51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum TV One 4.1.1.1. Sejarah Singkat TV One Pada tanggal 14 Februari 2008, pukul 19.30 WIB, merupakan saat bersejarah karena untuk pertama kalinya TV One mengudara. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, TV One menjadi stasiun televisi pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia. TV One secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui Program News and Sports yang dimilikinya. Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One, Sport One, Info One, dan Reality One, TV One membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program. Sebagai pendatang baru dalam dunia News, TV One telah mempersiapkan bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar TV One. Program berita hard news
51
52
TV One dikemas dengan judul: Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah (Medan, Surabaya, Makassar) dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua Biro. Program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”. Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara untuk menghasilkan editorial yang lengkap, kredibel dan dinamis. Tayangan Sport TV One akan meliputi pertandingan-pertandingan unggulan yang disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola Nasional (Copa Indonesia), Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga Belanda), Kompetisi Bola Basket Nasional (IBL) dan Bola Voli Nasional (Pro Liga). TV One juga menayangkan program-program Selected Entertainment yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur membodohi. Pada awal tahun ini, TV One memiliki 26 stasiun pemancar dan pada akhir tahun akan menjadi 37 stasiun pemancar di berbagai daerah dengan jumlah potensi pemirsa 162 juta pemirsa. Melalui perkembangan tersebut, diharapkan penyebaran semangat TV One untuk mendorong kemajuan bangsa dapat terealisasi dengan baik.
53
4.1.1.2. Visi dan Misi TV One TV One secara korporasi mempunyai VISI & MISI untuk mendorong kemajuan di segala lapisan; individu, kelompok, komunitas, yang pada akhirnya berdampak pada kemajuan bangsa secara keseluruhan. 4.1.1.3. Filosofi Logo TV One Warna Merah dan Putih melambangkan Indonesia. Lingkaran dengan angka 1 di dalamnya merupakan simbol persatuan. Sedangkan penggunaan kalimat berbahasa Inggris, One, menunjukkan kesiapan TV One dalam kancah pertelevisian global. Mudah dipahami oleh mitra kerja TV One yang berada di luar negeri serta mencerminkan optimisme kebangsaan, sebagai bangsa Indonesia yang ingin maju. 4.1.1.4. Susunan Direksi TV One Jajaran Organisasi Direksi yang terdapat di dalam Stasiun Televisi TV One adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama
: Erick Thohir
2. Wakil Direktur Utama
: Ardiansyah Bakrie
3. Direktur Pemberitaan, Olahraga dan Produksi
: Sukarni Ilyas
4. Direktur Keuangan
: Charlie Kasim
5. Direktur Programming dan Marketing
: Otis Hahijary
54
4.1.2. Gambaran Umum Metro TV 4.1.2.1. Sejarah Singkat Metro TV Metro TV mendapat izin siaran pada 25 Oktober 1999 dan mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dan merupakan stasiun televisi berita pertama di Indonesia yang mengudara selama 24 jam penuh. Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari Media Group yang dimiliki Surya Paloh. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi keseluruh pelosok Indonesia. Pembagian porsi berita yang ditayangkan Metro TV terdiri dari 70% berita yang ditayangkan dalam tiga bahasa, yaitu: bahasa Indonesia, Inggris dan Mandarin, ditambah dengan program entertainment yang bersifat edukatif sebanyak 30%. Siaran Metro TV dapat diterima secara teresterial di 290 kota yang tersebar di Indonesia. Siaran Metro TV dapat juga ditangkap melalui Kabelvision, Indovision, Telkom Vision dan TV Kabel lainnya di Indonesia dan termasuk Papua Nugini, Jepang dan sebagian Australia.75 Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya dan lainnya guna mencerdaskan bangsa. Metro TV melakukan kerjasama pertukaran berita, kerjasama pengembangan tenaga kerja dan banyak kerjasama yang lain dengan beberapa stasiun televisi asing. Stasiun televisi tersebut adalah Channel News Asia (CNA) Singapura, CCTV, Channel 7 Singapura, Al Jazeera Qatar, Voice Of Amerika (VOA) dan ABS-CBN dari Filipina. Kerjasama ini bertujuan untuk
75
http://id.wikipedia.org/wiki/MetroTV
55
memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga mendukung Metro TV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.76 4.1.2.2. Visi dan Misi Metro TV 1. Menjadi televisi berita yang cepat, akurat dan terpercaya dalam menyampaikan berita. 2. Menjadi saluran yang dapat mengembalikan nama baik negara di mata dunia luar. 3. Membantu memberikan edukasi pada bangsa melalui program yang mendidik. 4. Membantu negara untuk mensosialisasikan kebijakan. 4.1.2.3. Filosofi Logo Metro TV Metro TV pada dasarnya berasal dari kata Metropolitan TV yang berarti kota besar. Dengan lambang burung elang raja yang bermakna gagah perkasa dan dapat terbang mengepakkan sayap kemanapun, memiliki penglihatan tajam serta cepat gerakannya, dimanifestasikan sebagai stasiun televisi yang memiliki etos kerja bagai elang raja.
76
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/about
56
4.1.2.4. Susunan Direksi Metro TV Jajaran Organisasi Direksi yang terdapat di dalam Stasiun Televisi TV One adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama
: Surya Paloh
2. Presiden Direktur
: Wisnu Hadi
3. Direktur Marketing & Sales
: Lestari Luhur
4. Direktur Finance & Administrasi
: Ana Widjaja
5. Direktur Tehnik
: John Balonso
6. Pemimpin Redaksi
: Elman Saragih
4.1.3. Kasus Perampokan Bank CIMB Niaga Peristiwa perampokan Bank CIMB Niaga yang terjadi di Medan Sumatera Utara pada tanggal 18 Agustus 2010 menarik perhatian masyarakat dan media khususnya televisi. Nilai berita yang terkandung dalam peristiwa ini bisa dikatakan memiliki nilai berita yang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dari jumlah pelaku perampokan yang mencapai lebih dari sepuluh pelaku, serta senjata api yang digunakan para perampok yang merupakan senjata milik TNI-Polri. Tidak main-main, para perampok juga berhasil mengambil uang dengan jumlah yang sangat besar dari dalam Bank CIMB Niaga Medan. Aksi perampokan ini juga menewaskan satu anggota kepolisian yang berasal dari satuan Brimob yaitu M. Simanjuntak dan melukai beberapa satpam Bank. Media menyoroti masalah ini bukan sekedar sebagai peristiwa kriminalitas biasa tetapi sebagai peristiwa kriminal yang luar biasa. Di mana pelaku
57
perampokan seperti berasal dari kelompok yang terlatih dengan aksi yang terlihat secara terorganisir dan profesional. Mengenai kasus ini, media berlomba-lomba untuk mengangkat melalui pemberitaannya. TV One dan Metro TV yang merupakan televisi berita yang ada di Indonesia yang juga melakukan hal tersebut. Upaya TV One dan Metro TV dalam mengangkat peristiwa ini melalui pemberitaannya sudah pasti memiliki tujuan dari setiap kontruksi berita atas realitas yang disajikan. Untuk dapat melihat sejauh mana TV One dan Metro TV mengkonstruksi berita tentang peristiwa perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, peneliti berusaha menganalisis satu-persatu dari tiap-tiap berita yang dimunculkan.
4.2.
Hasil Penelitian Berita yang akan dianalisis berjumlah delapan berita berupa skrip berita
dan gambar (Video Image). Tiga berita dari TV One melalui program Kabar Petang tanggal 19 Agustus 2010, Kabar Siang tanggal 20 Agustus 2010 dan Kabar Petang tanggal 23 Agustus 2010. Lima berita dari Metro TV melalui program Metro Sore tanggal 18 Agustus 2010, Metro Hari Ini tanggal 19 dan 20 Agustus 2010, Metro Malam tanggal 21 Agustus 2010 dan Headline News tanggal 23 Agustus 2010. Berita yang dianalisis dimulai dari dari awal terjadinya perampokan sampai pada proses pengungkapan identitas para pelaku perampokan oleh pihak kepolisian. Delapan berita tersebut dalam tahapan awal akan di bingkai dengan kerangka framing menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki dan
58
selanjutnya akan di analisis melalui pendekatan framing dengan empat struktur yaitu sintaksis, skrip, tematik dan retoris.
4.2.1. Hasil Analisis Framing berita TV One Berita 1 Kabar Petang TV One, Tanggal 19 Agustus 2010, Format Berita Package, Durasi 01.57 menit. TABEL 4.1 Framing Berita TV One Tanggal 19 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Perampokan Bank” Elemen Sintaksis
Strategi Penulisan Dalam berita ini, TV One ingin menyampaikan perkembangan informasi hari kedua paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan oleh kelompok bersenjata tanggal 18 Agustus 2010 yang lalu. Peristiwa tersebut direpresentasikan dalam berita ini dengan judul “Perampokan Bank”. Judul berita ini ditampilkan melalui grafis di awal berita. Latar informasi yang ditampilkan menekankan pada uraian hasil identifikasi Mabes Polri terkait jati diri dan senjata yang digunakan pelaku permapokan Bank CIMB Niaga di Medan. Identifikasi Mabes Polri adalah upaya dalam membantu Polda sumut untuk mengusut tuntas kasus ini Kutipan narasumber berasal dari pihak kepolisian. Dalam pemberitaan ini TV One mengutip pernyataan secara langsung dari Komjen Polisi Ito Sumardi melalui wawancara. Untuk menutup berita, TV One memaparkan informasi yang menjelaskan bahwa pengejaran polisi terhadap pelaku yang belum dapat disebutkan kelompoknya masih terus dilakukan
59
sambil menunggu hasil dari Laboratorium forensik. Kabar lain juga menyebutkan dugaan senjata yang digunakan pelaku berasal dari sisa-sisa daerah konflik. Skrip
Penekanan pada aspek upaya keberhasilan Mabes Polri dalam mengidentifikasi para pelaku perampokan Bank CIMB Niaga, identifikasi terkait jati diri dan senjata perampok yang diketahui dari ditemukannya selongsong peluru di lokasi kejadian. Sementara operasi penyelidikan di lapangan masih di bawah kendali Polda Sumut
Tematik
Tema dalam berita ini Mabes Polri Ikut Selidiki Perampokan Bank di Medan.
Retoris
Dalam berita ini terdapat perangkat framing leksikon. Kata “sadis” pada narasi pembuka secara retoris menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh TV One untuk memaknai peristiwa tersebut. Kata “sadis” memiliki arti tidak mengenal belas kasihan atau kejam. Sedangkan pada narasi VO pertama terdapat kalimat “Mabes Polri turun tangan menangani perampokan sadis...”. Kata “turun tangan” dipakai TV One untuk menggambarkan upaya Mabes Polri untuk ikut menangani kasus ini. Selain unsur leksikon, dalam berita ini juga terdapat unsur metafora. Pada narasi VO pertama, TV one memberikan visual image anggota Brimob yang tewas. Visual ini dilampirkan untuk memberikan penekanan fakta tentang adanya korban yang tewas serta mendekatkan pemirsa pada peristiwa tersebut. Sedangkan pada narasi VO di akhir berita, TV One mensisipkan foto pelaku perampokan Foto-foto ini juga digunakan untuk memberikan penekanan fakta mengenai senjata yang digunakan perampok.
60
Kamis, 19 Agustus 2010, TV One melalui program berita Kabar Petang menurunkan berita tentang kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan. Dalam berita ini TV One menggunakan judul “Perampokan Bank”. Berita ini diturunkan pada hari kedua paska terjadinya perampokan pada hari Rabu, 18 Agustus 2010 pukul 11.45 WIB tepatnya. Judul berita “Perampokan Bank” yang ditampilkan pada grafis pertama saat narasi pembuka digunakan untuk menarik perhatian pemirsa dalam mengetahui informasi yang selanjutnya akan disampaikan. Dalam berita ini tema yang diangkat adalah Mabes Polri ikut selidiki perampokan Bank di Medan. Dalam analisis sintaksis, pandangan Kabar Petang TV One diwujudkan dalam skema atau bagan berita. Dari skema atau bagan berita tersebut dapat terlihat bagaimana Kabar Petang TV One mengkonstruksi realitas, fakta atau kejadian. Hal pertama yang dapat terlihat adalah judul berita. Judul memiliki fungsi framing yang kuat. Judul mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti dan dibuat, kemudian digunakan untuk memperkuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana hal tersebut selanjutnya dibeberkan. Judul berita “Perampokan Bank” berkaitan dengan tema yang diangkat oleh TV One, ingin menunjukan bahwa paska terjadinya perampokan di Medan yang melibatkan kelompok bersenjata Mabes Polri sampai ikut serta membantu Kapolda Sumut dalam mengusut tuntas kasus tersebut. Kabar Petang TV One menggunakan judul ini untuk sesegera mungkin menyampaikan pandangannya mengenai peristiwa atau fakta yang terjadi. Melalui judul ini, pemirsa digiring untuk mengikuti pandangan TV One sejak awal. Bukan tanpa kesengajaan jika ini dilakukan mulai dari judul,
61
kerena judul memiliki karakteristik sebagai wacana berita dengan tingkat penonjolan yang tinggi. Pemirsa cenderung mengingat judul dibandingkan bagian berita yang lain. Judul “Perampokan Bank” menggiring pemirsa untuk mengetahui fakta-fakta informasi apa yang selanjutnya akan disampaikan Bagan berita diawali dengan narasi pembuka yang isinya merupakan pendukung hal terpenting yang ingin ditinjolkan dari keseluruhan isi berita. Dalam narasi tersebut mengatakan: “Pemirsa, Markas Besar Polri telah mengindentifikasi para pelaku perampokan sadis sebuah Bank di Medan Sumatera utara. Dan polisi kini tengah berusaha mengejar para pelaku yang menurut mereka identitasnya sudah diketahui” Narasi pembuka ini langsung mengarahkan pemirsa kepada hasil identifikasi Mabes Polri terkait jati diri pelaku. Pemilihan kata “sadis” secara struktur retoris direpresentasikan TV One untuk memaknasi peristiwa ini. Dalam berita ini TV one memaknai peristiwa perampokan CIMB Niaga Medan sebagai peristiwa tindak kejahatan yang kejam atau tidak mengenal belas kasihan. Hal tersebut dilihat oleh TV One dari fakta pemberitaan sebelumnya, bahwa terdapat korban tewas
di
tempat
dan
korban
luka
tembak.
