40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran wilayah penelitian Kecamatan Kota Timur merupakan Kecamatan yang terdiri dari 6 kelurahan. Masing – masing kelurahan di kecamatan kota Timur adalah Kelurahan Heledulaa Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan Padebuolo dan kelurahan Tamalate. Disamping itu pula batas – batas wilayah Kecamatan Kota timur Kota Gorontalo yaitu : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan kota Utara 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila Kab. Bone Bolango 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Kota Timur sebanyak 24.590 jiwa, dengan rata – rata bekerja sebagai petani dan PNS. Untuk keadaan alam di wilayah Kecamatan Kota timur dialiri sungai Bone pada Kelurahan Tamalate dan Kelurahan Padebuolo. Beberapa sungai kecil pun mengalir dari kelurahan Moodu, Heledulaa Utara dan Heledulaa Selatan hingga kelurahan Ipilo. Di sebagian wilayah kelurahan moodu terdapat area persawahan
41
yang digarap. Kelurahan Tamalate, Padebulo dan memiliki perkebunan kelapa, jagung dan tanaman lainnya yang merupakan kepemilikan warga. Beberapa tempat umum dan fasilitas umum yang ada diwilayah Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo seperti, Kepolisian Sektor Kota Timur, Puskesmas, beberapa fasilitas pendidikan, Kantor Urusan Agama, Pasar harian, pasar mingguan dan tempat pencucian motor/ Mobil. 4.2 Hasil Penelitian Penellitian yang dilakukan di semua sampel berdasarkan parameter fisik (suhu dan kekeruhan) dan parameter kimia (pH dan BOD) menunjukan hasil yang bervariasi. Kekeruhan di dalam air disebabkan adanya zat tersuspensi didalam air seperti lempung lumpur, tanah, zat organic, zat kimia, deterjen, debu dan lain – lain. Hasil penelitian akan kekeruhan dari kesepuluh sampel menunjukan bahwa beberapa sampel telah melebihi batas kekeruhan (25 NTU) yaitu sebanyak 7 sampel. Sedangkan 3 sampel lainnya berada di bawah standart yang telah ditetapkan untuk pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan sampel kedua seluruh sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan sedangkan untuk pengambilan sampel ketiga 9 sampel melebihi nilai ambang batas yaitu 25 NTU. Hasil pengukuran Kekeruhan pada masing – masing sampel yang dibandingkan dengan standarnya dapat dilihat pada tabel berikut :
42
800 700 600 Kekeruhan (NTU) pengambilan I
500 400
Kekeruhan (NTU) pengambilan II
300 200
Kekeruhan (NTU) pengambilan III
100
Standart Kekeruhan
0
Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Kekeruhan limbah cuci motor Grafik 4.1 menunjukan bahwa pada sampel pengambilan pertama hanya 3 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki kekeruhan di bawah standar 25 NTU, selebihnya memiliki nilai kekeruhan yang bervariasi di atas standar 25 NTU. Jika dijabarkan nilai kekeruhan yang telah melebihi 25 NTU adalah 85 NTU, 100 NTU, 160 NTU, 50 NTU, 65 NTU, 40 NTU dan 60 NTU. Nilai kekeruhan disebabkan banyaknya kandungan zat padat yang ada di dalam limbah cair tersebut. Sedangkan nilai 3 sampel yang tidak melebih standar kekeruhan adalah 13 NTU , 22 NTU dan 21 NTU. Untuk sampel pengambilan
kedua semua pencucian motor
mengahasilkan limbah cair yang kekeruhannya melebihi nilai ambang batas 25 NTU, berturut – turut nilai yang ditunjukan adalah 85 NTU, 90 NTU, 220 NTU,750 NTU,70 NTU,120 NTU,110 NTU,65 NTU,500 NTU dan 38 NTU. Untuk sampel
43
pada pengambilan
ketiga 9 pencucian motor menunjukan nilai kekeruhan yang
melebihi nilai ambang batas dan satu pencuciam motor yang dibawah nilai ambang batas. Suhu adalah temperatur air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri , suhu menjadi parameter yang penting. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi selain itu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misal O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya (Haslam, 1995 dalam Alamsyah ; 2008). Sesuai dengan standar pada suhu untuk limbah industri ada 30 0C merupakan suhu maksimal yang dianjurkan. Dari hasil penelitian sampel pada pengambilan pertama menunjukan terdapat 5 sampel yang masih memenuhi syarat, rata rata berada di suhu 30 0C. Sedangkan 5 sampel lainnya berada di atas standar yang telah ditentukan. Untuk sampel pada pengambilan kedua semua sampel berada sesuai nilai ambang batas yang telah ditunjukan. Untuk sampel pada pengambilan ketiga 7 sampel sesuai nilai ambang batas yang telah ditentukan dan 3 sampel lainnya menunjukan melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan 300C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :
44
35 30 25 20
Suhu Pengambilan I
15
Suhu Pengambilan II
10
Suhu Pengambilan III Standart Suhu
5 Sampel 10
Sampel 9
Sampel 8
Sampel 7
Sampel 6
Sampel 5
Sampel 4
Sampel 3
Sampel 2
Sampel 1
0
Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Suhu pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur.
