BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Lembaga
Pendidikan
Akademi
Kepolisian
(Lemdik Akpol) merupakan salah satu lembaga pendidikan kedinasan di bawah Lembaga Pendidikan Mabes Polri yang berkedudukan di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Visi Lemdik Akpol adalah terwujudnya lembaga pendidikan pembentukan perwira Polri yang berkualitas, lahirnya akademisi dan praktisi sebagai kader pemimpin Polri masa depan sesuai strata kepangkatan dan struktur organisasi yang tergelar jujur, bersih, profesional, bermoral, modern dan dipercaya masyarakat. Misi Lemdik Akpol adalah (Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Output S1-STIK bagi Taruna Akpol, 2011: 2): (a) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, pelatihan dan pengasuhan yang berkualitas dalam rangka membentuk perwira pertama Polri yang berkemampuan sebagai first line supervisor yang cerdas secara spiritual, intelektual, emosional, sehat jasmani, tangguh, berjiwa pemimpin dan unggul berdasarkan jati diri Bhayangkara; (b) Meningkatkan mutu latihan kerja Taruna dalam rangka pengabdian masyarakat sesuai pelaksanaan
47
tugas pokok Polri; (c) Mengadakan penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan peningkatan belajar mengajar dan pelatihan Taruna; (d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas 10 komponen pendidikan Akademi Kepolisian; (e) Menyelenggarakan manajemen sumber daya Akademi Kepolisian secara bersih, transparan dan akuntabel; (f) Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan Akademi TNI, Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Kepolisian di dalam negeri maupun luar negeri.
Adapun tujuan pendidikan Lemdik Akpol adalah menciptakan lulusan Akademi Kepolisian untuk menjadi pimpinan Polri masa depan dengan kriteria sebagai berikut (Informasi Pendidikan Akademi Kepolisian, 2010): (a) Sebagai abdi negara dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, arif, profesional, patuh hukum, bersikap/berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat; (b) Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kejujuran sesuai dengan etika profesi kepolisian; (c) Mahir dalam melaksanakan tugas-tugas Kepolisian secara proporsional; (d) Memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas dan fungsi kepolisian di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, serta penegak hukum; (e) Mampu memangku jabatan pada organisasi kepolisian di lini terdepan.
Cikal bakal Akademi Kepolisian didirikan tanggal 17 Juni 1946 yaitu dengan berdirinya Sekolah Polisi Bagian Tinggi di Mertoyudan yang kemudian berkembang menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta. Kemudian mulai tanggal 1 Oktober 1965 diresmikan
48
dengan
berdirinya
Akademi
Angkatan
Kepolisian (AAK) di Sukabumi dan selanjutnya menjadi tanggal kelahiran Akademi Kepolisian. Tanggal 16 Desember 1966 Akademi Angkatan Kepolisian (AAK) berubah menjadi AKABRI bagian Kepolisian. Pada tanggal 9 April 1999 nama AKABRI bagian Kepolisian berubah menjadi Akademi Kepolisian dan selanjutnya secara administrasi dipindahkan dari Markas Komando (Mako) Akademi TNI menjadi Akpol mandiri. Sejak tanggal 14 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Akpol berada di bawah Kepala Lembaga Pendidikan Mabes Polri sehingga namanya berubah menjadi Lemdik Akpol. Setiap tahun Akademi Kepolisian menerima peserta didik berkisar antara 300 – 400 orang dari sumber SMU (Sekolah Menengah Umum) sederajat dengan + 10% di antaranya adalah peseta didik perempuan (Taruni). Kebijakan jenis kelamin peserta didik dari tahun ke tahun tidak selalu sama. Jumlah peserta didik (Taruna) di Lemdik Akpol pada tahun 2011/2012 sebesar 1005 orang yang terdiri dari peserta didik laki-laki (Taruna 870 orang) dan perempuan (Taruni 135 orang). Untuk
mendukung
jalannya
proses
belajar
mengajar di Lemdik Akpol jumlah keseluruhan Gadik 217 orang, termasuk di dalamnya Gadik Fungsi Teknis sebanyak 46 orang.
49
Tahun
Akademik
2010/2011
Lemdik
Akpol
mengalami perubahan pada sistem pendidikannya, yang semula meluluskan akademi (D3) berubah menjadi Sarjana (S1) dengan waktu tempuh 4 tahun. Beban sistem kredit semester (SKS) yang harus ditempuh semula D3 sebesar 110 sks berubah menjadi 155 sks untuk S1. 1. Pedoman Evaluasi Hasil Pembelajaran di Lemdik Akpol Untuk mengukur penyelenggaraan proses pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan terhadap kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik di Lemdik Akpol menggunakan pedoman evaluasi, meliputi: tujuan evaluasi, fungsi evaluasi, sasaran evaluasi, waktu evaluasi, pendekatan evaluasi, komponen evaluasi dan rumusan evaluasi. a. Tujuan Evaluasi Untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan didasarkan atas pencapaian kompetensi peserta didik pada mata kuliah, kelompok mata kuliah dan atau kompetensi lulusan Lemdik Akpol, yang mencakup aspek sikap perilaku, aspek pengetahuan dan ketrampilan serta aspek jasmani. Tujuan evaluasi pada tahap Pendidikan Dasar Bhayangkara yaitu untuk mendapatkan data tentang hasil pembentukan sikap perilaku calon peserta didik
50
yang berjiwa pancasila dan beretika Kepolisian, mendapatkan data tentang hasil pembentukan kemampuan kesamaptaan jasmani yang prima, mendapatkan data hasil pembentukan kemampuan di bidang pengetahuan dan keterampilan dasar profesi Kepolisian. Evaluasi pendidikan pada tahap Dikdas Bhara, prioritas penilaiannya secara berurutan pada aspek sikap perilaku, aspek kesamaptaan jasmani dan aspek kemampuan di bidang pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu: (1) evaluasi pada aspek sikap perilaku dan aspek jasmani merupakan prioritas utama; (2) kemudian bobot evaluasi untuk kesamaptaan jasmani lebih tinggi dibandingkan dengan aspek pengetahuan dan keterampilan dasar profesi Kepolisian. Tujuan evaluasi pendidikan pada tahap pembelajaran tingkat II, III dan IV dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang keserasian perkembangan kemampuan/kualitas sikap perilaku peserta didik selama mengikuti pendidikan dalam rangka menunjang proses belajar mengajar dan berlatih di Lemdik Akpol, mendapatkan data tentang pencapaian tingkat kualifikasi pengembangan kemampuan peserta didik di bidang pengetahuan dan keterampilan selama mengikuti pendidikan, mendapatkan data tentang pencapaian tingkat kualifikasi kemampuan peserta didik di bidang kesamaptaan jasmani selama mengikuti pendidikan.
