BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini penulis memaparkan hasil penelitian yang mencakup deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan, pengujian hipotesis, pembahasan dan keterbatasan penelitian. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Deskripsi Data Dalam uraian berikut ini akan dideskripsikan tentang data hasil belajar
siswa pada mata pelajaran geografi khususnya pada pokok bahasan lingkungan hidup yang di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka penulis mengambil 2 kelas yaitu kelas XI IS-1 sebagai kelas eksperimen ( menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry) dengan jumlah 30 orang dan kelas
XI IS-3 sebagai kelas kontrol (menggunakan model
pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw) dengan jumlah siswa 31 orang.
Secara umum, deskripsi data hasil belajar geografi dari kedua kelas tersebut dapat disajikan pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian Sumber data Post E Test K
N
Skor Min
Skor Max
St. Mean Median Modus Deviasi (Me) (Mo)
30 31
55 45
100 91
84,93 76,88
58
86,5 77,8
90,5 82,9
11,15 12,83
Keterangan : N Skor Min Skor Max E
K
= = = =
Jumlah siswa Skor Minimum Skor Maximum Siswa kelas eksperimen (Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Jigsaw Diintegrasikan Dengan Metode Guided Inquiry) = Siswa kelas kontrol (Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw)
Selengkapnya uraian tentang deskripsi data hasil belajar siswa disajikan sebagai berikut : 1. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Diintegrasikan Dengan Metode Guided Inquiry (Kelas Eksperimen) Jumlah siswa pada kelompok ini berjumlah 30 orang. Data hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar geografi yang terdiri atas 6 butir soal berstruktur dengan rentang skor 0-100. Skor minimum yang diperoleh kelompok ini adalah 55 dan skor maksimum adalah 100. Nilai rata-rata hitung ( ) yang diperoleh setelah data dikelompokkan adalah 84,93; modus (Mo) adalah 90,5; median (Me) adalah 86,5 dan standar deviasi adalah 11,1530 (dalam lampiran 10). Data hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry dapat dilihat pada Tabel Distribusi Frekuensi dibawah ini :
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw Diintegrasikan Dengan Metode Guided Inquiry frelatif No. Kelas Interval fi (%)
1 2 3 4 5 6
55 – 62 63 – 70 71 – 78 79 – 86 87 – 94 95–102 Jumlah
1 3 4 7 8 7 30
3.33 10 13.33 23.33 26.67 23.33 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 8 orang siswa atau 26,66 % memperoleh skor di bawah dari kelas interval yang memuat skor rata-rata, 7 orang siswa atau 23,33 % berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata dan 15 orang siswa atau 50 % memperoleh skor di atas dari kelas interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data pada tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam bentuk histogram di bawah ini :
F r e k w e n s i
8 7 6 5 4 3 2 1 0
54,5
62,5
70,5
78,5
86,5
94,5
102,5
Kelas Interval
Gambar.4.1 Histogram skor hasil belajar siswa (postest) yang menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Diintegrasikan Dengan Metode Guided Inquiry
2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw (Kelas Kontrol) Jumlah siswa dalam kelompok ini adalah 31 orang. Skor minimum yang diperoleh adalah 45, skor maksimumnya adalah 91. Adapun skor rata-ratanya ( ) adalah 76,89; Modus (Mo) adalah 82,9; Median (Me) adalah 77,8; dan standar deviasi adalah 12,83 (dalam lampiran 10) Distribusi frekuensi data hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw tampak pada tabel distribusi frekuensi di berikut ini : Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw No.
Kelas Interval
fi
frelatif (%)
1 2 3 4 5 6
45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-102 Jumlah
2 0 7 5 9 8 31
6.45 0.00 22.58 16.13 29.03 25.81 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa atau 45,16 % memperoleh skor di bawah dari kelas interval yang memuat skor rata-rata, 9 orang siswa atau 29,03 % berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata dan 8 orang siswa atau 25,81 % memperoleh skor di atas dari kelas interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data yang terdapat pada dafrar distribusi frekwensi di atas dapat digambarkan pada histogram di berikut ini :
9 F r e k w e n s i
8 7 6 5 4 3 2 1 0
45,5
52,5
60,5
68,5
76,5
84,5
102,5
Kelas Interval
Gambar 4.2 Histogram skor hasil belajar siswa (postest) yang menggunakan Model Pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw
4.1.2
Hasil Pengujian Analisis Data Sebagaimana yang telah dikemukakan pada Bab III, bahwa analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji t independen 2 sampel bebas. Syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Oleh sebab itu sebelum melakukan uji t perlu analisis normalitas dan homoginitas sebagai berikut: 4.1.2.1 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui jenis statistik apa yang digunakan pada pengujian hipotesis. Jika data yang terkumpul berdistribusi normal, maka digunakan statistik parametrik. Sebaliknya jika data yang terkumpul tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik non parametrik. Dalam
penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan uji Lilliefors pada taraf nyata 0,05 . Hipotesis statistik yang diuji dinyatakn sebagai berikut. H0 : Populasi berdistribusi normal H1 : Populasi tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika Lhitung ≤ Ltabel pada taraf nyata α=0,05. Pengujian ini dikelompokan menjadi dua bagian yaitu : 1. Pengujian Data Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil postest pada kelas eksperimen yang terdapat pada (lampiran 12) dan berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 8) diperoleh nilai Lo sebesar 0,110. Untuk taraf nyata 0,05 dan n = 30, diperoleh nilai Ltabel sebesar 0,161. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima sebab Lo< Ltabel. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. 2. Pengujian Data Kelas Kontrol Berdasarkan hasil postest kelas kontrol pada (lampiran 12) dan berdasarkan hasil perhitungan pada (lampiran 8) diperoleh nilai Lo sebesar 0,1535. Untuk taraf nyata 0,05 dan n = 31 diperoleh nilai Ldaftar sebesar 0,159. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima sebab L0 < Ldaftar. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data
Kelas Eksperimen
0,110
Ltabel 0,05 0,161
Kelas Kontrol
0,1535
0,159
Data/Sumber
L0
Kesimpulan Normal Normal
Berdasarkan hasil pengujian data dari kedua kelas diperoleh hasil bahwa data kedua kelas berdistribusi normal, sehingganya untuk pengujian hipotesisnya digunakan uji statistik parametrik. 4.1.2.2 Pengujian Homogenitas Data Pengujian homogenitas varians ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah kedua sampel dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan hasil tes belajar (postest) yang diberikan pada lampiran 12 dilakukan pengujian homogenitas varians. Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji F (uji varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Hipotesis yang diuji adalah : H0 : Varians data berasal dari populasi yang homogen H1 : Varians data berasal dari populasi yang tidak homogen Kriteria pengujian adalah terima H0 jika Fhitung F( ) (V1V2 ) dan tolak H0 jika
Fhitung F( ) (V1V2 ) dengan F( ) (V1V2 ) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang
0,05 sedangkan V1 dan V2 merupakan derajat kebebasan masing-masing. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 9) diperoleh nilai varians terbesar
s1 135,0365591 dan varians terkecil s2 126,9241379 . Dengan demikian 2
2
nilai Fhitung 1,064 sedangkan nilai Ftabel adalah 1,84. Maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari populasi yang homogen.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Varians Data/Sumber Fhitung Ftabel Kelas Eksperimen 1,064 1,84 Kelas Kontrol
Kesimpulan Homogen
4.1.2.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa syarat-syarat untuk analisis parametrik Uji t dua sampel bebas yang meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas data telah dipenuhi. Hal ini berarti bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat menggunakan analisis parametrik Uji t (Polled Varians). Sedangkan untuk membuat keputusan pengujian hipotesis digunakan uji satu pihak yakni uji pihak kanan. Hasil perhitungan uji t (lampiran 11) ditunjukkan pada gambar kurva penerimaan dan penolakan H0 Berikut ini:
Daerah PenerimaanH0
Daerah Penolakan H0
Gambar 4.3 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan Hasil perhitungan uji t (lampiran 11) diperoleh thitung = 3,8493 dan nilai ttabel = 1,671 pada taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = 59. Hal ini menunjukkan bahwa thitung = 3,8493 > t(1 – α) = 1,671 ini berarti H0 ditolak sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar siswa yang
diajar
menggunakan
Pembelajaran
Cooperative
Learning
tipe
Jigsaw
diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. 4.2 Pembahasan Dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik apabila siswa terlibat secara aktif, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut. Seperti yang dikemukakan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
model
pembelajaran
Cooperative
Learning
tipe
Jigsaw
diintegrasikan dengan Metode Guided Inquiry dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada materi Lingkungan Hidup. Sebelum melakukan penelitian tahap awal yang dilakukan dalam penelitian yakni untuk memperoleh data dengan melakukan observasi di sekolah dan diperoleh informasi bahwa kedua kelas yang akan digunakan perlakuan memiliki kemampuan yang sama (homogen). Perlakuan diberikan pada kelas XI IS-1 yang diajar menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan Metode Guided Inquiry dan kelas XI IS-3 yang diajar menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu peneliti melakukan proses validasi instrumen hal ini tujuannya untuk mengetahui apakah tes ini layak digunakan pada siswa atau tidak. Dimana pada penjelasan sebelumnya bahwa untuk
melakukan validitas yakni validitas melalui pengujian soal (validitas isi). Setelah dilakukan pengujian validitas, hasil yang diperoleh adalah semua soal valid. Selanjutnya untuk menguji reliabilitas tes, digunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh nilai r = 0,501. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa test ini reliabel sehingga bisa digunakan sebagai alat pengumpul data. Selanjutnya adalah pelaksanaan perlakuan pada kedua sampel tersebut. Untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry
sedangkan kelas
kontrol diberikan perlakuan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. Setelah memberikan perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, guru memberikan post-test. Tujuan dari Pemberian post-test ini untuk melihat hasil belajar
siswa
setelah
dibelajarkan
dengan
menggunakan
pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode guided inquiry yaitu pada kelas eksperimen dan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada kelas kontrol. Dari hasil tes hasil belajar diperoleh perbedaaan nilai rata-rata kelas kelas eksperimen x1 84,93 atau 52,49% dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh kelas control x 2 76,8871 atau 47,51%. Perbedaan tersebut seperti ditunjukkan oleh gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 Histogram rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode guided inquiry memiliki nilai rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan dengan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw dengan selisih rata-rata 8,04 atau 4,97%. Selanjutnya akan dilakukan pengujian homogenitas terhadap data tes hasil belajar yang didapat. Untuk melakukan pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F (uji varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Berdasarkan hasil perhitungan,diperoleh nilai Fhitung = 1,064 sedangkan nilai Ftabel adalah 1,84 Karena Fhitung < F
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa varians data
berasal dari populasi yang homogen. Setelah pengujian homogenitas, selanjutnya adalah pengujian normalitas terhadap data hasil belajar. Untuk melakukan pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Liliefors. Untuk kelas eksperimen diperoleh nilai Lo = 0,110. untuk taraf nyata α = 0,05 dengan n = 30 diperoleh Ltabel = 0,161 dapat dilihat bahwa Lo < Ltabel. Karena Lo < Ltabel, maka HO diterima. Dengan demikian hasil tes hasil belajar untuk kelas eksprimen berdistribusi normal. Pengujian normalitas data juga dilakukan pada data hasil belajar kelas kontrol, Dari hasil tes hasil belajar diperoleh nilai Lo= 0,1535 sedangkan untuk taraf nyata α = 0,05 dengan n=31 diperoleh Ltabel = 0,159 karena Lo < Ltabel, dengan demikian kelas kontrol juga berdistribusi normal. Karena kedua sampel berdistribusi normal, maka uji statistik dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (satu pihak), dengan taraf nyata α
= 0,05 dan
dk n1 n2 2 31 30 2 59 . Adapun hipotesis yang akan di uji adalah terima
jika t hitung t tabel dan tolak
jika t hitung t tabel dengan derajat
kebebasan dk n1 n2 2 . Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh
t hitung 3,8493 dan
t tabel 1,671 . Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry dan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw, pada pokok bahasan Lingkungan Hidup. Dimana nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol.
Dari hasil penelitian, perbedaan hasil belajar siswa tidak hanya terdapat pada kelasnya saja tetapi juga terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tiap ranah kognitif antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode guided inquiry dan kelas yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. Distribusi perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk tiap ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Distribusi hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan Gambar 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tiap ranah kognitif, dimana kelas eksperimen lebih tinggi presentase hasil belajarnya pada ranah kognitif C2, C3, C5 dan C6 dibandingkan dengan kelas kontrol, sedangkan untuk ranah kognitif C1 dan C4 terlihat perolehan lebih tinggi pada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan tingkat kesulitan soal dari setiap aspek kognitif dan kaitannya dengan perbedaan kemampuan berfikir dan menganalisa pada setiap siswa baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen telah terlihat bahwa kemampuan siswa
meningkat pada kemampuan pemahaman, penerapan, evaluasi dan berkreasi. Sedangkan untuk kelas kontrol hanya nampak pada kemampuan dalam mengingat dan menganalisis. Sehingganya perolehan hasil belajar nampak lebih tinggi kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Salah satu yang menyebabkan rata-rata skor kedua kelas berbeda adalah model pembelajaran yang digunakan serta keaktifan siswa dalam menyimak materi yang di jelaskan. Pada kelas eksperimen penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry ini dibentuk melalui kelompok asal dan kelompok ahli, dimana setiap kelompok ahli diberi tanggung jawab untuk memecahkan suatu permasalahan, mulai dari merumuskan
masalah,
menentukan
hipotesis
berdasarkan
permasalahan,
mengumpulkan data dan menganalisis data, hingga memperoleh kesimpulan, dan adanya tanggung jawab bagi setiap anggota kelompok dalam menguasai materinya masing-masing untuk diajarkan pada anggota kelompok lain setelah kembali kekelompok asal. Dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa jika mengalami kesulitan. Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ini dibentuk melalui kelompok asal dan ahli yang tidak terdapat pemecahan permasalahan pada setiap pembahasan kelompoknya. Dengan demikian dalam pelaksanaan akan terdapat kecenderungan perbedaan hasil belajar yang dicapai. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry dapat menciptakan ketertarikan siswa, membuat siswa lebih senang belajar geografi karena siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan dapat menemukan serta memecahkan permasalahannya sendiri. Sehingga penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry akan lebih membuat siswa terlibat aktif dan menguasai setiap materi yang dipelajari dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. Hal ini terbukti bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yakni 84,93 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar pada kelas kontrol dengan rata-rata 76,8871 , dan perbandingan persentasi rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi 4,97% dari kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh bahwa t hitung t tabel yakni
t hitung 3,8493 dan t tabel 1,671 , dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw diintegrasikan dengan metode Guided Inquiry dan
hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw.