KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua kecamatan dibentuk pada tahun 2008. Dua kecamatan baru yang terbentuk karena adanya pemecahan yaitu Kecamatan Mlonggo menjadi Mlonggo dan Pakis Aji, serta Kecamatan Keling menjadi Keling dan Donorojo. Kabupaten Jepara memiliki 194 desa, 11 kelurahan, 1.041 RW, 4.647 RT, dan 310. 961 KK. Banyaknya desa/kelurahan, RW, RT, dan KK dijelaskan dalam Tabel 7. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun 2009 Kecamatan Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Tahun 2009 Tahun 2008 Tahun 2007
Desa/ Kelurahan 18 12 12 15 18 15 11 15 16 8 8 12 11 12 8 3 194 194 194
RW 65 84 51 44 75 78 51 75 84 51 51 120 78 68 54 14 1.041 1.009 986
RT 257 340 239 217 387 365 283 311 305 278 263 434 331 332 252 53 4.647 4.668 4.605
KK 19.773 22.034 14.238 17.612 30.112 18.591 20.079 22.778 21.862 22.690 14.238 23.758 25.705 18.310 16.219 2.962 310.961 301.814 281.767
Sumber: BPS Kab. Jepara (2010)
Ibu kota Kabupaten Jepara adalah Kecamatan Jepara. Pemilihan Kecamatan Jepara sebagai ibu kota didasarkan kepada letak yang sangat strategis di wilayah Kabupaten Jepara. Strategis ditinjau dari akses perwilayah. Seluruh kegiatan pemerintahan Kabupaten Jepara dikonsentrasikan pada kecamatan ini.
Letak Geografi dan Topografi Kabupaten Jepara terletak antara 5o 43` 20,67” sampai 61o 47` 25,83” Lintang Selatan dan 110o 9` 48,02” sampai 110o 58` 37,40” Bujur Timur. Batas Kabupaten Jepara dijelaskan sebagai berikut: Barat
: Laut Jawa
Utara
: Laut Jawa
Timur : Kabupaten Kudus dan Pati Selatan : Kabupaten Demak Jarak terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Tahunan yaitu 7 km dan jarak terjauh adalah Kecamatan Karimunjawa yaitu 90 km. Dipandang dari ketinggian permukaan air laut, wilayah Jepara terhampar dengan ketinggian antara 0 – 1300 m. Kabupaten Jepara keadaan topografinya bergunung bukit, dataran rendah sampai landai dengan ketinggian tempat dari permukaan laut bervariasi yang dijelaskan pada Lampiran 1. Topografi Jepara sangat bervariasi, terdiri dari 27 desa pantai terdapat juga desa di lereng punggung bukit sebanyak 24 desa selebihnya berupa dataran sebanyak 141 desa dan 2 desa berupa lembah/DAS. Selain itu terdapat satu Kecamatan (Karimunjawa) yang berupa wilayah dengan gugusan pulau-pulau sebanyak 27 pulau. Karakteristik Tanah dan Keadaan Iklim Kabupaten Jepara apabila dilihat dari keadaan geologinya terdiri dari beberapa jenis tanah, yaitu; 1) Tanah Aluvial yang berwarna coklat/hitam yang beraneka sifat, produktivitasnya rendah sampai tinggi, digunakan untuk tanah pertanian dan pemukiman; 2) Tanah Latosol yang berwarna merah sampai kehitaman, biasanya digunakan untuk tanaman hortikultura dengan produktivitas sedang sampai tinggi; 3) Tanah Laterit yang berwarna kekuningan digunakan untuk tanaman padi, palawija, sayuran dengan produktivitas rendah sampai tinggi. Curah hujan tertinggi tercatat 2.617 mm tercurah di Kecamatan Keling dengan hari hujan sebanyak 99 hari. Sedangkan curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Nalumsari sebanyak 1.380 mm dengan 71 hari hujan. Curah hujan ratarata di Kabupaten Jepara sebesar 2.006 mm dengan 85 hari hujan (BPS Kab. Jepara, 2010).