51
Dengan demikian, maka evaluasi pendidikan pada peserta didik tingkat II merupakan tahap pembentukan yang bersifat indoktriner, yang berisi upaya untuk memberikan landasan dasar tentang profesi Kepolisian dan pengantar mata kuliah keilmuan sebagai insan Bhayangkara, di samping masih dituntut untuk memiliki kesamaptaan yang prima. Oleh karena itu: (1) evaluasi pada aspek sikap perilaku masih tetap menjadi prioritas utama, (2) sedangkan evaluasi pada aspek pengetahuan dan keterampilan serta jasmani memiliki bobot yang sama. Untuk peserta didik tingkat III dan IV merupakan tahap pendewasaan sikap perilaku serta tahap pengembangan dan pemantapan berpikir serta pemeliharaan kemampuan jasmani. Oleh karena itu (1) evaluasi pendidikan ditekankan pada aspek pengetahuan dan keterampilan, (2) sedangkan bobot evaluasi pada aspek sikap perilaku tetap lebih tinggi dibandingkan aspek kesamaptaan jasmani. b. Fungsi Evaluasi Fungsi evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi hasil belajar peserta didik sebagai dasar dalam menentukan kelulusan peserta didik sesuai mata kuliah yang sudah ditetapkan. Di samping itu juga untuk menentukan: bentuk perbaikan (remedial) baik dalam pembelajaran, pelatihan atau pengasuhan yang dapat dilakukan oleh Gadik; keberhasilan peserta didik dalam rangka kenaikan
52
tingkat
dan
kelulusan
peserta
didik,
peringkat/
ranking dan kelulusan peserta didik; peserta didik yang berhak mendapatkan penghargaan; peserta didik yang berkewajiban untuk perbaikan (her); serta menentukan peserta didik turun tingkat/tinggal tingkat atau dikeluarkan dari pendidikan di Lemdik Akpol; dan sebagai pedoman bagi Gadik untuk meningkatkan motivasi atau kemauan belajar dan berlatih peserta didik, perbaikan penyelenggaraan proses pendidikan berikutnya (umpan balik/validasi). c. Sasaran Evaluasi Untuk mengukur hasil atau prestasi perkembangan ketiga potensi dasar meliputi sikap perilaku, pengetahuan dan keterampilan serta jasmani selama masa pendidikan dalam rangka penentuan kelulusan suatu mata kuliah atau kelompok mata kuliah, kenaikan tingkat dan pangkat, lulus pendidikan atau lulus perwira. d. Waktu Evaluasi Waktu yang dipergunakan dalam melaksanakan evaluasi adalah: (1) tahap Dikdas Bhara (tingkat 1), (2) tahap pembelajaran pada setiap semester tiap-tiap tingkat (tingkat II, III, dan IV), (3) kenaikan tingkat dan pangkat, (4) kelulusan akhir.
53
e. Sistem Pendekatan Evaluasi Sistem pendekatan evaluasi pendidikan yang digunakan di Lemdik Akpol meliputi dua pendekatan yaitu: (1) Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau pendekatan mutlak, maka penilaian didasarkan pada kriteria atau “patokan” yang telah ditentukan sebelumnya, (2) Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) atau pendekatan relatif, maka penilaian dilakukan dengan cara membandingkan hasil belajar seseorang terhadap hasil belajar orang lain dalam kelompoknya. Pada dasarnya pedoman evaluasi di Lemdik Akpol mengutamakan penerapan PAP, sedangkan penerapan PAN sepenuhnya menjadi kewenangan Dewan Lemdik Akpol dengan tetap memperhatikan batas-batas yang wajar agar mutu hasil didik tetap terpelihara. f. Komponen Evaluasi Kegiatan evaluasi diarahkan terhadap komponen-komponen yang terurai pada aspek sikap perilaku, aspek pengetahuan keterampilan, serta aspek jasmani dan kesehatan. Mata kuliah fungsi teknis merupakan mata kuliah inti atau utama di Lemdik Akpol yang meliputi pembelajaran teori dan praktik sehingga sistem evaluasinya juga menggunakan evaluasi teori dan praktik.
54
Materi penilaian yang diajarkan dalam aspek pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perangkat kendali pendidikan (Katdaldik) Lemdik Akpol. Alat evaluasi yang digunakan dalam penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan di Lemdik Akpol meliputi: (1) Tes atau ujian tertulis, pelaksanaan ujian dilakukan pada tengah semester berjalan yang diselenggarakan oleh Lembaga dan atau ujian mandiri oleh pendidik pengampu berupa penugasan dan lain-lain, yang dilakukan oleh Lembaga pada akhir semester; ujian susulan yang dilakukan oleh Lembaga kepada peserta didik yang belum mengikuti ujian karena dinas berdasarkan perintah Gubernur Lemdik Akpol atau karena sakit (dinyatakan dengan surat keterangan dokter); ujian ulang yaitu ujian yang dilaksanakan lembaga karena adanya kesalahan atau kekeliruan di dalam pelaksanaan ujian; ujian remedial atau her adalah ujian yang dilaksanakan oleh Lembaga bagi peserta didik yang belum memenuhi persyaratan kenaikan tingkat atau kelulusan atau memperoleh nilai yang diharuskan untuk diperbaiki, (2) Praktik lapangan atau laboratorium, pelaksanaannya dengan melakukan pengamatan terhadap peserta didik tentang penguasaan materi, sikap atau tingkah laku dan keseriusan serta hasil kerja. Tahap pembelajaran di Lemdik Akpol untuk aspek pengetahuan keterampilan meliputi penilaian pengetahuan (NP), dan penilaian keterampilan (NK).