Grafik 4.2 menunjukan bahwa 5 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki suhu sesuai standar yaitu 300C sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri , selebihnya memiliki nilai suhu yang bervariasi di atas standar yang ada. Jika di jabarkan nilai suhu yang sesuai standart
adalah 290C, 30 0C,
300C,dan 300C. Sedangkan nilai 5 sampel yang melebihi standar adalah 32 0C, 310C, 30,5 0C, 310C dan 31 0C. Pada pengambilan kedua semua sampel sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu 300C berturut – turut hasil uji suhu pada semua sampel yaitu : 290C, 290C, 290C, 280C, 300C,280C, 290C, 290C, 29 0C, dan 28 0C. Sementara untuk pengambilan ketiga terdapat 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas,
45
berturut – turut ; 31 0C, 310C dan 31 0C. Sementara 7 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu : 290C, 30 0C, 290C, 300C, 30 0C, 290C, dan 300C. pH atau derajat keasaman merupakan suatu ukuran konsentrasi ion Hidrogen dan menuju suasana air tersebut bereaksi asam/basa. Nilai pH menunjukan jumlah ion dan hidrogen yang ada didalam air sehingga dapat diketahui apakah air tersebut dalam keadaan basa atau pun asam yang dapat mempengaruhi kosentrasi masing – masing zat atau pun cairan (Pescod, 1973 dalam alamsyah ; 2008). Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri
standar pH berada pada kisaran 6-9 jika
melebihi kadar tersebut maka sudah berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Hasil penelitian limbah cair pencucian motor dari ke sepuluh sampel menunjukan 2 sampel berada di luar standar yang telah ditentukan yaitu bernilai 5,47 dan 9,27 pada pengambilan pertama sedangkan pada pengambilan kedua semua sampel sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan. Untuk pengambilan ketiga 3 sampel tidak sesuai nilai ambang batas yang ditentukan dan 7 sampel lainnya sesuai nilai ambang batas yaitu di antara 6-9. Selebihnya hasil pengukuran menunjukan berada dikisaran 6-9. Untuk lebih jelasnya hasil pengkuran dapat dilihat pada grafik berikut :
46
10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0
Standar asam pH Pengambilan I pH Pengambilan II pH Pengambilan III Standar Basa
Grafik 4.3 Hasil Pengukuran pH pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur.
