BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 GAMBARAN UMUM PENELITIAN Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tidakan Kelas (PTK) yang memiliki karakteristik antara lain : 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan oleh guru 2. Berangkat dari permasalahan praktik factual di kelas 3. Adanya tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang bersangkutan (Kasbolah,1999:22) Berdasarkan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di kelas VI SD Negeri Gringgingsari. Pada penelitiann ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas V sebagai teman sejawat. Hal ini dilakukan agar penelitian lebih objektif dan memperoleh masukan-masukan untuk petimbangan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan / observasi dan refleksi.
Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilakukan di kelas VI Tahun 2012/2013 di SDN Gringgingsari, Wonotunggal Batang. Sebelum penelitian dilakukan guru lebih sering mendominasi dengan metode ceramah, Tanya jawab, dan penugasan. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Peneliti belum pernah menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VI terhadap mata pelajaran IPA, peneliti menyajikan data kuantitatif sebagai berikut :
34
35
Tabel 4.1 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus No
Interval nilai
Frekuensi
Prensentase (%)
1 2 3 4 5
75 - 79 70 -74 65 – 69 60 – 65 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 - 44
8 2 1 3 2 1 3
40 10 5 15
Tuntas Tidak tuntas Jumlah
8 12 20
6 7 8
Keterangan KKM =75
10 5 15 40 60 100
Nilai Pra Siklus 14 12
Jumlah Siswa
10 8 6 4 2 0 Tuntas
Tidak Tuntas
Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa 60% (12 dari 20 siswa) mengalami ketidaktuntasan belajar, sedangkan sisanya 40% (8 dari 20 siswa) mengalami
36
ketuntasan belajar dari acuan nilai KKM 75. Dari tabel terlihat jelas pada rentang nilai yang menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 78. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar 60% atau 12 dari 20 siswa belum tuntas belajar. 4.2 HASIL PENELITIAN 4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.2.1.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pembelajaran I dan II yang dikembangkan berdasarkan hasil studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa telah memahami materi yang diajukan. Pada perencanaan tindakan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah : 1)
Menyusun RPP dengan materi “ Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem ”
2)
Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran / alat peraga
3)
Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa
4)
Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa (pada lampiran)
4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 26 Agustus 2013 pukul 07.15 sampai 08.25, tindakan ke dua dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Agustus 2013 di kelas VI SDN Gringgingsari.Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran 20 orang terdiri dari 8 perempuan dan 12 laki-laki, serta dihadiri rekan sejawat sebagai observer. Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah pendekatan STM sesuai RPP dan diobservasi oleh teman sejawat.
37
Berikut ini hasil observasi kegiatan guru : Tabel 4.2 Hasil Observasi Implementasi RPP Siklus 1
Indikator
SKOR 1 2 3 4
1. Melakukan kegiatan apersepsi
√
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
√
3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan √
menggunakan pendekatan STM √
4. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah komponen biotik dan abiotik ekosistem
√
5. Memberikan kesempatan siswa untuk menyimak materi 6. Memfasilitasi siswa untuk berdiskusi mengidentifikasi kegiatankegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem 7. Memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil
√
diskusinya 8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan tindakan
√
positif yang dapat dilakukan peserta didik sebagai individu untuk ikut berperan dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem. 9. Melakukan refleksi bersama siswa
√
10. Menggunakan media secara efektif dan efisien
√ √
11. Pengelolaan waktu secara efisien 12. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran
√ √
13. Mengatur tempat duduk untuk diskusi Jumlah
41
Nilai =
3,15
Kategori
Baik
Selain itu untuk mengetahui keaktivan siswa, dapat dilihat dalam tabel observasi keaktivan siswa berikut ini :
38
Tabel 4.3 Tabel Observasi Keaktivan Siswa RPP Siklus 1
No 1 2 3 4
Aktivitas Siswa
Skor 1 2 3 4
Menempati tempat duduk yang telah ditetapkan
√
Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang
√
disampaikan guru Berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya
√
Mengerjakan LKS yang dibagikan guru bersama
√
kelompoknya
5
Melakukan diskusi kelompok
6
Melaporkan hasil LKS dan presentasi hasil diskusi
√
7
Melakukan kegiatan refleksi
√
8
Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
√
9
Menggunakan waktu dengan baik dan efisien
√
10
Siswa leluasa bergerak dan bekerja
√
√
Jumlah Skor
32
Rata-rata
3,20
Kategori
Baik
4.2.1.3 Analisis dan Refleksi Hasil observasi implementasi RPP pada siklus 1 telah menunjukkan kualitas yang baik dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran STM. Hal tersebut dapat dilihat pada rata-rata dalam pelaksanaannya mendapat skor 3,dan 4. Pada apersepsi, penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran mendapat skor 4 yang artinya guru telah menyampaikan apersepsi yang relevan, penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran sudah diuraikan jelas. Pada aktivitas memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah dan menyimak materi, menunjukkan skor 3, berarti guru telah memfasilitasi dalam perumusan masalah dan memberikan kesempatan pada siswa untuk menyimak materi. Pada aktivitas memfasilitasi siswa dalam berdiskusi dan memberi kesempatan siswa
39
untuk presentasi, menunjukan skor 3 dan 4 artinya guru telah memfasilitasi siswa dalam diskusi serta sangat memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Pada aktivitas memberi kesempatan siswa untuk merumuskan tindakan positif untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan guru melakukan refleksi,mendapat skor 4 dan 3, artinya guru telah sangat memberi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan tindakan positif dan juga telah melakukan refleksi bersama siswa dengan cukup tepat. Pada aktivitas penggunaan media dan pengelolaan waktu secara efektif dan efisien mendapat skor 3, berarti guru telah menggunakan media dan mengelola waktu dengan cukup efektif dan efisien. Akan tetapi media yang digunakan berupa gambar yang seukuran HVS kurang memadai, seharusnya guru menggunakan multi media sehingga lebih menarik antusiasme siswa. Pada aktivitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran mendapat skor 4 yang artinya guru telah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada aktivitas mengatur tempat duduk untuk diskusi mendapat skor 3 artinya guru telah mengatur tempat duduk untuk diskusi dengan baik. Selain melakukan observasi implementasi RPP, observer juga melakukan observasi aktivitas siswa. Hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 menunjukkan hasil yang baik ditunjukkan dengan pada saat mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan STM siswa mendapat skor 3, dan 4. Pada aktivitas siswa menempati tempat duduk yang disediakan, mendapat skor 3 artinya siswa menempati tempat duduk yang disediakan dengan terpaksa karena beberapa siswa meminta anggota kelompok harus dalam gender yang sama. Namun hal tersebut dapat diatasi guru dengan memberi pengertian kepada siswa. Pada aktivitas mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan oleh guru mendapat skor 3 yang berarti siswa mengikuti dengan baik. Pada aktivitas siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya, mendapat skor 3 yang artinya siswa berani dan aktif mengemukakan pendapatnya. Pada aktivitas mengerjakan LKS yang dibagikan guru bersama kelompoknya, siswa mendapat skor 3 artinya siswa mengerjakan LKS dengan baik. Pada aktivitas melakukan diskusi kelomnpok mendapat skor 3 artinya siswa melakukan diskusi kelompok dengan baik. Pada aktivitas melaporkan hasil LKS dan presentasi hasil
40
diskusi siswa mendapat skor 3 artinya siswa melaporkan dan melakukan presentasi dengan benar tetapi kurang lengkap. Pada aktivitas melakukan refleksi, mendapat skor 3 artinya siswa telah melakukan refleksi yng relevan. Pada aktivitas menggunakan bahasa Indonesia dengan baik mendapat skor 3 artinya siswa telah menggunakan bahasa Indonesia, tapi kurang baik. Pada aktivitas menggunakan waktu secara baik dan efisien mendapat skor 3 artinya siswa telah menggunakan waktu secara baik dan efisien. Pada aktivitas siswa leluasa bergerak dan bebas mendapat skor 4 artinya siswa sangat bebas dalam bergerak dan bekerja. Hasil tes yang dilakukan pada pembelajaran dalam siklus 1 dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.4 Distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I Interval nilai
Frekuensi
Prensentase (%)
1 2 3 4 5
95 - 100 90 - 94 85 - 89 80 - 84 75 - 79 70 -74 65 - 69
3 2 2 3 5 4 1
Tuntas Tidak tuntas Jumlah
15 5 20
15 10 10 15 25 20 5 60
6 7
Jumlah Anak
