BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukutalit 02 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Siswa siswi SD Negeri Dukutalit 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati berasal dari berbagai desa yang ada disekitarnya. Dengan penggunaan metode ceramah yang dilakukan guru selama ini pada mata pelajaran IPA, maka siswa-siswi di SD Negeri Dukutalit 02 kurang dalam memahami materi. Maka dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning adalah model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Dukutalit 02, karena siswa-siswi dapat mengeluarkan pendapat secara langsung. Hasil observasi awal di SD Negeri Dukutalit 02 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas guru mengajar dengan menggunakan metode konvensional. Guru cenderung mentransfer ilmu kepada siswa, guru lebih aktif dari pada siswa, sehingga siswa dalam pembelajaran tidak bermakna dan mengakibatkan hasil belajar rendah. Melihat kondisi pembelajaran yang masih kurang tersebut maka berdampak pada hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA. Hal ini diindikasikan pada model pembelajaran yang diberikan guru pada saat proses pembelajaran. Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang nantinya akan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini akan dilaksanakan dua siklus dengan tiga kali pertemuan pada setiap siklusnya , dan tiap pertemuan masingmasing 2 x 35 menit. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi . Siklus pertama pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 3 Nopember 2015 dengan jumlah 22 siswa, membahas materi proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Pada pertemuan 2 tanggal 10 Nopember 2015, dilakukan dengan tujuan untuk perbaikan proses pembelajaran agar hasil belajar maksimal. Pada pertemuan 3 tanggal 17 Nopember 2015 dengan tujuan untuk
26
27
mengerjakan evaluasi. Dan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 24 Nopember 2015, pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2015, sedangkan pertemuan 3 tanggal 8 Desember 2015. .Berdasarkan hasil yang telah diperoleh sebelum pelaksanaan siklus, siswa yang memahami dan menguasai materi proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari pada pembelajaran IPA hanya 29 %, maka peneliti berusaha mengadakan perbaikan yang dilaksanakan selama 2 siklus dan peneliti deskripsikan sebagai berikut: 4.2 Deskripsi dan Pelaksanaan Tindakan Sebelum siklus I dilaksanakan, perlu diketahui terlebih dahulu skor tes yang diperoleh dari hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan pembelajaran di dalam kelas atau model pembelajaran konvensional. Skor tes yang diperoleh adalah seperti dalam tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi frekensi Skor tes Sebelum menerapkan model quantum learning berdasarkan kecerdasan siswa kelas 5 SD Negeri Dukutalit 02 Pra siklus tahun pelajaran 2015/2016 Skor
Jumlah Siswa
Prosentase
40
6
27,27
50
4
18,18
60
3
13,64
70
7
31,82
80
2
9,09
90
-
100
-
Jumlah
22
100 %
Dari tabel 4.1 diatas distribusi skor tes yang tidak merata. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan skor tes terendah (skor minimal) sebesar 40 dan skor tes tertinggi (skor maksimal) sebesar 80. Sedangkan skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 57,7 ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 40,9 % dari jumlah seluruh
28
siswa (9 siswa ) dan 59,1% dari seluruh siswa ( 13 siswa ) belum tuntas sesuai dengan KKM. 7 6 5 4 Banyak Siswa
3 2 1 0 40
50
60
70
80
90
100
Gambar 4.1 Diagram Hasil Evaluasi Pra Siklus Rendahnya nilai rata-rata siswa yang masih dibawah KKM dan tingkat ketuntasan belajar yang rendah maka penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian tersebut penulis akan menerapkan model pembelajaran quantum learning melalui dua siklus yaitu pada materi proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari. 4.2.1 Deskripsi Hasil Siklus I 1) Perencanaan Tindakan Perbaikan pembelajaran pada siklus I dilakukan untuk meteri proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari melalui penerapan model pembelajaran quantum learning. Persiapan yang dilakukan penulis untuk melaksanakan siklus I adalah membuat RPP, mempersiapkan instrument, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, RPP dan lembar observasi dapat dilihat pada lampiran. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus pertama dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 3 , 10 dan 17 Nopember 2015 bertempat di SD Negeri Dukutalit 02 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan Pembelajaran. Urutan kegiatan yang dilaksanakan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
29
a)
Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengabsen kehadiran siswa dan memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu. Pada kegiatan inti siswa diminta untuk menyebutkan tempat tumbuhan hijau membuat makanan, serta mendengarkan penjelasan guru tentang materi proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari. pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat simpulan.
