BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Rokok Rokok merupakan produk industi yang dibuat secara masal dan dikonsumsi oleh masyarakat. Keberadaan rokok tidak lepas dari kebutuhan atau minat dari masyarakat, hadirnya industri rokok membuat banyak membuka
peluang
bagi
pengusaha-pengusaha
untuk
berlomba
memperkenalkan hasil dari produksi mereka. Rokok merupakan sebuah rajangan dari daun bakau yang sudah dikeringkan dan kemudian dimasukkan kedalam kertas atau yang bisa disebut dengan kertas papir dan dibuat selinder dengan dimensi
kurang lebih
berukuran 70 -120 mm. Rokok akan dibakar pada bagian ujungnya sehingga menimbulkan bara agar asap dari hasil pembakaran dapat di hirup melalui mulut. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbetuk kotak atau pun dalam kemasan kotak, pada kemasan rokok pada saat ini akan disertakan pesan akan bahayanya merokok yang dapat menimbulkan beberapa penyakit berbahaya seperti : kanker, jantung, paru-paru, penyakit pada pencernaan dan yang lebih buruk pada kesehatan organ reproduksi dan kesehatan janin di dalam perut. Bila dilihat dari jenisnya rokok memiliki beberapa varian bila dilihat dari : 1. Kemasannya a.
Klobot
(rokok
yang
menggunakan
daun
jagung
sebagai
aren
sebagai
papirnya/pembungkus). b.
Kawung
(rokok
yang
menggunakan
pembungkusnya). 38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
daun
39
c.
Sigaret (rokok yang menggunakan kertas sebagai pembungkusnya)
d.
Cerutu
(rokok
yang
menggunakan
daun
tembakau
sebagai
pembungkusnya). 2. Bahan baku atau isi a. Rokok Putih (rokok yang hanya menggunakan tembakau saja dan diberi perasa atau saus untuk menimbulakan efek rasa dan aroma tertentu). b. Rokok Keretek (rokok yang menggunakan tembakau dan cengkeh yang diberi saus agar menimbulakan efek rasa dan aroma tertentu). c. Rokok Kelembak (rokok yang menggunakan tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi saus agar menimbulakn efek rasa dan aroma tertentu). Kegiatan yang melibatkan tembakau pertama kali dilakukan oleh suku Maya, Aztec dan Indian di benua yang sekarang kita kenal sebagai Amerika, sejak lebih dari seribu tahun sebelum masehi. Tradisi membakar dan mengunyah tembakau dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan simbol persaudaraan
ketika
beberapa
suku
berkumpul.
Setelah
kedatangan Columbus ke Amerika, tradisi merokok dengan membakar tembakau mulai dikenal di dataran Eropa. Namun rupanya seoarang diplomat asal Perancis bernama Jean Nicot lah yang memiliki andil paling besar dalam hal persebaran rokok di seluruh Eropa. Bahkan kandungan utama di dalam rokok yakni nikotin juga diambil dari namanya (Nicot).43. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dari 27% pada tahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Artinya, jika 20 tahun yang lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang di
43
Andika Kurniantoro. Sejarah Rokok. Diakses pada tanggal 26 Juli 2016 dari http://sains.me/sejarahrokok#
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
antaranya adalah perokok, maka dewasa ini dari setiap 3 orang Indonesia 2 orang di antaranya adalah perokok. Keadaan ini semakin mengkhawatirkan, karena prevalensi perokok perempuan turut meningkat dari 4,2% pada tahun 1995 menjadi 6,7% pada tahun 2013. Dengan demikian, pada 20 tahun yang lalu dari setiap 100 orang perempuan Indonesia 4 orang di antaranya adalah perokok, maka dewasa ini dari setiap 100 orang perempuan Indonesia 7 orang di antaranya adalah perokok. Lebih memprihatinkan lagi adalah kebiasaan buruk merokok juga meningkat pada generasi muda. Data Kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun yang merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% di tahun 1995 menjadi 20,5% pada tahun 2014. Dan yang lebih mengejutkan, lebih mengejutkan adalah usia mulai merokok semakin muda (dini). Perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat lebih dari 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, yaitu dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 18% di tahun 2013.44 Dengan banyaknya pengkonsumsi rokok pada saat ini, baik usia dewasa, muda bahkan ada juga kalangan anak-anak. Maka, hadirnya kebutuhan akan rokok membuat banyak membuka peluang bagi pengusahapengusaha untuk berlomba memperkenalkan hasil dari produksi mereka. Hal ini
dapat
kita
lihat
dengan
berjamurnya
prusahan-perusahan
yang
memproduksi rokok. Tidak hanya itu, saat ini rokok pun sudah memiliki beraneka ragam ukuran, bentuk bahkan varian rasa.
