BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil Trans TV Trans TV adalah perusahaan yang dimiliki oleh Trans Corporation yang juga pemilik dari Trans7. Memperoleh ijin siaran pada bulan oktober 1998 setelah dinyatakan lulus uji kelayakan yang dilakukan oleh tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 desember 2001 Trans TV memulai siaran secara resmi. Trans TV sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung. Dengan motto “Milik Kita Bersama”, konsep stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah sebuah semangat, semangat untuk melakukan transformasi secara intitusi dan secara ideology. Idelogi Trans TV adalah mencerdaskan bangsa untuk menjadi sejahtera. Karena yang hendak di transform adalah bangsa yang besar, bangsa yang complex permasalahannya, diperlukan intitusi yang kokoh, berkemampuan tinggi dan berkapasitas guna mengajak bangsa untuk berubah. Karena itu institusi Trans TV dijalankan oleh orang – orang muda yang cerdas, berdisplin tinggi dan bersemangat. Di ikat oleh budaya good corporate governace, kreatif, inovatif, dan kerja keras. Trans TV memiliki perubahan struktur organisasinya setelah Wishnutama mengundurkan diri dan digantikan oleh Atiek Nur Wahyuni yang juga menjabat sebagai Direktur Sales & Marketing di Trans TV, susunan Direksi ini dimaksudkan untuk semakin memperkuat struktur
manajemen perusahaan sehingga kinerja perusahaan diharapkan memnjadi lebih kompetitif di industri pertelevisian. Manajemen baru juga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dan lebih meningkatkan program – program yang berkualitas. 4.1.2 Visi dan Misi Trans TV a. Visi Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholder, menyampaikan program – program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai – nilai moral budaya yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. b. Misi Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai – nilai demokrasi. 4.1.3 Logo Trans TV Logo Trans berbentk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian . kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi,klasik, namun akrab dan mudah dikenali. 1
1
http://www1.transtv.co.id/frontend/aboutus/view/company Kamis, 25 April 2013 Jam 18:47
Struktur Organisai Trans TV
4.1.4 Profil Umum Sekolah SMP Negeri 6 Tangerang A. Nama Sekolah
: SMP Negeri 6 Tangerang.
B. Tahun didirikan
: 1981.
C. Alamat Sekolah
: Jl. Cemara Raya Perumnas I Kota Tangerang
D. Telepon
: ( 021 ) 5524209/5913966.
E. Nama Kepala Sekolah
: H. MAKSUM, S.Pd
Pendidikan Terakhir
: Sarjana.
Jurusan
: Bahasa Inggris.
Profil KTSP SMP Negeri 6 Tangerang KTSP SMP Negeri 6 Tangerang disusun antara lain agar mendapat kesempatan peserta didik untuk : a. Belajar , beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa b. Belajar untuk memahami dan menghayati c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses yang aktif, kreatif,efektif, dan menyenangkan.
4.1.5 Visi, Misi, dan Tujuan 1. Visi Sekolah : Cerdas, Tangguh, Berakhlak mulia, dan berbudaya. Indikator : a. Cakap dalam berpikir dan bertindak. b. Unggul dalam prestasi dan persaingan dalam segala bidang. c. Santun dalam perilaku, beriman dan bertaqwa.
d. Terampil dalam bidang seni dan penguasaan teknologi. 2.
Misi Sekolah : a. Melaksanakan pembelajaran dengan mengembangkan model-model pembelajaran b. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan secara berkala dan terpola. c. Mengitensifkan kegiatan-kegiatan kerokhanian dengan pemanfaatan masjid secara optimal. d.
Peningkatan dan pengembangan sarana, prasarana untuk mengakses perkembangan teknologi dan keterampilan.
3.
Tujuan Sekolah : a. Mempunyai logika dan keterampilan analisis yang kuat b. Menguasai variabel metode pembelajaran yang menarik dan bermakna untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2006. c. Memiliki media pembelajaran dengan memanfaatkan multi media secara Optimal. d. Memiliki laboratorium IPA, Matematika, IPS untuk mendukung Laboratorium yang sudah ada e.
Meningkatkan skor GSA minimal 0,25 pada mata pelajaran yang di UAN
f. Mengembangkan kinerja profesional guru melalui pelatihan dan penataran. g. Memiliki kelompok KIR yang mampu menjadi finalis KIR tingkat kota. h. Menyiapkan siswa menjadi pelajar teladan tingkat kota. i. Menumbuhkan keteladanan dengan cara : Disiplin dan menghargai waktu.
Disiplin mentaati hukum dan aturan serta sangsi Hidup bersih dan cinta lingkungan. j. Menghidupkan suasana agama dengan acara : Memanfaatkan masjid sebagai pembinaan akhlaqul karimah. Membiasakan salam dan doa sebelum dan sesudah belajar. Menghidupkan Pesantren Kilat secara Periodik, bulanan dan bulan Ramadhan. Mengitensifkan keputrian di hari jumat. k. Mempertahankan dan meningkatkan prestasi ekstrakulikuler yang telah di raih.
4. 2
Hasil Penelitian
4.2.1
Data Responden Gambaran hasil penelitian mengenai identitas responden memaparkan tentang jenis kelamin dan usia responden. Tabel 4.2.1.1
Data responden berdasarkan jenis kelamin n = 200 Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Perempuan
104
52%
Laki-laki
96
48%
Jumlah
200
100%
Sumber : Question r no: 1 Berdasarkan Hasil penelitian menujukan jumlah responden perempuan lebih besar dibanding responden laki - laki, persentase responden perempuan sebesar 104 Siswi atau 52 %, sedangkan responden laki - laki 96 anak atau 48%. Para responden ialah yang berumur 12 – 16 tahun di SMP Negeri 6 Tangerang. Jumlah perempuan lebih besar dari pada laki – laki dikarenakan faktor perempuan lebih menyukai menghabiskan waktu di dalam rumah dan mencari tontonan menarik.
Tabel 4.2.1.2 Data responden berdasarkan usia n = 200 Usia
Frekuensi
Persentase
12
21
10 %
13
39
20%
14
70
35%
15
46
23%
16
24
12%
200
100%
Jumlah Sumber : Question r no: 2
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden terbanyak berumur 14 tahun yakni sebanyak 70 atau 35% ,banyaknya reseponden yang berumur 14 tahun ini karena faktor daya tangkap responden dalam menerima informasi yang baik dan dapat menerima hal-hal yang baru yang belum pernah dia temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti memahami dari sebuah gaya bahasa yang sedang trend untuk saat ini. Untuk hasil penelitian umur 12 tahun sebanyak 21 siswa atau 10% , umur 13 tahun sebanyak 39 siswa atau 20%, umur 15 tahun sebanyak 46 siswa atau 23% dan sisanya umur 16 tahun sebanyak 24 siswa atau 12%.
Tabel 4.2.1.3 Data responden berdasarkan Kelas n = 200
Jumlah
Kelas
Frekuensi
Persentase
Kelas VII
60
30&
Kelas VIII
68
34%
Kelas IX
72
36%
200
100%
Sumber : Question r no: 3 Berdasarkan hasil penelitian kelas menujukan jumlah responden kelas IX sebanyak 72 siswa atau 36%, lebih besar dibandingkan dengan kelas VIII sebanyak 68 siswa atau 34% dan sisanya kelas VII sebanyak 60 siswa atau 30%.
II. Terpaan Media Tabel 4.2.2.1 Frekuensi Menonton Apakah anda pernah menonton Tayangan Sketsa n = 200 Frekuensi
Persentase
Ya
200
100&
Tidak
0
0
Jumlah
200
100%
Sumber : Question r no: 1 Berdasarkan hasil penelitian pernah menonton tayangan Sketsa menujukan jumlah responden dengan pilihan Ya sebanyak 200 siswa atau 100% dikarenakan para siswa pernah menonton tayangan Sketsa dibanding responden Tidak sebanyak 0.