Sehingga
dapat
terlihat
pengkonstruksian bahwa pelaku perampokan Bank CIMB Niaga dalam berita ini diposisikan sebagai pelaku yang sadis, kejam dan tidak mengenal belas kasihan. Pada Narasi VO awal, terdapat uraian tentang keikut sertaan Mabes Polri dalam membantu Polda Sumut untuk melakukan proses identifikasi. “Markas besar POLRI turun tangan menangani perampokan sadis sebuah Bank di Sumatra utara yang menewaskan anggota kepolisian dari brigadir mobil rabu kemarin. Kendati begitu kendali operasi penyelidikan di lapangan masih tetap ditangani kepolisian daerah Sumatra utara. Polisi sejauh ini telah berhasil mengindentifikasi perampokan senilai 5 milyar
62
tersebut. Identifikasi tersebut terkait jati diri dan senjata laras panjang dan laras pendek yang dipakai perampok. Identifikasi tersebut diketahui dari selongsong peluru yang ditemukan di lokasi”. Uraian narasi ini merupakan tema berita yang ingin disampaikan. Namun ada sisi lain yang juga disampaikan, bahwa operasi penyelidikan di lapangan tetap di tangani Kapolda Sumut. Dalam Narasi ini TV One menggunakan kalimat “turun tangan” Secara struktur retoris kalimat “turun tangan” menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh TV One, untuk menekankan arti dari tema berita yang ingin ditonjolkan. “Turun tangan” memiliki arti bahwa, ada upaya dari pihak Mabes Polri untuk membantu Kapolda Sumut dalam mengusut tuntas peristiwa perampokan bersenjata yang menewaskan seorang anggota kepolisian dari satuan Brimob. Hal ini berarti penyelidikan tersebut tidak semerta-merta diambil alih oleh Pihak Mabes Polri karena operasi penyelidikan masih dibawah kendali Polda Sumut. Untuk menekankan fakta yang merupakan tema dari berita ini, di tengahtengah pemberitaan TV One menampilkan wawancara narasumber secara langsung dari Brigjen Polisi Iskandar. Beliau adalah Kepala Bareskrim Mabes Polri yang memimpin langsung proses identifikasi di lokasi kejadian. Dalam wawancara tersebut, Brigjen Polisi Iskandar mengatakan: ”Yang di Medan sementara ini baru gambaran saja yang kira-kira dimiliki pelaku, tapi anggota semua dibawah kendali Kapolda Sumut untuk melakukan upaya pengejaran. Senjatanya yang pasti belum bisa di identifikasi karena pelakunya saja masih belum tertangkap. Kita juga melakukan uji laboratorium tentunya mengenai proyektil yang ada dan selongsong peluru yang tertinggal, jadi sekarang tinggal melakukan upayaupaya intensif untuk mengungkap kasus ini”.
63
Strategi wawancara narasumber dan penempatannya, memperlihatkan pandangan Kabar Petang TV One. Pada umumnya wawancara narasumber dimaksudkan untuk membangun objektifitas isi berita tersebut. Narasi wawancara ini menandakan bahwa identitas pelaku perampokan sudah di dapat namun belum bisa diketahui secara lengkap. Dari senjata yang digunakan perampok belum dapat diketahui darimana asalnya, selain pelaku perampokan belum tertangkap, selongsong peluru yang ditemukan juga masih dilakukan uji laboratorium. Semua proses identifikasi awal ini dikatakan oleh Brigjen Polisi Iskandar berada di bawah kendali Kapolda Sumut. Pernyataan ini memperkuat latar yang disusun dalam berita yang mengkonstruksi kepada pemirsa untuk memperlihatkan bahwa, dalam menentukan siapa pelaku dibalik perampokan bersenjata tersebut pihak kepolisian tidak boleh gegabah. Dalam pengertian lain bahwa proses penetapan tersangka harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat untuk mendapatkan hasil yang sebenar-benarnya. Narasi penutup dalam berita ini, merupakan fakta pendukung tema yang ingin disampaikan, namun ada sisi lain yang ingin ditonjolkan bahwa senjata yang digunakan oleh para perampok berasal dari sisa-sisa daerah konflik yang belum diketemukan. ”Polisi terus memburu para pelaku yang buron sembari menunggu hasil laboratorium forensik. Polisi juga belum berani terburu berspekulasi menyebutkan kelompok pelaku. Sejauh ini muncul dugaan dari sejumlah pihak senjata para pelaku berasal dari sisa-sisa daerah konflik yang masih hilang”. Dalam berita ini TV One juga memperkuat seluruh pernyataannya dengan memunculkan foto-foto perampok. Narasi penutup dengan menyisipkan gambar
64
foto-foto perampok memberikan dampak atau efek terhadap persepsi pemirsa bahwa pelaku perampokan dan senjata telah diketahui dan pihak kepolisian akan terus mengejar para pelaku perampokan sambil menunggu hasil uji laboratorium forensik dari bukti-bukti yang ditemukan. Selain itu TV One juga menyertakan visual image yang mengandung unsur metafor pada struktur retoris. Dimana visual image ini digunakan untuk meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan mengaitkan gambaran pada beritanya. Visual image tersebut adalah suasana di depan Bank paska perampokan, anggota satuan Brimob yang tewas tertembak, serta foto-foto para pelaku perampokan saat melakukan aksinya. Dari uraian di atas dapat terlihat bagaimana TV One melakukan konstruksi berita atas realitas yang terjadi. Bahwa begitu hebatnya peristiwa perampokan ini sampai-sampai pihak Mabes Polri yang berada di Jakarta harus turun tangan untuk ikut serta menyelidiki kasus perampokan di Medan, walaupun pada dasarnya bahwa kasus ini tetap ditangani dan dibawah kendali Polda Sumatera Utara. Keterlibatan Mabes Polri untuk ikut serta menangani kasus ini, bukan sematamata mengambil alih upaya Polda Sumut. Melainkan bahwa kasus ini bukan kasus perampokan biasa, tetapi merupakan kasus perampokan yang luar biasa (“perampokan sadis” terdapat dalam skrip berita) dengan menggunakan senjata api yang tidak lazim digunakan oleh pelaku kejahatan pada umumnya, serta jumlah uang yang berhasil di rampok yaitu sejumlah 5 Milyar seperti yang diberitakan TV One.
65
TABEL 4.2 Audio Visual Berita TV One Tanggal 19 Agustus 2010 77 Narasi
Visual Image
Narasi Pembuka Presenter Berita: Pemirsa markas besar POLRI telah mengindentifikasi para pelaku perampokan sadis sebuah Bank di Medan Sumatera Utara. Dan polisi kini tengah berusaha mengejar para pelaku yang menurut mereka identitasnya sudah diketahui. Narasi Latar VO: Markas besar POLRI turun tangan menangani perampokan sadis sebuah Bank di Sumatra utara yang menewaskan anggota kepolisian dari brigadir mobil rabu kemarin. Kendati begitu kendali operasi penyelidikan di lapangan masih tetap ditangani kepolisian daerah Sumatra Utara. Polisi sejauh ini telah berhasil mengindentifikasi perampokan senilai 5 milyar tersebut.Identifikasi tersebut terkait jati diri dan senjata laras panjang dan laras pendek yang dipakai perampok Identifikasi tersebut diketahui dari selongsong peluru yang ditemukan di lokasi.
77
http://video.tvone.co.id/arsip/view/42937/2010/08/19/mabes_polri_ikut_selidiki_perampokan_ Bank_di_medan/
66
67
Wawancara Narasumber: Yang di Medan sementara ini baru gambaran saja yang kira-kira dimiliki pelaku tapi anggota semua dibawah kendali KAPOLDA Sumut untuk melakukan upaya pengejaran. Senjatanya yang pasti belum bisa di identifikasi karena pelakunya saja masih belum tertangkap. Kita juga melakukan uji laboratorium tentunya mengenai proyektil yang ada dan selongsong peluru yang tertinggal, jadi sekarang tinggal melakukan upaya-upaya intensif untuk mengungkap kasus ini.
Narasi VO penutup: Polisi terus memburu para pelaku yang buron sembari menunggu hasil laboratorium forensik. Polisi juga belum berani terburu berspekulasi menyebutkan kelompok pelaku. Sejauh ini muncul dugaan dari sejumlah pihak senjata para pelaku berasal dari sisa-sisa daerah konflik yang masih hilang.
68
69
Berita 2 Kabar Siang TV One, Tanggal 20Agustus 2010, Format berita Voice Over, Durasi 00.55 menit. TABEL 4.3 Framing Berita TV One Tanggal 20 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Perampokan Bank” Elemen Sintaksis
Strategi Penulisan Dalam berita ini, TV One ingin menyampaikan perkembangan informasi hari ketiga paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan oleh kelompok bersenjata tanggal 18 Agustus 2010 yang lalu. Peristiwa tersebut direpresentasikan dalam berita ini masih dengan judul “Perampokan Bank”, namun tema berita yang diangkat sudah merupakan tema yang berbeda. Judul berita ini ditampilkan melalui grafis di awal berita. Latar informasi yang ditampilkan pada narasi pembuka hingga penutup menekankan serial foto lengkap detik-detik perampokan Bank CIMB Niaga mengenai bagaimana para perampok melakukan aksinya. Untuk menutup berita, TV One menyampaikan informasi yang menjelaskan bahwa Mabes Polri telah berhasil mengidentifikasi pelaku perampokan dan tengah melakukan pengejaran
Skrip
Penekanan terhadap aspek detik-detik perampokan Bank CIMB Niaga yang dapat dilihat melalui serial foto lengkap mengenai aksi para pelaku perampokan yang bekerja secara terorganisir dan profesional.
Tematik
Tema dalam berita ini adalah serial foto lengkap detik-detik perampokan Bank CIMB Niaga di Medan Sumatera Utara.
Retoris
Dalam berita ini terdapat kalimat yang mengandung unsur
70
leksikon. Pada Narasi pembuka kata “detik-detik” digambarkan sebagai awal mula saat terjadinya perampokan oleh 16 pelaku perampokan. Dan di dalam narasi ini juga terdapat kata “teorganisir dan profesional” yang menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh TV One untuk memaknai aksi perampokan tersebut. Kalimat “teorganisir dan profesional” memiliki arti sebuah cara bekerja yang sangat baik dan terstruktur secara sistematis Selain unsur leksikon, dalam berita ini juga terdapat unsur metafora. TV one menyajikan cuplikan serial foto lengkap perampokan Bank CIMB Niaga sebagai pendukung fakta. Fotofoto ini menggambarkan enam belas pelaku perampokan bekerja secara terorganisir dan profesonal. Penyajian foto-foto ini juga disertai latar musik yang terkesan menyeramkan.
Judul berita yang digunakan TV One dalam berita ini masih menggunakan judul yang sama, yaitu “Perampokan Bank”. Namun tema yang diangkat berbeda dari berita-berita sebelumnya. Dan tema dari pemberitaan ini adalah serial foto lengkap detik-detik perampokan Bank CIMB Niaga. Melalui judul tersebut, terlihat bagaimana TV One ingin menyampaikan fakta selanjutnya dari peristiwa ini. Dari analisis sintaksis dapat terlihat bagaimana TV One menyusun fakta dalam skema narasi berita secara keseluruhan serta bagaimana fakta tersebut dikonstruksikan. Penyajian foto-foto dalam berita ini didukung narasi pembuka berita. “Pemirsa kami mendapatkan serial foto lengkap detik-detik terjadinya perampokan Bank CIMB Niaga di Medan Sumatera Utara. Dari foto-foto tersebut terlihat ada 16 pelaku perampokan bekerja secara terorganisis”.
71
Narasi awal ini mengkonstruksi pesan kepada pemirsa tentang penggambaran bagaimana cara para pelaku perampokan dalam melakukan aksinya. Narasi pembuka tentang serial foto tersebut, merupakan hal yang sangat penting dan menarik untuk di beritakan kepada khalayak paska terjadinya perampokan. Selain itu terjadi penonjolan fakta dari serial foto yang ditampilkan TV One. Foto tersebut dikonstruksikan sebagai fakta yang terlihat mengenai aksi kejahatan secara terorganisir dan profesional dari pelaku perampokan. Pada saat serial foto tersebut dalam narasi pembuka dikatakan “kami mendapatkan serial foto lengkap”. Hal ini membuktikan bahwa serial foto ini adalah fakta berita yang di dapatkan TV One. Secara Visual image, foto ini memang di tayangkan kembali pada berita ini. Namun dalam penyajiannya, TV One memberikan lebih lengkap dari pemberitaan sebelumnya. Melalui berita ini, TV One ingin menyampaikan kepada pemirsa bagaimana kisah dapat dimengerti. Dalam narasi pembuka TV One menggunakan kata mengandung unsur retorik, kata tersebut adalah “detik-detik”, “terorganisir dan profesional”. Kata “detik-detik” digambarkan sebagai awal mula saat terjadinya perampokan oleh 16 pelaku perampokan. Sedangkan kata “terorganisir dan profesinoal” digambarkan sebagai sebuah aksi kejahatan yang sangat baik dan terstruktur secara sistematis. Penggunaan kata dalam narasi berita yang mengandung unsur leksikon ini juga didukung oleh visual serial foto lengkap yang juga mengadung unsur metafor pada struktur retoris. Cuplikan foto ini yang kemudian di maknai oleh TV One sebagai peristiwa perampokan yang dilakukan secara professional dan teroganisir.
72
Narasi penutup berita yang mengatakan “Kini penyidik Mabes Polri telah berhasil mengidentifikasi kelompok tersebut dan tengah melakukan pengejaran” merupakan fakta pendukung dari tema berita ini. Narasi ini menandakan bahwa foto-foto mengenai para pelaku perampokan merupakan bukti baru untuk dapat mempermudah pihak polisi melakukan pengejaran terhadap pelaku. Dari uraian berita ini dapat dilihat bagaimana TV One mengkonstruksi berita kepada pemirsa yaitu, begitu hebatnya para perampok melakukan aksinya seperti yang terlihat dalam serial foto-foto yang dimunculkan oleh TV One. Dimana melalui foto-foto ini TV One mengkonstruksikan bahwa enam belas pelaku perampokan digambarkan sebagai pelaku kejahatan yang profesional dan teroganisir dalam melakukan aksinya. Dalam berita ini keberhasilan Institusi Polri dalam mengidentifikasi para pelaku perampokan ditujukan kepada Mabes Polri.
73
TABEL 4.4 Audio Visual Berita TV One Tanggal 20 Agustus 2010 78 Narasi
Visual Image
Narasi Pembuka Presenter Berita: Pemirsa kami mendapatkan serial foto lengkap detik-detik terjadinya perampokan Bank CIMB Niaga di Medan Sumatera Utara.
Dari foto-foto tersebut terlihat ada 16 pelaku perampokan bekerja secara terorganisir dan professional Inilah serial foto detik-detik perampokan Bank CIMB Niaga yang kami dapatkan. Dari foto-foto ini terlihat ada sekitar 16 pelaku perampokan bekerja secara terorganisir dan professional. Kini penyidik Mabes POLRI telah berhasil mengidentifikasi kelompok tersebut dan tengah melakukan pengejaran.
