habis. Akreditasi ulang untuk perbaikan diajukan sekurang-kurangnya 2 tahun sejak ditetapkan. Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah. Peringkat akreditasi sekolah terdiri atas tiga klasifikasi sebagai berikut yaitu: A (Amat Baik), B (baik), C (Cukup)
Tabel 4.4 Perbandingan hasil pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No
Komponen Akreditasi
1
2
Hasil rata-rata Pra
Peningkat
Siklus I
Siklus II
an
3
4
5
6
Siklus
1
Standar isi
73,12
79,44
86,17
13,05
2
Standar proses
77,15
76,25
89,25
12,10
3
Standar SKL
69,21
78,37
90,41
21,20
4
Standar Tendik
77,44
83,05
92,22
14,78
5
Standar Sarpras
68,34
80,39
84,15
15,81
6
Standar
67,25
79,16
93,30
64,27
82,03
92,34
Standar Penilain
66,66
76,23
90,09
JUMLAH
490,32
634,92
717,93
RATA-RATA
61,29
79,37
89,74
Pengelolaan 7
Standar Pembiayaan
8
26,05 28,07 23,43
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Grafik 4.4 Perbandingan hasil pada kondisi awal, siklus I dan siklus II Pembahasan Siklus 1 I. Pada persiapan kompetensi Standar Isi di peroleh skor 79,44 kategori baik, ada beberapa aspek yang belum terpenuhi untuk memperoleh nilai minimal baik diantaranya pada : a. Tim pengembang kurikulum adalah tim yang bertugas antara lain menyusun kurikulum sekolah /madrasah.keterlibatan tim pengembang kurikulum dibuktikan an dengan dokumen berita acara rapat dan tanda tangan berbagai pihak yang terlibat.(kepala sekolah, seluruh guru mata pelajaran, komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga
pendidikan dan tokoh masyarakat).bagi sekolah / madrasah
yang
belum
memiliki
komite
sekolah/madrasah, dapat digantikan oleh yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan atau sejenisnya.contoh antara
lain:
tokoh
tokoh
pendidikan agama,
didaerah
penyelenggara
pendidikan, dosen, ketua PGRI, pengawas, kepala sekolah, guru senior ( telah berpengalaman). b. Tujuh prinsip pengembangan KTSP adalah : 1. Berpusat kebutuhan,
pada dan
potensi,
perkembangan,
kepentingan
siswa
dan
lingkungannya. 2. Beragam dan terpadu. 3. Tanggap
terhadap
perkembangan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan. 6. Belajar sepanjang hayat. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. dibuktikan dengan referensi yang terdapat dalam dokumen tertulis pengembangan kurikulum. 2. pengembangan kurikulum KTSP :
a. Melibatkan
tim
pengembang
sekolah/madrasah,
komite
(guru,
kepala
sekolah/madrasah)
sesuai dengan SK kepala sekolah/madrasah : b. Dilakukan melalui pertemuan, seperti: workshop, bimbingan teknis,dan lain-lain. c. Kegiatan reviu dan revisi. d. Menghadirkan nara sumber (ahli pendidikan, praktisi pendidikan, dewan pendidikan, dinas pendidikan, /kan kemenag kabupaten/kota, dan pemda. e. Tahap finalisasi. f. Pemantapan dan penilaian dokumen KTSP oleh tim pengembang berdasarkan petunjuk teknis penyusun KTSP. g. Mendokumentasikan
hasil
pengembangan
kurikulum yang ditanda tangani dinas pendidikan /kankemenag kabupaten/kota. Dibuktikan dengan menunjukan dokumen kegiatan diatas dan berita acara yang menyertainya. 3. Tujuh prinsip pelaksanaan kurikulum. a. Siswa harus mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan. b. Menegakan 5 pilar belajar : 1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa. 2. Belajar untuk memahamidan menghayati. 3. Belajar untuk mampu melaksanakandan berbuat secara efektif. 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain , 5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri,
melalui
proses
pembelajaran
yang
kreatif,efektif, dan menyenangkan. c. Siswa
mendapatkan
layanan
yang
bersifat
perbaikan, pengayaan, dan percepatan. d. Suasana hubungan siswa dan guru yang saling menerima dan menghargai,akrab, terbuka, dan hangat. e. Menggunakan
pendekatan
multistrategi
dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
f. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya, serta kekayaan daerah. g. Diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta pendidikan. Dibuktikan dengan dokumen RPP, melakukan observasi dan wawancara secara acak pada warga sekolah/madrasah, serta melihat ketersediaan : 1. Dokumen pelaksanaan pengembangan diri untuk layanan
pendidikan
yang
bermutu,
serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya
secara
bebas,
diniamis,
dan
memuat
kegiatan
ke-5
menyenangkan. 2. Dokumen
yang
pembelajaran, contoh pengajian /siraman rohani, PMR, pramuka dan lain-lain. 3. Dokumen program perbaikan dan pengayaan untuk perbaikan layanan pembelajaran. 4. Dokumen tambahan jam pembelajaran untuk prinsip pengayaan dan layanan pembelajaran. 5. Dokumen pembelajaran dialam untuk prinsip pendayagunakan kondisi alam.