No
Keterangan KKM =75
40 100
16 14 12 10 8 6 4 2 0 Belum Tuntas
Tuntas
Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1
41
Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa (75%) 15 dari 20 siswa mengalami ketuntasan belajar,sedangkan (25%) 5 dari 20 siswa pengalami ketidak tuntasan belajar. Hal ini berdasarkan acuan nilai KKM 75. Nilai rata-rata kelas pada siklus 1 adalah 85 dengan 11 siswa di antaranya di atas rata-rata dan 9 siswa di antaranya di bawah rata-rata. Dari tabel terlihat jelas pada rentang nilai yang menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 68 dan nilai tertinggi adalah 98. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (75 %) 15 dari 20 siswa telah tuntas dalam belajar. Presentase ketuntasan belajar dari pra siklus sampai siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 35%. 4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 4.2.2.1 Perencanaan Tindakan Pada bagian ini tindakan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah : 1)
Menyusun RPP
2)
Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran / alat peraga
3)
Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa
4)
Menyiapkan soal-soal tes evaluasi (pada lampiran)
4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan pertama pada siklus dilaksanakan pada hari Sabtu, Agustus 2013, dan tindakan ke dua dilaksanakan pada hari Senin, 2 September 2013 di kelas VI SDN Gringgingsari. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran 20 orang terdiri dari 8 perempuan dan 12 laki-laki, serta dihadiri rekan sejawat sebagai observer. Dalam tahap pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM sesuai RPP dan diobservasi oleh teman sejawat. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
42
Tabel 4.5 Hasil Observasi Implementasi RPP Siklus 2 Indikator
SKOR 1 2 3 4
1. Melakukan kegiatan apersepsi
√
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
√ √
3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran STM 4. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah dampak
√
pembuangan sampah secara terus menerus 5. Memberikan kesempatan siswa untuk menyimak materi 6. Memfasilitasi siswa untuk berdiskusi mengenai pentingnya
√ √
menjaga lingkungan sekitar 7. Memberi kesempatan siswa mempresentasikan hasil diskusinya
√
8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek pemisahan sampah organik dan anorganik
√
9. Melakukan refleksi bersama siswa √ 10. Menggunakan media secara efektif dan efisien 11. Pengelolaan waktu secara efisien
√ √
12. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran
√ √
13. Mengatur tempat duduk untuk diskusi Jumlah Nilai Kategori
49 3,77 Sangat baik
Sedangkan untuk mengetahui keaktivan siswa, dapat dilihat dalam tabel observasi keaktivan siswa berikut ini :
43
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktivan Siswa Siklus 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aktivitas Siswa Menempati tempat duduk yang telah ditetapkan Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan guru Berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya Mengerjakan LKS yang dibagikan guru bersama kelompoknya Melakukan diskusi kelompok Melaporkan hasil LKS dan presentasi hasil diskusi Melakukan kegiatan refleksi Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik Menggunakan waktu dengan baik dan efisien Siswa leluasa bergerak dan bekerja Jumlah Skor Rata-rata Kategori
Skor 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 36 3,60 Sangat Baik
4.2.2.3 Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada siklus 2 dapat dilihat adanya peningkatan dalam kualitas pembelajaran. Kekurangan kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan maupun peningkatan di beberapa aspek sehingga menjadi lebih baik. Hal ini ditunjukkan pada indikator memfasilitasi siswa dalam perumusan masalah dan diskusi yang pada siklus 1 mendapat skor 3, pada siklus 2 mendapat skor 4 yang artinya guru telah benarbenar memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah dan melaksanakan diskusi. Pada aktivitas memberi kesempatan siswa praktek pemisahan sampah organik dan anorganik mendapat skor 4 artinya guru telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa dalam melakukan praktek. Pada aktivitas menggunakan media secara efektif dan efisien mendapat skor 4 artinya guru telah benar-benar memanfaatkan media secara efektif dan menarik, serta telah memanfaatkan multimedia yang sangat menarik bagi siswa. Pengaturan
44
