49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada bagian akan disajikan hasil penelitian dan pembahasannya, yang meliputi (1) deskripsi data, (2) pengujian persyaratan analisis dan (3) pengujian hipotesis. 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel yang diperoleh dari penelitian dideskripsikan seperti pada lampiran 4 yang dijaring dari 53 orang responden. Untuk jelasnya data penelitian dari dua variabel penelitian yang meliputi variabel kreativitas guru mengajar (X) dan motivasi belajar siswa (Y) di paparkan sebagai berikut. a. Data Variabel Kreativitas Guru Mengajar (X) Data variabel kreativitas guru mengajar (X) setelah dilakukan skor jawaban atas instrumen yang dijawab responden diperoleh beberapa data statistik deskriptif yaitu jumlah skor capaian responden sebesar 4698 atau 73,87% dengan kualitas yang cukup dari skor ideal yang diharapkan, rata-rata skor sebesar 88,64 skor tertinggi 102 dan skor terendah 79 sehingga rentang skor sebesar 23. Kemudian secara teoretik skor capaian responden pada variabel kreativitas guru berada antara 79 sampai dengan 102, dengan distribusi skor seperti pada tabel berikut ini.
50
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kreativitas Guru Mengajar Nomor
Kelas Interval
Frekuensi Mutlak
Frekuensi Relatif (%)
1
79-82
10
19
2
83-86
15
28
3
87-90
9
17
4
91-94
6
11
5
95-98
7
13
6
99-101
5
9
7
102-104
1
1
Jumlah
53
100
Pengelompokkan data pada tabel diatas didasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan aturan sturges sebagaimana pada lampiran 4. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 4 divisualisasikan data dalam grafik 1.
16 14 12 10 8 6 4 2 0 79-82
83-86
87-90
91-94
95-98
99-101 102-104
Gambar 1. Histogram frekuensi variabel kreativitas guru mengajar
51
Data tabel 2 menunjukkan bahwa kecenderungan data dibawah kelas interval rata-rata memiliki frekuensi mutlak sebesar 25 atau 47%, kecenderungan data pada kelas interval rata-rata memiliki frekuensi mutlak sebesar 9 atau 17% dan kecenderungan data di atas kelas interval rata-rata memiliki frekuensi mutlak sebesar 20 atau 34%. Memperhatikan data ini maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan data kreativitas guru berada dibawah dan di atas interval rata-rata yaitu masing-masing sebesar 25 atau 47%. b. Data Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y) Data variabel motivasi belajar siswa (Y) setelah dilakukan pensekoran jawaban atas instrumen yang dijawab responden diperoleh beberapa data statistik deskriptif yaitu jumlah skor capaian responden sebesar 4789 atau 74,29% dari skor ideal yang diharapkan, rata-rata sebesar 90,36. Kemudian secara teoretik skor capaian responden pada variabel-variabel motivasi belajar siswa (Y) berada antara 79 sampai dengan 112, dengan distribusi skor seperti pada tabel 3 Pengelompokkan data pada tabel 3 didasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan aturan Sturges sebagaimana pada lampiran 4. Berdasarkan tabel 3 maka kecenderungan data dibawah kelas interval ratarata memiliki frekuensi mutlak sebesar 24 atau 46%, kecenderungan data pada kelas interval rata-rata memiliki frekuensi mutlak sebesar 12 atau 23% dan kecenderungan data di atas kelas interval rata-rata memiliki frekuensi mutlak sebesar 17 atau 31%.
52
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa Nomor
Rentang
Frekuensi
Persentase (%)
1
79-83
13
25
2
84-88
11
21
3
89-93
12
23
4
94-98
11
21
5
99-103
4
8
6
104-108
1
1
7
109-113
1
1
Jumlah
53
100
Memperhatikan data ini maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan data variabel motivasi belajar siswa berada dibawah kelas interval rata-rata yaitu sebesar 24 atau 46%. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 4 divisualisasikan data dalam grafik sebagai berikut.