6. Dokumen kegiatan sosial dan budaya untuk prinsip pendayagunakan kondisi sosial budaya, 7. Dokumen
KTSP
yang
memuat
komponen
kompetensi mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. h. Dibuktikan dengan dokumen penyusun kurikulum muatan lokal, dan kurikulum berbasis pendidikan karakter yang melibatkan berbagai pihak seperti : 1. Kepala sekolah/madrasah. 2. Guru 3. Komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan bagi sekolah swasta. 4. Dinas pendidikan/kakemenag 5. Instansi terkait didaerah 6. Tokoh kebudayaan (kalau ada ) II. Pada kompetensi Standar Proses di peroleh skor 76,25 baik , ada beberapa aspek yang belum terpenuhi dan diantaranya : a. RPP dengan mengintegrasikan pendidikan karakter yang dikembangkan guru memuat : 1. Identitas mata pelajaran 2. Standar kompetensi (SK)
3. Kompetensi dasar (KD) dari silabus yang akan dicapai 4. Indikator pencapaian kompetensi 5. Tujuan pembelajaran 6. Materi ajar 7. Alokasi waktu yang diperlukan 8. Metode pembelajaran 9. Kegiatan pembelajaran 10.Penilaian hasil belajar 11.Sumber belajar Dibuktikan dengan mengecek RPP. b. Dibuktikan
dengan
mengecek
RPP
yang
memperhatikan Prinsip-prinsip : 1. Memperhatikan Perbedaan individu siswa. 2. Mendorong partisipasi aktif siswa 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis 4. Memberikan umpan balik dan tindaklanjut 5. Keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, Materi,
kegiatan
pembelajaran,
Indikator
pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar 6. Menerapkan komunikasi
teknologi
informasi
dan
a. Persyaratan
pelaksanaan
proses
pembelajaran
meliputi : 1. Rombongan belajar SD/MI maksimal 28 siswa 2. Bebean mengajar guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam 1 minggu 3. Buku teks pelajaran mengikuti ketentuan : a. Buku
teks
pelajaran
yang
akan
digunakan oleh sekolah / madrasah dipilih
melalui rapat guru
dengan
pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh menteri. b. Rasio buku teks pelajaran untuk siswa adalah 1:1 per mata pelajaran c. Selain
buku
teks
pelajaran,guru
menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan,buku referensi dan sumber belajar lainnya d. Guru membiasakan siswa menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada diperpustakaan sekolah /madrasah 4. Pengelolan kelas mengikuti kaidah :
a. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, serta aktifitas pembelajaran yang akan dilakuakan. b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses
pembelajaran
harus
dapat
didengar dengan baik oleh siswa . c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh siswa d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa . e. Guru
menciptakan
kedisiplinan,
ketertiban, kenyamanan,
keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran . f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. g. Guru
menghargai
siswa
tanpa
memandang latar belakang agama,
suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. h. Guru menghargai pendapat siswa i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi j. Pada
tiap
awal
semester,
guru
menyampaikan silabus mata pelajaran yang diajarkannya. k. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Dibuktikan dengan melakukan pengamata proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. III. Pada
komponen
Standar
Kompetensi Kelulusan
diperoleh skor 78,37 Kategori baik,ada beberapa aspek yang belum terpenuhi dan diantaranya : a. Di buktikan dengan : 1. RPP yng memuat tugas terstruktur secara kelompok pemecahan
atau
individual
masalah
yang
dalam
bentuk
memeberikan
kesempatan berfikir logis, kritis, kraetif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.