27
Luas Wilayah dan Penggunaan Ladang Luas wilayah Kabupaten Jepara adalah 100.413,189 ha yakni menempati 3,09% dari wilayah Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Jepara dapat dilihat seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jepara Kecamatan Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Jumlah
Ha 4.306,281 3.587,806 2.370,001 2.764,205 6.504,268 5.696,538 8.887,865 3.890,581 2.466,699 4.240,236 6.055,280 8.535,241 10.812,384 12.311,588 10,864,216 7.120,000 100.413,189
Km2
Persentase (%)
43,063 35,878 23,700 27,642 65,043 56,965 88,879 38,906 24,667 42,402 60,553 85,352 108,124 123,116 108,642 71,200 1.004,132
4,29 3,57 2,36 2,75 6,48 5,67 8,85 3,87 2,46 4,22 6,03 8,50 10,77 12,26 10,82 7,09 100,00
Sumber: BPS Kab. Jepara (2010)
Potensi wilayah yang merupakan faktor pendukung pembangunan pertanian di Kabupaten Jepara, adalah sebagai berikut; a.
Pada ekosistem lahan sawah, usahatani yang dikelola mencakup komoditas padi, palawija dan hortikultura.
b.
Pada ekosistem lahan kering, usahatani yang dikelola mencakup padi ladang/gogo, palawija disamping program-program yang dilaksanakan melalui program dari sub sektor tanaman pangan dan sub sektor peternakan. Berdasarkan penggunaan lahan diketahui bahwa luas tanah sawah sebesar
26.282,056 ha atau 26,17% dari luas wilayah Kabupaten Jepara dan tanah kering sebesar 74.131,133 ha atau 73,83% (BPS Kab. Jepara, 2010). Berdasarkan komoditi yang ditanam, penggunaan lahan di Kabupaten Jepara terbagi dalam dua kelompok, yaitu komoditas tanaman pangan dan komoditas perkebunan. Tanaman pangan meliputi padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang
28
kedelai, dan kacang tanah. Sedangkan tanaman perkebunanan diantaranya adalah tanaman kelapa, tebu, dan lainnya. Luas panen komoditas tanaman pangan dijelaskan pada Gambar 1 dan produksi komoditas tanaman pangan Kabupaten Jepara disajikan pada Tabel 9.
Gambar 1. Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan Jepara Perbulan Tahun 2009 Sumber: BPS Kab. Jepara (2010)
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan khususnya kecukupan beras, Pemerintah Kabupaten Jepara terus memacu produktivitas padi, pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 36.259 ton atau 19,64% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Begitu juga produktivitas mengalami peningkatan yaitu mencapai 53,14 kwt setiap hektarnya dibanding tahun 2008. Kecamatan terluas adalah Welahan yaitu 4.010 ha, merupakan kecamatan penyandang pangan dengan produksi padi sebesar 9,73% dari total produksi padi di Kabupaten Jepara, Kecamatan Nalumsari menjadi kecamatan terluas kedua sebesar 9,39%, dan kecamatan terluas ketiga adalah Kecamatan Bangsri sebesar 9,03%.
29
Tabel 9. Produksi Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Jepara Tahun 2009 Kecamatan Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Tahun 2009 Tahun 2008 Tahun 2007
Padi 19.269 10.141 9.482 21.505 16.981 20.745 19.367 8.988 3.738 11.955 10.563 19.950 14.933 16.188 17.114 0 220.919 184.660 197.219
Jagung 270 1.227 1.008 3.497 1.446 3.176 5.936 139 190 1.869 1.409 3.059 1.146 8.777 380 0 33.529 13.152 11.655
Produksi (ton) Kacang Kacang Kedelai Tanah 0 9 0 115 0 127 17 108 18 1.192 15 572 0 5.606 0 578 0 35 0 78 0 2.410 4 2.155 0 142 0 2.097 0 777 0 0 54 16.001 91 15.435 34 18.320
Ubi Jalar 246 157 268 212 145 224 0 0 0 0 212 11 0 0 0 11 1486 926 963
Ubi Kayu 1.625 13.324 3.643 393 17.104 21.312 20.730 68 154 3.797 10.108 8.381 11.443 37.304 52.697 51 202.134 124.096 153.278
Sumber: BPS Kab. Jepara (2010)