Dari grafik 4.3 menunjukan bahwa hanya 2 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki pH di luar standar 6 -9 sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri standar pH berada pada kisaran 6-9, selebihnya memiliki nilai pH yang bervariasi. Jika dijabarkan nilai kekeruhan yang sesuai standart 6 -9 adalah 7.94, 8, 8.22, 9.27, 8.38 8.13, 7.55, 7,57, dan 7,16. Sedangkan nilai 2 sampel yang tidak melebihi standar pH adalah 5,47 dan 9,27. Pada pengambilan kedua berturut – turut nilai yang dihasilkan 7.92, 8.21, 8.62, 8.14, 8.24, 8.35, 7.56, 7.56, 8.57, dan 8.42. Pada pengambilan ketiga berturutturut nilai yang dihasilkan yaitu ; 7.8, 8.63, 8.5, 9, 5.78, 8.7, 8.87, 7.9, 7.6 dan 5. Nilai
47
pH disebabkan banyaknya kandungan zat kimia yang ada di dalam limbah cair tersebut seperti deterjen yang digunakan pelicin/pengilap, minyak dan debu. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan buangan dalam air (Fardiaz, 1992 dalam alamsyah ; 2008) Semakin tinggi nilai BOD yang dihasilkan maka itulah nilai yang dibutuhkan oleh air terhadap oksigen dalam melaksanakan reaksi biokimia dalam air serta berarti semakin tinggi tingkat pencemaran limbah cair yang dihasilkan oleh pencucian motor. Untuk standar bagi industi kecil dari nilai BOD, kadar maksimumnya adalah 50 mg/l sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri. Jika limbah memiliki di atas 50 mg/l maka dikatakan sudah mencemari lingkungan dan jika berada dibawah 50 mg/l dikatakan belum mencemari lingkungan atau masih bisa ditoleransi oleh lingkungan. Dari hasil penelitian yang telah dilasanakan terdapat 3 sampel yang menunjukan melebihi batas maksimum yang telah dianjurkan 50 mg/l. Sementara 7 sampelnya berada di bawah standar secara bervarias pada pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan kedua terdapat 3 sampel yang telah melebihi nilai amang batas yang telah ditentukan dan 7 sampel lainnya masih berada dibawah nilai ambang batas yang telah ditentukan. Pada pengambilan ketiga hanya terdapat 1sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya tidak melebihi nilai ambang batas, lebih di jelasnya dapat di lihat dalam grafik berikut :
48
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
BOD Pengambilan I BOD Pengambilan II BOD Pengambilan III Standart BOD
. Grafik 4.3 Hasil Pengukuran pH pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur Dari grafik 4.4 menunjukan terdapat 3 sampel yang telah melebihi standar BOD yang telah ditentukan. Jika dijabarkan masing masing pada pengambilan sampel pertama 91,4 mg/l, 59,0 mg/l dan 70,3 mg/l . Sedangkan 7 sampel lainnya yang tidak melebihi standar memiliki nilai yang bervariasi yaitu 26,9 mg/l, 12,38 mg/l, 11,7 mg/l, 5,8 mg/l, 15,8 mg/l, 16,7 mg/l dan 23,2 mg/l. Pada pengambilan kedua yaitu 13 mg/l, 23.6 mg/l,60.2 mg/l,18.6 mg/l,31 mg/l,26.7 mg/l,65.7 mg/l,71 mg/l,33.2 mg/l, dan 8.4 mg/l. Pada pengambilan ketiga yaitu 65.3 mg/l, 34.4 mg/l, 23.5 mg/l, 45.2 mg/l, 13.3 mg/l, 23.6 mg/l, 46.3 mg/l, 23 mg/l, 12 mg/l, dan 78 mg/l, Nilai BOD yang terlihat merupakan nilai oksigen yang dibutuhkan untuk dapat melakukan reaksi biokimia didalam air. Semakin tinggi nilai BOD maka semakin tinggi pencemaran yang terjadi yang disebabkan oleh pencucian motor.