2. Dokumen
hasil
kelompok
atau
tugas
terstruktur
individual
secara
dalam
bentuk
pemecahan masalah yang dihasilkan siswa. b. Di buktikan dengan dokumen :a.RPP mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA ) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang memuat kegiatan pembelajaran
yang
menunjukan
kemampuan
mengenali gejala alam dan sosial.b).kumpulan hasil diskusi siswa, kumpulan kliping, laporan kegiatan hasil analisis tentang terjadinya gempa bumi, banjir , gejala sosial, penganguran, dan lainlain. c. Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya mengunjungi
oleh
75%
siswa
seperti
perpustakaan,mengakses
sumber-sumber
belajar
lapangan
:
internet, (misalnya
Museum,kebun raya, cagar budaya, dan lain-lain). d. Dibuktikan
dengan
dokumen
RPP
yang
mencantumkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis. e. Di
buktikan
dengan
dokumen
RPP
yang
mengaitkan materi pembelajaran dengan kecintaan
dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik. f. Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknyaoleh 75% siswa seperti : pekan bahasa,seni dan budaya, pentas seni, pameran lukisan,
teater,
ketrampilan
latiahn,
membuat
tari,
karya
latiah seni,
musik,
dan
lain
sebagainya. g. Sekolah/ madrasah memiliki peraturan yang di dalamnya mengatur keterlibatan siswa untuk menegakkan aturan tata tertib sekolah. Dibuktikan dengan dokumen tata tertib sekolah bukti pelaksanaan sosialisasi tata tertib, catatan pelanggaran, catatan pemberian sanksi, catatan penyuluhan narkoba dan lain-lain. h. Dibuktikan dengan adanya dokumenkegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti : penugasan latihan ketrampilan menulis siswa, hasil portofolio siswa , buletin internal karya siswa, majalah dinding yang terisi dengan rubrik tulisan baru,
hasil
karya
siswa
yang
memperoleh
penghargaan/ pujian, latihan drama, daftar para juara lomba pidato serta penulisan karya tulis,
laporan kunjungan ke industri, laporan studi kunjungan lapangan seperti ke museum dan lainlain. IV. Pada komponen 4 Standar Tendik diperoleh hasil 83,05 artinya sudah mencapai kategori baik, ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki : a. Dengan melihat kesesuaian antara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang ada didalam RPP.kompetensi pedagogik guru meliputi: 1. Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral,
sosial,
kultural,
emosional,
dan
intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan
kurikulum
yang
terkait
dengan bidang pengembangan yang di ajarkan. 4. Menyelenggarakan
pembelajaran
yang
mendidik, 5. Memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasipengembangan
potensi
siswa
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa. 8. Menyelenggarakan
penilaian
dan
evaluasi
proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10. Melakukan
tindakan
reflektif
untuk
peningkatan kualitas pembelajaran. b. Guru memiliki kompetensi kepribadian sebagai agen pembelajaran, yang meliputi : 1. Bertindak seuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional indonesia. 2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, beraklak mulia, dan teladan bagi siswa dan masyarakat. 3. Menampilkan
diri
sebagai
pribadi
yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga, menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. c. Memiliki kompetensi kepribadian yang meliputi : 1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah. 2. Memiliki
integritas
kepribadian
keinginan
yang
sebagai
pemimpin. 3. Memiliki
kuat
dalam
pengembangan diri sebagai kepala sekolah. 4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. 5. Mengendalikan
diri
dalam
menghadapi
masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah. 6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. d. dokumen
yang
menunjukkan
kemajuan/
keberhasilan dalam pengelolaan dalam 3 tahun terakhir, seperti berikut : 1. pengelolaan kesiswaan ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah peminat ke sekolah /madrasah dan peningkatan prestasi siswa baik
hasil
ujian
maupun
berbagai
kegiatan
perlombaan dalam dua tahun terakhir 2. pengelolaan guru dan tenaga kependidikan : seluruh guru telah memiliki kualifikasi S1 atau D- IV dan mengikutsertakan guru dalam pengembangan profesional. 3. Pengembangan kurikulum : setiap guru sudah memiliki silabus dan atau RPP lengkap untuk setiap mata pelajaran yang diampu. 4. Sarana dan prasarana : perkembangan sarana dan prasarana pendidikan dalam 2 tahun terakhir sesuai kebutuhan pembelajaran. 5. Pembiayaan : adanya peningkatan jumlah pemasukan sekolah/ madrasah terutama dana dari masyarakat dalam dua tahun terakhir ( dalam hal ada kebijakan pemerintah daerah yang membebaskan biaya pendidikan, maka bagi sekolah negeri persyaratan ini dianggap sudah terpenuhi. 6. Hubungan
dengan
masyarakat
:adanya
berbagai kerjasama dengan pihak terkait seperti lembaga pendidikan berkualitas didalam dan luar negeri.
V.
Pada komponen standar sarana dan prasarana ( sarpras ) di peroleh dengan skor 80,39 kategori baik, ada beberapa aspek yang perlu : a. Ketentuan luas minimum lahan sekolah sebagai berikut : 1. Untuk sekolah dasar/madrasah yang memiliki 15 sampai 28 siswa perrombongan belajar memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan terhadap siswa seperti tercantum pada tabel berikut : Tabel rasio minimum luas lahan terhadap siswa
No
Banyak Rombongan
Rasio minimum lahan terhadap
Belajar
siswa (m2/ siswa) Bangunan
Bangunan Bangunan
satu lantai
dua lantai
tiga lantai
1
6
12,7
7,0
4,9
2
7-12
11,1
6,0
4,2
3
13-18
10,6
5,6
4,1
4
19-24
10,3
5,5
4,1
b. Untuk sekolah dasar/madrasah yang memiliki kurang dari 15siswa per rombongan belajar, lahan memenuhi
ketentuan
luas
tercantum pada tabel 2 berikut.
minimum
seperti
c. Tabel 2. luas minimum lahan untuk SD/MI yang memiliki kurang dari 15 per siswa rombongan belajar. No
Banyak
Luas minimum lahan
Rombongan
(m2/ siswa)
Belajar
Bangunan
Bangunan
Bangunan
tiga lantai
satu lantai
dua lantai
1
6
1340
770
710
2
7-12
2240
1220
850
3
13-18
3170
1690
1160
4
19-24
4070
2190
1460
Apabila sekolah/madrasah menyewa,terdapat surat perjanjian sewa untuk hak menggunakan minimal selama 5 tahun. b. Di buktikan dengan cara mengamati lingkungan di sekitar sekolah/madrasah dengan melihat tingkat kesehatan, keselamatan, kemudahan akses dan ketersediaan sarana penyelamatan dalam keadaan darurat. c. Jawaban dibuktikan dengan adanya keterangan tentang bangunan.
