BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Margate House Film Margate House Films dibentuk pada tahun 2007 oleh Rob Allyn, seorang pengarang yang bukunya pernah menjadi buku terlaris dari New York Times dan Rob juga pernah mempunyai sebuat perusahaan iklan.41 Pemenang penghargaan film internasional dan perusahaan produksi televisi, Margate House Film didirikan pada tahun 2007 oleh media eksekutif dan New York Times penulis buku terlaris (REVOLUSI HARAPAN). Berbasis di California selatan dengan operasi yang luas di kawasan Asia-Pasifik, Margate House Films telah menghasilkan film, dokumenter dan televisi di AS, India, Indonesia, Thailand, Australia dan Cina.42
4.1.1 Filmografi Merah Putih pada tahun 2009 Darah Garuda (Merah Putih II) pada tahun 2010 Java Heat pada tahun 2011 Hati Merdeka (Merah Putih III) pada tahun 2011 41
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/production.php?comid=341 diakses tanggal 24 juli 2012 pukul 22.10 WIB 42 http://www.margatehs.com/home.html diakses pada tanggal 24 juli 2012 pukul 23.45 WIB
36
37
4.1.2 Logo Logo Margate House Film Gambar 4.1.21 Logo
4.2 Profil Film Hati Merdeka Hati Merdeka sebagai lanjutan dari film Darah Garuda yang film yang diproduksi
oleh
kolaborasi
Media
Desa
Indonesia
milik Hashim
Djojohadikusumo dan rumah produksi film internasional Margate House milik Rob Allyn dan Jeremy Stewart. Latar cerita film ini diambil berdasarkan masa revolusi awal Indonesia pada tahun 1948. Cerita film ini berputar di sekawanan karakter fiktif yang menjalin persahabatan sebagai kadet dan selamat dari pembantaian oleh tentara Belanda. Mereka kemudian berperang sebagai tentara gerilya di pedalaman dengan diwarnai konflik karena perbedaan sifat, status sosial, etnis, budaya, dan agama. Film ini dirilis pada tanggal 9 Juni 2011 di Indonesia dan berdurasi 102 menit.43
43
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/movie.php?uid=22539cd5474d&title=Hati %20Merdeka%20(Merah%20Putih%20III) diakses tanggal 24 juli 2012 pukul 22.30 WIB
38
Masih dengan latar belakang tahun 1948, dan salah satu bagian dari Trilogi Merah Putih sebelumnya. Kali ini pasukan kadet kembali di uji akan kesetiannya,
dengan
mundurnya
sang pemimpin.
Misi
mereka
adalah
membalaskan dendam dengan kepada Kolonel Raymer yang telah membunuh seluruh keluarga Tomas. Terjadi persaingan antara Tomas dengan Marius dalam memperebutkan Senja, seorang gadis berdarah biru. Dengan latar belakang masa revolusi di awal tahun 1948, sekelompok kadet menjadi pasukan gerilya elit setelah kejadian pembunuhan massal para calon prajurit di tahun 1947. Setelah menyelesaikan misi yang berakhir tragis dengan kehilangan anggota, kesetiaan kelompok ini kembali diuji dengan mundurnya pimpinan mereka, Amir (Lukman Sardi) dari Angkatan Darat. Para kadet membawa dendam mereka dalam perjalanan misi mereka ke Bali tempat Dayan yang bisu (T Rifnu Wikana) tinggal, untuk membalas dendam kepada Belanda. Mereka dikirim ke Bali untuk membunuh Kolonel Raymer (Michael Bell), yang telah membunuh keluarga Tomas (Donny Alamsyah) di awal trilogi ini. Tomas dipilih sebagai pemimpin baru dari kelompok kadet ini. Menghadapi meriam kapal perang Belanda, Marius yang playboy dan peminum (Darius Sinathrya) harus mengatasi rasa takutnya karena persaingannya dengan Tomas untuk memperebutkan Senja, seorang gadis berdarah biru (Rahayu Saraswati) Sesampainya di Bali, kelompok taruna ini menyelamatkan Dayu (Ranggani Puspandya) dari kekejaman Kolonel Raymer. Salah satu dari kelompok kadet hampir mati terbunuh. Saat teman mereka sedang berjuang antara hidup dan mati, kelompok kadet bertemu dengan pemimpin pemberontak bawah tanah Wayan
39
Suta (Nugie). Tomas bentrok dengan pimpinan mereka terdahulu, Amir (Lukman Sardi) saat mereka merencanakan serangan terakhir untuk melawan Raymer. 4.2.1 Pemain Lukman Sardi
: sebagai Kapten Amir
Donny Alamsyah
: sebagai Tomas
Darus Sinatrya
: sebagai Marius
T. Rifnu Wikana
: sebagai Dayan
Rahayu Saraswati
: sebagai Senja
Astri Nurdin
: sebagai Melati
Michael Bell
: sebagai Kolonel Raymer
Nugie
: sebagai Wayan Suta
Ranggani Puspandya
: sebagai Dayu
Aldy Zulfikar
: sebagai Budi
4.2.2 Tim Produksi Produser Eksekutif
: Hashim Djojohadikusumo, Rob Allyn
Associate Producer
: Dewi Beck, Rahayu Saraswati, Seth Baron
Produser Pelaksana
: Wilza Lubis
Manajer Produksi
: Elza Hidayat
Tim Penyutradaraan
: Andy Howard, Jordan Taranto
40
Tim Tata Kamera
: John Bowring, Key Armorer, Padri Nadeak
Tim Tata Artistik
: Penata Artistik (Iri Supit), Koordinator Efek Khusus (Adam Howarth)
Tim Tata Rias
: Conor O'Sullivan
Tim Pasca Produksi
: Penyunting Adegan (Sastha Sunu), Penata Musik (Thoersi Argeswara), Penata Suara (Dwi Budi Priyanto, Satrio Budiono)
Produksi
: Production Companies (Margate House, Media Desa Indonesia).