78
http://video.tvone.co.id/arsip/view/42958/2010/08/20/detikdetik_perampokan_Bank_cimb_niaga
74
75
76
Berita 3 Kabar Petang TV One, Tanggal 23Agustus 2010, Format berita Voice Over, Durasi 10.40 menit.
TABEL 4.5 Framing Berita TV One Tanggal 23 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Perampokan bersenjata Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara” Elemen Sintaksis
Strategi Penulisan Dalam berita ini, TV One ingin menyampaikan perkembangan informasi hari keenam paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan oleh kelompok bersenjata tanggal 18 Agustus 2010 yang lalu. Peristiwa tersebut direpresentasikan dalam berita ini dengan judul “Perampokan bersenjata Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara”. Judul berita ini ditampilkan melalui grafis di awal berita yang mewakili dari isi berita tentang peristiwa perampokan yang terekam oleh kamera intai CCTV. Latar informasi berita ini merupakan penggambaran yang dilihat dari rekaman kamera intai CCTV tentang bagaimana aksi perampokan tersebut diceritakan secara eksplisit oleh presenter berita hingga sampai akhir berita
Skrip
Penekanan pada aspek detik-detik saat peristiwa perampokan yang terekaman oleh kamera intai CCTV. Dalam rekaman ini terlihat bagaimana pera perampok melakukan aksinya, bahwa bisa dikatakan cukup mengusai medan dan bekerja secara profesional dan teroganisir.
Tematik
Tema dalam berita ini adalah rekaman CCTV saat-saat kejadian perampokan Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara.
77
Retoris
Dalam berita ini terdapat kalimat yang mengandung unsur leksikon.
Pada
Narasi
pembuka
kata
“detik-detik”
mengambarkan awal mula saat terjadinya perampokan oleh 16 pelaku perampokan. Dan di dalam narasi ini juga terdapat kata “teorganisir dan profesional” yang menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh TV One untuk memaknai aksi perampokan tersebut. Kalimat “teorganisir dan profesional” memiliki arti sebuah cara bekerja yang sangat baik dan terstruktur secara sistematis Selain unsur leksikon, dalam berita ini juga terdapat unsur metafor. Dalam berita ini TV one menambahkan cuplikan serial foto lengkap perampokan Bank CIMB Niaga sebagai pendukung fakta. Foto-foto ini menggambarkan bagaimana 16 pelaku perampokan bekerja secara terorganisir dan profesonal.
Dalam Frame berita yang berjudul “Perampokan Bersenjata Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara”, TV One mengangkat tema rekaman CCTV saatsaat kejadian perampokan Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara. Tema berita ini diperjelas dalam narasi pembuka yang mengatakan: “Pemirsa, kami mendapatkan rekaman kamera intai CCTV saat peristiwa perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara yang terjadi jum’at lalu. Kalo kita melihat ini adalah detik-detik saat para perampok menguras. Ini aktifitas Bank normal kemudian tiba-tiba nanti akan ada kawanan perampok yang datang” Melalui rekaman kamera CCTV, kata “detik-detik” digunakan oleh TV One untuk mengkonstruksi fakta. Kata “Detik-detik” mengisahkan
saat-saat awal
terjadinya perampokan, ketika para perampok masuk ke dalam Bank CIMB Niaga. Perampokan Bersenjata mengandung unsur kata jamak. Melalui judul
78
beritanya, pandangan TV One memperlihatkan fakta bahwa, peristiwa ini dilakukan oleh sekelompok orang yang dipersenjatai. Dalam narasi selanjutnya, TV one juga menceritakan tentang kehebatan para pelaku perampokan ketika melakukan aksinya. Gambaran tentang cara-cara perampok melakukan aksinya dipaparkan dalam penggunaan kalimat “menguasai medan”. Uraian tentang kemampuan para pelaku perampokan di tegaskan oleh narasi berikut: Nampaknya mereka beraksi dengan sangat cepat mereka langsung bisa dikatakan cukup menguasai medan langsung dengan rasa percaya diri langsung meloncat ke meja Bank dan kalo kita lihat mereka hafal betul lokasi brankas dimana uang-uang yang disimpan dalam Bank tersebut. Kalo kita menyatakan bahwa mereka adalah orang awam yang tidak tahu sama sekali, mungkin akan sulit untuk menemukan di mana brankas Bank. Tetapi mereka tiba-tiba sudah langsung tahu. Ini titik-titiknya ini adalah tempat brankasnya dan ini adalah lokasi penyimpanan uang. Ada fakta yang didapat TV One dari sumber berita, mengenai helm, jacket, sarung tangan dan penutup kepala yang digunakan oleh para perampok ketika melakukan aksinya. Namun sumber berita tidak disampaikan dalam narasi berita. Kutipan informasi ini, dipakai untuk memberikan penekanan terhadap fakta yang terdapat dalam rekaman kamera CCTV. “Salah satu informasi yang sempat kami dapatkan adalah mereka menggunakan helm dan mereka tidak bersuara apapun dalam melakukan aksinya. Helm, jacket kemudian sarung tangan penutup muka.” “Kalo kita lihat hampir semuanya menggunakan helm penutup identitas kemudian sarung tangan dan lain-lain.” Kata “helm, jacket, sarung tangan dan penutup kepala” digunakan oleh TV One untuk menyampaikan pandangan mengenai usaha para pelaku perampokan untuk menyembunyikan identitas.
79
Yang menarik untuk diamati dari pemberitaan ini, TV One melalui presenternya terlihat mengucapkan “sekali lagi”. Kalimat “sekali lagi” digunakan
untuk
memberikan
penekanan
fakta
kepada
pemirsa
dari
penggambaran kisah mengenai rekaman kamera CCTV. Beberapa kalimat yang dipakai untuk menekankan fakta berita ini dapat dilihat dari narasi-narasi berikut: “Sekali lagi pemirsa ini adalah detik-detik terjadinya perampokan di Bank CIMB Niaga…”, “Sekali lagi ini adalah video eksklusif yang kami dapatkan tentang peristiwa perampokan yang terjadi di Bank CIMB Niaga Medan Sumatera yang terjadi pada hari jum’at pekan lalu…”, “Sekali lagi pemirsa ini adalah sebuah aksi perampokan…”, “Sekali lagi pemirsa jika anda mengamati video ini nampaknya memang mereka sudah sangat hafal betul dimana lokasi brankas di kasir Bank tersebut…”. Melalui penggunaan kalimat “sekali lagi”, TV One memberikan penekanan fakta kepada pemirsa, bahwa inilah yang terjadi saat-saat perampokan itu berlangsung. Frame Kabar Petang TV One dalam berita ini banyak kata dan penggunaan kalimat yang mengandung unsur leksikon pada struktur retorik. Kata dan kalimat ini digunakan untuk menekankan pandangannya seperti “video ekslusif”, “perampokan yang begitu profesional dan terorganisir”, “berhasil membawa kabur”, “menggasak”, “dibekingi”, “senjata untuk tempur”. Kata dan kalimat tersebut mengandung arti sebagai berikut: video ekslusif memiliki arti bahwa hanya TV One melalui program beritanya saja yang bisa menyiarkan rekaman kamera CCTV pada saat itu, perampokan yang begitu profesional dan teroganisir memiliki arti bahwa para pelaku perampokan tersebut adalah orangorang yang sudah terlatih, berhasil membawa kabur memiliki arti bahwa para pelaku telah berhasil mengambil uang dan pergi dari tempat tersebut, menggasak memiliki arti mengambil dengan kekerasan, dibekingi memiliki arti bahwa ada
80
beberapa perampok yang berjaga dari hambatan diluar gedung untuk melindungi rekan-rekannya yang berada di dalam Bank, serta senjata tempur memiliki arti senjata api yang digunakan oleh pihak kepolisian atau tentara yang digunakan untuk berperang. Untuk menonjolkan fakta yang terjadi, TV One mempertegas kembali tentang bagaimana rekaman kamera CCVT tersebut diceritakan oleh kedua presenter Kabar Petang TV One, TV One memutar ulang kembali rekaman kamera CCTV tersebut untuk disampaikan kepada pemirsa. Dalam pemutaran ulang rekaman kamera CCTV tersebut, usaha kedua presenter Kabar Petang TV One juga menceritakan kembali secara detail seperti pada pemutaran rekaman kamera CCTV pertama. TV One menganggap, peristiwa perampokan Bank CIMB niaga saat ini menjadi perhatian khusus media-media di Indonesia. Khususnya bagi TV One sendiri. Anggapan tersebut terlihat dari narasi berikut: “Mengapa aksi perampokan Bank di CIMB Niaga ini menjadi perhatian media khususnya Indonesia media nasional dan sampai saat ini masih menjadi headline? Karena ini menunjukan sebuah aksi perampokan yang begitu professional dan terorganisir” Narasi yang merupakan pernyataan dari TV One ini, mengkonstruksikan kepada pemirsa bahwa peristiwa ini merupakan tindakan kriminal yang sangat luar biasa pada saat itu. Alasan tersebut dikatakan TV One sebagai ”sebuah aksi perampokan yang begitu profesional dan terorganisir”. Dalam narasi penutup, presenter yang mengatakan ”Sekali lagi pemirsa, hanya dalam waktu 6 menit 16 kawanan perampok berhasil menggasak uang 1,5 milyar rupiah di Bank CIMB Niaga Medan” menggambarkan bahwa para pelaku
81
perampokan yang sudah terlatih tersebut telah berhasil dengan sukses melakukan aksi perampokan di Bank CIMB Niaga Medan tanpa ada hambatan sedikitpun dari aparat keamanan. Jika dilihat bagaimana Kabar Petang TV One menceritakan fakta dalam berita ini, terlihat bahwa fakta pertama yang diuraikan adalah bagaimana kemampuan
para
pelaku
perampokan
untuk
menguasai medan, upaya
menghilangkan jejak serta melakukan aksi dengan cara yang sangat cepat. Selain itu TV One juga menyisipkan gambar foto-foto perampok yang ditampilkan pada pemberitaan sebelumnya untuk menonjolkan fakta berita. Dari sejumlah kata dan kalimat yang telah di analisis, sangatlah jelas bagaimana Kabar Petang TV One mengkonstruksi realitas yang terjadi. Objek yang dikontruksikan dalam berita ini menggambarkan begitu hebatnya para pelaku melancarkan aksinya melakukan perampokan di dalam Bank CIMB Niaga Medan. Kehebatan para pelaku perampokan ketika melakukan aksinya dimaknai oleh TV one sebagai perampokan yang terorganisir dan profesional. Melalui rekaman CCTV yang dimunculkan dalam berita ini, TV One berusaha untuk menggiring pemirsa berasumsi kepada latar belakang pelaku perampokan yang berasal dari kelompok terlatih dalam kemiliteran. Hal tersebut dapat terlihat dari kalimat-kalimat yang dipakai TV One ketika menceritakan rekaman CCTV tersebut.
82
TABEL 4.6 Audio Visual Berita TV One Tanggal 23 Agustus 2010 79 Narasi
Visual Image
Narasi Pembuka Presenter Berita: Pemirsa kami mendapatkan rekaman kamera intai CCTV saat peristiwa perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara yang terjadi jum’at lalu. Kalo kita melihat ini adalah detik-detik saat para perampok menguras. Ini aktifitas Bank normal kemudian tiba-tiba nanti akan ada kawanan perampok yang datang. Nampaknya mereka beraksi dengan sangat cepat mereka lansung bisa dikatakan cukup menguasai medan langsung dengan rasa percaya diri langsung meloncat ke meja Bank dan kalo kita lihat mereka hafal betul lokasi brankas dimana uang-uang yang disimpan dalam Bank tersebut. Kalo kita menyatakan bahwa mereka adalah orang awam yang tidak tahu sama sekali mungkin akan sulit untuk menemukan di mana brankas Bank. Tetapi mereka tiba-tiba sudah langsung tahu. Ini titiktitiknya ini adalah tempat brankasnya dan ini adalah lokasi penyimpanan uang. Salah satu informasi yang sempat kami dapatkan adalah mereka menggunakan helm dan mereka tidak bersuara apapun dalam melakukan aksinya. Helm Jacket kemudian sarung tangan penutup muka. Dan ini saat-saat mereka ketika menguras seluruh uang yang ada di dalam brankas. Hanya kurang dari waktu 6 menit kawanan perampok ini membawa kabur uang sebesar 1,5 milyar. Kami ingatkan kembali kami sekedar mereview para perampok ini menembak 3 petugas keamanan Bank seorang polisi dari kesatuan 79
http://video.tvone.co.id/arsip/view/43034/2010/08/23/rekaman_cctv_perampokan_Bank_cimb_ niaga/
83
BRIMOB Polda Sumut tewas sedangkan 2 satpam Bank lainnya masih dirawat karena mengalami luka tembak. Sekali lagi pemirsa ini adalah detik-detik terjadinya perampokan di Bank CIMB Niaga. Ini adalah video ekslusif TV One yang kami peroleh. Ini adalah ketika para perampok datang untuk mengambil uang 1,5 Milyar. Ini dimana kasir biasanya pada sebuah Bank berada kita lihat ini ada sekitar 5 perampok sudah memasuki ruangan kemudian menguras uang yang berada di kasir dan yang lainnya berjaga. Kalo kita lihat hampir semuanya menggunakan helm penutup identitas kemudian sarung tangan dan lain-lain. Kemudian mereka memasukan uang ke dalam tas. Jika anda melihat salah seorang perampok menggunakan jaket putih ini bisa begitu tenang untuk melaksanakan aksinya. Nampaknya memang mereka sudah sangat yakin aksi perampokan ini berjalan dengan lancar karena seperti anda ketahui ada beberapa perampok yang berjaga di luar sana kemudian ada pula yang cepat mengabarkan. Kalo kita lihat tadi ada yang tampaknya pegawai Bank tadi sempat kita lihat ada seorang bapak entah menggunakan helm dan lain-lain digiring perampok atau mungkin seorang satpam atau nasabah. Jika anda lebih jeli di bagian kiri ada seorang lelaki yang jatuh kalau kami tidak salah lihat ada seorang lelaki yang tergeletak jatuh apakah ini adalah mungkin salah seorang satpam yang terluka atau bahkan mungkin seorang petugas keamanan lainnya? 16 Perampok ini akhirnya berhasil mengambil uang 1,5 Miliar Rupiah. Sekali lagi ini adalah video eksklusif yang kami dapatkan tentang peristiwa perampokan yang terjadi di Bank CIMB Niaga Medan Sumatera yang terjadi pada hari Jum’at pekan lalu. Tampak tadi seorang mencoba untuk mengarahkan pistolnya apakah ada letusan senjata atau tidak namun dalam perampokan ini
84
ada 3 orang yang menjadi korban 1 anggota BRIMOB tewas kemudian 2 lainnya petugas security terluka. Dan ini perampokan yang membutuhkan waktu sekitar 6 menit untuk menguras 1,5 Miliar Rupiah untuk kemudian mereka pergi menggunakan kendaraan bermotor. Ini adalah gambar di luar Bank CIMB Niaga. Jika mungkin anda sedikit mengingat kembali rekaman video yang tadi anda saksikan tampak para perampok tadi bisa negitu tenang dan professional untuk melakukan aksinya. Karena mereka yakin aksi mereka ini dibekingi atau dilindungi oleh beberapa kawannya yang sudah berjaga terlebih dahulu di luar Bank. Jadi mereka nampaknya tidak khawatir bahwa aksi perampokan ini akan digagalkan dari luar karena rupanya sudah ada beberapa kawan mereka yang sekali lagi sudah berjaga dari luar dengan senjata lengkap. Cara memegangnya tampaknya sudah professional. Ada kabar bahwa ada beberapa perampok yang sengaja mengalihkan arus lalu-lintas di jalan tersebut. Ini adalah senjata laras panjang sebenarnya ini adalah senjata untuk tempur. Hingga sampai saat ini juga masih diselidiki dari mana mereka mendapatkan senjata tersebut, apakah dari daerah konflik ataukan mereka membelinya secara illegal.