peruntukan
pada
izin
mendirikan
Tabel . rasio minimum luas lantai terhadap siswa. No
Banyak
Luas minimum lahan
Rombongan
(m2/ siswa)
Belajar
Bangunan
Bangunan
Bangunan
satu lantai
dua lantai
tiga lantai
1
6
3,8
4,2
4,4
2
7-12
3,3
3,6
3,6
3
13-18
3,2
3,4
3,4
4
19-24
3,1
3,3
3,3
Untuk SD/MI yang memiliki kurang dari 15 siswa per rombongan belajar, lantai bangunan memenuhi ketentuan luas minimum seperti tercantum pada tabel d. Jawaban dibuktikan dengan adanya empat ( 4) jenis sanitasi sebagai
persyaratan kesehatan
sekolah/madrasah meliputi : 1. Memiliki sanitasi didalam dan diluar bangunan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. 2. Memiliki saluran air kotor dan atau air limbah. 3. Memiliki tempat sampah dengan jumlah yang cukup 4. Memiliki saluran air hujan.
e. Jawaban
dibuktikan
dengan
dokumen
izin
mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai dengan peruntukannya. f. Ruang kelas 1. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran
teori,
praktik
yang
tidak
memerlukan peralatan khusus, atau praktik dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. 2. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar. 3. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 siswa 4. Rasio minimum luas ruang kelas adalah2m2/ siswa.untuk rombongan belajar dengan siswa kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas adalah 30 m2.lebar minimum ruang kelas adalah 5 m. 5. Ruang
kelas
memiliki
jendala
yang
memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. 6. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar siswa dan guru dapat segera keluar ruangan jika
terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. 7. Ruang kelas dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel . VI.
Pada komponen standar pengelolaan diperoleh skor 79,16 dari kategori baik ,ada beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan diantaranya adalah: a. Dibuktikan dengan telah dirumuskan dan ditetapkannya visi lembaga.Visi dikatakan sering disosialisasikan jika: (1) sekolahan / madrasah mensosialisasikan visi lembaga sebanyak 2 ( dua ) kali atau lebih kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada satu semester terakhir,dan (2) dipampang dengan jelas dan mudah dibaca. b. Dibuktikan dengan telah dirumuskan dan ditetapkannya misi lembaga.misi lembaga dikatakan sering disosialisasikan jika: (1) sekolah/madrasah mensosialisasikan misi lembaga sebanyak 2 (dua) kali atau lebih kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada satu semester terakhir. (2) dipampang dengan jelas dan mudah dibaca. c. Dibuktikan dengan telah dirumuskan dan ditetapkan tujuan lembaga.Tujuan lembaga dikatakan sering disosialisasikan jika: (1) sekolah/madrasah mensosialisasikan tujuan lembaga sebanyak 2 (dua) kali atau lebih
kepada warga sekolah / madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada satu semester terakhir ,dan (2) dipampang dengan jelas dan mudah dibaca. Disusun jawaban dibuktikan dengan daftar hadir sosialisasi tujuan lembaga. d. Dibuktikan dengan adanya dokumen tertulis rencana kerja jangka menengah ( empat tahunan) dan rencana kerja tahunan serta bukti sosialisasi kepada warga sekolah/madrasah seperti undangan sosialisasi, daftar hadir sosialisasi, surat penyampaian dokumen tertulis rencana kerja jangka menengah (empat tahunan), dan surat penyampaian dokumen tertulis rencana kerja tahuanan. e. Dibuktikan dengan adanya pedoman yang mengatur aspek pengelolaan yang terdiri atas delapan dokumen meliputi: 1. KTSP 2. Kalender Pendidikan/Akademik 3. Struktur organisasi sekolah / madrasah 4. Pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan 5. Peraturan akademik 6. Tata tertib sekolah/madrasah 7. Kode etika sekolah/madrasah dan 8. Biaya operasi sekolah/madrasah f. Kegiatan pelaksanaan pengembangan kurikulum dan pembelajaran dibuktikan dengan 5 dokumen, yaitu:
1. KTSP 2. Kalender pendidikan 3. Program pembelajaran 4. Penilaian hasil belajar siswa dan 5. Peraturan akademik g. Lima program pengelolaan sarana dan prasarana pembelajara. 1. Perencanan, pemenuhan,serta pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan 2. Evaluasi serta pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi dalam mendukung proses pendidikan. 3. Perlengkapan fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas disekolah/madrasah. 4. Penyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat. 5. Pemeliharaan seluruh fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan. VII. Pada komponen standar pembiayaan diperolah skor 82,03 kategori baik, ada beberapa aspek yang perlu pendampingan diantaranya : a. Dengan adanya catatan tahunan berupa dokumen investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh. b. Biaya pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi biaya pendidik lanjut, pelatihan, seminar, dan lain-lain termasuk yang
dibiayai oleh pemerintah/pemerintah daerah, yayasan, maupun lembaga lain. Jawaban dibuktikan dengan adanya bukti pembelajaran biaya pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan dan daftar peserta penerimaan tahun sebelumnya. c. Modal kerja tetap adalah anggaran yang disediakan untuk membiayai gaji pendidik dan tenaga kependidikan,biaya operasioanal pendidik dan biaya pendidikan tidak langsung agar proses pembelajaran terlaksana secara teratur dan berkelanjutan. Jawaban dibuktikan dengan adanya buku kas keuangan dan rencana kerja dan anggaran sekolah/madrasah (RKA-S/M) d. Biaya untuk pengadaan alat tulis sekolah/madrasah misalnya: pengadaan pensil, pena, penghapus, penggaris, stapler, kertas, bukubuku administrasi, pengadaan atau fotocopi dan sebagainya. Jawaban dibuktikan dengan adanya alokasi dana dalam RKA-S/M, laporan keuangan untuk pengadaan alat tulis, dan nota pembelian alat tulis sekolah/madrasah. e. Biaya pengadaan bahan habis pakai sekolah/madrasah misalnya : pengadaan bahanbahan praktikum, tinta, bahan, kebersihan dan sebagainya. Jawaban dibuktikan dengan adanya alokasi dana dalam RKA-S/M, laporan keuangan pengadaan
bahan habis pakai ,dan nota pembelian pengadaan bahan habis pakai sekolah/madrasah f. Biaya rapat yang dibiayai antara lain: rapat penerimaan siswa baru, rapat kenaikan kelas, rapat kelulusan, rapat pemecahan masalah, rapat koordinasi, rapat wali murid dan lain sebagainya. Jawaban dibuktikan dengan adanya alokasi dana dalam RKA-S/M,laporan keuangan biaya rapat, dan kwitansi pengeluaran biaya. g. Sekolah/Madrasah memberikan bantuan kepada siswa yang kurang mampu secara ekonomi, baik melalui pengurangan dan pembebasan biaya pendidikan (SPP),pemberian beasiswa dan sebagainya untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu agar dapat mengikuti pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. Jawaban dibuktikan dengan adanya daftar siswa penerimaan bantuan atau pengurangan / pembebasan biaya pendidikan. h. Sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat berupa: 6. Biaya yang dikeluarkan oleh calon siswa untuk dapat diterima sebagai siswa dengan berbagai istilah antara lain :uang pangkal, uang gedung, pembiayaan, investasi sekolah/madrasah. 7. Sumbangan dari masyarakat ( dunia usaha, komunitas agama, donator) yang berupa infaq,sumbangan, bantuan/beasiswa, dan
VIII.
8. Bantuan pemerintah, pemerintahan daerah, maupun lembaga lain dapat dimasukkan sebagai bantuan, Jawaban dibuktikan dengan buku pengelolaan (buku Kas) dan dokumen laporan. a. Transparan bila diumumkan dan dilaporkan secara teratur kepada komite sekolah/madrasah atau yayasan, atau diaudit secara internal dan eksternal. b. Sistematis bila disusun sesuai dengan kaidah laporan keuanagan c. Efisien bila penggunaan dana sesuai dengan alokasi, dan d. Akuntabel bila seluruh pengeluaran dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti nyata. Dalam hal satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat,maka komite sekolah/madrasah dapat diganti yayasan. Bila sekolah/madrasah tidak menerima dana dari masyarakat maka pilihannya adalah A. Pada komponen standar penilaian diperolah skor 76,23 kategori baik ada beberapa aspek yang perlu ditinggkatkan : 1. Dibuktikan dengan dimilikinya bukti penyampaian informasi tentang rencana evaluasi jawaban dibuktikan dengan adanya: (1) rancangan penilaian dalam silabus, (2) bukti telah dilakukan sosialisasi kepada siswa, bisa berupa bahan yang dibagikan kepada
2.