44
(Selasa, 31 Mei 2016). HTTS 2016: Suarakan Kebenaran, Jangan Bunuh Dirimu Dengan Candu Rokok. www.depkes.go.id . Diakses pada tanggal 8 Agustus 2016 dari http://www.depkes.go.id/article/view/16060300002/htts-2016-suarakan-kebenaran-jangan-bunuhdirimu-dengan-candu-rokok.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Berbagai macam cara pengusaha rokok memasarkan produk rokok mereka agar masyarakat dapat tertarik mencoba, salah satunya seperti mengiklankan di media televisi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan brand awareness para perokok, banyak contoh iklan-iklan yang diciptakan seperti membuat iklan rokok yang menampilakan sosok beberapa pria yang hobi bertualang di alam, sehingga dapat menimbulkan opini bahwa dengan menghisap rokok dari produk tersebut dapat menjadikan pria yang tangguh dan suka menghadapi tantangan yang berat. Mengutip
data
hasil
penelitian
di
RS
Persahabatan
(2013)
memperlihatkan bahwa tingkat kecanduan atau adiksi pada anak SMA yang merokok cukup tinggi, yaitu 16,8%. Artinya 1orang dari setiap 5 orang remaja yang merokok,
telah
mengalami
kencaduan.
Penelitian ini
juga
memperlihatkan bahwa rata-rata anak yang dilahirkan oleh ibu hamil yang merokok memiliki berat badan yang lebih ringan (<2500 gram) dan lebih pendek (<45 cm) dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok (>3000 gram) dan lebih panjang (>50 cm). Data-data tersebut menunjukan fakta bahwa merokok jelas berakibat pada buruk pada
kesehatan masyarakat Indonesia. Merokok merupakan
faktor yang berakibat sangat besar terhadap munculnya berbagai penyakit. Seorang perokok mempunyai risiko 2 sampai 4 kali lipat untuk terserang penyakit jantung koroner dan memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit kanker paru dan penyakit tidak menular (PTM) lainnya45. Aturan tentang memasangan gambar seram diatur dalam Permenkes No.28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau. Aturan itu turunan dari
45
ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 Mengenai Pengendalian Tembakau46. 4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Frekuensi 4.2.1.1 Analisis Frekuensi Variabel X (Persepsi Gambar Larangan Pada Kemasan Rokok) Peneliti menganalisis variabel Presepsi Gambar Larangan Pada Kemasan Rokok (variabel X) dan minat beli rokok (variabel Y) dengan cara menelaah setiap pertanyaan dalam kuesioer. Peneliti menggunakan skala Likert untuk mengukur tanggapan responden. Peneliti menyebarkan kuesioner pada mahasiswa FIKOM Universitas Mercbuana Menteng sebanyak 96 reponden dengan teknik Convenience Sampling. Pada penilitian ini, peneliti hanya memberikan jawaban untuk pertanyaan sebanyak 4 buah pilihan jawban. Hal ini dilakukan agar menghindari jawaban ragu-ragu dan menyebabkan meluasnya persepsi yang timbul dari jawaban yang ragu-ragu atau netral. Variabel persepsi mahasiswa Mercubuana Menteng mengenai kemasan rokok versi “ayah dan anak” pada kemasan rokok diukur melalui indikator kualitas kemasan, informasi pada kemasan, peringatan visual pada kemasan. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan perhitungan dan prosentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh peneliti.