4.3 Hasil Penelitian Sign Gambar 4.31 Memukul dengan tangan
Dialog Belanda berbaju putih
: ”Dasar orang bodoh”
41
Object Memukul dengan tangan merupakan tindakan Kolonialisme Interpretant Seorang Belanda memukul Dayan tentara Indonesia yang menyamar sebagai pelayan
yang sengaja menumpahkan minuman kebadan Belanda untuk
memperlambat waktu si Belanda masuk ke dalam ruangannya. Belanda mengatakan bahwa Dayan bodoh dan langsung menamparnya. Belanda juga mengatakan kepada Dayan dasar orang bodoh sambil menampar Dayan. Dayan yang bisu hanya diam saja. Dengan memukul atau menampar hal ini mencirikan bahwa Belanda menguasai dan bertindak seenaknya atau sewenang-wenang kepada bangsa Indonesia dalam hal yang kecil dan unsur tak kesengajaan. Dengan perkataan Belanda dasar orang bodoh menunjukkan bahwa Belanda menghujat bangsa Indonesia dengan semaunya karena Belanda merasa menguasai Indonesia dari wilayah hingga penduduknya. Dengan pengambilan gambar medium shot terlihat set lokasi yang dimana terdapat bendera Belanda di belakang Dayan menunjukkan bahwa lokasi tersebut merupakan markas atau tempat dari tentara Belanda.
42
Sign Gambar 4.32 Kata-kata Kasar
Dialog Belanda berbaju putih
: Negeri ini penuh dengan orang tolol Object
Berkata kasar yang merendahkan negara lain merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Belanda mengucapkan kata negeri ini penuh dengan orang tolol kepada Dayan yang sengaja menumpahkan minuman kepadanya setelah menampar Dayan Perkataan yang dikatakan Belanda sangat menyudutkan bangsa Indonesia negeri ini penuh dengan orang tolol. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda mengusai dan menjajah Indonesia secara fisik maupun mental yang sangat menyudutkan bangsa Indonesia dengan kata-kata yang sangat tidak pantas. Hal ini didukung dengan mimik wajah dari si Belanda yang sangat tegas dan serius dalam mengucapkannya.
43
Didukung pula dengan pengambilan gambar close up wajah si Belanda yang benar-benar menegaskan wajah si Belanda yang sangat serius tersebut.
Sign Gambar 4.33 Mendorong
Object Mendorong paksa hingga terjatuh merupakan tindakan kolonialisme Interprentant Seorang tentara Belanda mendorong Budi tentara Indonesia yang menyamar menjadi pelayan hingga terjatuh karena ia mengetahui bahwa Budi adalah seorang tentara pemberontak. Belanda langsung menarik dan menjatuhkannya ke lantai dengan kencang. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda sangat tidak suka dengan tentara yang ingin mengusirnya dari Indonesia. Mereka tidak ingin terdapat pemberontakkan yang
44
melawan mereka dan mengusir mereka dari Indonesia. Dengan pengambilan gambar secara long shot mengungkapkan keadaan disekitar mereka menunjukkan bahwa set tempat merupakan gaya lokasi pada jaman penjajahan dan dengan long shot terdpat pula dua orang tentara Belanda berseragam yang sedang duduk hanya menyaksikan Budi terjatuh didorong oleh temannya. Pengambilan gambar frog eye juga dapat menegaskan atau mendramatisir kejadian dari terjathnya Budi yang didorong oleh Belanda.