55
Jenis penilaian pengetahuan yang digunakan sumatif, guna mengukur keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dalam setiap mata pelajaran atau sub mata pelajaran yang ada dalam Rangka Pelajaran Pokok (RPP). Materi ujian meliputi pengetahuan (knowledge), terapan (aplikasi), dan uraian (analisis). Sedangkan soal ujian dapat berupa soal benar salah (true false), soal pilihan ganda (multiple choice), soal menjodohkan (matching), soal uraian terbuka (essay). Lama waktu yang digunakan untuk ujian mata kuliah 1 SKS dengan waktu ujian 60 menit, sedangkan mata kuliah 2 sampai dengan 3 sks atau lebih dengan waktu pelaksanaan ujian 90 menit. Skor penilaian dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Skor Penilaian TAHAP DAN TINGKAT Tahap pembentukan yang bersifat indoktriner, yaitu memberikan landasan dasar tentang profesi Kepolisian dan pengantar mata kuliah keilmuan sebagai insan Bhayangkara, disamping dituntut juga memiliki kesamaptaan yang prima (tingkat II) Tahap pendewasaan sikap perilaku, pengembangan dan pemantapan berpikir serta pemeliharaan kemampuan jasmani (tingkat III dan tingkat IV)
SKOR NILAI Soal Benar Salah, Pilihan Ganda dan Menjodohkan
Soal Essay
60
40
40
60
Sumber: Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Out Put S1-STIK Lemdik Akpol, 2011
56
Untuk mata kuliah dan sub mata kuliah yang dalam RPP tidak dicantumkan adanya praktik, maka nilainya sama dengan nilai pengetahuan (NP). Nilai sumatif bergerak dari 0 sampai dengan 100. Penilaian ketrampilan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mempraktikkan pengetahuan teori yang diterima dalam mata kuliah atau sub mata kuliah yang dalam RPP jelas dicantumkan adanya praktik, sedangkan yang dinilai adalah proses kegiatan dan hasilnya. Nilai keterampilan adalah nilai yang diberikan kepada peserta didik berdasarkan
penilaian
terhadap
latihan
maupun
praktik atau penugasan yang diberikan para Gadik. Nilai bergerak dari 0 sampai dengan 100. Bobot Nilai Pengetahuan (NP) = 6 dan Nilai Keterampilan (NK) = 4. Sedangkan Nilai Intelek (NI) adalah penjumlahan antara Nilai Pengetahuan (NP) kali bobot dan Nilai Ketrampilan (NK) kali bobot dibagi jumlah bobot. g. Rumusan Evaluasi Penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan pada tahap pembelajaran dengan membandingkan hasil belajar (melalui tes atau ujian) yang berwujud kemampuan intelektual terhadap tingkat penguasaan kemampuan minimal yang ditentukan sebagai batas kelulusan atau naik tingkat atau naik pangkat.
57
Nilai yang diberikan berdasarkan derajad klasifikasi penguasaan akademis dalam rentang 0-100 adalah nampak pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Derajad Klasifikasi Akademis No
Tingkat Penguasaan
Kategori
Bobot
1
90
-
100
A
4
2
83
-
89,99
B+
3,6
3
75
-
82,99
B
3,2
+
4
68
-
74,99
C
2,8
5
60
-
67,99
C
2,4
6
52,50
-
59,99
D+
2
7
45
-
52,49
D
1
8
0
-
44,99
E
0
Sumber: Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Out Put S1-STIK Lemdik Akpol, 2011
Rumusan penilaian evaluasi aspek pengetahuan dan ketrampilan adalah sebagai berikut: 1) Nilai Teori Nilai setiap mata pelajaran yang didapat dari ujian teori yang dilaksanakan pada waktu tengah semester
(mandiri)
maupun
semester
(terjadwal)
selama proses belajar mengajar. Dengan demikian nilai akhir mata pelajaran dari teori adalah:
58
( NAS x 6 ) + ( NTS x 4 ) NAMP =
10
Keterangan: NAMP
: Nilai Akhir Mata Pelajaran
NAS
: Nilai Akhir Semester
NTS
: Nilai Tengah Semester
2) Nilai Praktik Penilaian yang dilakukan berdasarkan aspek praktik atau demonstrasi oleh Gadik terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran mata kuliah dalam kurun waktu semester. Rumus yang digunakan sebagai berikut: ( NOB x 5 ) + ( NPd x 3 ) + ( NK x 2) NPr =
10
Keterangan: NPr
: Nilai Praktik Mata Pelajaran
NOB : Nilai Cara Bertindak NPd
: Nilai Produk
NK
: Nilai Keaktifan
Penilaian skala 60 sampai dengan 100
59
3) Nilai Teori dan praktik dalam satu mata kuliah bobot rumusnya sebagai berikut: ( NAS x 6 ) + ( NTS x 4 ) 6x
+ ( NPr x 4 ) 10
NAMP =
10
Keterangan: NAMP : Nilai Akhir Mata Pelajaran/Kuliah NAS
: Nilai Akhir Semester
NTS
: Nilai Tengah Semester
NPr
: Nilai Praktik
Nilai untuk ujian perbaikan (her) dari para Gadik bergerak dari 0 sampai dengan 100, namun dalam kompulasi nilai untuk penghitungan Indeks Prestasi (IP) maksimal adalah 60 (bobot C terendah). Meskipun dalam her peserta didik yang bersangkutan memperoleh skor diatas 60 sampai dengan maksimal nilai yang diberikan tetap passing grade. Tetapi jika nilai her tetap dibawah nilai passing grade maka peserta didik tersebut tetap tidak lulus. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dari 46 alat ukur instrumen yang disebarkan kepada Gadik mata kuliah fungsi teknis (responden), yang kembali hanya 35 saja. Sedangkan yang tidak kembali sejumlah 11, sehingga uji validitas dan reliabilitas alat ukur instrumen didasarkan pada 35
60
responden yang sekaligus menjadi responden penelitian. Uji instrumen meliputi validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik Tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran Instrumen untuk mengukur pengetahuan gadik tentang evaluasi terdiri dari 20 item yang disusun berdasarkan 5 komponen yaitu prinsip evaluasi, jenis evaluasi, alat evaluasi, aspek evaluasi, dan sistem penilaian. Hasil pengukuran validitas dan reliabilitas dapat dilihat seperti pada Tabel 4.3 berikut ini.