46
Sumber Rakyat Merdeka. Produsen Rokok klaim Tak Terganggu Gambar Seram. Diakses pada tanggal 27 Juli 2016 dari http://www.kemenperin.go.id/artikel/9517/Produsen-Rokok-Klaim-TakTerganggu-Gambar-Seram/#
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Tabel 4.1 Item 1. Kemasan rokok yang baik terbungkus plastik dan terbuat dari kertas tebal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
6
6.3
6.3
6.3
TS
8
8.3
8.3
14.6
S
58
60.4
60.4
75.0
SS
24
25.0
25.0
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.1 diatas mengenai kemasan rokok yang baik terbungkus tentang kemasan rokok yang baik terbungkus pelastik dan terbuat dari kertas menjawab lebih dari setengah yaitu 60,4% atau 58 responden, 25% atau 24 responden memilih sangat setuju, serta 8,3% atau 8 responden memilih tidak setuju dan 6,3% atau 6 responden meilih sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan kemasan rokok yang baik terbungkus plastik dan terbuat dari kertas tebal. Tabel 4.2 Item 2. Kemasan rokok akan menentukan kualitas dari rasa rokok Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
5
5.2
5.2
5.2
TS
12
12.5
12.5
17.7
S
55
57.3
57.3
75.0
SS
24
25.0
25.0
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Pada tabel 4.2 diatas mengenai kemasan rokok akan menentukan kualitas dari rasa rokok lebih dari setengah yaitu 57,3% atau 55 responden menjawab setuju, 25% atau 24 responden memilih sangat setuju, serta 12,5% atau 12 responden memilih tidak setuju dan 5,2% atau 5 responden meilih sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan
kemasan rokok akan
menentukan kualitas dari rasa rokok. Tabel 4.3 Item 3. Komposisi rokok terlihat dengan jelas pada kemasan Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
9
9.4
9.4
9.4
TS
23
24.0
24.0
33.3
S
42
43.8
43.8
77.1
SS
22
22.9
22.9
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.3 diatas komposisi rokok terlihat dengan jelas pada kemasan menjelaskan bahwa 43,8% atau 42 responden memilih setuju, sedangkan 24% atau 23 responden memilih tidak setuju, serta 22,9% atau 22 responden memilih sangat setuju dan 9,4% atau 9 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan komposisi rokok terlihat dengan jelas pada kemasan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Tabel 4.4 Item 4. Informasi yang jelas tentang sensasi yang timbul ketika menghisap rekok pada kemasan Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
3
3.1
3.1
3.1
TS
24
25.0
25.0
28.1
S
41
42.7
42.7
70.8
SS
28
29.2
29.2
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.4 diatas dari informasi yang jelas tentang sensasi yang timbul ketika menghisap rekok pada kemasan menjelaskan bahwa 42,7% atau 41 responden memilih setuju, sedangkan 29,2% atau 28 responden memilih sangat setuju, serta 25% atau 24 responden memilih tidak setuju dan 3,1% atau 3 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan informsi yang jelas tentang sensasi yang timbul ketika menghisap rekok pada kemasan. Tabel 4.5 Item 5. Dengan ukuran gambar larangan merokok yang besar akan menjadi perhatian perokok Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
5
5.2
5.2
5.2
TS
38
39.6
39.6
44.8
S
29
30.2
30.2
75.0
SS
24
25.0
25.0
100.0
Total
96
100.0
100.0
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.5 diatas dengan ukuran gambar larangan merokok yang besar akan menjadi perhatian perokok menjelaskan bahwa 39,6% atau 38 responden memilih tidak setuju, sedangkan 30,2% atau 29 responden memilih setuju, serta 25% atau 24 responden memilih sangat setuju dan 5,2% atau 5 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng tidak setuju dengan dengan ukuran gambar larangan merokok yang besar akan menjadi perhatian perokok. Tabel 4.6 Item 5. sudah sangat jelas pesan larangan merokok pada kemasan rokok Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
6
6.3
6.3
6.3
TS
27
28.1
28.1
34.4
S
24
25.0
25.0
59.4
SS
39
40.6
40.6
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.6 diatas mengenai informsi yang jelas tentang sudah sangat jelas pesan larangan merokok pada kemasan rokok menyatakan bahwa 40,6% atau 39 responden memilih sangat setuju, sedangkan 28% atau 27 responden memilih tidak setuju, serta 25% atau 24 responden memilih setuju dan 6,3% atau 6 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng sangat setuju dengan sudah sangat jelas pesan larangan merokok pada kemasan rokok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Tabel 4.7 Item 7. Kompsisi zat yang terkandung pada kemasan rokok tertulis dengan jelas Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.0
1.0
1.0
TS
24
25.0
25.0
26.0
S
36
37.5
37.5
63.5
SS
35
36.5
36.5