49
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa beberapa sampel melebihi standar yang telah ditetapkan dimasing – masing parameter. Kondisi limbah cair yang dibuang tanpa menggunakan SPAL atau pengolahan terlebih dahulu akan dapat merusak kesehatan lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan tiga kali untuk mengetahui kualitas limbah cair dimasing –masing parameter pada waktu yang berbeda sehingga dapat diambil nilai rata- rata yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Hasil rata-rata pengukuran masing –masing parameter limbah pencucian motor di Kec. Kota Timur Label sampel
Rata - rata Kekeruhan (NTU)
Standar kekeruhan (NTU)
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10
71.1 89.3 96.3 343.3 61.7 87.7 62.7 61 263.3 27.3
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Rata rata Suhu O C 29 30.3 30.3 29.3 30 29 29.7 30 29.7 29.7
Stand ar Suhu o C 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Ratarata pH
Standar pH
7.9 8.3 7.5 8.5 7.8 8.5 8.2 7.7 7.9 7.5
6-9 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9
Rata rata BOD mg/l 56.6 28.3 32.5 40.9 18.7 40.2 39.3 36.6 22.6 36.5
Stand ar BOD mg/l 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sumber : data Primer 2012
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa beberapa sampel jika dirata-ratakan dari tiga kali pengambilan sampel ada yang menunjukan melebihi standar di parameter kekeruhan, suhu, pH atau pun nilai BOD. Begitu bervariasi hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Hasil penelitian ini pun mungkin memiliki tingkat akurasi yang harus
50
dipertimbangkan seperti waktu pengambilan sampel, pengujian pada waktu yang sama hingga akurasi pembacaan nilai dari masing – masing parameter. Untuk parameter kekeruhan jika dilihat dari nilai rata-rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda semua sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan, dengan begitu limbah cair berpotensi untuk mencemari lingkungan. Untuk parameter fisik suhu jika dilihat dari nilai rata – rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda terdapat 2 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 8 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Untuk parameter kimia pH jika dilihat dari nilai rata-rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda semua sampel belum melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan, sedangkan untuk parameter BOD terdapat 1 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang atas. Meski dari masing – masing parameter belum menunjukan tingkat pencemaran berat namun pembuangan limbah cair pencucian motor tetap harus diperhatikan karena bisa mengancam kesehatan lingkungan sekitar. Hasil tersebut menunjukan untuk setiap pencucian motor memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan jika limbah pencucian motor dilepaskan ke lingkungan begitu saja. Oleh karenanya dibutuhkan proses pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum melepas ke alam bebas. Sehingga dapat mengatasi atau setidaknya mengurangi dampak kerusakan lingkungan.
51
Untuk mengalirkan limbah cair ke tempat saluran atau drainase kota yang ada mungkin adalah upaya yang positif namun harus ditinjau kembali apakah saluran / drainase kota mengalir dengan lancar dan hulu hilir nya jelas. Sehingga tidak merugikan bagi lingkungan lain yang limbah cairnya dialiri melewati tempat – tempat tersebut. Terlebih lagi Kecamatan Kota Timur memiliki lingkungan alam yang begitu vital seperti sungai, pasar, persawahan dan lainnya yang harus dijaga kelestariannya agar jauh dari pencemaran aktivitas yang ada. 4.3 Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari dari Dinas Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, Kecamatan Kota Timur
Kota Gorontalo memiliki 2 usaha
pencucian motor yang telah terdaftar. Namun berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kecamatan Kota terdapat 11 pencucian motor yang belum terdaftar di Dinas BLH Kota Gorontalo.
Namun 2 pencucian motor diakhir bulan Juni