61
Tabel 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran Sebelum Item Dibuang Satu No
No Item
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
1
VAR01
11.6000
25.541
.510
.864
2
VAR04
11.7143
24.681
.661
.859
3
VAR07
11.6000
25.776
.460
.866
4
VAR10
11.6571
24.997
.606
.861
5
VAR13
11.6286
25.476
.513
.864
6
VAR14
11.6857
25.869
.418
.868
7
VAR16
11.6000
25.776
.460
.866
8
VAR19
11.6857
24.751
.651
.859
9
VAR20
11.6286
25.123
.589
.862
10
VAR23
11.6571
26.232
.349
.870
11
VAR24
11.6286
28.476
-.088
.884
12
VAR27
11.6000
26.188
.372
.869
13
VAR28
11.6000
25.541
.510
.864
14
VAR31
11.6857
24.692
.664
.859
15
VAR32
11.6286
25.829
.439
.867
16
VAR35
11.6857
25.751
.442
.867
17
VAR40
11.6857
26.163
.358
.870
18
VAR41
11.6286
25.534
.501
.865
19
VAR44
11.6857
24.634
.676
.858
20
VAR45
11.6000
26.424
.323
.871
α : 0,872. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for window.
Berdasarkan pada Tabel 4.3 nampak bahwa terdapat 1 item yang tidak valid karena koefisien korelasi item total (rit) lebih kecil dari koefisien korelasi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,25 (Azwar, 2011:65). Item tersebut adalah nomor 11 yang koefisien korelasi
62
item totalnya sebesar -0,088. Dengan demikian masih terdapat 19 item yang valid karena koefisien korelasi item total bergerak dari 0,323 sampai dengan 0,676. Selanjutnya dari 19 item itu diolah kembali validitas dan reliabilitasnya. Hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik Tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran Setelah Item Dibuang Satu No
No Item
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted
1
VAR01
10.9714
25.852
.488
.879
2
VAR04
11.0857
24.904
.657
.873
3
VAR07
10.9714
26.029
.451
.881
4
VAR10
11.0286
25.146
.618
.875
5
VAR13
11.0000
25.647
.521
.878
6
VAR14
11.0571
26.055
.423
.882
7
VAR16
10.9714
25.970
.463
.880
8
VAR19
11.0571
24.997
.643
.874
9
VAR20
11.0000
25.294
.596
.876
10
VAR23
11.0286
26.323
.374
.883
11
VAR27
10.9714
26.440
.364
.883
12
VAR28
10.9714
25.793
.501
.879
13
VAR31
11.0571
24.820
.680
.873
14
VAR32
11.0000
26.118
.423
.881
15
VAR35
11.0571
25.879
.459
.880
16
VAR40
11.0571
26.291
.375
.883
17
VAR41
11.0000
25.765
.496
.879
18
VAR44
11.0571
24.820
.680
.873
19
VAR45
10.9714
26.558
.340
.884
α : 0,884. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for window.
63
Berdasarkan pada Tabel 4.4 nampak bila semua item teruji mempunyai koefisien korelasi item total (rit) berada di atas 0,250 dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,884. Koefisien reliabilitas (α) dinyatakan reliabel bila sama dengan atau lebih besar dari 0,700 (Sudijono, 1996: 209). Dengan
demikian
dapat
dinyatakan
bahwa
instrumen pengetahuan Gadik tentang evaluasi hasil pembelajaran yang menyajikan 19 item memiliki reliabilitas yang tinggi (jauh lebih besar dari 0,700). Dengan demikian instrumen pengetahuan tentang evaluasi adalah valid dan reliabel karena disusun dalam item-item yang valid dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,884 (berkategori baik). b. Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik Instrumen untuk mengukur kegiatan penyelenggaraan evaluasi oleh gadik terdiri dari 26 item yang disusun berdasarkan 3 komponen yaitu perencanaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi. Hasil pengukuran validitas dan reliabilitas dapat dilihat seperti pada Tabel 4.5 berikut ini.
64
Tabel 4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik Sebelum Item Dibuang Dua No
No Item
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
1
VAR02
5.09
2.845
.662
.648
2
VAR03
5.14
2.891
.534
.671
3
VAR11
5.11
3.104
.403
.699
4
VAR18
5.54
3.726
-.064
.800
5
VAR21
5.06
2.938
.642
.657
6
VAR25
5.11
2.987
.495
.680
7
VAR37
5.11
2.987
.495
.680
8
VAR46
5.23
3.005
.379
.705
9
VAR05
10.03
8.264
.379
.793
10
VAR06
10.14
8.008
.382
.793
11
VAR08
10.31
7.516
.507
.782
12
VAR09
10.03
8.382
.319
.797
13
VAR12
10.11
7.987
.413
.791
14
VAR15
10.14
7.950
.407
.791
15
VAR17
10.26
7.844
.393
.793
16
VAR26
10.06
7.585
.680
.770
17
VAR29
10.03
7.734
.660
.773
18
VAR34
9.97
7.970
.694
.776
19
VAR36
10.14
8.067
.357
.796
20
VAR39
10.26
8.844
.027
.826
21
VAR42
10.03
8.205
.409
.791
22
VAR43
10.00
7.941
.614
.778
23
VAR22
2.54
.785
.755
.739
24
VAR30
2.43
.958
.674
.776
25
VAR33
2.40
1.071
.560
.824
26
VAR38
2.40
1.012
.659
.785
α : 0,829. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for window
65
Berdasarkan pada Tabel 4.5 nampak bahwa terdapat 2 item yang tidak valid karena koefisien korelasi item total (rit) lebih kecil dari koefisien korelasi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,25 (Azwar, 2011: 65). Item tersebut adalah nomor 4 yang koefisien korelasi item totalnya sebesar-0,064 dan nomor 20 yang koefisien korelasi item totalnya sebesar 0,027. Dengan demikian masih terdapat 24 item yang valid karena koefisien korelasi item total bergerak dari 0,319 sampai dengan 0,755. Selanjutnya dari 24 item itu diolah kembali validitas dan reliabilitasnya, dan hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 4.6 berikut ini.