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.7 diatas mengenai kompsisi zat yang terkandung pada kemasan rokok tertulis dengan jelas menyatakan bahwa 37,5% atau 36 responden memilih setuju, sedangkan 36,5% atau 35 responden memilih sangat setuju, serta 25% atau 24 responden memilih tidak setuju dan 1% atau 1 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan kompsisi zat yang terkandung pada kemasan rokok tertulis dengan jelas. Tabel 4.8 Item 8. Gambar seram dapat dilihat dengan jelas pada kemasan rokok" Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
2
2.1
2.1
2.1
TS
18
18.8
18.8
20.8
S
43
44.8
44.8
65.6
SS
33
34.4
34.4
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Pada tabel 4.8 diatas mengenai gambar seram dapat dilihat dengan jelas pada kemasan rokok menyatakan menyatakan bahwa 44,8% atau 43 responden memilih setuju, sedangkan 34,4% atau 33 responden memilih sangat setuju, serta 18,8% atau 18 responden memilih tidak setuju dan 2,1% atau 2 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan Persepsi seram timbul dari gambar seram pada kemasan rokok versi "ayah dan anak" Tabel 4.9. Item 9. Persepsi seram timbul dari gambar seram pada kemasan rokok versi "ayah dan Anak" Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
4
4.2
4.2
4.2
TS
15
15.6
15.6
19.8
S
41
42.7
42.7
62.5
SS
36
37.5
37.5
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.9 diatas mengenai persepsi seram timbul dari gambar seram pada kemasan rokok versi "ayah dan anak" menyatakan menyatakan bahwa 42,7% atau 41 responden memilih setuju, sedangkan 37,5% atau 36 responden memilih sangat setuju, serta 15,6% atau 15 responden memilih tidak setuju dan 4,2% atau 4 responden memilih sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan persepsi seram timbul dari gambar seram pada kemasan rokok versi "ayah dan anak".
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Tabel 4.10 Item 10. Timbul efek untuk berhenti merokok ketika melihat ambar larangan merokok versi "Ayah dan Anak" Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
8
8.3
8.3
8.3
TS
35
36.5
36.5
44.8
S
33
34.4
34.4
79.2
SS
20
20.8
20.8
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.10 diatas mengenai menyatakan bahwa 36,5% atau 35 responden memilih tidak setuju, sedangkan 34,4% atau 33 responden memilih setuju, serta 20,8% atau 20 responden memilih sangat setuju dan 8,3% atau 8 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng tidak setuju dengan persepsi seram timbul dari gambar seram pada kemasan rokok versi "ayah dan anak" Tabel 4.11 Item 11. Gambar larangan rokok versi "Ayah dan Anak" perlu dihilangkan Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
9
9.4
9.4
9.4
TS
43
44.8
44.8
54.2
S
19
19.8
19.8
74.0
SS
25
26.0
26.0
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.11 diatas mengenai gambar larangan rokok versi "Ayah dan Anak" perlu dihilangkan menyatakan bahwa 44,8% atau 43 responden
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
memilih tidak setuju, sedangkan 26% atau 25 responden memilih sangat setuju, serta 19,8% atau 19 responden memilih setuju dan 9,4% atau 9 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng tidak setuju bila gambar larangan rokok versi "ayah dan anak" perlu dihilangkan. Tabel 4.12 Indikator
No 1
2
3
Kemasan rokok yang baik terbungkus plastik dan terbuat dari kertas tebal Kemasan
rokok
akan
menentukan
kualitas dari rasa rokok Komposisi rokok terlihat dengan jelas pada kemasan
Persepsi
Persentase
Setuju
60,4%
Setuju
57,3%
Setuju
43,8%
Setuju
42,7%
Informsi yang jelas tentang sensasi yang 4
timbul ketika menghisap rekok pada kemasan
5
Dengan
ukuran
gambar
merokok
yang besar
larangan
akan
menjadi
pesan
larangan
perhatian perokok 6
7
8
Sudah
sangat
jelas
merokok pada kemasan rokok Kompsisi zat yang terkandung pada kemasan rokok tertulis dengan jelas Gambar seram dapat dilihat dengan jelas pada kemasan rokok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tidak Setuju Sangat Setuju
39,6%
40,6%
Setuju
37,5%
Setuju
44,8%
51
Persepsi seram timbul dari gambar seram 9
pada kemasan rokok versi "ayah dan
Setuju
42,7%
Setuju
34,4%
anak" Timbul efek untuk berhenti merokok 10
ketika melihat gambar larangan merokok versi "ayah dan anak"
11
Gambar larangan rokok versi "ayah dan
Tidak
anak" perlu dihilangkan
setuju
44.8 %
Dapat dilihat hasil dari keselurah dari hasil jabawan persepsi mengenai visualisasi kemasan rokok versi “ayah dan anak”. 4.2.1.2 Analisis Frekuensi Variabel Y (Minat Beli Rokok) Variabel minat beli rokok diukur melalui indikator attention (perhatian), interest (minat), dan desire (keinginan). Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan perhitungan dan prosentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh peneliti. Pada indikator attention (perhatian) yang berkaitan dengan minat beli rokok, peneliti memberikan skor pada setiap jawaban dari responden berdasarkan skala likert yang terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Tabel 4.13 Item 13. Saya mengetahui gambar larangan rokok versi "ayah dan anak" Cumulative Frequency Valid