Sekali lagi pemirsa ini adalah sebuah aksi perampokan. Anda melihat seorang menggunakan baju merah ini adalah kasir. Tampaknya aktifitas masih normal. Kenapa cepat sekali saya juga masih tidak bisa mengerti kemana kasir tadi pergi. Mungkin sudah diusir atau digertak terlebih dahulu dan akhirnya wanita ini disuruh meninggalkan lokasinya. Kita lihat bagaimana perampok akhirnya sudah bisa memasuki ruangan kemudian langsung
85
menguras seluruh barang berharga terutama uang. Kalau kita hitung ada 8 semua. Ada 4 yang beraksi di belakang meja kasir kemudian ada beberapa orang lagi yang berjaga di lorong Bank. Ini ada satu lagi temannya yang bergabung untuk segera secepatnya membantu teman-temannya yang lain untuk mengambil uang-uang yang berada di brankas atau kasir Bank. Sekali lagi pemirsa jika anda mengamati video ini nampaknya memang mereka sudah sangat hafal betul dimana lokasi brankas di kasir Bank tersebut. Mereka nampaknya tidak lagi kebingungan untk mencari posisi brankas tersebut. Dan mereka sudah tahu mereka mengambil uang ini dengan cepat. Mengapa aksi perampokan Bank di CIMB Niaga ini menjadi perhatian media khususnya Indonesia media nasional dan sampai saat ini masih menjadi headline? Karena ini menunjukan sebuah aksi perampokan yang begitu professional dan terorganisir. Kalo kita lihat gambar di sebelah kiri atas bisa dikatakan orang yang sudah tergeletak tadi sempat digeser sedikit tapi kita belum pasti apakah itu gambar korban ayng kita ketahui ada seorang anggota BRIMOB yang meninggal dunia dan senjatanya dibawa lari kemudian 2 lainnya terluka. Nanti akan kita lihat juga bagaimana ada seorang karyawan mungkin yang digiring oleh para perampok. Kenapa kita sebut karyawan karena orang tersebut tidak menggunakan helm dan lain-lain. Kita belum tahu pasti siapakah dia. Mereka mengobrak-abrik meja. Sekali lagi mereka berhasil membawa kabur uang 1,5 milyar rupiah. Yang berbaju putih tadi apakah mungkin salah seorang pegawai Bank disuruh menunjukan lokasi. Dan dia diancam dibawah todongan senjata laras pendek. Dan nanti kalo kita saksikan juga ada seorang perampok yang langsung mengarahkan senjatanya entah kemana, kita lihat. Kalo bisa dikatakan para perampoknya sudah
86
selesai menguras habis seluruh uang yang berada di Bank kemudian mereka saat ini masih mencari sisa-sisa apakah ada uang lain yang bisa mereka ambil. Setelah memastikan tidak ada akhirnya dalam waktu sekitar 6 menit akhirnya para perampok ini memilih untuk meninggalkan lokasi. Sekali lagi pemirsa hanya dalam waktu kurang dari 6 menit 16 kawanan perampok ini berhasil menggasak uang 1,5 Miliar Rupiah di Bank CIMB Niaga Medan Sumetera Utara.
87
4.2.2. Hasil Analisis Framing berita Metro TV Berita 1 Metro Sore, Tanggal 18 Agustus 2010, Format Berita Live On Cam, Durasi 02.06 menit. TABEL 4.7 Framing Berita Metro TV Tanggal 18 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Perampokan Bersenjata Api” Elemen Sintaksis
Strategi Penulisan Skema berita ini dimulai dengan judul berita yang langsung menunjukan informasi bahwa telah terjadi perampokan oleh para pelaku yang menggunakan senjata api. Hal ini diperjelas melalui narasi pembuka oleh presenter berita yang mengatakan “Gerombolan perampok bersenjata api siang tadi merampok sebuah Bank di Medan Sumatera Utara. Belum diketahui total uang yang berhasil dirampok gerombolan tersebut. Latar informasi yang ditampilkan secara langsung oleh reporter Metro TV dilokasi kejadian, menekankan pada uraian tentang korban yang terluka serta bagaimana peristiwa perampokan itu terjadi. Dalam narasi berita ini Metro Sore mengutip pernyataan 2 orang baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka adalah salah satu masyarakat yang berada di lokasi kejadian dan Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno. Untuk menutup Reporter Metro Sore memaparkan informasi yang dikutip dari Irjen Pol Oegroseno. Kutipan tersebut menjelaskan
bahwa
paska
terjadinya
perampokan
pihak
kepolisian masih melakukan identifikasi dan pelaku perampokan termasuk pemain lama.
88
Skrip
Penekanan pada aspek peristiwa perampok bersenjata api yang kembali beraksi di Kota Medan, Sumatra Utara. Dimana kawanan perampok berhasil mengambil sejumlah uang dari CIMB Niaga dan menewaskan satu orang anggota Brigade Mobil yang sedang berjaga di Bank tersebut serta melukai seorang anggota satuan pengamanan Bank.
Tematik
Berita ini mengusung tema tunggal yakni Bank CIMB Niaga Medan dirampok kelompok bersenjata api.
Retoris
Dalam berita ini terdapat perangkat framing leksikon, kata “gerombolan” pada narasi pembuka secara struktur retoris menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh reporter untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh reporter. “Gerombolan” memiliki arti sekelompok orang dalam jumlah
banyak.
Sedangkan
pada
narasi
reporter
yang
disampaikan secara langsung dilokasi kejadian mengatakan “sempat terjadi baku tembak antara keduanya dengan para perampok”. Kalimat “baku tembak” digambarkan sebagai kejadian tembak-menembak antara pihak keamanan Bank dengan para perampok. Dan pada narasi penutup Irjen Pol Oegroseno dikutip pernyataannya secara tidak langsung. Oegroseno menyatakan bahwa kelompok perampokan ini adalah pemain lama. Istilah pemain lama dipakai oleh Oegroseno, menggambarkan kelompok perampok yang sudah sering melakukan aksi perampokan di kota Medan. Dalam berita ini juga terdapat perangkat framing Grafis dari visual berita untuk mendukung arti penting suatu pesan. Visual ini menekankan kepada pemirsa pentingnya bagian tersebut. Visual yang terdapat dalam berita ini adalah anggota BRIMOB yang tewas tertembak.
89
Rabu, 18 Agustus 2010, Metro Sore menurunkan berita yang berjudul “Perampokan Bersenjata Api” sebagai berita utama dalam pemberitaan. Berita ini diturunkan pada hari yang sama dengan peristiwa itu terjadi, tepatnya hari Rabu paska perampokan pukul 14.57 WIB. Analisis sintaksi terhadap berita dengan judul “Perampokan Bersenjata Api” akan memperlihatkan bagaimana Metro Sore menyusun fakta dalam skema narasi dan mengkonstruksikan realitas tersebut. Judul berita “Perampokan Bersenjata Api” menyampaikan fakta, bahwa telah terjadi perampokan Bank CIMB Niaga di Medan oleh kelompok perampok yang menggunakan senjata api untuk mengambil uang secara paksa pada Bank tersebut. Konstruksi awal berita ini diperjelas oleh narasi pembuka yang mengatakan: “Gerombolan perampok bersenjata api siang tadi merampok sebuah Bank di Medan Sumatera Utara. Belum diketahui total uang yang berhasil dirampok gerombolan tersebut”. Kata “Gerombolan” dalam narasi ini mengandung unsur leksikon pada struktur retoris yang digunakan untuk memberikan penekanan terhadap pelaku perampokan. “Gerombolan” diartikan sebagai sekelompok orang dalam jumlah yang banyak. Segi sintaksis dari berita ini juga dilengkapi dengan pemberian latar dalam berita. Fakta atau realitas yang merupakan latar berita ini, dipaparkan pada laporan langsung oleh Adli Hakim (Reporter Metro TV) di lokasi kejadian. Laporan langsung ini dilakukan Metro TV untuk mendukung objektifitas dari judul atau tema berita. Narasi pertama yang disampaikan Reporter Metro TV Adli Hakim menguraikan tewasnya anggota BRIMOB yang bernama M. Simanjuntak
90
dan seorang satpam Bank yang terluka ketika berusaha mencegah para perampok masuk ke dalam Bank. Dalam laporan selanjutnya Reporter Metro TV Adli Hakim menyampaikan bahwa “sempat terjadi baku tembak antara keduanya dengan para perampok”. Namun dalam kejadian baku tembak ini M. Simanjuntak tewas di tempat akibat tertembak di bagian dada. Pernyataan ini juga didukung oleh unsur grafis pada struktur retoris, yaitu visual anggota BRIMOB yang tewas tertembak serta visual para wartawan memfoto anggota BRIMOB yang tewas tertembak. Visual ini dipakai dalam berita untuk menekankan fakta yang sebenarnya terjadi mengenai korban. Dari uraian ini dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi realitas yang terjadi bahwa pelaku perampokan lebih hebat dari pihak kemananan Bank, sehingga para perampok berhasil melumpuhkan pihak keamanan Bank yang berusaha menggagalkan aksi perampokan tersebut. Reporter Metro TV Adli Hakim dalam narasi selanjutnya, mengutip pernyataan secara tidak langsung dari saksi mata yang melihat peristiwa perampokan ini. Kutipan narasi ini mengatakan: “Menurut keterangan saksi mata perampokan terjadi sekitar jam 12 siang tadi. Saat itu Bank sedang sepi dari nasabah. Kedua belas orang perampok menutup mukanya dengan topeng dan mengendarai 6 sepeda motor. Mereka memaksa masuk ke dalam Bank CIMB Niaga cabang Jalan Aksara Medan sambil menembakan senjata api. Setelah berhasil masuk perampok mengambil uang di teller Bank dan memasukannya ke dalam karung goni. Namun polisi belum mengemukakan berapa jumlah total uang yang dirampok”. Kutipan narasi ini pada struktur tematik mengandung unsur maksud, yaitu bagaimana informasi disampaikan secara detail dan panjang agar fakta yang terjadi dapat terlihat secara eksplisit dan jelas. Kutipan ini tidak semata-mata
91
disampaikan oleh reporter, namun juga didukung oleh wawancara secara langsung dari saksi mata yang berada di lokasi kejadian untuk mendukung objektifitas pemberitaan. Kutipan berita ini semakin memperjelas kehebatan dari pelaku mengenai keberhasilannya melakukan perampokan tersebut. Sebagai laporan penutup Reporter Metro Sore dalam narasinya mengutip pernyataan secara tidak langsung dari Irjen Pol Oegroseno. Kutipan ini mengatakan: “Saat ini di lokasi kejadian Polisi dari tim Laboratorium Forensik Poltabes Medan masih melakukan identifikasi. Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Oegroseno juga sempat langsung meninjau ke lokasi dan menurut Kapolda di lihat dari modusnya gerombolan perampok bersenjata api ini termasuk pemain lama”. Dalam kutipan ini teredapat unsur leksikon pada struktur retoris yaitu “pemain lama”. Kalimat ini menggambarkan kelompok perampok yang sudah sering melakukan aksi perampokan di kota Medan. Dari uraian narasi berita yang telah dianalisis, dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi berita atas realitas yang terjadi. Bahwa pelaku perampokan ternyata sangat hebat ketika melakukan aksinya. Hal tersebut terbukti ketika para perampok berhasil melumpuhkan dengan menewaskan salah satu anggota Brimob dan melukai satpam keamanan Bank yang ingin menggagalkan aksi perampokan tersebut pada saat terjadi baku tembak. Tidak hanya itu kehebatan para perampok juga ditandai dengan keberhasilan mereka membawa kabur uang yang telah diambil dari dalam Bank tersebut. Dalam berita ini Institusi Polri yang memiliki peran dalam melakukan pengusutan dan proses penyelidikan
92
kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan yaitu Kapolda Sumut dan tim Laboratorium Forensik Poltabes Medan. TABEL 4.8 Audio Visual Berita Metro TV Tanggal 18 Agustus 2010 80 Narasi
Visual Image
Narasi Pembuka Presenter Berita: Gerombolan perampok bersenjata api siang tadi merampok sebuah Bank di Medan Sumatera Utara. Belum diketahui total uang yang berhasil dirampok gerombolan tersebut. Dan selengakapnya akan dilaporkan oleh Adli Hakim langsung dari Medan Sumatera Utara. Adli apakah ada korban dalam perampokan ini? Narasi Reporter: (Adli Hakim) Perampokan bersenjata api ini menewaskan seorang anggota BRIMOB yang sedang menjaga Bank dan juga melukai seorang satpam dari pihak Bank. Keduanya mengalami luka tembak saat berusaha mencegah para perampok masuk. Anggota BRIMOB yang tewas bernama Brigadir M. Simanjuntak dan seorang satpam Bank yang terluka bernama Fahmi 26 tahun. Keduanya berusaha mencegah gerombolan perampok masuk dan sempat terjadi baku tembak antara keduanya dengan para perampok. Namun M. Simanjuntak kemudian tertembak di dada dan meninggal ditempat kejadian. Menurut keterangan saksi mata perampokan terjadi sekitar jam 12 siang tadi. Saat itu Bank sedang sepi dari nasabah. Kedua belas orang perampok menutup mukanya dengan topeng dan mengendarai 6 sepeda motor. Mereka memaksa masuk ke dalam Bank CIMB Niaga cabang Jalan Aksara Medan sambil menembakan senjata api. 80
http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/08/18/111404/CIMB-NiagaMedan-Dirampok-Kelompok-Bersenjata-Api
93
Setelah berhasil masuk perampok mengambil uang di teller Bank dan memasukannya ke dalam karung goni. Namun polisi belum mengemukakan berapa jumlah total uang yang dirampok.