66
Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik Setelah Item Dibuang Dua Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
No
No Item
Scale Mean if Item Deleted
1
VAR02
4.71
2.681
.718
.742
2
VAR03
4.77
2.829
.500
.781
3
VAR11
4.74
2.903
.476
.784
4
VAR21
4.69
2.810
.664
.754
5
VAR25
4.74
2.903
.476
.784
6
VAR37
4.74
2.903
.476
.784
7
VAR46
8
VAR05
4.86 9.40
2.773 7.953
.466 .382
.790 .820
9
VAR06
9.51
7.728
.373
.822
10
VAR08
9.69
7.281
.484
.814
11
VAR09
9.40
8.012
.351
.822
12
VAR12
9.49
7.610
.448
.816
13
VAR15
9.51
7.669
.398
.820
14
VAR17
9.63
7.593
.374
.824
15
VAR26
9.43
7.252
.702
.797
16
VAR29
9.40
7.482
.636
.803
17
VAR34
9.34
7.644
.713
.803
18
VAR36
9.51
7.669
.398
.820
19
VAR42
9.40
7.835
.444
.816
20
VAR43
9.37
7.652
.609
.807
21
VAR22
2.54
.785
.755
.739
22
VAR30
2.43
.958
.674
.776
23
VAR33
2.40
1.071
.560
.824
24
VAR38
2.40
1.012
.659
.785
α : 0,829. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for window
67
Berdasarkan pada Tabel 4.6 nampak bila semua item teruji mempunyai koefisien korelasi item total (rit) di atas 0,250 dan koefisien korelasi sebesar 0,829. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik yang terdiri dari 24 item reliabel dan valid, karena disusun oleh itemitem yang valid dengan koefisien sebesar 0,829 (berkategori baik).
4.2 Deskripsi Hasil Pengukuran 4.2.1
Deskripsi
Hasil
Pengukuran
Pengetahuan
Gadik terhadap Evaluasi Hasil pengukuran pengetahuan Gadik tentang evaluasi hasil pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori kurang, cukup dan baik. Kategorikategori tersebut didasarkan pada jumlah item yang diberikan kepada responden. Karena jumlah item ada 19 dan pilihan jawaban 0 atau 1 maka kemungkinan sebaran jawaban responden terendah 0 dan tertinggi 19. Oleh karena dibuat tiga kategori maka lebar interval (i):
68
Skor tertinggi – skor terendah i= banyaknya kategori 19 – 0 i= 3 i=
6,33
Dengan demikian batas-batas kategori yang digunakan adalah sebagai berikut: Kategori kurang
: 0,00 ≤ X < 6,33
Kategori cukup
: 6,33 ≤ X < 12,67
Kategori baik
: 12,67 ≤ X ≤ 19,00
Berdasarkan kategori tersebut, hasil pengukuran atas jawaban Gadik nampak seperti pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Diskriptif Pengetahuan Evaluasi oleh Gadik No
Kategori
Skor (X)
(f)
(%)
1
Baik
12,67 ≤ X ≤ 19,00
15
42,86
2
Cukup
6,33 ≤ X < 12,67
12
34,29
3
Kurang
0,00 ≤ X < 6,33
8
22,86
35
100,00
Jumlah
Rerata (X)
Sd
11,63
5,34
69
Berdasarkan Tabel 4.7 nampak bahwa Gadik yang mempunyai pengetahuan baik tentang evaluasi sebesar 42,86%. Selanjutnya terdapat 34,29% Gadik yang pengetahuan evaluasinya berkategori cukup saja, dan terdapat 22,86% Gadik yang pengetahuan evaluasinya berkategori masih kurang. Secara keseluruhan rata-rata Gadik mempunyai pengetahuan berkategori cukup, karena rata-rata skor sebesar 11,63 yang berada pada kategori cukup yang bervariasi dengan simpangan baku (sd) sebesar 5,34. Prosentase jawaban pada masing-masing item dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini.
70
Tabel 4.8 Persentase Masing-masing Item Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi Jml Responden
No
Persentase (%)
Urut
Item
1
0
Total
1
0
Total
1
VAR01
23
12
35
65.71
34.29
100
2
VAR04
19
16
35
54.29
45.71
100
3
VAR07
23
12
35
65.71
34.29
100
4
VAR10
21
14
35
60.00
40.00
100
5
VAR13
22
13
35
62.86
37.14
100
6
VAR14
20
15
35
57.14
42.86
100
7
VAR16
23
12
35
65.71
34.29
100
8
VAR19
20
15
35
57.14
42.86
100
9
VAR20
22
13
35
62.86
37.14
100
10
VAR23
21
14
35
60.00
40.00
100
11
VAR27
23
12
35
65.71
34.29
100
12
VAR28
23
12
35
65.71
34.29
100
13
VAR31
20
15
35
57.14
42.86
100
14
VAR32
22
13
35
62.86
37.14
100
15
VAR35
20
15
35
57.14
42.86
100
16
VAR40
20
15
35
57.14
42.86
100
17
VAR41
22
13
35
62.86
37.14
100
18
VAR44
20
15
35
57.14
42.86
100
19
VAR45
23
12
35
65.71
34.29
100
Rerata (%) 1
0
Total
61.20
38.80
100
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada rata-rata pengetahuan yang benar dari Gadik tentang evaluasi sebesar 61,20%, dan masih terdapat 38,80% dari Gadik yang pengetahuan tentang evaluasi belum baik.