menghentikan usaha mereka dan mengganti dengan usaha lain. 1 pencucian motor telah menjadi bagian dari Kecamatan Dumbo Raya, sehingga total pencucian motor yang ada di Kecamatan Kota Timur adalah 10 pencucian motor. Dari 10 tempat pencucian motor yang ada hanya satu yang memiliki Sistem pembuangan Air Limbah (SPAL). Pada umumnya pencucian tersebut mengalirkan air limbah ke saluran atau drainase kota dan membiarkan tergenang. Masing – masing dari pencucian motor tersebut di ambil sampelnya yang mengalir ke badan air. Pengambilan sampel berdasarkan SNI 6989.59:2008 tentang pengambilan sampel pada industri yang tidak memiliki SPAL yaitu diambil limbah
52
cair cucian motor yang jatuh ke badan air pada titik awalnya. Kemudian botol sampel sebelumnya dicuci dengan air sampel terlebih dahulu untuk menghomogenkan suasana botol sampel dengan keadaan sampel. Pengambilan sampel dilakukan 3 kali pada waktu yang berbeda untuk mengetahui kualitas air ditiap pengambilan sampel dan dapat mengambil nilai rata-rata dari ketiga hasil pengukuran untuk dapat menggambarkan kualitas limbah cair pencucian motor. Selanjutnya, masing-masing dilakukan pengambilan sampel air limbah untuk mengetahui kualitas air melalui pengujian parameter fisik (Suhu dan Kekeruhan) dan parameter kimia (pH dan BOD ). Namun sebelumnya sampel di acak dan diberi label urutan botol sampel. Untuk hasil penelitian kualitas limbah cair
ditinjau dari masing masing
parameter dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Limbah cair Cuci Motor Label sampel Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10
Kekeruhan Kekeruhan Kekeruhan (NTU) (NTU) (NTU) Hari I
Hari II
Hari III
RATA RATA
85 100 13 160 50 65 22 40 60 21
85 90 220 750 70 120 110 65 500 38
45 78 56 120 65 78 56 78 230 23
71.7 89.3 96.3 343.3 61.7 87.7 62.7 61.0 263.3 27.3
Sumber : data primer 2012
Keterangan memenuhi Standart syarat atau tidak Kekeruhan memenuhi syarat 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi 25.0 Tidak Memenuhi
53
Tabel 4.2 menunjukan untuk pengujian parameter fisik (Kekeruhan) masingmasing 10 sampel limbah cair memiliki nilai Kekeruhan yang bervariasi. Nilai Kekeruhan terendah dari sampel limbah cair yang diukur 13 NTU yaitu untuk sampel 3 limbah cair dan nilai Kekeruhan tertinggi 160 NTU yaitu untuk sampel 4 limbah cair pada pengambilan sampel pertama, sedangkan pada pengambilan sampel kedua nilai kekeruhan terendah adalah 38 NTU (sampel 10) dan nilai kekeruhan tertinggi adalah 750 NTU (sampel 4). Pada pengambilan sampel ketiga nilai kekeruha terendah adalah 23 NTU (sampel 10) dan nilai kekeruhan tertinggi adalah 230 NTU (sampel 9) Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus, deterjen, minyak dan oli), maupun bahan anorganik dan organic yang berupa plankton dan mikro organisme lain. Dalam hal ini, limbah pencucian motor paling banyak mengandung deterjen. Dari masing – masing pencucian motor yang ada, 7 pencucian motor menggunakan sabun colek sebagai pembersih ban motor, selanjutnya deterjen bubuk dilarutkan ke dalam air untuk mencuci badan motor secara berulang – ulang. Hal inilah yang mempengaruhi tingkat kekeruhan pada limbah pencucian motor. Disamping itu badan motor yang berdebu, becek, dan juga memiliki zat oli menambah sifat kekeruhan limbah cair yang dihasilkan. Tingkat bersih-kotornya motor sangat mempengaruhi kekeruhan limbah cair yang dihasilkan. Tidak hanya badan motor
54
namun mesin motor dan knalpot motor yang ber-oli dan mengandung minyak menjadi salah satu penyebab terjadinya kekeruhan pada pencucian motor. Pada umumnya motor yang dicuci secara berkala dengan jangka waktu yang pendek memiliki tingkat kotor yang rendah sebaliknya jika
motor tidak mendapatkan
pencucian dalam jangka waktu lama maka akan menghasilkan limbah cair yang keruh, karena kotoran,debu, minyak dan oli mesin mengendap di badan motor. Hasil rata-rata pengukuran parameter kekeruhan dari 3 kali pengambilan sampel pada waktu yang berbeda menunjukan semua sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan. Menurut hasil observasi tempat pencucian motor paling banyak menggunakan deterjen bubuk di banding deterjen colek. Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur Label sampel Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10