Sign Gambar 4.34 Memukul dengan tangan
Gambar 4.35 Memegang
Dialog Belanda berbaju putih
: “mana teman-teman kamu” Object
Memukul dan memaksa merupakan tindakan kolonialisme
45
Interpretant Seorang Belanda memukul Budi karena Budi tidak menjawab pertanyaan Belanda yang menanyakan dimana teman-teman Budi yang lainnya. Belanda memukul Budi karena Budi tersebut merupakan tentara pemberontak yang ingin mengusir Belanda dari Indonesia. Belanda mengetahui bahwa Budi tidak sendiri. Belanda pun terus memukuli Budi. Budi pun tidak bisa melawan karena ia dipegang oleh tentara Belanda berseragam lainnya dan banyak pula tentara Belanda yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda bertindak sewenang-wenang terhadap bangsa Indonesia. Belanda akan melawan kepada yang melawan mereka. Belanda merasa bahwa mereka adalah penguasa di Indonesia yang sangat berperan penting. Pengambilan gambar long shot menunjukkan bahwa set lokasi yang dipakai merupakan markas Belanda dan bangunannya pun sesuai dengan bangunan pada masa pemerintahan Belanda pada saat itu dan juga terdapat seorang tentara Belanda berseragam yang hanya duduk dibangku untuk menonton Budi yang terus diintrogasi dan dipukuli. Angle kamera yang digunakan juga frog eye, disini menegaskan bahwa dengan pengambilan gambar ini terlihat lebih dramatis dan lebih terlihat keseluruhan dari atas sampai bawah.
46
Sign Gambar 4.36 Memohon
Gambar 4.37 Menembak dengan pistol
Dialog Bapak Tomas “ Jangan tolong jangan..” Suara tembakan Object Menembak dengan pistol merupakan tindakan kolonialise Interprentant Kolonel Raymer menembak Bapak Tomas, padahal Bapak Tomas sudah memohon kepada Raymer. Tapi Raymer dan salah seorang pasukannya yang berseragam tetap saja menembakan peluru kepada Bapak Tomas. Menembak disini sangatlah tidak berprikemanusiaan karena tidak memutus kehidupan seseorang secara sadis. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda tidak pernah memberi kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk bebas dan tetap
47
merasa bahwa Belanda yang paling berkuasa. Pengambilan gambar pada adegan bapak Tomas yang digunakan adalah medium shot bawah ini untuk menunjukkan bagaimana cara dan wajah bapak Tomas memohon kepada Raymer dan pengambilan gambar dibawah menunjukkan bawah bapak Tomas terbaring di tanah. Pada pengambilan gambar kolonel Raymer dibuat two shot dan medium shot menunjukkan Kolonel Raymer tidak sendiri saat akan menembak bapak Tomas, ia dengan salah satu prajuritnya menembakkan peluru kepada bapak Tomas. Dibuat medium shot dan angle bawah agar kolonel Raymer terlihat wibawanya dan keangkuhannya saat menembak bapak Tomas. Diberi efek sephia karena pada adegan ini merupakan pengingatan Tomas saat kejadian bapak Tomas dibunuh oleh Kolonel Raymer.
Sign Gambar 4.38 Ledakan
48
Object Pengledakan dengan senjata merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Belanda menembak tepat disamping perahu yang ditumpangi tentara Indonesia. Tujuannya untuk menghancurkan perahu tentara agar tidak sampai tujuan yaitu pulau Bali tempat dimana Dayan tinggal untuk membunuh Raymer. Ledakan yang diberikan Belanda ini merupakan sikap Belanda yang merasa menguasai dan memiliki Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda ingin mengahambat atau menggagalkan misi-misi dari tentara pemberontak Indonesia untuk mengusir Belanda dari Indonesia. Pengambilan gambar secara medium untuk menegaskan atau memperlihatkan bahwa bagian samping kapal yang ditembak oleh Belanda terdapat orang-orang Indonesia berada diatas kapal tersebut.
49
Sign 4.39 Memerintah
4.310 Ledakan
Dialog Belanda
: “tembak...” Object
Meledakkan kapal merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Seorang pemimpin kelautan Belanda menyerukan suara tembak kepada para prajuritnya untuk menembak kapal yang ditumpangi oleh Marius, Senja, Tomas, Dayan. Suara tembakan yang diluncurkan oleh Belanda adalah untuk menghancurkan kapal yang ditumpangi oleh Tomas dan teman-temannya serta orang Indonesia lainnya yang membantu mereka untuk berlayar menuju Pulau Bali untuk membunuh Raymer.
50
Hal ini menunjukkan bahwa Belanda ingin menggagalkan misi yang diemban oleh para pahlawan untuk mengusir Belanda dari Indonesia. Pengambilan gambar medium shot pada adegan Belanda menunjukkan semangatnya Belanda menyuruh prajuritnya untuk menembakkan peluru kepada kapal yang ditumpangi oleh Tomas dan teman-temannya. Angle pada adegan kapal adalah long shot menegaskan bahwa kapal tersebut berada di atas laut dan kapal mereka terbakar pada bagian layar belakang kapal karena ditembak oleh Belanda.