94
Wawancara Narasumber yang berada di lokasi kejadian Jam berapa tadi: Jam 12 pas Yang terluka di Bank ini siapa saja: polisinya sama satpam Meninggal: 1 meninggal
95
Narasi Reporter: (Adli Hakim) Saat ini di lokasi kejadian Polisi dari tim Laboratorium Forensik Poltabes Medan masih melakukan identifikasi. Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Oegroseno juga sempat langsung meninjau ke lokasi dan menurut Kapolda di lihat dari modusnya gerombolan perampok bersenjata api ini termasuk pemain lama
96
Berita 2 Metro Hari Ini, Tanggal 19 Agustus 2010, Format Berita Package, Durasi 02.07 menit. TABEL 4.9 Framing Berita Metro TV Tanggal 19 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Perampokan Bersenjata” Elemen Sintaksis
Strategi Penulisan Dalam berita ini, Metro TV ingin menyampaikan perkembangan informasi hari kedua paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan oleh kelompok bersenjata tanggal 18 Agustus 2010 yang lalu. Peristiwa tersebut direpresentasikan dalam berita ini dengan judul “Perampokan Bersenjata”. Judul berita ini ditampilkan melalui grafis di awal berita. Latar informasi yang ditampilkan menekankan pada upaya mempersempit ruang gerak pelaku dengan meningkatkan razia dan patroli jalanan. Disisi lain latar berita juga menceritakan kondisi satpam Bank sebagai korban luka tembak yang sudah mulai membaik paska operasi. Kutipan pernyataan secara langsung diambil dari wawancara dengan Irjen Pol. Oegroseno. Dan kutipan pernyataan tidak langsung diambil dari Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Sebagai penutup berita, Metro Hari ini menyampaikan fakta sebelumnya tentang kejadian perampokan pada tanggal 18 Agustus 2010 yang berhasil menggondol uang lebih dari 200 juta dan menewaskan anggota satuan Brimob M. Simanjuntak
Skrip
Penekanan pada pihak Polda Sumut untuk membentuk tim khusus
guna
mengusut
kasus
perampokan
ini
seraya
meningkatkan patoli dan razia untuk mempersempit ruang gerak
97
pelaku, disisi lain juga diceritakan mengenai kondisi satpam Bank sebagai korban luka tembak yang sudah mulai membaik paska operasi. Tematik
Berita ini mengusung beberapa 3 tema yaitu: - Polres Bungo Gelar Razia. - Perampokan Bank CIMB Niaga di Medan tidak terkait perampokan toko emas di tebet. - Kondisi satpam Bank mulai membaik.
Retoris
Dalam berita ini terdapat perangkat framing leksikon, kalimat “mempersempit ruang gerak pelaku” pada narasi VO di awal dan “Kelompok terlatih” secara struktur retoris menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh reporter untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan. “Mempersempit ruang gerak pelaku” menggambarkan sebagai sebuah usaha pihak kepolisian agar dapat dengan mudah menangkap para pelaku perampokan. “Kelompok terlatih” menggambarkan bahwa pera pelaku perampokan sudah berpengalaman dalam melakukan kejahatan serupa. Selain unsur leksikon, unsur metafor juga dipakai untuk memberikan penekanan terhadap fakta yang terjadi. Unsur metafor tersebut berupa visual tentang polisi yang sedang memberhentikan truk dan melakukan pemeriksaan.
Dalam frame berita berjudul “Perampokan Bersenjata”, Metro TV mengangkat 3 tema untuk menonjolkan fakta terbaru terkait dengan peristiwa perampokan Bank CIMB Niaga di Medan 18 Agustus 2010 yang lalu. Tema
98
pertama merupakan upaya Polda Sumut dalam mengusut kasus ini. Tema awal berita ini dapat dilihat dalam narasi pembuka yang mengatakan: “Polda Sumatra Utara telah membentuk tim khusus, guna mengusut kasus perampokan bersenjata api terhadap Bank CIMB Niaga cabang Arif Rahman Hakim Medan. Sejauh ini polisi sudah menemukan dan sedang mengidentifikasi sidik jari pelaku dari TKP. Narasi ini digambarkan oleh Metro TV sebagai keseriusan upaya pihak kepolisian dalam mengusut tuntas kasus perampokan di Bank CIMB Niaga Medan. Selain itu, Metro TV juga memaparkan antisipasi dan upaya lain dari Polda Sumut dalam mempermudah penangkapan pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Salah satu antisipasi dan upaya yang dilakukan pihak kepolisian dalam mempermudah penangkapan para pelaku perampokan disampaikan Metro TV dalam awal narasi VO yang mengatakan: “Paska perampokan bersenjata api yang diduga dilakukan lebih dari 10 orang di Bank CIMB Niaga Jalan Arif Rahman Hakim Medan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Oegroseno memerintahkan seluruh jajarannya untuk meningkatkan patroli dan razia. Menurut Oegroseno hal ini perlu dilakukan agar kasus serupa tidak terulang kembali. Selain itu patroli dan razia juga bertujuan mempersempit ruang gerak pelaku”. Fakta yang disampaikan dalam narasi ini didukung oleh visual berita yang mengandung unsur metafora pada struktur retoris. Unsur metafor tersebut berupa visual tentang polisi yang sedang memberhentikan truk dan melakukan pemeriksaan. Visual ini memperjelas bagaimana upaya pihak kepolisian di jalanan dalam meningkatkan patroli dan razia untuk mempersempit ruang gerak pelaku. Kalimat “mempersempit ruang gerak pelaku” yang dipakai Metro VT pada narasi ini mengandung unsur leksikon pada struktur retoris yang berarti upaya dari pihak kepolisian untuk mempermudah proses pengejaran terhadap pelaku perampokan
99
Bank CIMB Niaga serta agar peristiwa perampokan tersebut tidak meluas atau terjadi kembali di tempat lain. Narasi VO selanjutnya dalam berita ini memaparkan upaya lain pihak kepolisian dalam mengungkap identitas pelaku dari bukti yang ditemukan di lokasi kejadian seraya menyisipkan pernyataan dari Irjen Pol Oegroseno tentang kelompok perampokan Bank CIMB Niaga Medan. “Sejauh ini Polisi memang belum dapat mengungkap identitas pelaku. Namun Oegroseno memperkirakan pelaku sudah terlatih karena tidak banyak meninggalkan barang bukti ataupun petunjuk yang kuat. Meski demikian polisi berhasil menemukan sidik jari pelaku dan proyektil peluru kaliber 7,62mm”. Dalam narasi VO ini yang dikutip dari Irjen Pol Oegroseno terdapat kalimat “pelaku sudah terlatih” yang mengandung unsur leksikon pada struktur retoris. Sedangkan Metro TV menggunakan gaya bahasa lain sebagai “kelompok terlatih”. Penggunaan label yang diberikan Metro TV memberikan asumsi kepada permirsa bahwa, para pelaku perampokan Bank CIMB Niaga telah memiliki pengalaman dalam melakukan kejahatan serupa (“pemain lama” disebutkan dalam berita sebelumnya). Hal tersebut diperkuat juga dari pernyataan yang dikutip Metro TV dari Irjen Pol Oegroseno bahwa, dalam melakukan aksinya “para pelaku tidak banyak meninggalkan barang bukti ataupun petunjuk yang kuat” serta “ditemukannya proyektil peluru kaliber 7,62mm” yang berasal dari salah satu senjata yang digunakan para perampok Uraian narasi pembuka dan narasi VO diatas juga dilengkapi dengan wawancara terhadap Irjen Pol. Oegroseno. “Bukti yang sudah kita dapatkan sementara ya proyektil peluru. (Mengenai bukti lain) Itu nanti sedang dalam penganan. Saya rasa kalo di tkp sidik
100
jari juga sudah kita temukan (antisipasi diluar itu bagaimana) Jadi kehadiran polisi berseragam ini karena kita khawatirkan mereka akan melakukan aksinya kembali atau mungkin ada kelompok lain. Saya perintahkan kekuatan polisi yang dikantor dikurangi semuanya turunkan ke lapangan”. Audio visual tentang wawancara langsung terhadap narasumber yang ditampilkan Metro TV dalam ini dipakai untuk mendukung tema berita serta fakta yang telah diuraikan, yaitu mengenai upaya untuk mempersempit ruang gerak pelaku oleh pihak kepolisian. Disampaikan di tempat terpisah oleh KAPOLRI Bambang Hendarso Danuri secara tidak langsung tentang keterkaitan perampokan Bank CIMB Niaga Medan dengan perampokan Toko Emas di Tebet. Narasi ini merupakan kutipan tidak langsung dari KAPOLRI Bambang Hendarso Danuri. ”Sedangkan KAPOLRI Jenderal Bambang Hendarso Danuri belum dapat memastikan perampokan di Bank CIMB Niaga Medan terkait dengan perampokan toko emas di Tebet Jakarta 6 Agustus lalu. KAPOLRI juga menilai dua kejadian tersebut belum dapat disimpulkan terkait dengan terorisme”. Dalam narasi ini terdapat kata yang mengandung unsur leksikon. Kata tersebut adalah ”terkait”. Terkait mengandung arti terdapat unsur kesamaan dari kasus ini dengan kasus perampokan yang terjadi di tempat lain. Melalui kata ”terkait” ini, terlihat ada upaya dari Metro TV untuk mengaitkan peristiwa ini dengan tidakan terorisme. Upaya tersebut coba didapatkan Metro TV dari pernyataan KAPOLRI melalui wawancara. Namun hal tersebut belum bisa dipastikan dari KAPOLRI . Tema ketiga yang ingin di sampikan dalam berita ini, yaitu tentang kondisi terkini satpam Bank yang menjadi korban luka tembak. Penampilan tema ini bertolak belakang dengan judul serta tema pertama dan kedua. Namun hal ini
101
diangkat untuk melihat sisi lain dari peristiwa perampokan yang telah terjadi. Pengkonstruksian tema ini dapat dilihat dari narasi berikut: ”Sementara itu kondisi satpam yang menjadi korban tembak perampok sudah mulai membaik. Satpam Bank CIMB Niaga Fahmi telah menjalani operasi pembersihan proyektil peluru dari dalam tubuhnya. Saat ini Fahmi harus menjalani pemulihan paska operasi” Uraian narasi ini dikonstruksikan oleh Metro TV untuk memberikan informasi terbaru paska terjadinya perampokan Bank CIMB Niaga Medan, bahwa salah satu satpam Bank yang menjadi korban luka tembak, kondisinya sudah mulai membaik setelah menjalani operasi. Narasi ini juga didukung visual ”salah seorang satpam yang dirawat di rumah sakit” untuk mempertegas fakta ini. Dalam narasi VO yang merupakan penutup berita, Metro TV memaparkan fakta sebelumnya tetang korban tewas serta fakta baru tentang jumalh uang yang berhasil di ambil oleh pelaku perampokan. ”Perampokan Bank CIMB Niaga cabang Medan terjadi Rabu siang. Salah seorang Polisi Brigadir M. Simanjuntak tewas ditembak dalam kantor Bank. Pihak Bank mengatakan perampok berhasil menggondol uang lebih dari 200 juta rupiah”. Dalam narasai penutup ini terdapat kalimat ”menggondol uang lebih dari 200 juta rupiah” yang mengandung unsur leksikon pada struktur retoris. Istilah “menggondol” digunakan oleh Metro TV untuk menyampaikan pandangannya terhadap keberhasilan para pelaku merampok uang lebih dari 200 juta. Istilah ”menggondol” juga mengandung makna konotasi yang bernilai kasar tetapi sengaja dipakai oleh Metro TV untuk memberi tekanan tetapi tanpa terasa kekasarannya.
102
Dari analisa ini dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi tiga tema berita yang berusaha untuk dikaitkan. Walaupun tema besar dalam ini adalah tentang upaya pihak Polda Sumut dalam mengusut tuntas kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan Sumatera Utara. Konstruksi berita yang dibangun Metro TV dari berita ini adalah begitu gencarnya pihak Polda Sumut melakukan upayaupaya pengejaran terhadap pelaku perampokan ini. Upaya mempersempit ruang gerak pelaku dengan meningkatkan razia dan patroli di jalanan adalah agar Polda Sumut juga bisa meminimalisir peristiwa serupa dapat terjadi kembali di Medan Sumatera Utara. TABEL 4.10 Audio Visual Berita Metro TV Tanggal 19 Agustus 2010 81 Narasi
Visual Image
Narasi Pembuka Presenter Berita: Polda Sumatra Utara telah membentuk tim khusus, guna mengusut kasus perampokan bersenjata api terhadap Bank CIMB Niaga cabang Arif Rahman Hakim Medan. Sejauh ini polisi sudah menemukan dan sedang mengidentifikasi sidik jari pelaku dari TKP. Narasi Latar VO: Paska perampokan bersenjata api yang diduga dilakukan lebih dari 10 orang di Bank CIMB Niaga Jalan Arif Rahman Hakim Medan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Oegroseno memerintahkan seluruh jajarannya untuk meningkatkan patroli dan razia. Menurut Oegroseno hal ini perlu dilakukan agar kasus serupa tidak terulang kembali. Selain itu patroli dan razia juga bertujuan mempersempit ruang
81
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/08/19/111496/PerampokBank-Niaga-Kelompok-Terlatih
103
gerak pelaku. Sejauh ini Polisi memang belum dapat mengungkap identitas pelaku. Namun Oegroseno memperkirakan pelaku sudah terlatih karena tidak banyak meninggalkan barang bukti ataupun petunjuk yang kuat. Meski demikian polisi berhasil menemukan sidik jari pelaku dan proyektil peluru kaliber 7,62mm.
104
Wawancara Narasumber: Bukti yang sudah kita dapatkan sementara ya proyektil peluru. (Mengenai bukti lain) Itu nanti sedang dalam penganan. Saya rasa kalo di tkp sidik jari juga sudah kita temukan (antisipasi diluar itu bagaimana) Jadi kehadiran polisi berseragam ini karena kita khawatirkan mereka akan melakukan aksinya kembali atau mungkin ada kelompok lain. Saya perintahkan kekuatan polisi yang dikantor dikurangi semuanya turunkan ke lapangan. Narasi Latar VO: Sedangkan KAPOLRI Jenderal Bambang Hendarso Danuri belum dapat memastikan perampokan di Bank CIMB Niaga Medan terkait dengan perampokan toko emas di Tebet Jakarta 6 Agustus lalu. KAPOLRI juga menilai dua kejadian tersebut belum dapat disimpulkan terkait dengan terorisme. Sementara itu kondisi satpam yang menjadi korban tembak perampok sudah mulai membaik. Satpam Bank CIMB Niaga Fahmi telah menjalani operasi pembersihan proyektil peluru dari dalam tubuhnya. Saat ini Fahmi harus menjalani pemulihan paska operasi.