Tabel 4.2.2.2 Frekuensi Menonton Per Minggu Berapa sering anda menonton Tayangan Sketsa n = 200 Frekuensi Hari
Frekuensi
Persentase
Setiap Hari
116
58%
3-4 Hari
65
32%
1-2 Hari
19
10%
Jumlah
200
100%
Sumber : Question r no: 2 Berdasarkan hasil penelitian berapa sering menonton Tayangan Sketsa. Responden terbanyak yaitu Setiap Hari sebanyak 116 responden atau 58% karena Sketsa tayang pada tiap hari dan diputar pada jam sehabis aktivitas sekolah, untuk 3-4 hari sebanyak 65 responden atau 32%, dan sisanya 1-2 hari sebanyak 19 responden atau 10% menonton tayangan Sketsa.
Tabel 4.2.2.3 Berapa Durasi Menonton Tayangan Sketsa n = 200 Durasi Menonton
Frekuensi
Persentase
1 Jam 20 Menit
96
48%
60 Menit
79
39%
30 Menit
25
13%
Jumlah
200
100%
Sumber : Question r no: 3 Berdasarkan hasil penelitian berapa durasi menonton Tayangan Sketsa 1 jam 20 menit sebanyak 96 responden atau 48% yang menjadikan Sketsa sebagai komedi yang menghibur siswa dan siswi sehabis pulang sekolah dan 60 menit sebanyak 79 responden atau 39% dan sisanya 30 menit sebanyak 25 responden atau 13%
Tabel 4.2.2.4 Bagaimana intensitas anda menonton Tayangan Sketsa n = 200 Intensitas Menonton
Frekuensi
Persentase
Fokus
146
73%
Kurang Fokus
54
27%
Tidak Fokus
0
0
200
100%
Jumlah Sumber : Question r no: 4
Berdasarkan hasil penelitian Bagaimana intensitas menonton Tayangan Sketsa bisa dilihat dari hasil responden fokus terbanyak 146 responden atau 73%, maka bisa dilihat Tayangan Sketsa dengan potongan – potongan komedi lucunya dapat menghibur para responden, kurang fokus sebanyak 54 reponden atau 27% dan tidak fokus 0.
III. Kognitif (Pengetahuan) Tabel 4.2.3.1 Pengetahuan tentang gaya bahasa yang selalu dipakai pemeran anak kecil Thifal n = 200 Pengetahuan gaya bahasa Thifal
Frekuensi
Persentase
190
95%
Gampang – Gampang
4
2%
Bisa – Bisa
6
3%
200
100%
Gampil – Gampil
Jumlah Sumber : Question r no: 1
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tentang bahasa yang selalu dipakai pemeran anak kecil Thifal gampil – gampil sebanyak 190 responden atau 95% bisa dilihat bahwa bahasa Thifal dapat diingat dan diikuti oleh para siswa, gampang – gampang sebanyak 4 responden atau 2% dan sisanya bisa – bisa sebanyak 6 responden atau 3%.
Tabel 4.2.3.2 Pengetahuan tentang logat bahasa yang selalu dipakai oleh Deasy Bouman sebagai pemeran pembantu n = 200 Pengetahuan Logat bahasa daerah Deasy
Frekuensi
Persentase
Jawa
164
82%
Betawi
35
17%
Sunda
1
1%
Jumlah
200
100%
Bouman
Sumber : Question r no: 2 Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tentang logat bahasa yang selalau dipakai oleh Deasy Bouman sebagai pemeran pembantu para siswa sangat mengetahui logat Jawa yang selalu di pakai Deasy Bouman dengan total sebanyak 164 responden atau 82%, logat Betawi 35 responden atau 17% dan sisanya Sunda sebanyak 1 responden atau 1%.
Tabel 4.2.3.3 Pengetahuan tentang logat bahasa daerah yang sering dipakai oleh pemain pemain dalam adegan Tayangan Sketsa n = 200 Pengetahuan tentang logat bahasa daerah
Frekuensi
Persentase
Jawa
142
71%
Sunda
38
19%
Betawi
20
10%
Jumlah
200
100%
yang sering dipakai dalam adegann Sketsa
Sumber : Question r no: 3 Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tentang logat bahasa daerah yang selalu dipakai oleh para pemain – pemain dalam adegan sketsa ialah logat bahasa Jawa terbanyak mendapat 142 responden atau 71% bisa dilihat bahwa logat Jawa selalu dipakai dalam setiap adegan Tayangan Sketsa, logat Sunda sebanyak 38 responden atau 19% dan sisanya logat Betawi 20 responden atau 10%.
