27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Anatomi 1. Proporsi Tubuh Pria dan Wanita
Gambar 21. Tjarmad 7, Karya Onong Nugraha 1986
Pada gambar 21 di atas, proporsi tubuh manusia wanita dewasa yang digambar Onong Nugraha berdasarkan teori proporsi tubuh manusia ideal, yaitu tinggi badan sama dengan 6,5 kali kepala. Jadi wanita berkebaya pada gambar di atas merupakan wanita dengan proporsi tubuh yang termasuk tinggi untuk ukuran orang Indonesia, sedangkan proporsi tubuh prianya termasuk pendek, karena proporsinya 6,5 x kepala. Proporsi demikian merupakan proporsi rata-rata tubuh manusia di Indonesia. Pada ilustrasi ini tampak ilustrator ingin menggambarkan seorang wanita dengan tubuh ideal yang disenangi seorang pria biasa dengan proporsi tubuh biasa pula, malah dapat dikatakan pendek. Selain itu, penampilan fisik si pria bukanlah tipe seorang pria dengan penampilan ideal. Tampak dari cara
28
berpakaiannya yang menggunakan kopiah yang ditancapkan hingga menutupi sedikit wajahnya. Tubuhnya yang agak gemuk juga tidak menandakan si pria seorang pria ideal.
Gambar 22. Graaf de Monte Cristo 38, Karya Onong Nugraha 1999
Gambar 22 di atas memperlihatkan bagaimana Onong menggambar orang Barat sesuai dengan proporsi tubuh yang dimiliki orang Barat. Proporsi rata-rata tubuh orang Barat adalah 7 kali kepala. Tetapi ukuran tersebut berbeda bagi setiap usia, jenis kelamin, ras, dan masing-masing fisik yang dimiliki. Sebagian besar model biasanya akan memiliki proporsi yang lebih tinggi hingga mencapai 8-9 kali kepala. Pria di sebelah kiri tampak lebih tinggi jika dibandingkan dengan pria di sebelah kanan. Walaupun posisinya agak membungkuk, tetapi jika dilihat dari keseluruhan proporsinya, pria berbaju putih proporsinya 7,5 – 8 kali kepala.
29
2. Proporsi Tubuh Anak-anak
Gambar 23. Trak Trek Trok Jalan ka Kontrak 1, Karya Onong Nugraha, 1990
Gambar 23 di atas memperlihatkan bagaimana Onong menggambar proporsi tubuh anak-anak. Untuk proporsi anak, Onong mengambil ukuran 5 kali kepala, ukuran ini cocok bagi anak usia sekitar 6-10 tahun. Proporsi tubuh anak bermacam-macam tergantung usia, perkembangan fisik, ras, dan jenis kelamin. Pada gambar di atas menunjukkan anak-anak Indonesia dengan tinggi rata-rata.
Gambar 24. Trak atrek Trok Jalan ka Kontrak 2, Onong Nugraha, 1990
30
Dua anak menginjak remaja, tampak dari proporsi tubuh mereka dengan perbandingan sekitar 6 kali kepala.
3. Proporsi Kepala Orang Dewasa
Gambar 25. Bentang Aceh 1, Karya Onong Nugraha 1990
Pada gambar 25 di atas, proporsi kepala wanita dewasa yang digambarkan Onong berdasarkan teori proporsi yang dikemukakan Hamm dan teori-teori lainnya yang sejenis. Walaupun posisi kepala agak miring, tetapi tetap tidak merubah ukuran yang sebenarnya, sehingga gambar di atas memperlihatkan kesempurnaannya.
Gambar 26. Graaf de Monte Cristo 52, Onong Nugraha1999
31
Wanita pada gambar di atas kepalanya tampak dari samping. Jika diukur dengan proporsi kepala berdasarkan teori Hamm, kepala wanita tersebut walaupun tampak samping tetap memperlihatkan proporsi sebagaimana mestinya, sehingga setiap bagian seperti mata, hidung, mulut dan dagu berada pada posisi yang sebenarnya. Gambar di atas memperlihatkan wanita dewasa dari barat. Walaupun orang Barat, dalam hal proporsi kepala tidak ada perbedaan dengan proporsi kepala orang Timur.