b) Pertemuan 2 Kegiatan awal guru mengabsen dan memberi motivasi dengan menyanyikan lagu secara bersama-sama. Pada kegiatan inti siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok mendiskusikan lembar kerja. Setelah semua kelompok selesai melakukan diskusi mempresentasikan di depan kelas. Setiap kelompok diminta membuat laporan tertulis. Pada kegiatan penutup guru meminta siswa membuat simpulan. c)
Pertemuan 3 Kegiatan awal guru mengabsen dan memberi motivasi dengan menyanyikan lagu secara bersama-sama. Pada kegiatan inti siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah disediakan oleh guru. Pada kegiatan penutup guru menganalisa hasil evaluasi.
3) Observasi No 1
Guru
Aspek
1 2 3 4 1 2 3 4
Tumbuhkan Memberi informasi tentang tujuan
v
Memberi apersepsi
v
Memperhatikan dengan semangat 2
Siswa
v
Alami Memberi
motivasi
tentang
manfaat
v
pembelajaran Memberi contoh
v
v
30
3
Namai Memberi penjelasan tentang bahan dan
v
alat yang harus disiapkan Menyiapkan
bahan
dan
alat
yang
v
dibutuhkan dalam proses pembelajaran 4
Demonstrasikan Memberikan kesempatan siswa untuk
v
mempresentasikan Mempresentasikan hasil diskusi 5
v
Ulangi Mengulangi
langkah-langkah
dalam
v
v
kegiatan pembelajaran 6
Rayakan Bersama-sama membuat simpulan Jumlah
v 21
66%
v 16
67%
Dari observasi yang dilakukan diperoleh hal-hal berikut: a)
Guru sudah memberikan informasi pada awal pembelajaran
b) Dalam melakukan diskusi kelompok siswa sudah dibimbing guru c) Siswa mulai aktif dengan kegiatan pembelajaran tersebut namun masih ada siswa yang mesih bercanda sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru sehingga dalam melakukan diskusi kelompok merasa kebingungan
4) Refleksi Siklus I Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I guru melakukan penilaian tes unjuk kerja yaitu kerja pengamatan, diskusi kelompok, presentasi dan laporan. Dari hasil penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru melalui penerapan model pembelajaran quantum learning tanpa melihat kecerdasan siswa diperoleh skor tes yang disajikan melalui tabel 4.2 dibawah ini :
31
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi skor tes pada siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Dukutalit 02 Semester 1 tahun 2015/2016 Skor
Jumlah siswa
Presentase ( % )
40
2
9,09
50
3
13,63
60
2
9,09
70
10
59,09
80
3
13,63
90
2
9,09
Jumlah
22
100 %
Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa distribusi skor tes nampak tidak merata hal ini ditunjukkan dengan perbedaan skor tes yang terendah ( skor minimal ) sebesar 40 dan skor tes tertinggi ( skor maksimal ) sebesar 90. Kondisi ini menunjukkan kesenjangan skor yang tajam. Skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 65. Ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 68,18% dari jumlah seluruh siswa ( 15 siswa ) dan 31,82 % dari seluruh siswa ( 7 siswa ) belum tuntas sesuai dengan KKM. 10 8 6 Banyak Siswa
4 2 0 40
50
60
70
80
90
100
Gambar 4.2 Diagram Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
32
Tabel 4.3 Ketuntasan pada siklus I siswa kelas 5 SD Negeri Dukutalit 02 Semester 1 tahun 2015/2016 No Ketuntasan Nilai Jumlah Persentasi 1 Tuntas ≥ 65 15 68,18 % 2 Tidak Tuntas < 65 7 31,82 % Jumlah 22 100% Berdasarkan data dari distribusi skor tes pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Learning sudah menunjukkan adanya peningkatan. Pada skor tes dan distribusi ketuntasan belajar pada pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas hanya mencapai ketuntasan 40,9% setelah diadakan pembelajaran siklus I ketuntasan menjadi 68,18 %. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diketahui bahwa selama pembelajaran siswa terlihat sudah aktif namun masih ada beberapa kekurangan antara lain: 1. Masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran baik dalam penyusunan laporan dan presentasi 2. Siswa kurang berani untuk bertanya pada guru hanya berani bertanya pada temannya Berdasarkan tabel 4.2 bahwa yang mendapat nilai 40 sebanyak 2 anak, nilai 50 sebanyak 3 anak, nilai 60 sebanyak 2 anak, nilai 70 sebanyak 10 anak, nilai 80 sebanyak 3 anak dan nilai 90 sebanyak 2 anak yang dapat dilihat pada lampiran nilai maka perlu adanya perbaikan pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada siklus II agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal.