Sign Gambar 4.311 Memukul dengan alat
Object Memukul dengan alat merupakan tindakan kolonialisme
51
Interpretant Kolonel Raymer memukuli punggung seorang penduduk Indonesia diatas mobilnya dengan menggunakan alat pecut. Tak ada yang berani melarang hal tersebut. Padahal disekitar Raymer banyak pula orang Indonesia yang menjadi tentara Raymer, namun mereka diam saja. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu Belanda benar-benar mengusai Indonesia dalam sistem pemerintahan keamanan dan tidak ada yang berani melawan kekuatan Belanda. Pada saat itu kekuatan dipegang besar oleh Belanda dan yang berani melawan akan dihabisi. Pengambilan gambar long shot menunjukkan bahwa set lokasi yang digunakan merupakan keadaan pada jaman pemerintahan Belanda dan mobil yang tergambar dalam film ialah mobil jeep yang biasa digunakan oleh pemerintah belanda untuk berperang atau memantau keadaan sekitar mereka.
52
Sign Gambar 4.312 Memaksa
Dialog Tentara Belanda
: “Buka..” Object
Memaksa termasuk tindakan kolonialisme Interpretant Dua orang tentara Raymer berseragam yang merupakan orang Indonesia memaksa Dayu untuk membuka bajunya. Mereka ingin memperkosa Dayu. Mereka pun telah membunuh semua anggota keluarga Dayu, kedua orang tua Dayu serta anak Dayu yang masih balita. Hal ini menunjukkan bahwa untuk wanita yang cantik mereka tidak langsung membunuh tetapi mereka akan memaksa wanita tersebut untuk melayani mereka. Disini terlihat bahwa Belanda telah mempengaruhi pikiran-pikiran orang
53
Indonesia yang menjadi tentara mereka untuk menghancurkan negara mereka sendiri. Angle medium long shot pada adegan ini untuk mempertegas keadaan yang dialami Dayu, bagaimana Dayu memberontak dan para tentara berseragam terus memaksanya. Set lokasi juga menunjukkan bahwa rumah pada saat itu terbuat dari bambu yang dianyam.
Sign Gambar 4.313 Menusuk dengan alat
Gambar 4.314 Berteriak
Object Menusuk merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Seorang tentara Belanda menyerang Marius dengan cara menusuk dada Marius dengan belati dari arah belakang. Marius yang kaget langsung berteriak. Marius
54
saat itu tercengang melihat keluarga Dayu semuanya terbunuh oleh para tentara Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa tentara Belanda benar-benar tidak melewatkan kesempatan untuk membunuh lawannya dengan kejam. Tentara Belanda tidak melewatkan kesempatan yang ada untuk membunuh lawannya. Pengambilam gambar medium close up menunjukkan bagaimana Marius ditusuk oleh salah seorang tentara Belanda dan dengan teknik till up atau pergerakan kamera ke atas, ke arah wajah Marius yang berteriak menunjukkan betapa terkejut dan menahan sakit ditikam oleh tentara Belanda.
Sign Gambar 4.315 Menembak dengan alat
Object Menebak dengan senjata besar merupakan tindakan kolonialisme
55
Interpretant Tiga orang tentara Raymer yang berseragam menembakkan tembakan besar yang berada diatas mobil kepada tentara prajurit Bali yang dipimpin oleh Wayan Suta yang ingin mengahancurkan kekuatan tentara Raymer. Namun memang kekuatan tentara Raymer lebih besar dan peralatan mereka pun lebih baik dan besar. Hal ini menunjukkan bahwa belanda sangat kuat dan memiliki alat yang lebih baik dibandingkan Indonesia, sedangkan tentara Indonesia hanya menggunakan bambu runcing dan senapan yang tidak semua tentara Indoneisa mempunyai senapan. Belanda pun tidak segan-segan menghancurkan Indonesia dengan menembakkan peluru ke arah mereka berkali-kali. Dengan menggunakan mobil pula dapat mempermudah tentara Belanda berpindah-pindah temoat dalam menyerang. Angle medium long shot menggambarkan tentara Belanda dengan menggunakan mobil dan dengan senjata yang besar diatas mobil dapat mempermudah tentara Belanda untuk menghabisi prajurit Indonesia yang melawan mereka.
56
Sign Gambar 4.316 Menghancurkan
Object Menghancurkan dengan mobil tank merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Tentara Belanda Raymer menghancurkan rumah-rumah warga Bali dengan menggunakan
mobil tank, sehingga penduduk yang mengetahui hal tersebut
segera berlari menjauh. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda akan mengahancurkan semua yang melawan mereka. Rumah-rumah penduduk pun juga dihancurkan agar tidak menjadi tempat persebunyian. Belanda pun tak mau tahu apakah didalam rumah tersebut terdapat penduduk atau tidak. Dengan pengambilan gambar long shot menggambarkan bagaimana mobil tank menghancurkan rumah penduduk sehingga penduduk berlarian menjauhi rumah. Dengan adanya mobil tank juga memperlihatkan
57
bahwa Belanda memiliki kekuatan yang besar untuk memusnahkan penduduk Indonesia yang melawan mereka.