tempat duduk mendapat skor 4 artinya guru telah mengatur tempat duduk siswa dengan tepat, relevan dengan pendekatan pembelajaran STM. Hasil tes yang dilakukan pada pembelajaran dalam siklus 2 dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Distribusi frekuensi ketuntasan hasil belajar IPA siklus 2 Frekuensi Prensentase (%) Keterangan No Interval nilai 1 2 3 4 5
95 - 100 90 - 94 85 - 89 80 - 84 75 - 79 70 -74 65 - 69
5 8 1 2 2 1 1
Tuntas Tidak tuntas Jumlah
18 2 20
6 7
25 40 5 10 10 5 5 90
KKM =75
10 100
Nilai Siklus 2 Jumlah siswa
16 8 4 2 1 Belum Tuntas
Tuntas
Diagram 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2 Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa (90%)18 dari 20 siswa mengalami ketuntasan belajar,sedangkan (10%)2 dari 20 siswa pengalami ketidak tuntasan belajar. Hal ini berdasarkan acuan nilai KKM 75. Dari tabel terlihat jelas pada rentang nilai yang menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 73 dan nilai
45
tertinggi adalah 100. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (90%) 18 dari 20 siswa telah tuntas dalam belajar. Presentase ketuntasan belajar dari pra siklus 1 sampai siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 25%. 4.3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembahasan hasil penelitian sebagai berikut 4.3.1 Hasil Belajar Hasil belajar dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan ketuntasan belajar dan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian inii dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut : Tabel 4.8 Perbandingan Distribusi Frekuensi KetuntasanBelajar Antar Siklus Pra Siklus Interval nilai
Frekuensi
Siklus 1
Siklus 2
Prensentase (%)
Frekuensi
Prensentase (%)
Frekuensi
Prensentase (%)
95-100 90 - 94 85 - 89 80 - 84 75 - 79 70 -74 65 – 69 60 – 65 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 - 44
5 8 1 2 2 1 1
25 40 5 10 10 5 5
3 2 2 3 5 4 1 -
15 10 10 15 25 20 5 -
5 8 1 2 2 1 1 -
25 40 5 10 10 5 5 -
Tuntas Tidak tuntas Jumlah
8
40
15
75
18
90
12
60
5
25
2
10
20
100
20
100
20
100
46
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
belum tuntas tuntas
pra siklus
siklus I
siklus II
Diagram 4. 4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Antar Siklus Berdasarkan perbandingan hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan kenaikan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan perbandingan nilai rata-rata yakni pada kondisi pra siklus sebesar 58; pada siklus 1 naik menjadi 87 dan pada siklus 2 naik lagi menjadi 93. Adapun peningkatan persentasi hasil belajar klasikal pada kondisi pra siklus 40 %; siklus I naik menjadi 75% dan pada siklus II naik menjadi 90%. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas sebelumnya, penyebab ketidaktuntasan pada 2 siswa dikarenakan siswa sangat lamban dalam mengikuti pelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rapor yang rendah dan tidak naik kelas. Guru perlu mengadakan remidial utuk memperbaiki nilai, dibutuhkan juga perhatian-perhatian yang lebih intensif kepada dua siswa tersebut. 4.3.2 Hasil Observasi Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menilai aktivitas belajar mengajar di kelas. Baik itu cara mengajar guru apakah telah sesuai dengan langkah-langkah dalam pendekatan STM, maupun tingkat keaktivan siswa. Berikut ini disajikan tabel dan diagram perbandingan skor aktivitas mengajar guru dari siklus 1 dan 2 :
47
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Siklus 1 dan 2 No.
Aktivitas mengajar
Skor nilai
Kategori
1
Siklus 1
3,15
Baik
2
Siklus 2
3,77
Sangat Baik
Diagram 4.5 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Siklus 1 dan Siklus 2
Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar 4 3,5
Skor Nilai
3 2,5 2
3.77 ( Sangat Baik) 3.15 (Baik)
1,5 1 Siklus 1
Siklus 2
Selain itu untuk mengetahui tingkat keaktivan siswa dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dari siklus 1 dan 2 disajikan pula tabel perbandingan hasil observasi keaktivan siswa yakni sebagai berikut :
48
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1 dan 2 No.
Keaktifan Siswa
Skor nilai
Kategori
1
Siklus 1
3,20
Baik
2
Siklus 2
3,60
Sangat Baik
Diagram 4.6 Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1 dan 2
Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa 4 3,5
Skor Nilai
3 2,5 2
3.2(baik)
3.6 (baik sekali)
1,5 1 Siklus 1
Siklus 2
Berdasarkan analisis data, untuk aktivitas guru mengajar tampak adanya peningkatan pada setiap siklusnya, hal ini karena adanya komitmen guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Misalnya pada media pembelajaran, pada siklus 1 guru hanya menggunakan media gambar, namun pada siklus 2 menggunakan multi media sehingga lebih menarik motivasi siswa, yang tentu saja akan meningkatkan keaktifan siswa.