STS TS
Percent
Valid Percent
Percent
8
8.3
8.3
8.3
31
32.3
32.3
40.6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
S
43
44.8
44.8
85.4
SS
14
14.6
14.6
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.13 diatas mengenai mengetahui akan gambar larangan rokok versi "ayah dan anak" menyatakan bahwa 44,8% atau 43 responden memilih setuju, sedangkan 32,3% atau 31 responden memilih sangat tidak setuju, serta 14,6% atau 14 responden memilih sangat setuju dan 8,3% atau 8 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan mereka mengetahui akan gambar larangan rokok versi "ayah dan anak". Tabel 4.14 Item 14. Gambar seram versi "ayah dan anak" akan menjadi perhatian utama ketika membeli rokok Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
2
2.1
2.1
2.1
TS
25
26.0
26.0
28.1
S
48
50.0
50.0
78.1
SS
21
21.9
21.9
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.14 diatas mengenai gambar seram versi "ayah dan anak" akan menjadi perhatian utama ketika membeli rokok setengah yaitu 50% atau 48 responden menjawab setuju, 26% atau 25 responden memilih sangat setuju, serta 21,9% atau 12 responden memilih sanga setuju dan 2,1% atau 2 responden meilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan gambar seram versi "ayah dan anak" akan menjadi perhatian utama ketika membeli rokok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Tabel 4.15 Item 15. Penempatan gambar seram versi "ayah dan anak" penarik perhatian perokok Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
2
2.1
2.1
2.1
TS
14
14.6
14.6
16.7
S
62
64.6
64.6
81.3
SS
18
18.8
18.8
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.15 diatas mengenai penempatan gambar seram versi "ayah dan anak" menyatakan lebih dari setengah yaitu 64,6% atau 62 responden menjawab setuju, 18,8% atau 18 responden memilih sangat setuju, serta 14,6% atau 14 responden memilih tidak setuju dan 2,1% ataau 2 responden meilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan penempatan gambar seram versi "ayah dan anak" penarik perhatian perokok. Tabel 4.16 Item 16. Saya tetap memiliki keinginan untuk membeli rokok Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
2
2.1
2.1
2.1
TS
5
5.2
5.2
7.3
S
39
40.6
40.6
47.9
SS
50
52.1
52.1
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Pada tabel 4.16 diatas mengenai saya tetap memiliki keinginan untuk membeli rokok menyatakan menyatakan bahwa 52,1% atau 50 responden memilih sangat setuju, sedangkan 40,6% atau 39 responden memilih setuju, serta 5,2% atau 5 responden memilih sangat setuju dan 2,1% atau 2 responden memilih sangat tidak setuju.. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng sangat setuju dengan tetap memiliki keinginan untuk membeli rokok walau sudah ada gambar seram pada kemasan rokok. Tabel 4.17 Item 17. Saya setuju dengan pesan bahaya pada kemasan rokok Cumulative Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.0
1.0
1.0
TS
16
16.7
16.7
17.7
S
50
52.1
52.1
69.8
SS
29
30.2
30.2
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.17 diatas mengenai setuju dengan pesan bahaya pada kemasan rokok menyatakan bahwa lebih 52,1% atau 50 responden memilih setuju, sedangkan 30,2% atau 29 responden memilih sangat setuju, serta 16,7% atau 16 responden memilih tidak setuju dan 1% atau 1 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng sangat setuju dengan setuju dengan pesan bahaya pada kemasan rokok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Tabel 4.18 Item 18. Saya setuju dengan gambar seram versi "Ayah dan Anak" dipasang pada kemasan rokok Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TS
15
15.6
15.6
15.6
S
60
62.5
62.5
78.1
SS
21
21.9
21.9
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.18 diatas mengenai saya setuju dengan gambar seram versi "Ayah dan Anak" dipasang pada kemasan rokok menyatakan 62,5% atau 60 responden memilih setuju, sedangkan 21,9% atau 21 responden memilih sangat setuju, serta 15,6% atau 15 responden memilih tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng sangat setuju setuju dengan gambar seram versi "Ayah dan Anak" dipasang pada kemasan rokok. Tabel 4.19 Item 19. Memilih gambar seram yang pada kemasan rokok ketika hendak membeli rokok Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TS
11
11.5
11.5
11.5
S
68
70.8
70.8
82.3
SS
17
17.7
17.7
100.0
Total
96
100.0
100.0
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.19 diatas mengenai saya setuju dengan memilih gambar seram yang pada kemasan rokok ketika hendak membeli rokok menyatakan 70,8% atau 68 responden memilih setuju, sedangkan 17,7 atau 17 responden