4. Proporsi Kepala Anak-anak
Gambar 27. Kareueus Indung 1, Onong Nugraha 1997
Pada gambar di atas tampak proporsi kepala bayi dibagi dalam 3 bagian, lain halnya proporsi orang dewasa dibagi dalam 2 bagian, yaitu dari atas kepala, mata dan dagu. Pada umumnya kepala bayi lebih bulat jika dibandingkan dengan kepala orang dewasa. Pada bayi, mata diletakkan pada garis ke tiga dari atas dan di atas garis dagu, dahi tampak lebih lebar (duapertiga bagian) jika dibandingkan dengan jarak mata ke dagu (satu bagian). Secara keseluruhan, hidung terletak
32
antara mata dan dagu, mulut berjarak kira-kira duapertiga dari dagu dan hidung. Pada gambar di atas juga terdapat anak usia remaja, semakin usia anak bertambah, proporsi bentuk kepalapun turut berubah. Semakin dewasa, lebar dahi semakin berkurang, tulang pipi menjadi lebih menonjol, tulang rahang lebih kaku, keseluruhan bentuk kepala menjadi lebih lonjong.
B. Analisis Teknik Blok 1. Latar belakang gambar
Gambar 28. Tepung Jodo 4, Onong Nugraha, 1994
Teknik blok pada gambar di atas digunakan sebagai latar belakang objek manusia, sehingga objek manusia menjadi lebih jelas dengan adanya nada-nada putih di sekitar tubuhnya. Walaupun nada putih tidak seluruhnya berada pada objek, namun objek manusia tampak lebih dominan, karena adanya latar belakang yang lebih gelap. Latar belakang dengan teknik blok ini juga memunculkan suasana tertentu pada gsmbar di atas. Pada gambar sebelah kiri, latar belakang tidak seluruhnya hitam, tetapi ada bagian tertentu diberi putih, hal ini menimbulkan susuasa pencahayaan yang membuat gambar tersebut lebih hidup. Pada gambar di tengah, teknik blok digunakan untuk menutupi seluruh latar belakang, tetapi pada bagian objek tidak seluruhnya terang. Pada bagian tertentu dari tubuh wanita diberi blok hitam, sehingga menimbulkan efek pencahayaan
33
yang datang dari sebelah kanan pada gambar tersebut. Sedangkan pada gambar paling kanan, latar belakng gelap dengan sebagian objek manusia mendapat pencahayaan dari kiri, sehingga pada bagian kanan tubuh wanita tersebut diberi blok hitam.
Gambar 29. Nyalindung na Mega Mendung 12, Onong Nugraha, 1998
Pada gambar di atas, blok hitam sangat mendominasi sebagai latar belakang, dengan objek bernada putih, sehingga objek kelihatan lebih menonjol. Pada bagian-bagian tertentuk pada objek diberi blok hitam sebagai nada terang gelap.
2. Efek silhuet (silhouette effects)
Gambar 30. Pusaka Ratu Teluh 12, karya Onong Nugraha 2000
34
Teknik blok hitam pada gambar di atas digunakan untuk menggambarkan objek menjadi bentuk silhuet atau bayangan. Walaupun gambar di atas dalam bentuk silhuet tetap tidak mengurangi makna dari ilustrasi isi cerita. Dengan efek silhuet ini, objek gambar lebih terfokus, suasana lebih tergambarkan, dan bentuk lebih jelas. Tidak semua orang dapat membuat ilustrasi dengan efek silhuet, karena dibutuhkan keterampilan yang prima dalam segala aspek, seperti penguasaan bentuk, proporsi, komposisi, gerak yang tepat,
suasana, dan
penguasaan karakter.
Gambar 31. Graaf de Monte Cristo 54, Onong Nugraha,1999
Beberapa sosok manusia dan pohon digambarkan dengan efek silhuet dengan latar belakang putih, sehingga objek di bagian depan kelihatan sangat kontras. Walaupun bentuk objek digambarkan dengan efek silhuet, namun tetap tampak karakter dari objek-objek tersebut yang menggambarkan orang sedang berjalan. Efek silhuet inipun memperlihatkan suasana di sekelilingnya menjadi tampak teduh, terutama dengan adanya deretan pepohonan dan suasana gelap di sekitarnya.
35
Gambar 32. Silalatu Luhureun Cihasiwung 6, Onong Nugraha, 1997
Deretan bentuk silhuet pada gambar di atas membuat ilustrasi ini tambah menarik. Walaupun deretan sosok dalam bentuk silhuet, tetapi ekspresi dari masing-masing sosok tetap tampak, seperti orang yang sedang menunjuk, menandakan adanya gerak dari sosok tersebut. Latar belakang putih lebih memperjelas dan menonjolkan sosok silhuet yang berada di depannya.