Tabel 4.2.3.4 Pengaetahuan tentang bahasa yang selalu diucapkan para pemain kepada Ojan n = 200 Pengetahuan tentang bahasa yang
Frekuensi
Persentase
Gak Gitu Juga Kaleee
159
80%
Ojaaannnnnnn
37
18%
Apa Lo Kata
4
2%
200
100%
selalu dipakai pemain kepada Ojan
Jumlah Sumber : Question r no: 4
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tentang bahasa yang selalu diucapkan para pemain kepada Ojan hasil terbanyak bahasa Gak gitu juga kale mendapatkan 159 responden atau 80% bisa dilihat bahasa tersebut menjadi ciri khas dari Tayangan Sketsa, bahasa Ojaaann mendapat 37 responden atau 18% dan sisanya Apa lo kata mendapatkan 4 responden atau 2%.
Tabel 4.2.3.5 Pengetahuan tentang bahasa yang selalu diucapkan Oding dalam memerankan Mentalis n = 200 Pengetahuan tentang bahasa yang selalu
Frekuensi
Persentase
Tatap Mata Saya
175
88%
Wadduhh
14
7%
Liat Mata Saya
11
5%
Jumlah
200
100%
diucapkan Oding dalam memerankan Mentalis
Sumber : Question r no: 5 Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tentang bahasa yang selalu diucapkan Oding dalam memerankan Mentalis yang terbanyak ialah Tatap mata saya mendapatkan 175 responden atau 88% bisa bahasa yang selalu diucapkan mengikuti gaya Pesulap Dedy Corbuzier yang selalu diikuti oleh para siswa/siswi, bahasa Wadduhhh mendapatkan 14 responden atau 7% dan sisanya 11 responden atau 5% .
Tabel 4.2.3.6 Pengetahuan tentang logat bahasa yang selalu dipakai para preman dalam adegan Tayangan Sketsa n = 200 Pengetahuan tentang Logat Preman
Frekuensi
Persentase
Batak
159
80%
Jawa
37
18%
Padang
4
2%
Jumlah
200
100%
Sumber : Question r no: 6 Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tentang logat bahasa yang selalu dipakai para preman dalam adegan Tayangan Sketsa menujukan jumlah responden terbanyak logat Batak dengan 159 responden atau 80% para siswa sangat mengetahui logat bahasa preman dalam Tayangan Sketsa yang dilihat dari cara bicara yang kasar dan keras, logat Jawa mendapatkan 37 responden atau 18% dan sisanya logat Padang sebanyak 4 responden atau 2%.
Tabel 4.2.3.7 Pengetahuan tentang bahasa yang selalu diucapkan para pemain dalam adegan terkejut Tayangan Sketsa n = 200 Pengetahuan tentang bahasa terkejut
Frekuensi
Persentase
Wadduhh
184
92%
Tatap Mata Saya
10
5%
Ojaaann
6
3%
Jumlah
200
100%
para pemeran Sketsa
Sumber : Question r no: 7 Berdasarkan hasil penelitian Pengetahuan tentang bahasa yang selalu diucapkan para pemain dalam adegan terkejut Tayangan Sketsa mendapatkan bahasa Wadduhh mendapatkan hasil terbanyak 184 responden atau 92% dapat dilihat dengan hasilnya bahwa bahasa tersebut selalu diikuti para siswa jika terkejut dalam berkomunikasi sehari – hari, bahasa Tatap mata saya mendapatkan 10 responden atau 5% dan sisanya bahasa Ojaaann mendapatkan 6 responden atau 3%.
Tabel 4.2.3.8 Akumlasi Pengetahuan (Kognitif) Interval
Frekuensi
Presentase
Kategori Penerimaan
18 – 22
185
92%
Tinggi
13 – 17
15
8%
Sedang
7 – 12
0
0
Rendah
200
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan secara keseluruhan terkait pengetahuan responden terhadap tayangan Sketsa sangat baik terdiri dari 200 responden sebanyak 185 responden atau 92% berada pada posisi tertinggi, sedangkan 15 responden atau 8% berada pada posisi sedang, dan tidak ada responden dalam posisi terendah. Ini menunjukan bahwa kebanyakan responden mengetahui gaya – gaya bahasa dan logat bahasa daerah di dalam tayangan Sketsa ini dengan sangat baik.