14 12 10 8 6 4 2 0 79-83
84-88
89-93
94-98
99-103
104-108
Gambar 2. Histogram frekuensi variabel motivasi belajar siswa
109-113
53
2. Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data menggunakan uji Liliefors dan hasil pengujian pada lampiran 5 diperoleh harga sebagai berikut. Tabel 4. Rangkuman hasil uji Normalitas Data Harga No
1
Variabel
L0hitung
L0tabel
Kreativitas
0,1256
0,1416 Harga L0hitung lebih kecil dari L0tabel atau
guru
Kesimpulan
0,1256
<
0,1416,
sehingga
dapat
disimpulkan data berdistribusi normal Motivasi 2
0,0694
0,1416 Harga L0hitung lebih kecil dari L0tabel atau
belajar
0,0694
<
0,1416
,
sehingga
dapat
siswa
disimpulkan data berdistribusi normal
Memperhatikan hasil pengolahan data normalitas data pada tabel di atas diperoleh gambaran bahwa kedua variabel dalam penelitian ini memiliki harga L0hitung lebih kecil dari L0tabel sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal. 3. Pengujian Hipotesis 1. Menduga persamaan regresi linear sederhana X dan Y Hasil perhitungan pada lampiran 6 diperoleh persamaan regresi sederhana Y atau Ŷ berbentuk Ŷ = 15,71+ 0,85 X. 2. Pengujian Kelinearan dan Keberartian Persamaan Regresi Untuk keperluan pengujian ini hasil perhitungan pada lampiran 6 diperoleh jumlah kuadrat (JK) dari berbagai sumber variasi yang meliputi JK (T) = 435641,
JK (a) = 432727
JK (b/a) = 1629,5
JK (S) = 1285,
JK (G) = 604,4
54
dan JK
(TC)
= 680. Selanjutnya akan dihitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK)
dengan membagi JK oleh dk masing-masing khusus untuk RJK
(TC)
masing-
masing dinotasikan oleh S2 (TC) dan S2 G yang menyatakan varians tuna cocok dan varians galat. Dan RJK
(b/a)
dan RJK
(S)
dilambangkan oleh S2 reg dan S2 sisa yang
masing-masing menyatakan varians regresi dan varians sisa dengan demikian varians-varians tersebut dapat dihitung seperti persamaan sebagai berikut: S2 TC = 35,80
S2 G = 18,89
S2 reg = 1629,5 dan S2 sisa = 25,19.
Hasil perhitungan tersebut disubtitusikan ke tabel analisis varians (anava) seperti tabel berikut: Tabel 5. Hasil Perhitungan Analisis Varians Uji F (Anava) Sumber Varians
dk
JK
RJK
F observasi
Total
53
435641
8220
Koefisien (a)
1
432727
432727
Regresi (b/a)
1
1630
1630
Sisa
51
1285
25,19
32
Tuna cocok
19
680
36
1,9
Galat
32
604,4
19
a. Uji Linieritas Regresi Kriteria pengujian:terima hipotesis persamaan regresi linier, jika: F hitung ≤ F
(1 – α) ( k – 2, n – k )
dengan taraf nyata α = 0,01 dan α = 0,05. Berdasarkan harga-
harga pada tabel anava maka dapat dihitung harga F
hitung
diperoleh sebesar 1,9.
Harga ini bila di konsultasikan dengan harga pada daftar distribusi untuk F
(0,95)
55
(19,32)
= 1,91. Hasil menunjukkan bahwa F
hitung
lebih kecil F
daftar,
sehingga dapat
disimpulkan bahwa persamaan regresi Ŷ = 15,71+ 0,85X adalah berbentuk linier. b. Uji Keberartian Regresi Kriteria pengujian : Terima hipotesis persamaan regresi linier berarti jika: Fhitung ≥ F (1 - α)
(1.n – 2).