3. 4.
5.
6.
7.
siswa atau bukti sosialisasi lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan. Dibuktikan dengan kesesuaian antara tehnik penilaiaan dengan KD dan indikator dalam silabus misalnya: untuk menilai keterampilan siswa dilakukan dengan performance test. Dibuktikan dengan RPP dan perngkat tes dan pedoman penilaian buatan guru Tehnik penilaian yang digunakan meliputi : a. Tes tertulis b. Tes lisan c. Penilaian sikap d. Tugas terstruktur e. Tugas mandiri f. Tugas portofolio g. Proyek h. Produk ( hasil kreatifitas) i. Unjuk kerja Jawaban dibuktikan dengan adanya catatan hasil mengkomunikasikan penilaian akhlak siswa dari guru lain dikelas yang bersangkutan kepada guru pendidikan agama Jawaban dibuktikan dengan adanya cataatan hasil mengkomunikasikan penilaian kepribadiaan siswa dari guru- guru lain yang bersangkuatan kepada guru pendidikan kewarganegaraan(PKN) atau guru kelas kelas bagi sekolah yang tidak memiliki guru PKn Jawaban dibuktikan dengan : (1) surat undanagan, (2) berita acara rapat, (3) hasil
rapat, (4) surat keputusan kepala sekolah/madrasah tentang kepanitian ujian tengah semester , ulangan akhir semester dan ujian akhir semester Bagi sekolah yang tidak menerapkan guru mata pelajaran pada kelas tinggi, maka yang dimaksud guru mata pelajaran disini adalah: guru agama, kesenian, muatan lokal, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 8. Jawaban dibuktikan dengan surat undangan , berita acara rapat dan rapat hasil kenaikan kelas. Pembahasan Siklus 2 1. Pada Standar Isi dalam daftar tabel dapat di jelaskan bahwa sekolah melalui Pendampingan Partisipatif pada siklus 2 di peroleh skor yang meningkat menjadi 86,17 pada kategori sangat baik. 2. Pada Standar Proses dalam daftar tabel dapat di jelaskan bahwa sekolah melalui Pendampingan Partisipatif pada siklus 2 di peroleh skor yang meningkat menjadi 89,25 pada kategori sangat baik. 3. Pada Standar Kelulusan dalam daftar tabel dapat di jelaskan bahwa sekolah melalui Pendampingan Partisipatif pada siklus 2 di peroleh skor yang
meningkat menjadi 90,41 pada kategori sangat baik. 4. Pada Standar Tendik dalam daftar tabel dapat di jelaskan bahwa sekolah melalui Pendampingan Partisipatif pada siklus 2 di peroleh skor yang meningkat menjadi 92,22 pada kategori sangat baik. 5. Pada Standar Sarana dan Prasarana dalam daftar tabel dapat di jelaskan bahwa sekolah melalui Pendampingan Partisipatif pada siklus 2 di peroleh skor yang meningkat menjadi 84,15 pada kategori sangat baik. 6. Pada Standar Pengelolaan dalam daftar tabel dapat di jelaskan bahwa sekolah melalui Pendampingan Partisipatif pada siklus 2 di peroleh skor yang meningkat menjadi 93,30 pada kategori sangat baik. 7. Pada Standar dapat
di
Pembiayaan
jelaskan
bahwa
dalam daftar tabel sekolah
melalui
Pendampingan Partisipatif pada siklus 2 di peroleh skor yang meningkat menjadi 92,34 pada kategori sangat baik.
8. Pada Standar Penilaian dalam daftar tabel dapat di jelaskan bahwa sekolah melalui Pendampingan Partisipatif pada siklus 2 di peroleh skor yang meningkat menjadi 90,09 pada kategori sangat baik.