IV. SIKAP TERHADAP TAYANGAN SKETSA Tabel 4.2.4.1 Sikap anda terhadap gaya bahasa Thifal jika berbicara dengan sang kakak dalam Tayangan Sketsa n = 200 Sikap anda terhadap gaya bahasa Thifal jika berbicara dengan sang
Frekuensi
Persentase
kakak dalam Tayangan Sketsa Suka
163
81%
Biasa
33
17%
Tidak Suka
4
2%
200
100%
Jumlah Sumber : Question r no: 1
Berdasarkan hasil penelitian sikap anda terhadap gaya bahasa Thifal jika berbicara dengan sang kakak dalam Tayangan Sketsa yang memilih suka mendapatkan 163 responden atau 81%, sedangkan yang memilih biasa mendapatkan 33 responden atau 17% dan sisanya tidak suka mendapatkan 4 responden atau 2%
Tabel 4.2.4.2 Sikap anda terhadap logat bahasa yang selalu dipakai Deasy Bouman dalam memerankan pembantu pada Tayangan Sketsa n = 200 Sikap anda terhadap logat bahasa yang selalu dipakai
Frekuensi
Persentase
Suka
114
57%
Biasa
80
40%
Tidak Suka
6
3%
200
100%
Deasy Bouman
Jumlah Sumber : Question r no: 2
Berdasarkan hasil penelitian sikap anda terhadap logat bahasa yang selalu dipakai Deasy Bouman dalam memerankan pembantu pada Tayangan Sketsa untuk yang memilih suka mendapatkan 114 responden atau 57% , yang memilih biasa mendapatkan 80 responden atau 40% dan yang memilih tidak suka mendapatkan 6 responden atau 3%.
Tabel 4.2.4.3 Sikap anda terhadap logat daerah yang selalu dipakai oleh para pemain Sketsa n = 200 Sikap anda terhadap logat bahasa
Frekuensi
Persentase
Suka
146
73%
Biasa
53
26%
Tidak Suka
1
1%
200
100%
daerah yang selalu dipakai oleh para pemain Sketsa
Jumlah Sumber : Question r no: 3
Berdasarkan hasil penelitian Sikap anda terhadap logat daerah yang selalu dipakai oleh para pemain Sketsa memilih suka mendapatkan hasil terbanyak dengan total 146 responden atau 73% dan yang memilih biasa mendapatkan 53 responden atau 26%, dan yang memilih tidak suka mendapatkan 1 responden atau 1%.
Tabel 4.2.4.4 Sikap anda terhadap panggilan para pemain terhadap Ojan n = 200 Sikap anda terhadap panggilan para pemain terhadap Ojan
Frekuensi
Persentase
Suka
160
80%
Biasa
36
18%
Tidak Suka
4
2%
200
100%
Jumlah Sumber : Question r no: 4
Berdasarkan hasil penelitian sikap anda terhadap panggilan para pemain terhadap Ojan memilih suka mendapatkan 160 responden atau 80%, yang memilih biasa 36 responden atau 18% dan sisanya memilih tidak suka 4 responden atau 2%.
Tabel 4.2.4.5 Sikap anda terhadap bahasa yang selalu diucapkan pemeran Oding dalam memerankan seorang Mentalis n = 200 Sikap anda terhadap bahasa yang selalu
Frekuensi
Persentase
Suka
152
76%
Biasa
38
19%
Tidak Suka
10
5%
Jumlah
200
100%
diucapkan pemeran Oding dalam memerankan seorang Mentalis
Sumber : Question r no: 5 Berdasarkan hasil penelitian sikap anda terhadap bahasa yang selalu diucapkan pemeran Oding dalam memerankan seorang Mentalis penerimaan terbanyak Suka mendapatkan 162 responden atau 81% dan yang memilih biasa mendapatkan 38 responden atau 19% dan sisanya memilih tidak suka mendapatkan10 responden atau 5% .