Suhu (0C)
Suhu (0C)
Suhu (0C)
Hari I
Hari II
Hari III
29 32 31 31 30 30,5 31 30 30 30
29 29 29 28 30 28 29 29 29 28
29 30 31 29 30 30 29 31 30 31
Rata Rata
Standart Suhu
29.0 30.3 30.3 29.3 30.0 29.0 29.7 30.0 29.7 29.7
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
Keterangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Sumber : Data Primer 2012 Tabel 4.3 menunjukan pengujian parameter fisik (suhu) masing-masing 10 sampel limbah cair memiliki nilai suhu yang bervariasi. Ada 5 sampel yang telah
55
melebihi suhu yang telah ditetapkan yaitu 30 0C. sedangkan 4 sampel lainnya berada tepat di standar 300C, dan 1 sampel memiliki suhu 29,5 0C pada pengambilan sampel pertama. Untuk pengambilan kedua semua sampel masih sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk pengambilan ketiga terdapat 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 7 sampel lainnya masih sesuai standart. Keadaan suhu pada limbah cair dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi lingkungan menjadi salah satu faktor yaitu apakah tempat pencucian motor, atau drainase tempat dialirkan limbah cair terbuka, karena pancaran sinar matahari dapat mempengaruhi suhu limbah cair yang ada. Untuk semua sampel, keadaan drainase atau tempat pencucian motor
mendapatkan pancaran sinar matahari yang baik
namun tidak langsung. Karena sekitar pencucian motor di lindungi oleh atap pencucian motor. Sementara itu sumber air yang langsung kena sinar matahari pun akan turut mempengaruhi. Rata-rata pencucian motor menggunakan sumur bor yang dialiri lewat pipa dan menggunakan mesin DAP, sehingga sinar matahari tidak terpancar. Waktu pengambilan sampel pun cukup berpengaruh. Untuk penelitian ini pengambilan sampel dilakukan pada pukul 10.00 Wita dimana keadaan cuaca belum terlalu panas. Di samping itu, rata-rata tempat pencucian motor baru beroperasi sekitar pukul 9.00 pagi. Suhu limbah cair sedikitnya dipengaruhi oleh keadaan mesin motor yang dicuci. Mesin motor yang langsung dicuci ketika tiba di tempat pencucian motor masih dalam keadaan panas. Jika langsung dicuci dan dialiri air akan turut mempengaruhi keadaan mesin motor dan suhu dari pada limbah pencucian motor.
56
Suhu sangat berpengaruhi pada kondisi air yang ada dan keadaan kehidupan dalam air, dalam keadaan suhu yang panas akan memperburuk keadaan alam air karena oksigen akan cepat memuai sehingga mempengaruhi keadaan oksigen dalam air. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran pH Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur Label sampel
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10
pH
pH
pH
Pengambilan I
Pengambilan II
Pengambilan III
7.94 8 5.47 8.22 9.27 8.38 8.13 7.55 7.57 7.16
7.92 8.21 8.62 8.14 8.24 8.35 7.56 7.56 8.57 8.42
7.8 8.63 8.5 9 5.78 8.7 8.87 7.9 7.6 6.9
Keterangan memenuhi Rata Standar syarat atau - rata pH tidak memenuhi syarat 7.9 6-9 Memenuhi 8.3 6-9 Memenuhi 7.5 6-9 Memenuhi 8.5 6-9 Memenuhi 7.8 6-9 Memenuhi 8.5 6-9 Memenuhi 8.2 6-9 Memenuhi 7.7 6-9 Memenuhi 7.9 6-9 Memenuhi 7.5 6-9 Memenuhi
Sumber : Data Primer 2012 Untuk nilai Nilai pH dari 10 sampel limbah cair pencucian motor yang diuji pun bervariasi. Nilai pH terendah dalam sampel limbah cair cuci motor yang di uji 5,47 yaitu pada sampel 3 dan untuk nilai pH tertinggi 9,27 yaitu sampel 5. Dari 10 sampel yang diuji hanya terdapat 2 sampel yang tidak memenuhi standar atau nilai ambang batas yaitu sampel 5 dengan nilai pH 9,27 keadaan basa dan sampel sampel 3 dengan nilai pH 5,47 keadaan asam untuk pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan kedua semua sampel rata – rata sesuai dengan nilai ambang batas yang
57
telah ditentukan yaitu berada diantara 6-9 nilai kadar pH. Sementara pada pengambilan ketiga terdapat 2 sampel yang tidak berada dinilai ambang batas yang telah ditentukan dan 8 sampel lainnya berada pada nilai ambang yang telah ditentukan pH menentukan derajat kandungan ion hydrogen dalam air. Air yang baik maka harus seimbang keadaan nilai ion H+
dan OH
-
.