105
Narasi VO penutup: Perampokan Bank CIMB Niaga cabang Medan terjadi Rabu siang. Salah seorang Polisi Brigadir M. Simanjuntak tewas ditembak dalam kantor Bank. Pihak Bank mengatakan perampok berhasil menggondol uang lebih dari 200 juta rupiah.
106
Berita 3 Metro Hari Ini, Tanggal 20 Agustus 2010, Format berita Voice Over, Durasi 00.48 menit. TABEL 4.11 Framing Berita Metro TV Tanggal 20 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Perampokan Bank” Elemen Sintaksis
Strategi Penulisan Dalam berita ini, Metro TV ingin menyampaikan perkembangan informasi hari ketiga, paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan oleh kelompok bersenjata tanggal 18 Agustus 2010 yang lalu. Peristiwa tersebut direpresentasikan dalam berita ini dengan judul “Perampokan Bank”. Judul berita ini ditampilkan melalui grafis di awal berita. Latar informasi yang menampilkan tentang temuan baru polisi dari foto-foto perampok yang beredar mengenai plat nomor sepeda motor yang digunakan pelaku perampok Bank. Pernyataan dikutip secara tidak langsung diambil dari Ditlantas POLDA Sumut. Uraian berita disampaikan langsung dari narasi pembuka hingga narasi penutup.
Skrip
Penekanan berita pada keberhasilan Ditlantas POLDA Sumut mengenai hasil regristasi dan identifikasi plat nomor yang digunakan perampok. Bahwa semua plat nomor sepeda motor yang digunakan perampok adalah palsu. Untuk penyelidikan lebih lanjut, polisi menelusuri tempat-tempat pembuatan plat nomor kendaraan di Medan.
Tematik
Tema dalam berita ini adalah semua plat nomor sepeda motor para perampok Bank palsu. Tema berita ini digambarkan sebagai hasil temuan baru untuk proses penyelidikan pihak kepolisian terhadap kasus perampokan Bank CIMB Niaga Medan.
107
Retoris
Secara tekstual, dalam berita ini terdapat perangkat framing leksikon, yaitu kata “palsu”. Kata “palsu” terkait dengan plat nomor sepeda motor yang digunakan perampok diartikan sebagai plat nomor yang tidak sah atau tidak terdaftar. Secara visual, dalam berita ini terdapat foto-foto para perampok. Foto-foto yang divisualisikan ulang mewakili tema berita ini dan juga sebagai pendukung narasi berita.
Dalam berita ini, Metro TV memberikan judul “Perampokan Bank” yang disampaikan dalam grafis awal pemberitaan. Judul melalui grafis di awal berita, digunakan untuk menarik perhatian pemirsa tentang perkembangan seputar kasus perampokan Bank CIMB Niaga medan. Perkembangan kasus tersebut diangkat melalui tema berita tentang semua plat nomor sepeda motor para perampok Bank palsu. Melalui judul berita ini, Metro TV ingin menyampaikan hasil temuan baru yang berhasil diidentifikasi polisi dari hasil foto yang beredar di media massa dan masyarakat. Keberhasilan Plda Sumut dalam mengidentifikasi temuan ini, dapat dilihat dari narasi pembuka berikut: “Tim Polda Sumatera Utara berhasil mengidentifikasi plat nomor sepeda motor yang digunakan para pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Temuan tersebut didapat berkat hasil foto yang beredar di media massa”. Uraian narasi ini memperlihatkan kontruksi awal Metro TV dalam membangun sebuah berita bahwa, ada keberhasilan Tim Polda Sumut dalam mengidentifikasi plat nomor sepeda motor dari foto-foto yang beredar di masyarakat. Dalam narasi selanjutnya Metro TV memaparkan bahwa plat nomor sepeda motor yang digunakan para perampok dalam melakukan aksinya adalah
108
palsu. Fakta tentang palsunya plat nomer tersebut di kutip secara tidak langsung dari pernyataan Ditlantas Polda Sumut yang sampaikan dalam narasi berikut: “Dari hasil penelusuran regristasi dan identifikasi Ditlantas POLDA Sumut dipastikan semua plat nomor sepeda motor milik kawanan perampok adalah palsu”. Dalam Narasi ini terdapat kata “palsu” yang mengandung unsur leksikon pada struktur retoris. Kata “palsu” terkait dengan plat nomor sepeda motor yang digunakan perampok diartikan sebagai plat nomor yang tidak sah atau tidak terdaftar. Untuk menekankan fakta tentang palsunya plat nomor tersebut, Metro TV menvisualisasikan ulang serial foto yang mewakili tema berita. Secara visual foto tersebut memperlihatkan plat nomer sepeda motor yang digunakan para perampok saat melakukan aksinya. Visual foto ini mengandung unsur metafor dalam struktur retoris. Foto inilah yang selanjutnya menjadi fakta berita yang dituangkan dalam narasi oleh Metro TV. Untuk melengkapi pemberitaan, Metro TV menyampaikan upaya pihak kepolisian dalam mengembangkan hasil temuan ini. Usaha tersebut dapat dilihat dari narasi berikut: “Saat ini polisi telah mengembangkan temuan ini dengan menelusuri tempat-tempat pembuatan plat nomor kendaraan di Medan”. Dalam narasi ini terlihat bagaimana upaya pihak kepolisian melakukan proses penyelidikan lebih lanjut mengenai temuan tersebut. Upaya ini digambarkan oleh Metro TV sebagai keseriusan pihak polisi ketika menemukan bukti baru. Dalam narasi penutup, Metro TV menyampaikan fakta lain di luar tema berita ini. Fakta tersebut dapat dilihat dari narasi penutup berikut:
109
“Namun sejauh ini polisi belum dapat merampungkan hasil identifikasi terhadap senjata api yang digunakan para perampok sebab hal tersebut masih ditelusuri Tim Forensik Polda Sumut” Fakta ini disampaikan Metro TV untuk melengkapi tema berita. Bahwa hasil identifikasi mengenai senjata api yang digunakan perampok sampai dengan hari ketiga paska perampokan Bank CIMB Niaga Medan belum mmebuahkan hasil. Melalui uraian analisis diatas, konstruksi yang dibangun Metro TV atas realitas dalam berita ini adalah begitu hebat dan lihainya para pelaku perampokan Bank CIMB Niaga di Medan untuk tidak meninggalkan jejak yang dapat di lacak pihak kepolisian. Kehebatan dan kelihaian para perampok di tandai dengan penggunaan plat nomor palsu pada sepeda motor yang digunakan untuk melancarkan aksinya. Namun Polda Sumut juga tidak serta-merta menyerah, polisi juga terus melakukan pengembangan dari bukti plat nomor palsu sepeda motor yang digunakan para perampok dengan menelusuri tempat-tempat pembuatan plat nomor sepeda motor yang ada di Medan. Upaya penelusuran tersebut memungkinkan untuk mendapatkan informasi baru mengenai jati diri pelaku perampokan.
110
TABEL 4.12 Audio Visual Berita Metro TV Tanggal 20 Agustus 2010 82 Narasi
Visual Image
Narasi Pembuka Presenter Berita: tim POLDA Sumatera Utara berhasil mengidentifikasi plat nomor sepeda motor yang digunakan para pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Temuan tersebut didapat berkat hasil foto yang beredar di media massa.
Narasi Latar Presenter: Dari hasil penelusuran regristasi dan identifikasi Ditlantas POLDA Sumut dipastikan semua plat nomor sepeda motor milik kawanan perampok adalah palsu. Saat ini polisi telah mengembangkan temuan ini dengan menelusuri tempat-tempat pembuatan plat nomor kendaraan di Medan. Namun sejauh ini polisi belum dapat merampungkan hasil identifikasi terhadap senjata api yang digunakan para perampok sebab hal tersebut masih ditelusuri tim forensik POLDA Sumut.
82
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/08/20/111566/Plat-NomorMotor-Perampok-Bank-Palsu
111
Berita 4 Metro Malam, Tanggal 21 Agustus 2010, Format berita Voice Over, Durasi 01.28 menit. TABEL 4.13 Framing Berita Metro TV Tanggal 21 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Perampokan Medan” Elemen Sintaksis
Strategi Penulisan Dalam berita ini, Metro TV ingin menyampaikan perkembangan informasi hari ke-empat, paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan oleh kelompok bersenjata tanggal 18 Agustus 2010 yang lalu. Skema berita ini dimulai dengan Judul ”Perampokan Medan” yang mendeskripsikan tempat terjadinya peristiwa. Melalui judul ini Metro TV kembali ingin langsung menegaskan pandangannya, juga mengkonstruksi peristiwa perampokan tersebut dengan mengutip pernyataan dari Brigjen Iskandar Hasan, mengenai indikasi perampok yang merupakan ”residivis kambuhan” serta kepastian jenis senjata yang digunakan para perampok Bank adalah senjata milik TNI-Polri. Fakta yang memperkuat dan mendukung isi berita, disajikan dalam kutipan secara tidak langsung serta wawancara oleh narasumber dari pihak kepolisian Brigjen Iskandar Hasan (Kadiv Human Mabes Polri) Diakhir pemberitaan dilampirkan wawancara oleh Brigjen Iskandar Hasan mengenai senjata perampok yang merupakan senjata TNI-Polri. Wawancara ini dilampirkan Metro TV untuk mendukung tema kedua dan merupakan penutup berita.
Skrip
Penekanan pada pernyataan pihak kepolisian yang mengindikasi bahwa perampok merupakan residivis kambuhan dan dari proyektil yang ditemukan senjata yang digunakan perampok
112
merupakan senjata standar TNI-Polri. Tematik
Terdapat 2 tema dalam berita ini, yaitu: 1. Senjata perampok merupakan senjata TNI-Polri. 2. Polisi
duga pelaku perampokan merupakan residivis
kambuhan. Retoris
Secara tekstual, dalam berita ini terdapat perangkat framing leksikon, yaitu kalimat “residivis kambuhan” dan “senjata organik (pada grafis berita)”. Kata “residivis kambuhan” menggambarkan pelaku yang sudah sering keluar masuk penjara akibat tindak laku kriminal. Dan istilah “senjata organik” merupakan istilah senjata yang dipakai TNI-Polri (ada nomor register pada tubuh senjata). Secara visual, dalam berita ini terdapat foto-foto para perampok. Foto-foto yang divisualisikan ulang mewakili tema berita ini dan juga sebagai pendukung fakta berita.
Hari ke-empat paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, Metro TV mengangkat
berita
yang
berjudul
“Perampokan
Medan”.
Judul
yang
diperlihatkan pada grafis di awal berita, digunakan untuk menarik perhatian pemirsa mengenai perkembangan kasus ini, serta digunakan juga untuk mewakili peristiwa perampokan Bank CIMB Niaga yang terjadi di Medan. Dalam berita ini, Metro TV mengangkat dua tema baru yang diuraikan dalam tubuh berita. Tema berita petama yang ditampilkan merupakan dugaan polisi bahwa pelaku perampokan Bank merupakan residivis kambuhan. Tema kedua yang diangkat adalah senjata yang digunakan perampok merupakan senjata TNI-Polri.
113
Untuk membuka berita, Metro TV berusaha memaparkan informasi yang di dapat dari dari Polisi mengenai kepastian senjata yang digunakan para perampok. Narasi pembuka ini merupakan tema awal yang terdapat dalam berita. Dalam narasi tersebut dikatakan. Narasi tersebut mengatakan: “Polri memastikan bahwa senjata yang digunakan oleh perampok Bank di Medan merupakan senjata jenis AK47 dan M16, yang merupakan senjata standar TNI-Polri”. Dalam narasi ini dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi fakta awal melalui narasi pembuka berita. Narasi ini mengkonstruksi pemirsa terhadap perkembangan hasil penyelidikan laboratorium forensik pihak kepolisian mengenai proyektil peluru yang ditemukan di lokasi kejadian. Hasil penyelidikan ini disampaikan Metro TV melalui fakta jenis senjata AK47 dan M16 para perampok yang merupakan senjata yang dipakai oleh TNI-Polri. Dalam narasi selanjutnya Metro TV mengutip pernyataan dari Brigjen Iskandar Hasan (Kadiv Human Mabes Polri) tentang jati diri para perampok yang sampai saat ini belum dapat diketahui identitasnya. Mengenai hal ini, Metro TV menegaskan bahwa polisi masih mengaitkan kasus ini dengan kasus serupa lainnya yang pernah terjadi di Medan. Ada indikasi bahwa, menurut polisi pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan merupakan residivis kambuhan. Pernyataan Metro TV mengenai hal ini dapat dilihat dari narasi berikut: “Sampai saat ini polisi belum menemui titik terang pelaku perampokan Bank di Medan. Polisi masih mengaitkan kasus ini dengan kasus pencurian dengan kekerasan di Medan waktu-waktu sebelumnya. Polisi mengindikasi para pelaku perampokan Bank di Medan adalah residivis kambuhan. Hal ini terlihat dari cara perampokan yang dilakukan dengan cekatan dan cukup terlatih. Sejauh ini polisi sudah meminta keterangan sepuluh orang saksi diantaranya satpam dan nasabah Bank”.