4.2.2 Deskripsi Hasil Siklus II 1) Perencanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus II merupakan perbaikan pembelajaran siklus I. Pada dasarnya siklus II memiliki prinsip kerja yang sama dengan pelaksanaan tindakan siklus pertama dan dengan langkah pembelajaran sama dengan siklus I. Penulis berusaha memperbaiki semaksimal mungkin pembelajaran dengan materi proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari.
33
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan pada tanggal 24 Nopember 2015, tanggal 1, 8 Desember 2015. Pada siklus II ini siswa masih dibuat dalam kelompok dengan jumlah sama dengan siklus I a) Pertemuan 1 Pada kegiatan awal guru mengabsen kehadiran siswa dan memberi dengan meminta siswa menyanyikan lagu secara bersama-sama. Pada kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan guru tentang proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Siswa mengamati gambar proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari yang pasang di papan tulis. Siswa juga diminta untuk mendikusikan. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat simpulan. b) Pertemuan 2 Kegiatan awal guru mengabsen dan memberi motivasi dengan menyanyikan lagu secara bersama-sama. Pada kegiatan ini siswa dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kecerdasan siswa. Siswa mendiskusikan proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Pada kegiatan akhir setiap kelompok diminta melanjutkan menyusun laporan dan membuat kesimpulan. c) Pertemuan 3 Kegiatan awal guru mengabsen dan memberi motivasi dengan menyanyikan lagu secara bersama-sama. Pada kegiatan inti siswa mengerjakan evaluasi yang telah disediakan guru. Pada kegiatan akhir guru menganalisis hasil evaluasi siswa. 3) Observasi No 1
Aspek
Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4
Tumbuhkan Memberi informasi tentang tujuan Memberi apersepsi Memperhatikan dengan semangat
2
Guru
Alami
v v v
34
Memberi
motivasi
tentang
manfaat
v
pembelajaran Memberi contoh 3
v
v
Namai Memberi penjelasan tentang bahan dan
v
alat yang harus disiapkan Menyiapkan
bahan
dan
alat
yang
v
dibutuhkan dalam proses pembelajaran 4
Demonstrasikan Memberikan kesempatan siswa untuk
v
mempresentasikan Mempresentasikan hasil diskusi 5
v
Ulangi Mengulangi
langkah-langkah
dalam
v
v
v
v
kegiatan pembelajaran 6
Rayakan Bersama-sama membuat simpulan Jumlah
28
88%
21
88%
Ketika pembelajaran berlangsung, pengamat menganalisis tingkah laku siswa, dimana siswa berusaha melakukan diskusi kelompok sesuai penjelasan guru, Pengamat mengamati, apakah setiap siswa mengerjakan tugas yang diberikan untuk didiskusikan sesuai yang disampaikan guru. Peneliti menganalisis yang diperoleh ,kemudian pemgamat mencatat dan mengisinya pada lembar observasi yang baru: a) Keaktifan siswa. b) Berani mengeluarkan pendapat c) Terampil mempresentasikan hasil diskusi. 4) Refleksi Siklus II Setelah melakukan pembelajaran siklus 2 guru bersama teman sejawat merefleksi hasil pembelajaran. Dalam siklus II ini penilaian yang digunakan sama
35
yaitu tes unjuk kerja dan laporan hasil diskusi kelompok . Dari hasil penilaian terhadap unjuk kerja dan produk diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekensi Skor Tes pada siklus II Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukutalit 02 Semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 Skor
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
50
1
4.55
60
1
4,55
70
3
13,63
80
7
31,82
90
6
27.27
100
4
18,18
Jumlah
22
100
Pada tabel 4.3 distribusi frekuensi skor tes pada siklus II siswa kelas 5 SD Negeri Dukutalit 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati semester 1 tahun 2015/2016 telah menunjukkan persebaran nilai yang masih kurang merata. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan skor tes yang terendah 50 dan sekor tes tertinggi 100. Kondisi ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada hasil belajar siswa. Skor rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus II sebesar 82,73. Ketuntasan belajar yang dicapai sebesar 90,91% artinya masih ada 2 siswa yang belum tuntas tetapi rata-rata kelas sudah mencapai nilai KKM. 7 6 5 4 Banyak Siswa