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
memilih sangat setuju, serta 11,5% atau 11 responden memilih tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng setuju dengan akan memilih gambar seram yang pada kemasan rokok ketika hendak membeli rokok. Tabel 4.20 Item 20. Saya tetap berminat untuk membeli rokok dengan gambar larangan merokok versi "Ayah dan anak Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
30
31.3
31.3
31.3
TS
31
32.3
32.3
63.5
S
27
28.1
28.1
91.7
8
8.3
8.3
100.0
96
100.0
100.0
SS Total
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.20 diatas mengenai saya akan tetap berminat untuk membeli rokok dengan gambar larangan merokok versi "Ayah dan anak menyatakan sangat 32,3% atau 31 responden memilih tidak setuju, sedangkan 32,3% atau 31 responden memilih sangat tidak setuju, serta 28,1% atau 27 responden memilih setuju dan 8,3% atau 8 responden memilih sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng sangat tidak setuju dengan tetap berminat untuk membeli rokok dengan gambar larangan merokok versi "Ayah dan anak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Tabel 4.21 Item 21. Saya akan lebih berminat bila membeli rokok selain gambar versi "Ayah dan Anak Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
STS
30
31.3
31.3
31.3
TS
31
32.3
32.3
63.5
S
27
28.1
28.1
91.7
8
8.3
8.3
100.0
96
100.0
100.0
SS Total
Sumber : data kuesioner yang diolah dengan SPSS Pada tabel 4.21 diatas mengenai saya akan lebih berminat bila membeli rokok selain gambar versi "Ayah dan Anak” menyatakan 32,2% atau 43 responden memilih setuju, sedangkan 31,3% atau 30 responden memilih tidak setuju, serta 28,1% atau 27 responden memilih setuju dan 8,3% atau 8 responden memilih sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng tidak setuju dengan lebih berminat bila membeli rokok selain gambar versi "Ayah dan Anak”. 4.2.2. Hasil Analisa Regresi (Persepsi Mengenai Kemasan Rokok Versi “Ayah dan Anak” Terhadap Minat Beli Rokok Mahasiswa Mercubuana Menteng) Tabel 4.22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Hasil dari tabel Variabel Entered/Removed ini menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan, dimana semua variabel dimasukkan adalah hubungan perspsi dan tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed). Hal ini disebabkan metode yang dipakai adalah single strep (enter) dan bukannya stepwise. Tabel 4.23
Sumber : data kuesioner yang diolah dari SPSS Hasil dari tabel model summery, ditampilakn R (nilai koefisien kolerasi) untuk mengetahui tingkat hubungan antara kedua variabel. Nilai R pada tabel menunjukkan 0,530 yang berarti antara persepsi dengan minat beli. Hal ini mengacu pada tabel Interprestasi Koefisiensi Korelasi nilai R dibawah ini. Gambar 4.24 Interpretasi Koefisiensi Korelasi Nilai r
Sementara
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 - 0,1000
Sangat kuat
0,60 - 0,799
Kuat
0,40 - 0,599
Cukup Kuat
0,20 - 0,399
Rendah
0,00 - 0,199
Sangat Rendah
itu,
untuk
mengukur
besarnya
pengaruh
persepsi
Mahasiswa Universitas Mercubuana Menteng Mengenai Kemasan Rokok terhadap minat beli dengan menggunakan R square (angka korelasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
dikuadratkan). Angka R square disebut juga Koefisiensi Determinasi (KD). Koefisiensi
determinasi
digunakan
untuk
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisiensi adalah nol saampai dengan satu dan menunjukkan dengan nilai adjusted (R2) diperoleh sebesar 0,281 atau 28,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa 28,1 % minat beli rokok dipengaruhi oleh variabel persepsi, sedangkan sisanya sebesar 71,9% dijelaskan factor lain. Tabel 4.25 b
ANOVA Model
Sum of Squares
1
df
Mean Square
Regression
297.352
1
297.352
Residual
762.638
94
8.113
1059.990
95
Total
F 36.650
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), X_HubunganPersepsi b. Dependent Variable: Y_MinatBeli
Sumber :data kuesioner yang diolah dalam SPSS Hasil uji ANOVA, pada bagian ini ditampilkan hasil yang diperoleh adalah nilai F = 36.650 dengan tingkat probabilitas sig. 0,000. Oleh karena itu probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari sig 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi minat. 4.2.3 Uji Hipotesis Untuk menguji apakah model regresi tersebut benar atau sudah layak maka perlu dilakukan pengujian hubungan linieritas antara variabel terpaan iklan dengan variabel minat beli rokok. Hasil pengujian regresi seperti yang sudah diketahui nilai r hitung sebagai berikut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Tabel 4.26 Coefficients
a
Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) X_Persepsi
Coefficients
Std. Error
14.826
1.789
.331
.055
Beta
t
.530
Sig.