Sign Gambar 4.317 Menembak dengan alat
Object Menembak dengan alat merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Beberapa tentara Raymer berseragam menembakkan peluru kepada prajurit pemberontak Wayan Suta. Tentara Raymer tidak hanya menggunakan senapan tetapi mereka juga mengunakan tank untuk memusnahkan semua tentara Wayan Suta yang melawan mereka.
58
Hal ini menunjukkan bahwa dengan mobil tank Belanda memiliki alat-alat yang lebih baik dari pada yang dimiliki Indonesia. Ini dapat membantu mereka untuk dapat menhancurkan lawan-lawan mereka dengan cepat karena dengan menggunakan tank mereka dapat menembak dengan jarak jauh. Dengan senapansenapan laras panjang juga memberikan gambaran bahwa senjata yang dimiliki Belanda sangatlah cepta unutk memusnahkan pemberontak dari Indonesia. Pengambilan gambar long shot memberikan gambaran Belanda mempersiapkan semua penyerangan dengan baik, dari formasi tentaranya sampai dengan alat yang digunakan. Pada mobil tank terlihat terdapat bendera kecil Belanda menunjukkan bahwa mobil tank tersebut milik Belanda. Set lokasinya pun menunjukkan pada jaman tersebut rumah-rumah penduduk terbuat dari bilik bambu dan atap terbuat dari pohon ilalang yang sudah dikeringkan.
Sign Gambar 4.318 Ledakan
59
Object Meledakkan suatu tempat merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Tentara Raymer melemparkan granat kepada prajurit Indonesia Wayan Suta. Mereka melemparkan granat agar dapat menghancurkan beberapa orang dalam satu tempat tanpa perlu menembak. Pada saat itu terdapat dua orang prajurit Wayan Suta yang sedang berlari dan langsung terpental. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda tidak segan-segan membunuh penduduk Indonesia yang memberontak dengan meledakkan satu tempat dengan granat tanpa memikirkan hal apapun. Terlihat dengan granat terdpat dua orang prajurit wayan Suta yang langsung terjatuh ketika granat tersebur meledak didekatnya. Pengambilan gambar dengan long shot menggambarkan bahwa ledakan yang terjadi sangatlah dasyat dan dapat melukai yang ada disekitar ledakan tersebut. Dengan granat itulah dengan mudah Belanda dapat memusnahkan lawanlawannya.
60
Sign Gambar 4.319 Menembak dengan alat
Gambar 4.320 Ledakan
Object Meledakkan suatu tempat merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Ketika Marius sedang bersembunyi di pura kecil, Raymer melihat Marius bersembunyi. Kemudian mengarahkan senjata yang ada pada tank untuk menghancurkan tempat itu dengan Marius di dalamnya. Hal ini menunjukkan Belanda akan menghancurkan semua yang melawan mereka. Mereka tidak memandang itu tempat peribadatan atau buakan. Dimana ada musuh mereka, mereka akan segera menghancurkannya. Dengan menggunakan mobil tank akan langsung melumpuhkan dan menghancurkan sesuatu secara cepat. Pengambilan gambar dengan long shot menunjukkan pada adegan pertama menunjukkan bahwa mobil tank Belanda mengarah kepada Marius dan siap untuk menembak Marius. Pada gambar berikutnya dengan low angle menggambarkan
61
pura yang diledakkan oleh Belanda dengan senjata dari mobil tank dan Marius pun melompat dari tempat tersebut.
Sign Gambar 4.321 Membakar
Object Membakar dengan sengaja merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Seorang tentara Raymer menghancurkan tempat pemukiman warga yang menjadi lokasi pertempuran anatar tentara Raymer dengan tentara pemberontak Wayan Suta dengan menggunakan senjata api yang bisa langsung membakar dengan besar.
62
Membakar tempat pemukiman penduduk akan dengan cepat menghancurkan semua yang tidak dibutuhkan. Belanda tidak segan-segan untuk membakar rumah penduduk agar mereka tidak mempunyai tempat lagi. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda akan dengan cepat menghancurkan tempat jajahan mereka dan yang berani melawan mereka. Dengan pengambilan gambar medium long shot dapat menggambarkan bahwa yang dilakukan tentara Raymer akan menghancurkan yang ada dengan senjata yang mengeluarkan api dan gambar lingkungan dibelakang tentara Raymer menunjukkan bahwa sedang ada perperangan di daerah penduduk.
Sign Gambar 4.322 Mencengkram
Object Memaksa termasuk tindakan kolonialisme
63
Interpretant Beberapa tentara Raymer berseragam mengejar, memaksa dan mencengkram mulut Dayu dengan tanganya. Padahal tentara Raymer itu sendiri adalah orang Indonesia juga. Dengan memaksa dan mencengkram mulut seseorang terutama wanita yang tidak bisa melawan kekuatan dari laki-laki secara garis besar. Disini Belanda memiliki tentara bukan hanya dari Belanda saja, namun terdapat penduduk Indonesia yang menjadi tentara Belanda. Dengan pengambilan gambar close up memperlihatkan bagaimana ekspresi senangnya para tentara Raymer mencengkram mulut Dayu setelah berlari mengejar Dayu. Wajah Dayu mengekspresikan wajah yang sedikit ketakutan.