71
Di antara 19 item yang ada terdapat 1 item yang belum dipahami secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 2 tentang pengetahuan prinsip evaluasi yaitu, “evaluasi yang komprehensif bagi seorang peserta didik meliputi tes akhir semester saja.” Persentase pengetahuan prinsip evaluasi yang benar dari Gadik sebesar 54,29%, dan masih terdapat 45,71% dari Gadik yang pengetahuan tentang prinsip evaluasi belum baik. Persentase item terendah terdapat pada nomor urut 2 (item 04), sebesar 54,29%. Persentase masingmasing item pengetahuan gadik tentang evaluasi apabila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini.
4.2.2 Deskripsi Hasil Pengukuran Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik Hasil pengukuran penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori
72
kurang, cukup dan baik. Kategori-kategori tersebut didasarkan pada jumlah item yang diberikan oleh responden. Karena jumlah item ada 24, dan pilihan jawaban 0 atau 1 maka kemungkinan sebaran jawaban yang terendah adalah 0 dan tertinggi 24. Karena hasil pengukuran dibagi dalam tiga kategori, maka lebar interval (i) pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut: i =
Skor tertinggi – skor terendah banyaknya kategori
i =
24 – 0 3
i = 8,00 Dengan demikian batas-batas kategori interval yang digunakan adalah sebagai berikut: Kategori kurang
: 0,00 ≤ X < 8,00
Kategori cukup
: 8,00 ≤ X < 16,00
Kategori baik
: 16,00 ≤ X ≤ 24,00
Berdasarkan kategori tersebut, hasil pengukuran atas jawaban Gadik adalah nampak seperti pada Tabel 4.9 berikut.
73
Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Deskriptif Penyelenggaraan Evaluasi Oleh Gadik No
Kategori
Skor (X)
(f)
(%)
1
Baik
16,00 ≤ X ≤ 24,00
28
80,00
2
Cukup
8,00 ≤ X < 16,00
7
20,00
3
Kurang
0,00 ≤ X < 8,00
0
0,00
35
100,00
Jumlah
Rerata (X)
19,06
Sd
2,974
Berdasarkan Tabel 4.9 nampak bahwa Gadik yang dapat menyelenggarakan evaluasi berkategori baik sebanyak 80,00%. Selanjutnya terdapat 20,00% Gadik yang belum menyelenggarakan evaluasi secara baik berkategori cukup, dan tidak terdapat (0,00%) Gadik dalam menyelenggarakan evaluasi berkategori kurang. Secara keseluruhan rata-rata Gadik dapat menyelenggarakan evaluasi secara benar, karena ratarata skor sebesar 19,06 yang masuk dalam kategori baik dan bervariasi dengan simpangan baku (sd) sebesar 2,974. Untuk mengetahui persentase masing-masing item dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini.
74
Tabel 4.10 Prosentase Masing-masing Item Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik No
Frekuensi
Persentase (%)
Rerata (%)
Komp
Perencanaan
Urut
Item
1
0
Total
1
0
Total
1
2
29
6
35
82.86
17.14
100
2
3
27
8
35
77.14
22.86
100
3
11
28
7
35
80.00
20.00
100
4
21
30
5
35
85.71
14.29
100
5
25
28
7
35
80.00
20.00
100
Pelaksanaan Analisis
6
37
28
7
35
80.00
20.00
100
7
46
24
11
35
68.57
31.43
100
8
5
30
5
35
85.71
14.29
100
9
6
26
9
35
74.29
25.71
100
10
8
20
15
35
57.14
42.86
100
11
9
30
5
35
85.71
14.29
100
12
12
27
8
35
77.14
22.86
100
13
15
26
9
35
74.29
25.71
100
14
17
22
13
35
62.86
37.14
100
15
26
29
6
35
82.86
17.14
100
16
29
30
5
35
85.71
14.29
100
17
34
32
3
35
91.43
8.57
100
18
36
26
9
35
74.29
25.71
100
19
42
30
5
35
85.71
14.29
100
20
43
31
4
35
88.57
11.43
100
21
22
25
10
35
71.43
28.57
100
22
30
29
6
35
82.86
17.14
100
23
33
30
5
35
85.71
14.29
100
24
38
30
5
35
85.71
14.29
100
1
0
Total
79.18
20.82
100
78.90
21.10
100
81.43
18.57
100
75
Berdasarkan Tabel 4.10 rata-rata Gadik yang dapat menyelenggarakan perencanaan evaluasi secara benar sebesar 79,18% dan masih terdapat 20,82% dari Gadik yang belum secara baik menyelenggarakan perencanaan evaluasi. Di antara 7 item dalam perencanaan terdapat 1 item yang belum diselenggarakan secara baik oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 7 tentang penyusunan kisi-kisi yaitu, “saya menyusun kisi-kisi di awal tahun pembelajaran (awal semester).” Prosentase dari Gadik yang benar dalam menyusun kisi-kisi sebesar 68,57% dan masih terdapat 31,43% dari Gadik belum merencanakan kisi-kisi secara baik. Selanjutnya dari komponen pelaksanaan evaluasi sebagian besar Gadik yaitu 78,90% dapat melaksanakan evaluasi secara benar, hanya sebagian kecil 21,10% yang belum dapat melaksanakan evaluasi dengan benar. Di antara 13 item yang ada terdapat 1 item yang belum diselenggarakan secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 10 tentang wewenang pendidik yaitu, ”menurut saya saat ini pendidik belum diberi wewenang penuh dalam penentuan nilai akhir Peserta didik.” Prosentase wewenang Gadik dalam melaksanakan evaluasi yang benar sebesar 57,14% dan masih terdapat 42,86% dari Gadik yang melaksanakan wewenang evaluasi belum baik.