Tabel 4.2.4.6 Sikap anda terhadap logat bahasa daerah yang selalu dipakai pemeran preman dalam Tayangan Sketsa n = 200 Sikap anda terhadap logat bahasa daerah yang selalu dipakai pemeran
Frekuensi
Persentase
Suka
156
78%
Biasa
40
20%
Tidak Suka
4
2%
200
100%
preman dalam Tayangan Sketsa
Jumlah Sumber : Question r no: 6
Berdasarkan hasil penelitian sikap anda terhadap logat bahasa daerah yang selalu dipakai pemeran preman dalam Tayangan Sketsa yang suka mendapatkan 156 responden atau 78% yang memilih biasa 40 responden atau 20% dan sisa memilih tidak suka 4 responden atau 2%
Tabel 4.2.4.7 Sikap anda terhadap ucapan terkejut para pemain Sketsa dalam adegan di akhir cerita n = 200 Sikap anda terhadap ucapan terkejut para pemain Sketsa dalam adegan di akhir
Frekuensi
Persentase
Suka
170
85%
Biasa
26
13%
Tidak Suka
4
2%
200
100%
cerita
Jumlah Sumber : Question r no: 7
Berdasarkan hasil penelitian sikap anda terhadap ucapan terkejut para pemain Sketsa dalam adegan di akhir cerita penerimaan terbanyak Suka mendapatkan 170 responden atau 85% dan biasa mendapatkan 26 responden atau 13% dan sisa terkecil tidak suka mendapatkan 4 responden atau 2%.
Tabel 4.2.4.8 Akumlasi Efek Afektif Interval
Frekuensi
Presentase
Kategori Sikap
18 – 22
167
84%
Suka
13 – 17
33
16%
Biasa
7 – 12
0
0
Tidak Suka
200
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, berdasarkan pertanyaan secara keseluruhan terkait efek afektif responden terhadap gaya bahasa didalam tayangan Sketsa, terdiri dari 200 responden suka sebanyak 167 responden atau 84% berada di posisi tertinggi, sedangkan sebanyak 33 responden atau 16% dan tidak ada responden yang tidak suka.
responden biasa
Rekapitulasi Efek Kognitif dan Afektif Gaya Bahasa Tayangan Sketsa Pada Siswa/Siswi SMP N 6 Tangerang Tabel 4.2.4.9
Rekapitulasi Efek Kognitif dan Efek Afektif Interval
Frekuensi
Presentase
Kategori Sikap
34 – 42
196
98%
Positif
24 – 33
4
2%
Netral
14 – 23
0
0
Negatif
Jumlah
200
100 %
Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan secara keseluruhan terkait efek kognitif dan afektif gaya bahasa tayangan sketsa pada siswa/i SMP N 6 Tangerang yang tediri 200 responden, pada rekapitulasi Efek Kognitif dan Efek Afektif dalam kategori positif mendapatkan responden tertinggi sebanyak 196 responden atau 98% yang memilih netral sebanyak 4 responden atau 2% dan yang memilih negative tidak ada. Ini menunjukan bahwa kebanyakan responden menerima positif
Tayangan Sketsa dari segi bahasa – bahasa yang digunakan dalam setiap adegan
percakapan. 1.3. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden pada bab IV ini peneliti akan membahas data yang telah dikumpulkan, sehingga dapat diketahui sejauh mana Efek Kognitif dan Afektif Gaya Bahasa Tayangan Sketsa TransTV Pada Siswa Siswi SMP N 6 Tangerang. Untuk memperoleh gambaran yang jelas pada pembahasan ini, penulis telah memberikan kuesioner kepada 200 responden yang umurnya 12
sampai 16 tahun, kuesioner yang telah dibagikan tersebut diisi dan dikembalikan kepada peneliti dengan lengkap sehingga kuesioner ini dapat dijadikan bahan penulisan dalam bab ini. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yang memberikan gambaran atau penjabaran tentang objek penelitian. Penelitian ini adalah penelitian survey yang menggunakan dan menjelaskan responden atau khalayak tertentu dengan daftar pertanyaan (kuesioner). Peneliti menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh para responden di SMP N 6 Tangerang. Sebelum peneliti membahas efek kognitif dan afektif dari tayangan Sketsa TransTV peneliti terlebih dahulu membahas tentang identitas dan pola menonton responden dalam menyaksikan tayangan Sketsa TransTV. Melalui hasil kuesioner ini peneliti