Sign Gambar 4.323 Ledakan
Gambar 4.324 Terjatuh dan Terpental
64
Object Meledakkan suatu tempat merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Tentara Raymer melemparkan granat tepat disamping Wayan Suta berdiri dan Wayan Suta pun terjatuh dan terpental. Ledakan yang diberikan Belanda sangatlah mudah untuk menjatuhkan tentara Indonesia dengan cepat. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda sangatlah kuat untuk menjajah Indonesia dengan peralatan-peralatan perang yang cukup modern dibandingkan dengan bangsa Indonenesia. Dengan ledakan, lawan-lawan yang berada dalam jarak jauh pun akan lumpuh dalam seketika. Pengambilan gambar yang digunakan adalah long shot, dengan long shot menggambarkan betapa besarnya ledakan yang terjadi disamping Wayan Suta tersebut sehingga membuat Wayan Suta terjatuh dan terpental.
65
Sign Gambar 4.325 Memukul dengan alat
Object Memukul dengan alat keras merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Seorang tentara Raymer memukul seorang prajurit Wayan Suta yang berlari dan ingin melawannya dengan menggunakan senapan. Tentara Raymer langsung memukul sehingga prajurit Wayan Suta terjatuh. Memukul dengan senapan saat lawan menghampiri hal yang sangat baik untuk menjatuhkannya karena senapan merupakan benda yang sangat keras. Belanda akan mengahancurkan orang yang akan menghancurkannya. Belanda merasa mereka yang paling kuat dan dapat menguasai bangsa Indonesia. Pengambilan gambar secara long shot menggambarkan set lokasi berada dipemukiman penduduk yang masih terdapat banyak pepohonan. Set juga menggambarkan bahwa disekitar sedang ada peperangan. Gambar juga menunjukkan betapa
66
kerasnya tentara Raymer bersergam memukul Prajurit Wayan Suta sehingga prajurit Wayan Suta terjungkal.
Sign Gambar 4.326 Menginjak
Gambar 4.327 Menembak dengan alat
Object Menginjak dan menembak merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Seorang tentara Raymer menginjak tentara pemberontak Wayan Suta yang terjatuh yang sebelumnya ia pukul dengan senapan. Ketika tentara Wayan Suta terjatuh, tentara Raymer langsung menginjaknya dengan kaki yang menggunakan sepatu tentara yang cukup tebal. Kemudian menembaknya dengan senapan.
67
Menginjak lawan dengan menggunakan sepatu yang cukup keras tidaklah berprikemanusiaan. Begitu pula dengan langsung menembaknya ketika prajurit Wayan Suta sudah tidak berdaya karena telah diinjak oelh tentara Raymer. Hal ini menunjukkan bahwa Belanda sangat merasa hebat dan dapat menghalangi Indonesia yang ingin melawannya dengan peralatan yang cukup baik dan modern dibandingkan dengan tentara Indonesia yang hanya dengan alat-alat sederhana. Dengan pengambilan gambar medium close up dapat menegaskan bagaimana prajurit Wayan Suta kesakitan diinjak oleh tetara Raymer dan untuk adegan penembakan angle yang digunakan close up, dengan angle ini diperlihatkan mimik wajah tentara Raymer yang begitu semangat menembak prajurit Wayan Suta yang telah diinjaknya.
Sign Gambar 4.328 Memukul
Gambar 4.329 Memukul
68
Object Memukul termasuk tindakan kolonialisme Interpretant Seorang tangan kanan Kolonel Raymer berseragam yang merupakan orang Indonesia melawan Marius yang sedang sakit secara bertubi-tubi. Ia tidak merasa bahwa ia juga dari Bangsa Indonesia Memukul secara bertubi-tubi dapat melumpuhkan lawan dengan cepat karena lawan tidak dapat bergerak bila ditekan terus-menerus. Yang menjadi pengikut tentara Belanda bukan hanya berasal dari Belanda saja namun ada juga yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Disini membuktikan bahwa Belanda mempengaruhi rakyat Indonesia yang lemah akan kekuatan nasionalis kepada bangsanya sendiri. Dengan pengambilan gambar medium close up menunjukkan bahwa betapa semangatnya tentara Raymer untuk melumpuhkan Marius. Marius pun tak bisa melawan karena Marus masih dalam keadaan sakit. Set lokasi yang digunakan pun di dalam rumah bilik bambu sesuai dengan keadaan pada jaman tersebut.