Perubahan nilai pH
dipengaruhi oleh reaksi yang terjadi antara zat yang tersuspensi, debu, oli, deterjen dengan air pencucian. Semua pencucian motor menggunakan deterjen bubuk dan sabun colek/krim sebagai bahan pembersih. Deterjen mengandung surfaktan. Dengan keadaan tersebut deterjen sudah memiliki sifat basa yaitu diatas nilai kadar pH 9. Oleh karenanya jika nilai pH begitu tinggi maka kosentrasi ion tidak seimbang dan menyebabkan kadar oksigen didalam limbah cair berkurang. Karena masing – masing pencucian motor menggunakan deterjen bubuk yang dilarutkan dalam air dengan kadar takar sedikit maka sampel pencucian motor rata-rata masih memliki nilai kadar pH yang masih sesuai standar yaitu 6-9.
58
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran BOD Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur Label sampel
BOD
BOD
BOD
Pengambilan I
Pengambilan II
Pengambila n III
91.4 26.9 13.85 59 11.7 70.3 5.8 15.8 16.7. 23.2
13 23.6 60.2 18.6 31 26.7 65.7 71 33.2 8.4
65.3 34.4 23.5 45.2 13.3 23.6 46.3 23 12 78
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10
Ratarata
Stan dart BOD
56.6 28.3 32.5 40.9 18.7 40.2 39.3 36.6 22.6 36.5
50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0
Keterangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat Tidak Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Sumber : data primer 2012 Untuk pengujian BOD ( Biochemical Oxigen Demand ) memiliki nilai yang bervariasi. Untuk nilai BOD terendah dalam sampel limbah cair cuci motor yaitu 5,8 mg/l pada sampel 7. Untuk nilai BOD tertinggi 91,4
yaitu sampel 1. Dari 10
sampel 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas maksimum yaitu 50 mg/l. Sementara 7 sampel lainnya masih berada di bawah standar 50 mg/l pada pengambikan sampel pertama. Untuk pengambilan sampel kedua terdapat 2 sampel yang telah melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan dan 8 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Untuk pengambilan sampel ketiga yaitu satu sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk dapat menguraikan atau mengoksidasi semua zat terlarut didalam air. Semakin tinggi
59
nilai BOD yang muncul maka semakin tinggi nilai tingkat pencemaran yang terjadi. Tinggi rendahnya nilai BOD dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah oksigen yang terlarut, jumlah zat kimia yang ada, fiskositas yang terjadi, keadaan lingkungan serta suhu limbah cair tersebut. Semakin tinggi suhu air maka semakin tinggi nilai kejenuhan dalam air dan semakin rendah kosentrasi oksigen yang ada. Sementara dari ke sepuluh sampel menunjukan beberapa faktor yang bervariasi seperti keadaan lingkungan yang terbuka luas sehingga suhu limbah cair berada rata- rata 30 0C sehingga mempengaruhi kejenuhan yang ada didalam air. Disamping itu untuk beberapa sampel yang memiliki nilai BOD yang telah melebihi batas karena lingkungan tempat pencucian motor yang digabung bersama kegiatan perbengkelan sehingga limbah minyak pencemar lebih berpotensi masuk dan bercampur dengan limbah cair hasil pencucian motor. Nilai kekeruhan yang tinggi mempengaruhi nilai BOD semakin keruh limbah cair yang dihasilkan artinya semakin banyak zat padat yang tersuspensi
maka semakin tinggi reaksi antar
senyawa dan molekul yang terjadi sehingga kondisi air berusaha dalam keadaan netral dan melepaskan banyak oksigen dipengaruhi oleh keadaan limbah cait tersebut. Limbah pencucian motor yang ada di lingkungan Kecamatan Kota Timur harus lebih diperhatikan, mengingat dari sepuluh sampel, 9 sampel tidak memiliki SPAL. Semua limbah dialirkan ke drainase kota. Padahal keadaan Kecamatan kota Timur merupakan wilayah dengan dataran rendah, dialiri oleh dua anak sungai dan satu sungai Bone. Hal tersebut membuat kawasan Kecamatan Kota Timur menjadi
60
kawasan yang berpotensi untuk banjir. Jika keadaan banjir maka limbah cair yang berada diselokan dapat meluap dan mencemari lingkungan sekitar lebih luas, seperti pertanian, sungai, dan lingkungan warga. Limbah cair yang dialirkan langsung ke drainase kota bisa menjadi ancaman bagi lingkungan. Setiap hari rata – rata dari sepuluh sampel pencucian motor mencuci 6-10 motor. Namun jika mendekati hari – hari tertentu pencucian motor bisa bertambah seperti hari besar agama, minggu, sabtu dan kamis. Sementara intesitas tinggi pencucian motor terjadi pada waktu pagi dan sore hari. Itu artinya nilai ratarata pencemaran di setiap motor dikali 6 -10 motor dan dikali setiap hari, maka sebanyak itu limbah cair yang dihasilkan sebagai pencemar lingkungan.