114
Uraian narasi ini merupakan tema awal berita yang di angkat oleh Metro TV. Dapat diketahui bahwa, indikasi ”residivis kambuhan” dilihat oleh pihak kepolisian dari cara perampokan yang cekatan dan cukup terlatih. Dalam narasi ini terdapat kalimat yang mengandung unsur leksikon pada struktur retoris, yaitu ”residivis kambuhan”. Istilah yang dikutip dari Brigjen Iskandar Hasan, digunakan Metro TV sebagai penggambaran dari pelaku kriminal yang sering keluar masuk penjara akibat tindak laku kejahatan. Dari uraian narasi di atas dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi berita, bahwa pelaku perampokan telah memiliki pengelaman mungkin dari kejahatan serupa yang pernah dilakukan sebelumnya. Kata ”residivis kambuhan” memberikan asumsi kepada pemirsa bahwa pelaku walaupun pernah tertangkap dan dipenjara sebelumnya, tapi tidak jera untuk mengulangi kejahatan serupa. Pada uraian narasi selanjutnya, Metro TV memaparkan kutipan informasi yang juga di dapat dari Brigjen Iskandar Hasan tentang jenis senjata yang digunakan oleh para perampok Bank CIMB Niaga Medan. Narasi ini merupakan pendukung tema awal berita. Paparan informasi tersebut dapat dilihat dari narasi berikut: ”Dari sejumlah barang bukti yang berhasil dikumpulkan, seperti selongsong, proyektil dan foto-foto dari media. Polisi telah mengetahui jenis senjata yang digunakan yakni AK47 dan M16 yang merupakan senjata standar yang biasa digunakan oleh TNI-Polri. Namun sayangnya polisi masih belum mengidentifikasi dari mana senjata tersebut diperoleh pelaku”. Dari narasi ini dapat diketahui bahwa, fakta yang berusaha ditonjolkan oleh Metro TV adalah senjata pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan merupakan
115
senjata TNI-Polri. Penonjolan fakta ini juga didukung oleh unsur metafor pada struktur retoris, yaitu grafis berita yang tertulis ”polisi pastikan senjata organik” serta visual foto-foto perampok Bank CIMB Niaga yang ditampikan ulang. Dalam grafis berita terdapat kalimat ”senjata organik” untuk penyebutan jenis senjata. Kalimat ”senjata organik” yang digunakan Metro TV melalui grafis berita merupakan istilah yang dipakai dalam kemiliteran untuk menyampaikan pandangannya. Istilah ”senjata organik” memiliki arti sebagai senjata milik TNIPolri dimana pada tubuh senjata tersebut tercantum nomor register senjata (nomer register untuk menandakan bahwa senjata tersebut benar milik TNI-Polri) Selain unsur metafor, penonjolan fakta ini juga didukung oleh wawancara terhadap Kadiv Humas Mabes Polri yang disajikan sebagai penutup berita. Dalam wawancara ini Brigjen Iskandar Hasan mengatakan: ”Senjata yang dipakai ini ada M16, ada AK47, ada pistol. Ini cocok dengan proyektil ataupun selongsong yang kita temukan di lapangan. Kalo kita lihat itu memang standar TNI-Polri”. Dari wawancara narasumber yang ditampilkan dalam akhir berita, pada akhirnya berita ini mengkonstruksi persepsi pemirsa bahwa, adalah benar jika pelaku perampokan bukan berasal dari pelaku kriminal biasa tetapi merupakan pelaku kriminal yang berasal dari kelompok profesional dan terorganisir seperti pernyataan yang pernah disampaikan Metro TV pada berita-berita sebelumnya. Dari uraian analisi terhadap narasi berita di atas, dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi fakta atas realitas yang terjadi. Bahwa begitu hebatnya para perampok Bank CIMB Niaga Medan mendapatkan senjata yang merupakan
116
senjata milik TNI-Polri. Kehebatan perampok juga ditandai dari pengalaman mereka mengenai tindak kejahatan yang sebelumnya pernah mereka lakukan. Ada asumsi bahwa perampok tidak jera mengulangi aksinya walaupun sudah pernah tertangkap dan dipenjara. Hal tersebut yang selanjutnya dikatakan sebagai residivis kambuhan oleh Metro TV. Dalam uraian berita ini Metro TV mengunakan nama Polri sebagai bentuk keberimbangan berita (Cover Both Side) dari sisi pemberitaan yang menyatakan bahwa senjata perampok merupakan senjata organik milik TNI-Polri. Wawancara secara langsung kepada Brigjen Iskandar Hasan, kadiv Humas Mabes Polri ditampilkan pada akhir berita. TABEL 4.14 Audio Visual Berita Metro TV Tanggal 21 Agustus 2010 83 Narasi
Visual Image
Narasi Pembuka Presenter Berita: Polri memastikan bahwa senjata yang digunakan oleh perampok Bank di Medan merupakan senjata jenis AK47 dan M16, yang merupakan senjata standar TNI-Polri.
Narasi Latar VO: Sampai saat ini polisi belum menemui titik terang pelaku perampokan Bank di Medan. Polisi masih mengaitkan kasus ini dengan kasus pencurian dengan kekerasan di Medan waktuwaktu sebelumnya. Polisi mengindikasi para pelaku perampokan Bank di Medan adalah residivis kambuhan. Hal ini terlihat dari cara perampokan yang dilakukan dengan cekatan dan cukup terlatih. 83
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/08/21/111588/Polisi-DugaPerampok-Bank-Medan-Residivis-Kambuhan
117
Sejauh ini polisi sudah meminta keterangan 10 orang saksi diantaranya satpam dan nasabah Bank. Dari sejumlah barang bukti yang berhasil dikumpulkan, seperti selongsong, proyektil dan foto-foto dari media. Polisi telah mengetahui jenis senjata yang digunakan yakni AK47 dan M16 yang merupakan senjata standar yang biasa digunakan oleh TNI-Polri. Namun sayangnya polisi masih belum mengidentifikasi dari mana senjata tersebut diperoleh pelaku.
118
Wawancara Narasumber: Brigjen Iskandar Hasan, Kadiv Humas Mabes Polri Senjata yang dipakai ini ada M16, ada AK47, ada pistol. Ini cocok dengan proyektil ataupun selongsong yang kita temukan di lapangan. Kalo kita lihat itu memang standar TNI-Polri.
119
Berita 5 Metro Top 9 News, Tanggal 23 Agustus 2010, Format berita Voice Over, Durasi 01.54 menit. TABEL 4.15 Framing Berita Metro TV Tanggal 23 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Rekaman CCTV CIMB Niaga Medan” Elemen Sintaksis
Strategi Penulisan Skema berita ini dimulai dengan Headline yang langsung menunjukan informasi bahwa kejadian perampokan CIMB Niaga di medan terekam oleh kamera intai CCTV yang berada di dalam Bank tersebut. Terekamnya kejadian perampokan direpresentasikan dengan judul “Rekaman CCTV CIMB Niaga Medan”. Hal ini diperkuat dengan narasi pembuka berita Metro Top 9 News, yakni bagaimana saat peristiwa perampokan tersebut berlangsung yang dapat dilihat dari hasil rekaman kamera CCTV. Latar informasi yang disampaikan menekankan pada uraian tentang bagaimana cara-cara para perampok melakukan aksinya di dalam Bank CIMB Niaga Medan. Tidak terdapat kutipan dari narasumber yang jelas dalam berita ini. Hanya saja dalam uraian berita, ada dikatakan “menurut saksi mata”. Untuk menutup berita, Metro TV menguraikan fakta secara singkat mengenai apa saja yang terlihat dalam rekaman CCTV tersebut.
Skrip
Penekanan berita pada rekaman CCTV yang menceritakan tentang bagaimana cara-cara para perampok melakukan aksinya
120
di dalam gedung Bank CIMB Niaga Medan Sumatera utara Tematik
Berita ini mengusung tema tunggal yakni rekaman CCTV peristiwa perampokan Bank CIMB Niaga Medan
Retoris
Secara tekstual, dalam berita ini terdapat perangkat framing leksikon, yaitu kata “rekaman” yang memiliki arti hasil proses merekam dari perangkat kamera secara elektronik dalam bentuk audio maupun visual tentang sebuah kejadian atau peristiwa yang pada saat itu sedang berlangsung.
Senin 23 Agustus 2010, Metro TV menurunkan berita yang berjudul “Rekaman CCTV CIMB Niaga Medan” sebagai berita utama pada program berita Top 9 News. Berita ini diturunkan hari ke-enam paska terjadinya perampokan Bank CIMB Niaga di Medan Rabu 18 Agustus 2010 yang lalu. Dari judul berita tersebut, dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi fakta dan realitas sebuah peristiwa ke dalam sebuah berita. Dari judul yang digunakan, Metro TV berusaha menyampaikan fakta peristiwa bahwa, peristiwa perampokan CIMB Niaga di Medan ternyata terekam oleh kamera intai CCTV dari gedung Bank tersebut. Kata “rekaman” dalam judul ini menggiring opini pemirsa pada pertanyaan bagaimana para pelaku melakukan aksi perampokan di dalam Bank CIMB niaga dan apa saja yang terjadi saat peristiwa tersebut berlangsung. Bagan berita diawali dengan narasi pembuka. Dalam narasi pembuka ini, Metro TV ingin meyampaikan hal penting yang ingin ditonjolkan dalam keseluruhan berita. Narasi pembuka ini mengatakan: “Pemirsa Polisi berhasil menangkap seorang tersangka perampok Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara Rabu 18 Agustus lalu. Polisi malam
121
ini juga meluncurkan rekaman CCTV saat peristiwa perampokan tersebut berlangsung”. Narasi pembuka ini memberikan sudut pandang dan menunjukan perspektif tertentu dari berita bahwa, dari bukti rekaman CCTV ini polisi berhasil menangkap seorang tersangka perampok. Dalam narasi selanjutnya, presenter berita mengajak pemirsa untuk melihat rekaman gambar dari kamera CCTV mengenai saat terjadinya aksi perampokan tanggal 18 Agustus 2010 yang lalu. Ajakan presenter berita ini diperjelas melalui narasi berikut: ”Inilah rekaman gambar dari kamera CCTV yang terekam saat kejadian Rabu 18 Agustus di kantor cabang CIMB Niaga Medan Sumatera Utara”. Narasi ini langsung mengarahkan pemirsa pada kondisi yang terjadi di dalam gedung Bank CIMB Niaga. Pemilihan kata “rekaman” secara struktur retoris menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh Metro TV untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan melalui berita ini. “Rekaman” memiliki arti hasil proses merekam dari perangkat kamera secara elektronik dalam bentuk audio maupun visual tentang sebuah kejadian atau peristiwa yang pada saat itu sedang berlangsung. Melalui narasi ini pemirsa di ajak secara langsung untuk menyaksikan bagaimana peristiwa perampokan tersebut berlangsung. Dalam berita ini Metro TV menguraikan secara singkat mengenai faktafakta yang terlihat dari rekaman CCTV tersebut. Fakta yang terlihat dari rekaman CCTV saat kejadian perampokan berlangsung tidak diceritakan secara ekplisit. (disampaikan secara garis besarnya saja). Penyampaian fakta tersebut dapat terlihat melalui narasi berikut:
122
”Pelaku yang diperkirakan lima belas orang dengan menggunakan delapan sepeda motor masuk ke dalam Bank pukul 11.45 WIB. Kelima belas pelaku tidak bisa dikenali karena ke memakai helm penutup kepala dan sarung tangan. Dengan bersenjata pistol dan senjata laras panjang mereka masuk ke dalam Bank, menurut saksi mata terdengar empat kali suara tembakan ketika perampok itu masuk. Tembakan ini menewaskan petugas kepolisian dari BRIMOB Manuel Simanjuntak dan melukai dua satpam Bank CIMB Niaga. Para perampok lalu mengumpulkan sejumlah karyawan dari lantai satu hingga lantai tiga ke meja customer service mencari penanggung jawab brankas untuk membuka brankas”. Pemunculan fakta yang terjadi di dalam rekaman CCTV tersebut juga diiringi musik sebagai latar para perampokan melakukan aksinya. Uraian narasi memperlihatkan bagaimana Metro TV berusaha menyampaikan fakta yang terjadi di dalam rekaman CCTV tersebut. Pemirsa tidak diceritakan secara detail mengenai aksi yang terekam oleh kamera CCTV tersebut. Cara penyajian rekaman CCTV tersebut juga disajikan dengan mempercepat gerakan-gerakan sacara visual image. Hal ini menunjukan bahwa pemirsa digiring untuk mempersepsikan sendiri mengenai aksi yang terlihat dalam rekaman CCTV tersebut, karena seperti disampaikan di atas Metro TV hanya memaparkan secara garis besarnya saja. Dari uraian analisa narasi berita diatas dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi fakta atas realitas yang terjadi. Bahwa pelaku perampokan digambarkan melakukan aksinya dengan sangat cepat dan cekatan. Hal ini juga ditandai dari rekaman CCTV yang pergerakan secara visual image juga dipercepat oleh Metro TV dalam pemberitaan ini. Mengenai kehebatan perampok juga disampaikan oleh Metro TV melalui narasi berita mengenai terjadinya baku tembak yang menewaskan petugas kepolisian dari BRIMOB Manuel Simanjuntak dan melukai dua satpam Bank CIMB Niaga. Dalam berita ini, Institusi Polri
123
secara global ”Polisi” disebutkan sebagai pihak yang telah berhasil menangkap seorang tersangka perampok. Hal ini juga merupakan bentuk keberimbangan berita (Cover Both Side) dari Metro TV. TABEL 4.16 Audio Visual Berita Metro TV Tanggal 23 Agustus 2010 84 Narasi
Visual Image
Narasi Pembuka Presenter Berita: Pemirsa Polisi berhasil menangkap seorang tersangka perampok Bank CIMB Niaga Medan Sumatera Utara Rabu 18 Agustus lalu. Polisi malam ini juga meluncurkan rekaman CCTV saat-saat peristiwa perampokan tersebut berlangsung. Narasi Latar VO: Inilah rekaman gambar dari kamera CCTV yang terekam saat kejadian Rabu 18 Agustus di kantor cabang CIMB Niaga Medan Sumatera Utara. Pelaku yang diperkirakan 15 orang dengan menggunakan 8 sepeda motor masuk ke dalam Bank pukul 11.45 WIB. Ke-15 pelaku tidak bisa dikenali karena memakai helm penutup kepala dan sarung tangan. Dengan bersenjata pistol dan senjata laras panjang mereka masuk ke dalam Bank, menurut saksi mata terdengar 4 kali suara tembakan ketika perampok itu masuk. Tembakan ini menewaskan petugas kepolisian dari BRIMOB Manuel Simanjuntak dan melukai dua satpam Bank CIMB Niaga. Para perampok lalu mengumpulkan sejumlah karyawan dari lantai 1 hingga lantai 3 ke meja customer service mencari penanggung jawab brankas untuk membuka brankas.
84
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsvideo/2010/08/23/111748/Inilah-RekamanPerampokan-Bank-CIMB-Niaga-Medan
124
4.3.