69
Sign Gambar 4.330 Memukul
Object Memukul merupakan tindakan kolonialisme Interpretant Kolonel Raymer memukul Tomas yang melawan dengan bertubi-tubi. Raymer memukul bagian punggung Tomas untuk melumpuhkan Tomas. Dengan memukul bagian punggung menggunakan siku tangan dengan mudah Belanda akan melumpuhkan lawannya. Dengan posisi yang membungkuk pula lawan akan sulit untuk mengelak. Belanda tidak akan segan-segan untuk melumpuhkan orang Indonesia yang berani melawan mereka. Pengambilan gambar dengan medium close up, memperlihatkan bagaimana ekspresi wajah Kolonel Raymer yang dengan semangatnya memukul Tomas dengan siku tangan ke bagian punggung Tomas. Terlihat pula bagian siku tangan Kolonel Raymer yang akan memukul Tomas sambil memegang baju belakang Tomas.
70
Sign Gambar 4.331 Kata-kata Kasar
Dialog Kolonel Raymer
: “ kalian hanya sampah” Object
Berkata kasar yang merendahkan negara lain termasuk tindakan kolonialisme Interpretant Kolonel Raymer berkata kepada Tomas yang sedang melawannya dengan katakata ”kalian hanya sampah”. Kata-kata kalian hanya sampah merupakan penghinaan Belanda kepada bangsa Indonesia. Kata-kata tersebut menunjukkan bahwa Belanda menghina Indonesia dengan warganya yang tidak berguna dan hanya bisa dibodohi dan dijajah oleh Belanda serta dan hanya menjadi sampah bagi Belanda. Kata-kata tersebut merupakan penghinaan yang sangat kejam terhadap bangsa Indonesia.
71
Pengambilan gambar close up pada wajah Raymer menunjukkan betapa bencinya Raymer kepada Indonesia. Hal ini juga mempertegas bagaimana wajah Raymer dengan semangatnya untuk mengabisi Tomas.
4.4 Pembahasan Berdasarkan segitiga makna Charles Sanders Peirce yang telah peneliti paparkan di bab III yang meliputi sign, object, dan interpretant. Kemudian tandatanda diolah oleh peneliti untuk menemukan makna.
Sesuai analisis diatas, maka dapat ditemukan bahwa film Hati Merdeka terdapat nilai-nilai kolonialisme atau penjajahan, ini dapat terlihat dengan penggunaan tanda yang berhubungan dengan penjajahan terhadap penduduk Indonesia yang telah peneliti paparkan diatas. Hal ini dipertegas dengan tindakan yang dimainkan oleh pemain, adegan-adegan yang ditampilkan serta properti yang digunakan unutuk menunjang setiap adegan kolonialisme atau penjajahan dalam film ini. Film Hati Merdeka merupakan film yang menggambarkan kisah jaman penjajahan Belanda. Terdapat banyak kejadian-kejadian atau tindakan-tindakan yang dilakukan Belanda untuk merebut Indonesia menjadi milik mereka. Belanda mengupayakan segala cara agar keinginan mereka tercapai. Namun, warga
72
Indonesia tidak tinggal diam. Mereka terus berjuang untuk mempertahankan Indonesia tetap menjadi milik mereka seutuhnya. Warga Indonesia pada saat itu memiliki rasa kepedulian terhadap bangsa yang sangat tinggi. Mereka tidak ingin tanah kelahiran mereka menjadi milik Belanda dan menguasai seluruh isi Indonesia. Belanda menggunakan berbagai cara untuk melumpuhkan warga Indonesia yang berontak kepada mereka. Mereka tidak suka dengan para warga Indonesia yang melawan dan ingin mengusir mereka dari Indonesia. Mereka bertindak sewenang-wenang. Seperti yang terdapat pada gambar 4.31 hanya kesalahan kecil saat Dayan menumpahkan air ketangan Belanda, Si Belanda langsung menampar dan memaki Dayan dengan kata-kata kasar. Belanda juga menghujat seperti yang tergambar pada gambar 4.32 dan gambar 4.331. Belanda menganggap bahwa warga Indonesia hanyalah orangorang bodoh yang tidak berguna dan hanya menjadi sampah. Hal tersebut merupakan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda secara mental. Selain menghinaan, secara mental juga imperialisme pada film ini terlihat dengan adanya pemaksaan yang diberikan kepada seorang wanita yang lemah, karena umumnya seorang wanita lebih lemah fisik dibandingkan seorang laki-laki. Terlihat pada gambar 4.312 dan 4.322 dimana Dayu dipaksa oleh tentara-tentara Kolonel Raymer. Dengan penjajahan yang dilakukan didalam mental dapat membuat seseorang merasa terpukul dan merasa terhina dengan perkataan-perkataan atau dengan perlakuan yang diberikan. Hal tersebut akan membuat orang tersebut menjadi semangat untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik.