8.289
.000
6.054
.000
a. Dependent Variable: Y_MinatBeli
Sumber : data kuesioner diolah dalam SPSS Y = a + bX Y = variabel minat beli rokok X = variabel persepsi a = nilai intercept (konstan) dari Unstandartdized Coefficients b = koefisien arah regresi hasil uji Coefficients, pada bagian ini dikemukakan nilai konstanta (a) = 14.826 dan beta 0,530 serta t-hitung dan tingkat signifikansi = 0,000. Dari tabel di atas diperoleh persamaan perhitungan adalah Y = 14.826 + 0,530X. Konstanta sebesar 14.826 menyatakan bahwa jika ada persepsi, maka minat beli rokok yang dihasilkan adalah sebesar 15.356. Koefisiensi regresi X sebesar 0,530 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai persepsi, maka nilai minat beli rokok bertambah sebesar 0,530. Artinya, koefisiensi beta positif ini menunjukkan bahwa hubungan antar variabel peneliti adalah positif. Jadi, positif ini menyatakan arah hubungan yang searah, dimana kenaikan atau penurunan variabel independen (X) akan mengakibatkan kenaikan/penurunan variabel dependen (Y). Setelah itu, dilakukan juga Uji t, dimana untuk keperluan tersebut diperlukan hipotesis sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Ho :
Tidak ada pengaruh nyata (signifikan) antara persepsi pada kemasan rokok verisi “ayah dan anak” terhadap minat beli rokok mahasiswa Universitas Mercubuana Menteng.
Ha :
Adanya pengaruh nyata (signifikan) antara persepsi pada kemasan rokok verisi “ayah dan anak” terhadap minat beli rokok mahasiswa Universitas Mercubuana Menteng.
Uji hipotesis dilakukan dengan kaidah keputusan di bawah ini : a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan Berdasarakan tabel Coefficients diperoleh variabel persepsi dan minat nilai Sig. 0,000, kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig atau nilai [0,05 > 0,001], maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Maka variabel persepsi memang mempengaruhi minat beli rokok. Kesimpulannya, model regresi di atas sudah benar dan layak, dengan demikian dapat disimpulkan bahawa terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) antara persepsi mahasiswa Universitas Mercubuana Menteng mengenai kemasan rokok versi “ayah dan anak” dengan minat beli rokok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
4.3
Pembahasan Dalam penelitian ini, peneliti meneliti bagai mana persepsi mahasiswa Universitas Mercubuana Menteng mengenai kemasan rokok versi “ayah dan anak” dapat mempengaruhi minat beli rokok. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara persepsi mahasiswa Mercubuana Menteng terhadap kemasan rokok versi “ayah dan anak” dengan minat beli rokok pada mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng sebesar 0,530. Hal ini memiliki makna bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara persepsi mahasiswa Mercubuana Menteng terhadap gambar kemasan rokok versi “ayah dan anak” dengan variabel minat beli rokok dikalangan mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng. Maka hubungan tersebut bernilai positif, signifikan dan searah. Pada penelitian yang sudah dilakukan, pengaruh yang ada pada persepsi mahasiswa Mercubuana Menteng terhadap minat beli rokok yang telah diketahui dari perhitungan koefisiensi determinasi yaitu sebesar 0,254 atau sama dengan 2,54%. Dapat dijelaskan bahwa 2,54% minat beli rokok yang terjadi dipengaruhi oleh variabel persepsi sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang terjadi dari persepsi mahasiswa Mercubuana Menteng dengan minat beli rokok pada mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng. Peneliti menggunakan teori AIDA yaitu, Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (hasrat/minat), dan Action (tindakan) digunakan untuk menjelaskan persepsi mahasiswa Mercubuana Menteng pada kemasan rokok versi “ayah dan anak” dapat mempengaruhi minat beli rokok mahsiswa FIKOM Universitas Mercubuana Menteng. Dalam penelitian ini penenliti hanya ingin mengetahui dampak pengaruh yang ditimbulkan oleh persepsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