Meski
limbah pencucian motor dari masing – masing parameter termasuk dalam kategori pencemar ringan namun jika dibiarkan maka akan memperburuk kondisi lingkungan yang ada. Karena setiap hari pencuciam motor yang ada menghasilkan limbah cair. Namun dalam penelitian ini terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki kedepan seperti penggunaan prosedur pengambilan sampel yang tidak menggunakan sarung tangan, waktu pengambilan sampel yang kurang tepat pada siag hari dan lain sebagainya. Sehingga bagi orang lain agar dapat memperhatikan hal – hal tersebut dalam mempengaruhi hasil penelitian.
61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor berdasarkan parameter fisik kekeruhan, dari rata – rata 3 kali pengambilan sampel menunjukan semua sampel melebihi standar nilai ambang batas yang telah ditentukan (25 NTU) 2. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor dari rata – rata 3 kali pengambilan sampel berdasarkan parameter fisik suhu, terdapat 8 tempat pencucian motor yang memenuhi standar
yaitu dibawah 300C.
Sedangkan 2 tempat pencucian motor lainnya berada diatas standar 300C. 3. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor dari 3 kali pengambilan sampel berdasarkan parameter kimia pH, rata - rata semua sampel masih sesuai dengan standar yang telah ditentukan (6-9) 4. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor berdasarkan parameter kimia BOD dari 3 kali pengambilan sampel dengan nilai rata – rata, terdapat 9 tempat pencucian motor yang memenuhi standar
50mg/l.
Sedangkan 1 tempat pencucian motor lainnya berada di atas standar 50 mg/l artinya sudah termasuk mencemari lingkungan.
62
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh peneliti antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat dengan melihat hasil penelitian, bahwa terdapat sampel air yang memiliki tingkat keasaman atau pH yang tinggi, kekeruhan yang tinggi dan nilai kebutuhan oksigen yang tinggi, maka diharapkan masyarakat dapat menjaga lingkungan serta mengawasi bersama limbah cair yang dihasilkan masing – masing industri agar tidak merugikan lingkungan dan kesehatan. 2. Bagi instansi terkait, diharapkan lebih meningkatkan proses pengawasan terhadap usaha pencucian motor dalam skala apapun serta
memberikan pengarahan
mengenai pengolahan limbah cair secara berkala agar kesehatan, kestabilan dan ekosistem dapat terjaga dengan baik. 3. Bagi perusahaan / penyelenggara pencucian kenderaan bermotor; diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan yang akan diperoleh dari hasil pencucian motor, tetapi juga mampu memperhatikan, menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan tempat kerja dengan membuat saluran limbah cair atau pembuatan SPAL yang baik, agar tidak merugikan kesehatan lingkungan yang akan berdampak bagi manusia itu sendiri. Kalaupun pembuatan SPAL sudah dilakukan tetap harus melaksanakan kontroling bagi kondisi SPAL tersebut untuk mengetahui apakah masih bias mengolah limbah cair dengan baik.
63
4. Bagi Mahasiswa ; diperlukan penelitian lanjutan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kualitas limbah cair pencucian motor mengingat penelitian ini hanya sebatas penggambaran bagaimana perbedaan masing-masing kualitas limbah cair pencucian motor dengan parameter fisik (suhu dan kekeruhan) dan parameter kimia (pH dan BOD). Agar dapat menciptakan sumbangsih yang lebih bermanfaat bagi lingkungan dan masayarakat luas.