Jenis tanaman kebunan rakyat yang mempunyai luas areal cukup luas antara lain kelapa dan tebu. Tahun 2009 luas tanaman kelapa meningkat 153,75 ha dan luas tanaman tebu meningkat 237,28 ha dibanding tahun sebelumnya. Sumber Daya Manusia Jumlah penduduk Kabupaten Jepara adalah 1.107.973 jiwa yang terdiri dari 557.576 laki-laki (50.32%) dan 550.397 perempuan (49,68%), dimana sebaran penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Tahunan (98.052 jiwa) dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Karimunjawa (8.823 jiwa). Jika dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, kepadatan penduduk Kabupaten Jepara mencapai 1.103 jiwa per km2. Penduduk terpadat berada di Kecamatan Jepara (3.136 jiwa per km2), sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Karimunjawa (124 jiwa per km2). Penduduk Kabupaten Jepara berdasarkan lapangan usaha (sektor) sebagian besar berusaha/bekerja di sektor Industri (39,59%), Perdagangan (21,01%), dan
30
Pertanian (20,28%), selebihnya berusaha/bekerja di sektor Pertambangan, Listrik, Konstruksi, Keuangan dan Jasa. Populasi Ternak Ruminansia Secara umum, populasi ternak ruminansia tahun 2007 - 2009 terus mengalami peningkatan. Populasi ternak ruminansia pada tahun 2009 meningkat sebesar 4.078 ekor dari tahun sebelumnya. Peningkatan terbesar terjadi pada populasi sapi potong sebesar 3.864 ekor. Populasi ternak ruminansia (ekor) Kabupaten Jepara disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Populasi Ternak Ruminansia (ekor) di Kabupaten Jepara Tahun 2009 Sumber: BPS Kab. Jepara (2010)
Populasi ternak ruminansia (ST) disajikan pada Gambar 3. Berdasarkan Satuan Ternak (ST) populasi tertinggi adalah sapi potong yaitu sebanyak 61,32% dari populasi total berikutnya adalah kambing 21,62%, kerbau 9,65%, dan domba 7,39%. Adapun populasi ternak ruminansia (ST) perwilayah dapat dilihat pada Lampiran 4. Kecamatan Donorojo merupakan kecamatan yang memiliki populasi ternak tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya yaitu sebesar 21,10% dari populasi total, kemudian diikuti oleh Kecamatan Bangsri sebesar 14,55%. Secara umum, populasi ternak ruminansia terbanyak berada di wilayah utara yaitu Kecamatan Donorojo, Bangsri, Kembang, dan Keling. Adapun populasi ternak
31
ruminansia (ekor) berdasarkan umur dan jenis kelamin tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Gambar 3. Populasi Ternak Ruminansia (ST) di Kabupaten Jepara Tahun 2009 Sumber: BPS Kab. Jepara (2010)
Indeks Konsentrasi Ternak (IKT) dapat menggambarkan kepadatan populasi ternak komparatif antara kecamatan dalam satu kabupaten. Secara tidak langsung IKT juga menggambarkan kecocokan wilayah pada jenis ternak tertentu dan juga memberikan indikasi bahwa wilayah Jepara secara umum mempunyai kepadatan populasi ternak yang cukup tinggi terutama untuk ternak domba, kambing, kerbau, dan sapi potong. Tabrany (2006) menyatakan bahwa Kabupaten Jepara sebagai kabupaten yang termasuk daerah rendah iklim kering sangat cocok dikembangkan ternak sapi potong, kerbau, kambing, dan domba. Hasil analisis Indeks Konsentrasi Ternak (IKT) dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.
32
Gambar 4. Indeks Konsentrasi Ternak (IKT) Ternak Ruminansia Besar di Kabupaten Jepara Nilai IKT juga menunjukkan daerah yang mempunyai potensi ternak tertentu yaitu: wilayah yang memiliki potensi sapi potong yang tinggi (IKT > 1) adalah Kec. Donorojo, Bangsri, Kembang, Tahunan, Keling, dan Batealit. Sedangkan wilayah yang memiliki potensi kerbau yang tinggi (IKT > 1) adalah Kec. Kembang, Welahan, Nalumsari, Kalinyamatan, Pecangaan, dan Bangsri.
Gambar 5. Indeks Konsentrasi Ternak (IKT) Ternak Ruminansia Besar di Kabupaten Jepara
33
Gambar 5 menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi kambing yang tinggi (IKT > 1) adalah Kec. Donorojo, Bangsri, Kembang, Keling, Mayong, dan Welahan. Sedangkan wilayah yang memiliki potensi domba yang tinggi (IKT > 1) adalah Kec. Donorojo, Bangsri, Kembang, dan Mayong. Berdasarkan hasil analisis IKT menunjukkan bahwa beberapa kecamatan memiliki potensi sebagai lumbung ternak ruminansia di Kabupaten Jepara. Daerah tersebut adalah Kecamatan Donorojo, Bangsri, dan Kembang. Hal ini ditunjukkan dengan IKT yang tinggi (IKT > 1,0) lebih dari dua jenis ternak ruminansia (Lampiran 6).
34
Keterangan: : Sapi Potong : Kerbau : Kambing : Domba
Gambar 6. Wilayah yang Memiliki Potensi Ternak Ruminansia yang Tinggi (IKT>1,0)
35