Berdasarkan harga-harga pada tabel anava maka diperoleh harga F untuk F
(0,95) (1,51)
besar dari F
= 4,03. Bila harga ini di konsultasikan ternyata F
daftar
hitung
hitung
lebih
pada tabel , dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
persamaan regresi tersebut benar-benar berarti (signifikan). Implikasi dari hasil pengujian a dan b ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat hubungan yang signifikan kreativitas guru mengajar dengan motivasi belajar siswa di SMPN 1 Wonosari Kabupaten Boalemo dapat diterima.
3. Menghitung Koefisien Korelasi 𝑟𝑦𝑥 =
53 426339 − (4697)(4789) {53 41855 − (4697)²}{53 435641 − (4789)²}
𝑟𝑦𝑥 = 0,75 r2 = 0,5625 atau =
56,25%
56
4. Pengujian Hipotesis Penelitian Pasangan hipotesis dalam pengujian adalah: Ho:ρ = 0
artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan kreativitas guru dengan motivasi belajar siswa di SMPN 1 Wonosari Kabupaten Boalemo.
Ha:ρ|≠ 0
artinya terdapat hubungan yang signifikan kreativitas guru dengan motivasi belajar siswa di SMPN 1 Wonosari Kabupaten Boalemo.
Kriteria pengujian: Terima hipotesis nol (Ho) jika – t (1 – ½ α) ≤ t ≤ t (1 – ½ α) dengan taraf nyata α = 0,01 dan α = 0,05. Kemudian sesuai hasil perhitungan pada lampiran 6 diperoleh harga
t = 8,09. Sesuai kriteria pengujian pada dk =
n – 2 atau 53-2 = 51 diperoleh hasil perhitungan harga t
hitung
sebesar 8,09
sedangkan daftar distribusi untuk t (0,975)(51) = 2,00 dan ternyata harga t hitung > dari harga t daftar pada taraf nyata α = 0,01. Dengan demikian hasil t
hitung menunjukkan
berada di luar daerah penerimaan Ho, berarti Ho di tolak dan dapat menerima Ha. Implikasinya terhadap hipotesis yang berbunyi “ Terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas guru mengajar dengan motivasi belajar siswa di SMPN 1 Wonosari Kabupaten Boalemo adalah terbukti dapat diterima pada taraf nyata α = 0,01 atau dengan tingkat kepercayaan 99%.
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
-2,00 Gambar 4. Daerah Penolakan Ho
2,00
57
B. Pembahasan Pada bagian ini akan diuraikan interpretasi hasil pengolahan data yang meliputi variabel kreativitas guru, motivasi belajar siswa dan pengaruh antara kreativiitas guru dengan motivasi belajar siswa. Ketiga aspek ini akan diuraikan sebagai berikut. 1. Interpretasi Hasil Pengolahan Data Kreativitas Guru Mengajar Guru merupakan salah satu komponen utama dalam pelaksanaan proses pendidikan, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Sebagai salah satu komponen yang terpenting dalam pendidikan, guru harus berperan serta secara aktif sesuai dengan profesinya dan mampu menempatkan diri sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap aktivitas guru merupakan tanggung jawab untuk membawa siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan emosional tertentu. Dalam kaitan dengan ini guru berfungsi ganda yaitu sebagai pengajar, pendidik dan pelatih, yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa untuk belajar. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas, guru sangat membutuhkan motivasi belajar siswa. Karena pada hahekatnya guru adalah manusia terdidik yang bekerja sambil belajar. Gambaran hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel kreativitas guru (X) setelah dilakukan pensekoran diperoleh jumlah skor capaian responden sebesar 4698 atau 73,87% dengan kualitas yang cukup dari skor ideal yang diharapkan. Kemudian kecenderungan secara
58
keseluruhan berada dibawah dan di atas interval rata-rata yaitu masing-masing sebesar 25 atau 47%. Faktor yang mengakibatkan skor pada variabel kreativitas ini berkualitas cukup menurut kajian teoretis dan dipadukan dengan kondisi riil di lapangan bahwa guru memiliki berbagai peran. Hal ini menunjukkan bahwa guru sebagai pendidik
belum
menunjukkan
kemampuan
yang
maksimal
untuk
mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral dan sosial serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Berkenaan dengan wibawa, guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosionalnya, moral, sosial dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan. Guru juga harus mampu
mengambil
keputusan secara mandiri
(independent), terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara tepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah
59
pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah. Untuk meningkatkan kreativitas mengajar seorang guru menurut Mulyasa (2006:57) terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, sebagai berikut. (1) Membuat ilustrasi: pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan tambahan pengalaman kepada mereka, (2) Mendefinisikan: meletakkan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana, dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik, (3) Menganalisis: membahas masalah
yang telah
dipelajari
bagian
demi
bagian,
(4)
Mensintesis:
mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke dalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain nampak jelas, dan setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang lebih besar, (5) Bertanya: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar apa yang dipelajari menjadi lebih jelas, (6) Merespon: mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik. Pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan peserta didik, (7) Mendengarkan: memahami peserta didik, dan berusaha menyederhanakan setiap masalah, serta membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun peserta didik, (8) Menciptakan kepercayaan: peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar, (9) Memberikan pandangan yang bervariasi: melihat bahan yang dipelajari dari berbagai sudut
60
pandang, dan melihat masalah dalam kombinasi yang bervariasi, (10) Menyediakan media untuk mengkaji materi standar: memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran, dan sumber belajar yang berhubungan dengan materi standar, (11) Menyesuaikan metode pembelajaran: menyesuaikan
metode
pembelajaran
dengan
kemampuan
dan
tingkat
perkembangan peserta didik serta menghubungakan dengan materi baru dengan sesuatu yang telah dipelajari, dan (12) Memberikan nada perasaan: membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, dan hidup melalui antusias dan semangat.
2. Interpretasi Data Variabel Motivasi Belajar Siswa Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa skor capaian tentang motivasi belajar siswa (Y) diperoleh sebesar 4789 atau 75,29% dari skor ideal yang diharapkan, rata-rata sebesar 90,36 Kemudian kecenderungan data dibawah kelas interval rata-rata memiliki frekuensi mutlak sebesar 24 atau 46%. Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti rasa ingin tahu, rasa percaya diri, jasmani dan psikologi, nilai dan pujian. Motivasi, kematangan, hubungan pesrta didik dengan guru, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. 3. Interpretasi hasil pengolahan data hubungan Kreativitas guru mengajar dengan motivasi belajar siswa Sesuai hasil perhitungan diperoleh suatu pola hubungan fungsional antara variabel kreativitas guru mengajar di SMPN 1 Wonosari Kabupaten Boalemo
61
dalam bentuk persamaan regresi Linear sederhana yaitu: Ŷ = 15,71 + 0,85X. Uji kelinieran dan keberartian persamaan regresi tersebut memberikan petunjuk bahwa terdapat hubungan fungsional yang signifikan (berarti) antara kreativitas guru mengajar dengan motivasi belajar siswa. Untuk harga antara variabel kretivitas guru mengajar dengan motivasi belajar siswa, dari hasil perhitungan diperoleh r = 0,75 yang ternyata cukup berarti (signifikan), sehingga tidak dapat diabaikan. Harga ini bila ditafsirkan melalui koefisien determinasi (r2 = 0,5625) menunjukkan bahwa hubungan kreativitas guru meengajar dengan motivisi belajar siswa sebesar 56,25% dengan persamaan regresi Ŷ = 15,71 + 0,85X. Hubungan kreativitas guru mengajar dengan motivasi belajar siswa ditunjukan oleh koefisien determinasi tersebut merupakan suatu angka persentase yang cukup besar. Kondisi ini tidaklah mengherankan karena dalam kreativitas guru mengajar dengan motivasi belajar siswa memiliki keterkaitan antara keduanya. Dalam pengujian t
hitung
sebesar 8,09 bila dikonsultasikan dari harga t
daftar
pada tabel distribusi untuk t(0,975)(53) = 2,00. Oleh karena itu memenuhi kriteria yaitu t
hitung
lebih besar dibandingkan dengan t
daftar,
maka berarti t
hitung
telah
berada di luar daerah penerimaan H0, jadi H0 dapat ditolak dan dapat menerima Ha. Implikasinya bahwa hipotesis alternatif yang berbunyi: “Terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas guru mengajar dengan motivasi belajar siswa di SMPN 1 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 99%.
