BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskriptif Hasil Belajar Siswa Deskriptif hasil belajar siswa dalam penelitian ini dipaparkan dalam bentuk mean (M), median (Me), Modus (Mo), standar deviasi (St. Dev), dan varians (
), distribusi frekuensi dan
diagram batang. Rekapitulasi data hasil penelitian disajikan pada tabel 4.1 dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran . Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian Sumber data
N
Skor Max 12
Mean
25
Skor Min 2
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
7,92
Median (Me) 99
Modus (Mo) 6 dan 10
St. Deviasi 2,737
21
5
14
9,762
103
8
2,234
4.1.1.1 Deskriptif Hasil Belajar Kelas Kontrol Tabel 4.1.1.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH
1 1 1 1 5 1 4 1 5 4 1 25
4% 4% 4% 4% 20% 4% 16% 4% 20% 16% 4% 100%
Tabel di atas menggambarkan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran sebelum menerapkan strategi berpikir kritis berjumlah 25 orang. Skor minimum yang diperoleh kelompok ini adalah 2 dan skor maximum adalah 12. Nilai rata-rata hitung ( ) adalah 7,92, modus (Mo) adalah 6 danm10, median (Me) adalah 99 dan standar deviasi adalah 2,737. 4.11.2 Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen Tabel 4.1.1.2 Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen
5 8 9 10 11 12 13 14 JUMLAH
1 7 3 2 3 2 2 1 21
5% 33% 14% 10% 14% 10% 10% 5% 100%
Tabel di atas menggambarkan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran setelah menerapkan strategi berpikir kritis berjumlah 21 orang. Skor minimum yang diperoleh kelompok ini adalah 5 dan skor maximum adalah 14. Nilai rata-rata hitung ( ) adalah 9,762, modus (Mo) adalah 8, median (Me) adalah 103 dan standar deviasi adalah 2,234. 4.1.2 Pengujian Prasyarat Analisis 4.1. 2.1 Pengujian Homogenitas Hasil Uji Homogenitas Data/ Sumber Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kesimpulan 1,502
2,08
Homogen
Pengujian homogenitas ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah kedua sampel yang dipilih penulis memiliki kemampuan yang sama sehingga tidak ada faktor lain yang mempengaruhi selain dari metode yang diterapkan. Setelah kedua sampel diberikan perlakuan, kemudian dilakukan pengujian homogenitas varians data untuk mendapatkan informasi apakah kedua sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dengan menggunakan rumus uji F. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran diperoleh Fhitung= 1,502. Selanjutnya harga Fhitung tersebut dibandingkan dengan harga F
tabel
dengan dk pembilang n1 – 1 = 24 dan dk
penyebut n1 – 1 = 20, untuk = 0.05 ditetapkan daerah kritis F(0,95)(24,20)= 2,08. Fhitung= 1,502< Ftabel = 2,08 artinya kedua kelas memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hasil pengujian data dari kedua kelas diperoleh hasil bahwa data kedua kelas homogen dan berdistribusi normal, sehingganya layak digunakan uji-t untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. 4.1.2. 2 Pengujian Normalitas Data Tabel Hasil Uji Normalitas Data Data/ Sumber
Kesimpulan 0,05
Sebelum Eksperimen Sesudah Eksperimen
0,136 0,120
0,173 0,190
Normal Normal
Pengujian normalitas data sebagaimana diungkapkan diatas bahwa syarat dari penggunaan uji-t adalah data yang menjadi sampel harus berdistribusi normal. Dalam hal ini hasil kemampuan siswa harus berdistribusi normal dan jika tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik nonparametris. Pengujian normalitas data ini menggunakan uji liliefors pada taraf nyata
= 0,05, pengujian ini dilakukan terhadap dua sampel ditinjau dari
hasil latihannya yaitu: a. Pengujian Normalitas Data Kelas Kontrol Pengujian normalitas data sebelum eksperimen bergantung pada hasil belajar (lampiran 1) yang diperoleh dan berdasarkan perhitungan pada (lampiran 3) diperoleh nilai
sebesar 0,136.
= 0,05 dan n = 25, diperoleh nilai
Untuk taraf nyata
disimpulkan bahwa hipotesis
diterima sebab
<
sebesar 0,173. Dengan demikian dapat . Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi
normal.
b. Pengujian Normalitas Data Setelah Eksperimen Sebagaimana pengujian normalitas data setelah eksperimen, pengujian normalitas data setelah eksperimen juga
bergantung pada hasil belajar (lampiran 3) kelompok ini dan
berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran) diperoleh nilai = 0,05 dan n = 21, diperoleh nilai diterima sebab
hipotesis
<
sebesar 0,120 Untuk taraf nyata
sebesar 0,190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa . Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil pengujian data dari kedua data diperoleh hasil bahwa kedua data berdistribusi Normal, sehingga untuk pengujian hipotesisnya digunakan uji statistik parametrik. 4.1.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini dipilih uji t. Dari perhitungan pada lampiran 5 diperoleh nilai diperoleh
(
>
: ,
)
sebesar 2,524. Dari tabel daftar distribusi t
= 1,68. Dengan membandingkan harga
. Artinya
berada didaerah penolakan
dan
maka diperoleh
. dengan demikian
diterimah
dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan strategi berpikir kritis, tidak sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa strategi berpiki kritis.
Daerah Penolakan
α = 0,05 1,68
Daerah Penerimaan
2,524
Gambar kurva penerimaan dan penolakan Dari hasil diatas diperoleh
ditolak dan
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan strategi berpikir kritis, tidak sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa strategi berpikir kritis. 4.2 Pembahasan Penelitian ini bertolak dari upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia, strategi berpikir kritis merupakan srategi yang menekankan pada kemampuan membuat keputusan tentang bagaimana menanggapi apa yang dilihat dan didengar berdaarkan sikap dan keterampilan diatas pertanyaan-pertanyaan kritis yang saling terpaut. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diterapkan strategi berpikir kritis lebih tinggi dari hasil belajar tanpa menerapkan strategi berpiki kritis. Berdasarkan analisis inferensial diperoleh bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang diterapkan strategi berpikir kritis dengan hasil belajar tanpa menerapkan strategi berpikir kritis terhadap mata pelajaran bahasa indonesia, yakni hasil belajar siswa yang diterapkan dengan strategi berpikir kritis lebih tinggi dari hasil belajar tanpa menerapkan strategi berpikir kritis. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji parametrik uji t dengan 0,05, dk =
+
-2 = 25 + 21 -2 = 44 dan kriteria pengujian terima
.dalam hal lain hasil bahwa
jika
= <
ditolak, dari hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian memberikan
ditolak dan
diterima, hal ini mengindikasikan bahwa hasil belajar yang
diterapkan strategi berpikir kritis lebih efektif menigkatkan hasil belajar dari pada tanpa menerapkan strategi berpikir kritis. Pernyataan diatas mengindikasikan bahwa strategi berpikir kritis mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini seperti dikemukakan Piaget (dalam Sanjaya, 2006:231) yang menyatakan strategi pembelajaran berpikir metode pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru. Namun harus diakui bahwa dalam penelitian ini ada bebrapa kendala yang dihadapi dalam menerapkan strategi berpikir kritis, diantarannya adalah Kadang-kadang dalam mengimplementasikan strategi ini memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan untuk keberhasilan belajar siswa yang ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru sehingga belum mencapai hasil yang lebih maksimal.