73
Selain melakukan penghinaan dan pemaksaan terhadap bangsa Indonesia melalui perkataan, Belanda juga melakukan tindakan-tindakan yang menyakiti warga Indonesia dalam hal fisik, seperti memukul. Pukulan-pukulan yang diberikan pun tidaklah ringan. Pukulan tersebut dapat membunuh lawan secara tidak langsung. Pukulan sangat menyakitkan mental dan fisik. Apalagi bila pukulan yang diberikan menggunakan alat atau senjata. Seperti pada gambar 4.311 dan 4.325. gambar 4.311 Kolonel Raymer memukuli seorang penduduk Indonesia dengan menggunakan alat
pecut. Alat tersebut sangatlah menyakitkan karena dapat
membuat kulit tergores dalam, hanya dalam sekali pukul. Pada gambar 4.325 seorang tentara berseragam Kolonel Raymer memukul seorang prajurit Wayan Suta yang berlari mengarahnya menggunakan senapan panjang. Senapan panjang merupakan senjata api yang keras terbuat dari besi dan kayu bahan pendukung lainnya. Memukul dengan menggunakan senapa panjang, lawan yang berlari mengarah ke kita akan langsung terjatuh karena sangat keras. Belanda benar-benar menggunakan segala cara untuk mengahancurkan semua yang menghalangi mereka untuk merebut bangsa Indonesia. Menginjak juga sangatlah menyakitkan. Apalagi bila menginjak seseorang menggunakan sepatu yang cukup tebal, seperti yang dilakukan oeh seorang tentara Raymer berseragam pada gambar 4.326. setelah memukulnya dengan senapan, saat prajurit Wayan Suta terjatuh langsung diinjak. Serangan yang bertubi-tubi oleh tentara Raymer membuat prajurit Wayan Suta tidak dapat membela diri. Hal tersebut mencirikan bahwa Belanda tidak memberikan kesempatan sedikit pun kepada lawan-lawannya. Mendorong juga
74
sering dilakukan kepada warga Indonesia oleh Belanda dan menjatuhkannya ke tanah apabila warga Indonesia terutama prajurit yang ingin melawan mereka tersebut tertangkap karena mencoba masuk dan menyelidiki detail-detail tentang Belanda ke markas Belanda, seperti yang dilakukan oleh Budi dan temantemannya dari prajurit Kapten Amir yang menyamar sebagai pelayan, namun Budi pun yang masih kecil ketahuan seperti yang ada pada gambar 4.33. Selain memukul, tindakan yang paling sering dilakukan Belanda adalah menembak. Tidak hanya dengan senjata api tapi menggunakan pula mobil tank yang dalam satu kali tembakannya dapat membuat ledakan. Hal ini mencirikan bahwa Belanda mempunyai alat-alat bertempur yang lebih canggih dan lebih baik dibandingkan dengan Indonesia yang masih menggunakan bambu runcing pada saat itu. Dari alat perang sampai mobil yang digunakan oleh Belanda dapat membantu mereka berperang. Dengan mobil tank Belada juga dengan mudah menghancurkan rumah-rumah warga Indonesia yang pada saat itu masih terbuat dari kayu dan bambu. Dengan menggunakan alat tersebut sangat mudah hancur apalagi material yang dihancurkannya sangat mudah. Selain itu Belanda tentara Raymer juga membakar rumah-rumah warga tersebut dengan menggunakan senjata yang dapat mengeluarkan api dan langsung membakar rumah-rumah warga karena terbuat dari material yang mudah terbakar. Hal pembakaran ini dihancurkan bertujuan untuk menghancurkan dan menghilangkan semua yang dimiliki oleh warga Indonesia, sehingga warga Indonesia akan tunduk kepada Belanda.
75
Selain menembak dan membakar, tindakan yang dapat menghancurkan yang dilakukan oleh Belanda kepada Indonesia adalah meledekan sesuatu. Seperti saat berperang mereka menggunakan granat untuk meledakkan lawannya dalam satu tempat dan dapat mengahancurkan mereka seketika. Hal ini dengan mudah membantu mereka dalam misi mereka untuk merebut Indonesia dan akan menghancurkan yang menentang dan melawan mereka. Prajurit Indonesia pun tidak dapat melawan Belanda secara baik karena alat untuk perang yang digunakan masih terbatas, apalagi banyak prajurit yang melawan Belanda bukan dari yang berlatar belakang pendidikan militer, namun hanya rakyat biasa yang mempunyai semangat yang tinggi untuk mengusir Belanda dan mencapai kemerdekaan yang selama beratus-ratus tahun mereka inginkan. Dari hasil pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa kolonialisme atau penjajahan yang dilakukan oleh Belanda untuk menggapai impian mereka dalam hal mengusai dan merebut Indonesia menjadi milik mereka, mereka menggunakan berbagai cara untuk melawan warga atau penduduk Indonesia yang tidak setuju dengan mereka. Belanda pun tidak segan-segan akan mengahabisi dan menghancurkan semua yang melawan mereka. Padahal tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia atau HAM dalam hak untuk hidup, karena Belanda akan menghancurkannya dengan cara mereka yang terbilang cukup sadis dan kejam. Film ini juga membantu penggambaran bagaimana perjuangan para prajurit Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dan mengusir Belanda serta ingin membebaskan Indonesia dari pemerintahan yang otoriter dan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.