3. Aksentuasi (kontras)
Gambar 33. Asmara Tura 19, Onong Nugraha1998
36
Bingkai hitam dari pintu gerbang dengan langit putih, dan di tengahtengahnya terdapat Ka’bah, menjadikan Ka’bah sebagai pusat perhatian. Blok hitam dari pintu gerbang yang mengelilingi Ka’bah dengan blok hitam dan latar belakang putih, membuat bentuk Ka’bah yang berada di tengah-tengah menjadi sebuah aksen pada ilustrasi ini.
Gambar 34. Kembang-kembang Petingan 19, Onong Nugraha 2000
Dua sosok manusia yang berhadapan digambarkan dengan outline tanpa blok hitam. Untuk mempertegas objek menjadi sesuatu yang lebih menarik perhatian, maka di belakang salah satu objek diberi blok hitam, sehingga sosok wanita menjadi lebih menonjol dibanding dengan sosok pria di sampingnya. Jadi fungsi blok hitam disini untuk mempertegas bentuk atau objek menjadi lebih jelas/lebih kontras jika dibandingkan dengan objek lain.
37
Gambar 35. Silalatu Luhureun Cihasiwung 5, Onong Nugraha, 1997
Blok hitan diantara nada putih. Sosok hitam diantara sosok-sosok putih sangat menarik perhatian, ditambah dengan komposisi yang menarik, dimana sosok hitam berada di atas dan dikelilingi sosok putih. Seluruh sosok putih arahnya menghadap sosok hitam, hal ini menambah sosok hitam lebih penting dan menarik dibandingkan dengan yang lainnya.
4. Suasana/Waktu
Gambar 36. Jaro Bantahan 7, Onong Nugraha, 1992
Teknik blok hitam berfungsi untuk memunculkan suasana pada suatu tempat. Pada gambar di atas tampak dua orang pria sedang bercengkrama di ruang tamu yang diterangi sebuah pelita. Sinar pelita yang terang sangat kontras dengan sekelilingnya yang gelap, menimbulkan suasana malam yang tenang dan dingin
38
dengan ditandai oleh sosok pria yang menutupkan sarungnya pada seluruh badannya. Sedangkan sosok ibu yang berada di dapur yang gelap tanpa penerangan sedang menyiapkan nasi yang baru selesai ditanak. Dominasi blok hitam pada gambar di atas mencermikan suasana malam di ruang tamu tersebut.
Gambar 37. Graaf de Monte Cristo 30, Onong Nugraha 1998
Gambar 37 di atas menggunakan teknik blok hitam untuk menggambarkan suasana malam. Dua orang pria sedang berjalan dengan membawa pelita. Sinar pelita turut menerangi malam yang gelap gulita, menimbulkan bayangan hitam pada dua sosok tersebut yang menambah suasana malam menjadi lebih terasa gelap, karena tampak di belakang kedua sosok yang tidak terkena cahaya pelita tetap tampak gelap.
Gambar 38. Ngaronda 2, Onong Nugraha, 1988
39
Blok hitam yang dominan pada gambar di atas menggambarkan suasana malam yang gelap gulita, hanya seberkas sinar dari senter yang menerangi tempat tersebut, sebagian sinar menerangi wajah orang-orang yang berada di sana dengan percikan-percikan putih di belakangnya yang berupa gundukan pepohonan. Suasana gelap yang dibuat dengan menyapukan tinta hitam dengan teknik blok ini sangat tepat digunakan ditambah dengan sedikit teknik arsir di sana sini. Bingkai blok hitam tidak dibuat rata, tetapi dibiarkan mengikuti bentuk. Seperti pada bagian kiri gambar, blok hitam mengikuti bentuk orang. Hal ini agar keseluruhan gambar tidak tampak kaku.
Gambar 39. Graaf de Monte Cristo 12, Onong Nugraha, 1998
Suasana gelap dengan langit hitam menimbulkan suasana di sekelilingnya terasa mencekam. Blok hitam sangat mendominasi pada gambar ini, hanya bagian bawah saja yang dibiarkan tidak penuh, hal ini menimbulkan kesan yang tidak monoton, berat dan statis.