76
Selanjutnya dari komponen analisis evaluasi sebagian besar Gadik yaitu 81,43% dapat menyelenggarakan evaluasi secara benar, dan sebagian kecil 18,57% yang belum dapat menyelenggarakan evaluasi dengan benar. Di antara 4 item yang ada terdapat 1 item yang belum diselenggarakan secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 21 tentang pemberian nilai yaitu, ”masih banyak nilai yang diberikan kepada peserta didik belum disertai dengan rincian perhitungannya” Prosentase penyelenggaraan analisis evaluasi tentang pemberian nilai secara terperinci yang benar dari Gadik sebesar 71,43%, dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang menyelenggarakan analisis evaluasi belum baik. Prosentase masing-masing komponen penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik apabila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada grafik 2, 3 dan 4 berikut ini.
77
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi Pengetahuan Gadik tentang evaluasi evaluasi hasil pembelajaran secara umum tergolong baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden terhadap indikatorindikator pengetahuan yang menunjukkan bahwa 61,2%
responden
telah
memahami
dengan
baik
pengetahuan evaluasi. Di samping itu komponenkomponen pengetahuan evaluasi yang terdiri dari prinsip evaluasi, jenis evaluasi, aspek evaluasi, bentuk
78
evaluasi dan sistem evaluasi secara rata-rata juga dikuasai dengan cukup baik. Prinsip evaluasi tercermin dari evaluasi yang komperehensif,
keterbukaan
antara
pendidik
dan
siswa, keselarasan tujuan dan pengalaman belajar. Berdasar jawaban responden prinsip-prinsip evaluasi telah dijalankan dengan cukup baik oleh sebagian besar Gadik, kecuali evaluasi yang komperehensif. Keterbukaan antara Gadik dan siswa telah dijalankan dengan cukup baik oleh para Gadik. Umumnya para Gadik pada awal semester selalu menjelaskan bagaimana penilaian akan diberikan pada akhir semester. Dari data yang didapat terdapat 65,71% Gadik yang telah menjalankan proses ini. Gadik yang telah menjalankan proses ini umumnya beranggapan bahwa proses ini penting sebagai bentuk objektifitas pengajar dan agar para siswa dapat memperkirakan hasil akhir sesuai dengan kinerja mereka. Selain itu para Gadik juga selalu terbuka dalam hal penilaian hasil siswa. Hal ini tercermin dari pernyataan 65,71% Gadik yang menyatakan selalu membagikan hasil tes kepada siswa. Data yang didapat juga menunjukkan bahwa 65,71% Gadik berpendapat bahwa evaluasi yang baik harus
memperhatikan
tujuan
dan
pengalaman
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa para Gadik telah menjalankan evaluasi berdasar model kesenjangan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian
79
antara baku (standard) yang sudah ditentukan dalam program dengan kinerja (performance) sesungguhnya dari program tersebut. Sebagai tambahan lebih dari setengah Gadik yang dijadikan responden selalu menjadikan pengalaman belajar di kelas sebagai acuan evaluasi. Jumlah Gadik yang dijadikan responden selalu menjadikan pengalaman belajar di kelas sebagai acuan evaluasi sebesar 57,14%. Evaluasi yang komperehensif ternyata belum dipahami dengan benar oleh sebagian Gadik. Paling tidak terdapat 45,7% Gadik yang mengganggap bahwa evaluasi yang komperehensif hanya meliputi tes akhir saja.
Ini
tentunya
bertentangan
dengan
prinsip
evaluasi yang berpegang pada proses pembelajaran yang berkesinambungan. Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang komprehensif dalam evaluasi mengatakan bahwa: R1 :
“Ya, Gadik dikumpulkan menyesuaikan dengan materi”
untuk
R2 :
“Dengan membuat kisi-kisi, dan dari kisi-kisi dipilih yang sulit, mudah, sedang. Itu yang kalau saya lakukan”
R3 :
“Misalkan saya mengajar semester satu ini dari bab 1 sampai 4, yaitu yang saya berikan dengan dibuat soal karena hanjar dibuat satu paket dari tingkat satu sampai tingkat tiga”.
Hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut menguatkan hasil analisis di atas yang menun
80
jukkan pengetahuan Gadik tentang prinsip evaluasi yang komprehensif belum optimal dipahami. Komprehensif merupakan salah satu prinsip dari evaluasi. Pengertian komprehensif menurut pendapat Zaenal (2011: 31), komprehensif adalah evaluasi hasil belajar mencakup berbagai aspek secara menyeluruh yang meliputi aspek proses berpikir (cognitive), aspek kejiwaan atau sikap (affective) dan aspek keterampilan (psychomotor). Dari data yang diperoleh lebih dari 60% Gadik menilai bahwa aspek kognitif, psikomotorik dan sikap merupakan instrumen penting dalam penilaian. Tetapi Gadik masih kesulitan dalam menuangkan catatan penilaian terhadap peserta didik yang berupa afektif dan psikomotor selama proses pembelajaran karena dalam ketentuan buku pedoman evaluasi tidak dirumuskan. Kesulitan ini terutama muncul akibat kompleksnya ketiga aspek tersebut. Untuk mengukur aspek kognitif yang dikembangkan Bloom saja para Gadik dituntut untuk bisa mengukur 5 komponen pribadi siswa yang meliputi ingatan, penerapan, analisis, sisntesis dan evaluasi. Belum lagi untuk mengukur aspek psikomotorik yang diukur meliputi gerak refleks, gerak dasar fundamen, keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang
terkoordinasi,
keterampilan
fisik,
gerakan
81
terampil, komunikasi non diskusi (tanpa bahasamelalui
gerakan)
meliputi
gerakan
ekspresif
dan
gerakan interpretatif. Untuk melakukan evaluasi yang komperehensif terhadap kedua aspek di atas tentu saja membutuhkan kemampuan dan pengamatan yang jeli dari seorang Gadik. Masih adanya Gadik yang belum memahami tentang pengetahuan evaluasi tersebut disebabkan karena belum semua hasil dari sosialisasi pedoman evaluasi sampai kepada anggota Gadik secara menyeluruh. Selain itu belum semua Gadik mempunyai Buku Pedoman Evaluasi yang telah dibagikan oleh Lembaga. Persoalan lain yang mengemuka terkait dengan proses evaluasi ini adalah terlalu cepatnya rotasi personil (Gadik) sehingga ada Gadik yang baru masuk, diperlukan waktu untuk penyesuaian dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran terhadap peserta didik. Di lain pihak adanya pendapat bahwa sebagai Gadik di Lemdik Akpol bersifat sementara, sehingga Gadik dalam memberikan kontribusi terhadap lembaga kurang maksimal. Hal ini secara langsung akan menghalangi terbentuknya suatu sistem evaluasi yang optimal. Semakin lama personal Gadik terlibat dalam suatu sistem secara langsung akan mendukung kreativitas personal tersebut untuk mengevaluasi suatu sistem. Berdasar model evaluasi CIPP paling tidak seorang Gadik harus bisa melakukan penilaian pada konteks, input, proses dan produk/hasil selama masa
82
tugasnya dan hal itu sulit untuk dilaksanakan dalam waktu singkat. Melalui evaluasi yang terintegrasi dengan (impact),
benar
maka
efektivitas
penilaian
terhadap
(effectiveness),
dampak
keberlanjutan
(sustainability) dan daya adaptasi (transportability) para peserta belajar dalam suatu lembaga pendidikan akan lebih terjamin. 4.3.2 Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penyelenggaraan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah baik, karena 79,18% dari Gadik benar dalam merencanakan evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 20,82% Gadik yang belum merencanakan secara baik. Pembahasan tentang penyusunan kisi-kisi bagi sebagian Gadik belum optimal diselenggarakan. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 68,57% dari Gadik benar dalam menyusun kisi-kisi sebelum pelaksanaan tes, meskipun masih terdapat 31,43% Gadik yang belum merencanakannya. Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang penyusunan kisi-kisi mengatakan bahwa: R10 : “Ya, pada umumnya di Lemdik Akpol diberi kisi-kisi, dan saya selalu membuat kisikisi.”