berhasil memperoleh keterangan mengenai identitas responden, mayoritas responden adalah laki-laki dan perempuan. Sebagian besar responden berumur 12 sampai 16 tahun. Pada penelitian ini diketahui seluruh responden setuju dan pernah menyaksikan tayangan Sketsa di TransTV. Data per kelas peneliti menyebarkan kuesioner pada tiap kelas VII sampai kelas IX, dan memperoleh hasil kelas IX sebanyak 72 siswa atau 36% kelas VIII sebanyak 68 siswa atau 34% dan kelas VI sebanyak 60 siswa atau 30%. Jumlah responden dalam menyaksikan tayangan Sketsa TransTV dengan frekuensi menonton per minggu adalah sebanyak 116 responden atau 58% memilih menonton tayangan Sketsa TransTV pada setiap hari, sebanyak 65 responden atau 32% untuk 3-4 hari dan sisanya 1-2 hari sebanyak 19 responden atau 10%. Untuk mengetahui kognitif tayangan Sketsa TransTV, penulis mengajukan sebuah pertanyaan kepada responden terkait sejauhmana efek kognitif dan afektif gaya bahasa para pemain terhadap siswa siswi SMP 6 Tangerang. Pada kognitif, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi sebesar 185 responden atau 92%, mereka memiliki pengetahuan yang cukup tinggi terhadap gaya bahasa Thifal 190 responden atau 95%, kemudian sebanyak 164 responden atau 82% yang memilih mengetahui logat bahasa
yang selalu di pakai oleh Deasy Bouman. Sebanyak 142 responden atau 71% mengetahui bahasa daerah yang sering dipakai oleh pemain – pemain dalam setiap adegan, sebanyak 159 responden atau 80% mengetahui gaya bahasa yang selalu diucapkan para pemain kepada Ojan, lalu sebanyak 175 responden atau 88% mengetahui gaya bahasa Oding dalam memerankan Mentalis, sebanyak 159 responden atau 80% yang mengetahui logat bahasa yang selalu dipakai para pemain dalam adegan Sketsa TransTV, dan sebanyak 184 responden atau 92% yang mengetahui gaya bahasa terkejut dalam adegan Sketsa TransTV. Pada afektif, sebagian besar responden memiliki sikap suka sebesar 167 responden atau 84% , yakni sebanyak 163 responden atau 81% memilih suka terhadap gaya bahasa Thifal, sebanyak 114 responden atau 57% memilih suka terhadap logat daerah yang selalu dipakai oleh Deasy Bouman, sebanyak 146 responden atau 73% memilih suka dengan logat daerah selalu dipakai oleh para pemain, sebanyak 160 responden atau 80% memilih suka panggilan para pemain kepada Ojan, sebanyak 152 responden atau 76% memilih suka gaya bahasa Oding dalam memerankan Mentalis, sebanyak 156 responden atau 78% memilih suka logat bahasa daerah yang selalu dipakai preman dalam tayangan Sketsa TransTV, dan sebanyak 170 responden atau 85% memilih suka pada ucapan terkejut para pemain.
Dalam penelitian ini, efek kognitif dan afektif gaya bahasa tayangan Sketsa pada siswa/siswi SMP N 6 Tangerang pada keseluruhan hasil rekapitulasi Efek Kognitif dan Efek Afektif responden yang menyatakan positif dengan total 196 responden atau 98% menerima gaya bahasa Tayangan Sketsa mudah dipahami sehingga memberikan pengetahuan yang baik kepada respondennya. Suasana emosional dapat disimpulkan bahwa respons kita terhadap sebuah film, sinetron televisi, drama komedi dan sebuah novel, skema kognitif naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa, suasana terpaan, reaksi orang lain saat menonton akan mempengaruhi emosi anda pada waktu memberikan respons, predisposisi individual orang yang melankonis cenderung menanggapi tragedi lebih emosional daripada orang yang periang, faktor identifikasi menunjukkan sejauhmana orang yang merasa terlibat
dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa, dengan identifikasi, penonton, pembaca atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh, dalam hal ini siswa-siswi SMP N 6 Tangerang tidak sampai terlibat dalam perilaku pemain.