kemasan rokok versi “ayah dan anak” terhadap minat beli rokok, maka peneliti mensurvey pada mahasiswa FIKOM Mercubuana Menteng. Pada teori AIDA dijelaskan bahwa tahap awal yang terjadi adalah proses perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest). Perhatian dalam hal ini yaitu perhatian terhadap persepsi yang dapat dilihat dan dirasakan oleh perokok. Gambar seram yang dapat dilihat oleh perokok pada kemasan depan rokok, dari daya tarik pada kemasan rokok tersebut tentunya akan menimbulkan perhatian serta pemahaman perokok pada kemasan tersebut. Jika dilihat dari penelitian pada pernyataan responden dalam kuesioner yang berkaitan dengan tahap perhatian (attention) pada persepsi mahasiswa Mercubuana Menteng tersebut, mayoritas responden menjawab mereka mengetahui akan gambar kemasan rokok versi “ayah dan anak”. Responden pun menjawab gambar kemasan rokok versi “ayah dan anak” akan menjadi perhatian mereka 62 responden atau 64,6%. Hal ini membuktikan bahwa gambar pada kemasan rokok versi “ayah dan anak” memberikan pengaruh pada responden yang merokok. Pada tahap selanjutnya untuk mengetahui tahap ketertarikan (interest) dalam penelitian ini 50 atau 52,1 responden berpendapat bahwa mereka menyutuji dengan penapatan gambar seram pada kemasan rokok sedangkan 62 responden atau 62,5% menyatakan setuju dengan penempatan gambar kemasan rokok versi “ayah dan anak”. Pada ke tahap desire (minat atau hasrat) melalui poin pertanyaan 19 (saya tetap berminat untuk membeli rokok dengan gambar larangan merokok versi "ayah dan anak") dan 20 (saya akan lebih berminat bila membeli rokok selain gambar versi "ayah dan anak") memiliki pertanyaan yang sedikit serupa, hal ini sengaja dilakukan oleh peniliti untuk mengetahui akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
keyakinan responden ketika responden hendak membeli rokok, pada pertanyaan no 20 peneliti memberikan kata “lebih” hal ini memberikan jawaban kepada peniliti bahwa banyak responden yang tidak setuju dengan membeli rokok dengan gambar versi “ayah dan anak”, dapat dilihat pula bahwa 31 responden atau 32,2% dari yang menjawab mengatakan akan membeli rokok selain kemasan yang versi “ayah dan anak” . Tabel 4.27 m7 * m8 Crosstabulation Count m8 20.Saya akan lebih berminat bila membeli rokok selain gambar versi "Ayah dan Anak" 1 STS
2 TS
3S
4 SS
Total
m7
1STS
30
0
0
0
30
19.Saya tetap berminat untuk membeli
2TS
0
31
0
0
31
rokok dengan gambar larangan merokok
3S
0
0
27
0
27
4SS
0
0
0
8
8
30
31
27
8
96
versi "ayah dan anak" Total
Pada tabel di atas menjelaskan bahwa, 31 dari 96 responden tidak setuju dengan membeli rokok dengan selain versi “ayah dan anak” meraka akan mencari gambar kemasan versi lainya, 30 dari 96 responden sangat tidak setuju membeli rokok selain kemasan versi “ayah dan anak” sedangkan 27 responden setuju dengan membeli rokok selain kemasan “ayah dan anak” dan 8 dari 96 responden menjawab sangat setuju membeli rokok selain kemasan versi “ayah dan anak’. Hal ini membuktikan bahwa responden akan tetap membeli rokok dengan versi kemasan “ayah dan anak” maupun tidak dengan kemasan versi ayah dan anak, namun bila dilihat dari tabel tersebut lebih banyak responden akan membeli rokok dengan kemasan selain versi “ayah dan anak”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/