3 2 1 0 40
50
60
70
80
90
100
Gambar 4.3 Diagram Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
36
Tabel 4.5 Ketuntasan pada siklus II siswa kelas 5 SD Negeri Dukutalit 02 Semester 1 tahun 2015/2016 No Ketuntasan Nilai Jumlah Persentasi 1 Tuntas ≥ 65 20 90,9 1% 2 Tidak Tuntas < 65 2 9,09 % Jumlah 22 100% Dari pembelajaran pada siklus II ini terlihat semua siswa telah tertarik mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning membantu siswa mengembangkan potensi berfikirnya. Pada saat siswa melakukan diskusi dan presentasi siswa dilatih untuk berbicara didepan orang banyak serta melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Penggunaan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran quantum learning pada mata pelajaran IPA dengan materi proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata kelas dan peningkatan ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel perbandingan ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut Tabel 4.6 Ketuntasan belajar Siswa pada Pra siklus, siklus I dan siklus II Peningkatan ketuntasan Hasil belajar dan Peningkatan Nilai Rata-rata No
Ketuntasan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Tuntas
9
40,9
15
68,18
20
90,91
2
Belum tuntas
13
59,1
7
31,82
2
9.09
3
Nilai rata-rata
57,7
65
82.73
37
Tabel diatas dapat dijelaskan dengan diagram batang sebagai berikut : 20 15 Belum Tuntas
10
Tuntas
5 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.4 Diagram ketuntasan hasil Belajar dari Sebelum Perbaikan Pembelajaran, Siklus I dan Siklus II Dapat dijelaskan pada pra siklus hanya mencapai rat-rata 57,7 dan tingkat ketuntasan persentase 40,9 %
kemudian pada siklus I nilai rata-rata meningkat
menjadi 65 dengan tingkat ketuntasan 68,18% dan pada siklus II mencapai rata-rata 82,73 dan tingkat ketuntasan 90,91%. Masing-masing kenaikan antar siklus yaitu : dari pra siklus ke siklus I rata-rata kelas meningkat 7,3 dan tingkat ketuntasan menjadi 27,28% , sedangkan dari siklus I ke siklus II rata-rata kelas meningkat 17,73 dan tingkat ketuntasan meningkat 22,73% . Jadi kenaikan hasil belajar siswa dari pra siklus hingga siklus II 25,03 dapat dijelaskan pada diagram batang berikut : 100 80 60 Nilai Rata-rata
40 20 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Dengan
penerapan
model
pembelajaran
Quantum
Learning
dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari pada siswa kelas 5 SD Negeri Dukutalit 02
38
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Keberhasilan belajar terletak pada respon seseorang untuk melakukan aktivitas dalam mentranspormasi informasi yang ada. Uraian hasil penelitian di atas didukung oleh pernyataan Arsyad (2002:9) bahwa belajar dengan indera ganda antara pandang dan dengar akan lebih memberikan keuntungan bagi siswa dimana siswa akan belajar lebih banyak dari pada jika materi disajikan hanya dengan stimulus pandang atau dengar saja. Selain menggunakan media metode yang sesuai juga dapat menjadikan pembelajaran menjadi lebih bervariasi. Penggunaan media dapat memegang peran penting dalam pembelajaran. Apabila guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media, sehingga guru disini berperan hanya sebagai pembimbing, fasilitator dan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media yang sesuai dengan pembelajaran juga berpengaruh terhadap siswa, sehingga menjadi lebih terlibat aktif didalamnya. Keterlibatan siswa dalam setiap pembelajaran dikelas dapat menumbuhkan kegiatan maupun keterampilan berpikir, karena pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang mampu meningkatkan interaksi, kualitas, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning dengan menggunakan alat peraga yang sesuai ternyata sudah memberikan antusias yang besar kepada siswa sehingga minat dan motivasi siswa berkembang dan berpengaruh pada hasil belajar yang meningkat.