83
R11 : “Tidak, kalau SKSnya banyak dikasih batasbatas saja.” R12 : “Ya, membuat kisi-kisi.”
Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut memperkuat data yang menyatakan kisi-kisi belum secara optimal disusun oleh Gadik. Kisi-kisi
dalam
evaluasi
hasil
pembelajaran
sangat penting bagi peserta didik. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu (Zainal, 2011: 93). Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman dalam menulis soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi menjadi penting dalam perencanaan evaluasi hasil pembelajaran karena di dalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai
acuan
dalam
mengembangkan
instrumen
(soal). Masih adanya Gadik yang belum merencanakan kisi-kisi
karena
gadik
sudah
memberikan
suatu
evaluasi di setiap akhir pertemuan pembelajaran yang nantinya sebagai pengganti kisi-kisi di akhir pembelajaran atau menjelang diselenggarakannya ujian, baik formatif maupun sumatif. Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penyelenggaraan pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah baik, karena 78,90% dari
84
Gadik benar dalam melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 21,10% Gadik yang belum melaksanakan secara baik. Pembahasan hasil wewenang pendidik dalam penentuan nilai akhir dalam pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran bagi sebagian Gadik belum optimal. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menyatakan bahwa Gadik benar dalam melaksanakan wewenang pemberian nilai akhir sebesar 71,43% dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang melaksanakan wewenang belum secara baik. Pemberian nilai akhir peserta didik oleh Gadik terbatas, pendidik hanya memberikan nilai tes formatif, tes praktik, dan tes sumatif yang dalam bentuk esai. Sedangkan tes yang berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah dikoreksi dengan menggunakan mesin scanner oleh Subbag Evadasi. Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang wewenang pemberian nilai mengatakan bahwa: R21: “Hak preogratif Gadik terbatas masalah penilaian, bulan satu sampai dua punya hak menilai dan bulan ketiga dan keempat kewenangan evadasi karena sistem kode dan tidak tahu taruna nilai baik dan tidak baik.” R22: “Cara penilaian dengan menggunakan hasil akhir, meskipun punya catatan yang rajin dan tidak sama saja karena menggunakan
85
kode, tapi bisa membantu hanya saat mid diambilkan dari sehari-hari.” R23: “Sering terjadi nilai hasil evaluasi antara yang rajin lebih rendah daripada yang tidak rajin.”
Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut dapat disimpulkan bahwa wewenang Gadik dalam memberikan nilai terhadap peserta didik terbatas. Gadik tidak mengetahui nilai masing-masing peserta didik yang telah dikompulir oleh Subbag Evadasi karena tidak diberikan kembali ke Gadik. Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penyelenggaraan analisis evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah baik, karena 81,43% dari Gadik benar dalam melaksanakan analisis evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 18,57% Gadik yang belum melaksanakan analisis secara baik. Pembahasan hasil rincian nilai peserta didik dalam
analisis
evaluasi
hasil
pembelajaran
bagi
sebagian Gadik belum optimal. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menyatakan bahwa Gadik benar dalam memberikan perincian penilaian sebesar 71,43% dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang belum secara baik melaksanakannya. Dari hasil wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang rincian nilai peserta didik dalam analisis evaluasi hasil pembelajaran mengatakan bahwa:
86
R30 : ”Kalau rincian tidak, karena Gadik hanya sebatas koreksi esai, itupun sudah diberi batas nilai maksimalnya.” R31 : “Tidak, tetapi ada sebagian yang memberikan rincian.” R32 : “Tidak, karena saya hanya memberikan nilai esainya saja, itupun dengan kode dan semua nilai haknya evadasi.”
Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut dapat disimpulkan bahwa Gadik dalam memberikan nilai secara terperinci belum optimal dilaksanakan. Yang dimaksud dengan rincian perhitungan meliputi catatan-catatan pendidik terhadap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung baik teori maupun praktik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga peserta didik mempunyai kemampuan berpikir aras tinggi meliputi analisis, sintesis, evaluasi dan kreatifitas (Zainal, 2011:23). Dalam buku pedoman evaluasi pendidikan di Lemdik Akpol tertuang rumusan analisis nilai akhir teori yang berasal dari nilai formatif dan sumatif saja, sedangkan
catatan
tentang
peserta
didik
selama
proses pembelajaran tidak tertuang.
87