Pembahasan Setelah peneliti melakukan pembahasan dengan menggunakan Teori
Konstruksi Realitas Media, Teori Paradigma Konstruktivis, Metode Komparasi oleh Anton Bakker & Achmad Charris Zubair serta elemen-elemen framing model Zongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, peneliti memperoleh hasil yaitu TV One dalam mengkonstruksi berita-beritanya memberikan penekanan kepada aspek kinerja Mabes Polri sebagai pihak yang menangani kasus perampokan ini. Sedangkan Metro TV penekanan beritanya lebih kepada Institusi Polri secara global sebagai pihak yang paling berwenang menangani kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan Sumatera Utara. Dari konstruksi berita kedua televisi berita tersebut, sangat terlihat bahwa para perampok yang merupakan objek pelaku kejahatan digambarkan memiliki kehebatan dan keahlian ketika melakukan aksinya dengan tidak meninggalkan banyak barang bukti serta dalam upaya menghilangkan jejak. Kehebatan perampok yang diberitakan TV One dan Metro TV juga terlihat dari senjata laras panjang dan laras pendek milik TNI-Polri yang digunakan oleh para perampok. Pemaknaan yang ditampilkan TV One dan Metro TV mengenai para perampok disebutkan dalam pemberitaannya sebagai kelompok terlatih yang bekerja secara profesional dan terorganisir Mengenai senjata yang digunakan para perampok, bisa dilihat dari setiap berita yang tiap paragrafnya disisipkan hasil identifikasi pihak kepolisian, mengenai proyektil peluru dari senjata yang digunakan para perampok. Dari pemberitaan kedua stasiun televisi berita ini, terlihat bagaimana TV One dan
125
Metro TV sama-sama mengkonstruksi fakta mengenai kehebatan pelaku perampokan dalam melakukan aksinya. Dalam Hal ini TV One memberikan pandangan sebagai ”kelompok yang terorganisir dan profesional” sedangkan Metro TV memberikan pandangan sebagai ”kelompok terlatih”. Untuk dapat melihat dengan jelas bagaimana konstruksi berita atas fakta mengenai perampokan CIMB Niaga, peneliti memasukan hasil kontruksi realitas setiap berita di TV One dan Metro TV ke dalam tabel berikut. TABEL 4.17 Hasil Kontruksi Berita TV One dan Metro TV BERITA TV ONE
BERITA METRO TV
Berita tanggal 19 Agustus 2010. Bahwa
begitu
hebatnya
Berita tanggal 18 Agustus 2010.
peristiwa Bahwa pelaku perampokan ternyata
perampokan ini sampai-sampai pihak sangat hebat ketika melakukan aksinya. Mabes Polri yang berada di Jakarta Hal
tersebut
harus turun tangan untuk ikut serta perampok menyelidiki
kasus
perampokan
terbukti
berhasil
ketika
para
melumpuhkan
di dengan menewaskan salah satu anggota
Medan, walaupun pada dasarnya bahwa Brimob dan melukai satpam keamanan kasus ini tetap ditangani dan dibawah Bank yang ingin menggagalkan aksi kendali
Polda
Sumatera
Utara. perampokan tersebut pada saat terjadi
Keterlibatan Mabes Polri untuk ikut baku
tembak.
Tidak
hanya
itu
serta menangani kasus ini, bukan kehebatan para perampok juga ditandai semata-mata mengambil alih upaya dengan keberhasilan mereka membawa Polda Sumut. Melainkan bahwa kasus kabur uang yang telah diambil dari ini bukan kasus perampokan biasa, dalam Bank tersebut. Dalam berita ini tetapi merupakan kasus perampokan Kapolda Sumut dan tim Laboratorium yang luar biasa (“perampokan sadis” Forensik Poltabes Medan merupakan terdapat dalam skrip berita) dengan pihak memiliki peran lebih dalam
126
menggunakan senjata api yang tidak nelakukan
pengusutan
dan
proses
lazim digunakan oleh pelaku kejahatan penyelidikan kasus perampokan ini. pada umumnya, serta jumlah uang yang berhasil di rampok yaitu sejumlah 5 Milyar seperti yang diberitakan TV One. Berita tanggal 20 Agustus 2010.
Berita tanggal 19 Agustus 2010.
Bahwa begitu hebatnya para perampok Begitu gencarnya pihak Polda Sumut melakukan aksinya seperti yang terlihat melakukan upaya-upaya pengejaran dalam
serial
foto-foto
yang terhadap pelaku perampokan ini. Upaya dimunculkan oleh TV One. Dimana mempersempit ruang gerak pelaku melalui
foto-foto
sebagai
pelaku
kejahatan
dan
teroganisir
One dengan meningkatkan razia dan patroli mengkonstruksikan bahwa enam belas di jalanan adalah agar Polda Sumut pelaku perampokan digambarkan juga bisa meminimalisir peristiwa profesional
ini
TV
yang serupa yang dapat terjadi kembali di dalam Medan Sumatera Utara.
melakukan aksinya. Dalam berita ini keberhasilan
Institusi
mengidentifikasi
Polri
para
dalam pelaku
perampokan ditujukan kepada Mabes Polri. Berita tanggal 23 Agustus 2010. Objek
yang
berita
ini
hebatnya
Berita tanggal 20 Agustus 2010.
dikontruksikan
dalam Bahwa begitu hebat dan lihainya para
menggambarkan
begitu pelaku perampokan Bank CIMB Niaga
para pelaku melancarkan untuk tidak meninggalkan jejak yang
aksinya melakukan perampokan di dapat
dilacak
dalam Bank CIMB Niaga Medan. Kehebatan
dan
pihak
kepolisian.
kelihaian
para
Kehebatan para pelaku perampokan perampok ditandai dengan penggunaan ketika melakukan aksinya dimaknai plat nomor palsu pada sepeda motor oleh TV one sebagai perampokan yang yang digunakan untuk melancarkan
127
terorganisir dan profesional. Melalui aksinya. Namun Polda Sumut juga rekaman CCTV yang dimunculkan tidak serta-merta menyerah, polisi juga dalam berita ini, TV One berusaha terus melakukan pengembangan dari untuk menggiring pemirsa berasumsi bukti plat nomor palsu sepeda motor kepada
latar
perampokan
belakang yang
berasal
pelaku yang digunakan para perampok dengan dari menelusuri tempat-tempat pembuatan
kelompok terlatih dalam kemiliteran. plat nomor sepeda motor yang ada di Hal tersebut dapat terlihat dari kalimat- Medan. Upaya penelusuran tersebut kalimat yang dipakai TV One ketika memungkinkan menceritakan rekaman CCTV tersebut.
untuk
mendapatkan
informasi baru mengenai jati diri pelaku perampokan. Berita tanggal 21 Agustus 2010. Bahwa begitu hebatnya para perampok Bank
CIMB
Niaga
Medan
mendapatkan senjata yang merupakan senjata milik TNI-Polri. Kehebatan perampok
juga
ditandai
dari
pengalaman mereka mengenai tindak kejahatan yang sebelumnya pernah mereka lakukan. Ada asumsi bahwa perampok aksinya
tidak
jera
walaupun
mengulangi
sudah
pernah
tertangkap dan dipenjara. Hal tersebut yang selanjutnya dikatakan sebagai residivis kambuhan oleh Metro TV. Dalam uraian berita ini Metro TV mengunakan nama Polri sebagai bentuk keberimbangan Side)
dari
sisi
berita (Cover Both pemberitaan
yang
menyatakan bahwa senjata perampok
128
merupakan senjata organik milik TNIPolri.
Wawancara
secara
langsung
kepada Brigjen Iskandar Hasan, kadiv Humas Mabes Polri ditampilkan pada akhir berita. Berita tanggal 23 Agustus 2010. Bahwa
pelaku
digambarkan
perampokan
melakukan
aksinya
dengan sangat cepat dan cekatan. Hal ini juga ditandai dari rekaman CCTV yang pergerakan secara visual image juga dipercepat oleh Metro TV dalam pemberitaan ini. Mengenai kehebatan perampok juga disampaikan oleh Metro TV melalui narasi berita mengenai terjadinya
baku
tembak
yang
menewaskan petugas kepolisian dari BRIMOB Manuel Simanjuntak dan melukai dua satpam Bank CIMB Niaga. Dalam berita ini, Institusi Polri secara global
”Polisi”
disebutkan
sebagai
pihak yang telah berhasil menangkap seorang tersangka perampok. Hal ini juga merupakan bentuk keberimbangan berita (Cover Both Side) dari Metro TV.
129
4.3.1. Komparasi Berita TV One dan Metro TV. 4.3.1.1. Kontruksi Realitas Berita TV One. Awal pemberitaan TV One dimulai pada tanggal 19 Agustus 2010 satu hari paska terjadinya perampokan. Hal ini bukan berarti peristiwa ini tidak memiliki nilai berita bagi TV One. Hanya saja pada tanggal 18 Agustus 2010 saat perampokan itu terjadi, TV One dalam pemberitaannya sedang menyoroti permasalahan seputar banjir yang terjadi di Jakarta85. Hal ini menjadi agenda setting pemberitaan TV One pada saat itu. Dimana masalah banjir Jakarta pada saat itu sedang hangat-hangatnya menjadi perbincangan di berbagai media massa yang juga banyak menarik perhatian masyarakat. Dari analisis pemberitaan TV One yang dimulai dari tanggal 19 – 23 Agustus 2010, peneliti menemukan sejumlah pandangan dari TV One yang terlihat bahwa Institusi Polri yang memiliki peranan penting dalam mengusut kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan adalah Mabes Polri. Tujuan pemilihan aktor protagonis dari TV One yang ditujukan terhadap Mabes Polri memang tidak disampaikan secara vulgar di dalam narasi berita, tetapi disamarkan dalam setiap pemberitaannya sebagai bentuk dukungan terhadap Institusi Polri. Bahasa yang disamarkan dapat dilihat dengan sangat jelas dari tiga berita yang di analisis, dua berita lebih menyebutkan upaya dan keberhasilan Mabes Polri sebagai pihak yang memiliki peran penting dalam mengusut tuntas kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan Sumatera Utara, yaitu berita tanggal 19
85
Lihat http://www.tvone.co.id/newsindex/18/08/2010
130
dan berita tanggal 20. Polda Sumut yang juga merupakan bagian dari Institusi Polri, bisa dikatakan sebagai pihak ke dua yang berada di belakang Mabes Polri. Dalam sebuah cerita tentang kejahatan dan kriminalitas biasanya ada aktor antagonis sebagai pelaku kejahatan dan aktor protagonis sebagai pahlawan yang berusaha mengungkap kasus kejahatan tersebut. Bisa dikatakan dalam beritanya, TV One lebih memilih Mabes Polri sebagai aktor protagonis atau pahlawan utama. Seperti telah disampaikan di paragraf ke dua, pemilihan ini mengandung makna sebagai bentuk dukungan terhadap Institusi Polri khususnya Mabes Polri. Dapat diartikan bahwa sebenarnya pemberitaan TV One tidak memperhatikan keberimbangan (Cover Both Side) dalam Etika Jurnalistik untuk mendapatkan pernyataan terhadap narasumber yang terkait dari Institusi Polri yaitu Polda Sumut dan Mabes Polri. Mengenai
aktor
antagonis
yang
diceritakan
TV
One
dalam
pemberitaannya, para perampok dipandang sebagai pelaku kejahatan yang sangat hebat. Seperti telah di uraikan dalam pembahasan awal, TV One menggambarkan para perampok bekerja secara ”terorganisir dan profesional”. Dalam konstruksi berita tentang perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, TV One seringkali melakukan pemunculan gambar yang diulangulang, terkait foto-foto perampok yang seringkali dimunculkan melalui pemberitaannya. Terlebih lagi ketika pemberitaan tanggal 23 Agustus 2010 mengenai rekaman CCTV perampokan Bank CIMB Niaga di medan. TV One tidak hanya menyisipkan kembali foto-foto perampok ditengah pemberitaannya. Tetapi juga mengulangi rekaman CCTV tersebut untuk disajikan kepada pemirsa.
131
Salain itu, presenter berita juga menceritakan secara ekplisit dari aksi ke aksi para pelaku perampokan yang terlihat dalam rekaman CCTV tersebut hingga durasi berita mencapai 10.40 menit. Hal ini memang bukan tanpa maksud dilakukan oleh TV One. Setelah melakukan wawancara terhadap produser Program Berita Kabar Petang TV One, pengulangan rekaman CCTV tersebut memang sengaja dilakukan untuk menarik perhatian pemirsa terhadap berita ini. TV One melihat bahwa rekaman CCTV ini merupakan fakta penting yang harus disampaikan kepada pemirsa. Jika dibandingkan dengan pemberitaan Metro TV pada tanggal 23 Agustus 2010, dapat terlihat juga bahwa TV One lebih unggul mengawali berita tentang rekaman CCTV ini. Keunggulan dalam mengawali pemberitaan tanggal 23 sebagai bentuk representasi TV One terhadap slogannya yaitu ”Terdepan mengabarkan”. 4.3.1.2. Kontruksi Realitas Berita Metro TV. Dari analisis pemberitaan Metro TV yang dimulai dari tanggal 18 – 23 Agustus 2010, peneliti menemukan sejumlah pandangan bahwa Metro TV lebih menggunakan Polda Sumut sebagai pihak pertama yang mempunyai peranan penting dalam melakukan pengusutan kasus perampokan Bank CIMB Niaga di Medan. Pemilihan Polda Sumut sebagai aktor Protagonis Metro TV terlihat lebih objektif, karena sesusai realitas fakta dari lokasi kejadian, peristiwa perampokan ini terjadi di Medan Sumatera Utara, dan memang sudah seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawab Polda Sumut dan Institusi Polri wilayah yang terkait untuk mengusut tuntas kasus ini.
132
Pada pemberitaan tanggal 21 dan 23 Agustus dapat terlihat juga, bahwa Metro TV menggunakan nama Insitusi Polri secara global dengan penyebutan ”Polri dan Polisi” sebagai narasumber dan pihak yang dapat memberikan pernyataan dalam beritanya. Hal ini dapat diartikan bahwa Metro TV berusaha untuk melakukan keberimbangan (Cover Both Side) sebagai etika jurnalistik
dalam
merepresentasikan
pemberitaan
tentang
peristiwa
perampokan Bank CIMB Niaga yang terjadi di Medan Sumatera Utara. Mengenai aktor antagonis yang merupakan para pelaku perampokan, Metro TV juga memberikan pandangan yang sama dengan TV One. Kehebatan dan keahlian para perampok dalam melakukan aksinya direpresentasikan dengan penyebutan sebagai ”kelompok terlatih”. Dalam Konstruksi beritanya, Metro TV juga melakukan pengulangan penyajian foto-foto para pelaku perampokan yang terlihat hampir di setiap pemberitaannya. Namun terdapat perbedaan yang sangat jelas dari pemberitaan tanggal 23 Agustus 2010 yang disajikan Metro TV mengenai rekaman CCTV perampokan Bank CIMB Niaga di Medan. Di mana Metro TV tidak mengulangi rekaman CCTV tersebut untuk disajikan kepada khalayak, bahkan Metro TV mempercepat aksi rekaman tersebut sehingga durasi beritanya hanya berkisar 01.45 menit. Dan penyampaian fakta yang telihat dari rekaman CCTV tersebut juga tidak disampaikan secara eksplisit oleh peresenter berita.