62
Berkaitan dengan hasil pengolahan data ini dimana faktor determinan hubungan kreativitas guru mengajar sebesar 56,25% dengan kualitas yang cukup menunjukkan bahwa kompleksitas kreativitas guru mengajar hubunganya dengan motivasi belajar siswa memiliki kualitas yang cukup, dalam proses belajar mengajar. Dalam usahanya untuk mengantarkan siswa pada taraf yang dicitacitakan. Oleh karena itu, setiap yang dilakukan oleh guru dapat diposisikan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan tanggung jawab profesinya. Artinya, sukses tidaknya proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, sangat tergantung pada kemampuan guru sebagai pengelolanya. Hal ini sangat beralasan karena guru dalam mengelola proses pembelajaran, tidak hanya memberikan ide-ide tertentu atau hanya membentuk suatu kebiasaan belaka, tetapi juga membentuk anak didik unutk memiliki tanggung jawab baik terhadap dirinya, maupun terhadap masyarakat dan bangsa. Uraian di atas menggambarkan bahwa ditangan gurulah mutu pendidikan banyak bergantung. Oleh karena itu, guru dipandang sebagai faktor kunci dari siswa dalam proses pembelajaran, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa, dan perilaku guru dapat berpengaruh langsung dan terhadap peserta didiknya. Kondisi lain sesuai hasil pengamatan penulis mengenai rendahnya konstribusi Kreativitas guru mengajar terhadap motivasi belajar siswa di sekolah menengah pertama Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo pada umumnya, masih kurang menyentuh kebutuhan guru, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Hal ini tercermin dari masih
63
ada di antara guru yang cenderung belum mampu menyusun perangkat pembelajaran dengan baik, penggunaan media pembelajaran agar memudahkan pemahaman siswa terhadap materi, dan kegiatan pengelola kelas yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Selain itu, ada sebagian guru yang belum memiliki kemampuan secara optimal dalam menterjemahkan isi kurikulum kedalam program pembelajaran. Di samping itu, sistem pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa belum mampu mengukur daya serap siswa terhadap materi yang telah disajikan. Kondisi di atas menimbulkan suatu persepsi, bahwa kreativitas yang telah dilakukan oleh guru belum menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi siswa. Dengan kata lain bahwa kreativitas guru dalam mengajar belum mampu menimbulkan pertumbuhan kematangan siswa dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dalam penelitian ini kreativitas guru mengajar dari segi penguasaan materi, metode mengajar, media belajar dan alat evaluasi merupakan suatu hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dari segi rasa ingin tahu, rasa percaya diri, jasmani dan psikologi, serta nilai dan pujian. Oleh sebab itu guru harus lebih meningkatkan kreativitas mengajar, sehingga tidak menimbulkan perasaan bosan dari siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Guru dengan kreativitas yang dimilikinya dapat menyampaikan materi kepada siswa secara maksimal yang berarti bahwa harapan untuk membangun pengetahuan siswa atau pengalaman belajar siswa melalui hubungan yang dilakukan oleh guru dapat
64
terlaksana dengan baik sehingga melahirkan sesuatu proses belajar mengajar yang berkualitas.